Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR

PULVIS DAN PULVERES

Disusun Oleh :

Sahal Mahfud
482012019012

Dosen Pembimbing::
Munawwarah, S.Farm., Apt.

Tanggal Praktikum :
15 februari 2020

LABORATORIUM FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ASSYIFA ACEH
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran


homogen dua atau lebih bahan obat yang telah di haluskan, dan ditujukan untuk
pemakaian luar. Pemggunaan obat dalam bentuk serbuk sangat dibutuhkan oleh
masyarakat terutama bagi anak-anak maupun orang dewasa yang susah atau sulit
meminum obat baik dalam bentuk tablet, pil, ataupun kapsul. Serbuk merupakan
campuran kering bahan obat atau zat kimia yang berkhasiat untuk mencegah
infeksi pada luka di permukaan kulit.

Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara


merata pada ampuran bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk yang
terdiri dari bahan padat yang kering. Serbuk dapat pula dibuat sebagai bahan obat
dari tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau merupakan dua atau
lebih campuran unsure kimia murni. Serbuk yang terbuat dari bahan kimia yang
ada baik kasar, cukup kasar , halus , dan sangat halus.

Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang
kurang lebih sama dibungkus dengan kertas perkamen atau pengemas lain yang
cocok. Sedangkan serbuk tak terbagi atau serbuk tabor (pulvis) adalah serbuk
ringan yang digunakan untuk pemakain topical dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Serbuk mempunyai
luas permukaan yang luas, sehingga serbuk mudah terdispersi dan lebih larut
daripada bentuk sediaan yang dipadatkan.

Kekurangan serbuk sebagai bentuk sediaan adalah keengganan pasian


meminum obat yang pahit atau rasa yang tidak enak, kesulitan untuk menjaaga
agar serbuk tidak terurai. Karena kandungan zat aktif pada serbuk dapat dengan
mudah mencair atau susah menyeragamkan dosis. Pembuatan sediaan serbuk
sangat penting untuk diketahui untuk dapat di terapkan pada pelayanan
kefarmasian khususnya di apotek, puskesmas, dan rumah sakit.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa pengertian Serbuk?
b. Apa saja jenis- jenis Serbuk?
c. Apa saja syarat-syarat serbuk?

1.3. Tujuan Percobaan


a. Dapat mengetahui pengertian dari Serbuk.
b. Dapat mengetahui jenis jenis dari serbuk.
c. Dapat mengetahui apa saja syarat-syarat serbuk

1.4. Manfaat Percobaan

tujuan dilakukannya praktkum ini yaitu mahasiswa dapat menggunakan


alat laboratorium dengan benar, mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan
sediaan serbuk, mahasiswa dapat menimbang daan membungkus obat dengan
benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAAKA

2.1. Teori

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar. Bentuk
serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih mudah larut
dan lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan padatan lainnya (seperti
kapsul,tablet, pil). Serbuk terbagi dua macam yaitu pulvis dan pulveres. Pulvis
adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi dan dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis, salah atunya yaitu pulvis adspesorius (serbuk tabur/bedak) adalah serbuk
ringan untuk penggunaan topikal, dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
berlubang halus untuk memudahkan digunakan pada kulit. Pulveres (serbuk bagi)
adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus degan
kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok. (Syamsuni, 2006)

Menurut FI Edisi III, serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih
obat yang diserbukkan. Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu-
persatu, sedikit demi sedikit demi sedikit dan dimulai dari obat yang jumlahnya
sedikit kemudian diayak menggunakan pengayak, biasaya pengayak No. 60 dan
dicampurkan lagi. Jika serbuk mengandung lemak, harus diayak menggunaka
ayakan No. 44. (FI Edisi III). Sendangkan menurut FI Edisi VI, serbu adalah
campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian oral, atau pemakaian luar. (FI Edisi VI).

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.
Pada pembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu
sampai derajat haluss tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu 50° C. Serbuk
yang mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan
kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok, setelah itu diserbukkan dengan
jalan digiling, ditumbuk atau digerus sampai diperoleh serbuk yang sesuai yang
tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk. (Anief, 2005)
Syrat-syarat serbuk secara umum yaitu kering, harus, hoogen, memenuhi
uji keseragaman bobot atau keseragaman kandungan yang berlaku untuk setiap
serbuk terbagi atautak terbagi yang mengandung obat keras, narkotika, dan
psikotropika. (Syamsyuni, 2006)

2.2. Uraian Bahan


2.2.1. Resep 1
a. Teophylin
 Nama Obat : Teophylin
 Nama Resmi : Teophylinum
 Nama Lain : Teofilin
 Rumus Molekul : C7H8N4O2.H2O
 Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, pahit, mantap di
udara
 Kelarutan : larut dalam lebih kurang 180 bagian air, lebih
mudah larut dalam air panas, larut dalam lebih
kurang 120 bagian etanol (95%) P, mudah larut
dalam larutan alkali hidroksida dan dalam amonia
encer P.
 Khasiat : Spasmolitikum bronkial

b. Papaverin HCL
 Nama obat : Papaverin HCl
 Nama Resmi : Papaverin Hydrochoridum
 Nama Lain : Papaverin Hidroklorida
 Rumus Molekul : C10H21NO4
 Pemerian : serbuk hablur, putih tidak berbau, rasa pahit,
kemudian pedas.
 Kelarutan : Laarut dalam kurang lebih 40 bagian air dan dalam
kurang lebih 120 bagian etanol (95%) P, larut
dalam kloroform P, praaktis tidak larut dalam eter
P.
 Khasiat : Spasmolitikum

c. Laktosa
 Nama Obat : Laktosa
 Nama Resmi : saccharum Laktis
 Nama Lain : laktosa/ sakarum Laktis
 Rumus Molekul : C12H22O11H2O
 Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak
manis,.
 Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, dalam 1 bagian air
mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) P,
praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter
P.
 Khasiat : Zat tambahan

2.2.2. Resep 2
a. Codein Fosfat
 Nama Obat : Codein Fosfat
 Nama Resmi : Codein Hydrochoridum
 Nama Lain : Codein HCl
 Rumus Molekul :C18H21NO3
 Pemerian : Serbuk habur, putih, atau serbuk hablur jarum
tidak
berwarna.
 Kelarutan : larut dalam 20 bagian air dan dala lebih kurang 90
bagian etanol (90%) P.
 Khasiat : Antitusiv.
b. CTM
 Nama obat : CTM
 Nama Resmi : Chlorpheniramin Maleat
 Nama lain : klorfeniramin Maleat
 Rumus molekul : C16 H19ClN2-C4H4O4
 Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau.
 Kelarutan : Mudah larit dalam air, larut dalam etanol dan
dalam
kloroform, sukar larut dalam eter dan benzen.
 Khasiat : Antihistamin

2.2.3. Resep 3
a. Acid Benzoic
 Nama Obat : Acid Benzoic
 Nama Resmi : Acidum Benzoicum
 Nama Lain : Asam Benzoat
 Rumus Molekul : C7H6O2
 Pemerian : Hablur, halus, ringan, tidak berwarna, tidak
berbau.
 Kelarutan : larut dalam kurang lebih 350 bagian air, dalam
lebih
kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian
kloroform P, dan dalam 3 bagian eter P.
 Khasiat : Antijamur, Antiseptikim Eksterm.

b. Zincy Oxyd
 Nama Obat : Zincy Oxyd
 Nama Resmi : Zinci Oxydum
 Nama Lain : Seng Oksida
 Rumus Molekul : ZnO
 Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih
kekuningan, tidak berbau tidak berasa.
 Kelarutan : Larut dalam asam klorida encer P, setelah
dinetralkan menunjukkan reaksi yang tertera pada
reaksi identifikasi.
 Khasiat : Antiseptikum lokal

c. Adeps lanae
 Nama Obat : Adeps Lanae
 Nama Resmi : Adeps Lanae
 Nama Lain : Lemak Bulu Domba
 Rumus Molekul : C48H69NO2
 Pemerian : Zat serupa lemak, liat, lengket,kuning muda dan
kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dank
khas.
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol (95%) p, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter
P.
 Khasiat : Zat Tambahan

d. Talkum
 Nama Obat : Talkum
 Nama Resmi : Talcum
 Nama Lain : Talc
 Rumus Molekul :-
 Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus, mudah melekat pada
kulit, bebas dari butiran, warna putih atau kelabu
 Kelarutan : Tidak dapat larut hampir dalam setiap larutan
 Khasiat : zat tambahan

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. Resep Yang Di Praktikkan


3.1.1. Resep 1

R/ Teophylin 0.2
Papaverin HCl 0,04
Laktosa q.s
M.f Pulv. No. X
s. tdd p.I
pro : Rina (dewasa)
Jln. Cut Meutia No. 55

3.1.2. Resep 2

R/ Codein Fosfat tab no V


CTM tab no X
M.f pulv No XV
s. ddd p. I
pro : Michael (6 thn)
Jln. Cut Meutia No. 55
3.1.3. Resep 3

R/ Acid Benzoic 0,5


Zincy Oxyt 0,5
Adeps Lanae 0.2
Talcum ad 10
m.f pulv adsp
S.U.E
Pro : Ella (17 thn)
Jln. Cut Meutian No. 55
3.2. Perhitungan Dosis
3.2.1. Teophylin (500-1000 mg)
 TM Sekali : 500 mg
 TM Sehari : 1000 mg
 TP Sekali : 200 mg
 TP Sehari : 200 mg × 3 = 600 mg
200 mg
 % Sekali : ×100 %=40 %
500 mg
600 mg
 % Sehari : ×100 %=60 %
1000 mg

3.2.2. Papaverin HCl (200-600 mg)


 TM Sekali : 200 mg
 TM Sehari : 600 mg
 TP Sekali : 40 mg
 TP Sehari : 40 mg× 3 = 120 mg
40 mg
 % Sekali : ×100 %=20 %
200 mg
120 mg
 % Sehari : ×100 %=20 %
600 mg

3.2.3. Codein (60-300 mg)


6
 TM Sekali : × 60 mg=20 mg
6+12
6
 TM Sehari : ×300 mg=100 mg
6+12
1× 5tab ×10 mg
 TP Sekali : =3,33 mg
15
 TP Sehari : 3.33 mg× 2= 6,66 mg
3,33 mg
 % Sekali : ×100 %=16,65 %
20 mg
6,66 mg
 % Sehari : ×100 %=6.66 %
100 mg

3.2.4. CTM
6
 TM Sehari : × 40 mg=13.33 mg
6+12
1× 10tab × 4 mg
 TP Sekali : =2.66 mg
15
 TP Sehari :2.66 mg ×2 = 5,32 mg
5,32mg
 % Sehari : ×100 %=39 ,
13.33mg

3.3. Alat dan Bahan Yang Digunakan


3.3.1. Alat

Lumping dan Stamper, Sendok, Spatula, Sudip, Cawan porselen, Timbangan


& Anak Timbangan, Pipet tetes, Gelas Ukur, Ayakan, Penangas Air, Pot
Obat, Kertas Klip.

3.3.2. Bahan
Teophilin, Papaverin HCl, Laktosa, Codein, CTM, Acid Benzoic, Adeps
Lanae, Zincy Oxyd, Talcum, kertas Perkamen.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Pembahasan

Pada pembuatan resep pertama, bahan ditimbang satu persatu. Masukkan


sedikit laktosa ke dalam lumpang. Kemudian bahan lainnya dimasukkan kedalam
lumping pertama papaverin kemudian gerus, lalu teohylin di gerus ad homogen,
kemudian terakhir ditambaahkan sisa laktosa dan gerus kembali ad homogen.
Setelah semua bahan obat dalam lumpang tercampur homogen keluarkan dalam
lumpang dan dibagi sebanyak permintaan yang ada pada resep yaitu 10 bungkus.
Kemudian dibungkus dan dimasukkan kedalam kertas klip. Dan ditambahkan
etiket putih.

Pada resep ke dua bahan hanya perlu diambil tablet dan menggerus satu-
persatu tablet agar tidak berterbangan. Setelah semua bahan tercampur homogen
kembali dibagi di atas kertas perkamen sebanyak permintaan resep yaitu 15
bungus. Lalu di bungkus dan dimasukkan dalam kertas klip. Tambah etket putih.
Pada pembuatan resep ke tiga, semua bahan ditimbang sesuai takaran
yang tertera ada resep. Dmasukkan acid benzoic kedalam lumpang kemudian
ditetesi dengan alkohol 2-3 tetes, lalu serap dengan sedikit talkum adar masa
memjadi kering, gerus ad homogen dan dikeluarkan dari dalam lumpang, jadikan
massa 1. Lalu dimasukkan adeps lanae ke dalam lumpnag panas, tambahkan
sebagiaan talkum kemudian gerus ad homogen dan dikeluarkan dari lumpang,
dijadikan massa 2. Kemudian masukkan zincy oxyd yan telah diayak kedalam
lumpang, tambahkan massa 1 dan massa 2, kemudian digerus ad homogen.
Setelah semua bahan tercampur homogen dimasukkan kedalam pot obat dan
ditambahkan etiket biru.

4.2. Kesimpulan
1. Serbuk adalah campuran kering bahan obat/zat kimia yang dihaluskan
untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar. Serbuk bagi atau
pulveres merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang
sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang
cocok untuk sekali minum. Serbuk tak terbagi adalah sebuk yang tidak
tebagi-bagi.
2. Serbuk bagi atau pulveres merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot
yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan
pengemas lain yang cocok untuk sekali minum.
3. Syarat serbuk, antara lain :
- Kering
- Halus
- Homogen
- Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau
keseragaman kandungan ( seragan dalam zat yang terkandung )
yang berlaku untuk serbuk bagi/pulveres yang mengandung
obat keras, narkotika, dan psikotropika.
Daftar Pustaka

Anief, M. 2005. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: UGM Press.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Syamsyuni, A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta; EGC.

Anda mungkin juga menyukai