Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PREFORMULASI

“TABLET”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Prefolmulasi


Dosen Pengampu: Apt. Iid Nurdiansyah.,M,Farm

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

M. Khairul Fikri 01022063


M. Lucky Viansyah 01022064
M. Rizky Aryanto 01022065
Nadia Kusumah 01022069
Nida Shafa Salsabilla 01022075
Nikhlatuzzaidah 01022077
Nina Faradillah 01022079
Putri Indrajati 01022091

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya
Alhamdulillah hirabbil alamin penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam penyusun curah
limpahkan kepada baginda Rasulullah saw, yang telah memberikan
warna Illahiyah dalam hidup kehidupan manusia di dunia ini.
Banyak rintangan dalam menulis makalah ini, tetapi dengan
bantuan dan dukungan kerabat, penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan sebagai
masukan dan perbaikan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna baik bagi
penyusun maupun semua yang membaca makalah ini. Amin

Cirebon, 24 Oktober 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................................3
BAB II TEORI DASAR TABLET.......................................................................................................4
2.1 Pengertian Tablet.....................................................................................................................4
2.1.1 Tablet (Menurut FI III)...........................................................................................................4
2.1.2 Tablet (Menurut FI IV)..........................................................................................................4
2.1 .3 Tablet (Menurut IMO)...........................................................................................................4
2.2 Bentuk – bentuk & Ukuran Sediaan Tablet..................................................................................4
2.3 Komponen Tablet..........................................................................................................................9
2.4 Keuntungan Dan Kerugian Sediaan Tablet.................................................................................10
2.5 Cara Pembuatan Tablet...............................................................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................17

2
BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tablet merupakan suatu sediaan farmasetis yang sangat digemari oleh
masyarakat karena penggunaannya yang praktis. Keunggulan tabletmeliputi :
1. tablet merupakan bentuk sediaan yang kompak dan mudah
digunakan,
2. merupakan bentuk sediaan oral dengan ketepatan ukuran serta
variabilitas kandungan yang paling rendah,
3. memberikan stabilitas obat dalam sediaan yang baik.
Pada umumnya dalam pembuatan tablet terdapat zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai bahan pengisi,bahan
pengikat, bahan penghancur,dan bahanpelicin(Anonim,1979).
Salah satu bahan tambahan yang memegang peranan penting dalam tablet
adalah bahan pengikat. Bahan pengikat adalah bahan yang mempunyai sifat
adhesive yang digunakan untuk mengikat serbuk-serbuk menjadi granul yang
memungkinkan untuk dikempa menjadi tablet yang kompak.Zat pengikat
dapat ditambahkan dalam bentuk kering tetapi lebih efektif ditambahkan dalam
bentuk larutan(Anonim,1995)
Amilum mempunyai berbagai macam fungsi dalam pembuatan tablet yaitu
sebagai bahan pengisi, bahan pengikat dan bahan penghancur. Amilum
mempunyai dua kandungan utamaya itu amilosa dan amilopektin.
Amprotab dapat digunakan sebagai bahan pengikat dalam tablet
parasetamol.Amprotabadalahamilumpro tablet,yaitu merupakan suatu amilum
yang dikhususkan untuk penggunaan dalam pembuatan tablet. Pemeriannya
berupa serbuksangat halus, putih. Kelarutannya praktistidak larut dalam air
dingindanetanol(Anonim,1979).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian tablet ?
1.2.1 Apa saja aspek-aspek dalam tablet ?
1.2.1 Bagaimana memahami cara pembuatan tablet ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Mengetahui langkah-langkah cara pembuatan sediaan
tablet yang baik dan tepat.
1.3.2 Dapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan
sediaan tablet.
1.3.3 Memahami dan mengembangkan tentang sediaan tablet.
1.3.4 Mendapat pengetahuan tentang teknologi farmasi
khususnya dalam sediaan tablet.
1.3.5 Untuk menambah wawasan dan keterampilan.

3
BAB II TEORI DASAR TABLET
2.1 Pengertian Tablet
2.1.1 Tablet (Menurut FI III)
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang
cocok.
2.1.2 Tablet (Menurut FI IV)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai
tablet cetak dan tablet kempa.Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi
yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya.
Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat
dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu
juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat
amorf atau gumpalan.Namun demikian, walaupun obat tersebut baik
kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas,
mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih
banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.
2.1.3 Tablet (Menurut IMO)
Tablet adalah sediaan padat ,dibuat secara kempa cetak,berbentuk rata
atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
2.2 Bentuk – bentuk & Ukuran Sediaan Tablet
2.2.1 Bentuk – bentuk Tablet
a. Bentuk silinder
b. Bentuk kubus
c. Bentuk cakram
d. Bentuk bundar
e. Bentuk batang
f. Bentuk telur/peluru
g. Bentuk pipih/sirkuler
h. Bentuk oval
i. Bentuk cincin
j. Bentuk segitiga,segi empat,segi lima, banyak segi, segiempat
panjang, bentuk hati

2.2.2 Ukuran – ukuran Tablet


a. Menurut R. Voigt
 Garis tengah pada umumnya 15-17 mm
 bobot tablet pada umunya 0,1 g-1g
b. Menurut Lachma

4
 Tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci.
 Berat tablet berkisar antara 120-700 mg ≥ 800 mg.
 Diameternya 1/4-7/6 inci.
c. Menurut Dom Martin
 1/8-1 1/5 inci.
d. Menurut FI III
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan
tidak kurang dari 1/3 kali tebal tablet.
2.2.3 Macam-macam Sediaan Obat Tablet
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi
pada serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.
2. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan
rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada
pembentukan Krista yang terbentuk selama pengeringan, tidak
tergantung pada kekuatan yang diberikan.
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi
tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau
kombinasi dengan bahan eksipien seperti :
 Pengisi (memberi bentuk) : laktosa
 Pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu
saluran cerna) : amylum gelatin, tragakan
 desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu
siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri
atas dua atau lebih lapisan. Disebutjuga sebagai tablet berlapis.
Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang
inkompatibel (tidak tersatukan).
c. Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet
tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi
yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga
jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup
untuk beberapa waktu tertentu (misal tablet lepas lambat 6 jam,
12 jam, dsb).
d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang
tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut
dalam usus halus yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada
waktu-waktu tertentu.
e. Tablet Salut Gula

5
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan
gula baik berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi
zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, kelembaban),
menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
f. Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau
tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur
cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-
kali.
g. Tablet Effervesen
Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena
mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru
diminum..
h. Tabel Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang
harus dikunyah sebelum ditelan.
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara
gusi dan pipi. Biasanya keras dan berisis hormon. Bekerja
sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam
waktu yang lama (secara perlahan).
b. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah,
berisi nitrogliserin.Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh
darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut
agar dapat segera memberi efek terapi.Diabsorbsi oleh selaput
lendir di bawah lidah.
c. Tablet Hisap atau Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan
bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk
tujuan lokal pada selaput lendir mulut.
d. Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk
ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan
gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya
bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu
senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan,
atau untuk mengurangi pendarahan dengan melepaskan suatu
astringen atau koagulan.
3. Tablet ovula
a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan
secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau
sistemik.
b. Tablet Vaginal

6
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan
dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan
zat aktifnya.Biasanya mengandung antiseptik,
astringen.Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan
mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan
sistemik.
c. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik,
mesin tablet harus steril.Dimaksudkan untuk implantasi
subkutan (untuk KB, mencegah kehamilan).
4. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain
a. Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk
penggunaan tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil
umumnya silindris digunakan untuk memberikan jumlah zat
aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas
lidah dan ditelan dengan air minum.
b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut
atau melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk
membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
menambahkan pelarut steril (FI IV)
c. Tablet Dispending
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk
sediaan padat atau cair.Dimaksudkan untuk ditambahkan ke
dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau
konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan
konsentrasi tertentu.
5. Berdasarkan Distribusi Obat Dalam Tubuh
a. Bekerja lokal. Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada
rongga mulut; ovula untuk pengobatan pada infekldi di
vagina.
b. Bekerja sistemik : per oral.
 Yang bekerja short-acting (jangka pendek) : dalam satu
hari memerlukan beberapa kali menelan obat
 Yang bekerja long-acting (jangka panjang) : dalam satu
hari cukup menelan satu tablet.
Tablet jangka panjang dapat dibedakan menjadi :
 Delayed Action Tablet (DAT)

7
Dalam tablet ini terjadi penundaan pelepasan zat aktif
karena pembuatannya adalah sebagai berikut : sebelum
dicetak, granul dibagi dalam beberapa kelompok.
Kelompok pertama tidak diapa-apakan, kelompok kedua
disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah
beberapa saat, kelompok ketiga disalut dengan bahan
penyalut yang pecah lebih lama dari kelompok kedua, dst.
Granul-granul dari semua kelompok dicampurkan dan
baru dicetak.
 Repeat Action Tablet (RAT)
Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya
dicetak dahulu menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian
granul-granul yang kurang lama pecahnya dimampatkan di
sekeliling kelompok pertama sehingga terbentuk tablet
baru.
6. Berdasarkan Jenis Bahan Penyalut
Tujuan penyalutan tablet :
udara, kelembaban, atau cahaya.
a. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak.
b. Membuat penampilan lebih baik dan menarik.
c. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
Misal : tablet enterik yang pecah di usus
Macam-macam tablet salut :
a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee)
Adalah disalut dengan gula dari suspensi dalam air
mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium
karbonat, talk atau titanium dioksida yang disuspensikan
dengan gom akasia atau gelatin.
Tahapan pembuatan salut gula :
1. Penyalutan dasar (subcoating). Jika tablet mengandung zat
yang higroskopis, tablet dilapisis dulu dengan salut
penutup (sealing coat) agar air dari sirop salut-dasar tidak
masuk ke dalam tablet.
2. Melicinkan (smooting)Proses pembasahan berganti-ganti
dengan sirop pelicin dan pengeringan dari salut dasar
tablet menjadi bulat dan licin.
3. Pewarnaan (coloring)Memberi zat warna yang
dicampurkan pada sirop pelicin.
4. Penyelesaian (finishing) adalah proses pengeringan salut
sirop
5. Pengilapan (polishing) merupakan tahap akhir, digunakan
lapisan tipis lilin yang licin.
b. Tablet salut selaput (film-coated tablet) Disalut dengan
hidroksipropilmetilslulosa, metilselulosa,
hidroksipropilselulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat
ftalat dengan PEG.
c. Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa
cetak dengan massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium

8
fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti,
kemudian dicetak kembali bersama granulat kelompok lain
sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet).
d. Tablet salut enterik (enteric-coated tablet)/tablet lepas tunda.
Jika obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan
lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, maka
diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda
pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
e. Tablet lepas lambat (sustained-release tablet)/tablet dengan
efek diperanjang. Tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga
zat aktif akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu
setelah obat diberikan.
2.3 Komponen Tablet

2.3.1 Zat aktif


Zat Aktif Obat adalah unsur dalam obat yang memiliki khasiat
menyembuhkan penyakit.Beberapa obat dapat mengandung beberapa
zat aktif obat.

2.3.1 Eksipien/bahan tambahan

a. Bahan pengisi (diluent)


Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak
atau dibuat.Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau
sulit dikempa. Contoh : laktosa, pati, kalsium fosfat, dibase,
selulosa mikrokristal.
b. Bahan pengikat (binder)
Berfungsi memberikan gaya adhesi pada massa serbuk sewaktu
sewaktu granulasi dan menambah daya kohesi pada bahan pengisi.
Contoh : gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa,CMC,
selulosa mikrokristal, pasta pati terhidrolisis.
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant)
Berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Contoh : pati,
asam alginat, selulosa mikrokristal.
d. Glidan
Yaitu bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir serbuk.
Umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses
granulasi.Contoh : silika pirogenik koloidal.
e. Bahan pelicin (lubrikan)
Berfungsi mengurangi gesekan selama pengempaan tablet dan juga
berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan.Contoh
: senyawa asam stearat dengan logam (contoh:Mstearat),asam
stearat, talk, minyak nabati terhidrogenasi.
f. Bahan penyalut (coating agent)
2.3.2 Ajuvan
2.3.2.1 Bahan pewarna (coloring agent)
Berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk identitas produk.

9
2.3.2.2 Bahan pengaroma (flavour)
Berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang tidak enak.
2.4 Keuntungan Dan Kerugian Sediaan Tablet
2.4.1 Keuntungan Sediaan Tablet
a. Tablet dipasaran mudah diberikan dalam dosis yang tepat jika
diinginkan dosis dapat dibagi rata dan akan memberikan efek yang
akurat.
b. Tablet tidak mengandung alcohol
c. Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.
d. Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus
dan dapat dibawa kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel dan
mudah pemberiannya.
e. Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet lebih
disukai karena bersih, praktis dan efisien
f. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan
kemampuan yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk
ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling lemah.
g. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya
paling rendah.
h. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan
tertinggal ditenggorokan, terutama bila tersalut yang
memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi
i. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus,
seperti pelepasan diusus atau produk lepas lambat.
j. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk
diproduksi secara besar-besaran.
k. Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri
dengan bantuan segelas air.
l. Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin
menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur,
dan pembasah dengan air lebih dahulu untuk pengolahannya.
m. Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang
dapat larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau
memisah dimulut
n. Konsentrasi yang bervariasi.

2.4.2 Kerugian Sediaan Tablet


a. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan
tidak sadar/pingsan);
b. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
 Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena
sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
 Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut,
dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbs optimumnya tinggi

10
melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan
sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa).
 Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak
disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer,
dan kelembaban udara, memerlukan menkapsulasi sebelum
dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik dari
pada tablet.
2.4.3 Indikasi Dan Kontraindikasi Sediaan Tablet
2.4.3.1 Indikasi: Cara peroral dapat dipakai pada pasien yang tidak
mengalami mual-mual,muntah,semi koma, pasien yang tidak
akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien
yang tidak mengalami gangguan menelan
2.4.3.2 Kontraindikasi: Cara peroral tidak dapat dipakai pada pasien
yang mengalami mual2,muntah,semi koma, pasien yangakan
menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang
mengalami gangguan menelan.

11
2.5 Cara Pembuatan Tablet
2.5.1 Metode granulasi basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif
tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit
dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet
dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan
tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan
suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan
larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya
ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut
dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan
terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup
penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan
kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang
ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler
paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah
ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang
merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh
massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan
diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator
tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat
dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul
diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang
dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
1. Memperoleh aliran yang baik
2. Meningkatkan kompresibilitas
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
4. Mengontrol pelepasan
5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
6. Distribusi keseragaman kandungan
7. Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan Metode Granulasi Basah :


1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
2. Biaya cukup tinggi
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat
dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan
pelarut non air.
2.5.2 Metode granulasi Kering

12
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat
aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi
massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang
cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang
terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch
sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut
slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk
untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari
campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses
diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasikering dapat juga
dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang
memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor
memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu
dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah
satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada
bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
 Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi.
 Zat aktif susah mengalir .
 Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab .
cara granulasi kering adalah:
 Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat,
mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.
 Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.
 Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat.
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
• Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug .
• Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam .
• Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi silang

13
2.5.3 Metode Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui
perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang
paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat
digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif
tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat
berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung
dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk
dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan
tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa
langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya
kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam
massa tablet.
Keuntungan metode kempa langsung yaitu :
• Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
• Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit,
maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih
singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
• Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak
tahan lembab
• Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati
proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa
langsung berisi partikel halus, sehingga tidak
• melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.

2.5.4 Kerusakan Pada Pembuatan Sediaan Tablet


Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet
secara umum, seperti :
1. Capping: Pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah
tablet dari badan tablet
2. Laminasi: pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
3. Chipping: keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
4. Cracking: keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-
tengah
5. Picking: perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel
pada permukaan punch
6. Sticking: keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada
adhesi)
7. Mottling: keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan
tablet tidak merata

14
2.5.6 Syarat – Syarat Tablet
1. Keseragaman Bobot
Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata rata lebih besar dari harga yang ditetapkan
kolom A dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat
digunakan 10 tablet dan tidak ada 1 tablet yang bobotnya menyimpang
dari bobot rata rata yang ditetapkan dalam kolom A dan B.
2. Kekerasan
Ambil 20 tablet ukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan.
Hitung rata rata dan SD nya. Persyaratan ukuran yang didapat per
tablet minimal 4 kg/cm2, maksimal 10 kg/cm2.
3. Keseragaman Ukuran
Menggunakan 20 tablet, ukur diameter dan ketebalanya
menggunakan jangka sorong.Hitung rata – rata dan SD nya. Persyaratan
kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 4/3 kali tebal tablet. Tebal tablet pada umumnya tidak lebih
besar dari 50% diameter.
4. Waktu Hancur
a. Tablet biasa
• Media : air (36-380 C) sebanyak 1 liter.
• Yang diuji : 5 tablet
• Syarat :
o Tablet tidak bersalut : tidak lebih dari 15 menit
o Tablet salut gula dan salut selaput : tidak lebih dari 60 meni
b. Tablet salut enterik
• Pelarut HCl 0,06 N sebanyak ±250 mL (3jam pertama)
• Larutan dapar pH 6,8 (36-380 C) (1 jam selanjutnya)
c. Tablet bukal
Syarat : tidak lebih dari 4 jam.
5. Keregasan Tablet
Yaitu persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang.

15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dengan penerapan teknologi di bidang farmasi ini maka beberapa


manfaat yang diperoleh dapat dirasakan oleh para produsen obat farmasi,
para pedagang obat dan pengecer, para ahli farmasi, apoteker,
penyelenggara pelayanan kesehatan, para dokter dan para pasien. Dengan
penggunaan teknologi di bidang farmasi ini akan bermanfaat yang lebih luas
yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat yang lebih tinggi lagi.
Selain itu teknologi farmasi juga dapat mempermudah produksi obat ,
dapat menghemat waktu produksi , dapat mempercepat produksi ,dan
menghemat biaya produksi salah satunya sediaan tablet.
Macam – macam sediaan tablet
 Tablet kempa
 Tablet cetak
 Tablet ovula
 Tablet cetak untuk penggunaan lain
 Tablet lebih banyak di gunakan dan di kenal oleh masyarakat karena
lebih mudah di dapatkan .
Keuntungan tablet
 Tablet dapat di berikan dalam dosis yang lebih tepat
 Lebih mudah untuk membagi dosis dengan efek yang akurat
 Kekurangan tablet
 Formulasi lebih rumit
 Ada beberapa masyarakat yangg tidak bisa menelan tablet
 Tablet dapat di buat dengan cara :
 Metode granulasi basah
 Metode granulasi kering
 Metode kempa langsung

16
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuni. 2012. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ansel. 1989. Pengantar bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta :
Universitas Indonesia Press
Siregar, Charles. 2007. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar
Praktis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Maul.(http://blogilmuresep-maulida.blogspot.co.id/2012/11/tablet_10.html)
Diunggah pada : 11 Oktober 2012
Firman. (http://sidfirman82.blogspot.co.id/2015/07/makalah-preformulasi-
sediaan-padat.html) Diunggah Pada : 07 Januari 2015

17

Anda mungkin juga menyukai