PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian obat secara umum, obat adalah semua bahan tunggal/ campuran
yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna
mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.
Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan
dalam
menetapkan
diagnosa,
mencegah,
mengurangi,
4.
5.
6.
penyakit
Bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit
Bahan yang digunakan untuk menyembuhkan gangguan fungsi tubuh
Bahan yang digunakan untuk memperelok badan atau bagian badan
(kosmetika)
Bentuk-bentuk sediaan dari obat yaitu tablet, suspensi, kapsul, emulsi, pil,
sirup, serbuk, kelarutan, salep, obet tetes, krim, gel, dan lain masih banyak
bentuk sediaan lainnya. Bentuk sediaan obat dapat berfungsi untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Tergantung pada formulanya kapsul dari gelatin bisa lunak dan bias juga keras.
Kebanyakan kapsul-kapsul yang sudah diedarkan diapasaran adalah kapsul yang
semuanya dapat ditelan oleh pasien, untuk keuntungan dalam pengobatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sediaan kapsul?
2. Apa persyaratan sediaan kapsul?
3. Apa tujuan pemberian bentuk sediaan kapsul?
4. Apa keuntungan dan kerugian kapsul?
5. Apa macam-macam sediaan kapsul?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sediaan kapsul.
2. Untuk mengetahui persyaratan sediaan kapsul.
3. Untuk mengetahui tujuan bentuk sediaan kapsul.
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian kapsul.
5. Untuk mengetahui macam-macam sediaan kapsul.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertan Sediaan Kapsul
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau
lunak. Cangkang kapsul dibuat dari Gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain.
Cangkang dapat pula dibuat dari Metilsselulosa atau bahan lain yang cocok.
(Anief, 2007)
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu
macam bahan obat atau lebih dan atau bahan innert lainnya yang dimasukkan ke
dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang
sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin bisa lunak dan bisa
juga keras. Kebanyakan kapsul-kapsul yang diedarkan di pasaran adalah kapsul
yang semuanya dapat ditelan oleh pasien, untuk keuntungan dalam pengobatan.
Begitu pula, kapsul dapat dibuat untuk disisipkan ke dalam rektum sehingga
obat dilepaskan dan diapsorbsi di tempat tersebut, atau isi kapsul dapat
dipindahkan dari cangkang gelatin dan digunakan sebagai pengukur yang dini
dari obat-obat bentuk serbuk. Sedikitnya satu kapsul yang diperdagangkan,
Theo-Dur Sprinkle (keypharmaceutical) yang dianjurkan untuk dipakai dalam
hal-hal sebagai berikut, untuk anak-anak atau pasien lain yang tidak dapat
menelan tablet atau kapsul. Dianjurkan agar isi kapsul, teofilin anhidrat dalam
bentuk sustained release, ditaburkan di atas sedikit makanan lunak segera
sebelum ditelan. (Ansel, 2005)
B. Persyaratan Sediaan Kapsul
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi menurut FI III adalah sebagai berikut
(Syamsuni, 2006) :
1) Keseragaman bobot /keragaman bobot
a. Kelompok kapsul yang berisi bahan padat
1. Timbang 20 kapsul sekaligus, timbang lagi satu persatu catat
bobotnya.
2. Keluarkan semua isi kapsul, timbang seluruh bahan cangkang kapsul.
Bobot
rata-rata
kapsul
120 mg atau lebih
B
20%
keras keserangaman
memiliki satu bentuk dan digunakan untuk pemakaian per oral. Pabrik
yang terkenal memproduksi cangkang kapsul di Indonesia adalah Parke
Davis. (Widodo, 2013)
Penutupan cangkang kapsul gelatin keras dapat dilakukan dengan cara
memberikan lekukan khas pada bagian tutup dan induk, serta melakukan
pemanasan langsung atau menggunakan energi ultrasonik. Adapun
penutupan cangkang kapsul pati keras dilakukan dengan pelekatan, yaitu
dengan mengoleskan cairan campuran air alkohol lalu dikeringkan.
Untuk membersihkan cangkang kapsul gelatin keras, dapat dilakukan
dengan cara meletakkan kapsul di antara sepotong kain, kemudian
digosok-gosok. (Widodo, 2013)
Gambar 2.1
b) Kapsul Lunak
Gambar 2.2
Kapsul jenis ini merupakan satu kesatuan berbentuk bulat, silindris,
atau bulat telur yang dibuat dari gelatin (terkandung disebut gel lunak)
atau bahan lain yang sesuai. Kapsul ini biasanya lebih tebal dari pada
kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa
poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul ini biasanya juga mengandung
air 6 13%, yang diisi dengan bahan cairan bukan air seperti
polietilenglikol (PEG) berbobot molekul rendah, atau dapat juga diisi
dengan bahan padat, serbuk, atau zat padat kering. (Widodo, 2013)
Kapsul cangkang lunak memiliki bermacam macam bentuk dan
biasannya dapat dipakai untuk rute oral, vaginal, rektal, atau topikal. Jika
ditinjau dari segi formulasi, teknologi, dan biofarmasi, kapsul berisi cairan
dari jenis kapsul apa pun lebih seragam daripada kapsul berisi serbuk
kering dari jenis cangkang yang sama. Selain itu, terdapat sediaan tablet
berbentuk kapsul yang disebut kaplet. (Widodo, 2013)
2. Berdasarkan Cara Pemakaian
a) Per Oral
Penggunaan obat melalui oral bertujuan terutama untuk mendapatkan
efek sistemik, yaitu obat beredar melalui pembuluh darah keseluruh tubuh.
Tetapi untuk obat cacing dikehendaki
cepat tidak selalu menguntungkan, sebab makin cepat obat diabsorpsi akan
cepat mengalami metabolisme dan eksresi. Sedang obat diabsorpsi lambat
akan memberi aktivitas obat yang lebih panjang. Maka itu pemilihan
bentuk obat memerlukan pertimbangan terhadap banyak factor. (Anief,
1997)
c. Per Rektal
Rectal adalah pemberian obat pada rectum yang layak untuk obat yang
merangsang atau yang di uraikan oleh asam lambung, biasanya soruposito
, kadang-kadang sebagai cairan (klisma 2-10 ml, levemen:10-500 ml).
Tujuanya memperoleh efek local dan efek sistemik. (Anief, 1997)
d. Per Vaginal
Pervaginal merupakan cara pemberian obat dengan memasukan obat
melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan terapi obat dan
mengobati saluran vagina atau serviks. (Anief, 1997)
e. Topikal
Penggunaan obat pada kulit di maksudkan untuk memperoleh efek
pada atau di dalam kulit. Bentuk obat untuk topical dapat berupa padat,
cair dan semi padat. (Anief, 1997)
Gambar 2.3
Ukuran kapsul untuk manusia yaitu : 000
00
5
(Syamsuni, 2006)
b) Untuk Hewan
Ukuran kapsul untuk hewan yaitu : 10
(Syamsuni, 2006)
11
12
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dari suatu cakang
keras atau lunak yang dapat larut cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi
dapat juga dibuat pati atau bahan lain yang sesuai. Kapsul harus memenuhi
syarat sebagai berikut;
a. Keseragaman bobot (bervariasi antara 7,5%-20%)
b. Keseragaman isi zat berkhasiat
c. Waktu hancur, yaitu tidak boleh lebih dari 15 menit
d. Disimpan dalam wadah trtutup rapat.
Kapsul sebagai salah satu bentuk sediaan obat, memiliki beberapa
keuntugan dan kelemahan. Karena itu seorang apoteker juga harus mengetahui
keuntungan dan kerugian dari bentuk sediaan obat yang akan digunakan sebagai
wadah racikan obat.
Macam macam sediaan kapsul terbagi tiga, yaitu :
1. Berdasarkan konsistensi
2. Berdasarkan cara pemakaian
3. Berdasarkan tujuan pemakaian
11
DAFTAR PUSTAKA
Anief, 1997, Apa yang Perlu diketahui Tentang Obat?, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Anief, 2007, Farmasetika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Ansel, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Duin, 1954, Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori, Soeroengan, Jakarta.
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. EGC, Jakarta.
Widodo, 2013, Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker, D-Medika, Yogyakarta.
12