Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM ILMU RESEP

LAPORAN PRAKTIKUM

KAPSUL

NAMA : NELLY ARYANTI

NIM : NH0518053

KELAS :B

KELOMPOK : 1

ASISTEN : HILDA WIRYANTHI SUPRIO, S.Si.,Apt

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar belakang

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, meracik


formulasi obat, identifikasi, kombinasi,analisis,dan standarisasi/pembakuan
obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta
penggunaanya yang aman farmasi dalam bahasa yunani disebut farmakan
yang berarti medika atau obat, sedangkan ilmu resep adalah ilmu yang
mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu
(meracik) hingga siap digunakan sebagai obat(Syamsuni,2013).

Pekerjaan farmasi adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu


sediaan farmasi, pengamatan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
atau penyaluran obat, pengolahan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi, serta pengembanngan obat, bahan obat dan obat
tradisional.(Andilani,2014)

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan


untuk semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna
mencegah, meringankan maupun menyembuhkan penyakit (Syamsuni,2013).

Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam cangkang


keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin,
tetapi juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Kapsul mempunyai
dua macam jenis cangkang yaitu kapsul cangkang keras dan kapsul cangkang
lunak ( Syamsuni,2013)
I.2. Maksud dan tujuan percobaan

I.2.1. Maksud percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini ialah untuk mengetahui


cara membuatan kapsul.

I.2.2. Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat


membuat kapsul, melakukan metode pengisian dengan tangan dan
mahasiswa dapat melakukan skrining resep berdasarkan administratif
ilmu resep,farmasetik,dan klinis.

I.3. Manfaat percobaan

Adapun manfaat dari percobaan ini adalah dapat membuat kapsul


sesuai dengan resep, dapat mengenal alat percobaan dan kegunaannya, dapat
menghitung dosis dengan tepat dan resep yang benar.
BAB II

PEMBAHASAAN

II.1. Teori umum

A. Pengertian kapsul

Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu


cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat
dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari ukuran nomor paling kecil
(5) sampai paling besar (000) kecuali ukuran cangkang untuk hewan
(dirjen pom, 2014).

Kapsul adalah sediaan obat dalam cangkang dengan konsistensi


keras atau lunak. Cangkang kapsul dapat dibuat dari gelatin, pati, atau
bahan lain yang sesuai ( lestari,2017)

Kapsul adalah sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau


lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tampa zat
tambahan lain. Cangkang kapsul yang dapat pula dibuat dari mehlselulosa
atau bahan yang lain yang cocok ( Anief moh.2013)

B. Keuntungan dan kerugian bentuk sediaan kapsul


a. Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul
1) Bentuknya menarik dan praktis
2) Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang
berasa dan berbau tidak enak.
3) Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut sehingga
obat cepat diabsorbsi.
4) Dokter dapat mengombinasikan beberapa macam obat dan dosis
yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.
5) Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan
zat tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun
tablet
b. Kerugian pemberian bentuk kapsul
1) Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori
kapsul tidak dapat menahan penguapan.
2) Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab)
3) Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul
4) Tidak bisa untuk balita
5) Tidak bisa dibagi-bagi (misal ½ kapsul). (Elmitra,2017)
C. Macam macam kapsul
1. Kapsul keras
Kapsul ini terdiri atas bagian wadah dan tertutup (capsulae over
culaleae) yang terbuat dari mehlselulosa gelatin, pati atau bahan lain
yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dan nomor
paling kecil yaitu 5 sampai nomor yang paling besar 000, kecuali
cangkang kapsul buat hewan. Umumnya ukuran terbesar 000
merupakan ukuran yang dapat diberikan kepada pasien. Ada juga
ukuran 0 yang bentuknya memanjang (dikenal sebagai ukuran oe)
sehingga memberikan kapasitas yang lebih besar tanpa peningkatan
diameter dan biasanya mengandung air 10-15%. Cangkang kapsul ini
biasanya diisi dengan bahan padat atau serbuk, butiran, atau granual.
Penutupan cangkang kapsul gelatin keras dapat dilakukan
dengan cara memberikan lekukan khas pada bagian tutup dan induk
serta melakukan pemanasan langsung atau menggunakan energi
ultrasonik,sedangkan penutupan cangkang kapsul pati dilakukan
dengan cara pelekatan, yaitu dengan mengoleskan cairan campuran
alkohol kemudian dikeringkan. Untuk membersihkan cangkang kapsul
gelatin keras, dapat dilakukan dengan cara melekatkan kapsul diantara
sepotong kain (linen,wol) kemudian digosok-gosokkan
2. Kapsul lunak
Kapsul jenis ini merupakan suhu kesataun berbentuk bulat atau
silinder (pearl) atau bulat telur (grabula) yang dibuat dari gelatin
(kadang disebut gel lunak) atau bahan lain yang sesuai. Biasanya lebih
tebal dari pada cangkang keras dan padat diplastisasi dengan
penambahan senyawa padat, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul ini
biasanya mengandung air seperti polie silenglikol ( PEG) berbobot
molekul rendah, atau dapat juga diisi dengan bahan padat, serbuk atau
zat padat kering. Kapsul cangkang lunak memiliki bermacam-macam
bentuk dan biasanya dapat diapakai untuk rule oral, vagina, rektal, atau
topikal. ( Syamsuni, 2018).
D. Faktor-faktor yang merusak cangkang kapsul
Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :
1. Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)
Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan
menyerap air dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah
pecah.
2. Mengandung campuran eutieticum
Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah dari
pada titik lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek.
3. Mengandung minyak menguap, kseorat, dan alkohol
4. Penyimpanan yang salah ditempat lembab, cangkang menjadi lunak
dan lengket serta sukar dibuka karena kapsul tersebut mengisap air
dari udara yang lembab tersebut.(Elmitra,2017)

E. Bobot dan volume ukuran kapsul


Bobot atau volume obat yang dapat diisikan kedalam kapsul
tergantung pada sifat tahan obat itu sendiri ketepatan dan kecepatan
memilih ukuran kapsul biasanya berdasarkan pengalaman atau pengerjaan
secara eksperimental sebagai pedomannya dapat menggunakan
tabel(Syamsuni,2013).

volume dalam
No. Ukuran
milliliter
000 1,7
00 1,2
0 0,86
1 0,62
2 0,52
3 0,36
4 0,27
5 0,17
untuk hewan untuk hewan
10 30
11 15
12 7,5
II.2. Uraian bahan

1. Amoxicilin (Dirjen pom, 1995.286)


Nama resmi : AMOXICILLINUM
Nama lain : Amoxicilin
Rumus Molekul : C16H19N3S3H2O
Bobot Molekul : 419,45 g/mol
Pemerian : serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau
Kelarutan : sukar larut dalam air dan methanol; tidak larut
dalam benzena, dalam karbon tetraklorida dan
dalam kloroform
Kegunaan : sebagai zat aktif
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar
terkendali

2. Histapan (MIMS Edisi 13 2013/2014. Hal 368)


Nama lain : sanbe
Komposisi : mebhydrolin napadisylate
Indikasi : reaksi alergi
Dosis : dewasa 100-300 mg/hr, anak 6-12 tahun 100-
200 mg/hr, diberikan terbagi dalam 2 dosis.
Peringatan obat : Berikan saat makan atau segera sesudah
makan
Kontra indikasi : Serangan asa akut, bayi prematur
Efek samping : sedasi, efek antimukarinik, hipotensi,
kelemahan otot, tinnitus, euphoria, sakit
kepala, alergi
Indikasi obat : Alkohol, SSP, deprsan, antikolinergik

3. Inolin ( ISO Volume 46-2011 s/d 2012. Hal 497)


Indikasi : merelaksasi kontraksi bronkus yang berhubungan
dengan asma bronkial, bronkitis menahun
Dosis : Dewasa sehari 1-4 tab dibagi dalam 2-3 kali
pemberian, anak dibawah 6 thn sehari 3-4 X 0,1
mg/kg bb
Efek samping : palpitasi, sakit kepala, mual, muntah, mulut kering
Kontra indikasi : penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat

4. Prednison ( ISO Volume 46-2011 s/d 2012. Hal 298)


Indikasi : pengobatan pada kasus alergi, inflamasi, renatik,
penyakit yang berkaitan dengan kolagen dan kulit
Dosis : Dewasa sehari 1-4 tab, kemudian dikurangi bertahap
sampai dosis efektif terendah untuk terapi
pemeliharaan
Interaksi obat : dapat meningkatkan efek dari oabat glikosida jantung
dan obat cyclophosphamide, dapat menghilangkan
efek pemberian vaksin hidup
BAB III

METEDEOLOGI PERCOBAAN

III.1. Resep

Dr.xxxxx
SIK 221/KANDEP/YKM/95
Praktek. Jl. Cendarawasih No.17
Telp. 0411-xxxxx

Tanggal 1 Mei 2017


R/

Amoxicilin 0,5
Inolin 5 mg
Histapan 10 mg
Prednison 2,5 mg

m.f.caps dtd n.V


t dd caps I

Pro : Pardi
Umur : 18 thn
Alamat : Tulip

Dilarang mengganti obat tanpa persetujuan dokter


III.2. Skrining Resep

III.2.1 Insciptio
1. Nama dokter : Dr.xxxxx
2. Sip dokter : SIK 221/KANDEP/YKM/95
3. Alamat dokter : Praktek. Jl. Cendarawasih
No.17
4. Nomor telepon dokter : 0411-xxxxx
5. Tempat dan alamat penulisan resep :

III.2.1 invocatio
R/

Amoxicilin 0,5
Inolin 5 mg
Histapan 10 mg
Prednison 2,5 mg

III.2.3 signatura

1. Nama pasien : Pardi


2. Jenis kelamin : laki-laki
3. Umur pasien : 18 thn
4. Berat badan :-
5. Alamat pasien : Tulip
6. Aturan pakai obat : 2X sehari 1 kapsul sesudah makan
III.2.4 subscriptio

Tanda tangan dan paraf dokter : -

III.3. Singkatan bahasa latin dari resep


Singkatan Bahasa Latin Bahasa Indonesia
M Misce Campur
.f. fac dan buatlah
caps Capsule Kapsul
dtd Da tales doses Berikan dalam dosis
no Nomero demikian
s Signa Sebanyak
tdd Ter de die Tiga kali sehari
I Satu;l’

III.4. Perhitungan bahan

A. Amoxicillin =
0,5 g = 500 mg

500 𝑚𝑔 𝑥 6 : 500 𝑚𝑔=3000 𝑚𝑔 : 500 𝑚𝑔 = 6 tablet

B. Inolin =

5 𝑚𝑔 𝑥 6 : 3 𝑚𝑔 = 30 𝑚𝑔 : 3 𝑚𝑔 = 10 tablet

C. Histapan =

10 𝑚𝑔 𝑥 6 : 50 𝑚𝑔 = 60 𝑚𝑔 : 50 𝑚𝑔 = 1,5 tablet
D. Prednison =

2,5 𝑚𝑔 𝑥 6 : 5 𝑚𝑔= 15 𝑚𝑔 : 5 𝑚𝑔 = 3 tablet

III.5. Perhitungan dosis maksimum


a. Perhitungan dosis maksimum Amoxicilin
Berdasarkan umur :
n/20 x DM
18/20 x 500 = 450 mg
b. Perhitungan dosis maksimum inolin
Berdasarkan umur :
n/20 x DM
18/20 x 3 = 2,7 mg
c. Perhitungan dosis maksimum Histapan
Berdasarkan Umur
n/20 x DM
18/20 x 50 = 45 mg
d. Perhitungan dosis maksimum predmison
Berdasarkan umur :
n/20 x DM
18/20 x 5 = 4,5 mg

III.6. Alat dan Bahan yang digunakan

a. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah lumpang alu,
cawan porselin, lap halus,sudip,tinbangan analitik,sendok tanduk
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu Amoxicilin 0,5, Inolin 5 mg,
Histapan 10 mg, Prednison 2,5 mg, kertas perkamen, cangkang
kapsul,tissue
c. Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan amoxicilin kedalam limpang, kemudian gerus sampai
homogen
3. Dimasukkan inolin kedalam lumpang, kemudian gerus sampai
homogen
4. Dimasukkan prednison kedalam lumpang, kemudian di gerus hingga
homogen
5. Dimasukkan pula histapan kedalam lumpang, kemudian digerus
hingga homogen
6. Disiapkan 6 kapsul no. 00
7. Dimasukkan sediaan kedalam kapsul dengan bobot yang sama banyak
8. Dimasukkan kapsul kedalam plastik dan kemudian berikan etiket

III.7. Etiket

Apotik Nani Hasanuddin


Jl. Perintis Kemerdekaan No.245
SIP 109/Dinkes/2005
No. Makassar, 29 maret 2019

2X sehari 1 bungkus/kapsul/tablet

Sebelum/Sesudah Makan
Apoteker : Kelompok 1B

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

IV.2. Pembahasan

Pada percobaan kali ini kita membuat sediaan atau obat dalam bentuk
kapsul. Kapsul adalah bentuk sediaan atau obat yang terbungkus cangkang
keras atau lunak.

Pada percobaan ini terdapat empat bahan yang digunakan yaitu


amoxicilin 500 mg sebanyak 6 tablet, inolin 5 mg sebanyak 10 tablet, histapan
10 mg sebanyak 1,5 tablet, dan prednison 2,5 mg sebanyak 3 tablet.

Pertama seluruh obat dimasukkan kedalam lumpang secara bergantian


kemudian digerus hingga homogen. Setelah semuanya homogen maka
selanjutnya tentukan cangkang kapsul nomor berapa yang akan digunakan,
namun pada praktek percobaan ini digunakan cangkang kapsul 00. Terakhir
bersihkan cangkang.
Adapun campuran bahan ditujukan kepada pardi yang berumur 18
tahun dengan aturan pakai 2 kali sehari 1 kapsul. Di beri etiket putih karena
pemakaian dalam ( obat dalam )

BAB V

PENUTUP
V.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah kita dapat mengetahui


cara pembuatan, penakaran dosis dan cara pengemasan kapsul dengan baik
sesuai resep yang baik.

V.2. Saran

Adapun saran dari percobaan ini yaitu sebaiknya daam melakukan


percobaan praktikan lebih berhati hati dan lebih teliti sehingga kesalahan-
kesalahan yang biasa terjadi dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA
Andriani . diana, dkk. 2014. Propil Peresepan Sediaan Kapsul Racikan di Apotek
“x”. Universitas airlangga : surabaya

Anief.Moh. 2013. Farmasetika . Gadjah mada university pies : yogyakarta

Dirjen pom. 2014. Farmakope indonesia edisi v. Departemen kesehatan RI : Jakarta

Elmitra , 2017. Dasar-dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid Deepublish :


yogyakarta.

ISFI.2011. Informasi Spesialite Obat. PT ISFI pernerbitan : jakarta

Lestari, bayu. 2017. Buku ajar farmasetika dasar . ub. Pres: Malang.

Syamsuni. 2010. Farmasetika Dasar atau Hitungan Farmasi, EGC : Jakarta

Syamsuni . 2013. Ilmu Resep. Penerbit buku kedokteran : jakarta.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai