Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pendidikan tinggi kefarmasian di Indonesia sudah berkembang, setelah melewati berbagai era
yang panjang. Di Indonesia, perkembangan farmasi dimulai dari zaman pra perang dunia II dimana
selama penjajahan belanda hanya terdapat apoteker dari luar negeri saja dan dari Indonesia sendiri
hanya setara dengan asisten apoteker. Apoteker adalah seorang yang mempunyai keahlian dan
wewenang di bidang kefarmasian baik di apotik, rumah sakit, dan bidang lain yang berhubungan
dengan kefarmasian.

Kemudian pada masa pendudukan Jepang mulai dirintis pendidikan tinggi farmasi dengan nama
Yukugaku sebagai bagian dari Jakarta ika daigaku. Pada tahun 1944 yakugaku di ubah menjadi yaku
daigaku. Tahun 1946 di buka perguruan tinggi ahli obat di klaten yang kemudian di pindah dan berubah
menjadi Fakultas Farmasi Gadjah Mada di Yogyakarta dan mulai di ikuti oleh beberapa perguruan
tinggi yang lain.

Pada tahun 2005 Universitas Negeri Gorontalo secara resmi membuka jurusan farmasi program
studi D3 di Fakultas MIPA. Tahun 2007 Jurusan Farmasi di pindah dan bergabung dengan Fakultas
Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. tahun 2010 Universitas Gorontalo secara resmi membuka
Program studi S1. Pada Program Studi S1 telah di susun berbagai macam mata kuliah yang menunjang
mahasiswa dalam mempelajari ilmu farmasi secara mendetail guna dalam menunjang seorang calon
farmasis pada praktek kerja nanti, salah satunya adalah Farmasetika Dasar. Farmasetika Dasar adalah
ilmu yang mempelajari tentang bentuk sediaan Obat dan cara pembuatannya. Obat dapat didefinisikan
sebagai suatu zat yang di maksudkan untuk di pakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati
atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.

Pada praktikum Farmasetika Dasar di ajarkan cara membuat berbagai sediaan obat seperti Serbuk
Bagi, Salep, Serbuk tabur, Sirup, Suspensi, Emulsi, Suppositoria dan Kapsul. Kapsul ialah sediaan
padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.

I.2 Tujuan

a. Mengetahui sediaan obat dalam bentuk sediaan kapsul


Page 1
b. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari pemakaian obat dalam bentuk sediaan kapsul
c. Mengetahui cara pengisian kapsul

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Dasar Teori

A. Pengertian dan Macam Kapsul

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang
sesuai.

a) Macam macam kapsul

Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras (capsulae
durae, hard capsul ) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul)

Page 2
Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak.

Kapsul keras Kapsul lunak


- terdiri atas tubuh dan tutup - satu kesatuan

- tersedia dalam bentuk kosong - selalu sudah terisi

- isi biasanya padat, dapat juga cair - isi biasanya cair, dapat juga padat

- cara pakai per oral - bisa oral, vaginal, rectal, topikal

- bentuk hanya satu macam - bentuknya bermacam - macam


Bentuk kapsul umumnya bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya tumpul tetapi beberapa
pabrik membikin kapsul dengan bentuk khusus, misal ujungnya lebih runcing atau rata. Kapsul
cangkang keras yang diisi di pabrik sering mempunyai warna dan bentuk berbeda atau diberi tanda
untuk mengetahui identitas pabrik.

Kapsul dapat juga mengandung zat warna yang diizinkan atau zat warna dari berbagai oksida
besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan
pengawet. Biasanya bahan ini mengandung antara 10 15 % air.

Kapsul cangkang lunak yang dibuat dari gelatin (kadang-kadang disebut gel lunak ) sedikit
lebih tebal dibanding kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa
poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul lunak dapat mengandung pigmen atau pewarna, bahan
opak seperti Titanium dioksida, pengawet, pengharum dan pemanis /sukrosa 5 %. Cangkang gelatin
lunak umumnya mengandung air 6 13 %, umumnya berbentuk bulat atau silindris atau bulat telur
(disebut pearles atau globula).

Kapsul cangkang lunak tidak dipakai di apotik, tetapi diproduksi secara besar - besaran
didalam pabrik dan biasanya diisi dengan cairan. Kapsul lunak yang bekerjanya long acting umumnya
berisi granula dan disebut Spansule.

b) Macam-macam kapsul berdasarkan ukuran

Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8 macam ukuran yang
dinyatakan dalam nomor kode. 000 ialah ukuran terbesar dan 5 ukuran terkecil.

Page 3
Ukuran kapsul : 000 00 0 1 2 3 4 5

Untuk hewan : 10 11 12

Umumnya nomor 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien. Adapula kapsul
gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE ) yang memberikan
kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu bagi kita
untuk mampu memilih ukuran kapsul yang tepat atau memilih ukuran kapsul yang terkecil yang masih
dapat menampung bahan obat yang akan dimasukkan. Hal ini penting dalam rangka mempersiapkan
resep dokter di apotik.

Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman. Biasanya dikerjakan
secara eksperimental dan sebagai gambaran hubungan jumlah obat dengan ukuran kapsul dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini.

No. Acetosal dalam Nat-bikarbonat Nbb* dalam

Ukuran gram dalam gram gram

000 1 1,4 1,7

00 0,6 0,9 1,2

0 0,5 0,7 0,9

1 0,3 0,5 0,6

2 0,25 0,4 0,5

3 0,2 0,3 0,4

4 0,15 0,25 0,25

5 0,1 0,12 0,12

Dalam mempersiapkan resep untuk kapsul, ukuran kapsul hendaknya dicatat untuk memudahkan
bila diperlukan pembuatan ulang, juga diperhatikan bila seseorang pasien mendapatkan dua macam

Page 4
resep kapsul sekaligus, jangan diberikan dalam warna yang sama untuk menghindari kesalahan minum
obat tersebut.

B. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul

Keuntungan bentuk sediaan kapsul.

1. Bentuk menarik dan praktis


2.Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak.
3. Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat segera diabsorbsi
(diserap) usus.
4. Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan
dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien.
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada pembuatan pil
atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.

Kerugian bentuk sediaan kapsul.

1. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak menahan penguapan
2. Tidak untuk zat-zat yang higroskopis
3. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
4. Tidak untuk Balita
5. Tidak bisa dibagi ( misal kapsul)

C. Cara Pengisian Kapsul

Yang dimaksud kapsul disini adalah kapsul keras. Kapsul gelatin keras terdiri dari dua bagian
yaitu bagian dalam / induk yaitu bagian yang lebih panjang (biasa disebut badan kapsul) dan bagian
luar /tutup. Kapsul demikian juga disebut Capsulae Operculatae dan kapsul bentuk ini diproduksi
besar-besaran di pabrik dengan mesin otomatis. Umumnya ada lekuk khas pada bagian tutup dan induk
untuk memberikan penutupan yang baik bila bagian induk dan tutup cangkangnya dilekatkan, untuk
mencegah terbukanya cangkang kapsul yang telah diisi, selama transportasi dan penanganan.

Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin dan dengan
alat mesin

1) Dengan tangan

Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan alat lain. Cara ini
sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini
Page 5
sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena
petugas tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan
cara serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk
dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup.

2) Dengan alat bukan mesin

Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Dengan
menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat
lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua
bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.

Caranya :

Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari bagian alat yang tidak
bergerak.
Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan /ditaburkan pada permukaan
kemudian diratakan dengan kertas film.
Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang bergerak. Dengan cara
demikian semua kapsul akan tertutup.

Gambar 1. Alat pengisian kapsul

Page 6
3)Dengan alat mesin

Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar-besaran dan untuk
menjaga keseragaman dari kapsul tersebut , perlu dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari
membuka, mengisi sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan
jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya lebih terjamin.

D. Cara penutupan kapsul

Penutupan kapsul yang berisi serbuk dapat dilakukan dengan cara yang biasa yakni menutupkan
bagian tutup kedalam badan kapsul tanpa penambahan bahan perekat. Penutupan cangkang kapsul
dapat juga dilakukan dengan pemanasan langsung, menggunakan energi ultrasonik atau pelekatan
menggunakan cairan campuran air alkohol

Untuk menutup kapsul yang berisi cairan perlu dilakukan cara khusus seperti diatas. Cara paling
sederhana ialah menambahkan bahan perekat agar isinya tidak keluar atau bocor. Caranya oleskan
sedikit campuran air-alkohol pada tepi luar bagian badan kapsul, kemudian ditutup sambil diputar.

Untuk melihat adanya kebocoran kapsul tersebut kapsul diletakkan diatas kertas saring kemudian
gerakkan ke depan dan ke belakang hingga menggelinding beberapa kali. Apabila kapsul tersebut
bocor akan meninggalkan noda pada kertas.

Didalam pabrik yang besar penutupan kapsul dilakukan secara otomatis . Sebagai cairan penutup
pada umumnya larutan gelatin yang diberi tambahan zat warna, sehingga kapsul yang telah ditutup
akan kelihatan semacam pita yang berwarna. Warna ini dapat dipergunakan sebagai tanda pengenal dari
suatu pabrik.

E. Cara Membersihkan Kapsul

Salah satu tujuan dari pemberian obat berbentuk kapsul adalah untuk menutup rasa dan bau yang
tidak enak dari bahan obatnya. Sesuai dengan tujuan tersebut maka bagian luar dari kapsul harus bebas
dari sisa bahan obat yang mungkin menempel pada dinding kapsul. Untuk itu kapsul perlu dibersihkan
dahulu. Kapsul harus dalam keadaan bersih sebelum diserahkan pada pasien, terutama untuk kapsul
yang dibuat dengan tangan .

Page 7
Caranya letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol ) kemudian digosok-gosokkan sampai
bersih.

F. Pengisian Cairan ke Dalam Kapsul Keras

1)Zat-zat setengah cair/cairan kental

Misalnya ekstrak-ekstrak kental dalam jumlah kecil dapat dikapsul sebagai serbuk sesudah
dikeringkan dengan bahan-bahan inert, tetapi kalau jumlahnya banyak yang jika dikeringkan
membutuhkan terlalu banyak bahan inert, maka dapat dibuat seperti masa pil dan dipotong-potong
sebanyak yang diperlukan, baru dimasukkan kedalam cangkang kapsul keras dan direkat.

2)Cairan-cairan

Untuk cairan-cairan seperti minyak-minyak lemak dan cairan lain yang tidak melarutkan
gelatinnya (bahan pembuat cangkang kapsul) dapat langsung dimasukkan dengan pipet yang telah
ditara.Sesudah itu tutup kapsul harus ditutup (di seal) supaya cairan yang ada didalamnya tidak bocor
atau keluar.

Untuk cairan-cairan seperti minyak menguap , kreosot atau alkohol yang akan bereaksi dengan
gelatinnya hingga rusak/meleleh , harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak sampai
kadarnya dibawah 40 %.Sebelum dimasukkan kedalam kapsul. Kapsul diletakkan dalam posisi berdiri
pada sebuah kotak, kemudian cairan kita teteskan dengan pipet yang sudah ditara dengan tegak lurus,
setetah itu tutup.

G. Faktor Faktor yang Merusak Cangkang Kapsul

Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :

1) Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)

Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan menyerap air dari kapsulnya
sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan lactosa atau amylum (bahan inert
netral) akan menghambat proses ini. Contohnya kapsul yang mengandung KI, NaI, NaNO2 dan
sebagainya.

2) Mengandung campuran eutecticum

Page 8
Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur semula, sehingga
menyebabkan kapsul rusak/lembek. Contohnya kapsul yang mengandung Asetosal dengan
Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal ini dapat dihambat dengan mencampur masing-
masing dengan bahan inert baru keduanya dicampur.

3) Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.

(pemecahan sudah dibahas diatas )

4) Penyimpanan yang salah

Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka karena kapsul tersebut
menghisap air dari udara yang lembab tersebut.

Di tempat terlalu kering, kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.

Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul disimpan :

dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering


dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi silika (pengering)
dalam wadah plastik yang diberi pengering
dalam blitser / strip alufoil

H. Syarat Syarat Kapsul

1) Keseragaman Bobot

Menurut FI. III, dibagi menjadi dua kelompok , yaitu :

a.Kapsul berisi obat kering

Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh bagian
cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen
bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang
penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom A dan tidak satu kapsulpun yang
penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.

Perbedaan bobot isi kapsul dalam %


Bobot rata-rata kapsul
A B

Page 9
120 mg atau lebih 10% 20%

lebih dari 120 mg 7,5% 15%


b. Kapsul berisi obat cair atau pasta

Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang kapsul
dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang seluruh bagian cangkang
kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi
tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%.

2) Waktu Hancur

Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak. Waktu hancur
ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul yang bersangkutan untuk hancur
menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV., untuk melakukan uji
waktu hancur digunakan alat yang dikenal dengan nama Desintegration Tester.

Alat terdiri dari :

Rangkaian keranjang yang terdiri dari 6 tabung transparan yang panjang masing masingnya
77,5 mm + 2,5 mm dengan diameter dalam 21,5 mm dan tebal dinding lebih kurang 2 mm,
kedua ujungnya terbuka. Ujung bawah tabung dilengkapi dengan suatu kasa baja tahan karat
dengan diameter lubang 0,025 inchi (ukuran 10 mesh nomor 23).
Gelas piala berukuran 1000 ml yang berisi media cair. Volume cairan dalam wadah sedemikian
sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm di bawah
permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah berjarak tidak kurang 2,5 cm dari dasar wadah.
Thermostat yang berguna untuk memanaskan dan menjaga suhu media cair antara 35o 39o C.
Alat untuk menaikturunkan keranjang dalam media cair dengan frekuensi 29 kali hingga 32 kali
per menit.

Caranya :

Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung di keranjang.


Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, gunakan
air bersuhu 37 o + 2 o sebagai media kecuali dinyatakan lain menggunakan cairan lain dalam
masing masing monografi.
Naik turunkan keranjang didalam media cair lebih kurang 29 32 kali per menit.
Page
10
Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua
kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul.
Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya,
tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.

Dalam FI IV waktu hancur kapsul tidak dinyatakan dengan jelas, namun menurut FI. III, kecuali
dinyatakan lain waktu hancur kapsul adalah tidak lebih dari 15 menit.

3) Keseragaman Sediaan

Terdiri dari keragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman kandungan untuk kapsul lunak.

4) Uji Disolusi

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam
masing masing monografi. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila
dinyatakan dalam masing masing monografi.

II. 2 Uraian Bahan

a.Resep Asli Pertama

Page
11
KLINIK DIAN RAFA MEDIKA
Jl. Nusantara no. 76 Makale Tana
Toraja
Telp.(0423)26321/24475

Bagian Kelengkapan Ada Tida Keterangan


resep k ada
Dr. SonyNama
Junaedi, Sp.PD
Dokter Tgl:Tanah
- toraja,
Dr. Sony Junaedi, Sp.PD
Ahli Penyakit
SIPDalam - 6 november 2016
HP.0852
No.1583 1191
Telp/HP - HP.0852 1583 1191
Inscriptio Alamat - -
R/ Dokter
Acetaminofen 1,5g
Tempat dan - Tanah toraja, 6 november
Ibuprofen
tanggal 0,8g
2016
S L penulisan q.s
resep
m.f.R/Pulvs.da
Tanda pada in caps No
- X R/
sebelah ujung
S. t dd I caps
resep
Pro Nama dan
: Andi - Acetaminofen 1,5g
Prescriptio
Umur Jumlah Obat
: 17 Tahun Ibuprofen 0,8g
No.KTP ........................................... S L q.s
P/I/S/A
Bentuk - Pada resep pertama
sediaan tidak boleh diganti tanpa
Obat tersebut yaitu kapsul
sepengetahuan dokter
Signatura Aturan Pakai - Kapsul racikan 3 kali sehari 1
kapsul

Subscripti Nama Pasien - Andi


o Umur - 17 tahun
Pasien/BB
No. Telp/ HP - Tidak tercantum
pasien
Alamat Pasien - -
Paraf/tanda - Tidak Ada
tangan dokter
II.3 Uraian Bahan

Acetaminophen (FI ed III, hal 37, ISO volume50 2016 hal 36)
Nama Resmi :ACETAMINOPHENUM
Nama Lain :Paracetamol
Nama Kimia :N ase till 4 aminofenol
Page
12
RM/BM :NHCOCN3 / 151,6
Pemerian :Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbwau rasa pahit.
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) p
Khasiat/kegunaan : Analgetikum, Antipiretikum
Kontra Indikasi :Penderita gangguan fungsi hati yang berat
Efek samping :Penggunaan jangka panjang lama dan dosis besar dapat
menyebabkan kerusakan hati, reaksi hipersensitifitas.
Bentuk Sediaan :Paracetamol 500mg, Sirup 120mg/5ml, paracetamol 100mg/ml
drops
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Rumus bangun :

Ibuprofen (FI ed IV,hal 449, ISO Volume 50 2016 hal 20,21)


Nama resmi : IBUPROFENUM
Nama lain : ibuprofen
Nama kimia :-
RM/BM : C3H1802 /206,28
Pemerian : serbuk halus, putih hingga hancur putih, berbau khas, lemak.
Kelarutan : praktis, tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol,
dalam methanol, dalam asetan, dan dalam kloroform, sukar larut dalam etil asetat
Khasiat/kegunaan : Antianalgetikum
Kontra indikasi :Penderita Ulkus peptikum, yang berat dan aktif, riwayat
hipersensitif terhadap ibuprofen dan AINS lainnya, gejala asma, kehamilan trimester
ketiga.
Efek Samping :Mual, muntah, gangguan pencernaan diare, konstipasi dan nyeri
lambung, ruam kulit, penyempitan bronkus, trombositopenia, dan penurunan
ketajaman penglihatan dan kesulitan membedakan warna.
Bentuk Sediaan :Ibuprofen 200mg, 400mg, ibuprofen 100mg/5ml, 200mg/5ml
suspensi
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Rumus bangun :

Page
13
Saccharum lactis (FI ed III, hal. 338)
Nama resmi : LACTOSUM
Nama lain : laktosa
Nama kimia :-
RM/BM : C12H22O11/36,30
Pemerian : serbuk hablur, putih,tidak berbau, rasa agak manis.
Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih,sukar
larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Khasiat/kegunaan : zat tambahan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Rumus bangun :

II.4 Perhitungan Bahan

Acetaminophen 1,5 gram


1,5 g/ 10
= 0,15 gr x 1000
= 150 mg
Ibuprofen 0,8 gram
= 800 mg/ 200 mg
= 4 tablet
Saccharum lactis q.s (1 gram).
Perhitungan Cangkang kapsul

Berat perhitungan bahan/jumlah yang diminta

=1950/10

=195 mg

Jadi, cangkang kapsul yang dipakai adalah cangkang kapsul no.4

Page
14
II.5 Etiket dan Copy Resep

Etiket

KLINIK DIAN RAFA MEDIKA


Jl. Nusantara No. 76
Makale Tana Toraja
Telp.(0423)26321/24475
No. Tgl.

Nama :Andi (17 tahun)

3 x 1 sehari Tablet/Kapsul/Bungkus

(pagi-siang-malam)

Sebelum/Sesudah makan

Jauhkan dari jangkauan anak-anak

Page
15
Copy Resep

APOTEK RAFA FARMA


Alamat: Jl. Nusantara no. 76 Makale
Makale Tana Toraja

Apoteker: Estherina A.P,S.Si,Apt

Copy resep
NO.
Nama :Andi TGL :
Dari Dokter : Dr. Sony Junaedi, Sp.PD
Umur :17 Tahun

R/
Acetaminofen 1,5g
Ibuprofen 0,8g
SL q.s

m.f. Pulvs.da in caps No X


S. t dd I caps
N det

PCC

A Resep Asli Kedua

KLINIK DIAN RAFA MEDIKA


Jl. Nusantara no. 76 Makale Tana
Toraja
Telp.(0423)26321/24475

Page
16
Dr. Sony Junaedi, Sp.PD Tgl:Tanah toraja,
Ahli Penyakit Dalam 6 november 2016
HP.0852 1583 1191

R/
GG Tab
Ctm Tab
Efedrin 12,5 mg
Codein 10 mg
SL q.s

m.f. Pulv da in caps dtd No X


S. t dd I caps
Pro : Dinda
Umur : 3 Tahun 2 Bulan
No.KTP ...........................................
P/I/S/A

Obat tersebut tidak boleh diganti tanpa


sepengetahuan dokter

Bagian Kelengkapan Ada Tida Keterangan


resep k ada
Nama Dokter - Dr. Sony Junaedi, Sp.PD
SIP -
No. Telp/HP - HP.0852 1583 1191
Inscriptio Alamat - -
Dokter
Tempat dan - Tanah toraja, 6 november
tanggal 2016
penulisan
resep
Tanda R/ pada - R/
sebelah ujung
resep
Page
17
Nama dan - GG Tab
Jumlah Obat Ctm Tab
Efedrin 12,5 mg
Codein 10 mg
Prescriptio SL q.s

Bentuk - Pada resep pertama


sediaan yaitu kapsul

Kapsul racikan 3 kali sehari 1


Signatura Aturan Pakai - kapsul

Nama Pasien - Dinda


Umur - 3 tahun 2 bulan
Subscripti
Pasien/BB
o
No. Telp/ HP - Tidak tercantum
pasien
Alamat Pasien - -
Paraf/tanda - Tidak Ada
tangan dokter

Uraian Bahan
GG ( FI ed III hal 272, ISO Volume 50 2016 hal 451)

Nama Resmi : GLYCERYUS GUAIACOLAS

Nama lain : Gliseril guaiakolat

Nama kimia : 3 6 metoksifenoksi propan 1,2

RM/BM : C10H14O4/ 198,22

Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga agak keabuan,hampir tidak Berbau,


Lemah,rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol(95%) P,dalam klorofrom T,dalam


Gliserol dalam propilen likol P.
Page
18
Khasiat/kegunaan : Ekpektoran

Kontra indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap obat


ini

Efek samping :Mengantuk, Mual

Bentuk sediaan :Gliseril Guaiacolate 100mg

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Rumus bangun :

CTM (FI ed III , hal 153, ISO Volume 50 2016 hal 69)

Nama Resmi : CHLORPHENIRAMINI MALEAS

Nama lain : ctm, kloramfeniramina maleat

Nama kimia :-

RM/BM :C16H19CN2C4H4O4 / 390,87

Pemerian : Larut dalam 4 bagian air ,dalam 10 bagian etanol (95%)P Dan dalam 10
bagian kloroform P sukar larut dalam eter

Khasiat/kegunaan : Autihistaminikum

Kontra indikasi :hipersensitivitas terhadap Klorfeniramin


maleat.

Page
19
Efek samping :Mengantuk, mulut kering, pandangan kabur

Bentuk sediaan :Klorfeniramin maleat 4mg

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya

Rumus Bangun :

Efedrin ( FI ed III, hal 236)

Nama Resmi : EPHEDRINI HYDROCHCLORIDIUM

Nama Latin : Efedrina Hidroklorida

Nama kimia :

RM / BM : C10H15NOHCL/ 201,70

Pemerian :Hablur putih atau serbuk putih: halus tidak berbau : rasa pahit.

Kelarutan : larut dalam lebih kurang 4 bagian air, dalam lebih kurang 14
Bagian Etanol (95%)P :praktis tidak larut d alam eter P

Khasiat/kegunaan :Simpatomimetikum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya

Rumus Bangun :

Page
20
Codein ( FI ed III, hal 172)

Nama Resmi : CODEINI HYDROCHLORIDUM

Nama Latin : Kodeina Hidroklorida

Nama kimia :

RM / BM : C18H21NO3HCL,2H2O/ 371,86

Pemerian :Serbuk hablur putih atau hablur jarum tidak berwarna

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air dan lebih kurang 90 bagian etanol
(90%)P

Khasiat/kegunaan :Antitusivum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya

Rumus Bangun :

SL ( FI ed III, hal 338)

Nama Resmi : LACTOSUM

Nama Latin : Laktosa

Page
21
Nama kimia :

RM / BM : C12H22O11H2O / 36,30

Pemerian :Serbuk hablur putih tidak berbau rasa agak manis

Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air ,larut dalam 1 bagian air


mendidih:Sukar larut dalam etanol (95%): praktis tidak larut dalam Kloroform P dan
dalam eter P

Khasiat/kegunaan :Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya

Rumus Bangun :

Perhitungan bahan

GG X 10 =5 tab

Ctm 1/4 x 10 = 2,5 tab

Efedrin 12,5 x 10 = 125

Codein 10 x 10 = 100

S.L Q.S

Perhitungan dosis
#. GG Dosis pakai
I x P = x 100 mg = 50 mg
Page
22
Dd = 50 mg x 3 = 150 mg
#. Ctm IxP=-
Dd = 10/12 x 40 mg = 20 mg
Dosis pakai
I x P = x 4 mg = 1 mg
Dd = 1x3 = 3 mg
DM : I x P = -
dd = 3 mg < 20 mg
#. DM Codein 60 mg / 300 mg
I x P = 10/12 x 60 mg = 30 mg
Dd = 10/20 x 300 mg = 150 mg
Dosis pakai
I x P = 10 mg
Dd = 10 x 3= 30 mg
DM : I x P = 10 mg < 30 mg
Dd = 30 mg < 150 mg
#. Dosis pakai Efedrin
I x P = 12,5 mg
Dd = 12,5 x 3 = 37,5 mg
Efedrin ( 50 mg/150 mg
I x P = 10/12 x 50 mg = 25 mg
Dd = 10/12 x 150 mg = 75 mg
DM :
I x P = 12,5 mg < 25 mg
Dd = 37,5 mg < 75 mg

KLINIK DIAN RAFA MEDIKA


Jl. Nusantara No. 76
Makale Tana Toraja
Telp.(0423)26321/24475
No. Tgl.

Nama :Dinda (3tahun 2bulan(

3 x 1 sehari Tablet/Kapsul/BungkusPage
23
(pagi-siang-malam)

Sebelum/Sesudah makan

Jauhkan dari jangkauan anak-anak


APOTEK RAFA FARMA
Alamat: Jl. Nusantara no. 76 Makale
Makale Tana Toraja

Apoteker: Estherina A.P,S.Si,Apt

Page
24
Copy resep
NO.
Nama :Dinda TGL :
Dari Dokter : Dr. Sony Junaedi, Sp.PD Umur :3 tahun 2
bulan

R/
GG Tab
Ctm Tab
Efedrin 12,5 mg
Codein 10 mg
SL q.s

m.f. Pulvs. dtd No.X


s t dd I caps
n. det

PCC

BAB III

METODE KERJA

III. 1 Alat dan Bahan

a. Alat
1. Mortir dan stamfer
2. Timbangan
3. Anak timbangan
4. Sendok tanduk
5. Alat pengisi kapsul
6. Sudip
b. Bahan
1. Acetaminofen
2. Ibuprofen
3. Saccharum lactis
4. Kertas perkamen

III. 2 Langkah Percobaan

Resep Pertama
1. Disiapkan alat dan bahan
Page
25
2. Diambil tablet Ibuprofen sebanyak 4 tablet, dimasukkan S.L sedikit ke dalam mortar
kemudian gerus tablet Ibuprofen sampai halus
3. Ditimbang Acetamenofen sebanyak 150 mg, dimasukkan ke dalam lumping, digerus
sampai homogeny
4. Tambahkan sisa S.L ke dalam lumpang, digerus sampai homogeny
5. Dimasukkan ke dalam cangkang kapsul sebanyak 10 menggunakan alat pengisi kapsul
6. Masukkan ke dalam sak obat lalu beri etiket

b. Resep Kedua
Disiapkan alat dan bahan
Diambil GG tab sebanyak 5 tab,dimasukkan ke dalam mortal digerus sampai halus

Diambil Ctm tab,sebanyak 2,5 tab ,dimasukkan ked ala mortal,digeru ad homogen( perhitunga
bahan untuk Ctm untuk tab ,diambil I Ctm tab kemudian degerus ad homoen , lalu ditimbang
diambil bagian)

Ditimbang Efedrin sebanyak 125 mg dimasukkan kedalam mortal,digerus ad homogen.

Ditimbang Codein sebanyak 100 mg,dimasukkan kedalam mortal,digeru ad benar benar


homogen.

Untuk menentukan kapsul yang digunakan ,di timbang semua bahan obat dan beratnya dibagi
10 , bila kurang, ditambahkan SL sampai berat yang diinginkan.

Dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan diberi etiket.

Page
26
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 HASIL
a. Kapsul pertama berisi serbuk yang berwarna putih dan berbau lemah , sedangkan pada kapsul
kedua berisierbuk berwarna orange pucatdan tidak berbau.
b. Cangkang kapsul yang di gunakan adalah kapsul cangkang keras.
c. Bentuk sediaan ini dimasukkan kedalam kapsul dan di beri etiket warna putih , karena sediaan
ini ditujukan untuk penggunan dalam

IV.2 PEMBAHASAN
Pada resep di atas dalam praktikum ini, praktikan membuat sediaan kapsul adapun bahan bahan
yang digunakan, antara lain :

BAB V

PENUTUP
Page
27
V.1 Kesimpulan

V.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page
28

Anda mungkin juga menyukai