PRAKTIKUM FARMASETIKA -1
Dosen Pengampu : Eko Retnowati,M.Si.,M.Farm.,Apt
Disusun oleh
Kelas : 1A Farmasi
NPM : F320175036
Materi : Farmasetika -1
KUDUS
2018
A. RESEP 1
I. PULVERES/PULVIS
DASAR TEORI
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukan.
Padapembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu
sampai derajat halus tertentu setelah dikeringkan. Serbuk obat yang mengandung
bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau
bahan pengering lain yang cocok, setelah itu serbuk dengan jalan digiling,
ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus
sesuai yang tertara pada pengayak dan derajat halus serbuk ( Anief, 2005 ).
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan,ditunjukan untuk pemakaian luar karena memiliki luas permukaan yang
luas,serbuk lebihmudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sedian yang
dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet
lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat
dicampur dengan air minum. (Anonim,2004).
Pulveres merupakan suatu campuran yang terdiri dari 1 atau lebih bahan
obat yang dibuat dalam bentuk terbagi-bagi. Tujuan dibuat dalam bentuk sediaan
pulveres adalah diinginkan dosis tertentu, diinginkan beberapa macam obat pada
satu sediaan sesuai dengan kepentingan pengobatan campuran obat lebih stabil
dibandingkan larutan. (Anonim,2012).
II. RESEP
ITER 3X
R/
Parasetamol 1gram
Codein Hcl 10mg
Laktosum a.s
m.f.I.a.pulv.No.x
g s.p.r.n pulv.1
V. MONOGRAFI
Tidak ada
D1 1X =1000/10 =100 mg
DL 1X = 500 mg
DL 1h r= 500 – 2 gram
PERBANDINGAN DOSIS
Codein HCl
D1 1X = 10 mg/10 mg = 1 mg
D1 1 hr = 3 x 1 = 3 mg
DM 1X = 60 mg
DM 1 hr = 300 mg
PERBANDINGAN DOSIS
KESIMPULAN
D1/DM < 80% : Serbuk dapat dibagi sesuai dengan pandangan mata
D1/DM < 100% : Resep tidak melampaui batas dosis maksimum dan resep dapat
dibuat.
X. PENYERAHAN
Wadah : Cangkang kapsul ,plastik klip
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkann bahwa :
Serbuk merupakan campuran homogen dua atau lebih pada obat yang
diserbukan.
Obat ini diberi etiket pulvis menggunakan warna putih.
Obat ini digunakan sebagai obat gatal.
Monografi : Tidak Ada.
Serbuk tabur harus dapat bebas dari butiran-butiran kasar dan dimasukan untuk
obat.
XII. PEMBAHASAN
B. RESEP 2
I. PULVERES/PULVIS
DASAR TEORI
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukan.
Padapembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu
sampai derajat halus tertentu setelah dikeringkan. Serbuk obat yang mengandung
bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau
bahan pengering lain yang cocok, setelah itu serbuk dengan jalan digiling,
ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus
sesuai yang tertara pada pengayak dan derajat halus serbuk ( Anief, 2005 ).
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan,ditunjukan untuk pemakaian luar karena memiliki luas permukaan yang
luas,serbuk lebihmudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sedian yang
dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet
lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat
dicampur dengan air minum. (Anonim,2004).
Pulveres merupakan suatu campuran yang terdiri dari 1 atau lebih bahan
obat yang dibuat dalam bentuk terbagi-bagi. Tujuan dibuat dalam bentuk sediaan
pulveres adalah diinginkan dosis tertentu, diinginkan beberapa macam obat pada
satu sediaan sesuai dengan kepentingan pengobatan campuran obat lebih stabil
dibandingkan larutan. (Anonim,2012).
II. RESEP
dr. Latifah
Jln. Anggrek no. 10 Kudus
24-April-2018
r/
Theophylin 2gr-2000mg
Bromosol 2 tab
Dexamo,75 2tab
m.f.pulv.no.x
s.3.dd 1
V. MONOGRAFI
Tidak ada
d1 1x =1000mg/10mg =100mg
dl 1x =500mg
dl 1hr =1000mg
Perbandingan d1 dan dl
Bromosal
d1 1x =8mg/10=0,8 mg
d1 hr =3 x 0,8mg=2,4 mg
dp 1x = 2mg
dp 1hr =3x2mg =6 mg
d1/dp 1x =0,8/2mg
d1/dp 1 hr=2,4mg/6mg
Setarakan timbangan
Bersihkan alat-alat
X. PENYERAHAN
Wadah : Plastik klip,kertas perkamen
Etiket : Berwarna putih
YUDA (10tahun)
3X SEHARI 1 Bungkus
Pagi 05.00 1 Bungkus
Siang 10.00 1 Bungkus
Sore 15.00 1 Bungkus
Label : Tidak boleh
diulang tampa resep dokter.
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpukan bahwa :
Serbuk merupakan campuran homogen dua atau lebih pada obat yang diserbukan
Obat ini diberi etiket pulvis berwarna putih.
Obat ini digunakan sebagai obat gatal.
Monografi : Tidak Ada.
Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimasukan untuk obat.
XII. PEMBAHASAN
Pulveres atau disebut dengan pulvis merupakan sediaan serbuk terbagi
dalam massa sedikit yang ditunjukkan pada pemakaian luar. Pada pulvis resep 2 ini
menggunakan bahan-bahan seperti Bromosal,dexamitason dan
Theophylin.Bromosal, dexamitason, dan theophylline semuanya termasuk dalam
golongan obat keras. Dalam pembuatan pulvisini kita harus dapat memerhatikan
cara penimbangan dan cara pembuatannya maupun cara mencampurkannya.
Bahan-bahan ini bisa juga mengandung seperti bahan yang mudah meleleh atau
dapat dibuat dengan cara yang berbeda. Pada bobot pulvis mempunyai syarat-
syarat tertentu yang terdapat dalam Farmakope Indonesia. Dalam penyimpanan
obat ini harusdimasukkan ke dalam wadah yang tertutup baik. Serbuk pulvis ini
dipilih sebagai bentuk sediaan karena dapat ditujukkan untuk anak-anak agar
mudah dalam mengonsumsi yang berbentuk serbuk, dibandingkan mengonsumsi
obat dalam sediaan tablet. Sediaan serbuk bermagsud agar lebih cepat disolusinya
didalam tubuh. Mempunyai indikasi untuk mencegah nafas pendek atau yang susah
bernafas serta mengatasi peradangantenggorokan. Resep ini dapat ditujukan kepada
Yuda umur 10 th, dengan signa pemakaian 3 kali sehari dalam 1 bungkus. Diberi
wadah plastik klip dan diberi etiket berwarna putih.
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM FARMASETIKA -1
Dosen Pengampu : Eko Retnowati,M.Si.,M.Farm.,Apt
Disusun oleh
Kelas : 1A Farmasi
NPM : F320175036
Materi : Farmasetika -1
KUDUS
2018
A. RESEP 5
I. KAPSUL
DASAR TEORI
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari bahan lain yang
sesuai. Mothes dan Dublanc, dua orang perancis, biasa dihubungkan dengan
penemuan kapsul gelatin yang terdiri dari satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup
dengan setetes larutan yang pekat gelatin panas sesudah diisi. Gelatin larut dalam
air panas dan dalam cairan lambung yang hangat, kapsul gelatin melepaskan isinya
dengan cepat. Gelatin sebagai protein dicerna dan diabsorsi (Anief, 2000).
Gelatin bersifat stabil diudara bila dalam keadaan kering, akan tetapi mudah
mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab dan bila disimpan dalam
larutan berair. Oleh karena itu, kapsul gelatin yang lunak mengandung lebih
banyak uap air daripada kapsul keras, pada pembuatannya ditambahkan bahan
pengawet untuk mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. Biasanya
kapsul keras gelatin mengandung air antara 9-12 %. Bilamana disimpan dalam
lingkungan dengan kelembapan yang tinggi, penambahan uap air akan diabsorbsi
oleh kapsul dan kapsul keras akan rusak dari bentuk kekerasannya. Sebaliknya
dalam lingkungan udara yang sangat kering, sebagian uap air yang ada didalam
kapsul gelatin mungkin akan hilang, dan kapsul menjadi rapuh bahkan akan remuk
bila dipegang(Howard, 1985).
Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang kapsul
bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tertutup kapsul ini saling
menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi bagian badan
kapsul. Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti mudah mengalami
peruraian oleh mikroba bila dalam larutan berair. Sebagai contoh yang lain,
cangkang kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban
relative yang rendah. Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat menghindari efek
samping obat yang mengiritasi lambung, seperti Indometasin. Hal ini dikarenakan
kapsul gelatin segera pecah setelah sampai di lambung (Anonim, 1979).
II. RESEP
Dr. SARAS
SIP : NO,170/Ds- 04/10.V1/1998
Rumah Praktik.
JL.Bima 15 SEMARANG JL.Angsa N0.1
SEMARANG
Telp. (024)6540584 Telp. (024)7011342
Semarang 25-04-2018
R/
Infatrim forte 2tab
Vit B6 3tab
M.f.pulv.dain cap no.V1
S.b.dhd. 1
V. MONOGRAFI
Tidak Ada
VI. PENGOLONGGAN OBAT
Lc ephateim fortem termasuk obat keras menurut iso vol 46 hal 177.
YHVitamin B6 tergolong obat bebas (ISO vol 48 hal 586)
Kesimpulan : Sediaan diatas termasuk golongan obat keras
Setarakan timbangan
Masukkan kedalam plastik klip dan beri etiket putih serta label
X. PENYERAHAN RESEP
Wadah : Cangkang Kapsul, Plastik Klip
XI. KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
- Kapsul adalah bentuk pada sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang
keras atau lunak yang dapat larut.
- Penggolongan obat : Sediaan termasuk golongan obat keras.
- Indikasi obat : Obat Antibiotik.
- Monografi : Tidak Ada.
XII. PEMBAHASAN
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul dapat dibuat dari gelatin dengan atau
tanpa zat-zat tambahan lainnya. Adapun alasan yang dipilihnya sediaan pada
kapsul antara lain yaitu dapat menutupi rasa yang tidak enak.Cangkang juga dapat
dibuat dari Metilselulosa atau bahan lainnya yang sesuai. Padapercobaan praktikum
kali ini dapat menggunakan bahan-bahan dengan Infantrim Forte 3 Tab yang dapat
mengandung Trimethoprim 160 mg,Sulfamethoxazole 800 mg, dan Vitamin B6 2
Tab. Infatrim forte adalah termasuk dalam golongan obat keras dan Vitamin B6
termasuk golongan obat bebas. Selanjutnya,Sebelum dimasukkan kedalam
cangkang kapsul kita harus dapat memerhatikan cara penimbangannya dan cara
mencampurkannya serta memasukkan obat kedalam cangkang kapsul dengan
semua bahan yang dibutuhkan. Lalu setelah itu diletakkan kedalam mortir dan
digerus hingga homogeny selanjutnya dibagi seperti membagi pulveres.
Dimasukkan kedalam kapsul, dan ditutup cangkang kapsul lalu dibersihkan.Khasiat
dari infantrim forte adalah sebagai antibiotik.Efek samping dari infantrim adalah
mual-mual dan rasa nyeri dikepala. Kapsul ini tidak dapat diberikan untuk balita
dan tidak bias dibagi-bagi. Resep ini dapat ditujukan kepada Betharia umur 10 th,
dengan signa pemakaian 2 kali sehari dalam 1 kapsul. Diberi wadah cangkang
kapsul plastik klip dan diberi etiket berwarna putih.
B. RESEP 6
I. KAPSUL
II. RESEP
Dr.GUNTUR
SIP: No.169/05-08/11.V/1999
Rumah Praktik.
Jl.Arjuna 20 Surakarta Rs. pelita
Telp.(0271)857112 Jl.Big Jend katamson 25ka
Solo ,25 april 2018
R/
Theophylin Mg 120
Dexametathason tb 1
M.f.cap.dtd.No.x
s.t.dd.1
...did...
V. MONOGRAFI
Tidak ada
Setarakan timbangan
XI. KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum kali ini dapat simpulkan bahwa :
1. Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang
keras atau pun lunak yang dapat larut.
2. Penggolongan Obat : Sediaan termasuk golongan obat keras.
3. Indikasi Obat : Obat Asma.
4. Monografi : Tidak Ada
XII. PEMBAHASAN
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul dapat dibuat dari gelatin dengan atau
tanpa zat-zat tambahan lainnya. Adapun alasan yang dipilihnya sediaan pada
kapsul antara lain yaitu dapat menutupi rasa yang tidak enak.Cangkang ini
jugadapat dibuat dari Metilselulosa atau bahan lainnya yang sesuai.Pada
percobaanpraktikum kali ini dapat menggunakan dengan bahan-bahan theophylin
dan Dexamethasone. Pada pembuatan kapsul kita harus dapat memerhatikan yaitu
dengan cara penimbangannya dan memasukkan serbuk obat kedalam cangkang
kapsul dengan semua bahan yang dibutuhkan dandapatdiperlukan untuk
menimbang cangkang kapsulnya terlebih dahulu. Dalam memasukkan bahan obat
kedalam cangkang kapsul harus dapat berhati-hati karena jika serbuk obatnya
sedikit saja berkurang maka akan mengurangi dosis obat tersebut. Selanjutnya,
khasiat dari thehopylin dan dexamitason adalahuntuk obat asma dan efek
sampingnya yaitudapat menyebabkan diare.Resep ini dapat ditujukan kepada
Bardini umur 12th dan signa pemakaiannya dapat diminum 3 kali sehari dalam 1
kapsul. Diberi wadah cangkang kapsulplastik klip dan diberi etiket berwarna putih
karena pemakaian dalam.
C. RESEP 7
I. KAPSUL
II. RESEP
DR.YULIANTO
SIP:NO.150/05-06/10.V/1998
Rumah: Praktik
JL.Sadewa 17 Semarang RS.Asih
Telp.(024)8725516 JL.Merpati
NO.5.SEMARANG Semarang 28 april 2018
R/
Ol.lecoris gttv
M.f.d.in cap dtd nov
s.5.dd caps 1 ac
V. MONOGRAFI
Tidak ada
VI. PENGGOLONGAN OBAT
Minyak Ikan Lecoris termasuk golongan bebas ISO VOL 50 HAL 619
Kesimpulan : Sediaan diatas termasuk golongan obat bebas
Setarakan timbangan
X. PENYERAHAN
Wadah : cangkang kapsul ,plastik klip
Bintang (4tahun)
1X SEHARI JIKA DI PERLUHKAN
XI. KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau
lunak. Cangkang kapsul dibuat dari Gelatin dengan atau tanpa zat bahan lainnya.
Penggolongan obat : Lecoris termasukgolongan obat bebas.
Monografi : -
Indikasi obat yaitu Penambah nafsu makan.
Keuntungan bentuk sediaan kapsul adalah bentuk menarik dan praktis, tidak
berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau obat yang kurang enak, mudah
ditelan dan cepat hancur.
XII. PEMBAHASAN
Kapsul adalah bentuk sediaan obat yang terbungkus dalam suatu cangkang
keras ataulunak yang dapat larut. Cangkang kapsul juga dapat dibuat dari gelatin
dengan atau tanpa zat-zat tambahan lainnya.Cangkang kapsul bisa juga dapat
dibuat dari Metilselulosa atau bahan lainnyayang sesuai. Pada percobaan praktikum
kali ini dapat menggunakan bahan-bahanIso Lecosis yang dapat tergolong dalam
obat bebas.Selanjutnya pada pembuatan kapsul kita harus dapat memerhatikan
yaitu dengancara penimbangannya dan cara memasukan Iso Lecosis kedalam
cangkang kapsul dengan semua bahan yang dibutuhkan. Untuk menentukan
cangkang kapsul kita di anjurkan untuk menghitung massanya terlebih dahulu, jika
dalam sediaannya berbentuk tablet atau kaplet kita harus menimbangnya terlebih
dahulu. Iso Lecosis mempunyaiindikasi obatyaitu dengan penambah nafsu makan.
Resep ini ditujukan kepada Bintang umur 4 tahun, dengan signa pemakaiannya
diminum 1 kali sehari jika perlu dan sebelum makan. Diberi wadah cangkang
kapsul plastik klip dandiberi etiket berwarna putih.
D. RESEP 8
I. KAPSUL
II. RESEP
dr. Roby Sinatra
SIP : NO.158/DS-02/15.11/2001
Rumah : Praktek :
Jl. Kresna 25 Surakarta RS. Harapan Sehat
Telp. (0271) 641124 Jl. Merbabu No 3 Ska
Solo, 25 April 2018
R/ Amonii Chloria 1 gr
GG 0,5 gr
m.f.pulv No X da in cap
S3 dd I Jika panas
IV. KETERANGAN
Amonii Chloria DM = - / 10 g (FI ed III hal 960)
GG DP 1x = 100 mg – 200 mg 1H = - (FI ed III hal 969)
V. MONOGRAFI
Tidak ada
DL 1x = 100 – 200 mg
DL 1hr = (16 + 1 – 16 + 1) 100 – 200 = 500 – 1800 mg
4 2
DL 1x = 50 mg
100-200 } Dosis tidak tercapai DL
DL 1hr = 150 mg
500-1800
VIII. PENIMBANGAN OBAT
10
Setarakan timbangan
X. PENYERAHAN RESEP
XI. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa kapsul merupakan
bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau lunak yang dapat larut
antara lain:
1) Kapsul merupakan bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau
lunak yang mudah larut.
2) Penggolongan Obat : Sediaan termasuk golongan obat bebas
3) Amoni Chlorid : Obat Keras
4) GG : Obat Bebas
5) Monografi : Tidak Ada
6) Indikasi Obat : Obat Batuk
XII. PEMBAHASAN
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul dapat dibuat dari gelatin dengan atau
tanpa zat-zat tambahan lainnya.Cangkang ini juga dapat dibuat dari Metilselulosa
atau bahan lainnya yang sesuai. Pada percobaan praktikum kali ini dapat
dibuatdengan menggunakan bahan-bahan Amonii Chloria yang termasuk golongan
obat bebas (ISO VOL 48 HAL 539) danGG juga termasuk golongan obat bebas
(ISO VOL 48 HAL 535).Dalam pembuatan kapsul kita harus dapat memerhatikan
yaitudengan cara penimbangannya dan memasukancangkang kapsul dengan baik
dan benar. Mempunyaiindikasi yaitu obat batuk. Pada dasarnya sediaan kapsul
sudah tepat diberikan kepada pasien dewasa. Resep ini dapat ditujukan kepada
Aprilia umur 20 tahun dan signa pemakaiannya 3 kali sehari dalam 1 kapsul tiap 5
jam. Diberi wadah cangkang kapsul plastik klip dan diberi etiket berwarna putih.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Hal: 210,212-213. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Howard. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke IV. Halaman 153-154. UI-
Press: Jakarta.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FARMASETIKA -1
Dosen Pengampu : Eko Retnowati,M.Si.,M.Farm.,Apt
Disusun oleh
Kelas : 1A Farmasi
NPM : F320175036
Materi : Farmasetika -1
KUDUS
2018
A. RESEP 9
I. SEMI SOLID ( CREAM )
DASAR TEORI
Cream merupakan bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Farmakope Indonesia Edisi IV, cream adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut. Formularium Nasional, cream
yaitu sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimasukkan untuk pemakaian luar. Cream merupakan obat yang
digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian kulit badan. Obat luar adalah
obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan, dank e arah lambung.
Menurut definisi tersebut yang termasuk obat luar yaitu obat luka, obat kulit, obat
hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir, injeksi, dan lainnya (Rowe, 2009).
Kualitas dasar cream, yaitu stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka
cream harus bebas dari inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban
yang ada dalam kamar. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh
produk menjadi lunak dan homogeny. Mudah dipakai, umumnya cream tipe emulsi
adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit. Terdistribusi merata,
obat harus terdispersi merata melalui dasar cream padat atau cair pada penggunaan
(Anief, 1994).
Pro :Permata
Alamat:JL Mawar 10 Semarang
IV. KETERANGAN
Resep standar Vanishing Cream FMS hal 100
Cera Alba 3 gram
Vaselin Album 0,5 gram
Propilengikor 2,3 gram
TEA 1,8 gram
Aquadest 20
Hidrokortson 1%
V. MONOGRAFI
1) Asam stearat : sukar larut dalam air (FI ed III hal 57)
2) Cera Alba : tidak larut dalam air (FI ed III hal 140)
3) Vaselin Alb : tidak larut dalam air (FI ed III hal 633)
4) TEA : mudah larut dalam air dan etanol 95% (FI ed III hal )
VI. DAFTAR OBAT
- Asam stearat : Termasuk golongan obat bebas
- Cera Alba : Termasuk golongan obat bebas
- Vaselin Alb : Termasuk golongan obat bebas
- Propilengikor : Termasuk golongan obat bebas
- TEA : Termasuk golongan obat bebas
- Hidrokortson : Termasuk golongan obat bebas
Tidak ada
Setarakan timbangan
X. PENYERAHAN RESEP
3. Label : -
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan formulasi yang telah dilakukan pada praktikum semi solid kali ini
dapat disimpulkan bahwa :
1. Cream adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air
tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
2. Monografi : Larut dalam air.
3. Penggolongan Obat : Sediaan termasuk golongan obat bebas.
4. Indikasi Obat : Obat gatal-gatal pada kulit.
XII. PEMBAHASAN
Cream adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi yang
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Secara tradisional istilah cream dapat digunakan sebagai sediaan setengah padat
yang mempunyai kontistensi relative cair di formulasi sebagai emulsi air dalam
minyak atau minyak dalam air dan dapat digunakan sebagai obat luar yang dapat
dioleskan ke seluruh bagian kulit tubuh.
B. RESEP 10
I. SEMI SOLID ( CREAM )
II. RESEP
Dr.Guntur
SIP:No.169/Ds-08/11.V/1999
Rumah: Praktik
Jl.Arjuna 20 Surakarta R.S.pelita
Telp.(0271)857112 JL.Briyjend katamso 2 ska
Solo 26 april 2018
R/
Ichthammolum 1gram
Adepslanae 9
Vas.aib.flavim ad 20
m.f.ungt
s.u.e
Pro :Berlian
Alamat :Jl.melati 15 Solo
V. MONOGRAFI
1.Ichthammolum
A. Pemerian :cairan kental hampir hitam,bauh khas.
B. Kelarutan :dapat dicampur dengan air dengan gliserol p. Dengan minyak lemak dan
dengan lemak larut sebagai dalam etanol (95%) p dan eter p
2.adpeslanae
3.Vaselinum Album
Setarakan timbangan
Berliana
Untuk Pemakaian Luar
Pro : Berlian
Label : -
X. KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
2. Penggolongan Obat : Sediaan termasuk golongan obat bebas
3. Monografi : Larut dalam air
4. Indikasi Obat : Obat gatal-gatal pada kulit.
XI. PEMBAHASAN
Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Dalam praktikum kali ini, dibuat dengan sediaan cream. Dalam pembuatan
sediaan cream dapat dibuat dengan metode yang sama. Misalnya, pada vanishing
cream, cold cream, cleansing cream.
C. RESEP 11
I. SEMI SOLID ( CREAM )
II. RESEP
Dr. Yuliantoro
SIP : No.150/DS-06/10.V/1998
Rumah Praktik
Jl.Sadewa 17 Semarang RS. Asih
Telp.(024)8725516 Jl.Merpati No. 5
Semarang
Semarang. 26-04-2018
R/Chloramphenecol 0,5
Hidrokortison 0,2
Cold Cream ad 30
M.F. Ungt
S.M.et.Versp
I. Keterengan Obat
Resep Standart
R/ Parafin liq 51
Cetacei 6,5
Acid Stearin 6,4
Cera Alba 2,5
Trietanolamin 0,8
Natrium tetraborat 0,8
Glycerin 1
Parfum 9,5
Aquadest 100
M.D.S. Cold Cream (FMS Hal 100)
IV. MONOGRAFI
Chloramphenecol : larut dalam 400 bagian air.
Parafin liq : praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%.
Cetacei : Praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%.
Asam Stearat : Praktis tidak larut dalam air.
Cera Alba : Praktis tidak larut dalam air.
Trietanolamin : Mudah larut dalam air dan etanol 95%.
V. DAFTAR OBAT
Chloramphenecol termasuk golongan obat keras.
Hidrokortison tergolong obat keras.
Kesimpulan
Sediaan diatas termasuk golongan obat keras.
VI. DOSIS
-
SetarakanTimbangan
Bersihkan Alat-alat
Timbang Hidrokirtison
Cawan,Panaskan
Masukkan Acid
Stearin,Parafin
Liquid,Cetacei,cera Alba,
TEA, Natr. Biborat,Glycerin,
Hidrokirtison
Mortir,campur ad homogen
Timbang Chloramphenecol
Mortir ,Campur,ad homogen
Tambahkan Aquadest
Mortir ,Campur,ad homogen
VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang dapat mengandung satu
atau lebih pada bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan obat
yang sesuai ( mengandung air tidak kurang dari 60% ). Ini juga dapat
digunakan sebagai pemakaian luar yang pemakaiannya dengan cara
dioleskan pada bagian kulit yang sakit.
2. Penggolongan obat : Sediaan termasuk golongan obat keras.
3. Indikasi Obat : Obat antibiotik.
IX. PEMBAHASAN
Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang dapat
mengandung satu atau lebih pada bahan obat yang mudah terlarut atau
terdispersi dalam bahan obat yang sesuai ( mengandung air tidak kurang
dari 60% ). Pada praktikum kali ini yaitu cream menggunakan dengan
bahan-bahan Chloramphenecol yang termasuk dalam golongan obat keras
dan Hidrokortison juga termasuk dalamgolongan obat keras.
Dalam percobaan pembuatan cream kali ini kita harus
memerhatikan dengan cara penimbaangannya dan cara mencampurkan
dengan bahan-bahan creamnya serta dapat memasukkan cream kedalam
wadah pot salep dan juga dapat di homogenkan. Resep ini dapat ditujukan
kepada Intan umur 12th signa pemakaiannya di oleskan pagi dan malam
pukul 07;00 WIB dan 18:00 WIB. Ini merupakan obat antibiotik. Diberi
etiket bewarna biru.
D. RESEP 12
I. SEMI SOLID ( CREAM )
II. RESEP
IV. Monografi
Asam Salisilat , Praktis tidak larut dalam air.
Seng Oksida , Praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%.
Pati Singkong , Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95%.
Vaseline Kuning , Praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%.
V. DAFTAR OBAT
Asam Salisilat termasuk golongan obat bebas.
Pati Singkong tergolong obat bebas.
Vaseline Kuning tergolong obat bebas.
Kesimpulan
Sediaan diatas termasuk golongan obat bebas.
VI. DOSIS
-
SetarakanTimbangan
Bersihkan Alat-alat
Timbang Vaseline
kuning
Cawan,panaskan
Timbang Asam
Salisilat,Tetesi dengan
etanol (95%)
Motir , Campur ad
homogen
Masukkan Vaseline
kuning dan pati singkong
Motir , Campur ad
homogen
Beri etiket
IX. PENYERAHAN
Pro : Mutiara.
Wadah : Pot Salep, Plastik klip
Etiket : Biru.
Signa : Oleskan 2x sehari untuk pemakaian luar.
Label : -
X. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau
lebih pada bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai. ( mengandung air tidak kurang dari 60% ). Ini juga dapat digunakan
sebagai pemakaian luar yang pemakaiannya dengan cara dioleskan pada bagian
kulit yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1994. Ilmu Meracik Obat Cetakan 6. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Rowe, R.C, PJ, Sheshky, dan ME, Quinn. 2009. Pharmaceutical Design. Pharmaceutical
Press: London.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. EGC: Jakarta