TABLET
NIM : 190102038
PALEMBANG
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
2 . 6 . 1 Manajemen Mutu.........................................................................8
2 . 6 . 4 Operasional..................................................................................10
2 . 6 . 5 Inspeksi Diri................................................................................10
Penarikan Kembali......................................................................10
i
2 . 6 . 7 Transportasi.................................................................................11
2 . 6 . 9 Dokumentasi................................................................................12
3.4 Tugas dan Fungsi Pada Struktur Organisasi PBF Tri Sapta Jaya......24
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................33
4.1 Pengadaan................................................................................................33
4.2 Penerimaan..............................................................................................33
4.3 Penyimpanan...........................................................................................33
4.5 Pelaporan.................................................................................................35
4.6 Dokumentasi............................................................................................35
5.1 Kesimpulan..............................................................................................37
5.2 Saran........................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................38
ii
Daftar Lampiran
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan lebih banyak
lagi studi teknik pembuatan sediaan obat. Diharapkan dengan studi ini akan didapatkan
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih
atau sirkuler, kedua permukaannya rata dan cembung, mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (Farmakope Indonesia edisi III 1979).
Tablet merupakan suatu sediaan farmasetis yang sangat digemari oleh masyarakat
Pada umumnya dalam pembuatan tablet terdapat zat tambahan. Zat tambahan
yang digunakan dapat berfungsi sebagai bahan pengisi, bahan pengikat, bahan
Salah satu bahan tambahan yang memegang peranan penting dalam tablet adalah
bahan pengikat. Bahan pengikat adalah bahan yang mempunyai sifat adhesive yang
digunakan untuk mengikat serbuk- serbuk menjadi granul yang memungkinkan untuk
5
dikempa menjadi tablet yang kompak. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat lebih memahami
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan
dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat
pembasah atau zat lain yang cocok. (Farmakope Indonesia Edisi III).
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan
memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi
kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat
mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak
tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini. (Farmakope Indonesia Edisi IV).
Tablet adalah sediaan padat ,dibuat secara kempa cetak,berbentuk rata atau
cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga
antara lain :
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas
terkendali);
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang
lebih rendah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
1. Zat aktif
Zat Aktif Obat adalah unsur dalam obat yang memiliki khasiat menyembuhkan
2. Eksipien/bahan tambahan
Bahan pengisi adalah suatu zat inert secara farmakologis yang ditambahkan ke
dalam suatu formulasi sediaan tablet, bertujuan untuk penyesuaian bobot dan ukuran
pembuatan tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet. Berikut ini beberapa zat
pengisi yang sering digunakan: laktosa, laktosa anhidrat, laktosa semprot kering, fast flo
kohesivitas serbuk sehingga memberi ikatan yang penting untuk membentuk granul
yang dibawah pengempaan akan membentuk suatu massa kohesif atau kompak yang
pragelatinisasi 0,5%, starch 1500, gelatin 2-10%, sukrosa 50-75%, akasia 10-25%,
Bahan ini dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam saluran cerna. Zat-zat
yang digunakan seperti: amilum kering, gelatin, agar-agar, natrium alginat, selulosa
mikrokristal.
d. Glidan
digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. Contoh : silika pirogenik
koloidal.
Bahan ini dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Zat-zat yang
digunakan seperti: talcum, magnesii stearat, asam stearat. tablet, zat berkhasiat dan
bahan tambahan, kecuali bahan pelicin dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang
halus tidak mengisi cetakan dengan baik. Dengan dibuat granul akan terjadi free
flowing, mengisi cetakan secara tetap dan dapat dihindari tablet menjadicapping (retak)
(Anief, 1987).
1. Tablet Kempa
2. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah
diberikan.
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah,
granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini
biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat
tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain
sebagainya. Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut:
a. Granulasi Basah
Yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang
lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga
terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat
aktif tahan terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak
langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsipdari metode
granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai
mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau
atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan
dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting
dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan
meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan
dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah
ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua
bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka
massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau
meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul
diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan
2) Meningkatkan kompresibilitas
4) Mengontrol pelepasan
3) Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
b. Granulasi Kering
Disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan
mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi
untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul).
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik,
digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa
langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh
massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug
kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih
baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas
dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin
khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar
500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan
satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu
penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang
2) Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
kontaminasi silang
Yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa
15
zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa,
tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif
tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah
jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode
kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan
2) Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu
yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin
3) Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
4) Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul,
tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus,
sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
1) Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
2) Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu
sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa
kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa
16
spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi
aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga
3) Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat;
mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
tablet yaitu diukur dengan alat thickness tester atau jangka sorong. Sebanyak 10
tablet diukur diameter dan ketebalannya dimana diameter tablet tidak lebih dari
tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet.
tablet, kemudian dihitung rata-rata bobot tablet, tidak boleh lebih dari dua tablet
pada kolom A dan tidak boleh satu tablet pun menyimpang dari rata-ratanya
lebih dari yang ditetapkan pada kolom B seperti tabel di bawah ini (FI edisi III)
25 mg ≤ 15 30
17
26 mg – 150 mg 10 20
>300 mg 5 10
Dalam uji kekerasan tablet, alat yang digunakan adalah hardness tester. Uji
kekerasan tablet dilakukan dengan sebanyak 10 tablet diletakkan satu per satu
pada landasan mesin uji kekerasa. Angka yang ditunjukkan pada skala
2008)
tablet tersebut dimasukkan pada alat friability tester yang sudah diatur kecepatan
pada 25 rpm dengan 100 kali putaran. Lakukan 2 kali percobaan dan catat hasil
akhir penimbangan tablet yang masih utuh dan hitung berapa kerapuhannya
Untuk uji waktu hancur tablet menggunakan alat disintegration tester dimana
pada suhu 37° C dijalankan dan dihitung waktu hancur tablet. Syarat waktu
18
METODE PENELITIAN
3.1.1 Alat
1) Beker gelas
2) Lumpang
3) Alu
4) Batang Pengaduk
5) Spatel
6) Gelas Ukur
7) Aluminium Foil
3.1.2 Bahan
1) Paracetamol 250Mg
2) Laktosa qs
4) Gelatin 5% qs
5) Explotab 2%
6) Mg steorat 2%
7) Talc 1%
8) Aerosil 3%
19
3.2 Perhitungan Bahan
1. Paracetamol 250Mg/tab
Jumlah zat pengikat terpakai sekitar 33,3% karena komponen fase dalam
bersifat hidrofob
4. Explotab 2%
5.MagnesiumStearat 2%
6. Talc 1%
1% = 1% x 225gram = 2,25gram
7. Aerosil 3%
20
3% = 3% x 225gram = 6,75 gram
8. Lactosa qs
= 100% - 75,22%
= 24,78%
1. Paracetamo 125Gram
3. Gelatin 5Gram
4. Explotab 4,5Gram
6. Talc 2,25Gram
7. Aerosil 6,75Gram
8. Laktosa 55,75Gram
kebutuhan
21
4. Diamkan selama 24 Jam
2. Siapkan lumpang besar,masukan zat aktif, zat pengisi, dan zat penghancur
dalam lalu homogenkan.
3. Masukkan larutan pengikat sedikit demi sedikit (tidak semua larutan terpakai)
kedalam lumpang yang sudah ada campuran serbuk hingga terbentuk massa
lembab. Catat jumlah zat pengikat yang terpakai.
4. Massa lembab tersebut dilewatkan pada ayakan sambil ditekan tekan sedikit
dengan ukuran 12-14 pilih salah satu.
3. Kemudian cetak
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada makalah ini akan dibuat tablet dengan zat aktif paracetamol 250 mg
dengan berat 450 mg per tablet dan eksipien yang digunakan sebagai berikut :
yaitu dengan menambahkan cairan pada suatu serbuk atau campuran serbuk dalam
suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan menghasilkan granul.
Dalam proses granulasi basah zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur
homogeny, lalu dibasahi dengan larutan pengikat. Diayak menjadi granul lalu
dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C. Setelah kering diayak
lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambah
23
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
membasahi serbuk hingga menjadi massa lembab lalu dikerikan dan diayak
dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak dan dapat melekat. Metode
4.2 Saran
24
BAB V
5.1 Kesimpulan
25