Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FARMASETIKA DASAR

(SEDIAAN KAPSUL)

OLEH KELOMPOK 3 :
1. Yandriko Gilberdus Manyus (4840123030)
2. Theresia Marsanda Robecka Pilipahi (4840123040)
3.Fransiska Nogo (4840123045)
4. Alfari Bupu Aji (4840123033)
5. Florianus Kadimas Manca ( 4840123058)
KELAS: B23

PROGRAM STUDI DIII


AKADEMI FARMASI SANTO FRANSISKUS XAVERUS
MAUMERE
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas segala rahmat dan karunia yang
diberikan-Nya, karena pada kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik, guna memenuhi tugas Farmasetika
Terselesaikannya makalah yang kami buat ini melalui banyak proses dan
hambatan, dan segala hal dapat kami lalui berkat dukungan dari berbagai pihak
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik. Oleh karena itu
kami
ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Farmasetika dan teman-
teman yang telah membantu jalannya membuat makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan yang ada, baik disengaja maupun tidak disengaja,
dikarenakan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu sebelumnya kami
meminta maaf sebesar-besarnya atas ketidak sempurnaan makalah ini. Dan kami
mengharapkan sekali adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan pada
tugas-tugas berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca, untuk
itu kami ucapkan terima kasih.

Maumere, 4 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….
….i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI...………………………………………………………………………….……iii
BAB I PENDAHULUAN……………...…………………………………………..
….1
1.1 Latar Belakang…………….
……………………………………………....1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN……………...………………………………………………
3
2.1 Pengertian sediaan kapsul…………………………………………………
3
2.2 Macam-macam bentuk sediaan
kapsul…………………………………….3
2.3 Keuntungan dan kerugian sediaan kapsul…………………………………
6
2.4 Persyaratan sediaan kapsul……...…………………………………………
7
2.5 Formula sediaan kapsul……………………………………………………
8
2.6 Cara peracikan sediaan
kapsul…………………………………………….9
2.7 Metode pengisian kapsul…………………………………………………
10
2.8 Tempat penyimpanan
kapsul……………………………………………..10
BAB III PENUTUP…….....…………………………………………………………
11
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………11
3.2 Saran……………..………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA…......…………………………………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia. (Permekes R1 2016)
Obat dalam penggunaannya ada yang digunakan secara oral atau diluar badan. Penggunaan
obat pemakaian dalam pemberian obatnya dilengkapi dengan etiket putihSedangkan
penggunaan obat luar dilengkapi dengan etiket berwarna biru. Contoh obat pemakaian luar
seperti salep, sedangkan pemakaian dalam seperti kapsul. (Ilmu meracik oba tuntuk apoteker:
hal 16)
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. Cangkang
kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain.( FI III, hal 5).
kapsul banyak digunakan dalam pemakaian obat dalam karena kapsul dapat menutupi rasa
dan bau yang tidak enak pada saat diminum.Sediaan dalam bentuk kapsul sangat
menguntungkan selain karena rasa dan bau yang tidak mengenakkan, dapat tertutupi sehingga
semakin mudah untuk ditelan atau dikonsumsi. Selain itu juga, lebih cepat mengerjakannya
dibanding sediaan lain berupa tablet dan pil yangmemerlukan zat tambahan. Disamping
bentuknya yang menarik dan praktis, keuntunganlainnya dari sediaan kapsul yaitu, dokter
dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dandosis yang berbeda sesuai kebutuhan
pasien.Pada umumnya kapsul terbuat dari gelatin yang mudah larut dalam lambung,
tetapidapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Gelatin terbuat dari tulang sapi,
kulit sapi, kulit babi dan kulit ikan. Pada pembuatan, kapsul berasal dari gelatin dari tulang
sapi dan kulit sapi sedikit digunakan karena mahal, sulit didapat, dan membutuhkan waktu
yanglama untuk pengerjaaannya. Sehingga gelatin yang banyak digunakan dalam pembuatan
kapsul adalah dari kulit babi. Karena murah, mudah didapat, dan membutuhkan waktu cepat
dalam pengerjaannya. Sedangkan gelatin yang terbuat dari kulit ikan masih
dalam pengembangan dan penelitian. Peracikan sediaan obat berupa kapsul yang memenuhi
persyaratan farmasetika penting diketahui untuk dapat diterapkan pada pelayanan
kefarmasian
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu sediaan kspsul?
2. Apa saja maam macam sediaan kapsul?
3. Apa saja keuntungan dan kerugiaan sediaan kapsul?
4. Apa persyaratan dari sediaan kapsul?
5. Bagaimana perhitungan dosis dan peracikan dari resep sediaan kapsul?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sediaan kapsul
2. Untuk mengetahui macam-macam sediaan kapsul
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian sediaan kapsul
4. Untuk mengetahui persyaratan sediaan kapsul
5. Untuk mengetahui perhitungan dosis dan peracikan dari resep sediaan kapsul
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sediaan kapsul


Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras aau
lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. ( FI
III, hal 5).)
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
ataulunak yang dapat larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat
jugaterbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. (Ilmu resep vol.2; hal:135)
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam
bahan obat atau lebih dan atau bahan innert lainnya yang dimasukkan ke dalam
cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin bisa lunak dan bisa juga keras.
Kebanyakan kapsul-kapsul yang diedarkan di pasaran adalah kapsul yang semuanya
dapat ditelan oleh pasien, untuk keuntungan dalam pengobatan. Begitu pula, kapsul
dapat dibuat untuk disisipkan ke dalam rektum sehingga obat dilepaskan dan
diapsorbsi di tempat tersebut, atau isi kapsul dapat dipindahkan dari cangkang gelatin
dan digunakan sebagai pengukur yang dini dari obat-obat bentuk serbuk. Sedikitnya
satu kapsul yang diperdagangkan, Theo-Dur Sprinkle (keypharmaceutical) yang
dianjurkan untuk dipakai dalam hal-hal sebagai berikut, untuk anak-anak atau pasien
lain yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul. Dianjurkan agar isi kapsul, teofilin
anhidrat dalam bentuk sustained release, ditaburkan di atas sedikit makanan lunak
segera sebelum ditelan. (Ansel, 2005)

2.2 Macam-macam Bentuk Sediaan Kapsul


1. Berdasarkan Konsistensi
a. Kapsul keras
Kapsul jenis ini terdiri atas bagian wadah dan tutup yang terbuat dari metil
selulosa, gelatin, pati, atau bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul ini
bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai nomor paling besar (000), kecuali
cangkang kapsul untuk hewan. Umumnya, ukuran terbesar 000 merupakan
ukuran yang dapat diberikan kepada pasien. Selain itu, ada juga ukuran 0 yang
bentuknya memanjang (dikenal sebagai ukuran OE), sehingga memberikan
kapasitas yang lebih besar tanpa peningkatan diameter dan biasanya mengandung
air 10 – 15 %. (Widodo, 2013)

Cangkang kapsul ini biasanya diisi dengan bahan padat (serbuk) atau butiran
(granula). Campuran serbuk yang cenderung meleleh dapat diisikan ke dalam
kapsul cangkang keras jika menggunakan absorben, seperti MgCO3 atau silikon
dioksida. Kapsul cangkang keras ini hanya memiliki satu bentuk dan digunakan
untuk pemakaian per oral. Pabrik yang terkenal memproduksi cangkang kapsul di
Indonesia adalah Parke Davis. (Widodo, 2013)

Penutupan cangkang kapsul gelatin keras dapat dilakukan dengan cara


memberikan lekukan khas pada bagian tutup dan induk, serta melakukan
pemanasan langsung atau menggunakan energi ultrasonik. Adapun penutupan
cangkang kapsul pati keras dilakukan dengan pelekatan, yaitu dengan
mengoleskan cairan campuran air – alkohol lalu dikeringkan. Untuk
membersihkan cangkang kapsul gelatin keras, dapat dilakukan dengan cara
meletakkan kapsul di antara sepotong kain, kemudian digosok-gosok. (Widodo,
2013)

b. Kapsul lunak

Gambar 2.2

Kapsul jenis ini merupakan satu kesatuan berbentuk bulat, silindris, atau
bulat telur yang dibuat dari gelatin (terkandung disebut gel lunak) atau bahan lain
yang sesuai. Kapsul ini biasanya lebih tebal dari pada kapsul cangkang keras dan
dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau
gliserin. Kapsul ini biasanya juga mengandung air 6 – 13%, yang diisi dengan
bahan cairan bukan air seperti polietilenglikol (PEG) berbobot molekul rendah,
atau dapat juga diisi dengan bahan padat, serbuk, atau zat padat kering. (Widodo,
2013)
Kapsul cangkang lunak memiliki bermacam – macam bentuk dan biasannya
dapat dipakai untuk rute oral, vaginal, rektal, atau topikal. Jika ditinjau dari segi
formulasi, teknologi, dan biofarmasi, kapsul berisi cairan dari jenis kapsul apa
pun lebih seragam daripada kapsul berisi serbuk kering dari jenis cangkang yang
sama. Selain itu, terdapat sediaan tablet berbentuk kapsul yang disebut kaplet.
(Widodo, 2013)
2. Berdasarkan Cara Pemakaian
a. Per Oral
Penggunaan obat melalui oral bertujuan terutama untuk mendapatkan efek
sistemik, yaitu obat beredar melalui pembuluh darah keseluruh tubuh. Tetapi
untuk obat cacing dikehendaki efek local yaitu di usus untuk membunuh cacing.
Penggunaan obat melalui oral adalah yang paling menyenangkan, murah dan
paling aman. Kerugianya beberapa obat akan mengalami pengrusakan oleh cairan
lambung atau usus. Pada keadaan pasien muntah-muntah, koma atau di kehendaki
onset yang cepat, penggunaan obat melalui rute oral tidak memungkinkan.
Kecepatan adsorpsi obat melalui oral tergantung ketersediaan obat terhadap
cairan biologic yang di sebut ketersediaan hayati. Ketersediaan hayati adalah
persentase obat yang di adsorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan
tersedia untuk member efek terapetiknya. Urutan berkurangnya ketersediaan
hayati dari bentuk obat ialah: Larutan-suspensi oral-capsule-tablet-tablet bersalut.
Bentuk obat yang member reaksi onset cepat tidak selalu menguntungkan, sebab
makin cepat obat diabsorpsi akan cepat mengalami metabolisme dan eksresi.
Sedang obat diabsorpsi lambat akan memberi aktivitas obat yang lebih panjang.
Maka itu pemilihan bentuk obat memerlukan pertimbangan terhadap banyak
factor.

b. Per Rektal
Rektal adalah pemberian obat pada rectum yang layak untuk obat yang
merangsang atau yang di uraikan oleh asam lambung, biasanya soruposito,
kadang-kadang sebagai cairan (klisma 2-10 ml, levemen:10-500 ml). Tujuanya
memperoleh efek local dan efek sistemik. (Anief, 1997)

c. Per Vaginal
Pervaginal merupakan cara pemberian obat dengan memasukan obat melalui
vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan terapi obat dan mengobati saluran
vagina atau serviks. (Anief, 1997)

d. Topikal
Penggunaan obat pada kulit di maksudkan untuk memperoleh efek pada atau di
dalam kulit. Bentuk obat untuk topical dapat berupa padat, cair dan semi padat.

3. Berdasarkan Tujuan Pemakaian


a.) Untuk manusia
No.Ukuran Acetosal dalam Nat-bikarbonat Nbb*dalam
kapsul gram dalam gram gram

000 1 1,4 1,7

00 0,6 0,9 1,2

0 0,5 0,7 0,9

1 0,3 0,5 0,6

2 0,25 0,4 0,5

3 0,2 0,3 0,4

4 0,15 0,25 0,25

5 0,1 0,12 0,12

Ukuran kapsul untuk manusia yaitu : 000 00 0 1 2 3 4 5 (ilmu resep


hal. 57).
a. Untuk hewan
Ukuran kapsul untuk hewan yaitu : 10 11 12 (ilmu resep, hal. 58)

No. Ukuran Volume dalam mililiter


000 1,7
00 1,2
0 0,85
1 0,62
2 0,52
3 0,36
4 0,27
5 0,19
Untuk hewan Untuk hewan
10 30
11 15
12 7,5

2.3 Keuntungan dan kerugian kapsul (ilmu resep, hal 56)

1. Keuntungan sediaan kapsul


Adapun keuntungan dari obat dalam bentuk sediaan kapsul antara lain
a. Bentuknya menarik dan praktis.
b. Cangkang kapsul tidak berasa, sehingga dapat menutupi obat yang
memiliki rasa dan bau tidak enak.
c. Mudah ditelan dan mudah hancur/larut dalam perut, sehingga obat
cepat diabsorsip.
d. Dokter berkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang
berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.
e. Kapsul dapat diisi dengan cepat karna tidak memerlukan bahan
tambahan/pembantu seperti pada pembuatan pil dan tablet.

2. Kerugiaan sediaan kapsul


Sementara itu, beberapa kerugian atau kekurangan dari obat dalam bentuk
sediaan kapsul, antara lain :
a. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-
pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.
b. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis.
c. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan
cangkang kapsul.
d. Tidak dapat diberikan untuk balita.
e. Tidak bisa dibagi-bagi.

2.4 Persyaratan sediaan kapsul (FI edisi III, hal. 6)

1.) Keseragaman sediaan


a. Keseragaman bobot

Bobot rata-rata isi kapsul Perbedaan bobot isi kapsul dalam %

A B
≤ 120 mg 10 % 20%
≥ 120 mg 7,5 % 15%
 Kelompok kapsul yang berisi bahan padat agar memenuhi
syarat FI, jika perbedaan dalam % bobot isi tiap kapsul
terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari
yang ditetapkan dalam kolom “A” dan untuk setiap 2 kapsul
terhadap bobot rata-rata ditetapkan dalam kolom “B”
 Kelompok kapsul yang berisi bahan cair atau setengah padat
agar memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam % bobot ratarata tiap isi kapsul terhadap
bobot rata-rata tiap isi kapsul
tidak lebih dari 7,5%

b) Keseragaman kandungan
Terdiri atas keseragaman bobot untuk kapsul keras dan
keseragaman kandungan untuk kapsul lunak

2.) Waktu Hancur


Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun
kapsul lunak. Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang
diperlukan oleh kapsul yang bersangkutan untuk hancur menjadi butiran
butiran bekas yang tidak terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV untuk
melakukan uji waktu hancur digunakan alat yang dikenal dengan nama
Desintegration Tester.

3.) Disolusi
Tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak, kecuali bila dinyatakan
dalam masing-masing monografi
Contoh :
Kapsul Amoxicillin dalam waktu 90 menit harus larut tidak kurang dari
80% , Amoxicillin dari jumlah yang tertera pada etiket

 Faktor – faktor yang merusak cangkang kapsul


Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :
1. Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)
Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan menyerap air dari
kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan lactosa atau
amylum (bahan inert netral) akan menghambat proses ini. Contohnya kapsul yang
mengandung KI, NaI, NaNO2 dan sebagainya.
2. Mengandung campuran eutecticum
Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur
semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek. Contohnya kapsul yang
mengandung Asetosal dengan Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal ini
dapat dihambat dengan mencampur masing-masing dengan bahan inert baru
keduanya dicampur.
3. Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.
4. Penyimpanan yang salah
Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka karena
kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut. Di tempat terlalu
kering, kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul disimpan :
a. Dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering
b. Dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi silika (pengering)
c. Dalam wadah plastik yang diberi pengering
d. Dalam blitser / strip alufoil

2.5. Formula Sediaan Kapsul


A. Formula umum
R/ Bahan obat
Bahan pembantu
- Bahan obat : padat,setengah padat,cair
B. Cara pembuatan
1. Pengecilan ukuran partikel
2. Pencampuran bahan
3. Pemilihan ukuran kapsul
4. Pengisian kapsul
5. Pembersihan kapsul

2.6. Cara peracikan sediaan kapsul


dr. Suwandi
SIP. NO. 143/998/12
Alamat :Jl. Hayam Baruk
Telp. 021-987654

29 september 12
R/ Phenobarbital 0,3
Doveri pulv. 1,8
SL qs

m.f caps No. XII


S.2.d.d caps 1

Paraf

Pro : Tn. Lana


Alamat : Jl. Delima 1 no.1

Phenobarbital :300mg/600mg
Doveri pulv. : 1,5/5
a.) Perhitungan Dosis
 Menurut resep
Phenobarbital 1xp = 300 mg/12
= 25mg
1xh = 25mg x 2
=50mg
Doveri pulv. 1xp = 1800mg/12
= 150mg
1xh = 150 mg x 2
= 300 mg
 Menurut Farmakope

Phenobarbital DM 1x = 300mg
1xh = 600mg

(dalam resep) 1x = 1 x 300mg = 300mg


1xh = 2 x 600mg = 1200mg

Doveri pulv DM 1x = 1,5 gram


1xh = 5 gram
(dalam resep) : 1x = 1 x 1500 mg = 1500mg
1h = 2 x 5000 mg = 10.000mg

b.) Penimbangan bahan


Phenobarbital = 300 mg
Doveri pulv. = 1800 mg
 Phenobarbital + Doveri pulv. = 300 mg + 1800 mg
(bobot kapsul) = 2100 mg

c.) Pemilihan cangkang kapsul ( Rule of Seven )


1. Bobot bahan per kapsul = 2100 mg/ 12 kapsul
= 175 mg

2. Ubah dengan satuan grain = 175 mg/65


= 2,69 grain

3. Bulatkan menjadi 2,69 = 3


4. 7- hasil = ukuran cangkang = 7-3
(ukuran cangkang kapsul) = 4
 Prosedur kerja
1. Alasi mortir dengan SL
2. Ditimbang phenobarbital sebanyak 300 mg > dimasukan
dalam mortir gerus ad homogen
3. Ditimbang doveri pulv. Sebanyak 1800 mg > dimasukan
dalam mortir gerus ad homogen
4. Bagi serbuk menjadi 2 aa diatas kertas perkamen
5. 1 bagian dibagi secara visual diatas kertas perkamen
sebanyak 6
6. Masukan sediaan kedalam kapsul ad sediaan habis
7. Bersihkan cangkang kapsu lmenggunakan tissue/kasa
8. Beri etiket putih dan serahkan ke pasien.

 Etiket obat
dr. Suwandi
SIP. NO. 143/998/12
Alamat : Jl. Hayam Baruk
Telp: 021-987654
27 september 12

No. 3
Nama Pasien : Tn. Lana
Aturan Pakai : 2 x1 sehari
Sendok teh
Sendok bubur
Sendok makan
Bungkus/ caps / tab / syr /
Sesudah makan/sebelum makan/saat makan

Nama obat : 1. Phenobarbital ED : 2013


2.Doveri pulv.

Jumlah : 2

“SEMOGA LEKAS SEMBUH”

 Copy Resep
APOTEK AKFAR FARMA
APA : Apt. Eka Pilipahi
SIPA : 1508/SIP/ 2011
Alamat: Jl. Hayam Baruk
Telp. 021-56789

27 september 12

Salinan Resep

Nama Dokter : dr. Suwandi


Nama Pasien : Tn. Lana
Alamat Pasien: Jl. Delima no.1

R/
Phenobarbital 0,3
Doveri pulv. 1,8
SL qs
m.f caps No. XII
S.2.d.d caps 1

Ne det

PCC

2.7. Metode Pengisian kapsul


Ada tiga cara pengisian kapsul, yaitu :
1. Dengan Tangan.
Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa
bantuan alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep
dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan
untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan
terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan
cara serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap
bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup.

2. Dengan alat bukan mesin.


Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan
manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih
seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat
dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu
bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
Caranya:
a. Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari
bagian alat yang tidak bergerak.
b. Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan /ditaburkan
pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.
c. Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang
bergerak. Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.

3. Dengan Alat Mesin.


Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara
besarbesaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut , perlu
dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi
sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul
dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya
lebih terjamin

2.8. Tempat penyimpanan kapsul


Cangkang kapsul yang kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih
mengandung air dengan kadar 10%-15% (FI edisi IV). Jika disimpan di tempat
yang lembab, kapsul akan menjadi lunak dan lengket satu sama lain serta sukar
dibuka karena kapsul dapat menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya,
jika disimpan ditempat yang terlalu kering, kapsul itu akan kehilangan airnya,
sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
Oleh karena itu, penyimpanan kapsul sebaiknya di dalam atau ruangan
yang:
1.Terbuat terlalu lembab atau dingin dan kering.
2.Terbuat dari botol-gelas, tertutup rapat, dan diberi bahan pengering (silica
gel)
3.Terbuat dari wadah botol-plastik, tertutup rapat yang juga diberi bahan
pengering.
4. Terbuat dari aluminium foil dalam blister atau strip.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian seperti mempunyai keuntungan dapat meutupi
rasa dan bau dari obat, dan lebih mudah diabsorbsi. Sedangkan
kerugian bentuk sediaan kapsul seperti ini tidak dapat digunakan untuk
zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori cangkang tidak dapat
menahan penguapan. Penyimpanan kapsul sebaiknya disimpan di tempat
yang lembab, kapsul akan menjadi lunak dan lengket satu sama lain serta
sukar dibuka karena kapsul dapat menyerap air dari udara yang lembab.

3.2 Saran
Kami sangat menyadari bahwa masih banyak nya kekurangan dan
kesalahan dalam mengerjakan penulisan tugas makalah ini, oleh karena
itu kami selaku penyusun makalah ini sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca baik secara lisan maupun tulisan guna untuk
memperbaiki dalam penyempurnaan hasil penulisan makalah yang kami
buat berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Saptaning, Agustina. 2014. Ilmu resep vol.2. Jakarta: EGC

Widodo, Hendra. 2012. Ilmu meracik obat untuk apoteker. Jember: D-


Medika

Anief, Moh. 1997. Ilmu meracik obat. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press

Seotopo, Seno. 2014. Ilmu resep teori jilid 1. Jakarta: Demenkes RI


Kemenkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi ke tiga.
Jakarta :Demenkes RI
Kemenkes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi ke empat. Jakarta :
Demenkes RI

Kemenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 34 Tahun 2016. Jakarta : Demenkes

Anda mungkin juga menyukai