Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI SOLID


PEMBUATAN SEDIAAN KAPSUL

Disusun Oleh:

1. Ayu Rizkiany 1804015148

2. Siti Fatimah Az-Zahra 1804015253

3. Melawati Agustin 1804015129

Kelas : F1

Kel 2

Prodi Farmasi

Fakultas Farmasi dan Sains

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr HAMKA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Kapsul dengan cangkang keras dari gelatin pertama kali dibuat di prancis pada
tahun1834 oleh Mothes dan Dublanc. Kapsul dapat didefenisikan sebagai bentuk
sediaan padat, dimana satu macam obat atau lebih dan bahan inert lainnya yang
dimasukkan kedalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin
yang sesuai. Kebanyakan kapsul-kapsul yang diedarkan dipasaran adalah kapsul yang
semuanya dapat ditelan oleh pasiaen, untuk keuntungan dalam pengobatan. Begitu
pula, kapsul dapat dibuat untuk disisikan dalam rectum sehingga obat dilepaskan dan
diabsorpsi ditempat  tersebut, atau isi kapsul dapat dipindahkan dari cangkang gelatin
dan digunakan sebagai pegukur yang dini dari obat-obat bentuk serbuk.
Kapsul adalah sedian padat yang tebungkus dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Sediaan ini dibuat untuk mengemas racikan obat yang terdiri dari
berapa macam bahan dengan dosis  yang sesuai. Istilah kapsul berasal dari bahasa
latin ‘capsula’ yang berarti kotak kecil.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjamin tersedianya obat
yang bermutu, aman dan berkhasiat dengan mengharuskan setiap industri farmasi
untuk menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB adalah pedoman
pembuatan obat bagi industri farmasi di Indonesia yang bertujuan untuk memastikan
agar sifat maupun mutu obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu
yang telah ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaanya. Sehingga untuk
memperoleh persyaratan kapsul yang baik menurut FI harus dilakukan beberapa
pengujian.
B.   MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN
1.    Maksud Percobaan
Adapun maksud dilakukannya praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui
proses pembuatan sediaan kapsul, serta  terampil dalam mengerjakan resep-resep
sediaan kapsul.
2.    Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu agar praktikan dapat membuat
sediaan kapsul dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip kerja serta fungsi dari
masing-masing obat, efek samping, dan memberikan informasi mengenai obat tersebut
kepada pasien.

C.   MANFAAT PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan sediaan kapsul.
Untuk dapat mengaplikasikan kapsul di dunia kerja, serta menambah wawasan dan
keterampilan.
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A.   PENGERTIAN KAPSUL
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, bisa juga dari pati atau
bahan lain yang sesuai (Dirjen POM,1995).
Kapsul adalah yang dibuat dari gelatin yang merupakan cangkang yang diisi
dengan bahan bubuk yang membentuk dosis tunggal (Parrot,1968).
Kapsul adalah dibuat dari gelatin yang mengandung cangkang berisi beni bahan
obat untuk dosis tunggal (schovilles, 1979).

B.   MACAM – MACAM KAPSUL


                 Kapsul dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, kapsul gelatin lunak dan
kapsul gelatin keras. Kapsul gelatin keras lebih sedikit mengandung uap air
dibandingkan dengan kapsul gelatin lunak yaitu sekitar 9 – 12 % (Ansel 1989).
                 Kapsul memiliki kemampuan dalam menutup rasa dan bau, serta
memberikan perlindungan bahan aktif terhadap oksidasi dan kelembaban. (Ansel
1989).
                 Umumnya kapsul gelatin keras dipakai untuk menampung isi antara 65 mg-1
g bahan serbuk, termasuk bahan obat dan bahan pengencer lainnya.

Bobot isi pada densitas


Ukuran Kapsul Volume (ml)
0,8 g/cm3 (g)
000 1,370 1,096
00 0,950 0,760
0 0,680 0,544
1 0,500 0,400
2 0,370 0,296
3 0,300 0,240
4 0,210 0,168
5 0,130 0,104
    Tablet ll.1  : Variasi kapasitas ukuran kapsul
Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk atau granul. Pada
formulasi massa kapsul, bila dosis obat atau jumlah obat yang akan dimasukkan tidak
memenuhi untuk mengisi volume kapsul, maka diperlukan penambahan bahan pengisi
yang cocok dalam jumlah yang tepat. Bila jumlah obat yang akan diberikan dalam satu
kapsul cukup besar untuk mengisi penuh kapsul, bahan pengisi tidak dibutuhkan
(Augsbuger, 2000).

C.   KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN KAPSUL


Beberapa keuntungan sediaan kapsul gelatin keras diantaranya
adalah (Lachman, 1994):
1.    Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obat mudah untuk ditelan
2.    Mudah dalam penyiapan karena hanya sedikit bahan tambahan dan tekanan yang
dibutuhkan
3.    Dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa jenis obat pada kebutuhan yang
mendadak
4.    Bahan obat terlindung dari pengaruh luar seperti cahaya dan kelembaban.
Sedangkan kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul adalah sebagai
berikut Syamsuni, 1993):
a.    Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat
menahan penguapan.
b.    Tidak bisa untuk zat-zat yang higrokskopis (menyerap lembab).
c.    Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
d.    Tidak bisa untuk balita.
e.    Kapsul tidak cocok untuk bahan obat yang dapat mengembang peralatan pengisi kapsul
f.     Mempunyai kecepatan yang lebih lambat dibandingkan sedian lainnya.
Biasanya kapsul tidak digunakan untuk bahan-bahan yang sangat mudah larut
seperti kalium klorida, kalium bromida, atau ammonium klorida, karena kelarutan
mendadak dari senyawa-senyawa seperti itu dalam lambung dapat mengakibatkan
konsentrasi yang menimbulkan iritasi. Kapsul tidak boleh digunakan untuk bahan-bahan
yang sangat mudah mencair dan sangat mudah menguap. Bahan yang mudah mencair
dapat memperlunak kapsul, sedangkan yang mudah menguap akan mengeringkan
kapsul dan menyebabkan kerapuhan (Lachman, 1994).
Cangkang kapsul kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih mengandung
air dengan kadar 10-15%. Jika disimpan di tempat yang lembab, kapsul akan menjadi
lunak dan melengket satu sama lain serta sukar dibuka karena kapsul itu dapat
menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya, Jika disimpan di tempat yang terlalu
kering, kapsul itu akan kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh dan muda
pecah (Syamsuni, 1993).
D.   CARA PENGISIAN KAPSUL
                 Yang dimaksud kapsul disini adalah kapsul keras. Kapsul gelatin keras 
terdiri dari dua  bagian yaitu bagian dalam atau induk yaitu bagian yang lebih panjang
(biasa disebut badan kapsul) dan bagian luar atau tutup. Kapsul demikian juga
disebut Capsulae Operculatae dan kapsul bentuk ini diproduksi besar-besaran di pabrik
dengan mesin otomatis. Umumnya ada lekuk khas pada bagian tutup dan induk   untuk
memberikan penutupan yang baik  bila bagian induk  dan tutup cangkangnya
dilekatkan, untuk mencegah terbukanya cangkang kapsul yang telah diisi, selama
transportasi dan penanganan (Lachman, 1994).
                 Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan
mesin dan dengan alat mesin (Lachman, 1994):           
1.  Dengan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan
alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep dokter. Pada
pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi
yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk
memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara serbuk dibagi sesuai dengan jumlah
kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul dan
ditutup.  
2.  Dengan alat bukan mesin
Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia.
Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan
pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh
kapsul. Alat ini terdiri dari dua  bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian yang
bergerak dengan cara :
a.    Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam           lubang dari bagian alat
yang tidak bergerak.
b.    Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul              dimasukkan /ditableturkan pada
permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.
c.    Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang bergerak. Dengan
cara demikian semua kapsul akan tertutup.
3.    Dengan alat mesin
Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar-besaran
dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut , perlu dipergunakan alat yang
serba otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai dengan menutup kapsul. Dengan
cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit
serta keseragamannya lebih terjamin.
E.   SYARAT – SYARAT KAPSUL
1.    Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot dibagi menjadi dua kelompok (Dirjen POM, 1979) :
a.    Kapsul berisi obat kering
Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul,
timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata
tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bob.ot rata-rata
tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpangannya lebih besar dari
harga yang ditetapkan oleh kolom A dan tidak satu kapsul pun yang penyimpangannya
melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.

Perbedaan bobot isi kapsul


Bobot rata-rata
dalam %
kapsul
A B

120 mg atau lebih 10% 20%


lebih dari 120 mg 7,5% 15%

        Tablet II.2 : Bobot Isi Kapsul dan Bobot Rata-Rata

b.    Kapsul berisi obat cair atau pasta


Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi semua kapsul, cuci
cangkang kapsul dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter,
timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata
tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata
tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%.
2.  Waktu Hancur
Uji waktu hancur  digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul
lunak. Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul
yang bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh
satu bentuk.
3.    Keseragaman Sediaan
Terdiri dari keragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman
kandungan untuk kapsul lunak.
4.    Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi
yang tertera dalam farmakope masing–masing monografi. Persyaratan disolusi tidak
berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing–masing
monografi
F. Cairan yang tidak dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin lunak

Bahan bahan cair yang mudah berpindah ke cangkang kapsul tidak dapat
dimasukkan kedalam kapsul lunak, seperti air dengan konsentrasi diatas 5%, senyawa
organik yang larut dalam air dengan BM rendah, serta senyawa yang mudah menguap
seperti alkohol keton, asam amino, dan ester- ester.

G. Zat padat dapat juga dimasukkan kedalam kapsul gelatin lunak

namun begitu harus dalam bentuk larutan dengan pelarut yang cocok sebagai
suspensi, serbuk kering, granul, atau bahan yang dibentuk menjadi pelet.

H. Strategi formulasi

Dalam formulasi sediaan kapsul lunak perlu suatu strategi supaya hasil yang
diperoleh tidak bocor, mengingat isinya berupa cairan. Ada beberapa strategi yang
dapat dilakukan, yaitu :

a. Formulasi tiksotropik dengan sistem tiksotropik dalam formulasi kapsul lunak,


dilakukan dengan cara pengadukan, sistem dalam campuran bahan menjadi encer dan
mudah mengalir, akan tetapi Jika pengadukan dihentikan, sistem kembali ke struktur
gel, sehingga akan mencegah kebocoran.

b. Formulasi “thermal setting” Selain dengan sistem tiksotropik, pembuatan


nsediaan kapsul juga dapat dilakukan dengan cara formulasi thermal setting, yaitu :
menggunakan eksipien berbentuk cair pada temperatur pengisian. Sesudah bahan
campuran berada di dalam kapsul, formulasi ini akan membentuk gel yang memadat
sehingga dapat mencegah kebocoran, contoh bahan yang dapat digunakan ialah
clofibrat.

c. Sistem gabungan tiksotropik dengan Mixed thermal 70 Teknologi Sediaan


Solid  Saudara, dalam formulasi sediaan kapsul, untuk meningkatkan resistensi
terhadap kebocoran maka dapat dilakukan pada sistem dengan suhu lebur yang rendah
atau sedang di atas suhu leburnya, cairan tidak bergerak karena sifat tiksotropi.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. ALAT
 Neraca
 Capsules filling
 Spatel / Sudip
 Disintegration Tester
B. BAHAN
FORMULASI SEDIAAN KAPSUL AMOKSILIN 500 m
 Amoksilin 500mg
 Avicel 15%
 Aerosil 1%
 Talk 1%
 Mg. Stearat 1%
 Laktosa ad 650mg m.f caps 50
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, bisa juga dari pati atau
bahan lain yang sesuai. Beberapa keuntungan kapsul yaitu, dapat menutupi rasa dan
bau yang tidak enak dari bahan obat mudah untuk ditelan,mudah dalam penyiapan
karena hanya sedikit bahan tambahan dan tekanan yang dibutuhkan,dapat digunakan
untuk menggabungkan beberapa jenis obat pada kebutuhan yang mendadak,bahan
obat terlindung dari pengaruh luar seperti cahaya dan kelembaban. Selain kapsul
memiliki keuntungan kapsul juga mempunyai beberapa kerigian seperti, tidak bisa untuk
zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan
penguapan,tidak bisa untuk zat-zat yang higrokskopis (menyerap air),tidak bisa untuk
zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul, tidak bisa untuk balita,kapsul
tidak cocok untuk bahan obat yang dapat mengembang peralatan pengisi kapsul,
mempunyai kecepatan yang lebih lambat dibandingkan sedian lainnya.
Cara pebuatan kapsul dapat dilakukan dengan 3 caya yaitu, mnggunakan
tangan, menggunakan alat bukan mesin, dan menggunakan mesin. Tapi pada
praktikum kali ini metode yang dilakukan olvh praktikan yaitu menggunakan tangan.
Adapun cara kerjanya yaitu sebagai berikut,Disiapkan alat dan bahan,Ditimbangbahan
sesuai perhitungan bahan, dimasukkan asam mefenamat 1 g dan digerus hingga halus
kemudian dimasukkan ambroxol 2,25 mg gerus hingga halus dan homogen tambahkan
luinal 60 mg digerus hingga homogen dan ditambahkan amoxicilin 2 tablet digerus
hingga halus dan homogen,Dikeluarkan dari lumpang dan dibagi dari lumpang dan
dibagi dalm 12 bagian dan ditambahkan laktosa 20 mg. Dimasukkan kedam cangkang
kapsul. Dimasukkan ke dalam wadah (sak obat) dan diberi etiket putih. Asam
mefenamat digunan dalam campuran obat karna bertujuan untuk untuk Mengurangi
rasa sakit kepala, sakit gigi, dysmenorrhea primer, trauma,otot, nyeri setelah operasi.
Ambroxol digunakan untuk obat saluran pernafasan, luminal merupakan Antikonvunsal,
amoxicilin sebagai obat saluran penafasan.
Hasil yang didapat dari paraktikum ini yaitu kapsul dengan cangkang keras dan
kapsul tesebut dinyatakan baik jika cangkangnya tidak lembek jika dipencet dan tetap
kering. Obat sedian kapsul ini berfungsi sebagai obat saluran pernafasan dan sakit
kepala serta mngurangi rasa nyeri.
Kemungkinan kesalahan dalam praktikum ini yaitu lembabnya tangan dalam
pengisian kapsul dapat menyebabkan kapsul lembek dan dalam penggerusan jika tidak
halus dan homogen khasiat obat akan kurang efektif.
HASIL
a) Premulasi bahan
a. Bahan Aktif Amoksilin
Ø Pemerian :
- Warna : putih
- Rasa : tidak berasa
- Bau : Praktis tidak berbau
- Bentuk : Serbuk Hablur
Ø Kelarutan :
- sukar larut dalam air dan metanol
- Tidak larut dalam benzen, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
Ø pH larutan : 3,5 dan 6,0
b. Bahan tambahan
1. Mikrokristalin ( Avicel)
 Pemerian : Serbuk kristal berporos, serpihan putih, murni, tidak berbau,
tidak berrasa
 Kegunaan dalam formula : Pengisi (10-30%) , pengikat dan penghancur
2. Aerosil
 Pemerian : Serbuk amorf, terang, dan tidak berrasa
 Kegunaan dalam formula : Pelincir
3. Talk
 Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit,
bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu
 Kegunaan dalam formula : Pelincir
4. Magnesiun Stearat
 Pemerian : Serbuk halus, putih dan volumnus, bau lemah khas, mudah
melekat di kulit, bebas dari butiran
 Kegunaan dalam formula : Pelicin
5. Laktosa
 Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih krem, tidak berbau, rasa agak
manis, keras, stabil di udara, tetapi mudah meyerap bau.
 Kegunaan dalam formula : pengisi
b) Perhitungan bahan
untuk formulasi sediaan kapsul dengan bahan aktif dan bahan tambahan
yang sudah disiapkan, harus dilakukan penghitungan jumlah bahan yang
diperlukan :
- Bobot satu kapsul 650 mg
- Bobot 50 kapsul : 50 x 650 mg = 32.500 mg = 32.5 g
- Amoksilin : 500 mg x 50 = 25.000 mg = 25 g
- Avicel : 15% x 32.500 mg = 4.875 g
- Aerosil : 1% x 32.500 mg = 0.325 g
- Talk : 1% x 32.500 mg = 0.325 g
- Mg. Stearat : 1% x 32.500 mg = 0.325 g
- Laktosa : 32.5 g - ( 25 + 4.875 + 0.325 + 0.325 + 0.325) 72
Teknologi Sediaan Solid  = 1.65 g

c) Proses Kerja
siapkan bahan dan alat untuk formulasi sediaan kapsul, maka langkah-langkah
yang dapat dilakukan selanjutnya adalah:
- Siapkan alat dan bahan, kemudian timbang semua bahan sesuai hasil
penghitungan.
- Ayak bahan – bahan dengan mesh 40, kecuali Mg stearat ayak terakhir -
Campur semua bahan dan aduk sampai homogen
- Setelah semua bahan homogen, timbang kembali bahan yang sudah tercampur
dan catat bobotnya
- Lakukan uji alir, kompresibilitas
- Setelah semua uji untuk serbuk kapsul sudah memenuhi persyaratan, lakukan
pengisian kapsul, jika jumlah sedikit dapat dilakukan dengan alat semi manual.
d) Kemudian kapsul yang dihasilkan di evaluasi sesuai persyaratan
farmakope Pengisian kapsul Setelah langkah –langkah diatas selesai,
dapat lakukan pengisian kapsul, ada tiga cara pengisian kapsul, yaitu :
Dengan tangan Merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan
tangan tanpa bantuan alat lain. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya
digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul
akibat tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta.
b) Tiap bagian serbuk tadi dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup.

e) Dengan alat bukan mesin Alat yang dimaksud disini adalah alat yang
menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan alat ini akan
didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih
cepat, sebab sekali buat dapat dihasilkan berpuluhpuluh kapsul.
Alat ini terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
Cara pengisian dilakukan :
a) Buka bagian-bagian kapsul
b) Badan kapsul dimasukkan kedalam lubang pada bagian alat yang tidak
bergerak/tetap.
c) Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsul  Teknologi Sediaan
Solid 73
d) Ratakan dengan bantuan alat kertas film.
e) Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau menggerakkan bagian alat yang
bergerak.
f) Dengan mesin
Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran dan menjaga keseragaman
kapsul, perlu dipergunakan alat yang otomatis mulai dari membuka, mengisi
sampai dengan menutup kapsul
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN
   

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, bisa juga dari pati atau
bahan lain yang sesuai. Tujuan utama pmbuatan kapsul yaitu, dapat menutupi rasa dan
bau yang tidak enak dan  dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa jenis
obat. Hasil yang didapat dari praktikum ini yaitu kapsul dengan cangkang keras dan
kapsul tesebut dinyatakan baik jika cangkangnya tidak lembek jika dipencet dan tetap
kering. Obat sedian kapsul yang dibuat pada praktikum ini berfungsi sebagai obat
saluran pernafasan dan sakit kepala serta mengurangi rasa nyeri.
   SARAN

Saran kami sebagai praktikan, sebaiknya dalam praktikum selanjutnya asisten


melakukan asistensi peyusunan laporan dan dalam praktikum semua asisten hadir agar
dapat mengontrol langsung jalannya praktikum sehingga kesalahan lebih sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 1993. Farmasetika Dasar. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.


Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat.Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
BPOM,RI. 2013. ISO Indonesia. ISFI : Jakarta.
Ditjen,POM. 1967. Farmakope Indonesia edisi III. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta.
Ditjen,POM. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta.
Ditjen,POM. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta.
Hadi. 2009. Pengobatan Dermatitis. Penerbit IDI : Jakarta.
Harkness,Richard.1989. Interaksi Obat. ITB : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai