Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMASETIKA -1
Dosen Pengampu : Eko Retnowati,M.Si.,M.Farm.,Apt

Disusun oleh

Nama : Winda Novitasari

Kelas : 1A Farmasi

NPM : F320175036

Materi : Farmasetika -1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

KUDUS

2018
A. RESEP 1
I. PULVERES/PULVIS
DASAR TEORI

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukan.
Padapembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu
sampai derajat halus tertentu setelah dikeringkan. Serbuk obat yang mengandung
bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau
bahan pengering lain yang cocok, setelah itu serbuk dengan jalan digiling,
ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus
sesuai yang tertara pada pengayak dan derajat halus serbuk ( Anief, 2005 ).

Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan,ditunjukan untuk pemakaian luar karena memiliki luas permukaan yang
luas,serbuk lebihmudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sedian yang
dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet
lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat
dicampur dengan air minum. (Anonim,2004).

Pulveres merupakan suatu campuran yang terdiri dari 1 atau lebih bahan
obat yang dibuat dalam bentuk terbagi-bagi. Tujuan dibuat dalam bentuk sediaan
pulveres adalah diinginkan dosis tertentu, diinginkan beberapa macam obat pada
satu sediaan sesuai dengan kepentingan pengobatan campuran obat lebih stabil
dibandingkan larutan. (Anonim,2012).

II. RESEP
ITER 3X
R/
Parasetamol 1gram
Codein Hcl 10mg
Laktosum a.s
m.f.I.a.pulv.No.x
g s.p.r.n pulv.1

Pro : Ny. Broto


III. SKRINING RESEP
1. Nama Dokter : Belum ada
2. Tanggal Resep : Belum ada
3. Alamat Pasien : Belum ada
4. Alamat Dokter : Belum ada
5. Paraf Dokter : Belum ada
6. Nomer telepon dokter : Belum ada

IV. KETERANGAN OBAT


1. Dosis Paracetamol : Di paracetamol 500mg-2gram (FI lll hal 959)
2. Codein : DM codein 60mg-300mg (FI lll hal 964)

V. MONOGRAFI
Tidak ada

VI. DAFTAR OBAT


1. Paracetamol termasuk obat besar
2. Codein termasuk golongan obat Narkotika golongan Lv

VII. PERHITUNGAN DOSIS


 Paracetamol

D1 1X =1000/10 =100 mg

D1 1hr =100 mg x 3 = 300 mg

DL 1X = 500 mg

DL 1h r= 500 – 2 gram

PERBANDINGAN DOSIS

DI/DL 1X =1000 mg/500 mg

D1/DL 1HR =300 mg/500-2 g


Jadi perbandingan dosis pemakain 1x dan pemakaian 1hari tidak melampaui
batas dosis lazim.

 Codein HCl

D1 1X = 10 mg/10 mg = 1 mg

D1 1 hr = 3 x 1 = 3 mg

DM 1X = 60 mg

DM 1 hr = 300 mg

PERBANDINGAN DOSIS

D1/DM 1X = 1 mg/60 mg X 100% = 1,67% < 80%

D1/DM 1HR = 3 mg/300 mg X 100% = 1% < 80%

KESIMPULAN

D1/DM < 80% : Serbuk dapat dibagi sesuai dengan pandangan mata

D1/DM < 100% : Resep tidak melampaui batas dosis maksimum dan resep dapat
dibuat.

VIII. PENIMBANGAN BAHAN


No. Nama obat Perhitungan Jumlah
1. Massa Serbuk 50 mg x 10 5000 mg
2. Paracetamol 1000 : 500 = 2 tab 1000 mg
3. Codein Hcl 50 mg
4. Laktosum 500 mg

IX. CARA KERJA

Setarakan timbangan Bersihkan alat-alat Pengenceran Codein


HCl dan menimbang
Codein HCl 50mg
Masukan dimortir,
Ambil Paracetamol ditambahkan
campur dan homogenkan
masukkan ke dalam Laktosum 450 mg
kemudian timbang hasil
mortir gerus halus pengenceran sebanyak
campur homogen 10mg bungkus sisanya
Bagi menjadi 10 bungkus Masukan Plastik klip Beri etiket

X. PENYERAHAN
Wadah : Cangkang kapsul ,plastik klip

Etiket : Berwarna putih

Apotek Pendidikan “SETIMUKU”


JL.Ganesha no.1 Purwosari KUDUS
N0.tlp:0291-442993
APA
SIPA
N0.R/ :1 Tgl 24-4-2018

Label : Tidak boleh di ulang tanpa resep dari dokter

XI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkann bahwa :

 Serbuk merupakan campuran homogen dua atau lebih pada obat yang
diserbukan.
 Obat ini diberi etiket pulvis menggunakan warna putih.
 Obat ini digunakan sebagai obat gatal.
 Monografi : Tidak Ada.
 Serbuk tabur harus dapat bebas dari butiran-butiran kasar dan dimasukan untuk
obat.
XII. PEMBAHASAN

Pulveres merupakan sediaan serbuk terbagi dalam massa sedikit yang


ditunjukkan untuk pemakaian luar. Dalam pembuatan pulvis resep 1 dapat
digunakan dengan bahan-bahan paracetamol dan codein HCl. Paracetamol
merupakan suatu golongan pada obat besar, sedangkan Codein HCl termasuk
golongan obat narkotika. Dalam pembuatan pulvis menggunakan bahan
paracetamol dan codein yang ditambahkan dengan bahan tambahan yaitu dengan
laktosum. Dalam pembuatan pulvis ini kita harus memerhatikancara penimbangan
dan pembuatannya. Khasiat dari codein HCl yaitu dapat meringankan batuk dan
kondisi diare. Efek sampingnya dari Codein HCl yaitu pusing dan muntah-
muntah.Sedangkan parachetamol yaitu berkhasiat dapat mengurangi rasa nyeri dan
efek sampingnya parachetamol yaitu gejala ringan seperti pusing. Pengaruh bentuk
pada sediaan obat memiliki efek obat yang dapat ditinjau dengan sisi positifnya
yaitu sebagai bahan obat campuran sesuai dengan kebutuhan yang lebih stabil.
Sedangkan sisi negatifnya yaitu kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak
dan bahan obat yang pahit. Resep ini dapat ditujukan kepada Ny. Broto, dengan
signa pemakaian jika perlu. Diberi cangkang kapsul wadah plastik klip dan diberi
etiket berwarna putih yang artinya untuk pemakaian dalam lengkap dengan tanggal,
aturan pakainya serta bentuk sediaannya.

B. RESEP 2
I. PULVERES/PULVIS
DASAR TEORI

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukan.
Padapembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu
sampai derajat halus tertentu setelah dikeringkan. Serbuk obat yang mengandung
bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau
bahan pengering lain yang cocok, setelah itu serbuk dengan jalan digiling,
ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus
sesuai yang tertara pada pengayak dan derajat halus serbuk ( Anief, 2005 ).
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan,ditunjukan untuk pemakaian luar karena memiliki luas permukaan yang
luas,serbuk lebihmudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sedian yang
dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet
lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat
dicampur dengan air minum. (Anonim,2004).

Pulveres merupakan suatu campuran yang terdiri dari 1 atau lebih bahan
obat yang dibuat dalam bentuk terbagi-bagi. Tujuan dibuat dalam bentuk sediaan
pulveres adalah diinginkan dosis tertentu, diinginkan beberapa macam obat pada
satu sediaan sesuai dengan kepentingan pengobatan campuran obat lebih stabil
dibandingkan larutan. (Anonim,2012).

II. RESEP

dr. Latifah
Jln. Anggrek no. 10 Kudus

24-April-2018
r/
Theophylin 2gr-2000mg
Bromosol 2 tab
Dexamo,75 2tab
m.f.pulv.no.x
s.3.dd 1

Pro : Yuda (10th )


Alamat : Jl. Anyelir No. 10 Kudus

III. SKRINING RESEP


1. Paraf dokter : Belum ada
2. Sip : Belum ada

IV. KETERANGAN RESEP


1. Fi edisi lll hal 990 theophylin dm 1x =500mg. dm 1hari =1gram
2. Iso vo 48 hal 58 bromosal mengandung selamol 2mg=4mg dosis anak 6-12
tahun sehari 3x2mg
3. Fi edisi lll hal 965 dexametason d1 1x 1hari 0,5 mg -2 mg

V. MONOGRAFI

Tidak ada

VI. PENGGOLONGAN OBAT


Theopylin ISO vol 48 hal 524 theopylin tergolong obat keras

Bromosal ISO vol 48 hal 518 bromosal tergolong obat keras

Dexamitacon ISO vol 48 hal 300 dexamitacon tergolong obat keras

VII. PERHITUNGAN DOSIS


 Theophylin

d1 1x =1000mg/10mg =100mg

d1 1hr =100 x 3 =300mg

dl 1x =500mg

dl 1hr =1000mg

dl 1x =n/20 x dosis dewasa =10mg/20mg x 500mg =200mg

dl 1hr =n/20 x dosis dewasa =10mg/20mg x 1000mg=500mg

Perbandingan d1 dan dl

d1/dl 1x = 100mg/250mg x 100% =40% <80%

d1/dl 1hr=300mg/500mg x 100% =60% <80%

d1/dl <80% resep dapat dibagi secara visual.

d1/dl <100% resep dapat dibuat

 Bromosal
d1 1x =8mg/10=0,8 mg

d1 hr =3 x 0,8mg=2,4 mg

dp 1x = 2mg

dp 1hr =3x2mg =6 mg

d1/dp 1x =0,8/2mg

d1/dp 1 hr=2,4mg/6mg

dan d tidak mencapai dp

VIII. PENIMBANGAN BAHAN


No. Nama Bahan Jumlah Cek Fisik/Expired Date
1. Theophylin 1 gr 15 Juli 2022
2. Bromosal 2 tab 7 Mei 2021
3. Dexamitason 0,75 2 tab 16 April 2021

IX. CARA KERJA

Setarakan timbangan

Bersihkan alat-alat

Ambil tablet bromusal masukkan mortir, gerus halus, keluarkan

Timbang theophyllin masukkan mortir, haluskan

Tambahkan bromusol, dexa M masukkan mortir campur ad homogen

Bagi menjadi 10 bungkus

Masukkan plastik klip, beri etiket

X. PENYERAHAN
Wadah : Plastik klip,kertas perkamen
Etiket : Berwarna putih

Apotek Pendidikan “SETIMUKU”


JL.Ganesha no.1 Purwosari KUDUS
N0.tlp:0291-442993
APA
SIPA
N0.R/ :2 Tgl 24-4-
2018

YUDA (10tahun)
3X SEHARI 1 Bungkus
Pagi 05.00 1 Bungkus
Siang 10.00 1 Bungkus
Sore 15.00 1 Bungkus
Label : Tidak boleh
diulang tampa resep dokter.

Indikasi obat:Mencegah nafas pendek atau susah bernafas,mengatasi peradangan

XI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpukan bahwa :

 Serbuk merupakan campuran homogen dua atau lebih pada obat yang diserbukan
 Obat ini diberi etiket pulvis berwarna putih.
 Obat ini digunakan sebagai obat gatal.
 Monografi : Tidak Ada.
 Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimasukan untuk obat.

XII. PEMBAHASAN
Pulveres atau disebut dengan pulvis merupakan sediaan serbuk terbagi
dalam massa sedikit yang ditunjukkan pada pemakaian luar. Pada pulvis resep 2 ini
menggunakan bahan-bahan seperti Bromosal,dexamitason dan
Theophylin.Bromosal, dexamitason, dan theophylline semuanya termasuk dalam
golongan obat keras. Dalam pembuatan pulvisini kita harus dapat memerhatikan
cara penimbangan dan cara pembuatannya maupun cara mencampurkannya.
Bahan-bahan ini bisa juga mengandung seperti bahan yang mudah meleleh atau
dapat dibuat dengan cara yang berbeda. Pada bobot pulvis mempunyai syarat-
syarat tertentu yang terdapat dalam Farmakope Indonesia. Dalam penyimpanan
obat ini harusdimasukkan ke dalam wadah yang tertutup baik. Serbuk pulvis ini
dipilih sebagai bentuk sediaan karena dapat ditujukkan untuk anak-anak agar
mudah dalam mengonsumsi yang berbentuk serbuk, dibandingkan mengonsumsi
obat dalam sediaan tablet. Sediaan serbuk bermagsud agar lebih cepat disolusinya
didalam tubuh. Mempunyai indikasi untuk mencegah nafas pendek atau yang susah
bernafas serta mengatasi peradangantenggorokan. Resep ini dapat ditujukan kepada
Yuda umur 10 th, dengan signa pemakaian 3 kali sehari dalam 1 bungkus. Diberi
wadah plastik klip dan diberi etiket berwarna putih.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M.2005. Manajemen Farmasi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Anonim. 2004. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Laboratorium Biologi UMS :


Surakarta.
LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMASETIKA -1
Dosen Pengampu : Eko Retnowati,M.Si.,M.Farm.,Apt

Disusun oleh

Nama : Winda Novitasari

Kelas : 1A Farmasi

NPM : F320175036

Materi : Farmasetika -1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

KUDUS

2018
A. RESEP 5
I. KAPSUL
DASAR TEORI

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari bahan lain yang
sesuai. Mothes dan Dublanc, dua orang perancis, biasa dihubungkan dengan
penemuan kapsul gelatin yang terdiri dari satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup
dengan setetes larutan yang pekat gelatin panas sesudah diisi. Gelatin larut dalam
air panas dan dalam cairan lambung yang hangat, kapsul gelatin melepaskan isinya
dengan cepat. Gelatin sebagai protein dicerna dan diabsorsi (Anief, 2000).

Gelatin bersifat stabil diudara bila dalam keadaan kering, akan tetapi mudah
mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab dan bila disimpan dalam
larutan berair. Oleh karena itu, kapsul gelatin yang lunak mengandung lebih
banyak uap air daripada kapsul keras, pada pembuatannya ditambahkan bahan
pengawet untuk mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. Biasanya
kapsul keras gelatin mengandung air antara 9-12 %. Bilamana disimpan dalam
lingkungan dengan kelembapan yang tinggi, penambahan uap air akan diabsorbsi
oleh kapsul dan kapsul keras akan rusak dari bentuk kekerasannya. Sebaliknya
dalam lingkungan udara yang sangat kering, sebagian uap air yang ada didalam
kapsul gelatin mungkin akan hilang, dan kapsul menjadi rapuh bahkan akan remuk
bila dipegang(Howard, 1985).

Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang kapsul
bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tertutup kapsul ini saling
menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi bagian badan
kapsul. Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti mudah mengalami
peruraian oleh mikroba bila dalam larutan berair. Sebagai contoh yang lain,
cangkang kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban
relative yang rendah. Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat menghindari efek
samping obat yang mengiritasi lambung, seperti Indometasin. Hal ini dikarenakan
kapsul gelatin segera pecah setelah sampai di lambung (Anonim, 1979).
II. RESEP

Dr. SARAS
SIP : NO,170/Ds- 04/10.V1/1998
Rumah Praktik.
JL.Bima 15 SEMARANG JL.Angsa N0.1
SEMARANG
Telp. (024)6540584 Telp. (024)7011342
Semarang 25-04-2018
R/
Infatrim forte 2tab
Vit B6 3tab
M.f.pulv.dain cap no.V1
S.b.dhd. 1

Pro :Betharia (10 th)


Alamat:Jl. Slamet Riyadi 46 Semarang

Mohon obat jangan diganti tanpa sepengetahuan dokter

III. SKRINING RESEP


1. Paraf Dokter :Belum ada

IV. KETERANGGAN OBAT


1. Infantrim forte diganti dengan LC Eiphtrim termasuk obat keras
Menurut iso vol 46 hal 177 Lc Eiphtrim mengandung
sulfametosozo(400mg)(800mg)
Dosis dewasa sehari 2x2kapsul menurut iso vo 46 hal 177.
2. Erphatrim mengandung Sulfametoksazol 800 mg dan trimetroprim 160 mg. Dosis
dewasa sehari 2x2 kap forte selma 5 hari (ISO vol 48 hal 176)Pyridoxin HCL (Vit
B6) DL = 5 mg – 150 mg / - (FI ed III hal 987)

V. MONOGRAFI

Tidak Ada
VI. PENGOLONGGAN OBAT
 Lc ephateim fortem termasuk obat keras menurut iso vol 46 hal 177.
 YHVitamin B6 tergolong obat bebas (ISO vol 48 hal 586)
Kesimpulan : Sediaan diatas termasuk golongan obat keras

VII. PERHITUNGAN DOSIS


 Infatrim Forte (Erphatrim)
d1x = 2000 mg = 333,3 mg
6
d1hr = 2 x 333,3 mg = 666,6 mg
 Sulfamethoxazole
dp 1x = 800 mg x 2 = 16000 mg
dp 1hr = 2 x 1600 mg = 3200 mg
 Trimethroprim
dp 1x = 160 mg x 2 = 320 mg
dp 1hr = 2 x 320 mg = 640 mg
 Vitamin B6
d1x = 3000 mg = 500 mg
6
d1hr = 2 x 500 mg = 1000 mg
dl 1x = n x dl dewas
20
= 10 x 150 mg
20
= 75 mg
dl 1hr = -
Perbandingan Dosis
d 1x = 500 mg = 6,66 < 80
dl 75 mg
Kesimpulan : dosis tidak melampaui batas dosis larutan
VIII. PENIMBANGAN BAHAN

No. Penimbangan bahan obat Cek fisik / Expired date


1 Infatrim forte = 2 g 3 Juni 2023
2 Vitamin b6 = 3 g 10 Januari 2022

No. cangkang kapsul = 2000 mg + 3000 mg = 5000 mg = 833, 3 mg


6 = 0, 8 g
Jadi nomer cangkang kapsul = nomer 000

IX. PROSEDUR KERJA

Siapkan bahan dan bersihkan alat

Setarakan timbangan

Ambil 2 timbang vitamin B6 3 g masukkan mortir, gerus halus, sisihkan.

Ambil dan timbang infatrim forte 2 g masukkan mortir, haluskan


dan campur dengan vitamin B6, aduk hingga homogen, keluarkam.

Dibagi menjadi 6 bagian

Masukkan kedalam cangkang kapsul

Masukkan kedalam plastik klip dan beri etiket putih serta label

X. PENYERAHAN RESEP
Wadah : Cangkang Kapsul, Plastik Klip

Etiket : Putih (ditempelkan)


Apotek Pendidikan “STIMUKU”
Jl. Ganesha no. 1 Purwosari, Kudus
No. Tlp : 0291-442993
APA :
SIPA :
No. R/ : 5 Tgl. 25-04-2018
Betharia (10th)
2x sehari 1 kapsul
Jam 07.00 & 15.00 WIB

Label : tidak boleh diulang tanpa resep dokter (putih)

XI. KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :

- Kapsul adalah bentuk pada sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang
keras atau lunak yang dapat larut.
- Penggolongan obat : Sediaan termasuk golongan obat keras.
- Indikasi obat : Obat Antibiotik.
- Monografi : Tidak Ada.

XII. PEMBAHASAN
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul dapat dibuat dari gelatin dengan atau
tanpa zat-zat tambahan lainnya. Adapun alasan yang dipilihnya sediaan pada
kapsul antara lain yaitu dapat menutupi rasa yang tidak enak.Cangkang juga dapat
dibuat dari Metilselulosa atau bahan lainnya yang sesuai. Padapercobaan praktikum
kali ini dapat menggunakan bahan-bahan dengan Infantrim Forte 3 Tab yang dapat
mengandung Trimethoprim 160 mg,Sulfamethoxazole 800 mg, dan Vitamin B6 2
Tab. Infatrim forte adalah termasuk dalam golongan obat keras dan Vitamin B6
termasuk golongan obat bebas. Selanjutnya,Sebelum dimasukkan kedalam
cangkang kapsul kita harus dapat memerhatikan cara penimbangannya dan cara
mencampurkannya serta memasukkan obat kedalam cangkang kapsul dengan
semua bahan yang dibutuhkan. Lalu setelah itu diletakkan kedalam mortir dan
digerus hingga homogeny selanjutnya dibagi seperti membagi pulveres.
Dimasukkan kedalam kapsul, dan ditutup cangkang kapsul lalu dibersihkan.Khasiat
dari infantrim forte adalah sebagai antibiotik.Efek samping dari infantrim adalah
mual-mual dan rasa nyeri dikepala. Kapsul ini tidak dapat diberikan untuk balita
dan tidak bias dibagi-bagi. Resep ini dapat ditujukan kepada Betharia umur 10 th,
dengan signa pemakaian 2 kali sehari dalam 1 kapsul. Diberi wadah cangkang
kapsul plastik klip dan diberi etiket berwarna putih.

B. RESEP 6
I. KAPSUL
II. RESEP
Dr.GUNTUR
SIP: No.169/05-08/11.V/1999
Rumah Praktik.
Jl.Arjuna 20 Surakarta Rs. pelita
Telp.(0271)857112 Jl.Big Jend katamson 25ka
Solo ,25 april 2018
R/
Theophylin Mg 120
Dexametathason tb 1
M.f.cap.dtd.No.x
s.t.dd.1

...did...

Pro :Bardini (12 tahun/30kg)


Alamat:Jl. Raya 12 solo.

Mohon obat jangan diganti tanpa sepengetahuan Dokter

III. SKRINING RESEP


Paraf dokter : Tidak ada
IV. KETERANGAN
 Theophyllin DM = 500 mg / 1 g (FI ed III hal 990)
 Dexamethasonum DL = - / 0,5 mg – 2 mg (FI ed III hal 965)

V. MONOGRAFI
Tidak ada

VI. PENGGOLONGAN OBAT


1. Theophyllin tergolong obat keras (ISO vol 48 hal 524)
2. Dexamethasonum tergolong obat keras (ISO vol 48 hal 300)

Kesimpulan : Sediaan diatas termasuk golongan obat keras

VII. PERHITUNGAN DOSIS


 Theophyllin
D1x = 120 mg
D1hr = 3 x 120 mg = 360 mg
DM 1x = n x dosis dewasa
20
= 12 x 500 mg
20
= 300 mg
DM 1hr = n x dosis dewasa
20
= 12 x 1000 mg
20
= 600 mg
Perbandingan dosis
D/DM 1x = 120 mg x 100% = 40 % < 80%
300 mg
D/DM 1hr = 360 mg x 100% = 60 % < 80%
600 mg
Kesmpulan : D/DM < 80% , Resep dapat dibuat dan Serbuk dapat
dibagi sesuai pandangan mata.
 Dexamethason
D1x = 1 tab 0,75 mg
D1hr = 3 x 0,75 mg = 2,25 mg
DL = -
DL 1hr = n x dosis dewasa
20
= 12 x 2 mg
20
= 1,2 mg
Perbandingan dosis
D 1x = -
DL
D 1hr% = 2,25 mg = 1,8 mg < 2
DL 1,2 mg
Kesimpulan : Dosis tidak melampaui batas dosis lazim

VIII. PENIMBANGAN BAHAN OBAT


No Penimbangan Bahan Obat Cek fisik / Expired Date
1 Theophyllin = 120 mg x 5 = 600 mg 11 Mei 2022
2. Dexamethasone 1 tab x 5 = 5 (3,75 mg) 19 Juli 2021
No. Cangkang kapsul 1200mg/5 =240mg

IX. CARA KERJA

Siapkan bahan dan bersihkan alat

Setarakan timbangan

Ambil 5 tab dexamethason, masukkan mortir, gerus


hingga halus, lalu tambah theophyllin 600 mg

Serbuk dibagi menjadi 5 kertas perkamen

Masukkan kadalam cangkang kapsul no. 5

Masukkan plastik klip dan beri etiket putih serta label


X. PENYERAHAN RESEP
1. Wadah : Cangkang kapsul, Platik klip
2. Etiket : Putih (ditempelkan)

Apotek Pendidikan “STIMUKU”


Jl. Ganesha no. 1 Purwosari, Kudus
No. Tlp : 0291-442993
APA :
SIPA :
No. R/ : 6 Tgl. 25-04-2018
Bardini (12th)
3x sehari 1 kapsul

3. Label : tidak boleh diulang tanpa resep dokter

XI. KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum kali ini dapat simpulkan bahwa :
1. Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang
keras atau pun lunak yang dapat larut.
2. Penggolongan Obat : Sediaan termasuk golongan obat keras.
3. Indikasi Obat : Obat Asma.
4. Monografi : Tidak Ada

XII. PEMBAHASAN
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul dapat dibuat dari gelatin dengan atau
tanpa zat-zat tambahan lainnya. Adapun alasan yang dipilihnya sediaan pada
kapsul antara lain yaitu dapat menutupi rasa yang tidak enak.Cangkang ini
jugadapat dibuat dari Metilselulosa atau bahan lainnya yang sesuai.Pada
percobaanpraktikum kali ini dapat menggunakan dengan bahan-bahan theophylin
dan Dexamethasone. Pada pembuatan kapsul kita harus dapat memerhatikan yaitu
dengan cara penimbangannya dan memasukkan serbuk obat kedalam cangkang
kapsul dengan semua bahan yang dibutuhkan dandapatdiperlukan untuk
menimbang cangkang kapsulnya terlebih dahulu. Dalam memasukkan bahan obat
kedalam cangkang kapsul harus dapat berhati-hati karena jika serbuk obatnya
sedikit saja berkurang maka akan mengurangi dosis obat tersebut. Selanjutnya,
khasiat dari thehopylin dan dexamitason adalahuntuk obat asma dan efek
sampingnya yaitudapat menyebabkan diare.Resep ini dapat ditujukan kepada
Bardini umur 12th dan signa pemakaiannya dapat diminum 3 kali sehari dalam 1
kapsul. Diberi wadah cangkang kapsulplastik klip dan diberi etiket berwarna putih
karena pemakaian dalam.

C. RESEP 7
I. KAPSUL
II. RESEP
DR.YULIANTO
SIP:NO.150/05-06/10.V/1998
Rumah: Praktik
JL.Sadewa 17 Semarang RS.Asih
Telp.(024)8725516 JL.Merpati
NO.5.SEMARANG Semarang 28 april 2018
R/
Ol.lecoris gttv
M.f.d.in cap dtd nov
s.5.dd caps 1 ac

Pro : Bintang (4tahun)


Alamat:Jl.Larasati 5 Semarang

III. SKRINING RESEP


Paraf dokter : Belum ada

IV. KETERANGAN RESEP


Tidak ada

V. MONOGRAFI
Tidak ada
VI. PENGGOLONGAN OBAT
Minyak Ikan Lecoris termasuk golongan bebas ISO VOL 50 HAL 619
Kesimpulan : Sediaan diatas termasuk golongan obat bebas

VII. PERHITUNGAN DOSIS


Tidak ada

VIII. TABEL PENIMBANGAN BAHAN


No Nama obat Perhitungan Jumlah
1 Ol.celosis 5 tetes x 5 25 tetes
No cap kapsul =1000: 5=500Mg

IX. CARA KERJA

Siapkan bahan dan bersihkan alat

Setarakan timbangan

Tara 5 tetes oleum lecoris, untuk menentukan cangkang kapsul

Masukkan Ol. Lecoris kedalam cangkang kapsul dengan pipet tetes

Tutup cangkang kapsul dan bersihkan cangkang kapsul

Masukkan palastik klip

Beri etiket putih

X. PENYERAHAN
Wadah : cangkang kapsul ,plastik klip

Etiket : berwarna putih


Apotek Pendidikan “SETIMUKU”
JL.Ganesha no.1 Purwosari KUDUS
N0.tlp:0291-442993
APA
SIPA
N0.R/ :7 Tgl 24-4-2018

Bintang (4tahun)
1X SEHARI JIKA DI PERLUHKAN

Label : Tidak boleh di ulang tanpa resep dari dokter

XI. KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :

 Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau
lunak. Cangkang kapsul dibuat dari Gelatin dengan atau tanpa zat bahan lainnya.
 Penggolongan obat : Lecoris termasukgolongan obat bebas.
 Monografi : -
 Indikasi obat yaitu Penambah nafsu makan.
 Keuntungan bentuk sediaan kapsul adalah bentuk menarik dan praktis, tidak
berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau obat yang kurang enak, mudah
ditelan dan cepat hancur.

XII. PEMBAHASAN
Kapsul adalah bentuk sediaan obat yang terbungkus dalam suatu cangkang
keras ataulunak yang dapat larut. Cangkang kapsul juga dapat dibuat dari gelatin
dengan atau tanpa zat-zat tambahan lainnya.Cangkang kapsul bisa juga dapat
dibuat dari Metilselulosa atau bahan lainnyayang sesuai. Pada percobaan praktikum
kali ini dapat menggunakan bahan-bahanIso Lecosis yang dapat tergolong dalam
obat bebas.Selanjutnya pada pembuatan kapsul kita harus dapat memerhatikan
yaitu dengancara penimbangannya dan cara memasukan Iso Lecosis kedalam
cangkang kapsul dengan semua bahan yang dibutuhkan. Untuk menentukan
cangkang kapsul kita di anjurkan untuk menghitung massanya terlebih dahulu, jika
dalam sediaannya berbentuk tablet atau kaplet kita harus menimbangnya terlebih
dahulu. Iso Lecosis mempunyaiindikasi obatyaitu dengan penambah nafsu makan.
Resep ini ditujukan kepada Bintang umur 4 tahun, dengan signa pemakaiannya
diminum 1 kali sehari jika perlu dan sebelum makan. Diberi wadah cangkang
kapsul plastik klip dandiberi etiket berwarna putih.

D. RESEP 8
I. KAPSUL
II. RESEP
dr. Roby Sinatra
SIP : NO.158/DS-02/15.11/2001
Rumah : Praktek :
Jl. Kresna 25 Surakarta RS. Harapan Sehat
Telp. (0271) 641124 Jl. Merbabu No 3 Ska
Solo, 25 April 2018

R/ Amonii Chloria 1 gr
GG 0,5 gr
m.f.pulv No X da in cap
S3 dd I Jika panas

Pro : Aprilia (20th)


Alamat : Jl. Sudirman 14 Kudus

III. SKRINING RESEP


Paraf dokter : Tidak Ada

IV. KETERANGAN
Amonii Chloria DM = - / 10 g (FI ed III hal 960)
GG DP 1x = 100 mg – 200 mg 1H = - (FI ed III hal 969)
V. MONOGRAFI
Tidak ada

VI. PENGGUNAAN OBAT


Amonii Chloria termasuk golongan obat bebas terbatas (ISO vol 48 hal 539)
GG termasuk golongan obat bebas terbatas (ISO vol 48 hal 535)
Kesimpulan : Sediaan diatas termasuk golongan obat bebas

VII. PERHITUNGAN DOSIS


 Amonii chloria
D1x = 1000 mg = 100 mg
10
D1hr = 3 x 100 mg = 300 mg
DM 1x = -
DM 1hr = 25 x 10.000 = 12.500
20
Presentase
DM 1hr = 300 mg x 100% = 0,024% < 80%
12500 mg
Kesimpulan : Resep dapat dikerjakan
 GG
0,5
DP 1x = = 0,05 = 50 mg
10
DP 1hr = 3 x 50 mg = 600 mg

DL 1x = 100 – 200 mg
DL 1hr = (16 + 1 – 16 + 1) 100 – 200 = 500 – 1800 mg
4 2
DL 1x = 50 mg
100-200 } Dosis tidak tercapai DL
DL 1hr = 150 mg
500-1800
VIII. PENIMBANGAN OBAT

NO Penimbangan Bahan Obat Cek fisik / Expired Date


1 Amonii Chloia = 1000 mg 27 Agustus 2022
2 GG = 500 mg 8 Juli 2021

No. Cangkang kapsul 1000 mg + 500 mg = 1500 = 150 mg

10

Jadi cangkang kapsul yang digunakan no. 2

IX. PROSEDUR KERJA

Siapkan alat dan bahan

Setarakan timbangan

Timbang amonii chloria 1 gram masukkan mortir, gerus, keluarkan

Timbang GG 0,5 gram masukkan mortir, gerus

Campur amonii chloria dan GG didalam mortir, gerus hingga homogen

Bagi 10 bagian sama rata, masukkan dalam kapsul

Masukkan dalam plastik klip, beri etiket dan label

X. PENYERAHAN RESEP

1. Wadah : Cangkang kapsul, Platik klip

2. Etiket : Putih (ditempelkan)


Apotek Pendidikan “STIMUKU”
Jl. Ganesha no. 1 Purwosari, Kudus
No. Tlp : 0291-442993
APA :
SIPA :
No. R/ : 8 Tgl. 25-04-2018
Anita (25th)
3x sehari 1 kapsul (jika panas)
Tiap 5 jam

3. Label : Tidak Ada

XI. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa kapsul merupakan
bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau lunak yang dapat larut
antara lain:

1) Kapsul merupakan bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau
lunak yang mudah larut.
2) Penggolongan Obat : Sediaan termasuk golongan obat bebas
3) Amoni Chlorid : Obat Keras
4) GG : Obat Bebas
5) Monografi : Tidak Ada
6) Indikasi Obat : Obat Batuk

XII. PEMBAHASAN
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul dapat dibuat dari gelatin dengan atau
tanpa zat-zat tambahan lainnya.Cangkang ini juga dapat dibuat dari Metilselulosa
atau bahan lainnya yang sesuai. Pada percobaan praktikum kali ini dapat
dibuatdengan menggunakan bahan-bahan Amonii Chloria yang termasuk golongan
obat bebas (ISO VOL 48 HAL 539) danGG juga termasuk golongan obat bebas
(ISO VOL 48 HAL 535).Dalam pembuatan kapsul kita harus dapat memerhatikan
yaitudengan cara penimbangannya dan memasukancangkang kapsul dengan baik
dan benar. Mempunyaiindikasi yaitu obat batuk. Pada dasarnya sediaan kapsul
sudah tepat diberikan kepada pasien dewasa. Resep ini dapat ditujukan kepada
Aprilia umur 20 tahun dan signa pemakaiannya 3 kali sehari dalam 1 kapsul tiap 5
jam. Diberi wadah cangkang kapsul plastik klip dan diberi etiket berwarna putih.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Hal: 210,212-213. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Howard. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke IV. Halaman 153-154. UI-
Press: Jakarta.
LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMASETIKA -1
Dosen Pengampu : Eko Retnowati,M.Si.,M.Farm.,Apt

Disusun oleh

Nama : Winda Novitasari

Kelas : 1A Farmasi

NPM : F320175036

Materi : Farmasetika -1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

KUDUS

2018
A. RESEP 9
I. SEMI SOLID ( CREAM )
DASAR TEORI
Cream merupakan bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Farmakope Indonesia Edisi IV, cream adalah bentuk sediaan setengah padat
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut. Formularium Nasional, cream
yaitu sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimasukkan untuk pemakaian luar. Cream merupakan obat yang
digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian kulit badan. Obat luar adalah
obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan, dank e arah lambung.
Menurut definisi tersebut yang termasuk obat luar yaitu obat luka, obat kulit, obat
hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir, injeksi, dan lainnya (Rowe, 2009).

Kualitas dasar cream, yaitu stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka
cream harus bebas dari inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban
yang ada dalam kamar. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh
produk menjadi lunak dan homogeny. Mudah dipakai, umumnya cream tipe emulsi
adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit. Terdistribusi merata,
obat harus terdispersi merata melalui dasar cream padat atau cair pada penggunaan
(Anief, 1994).

Kelebihan sediaan cream, yaitu mudah menyebar rata, praktis, mudah


dibersihkan atau di cuci, cara kerja berlangsung pada jaringan setempat, tidak
lengket. Sedangkan kekurangan sediaan cream, yaitu susah dalam pembuatannya
karena pembuatan cream harus dalam keadaan panas. Gampang pecah disebabkan
dalam pembuatan formula tidak pas. Mudah kering dan mudah rusak karena
terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan
perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan
(Sumardjo, 2006).
II. RESEP
Dr. SARAS
SIP.No.170/05-04/10./1998
Rumah: Praktik
Jl.Bima 15 Semarang Jl.Angsa No.1
Semarang
Telp.(024)6540584Telp.(024)2011343
Semarang.........
R/
Hidrokatison 1%
Vaching Cream da 20
Mf.cream
St.d.u.e

Pro :Permata
Alamat:JL Mawar 10 Semarang

III. SKRINING RESEP


Paraf dokter : Tidak ada
Umur pasien : Tidak ada

IV. KETERANGAN
Resep standar Vanishing Cream FMS hal 100
Cera Alba 3 gram
Vaselin Album 0,5 gram
Propilengikor 2,3 gram
TEA 1,8 gram
Aquadest 20
Hidrokortson 1%

V. MONOGRAFI
1) Asam stearat : sukar larut dalam air (FI ed III hal 57)
2) Cera Alba : tidak larut dalam air (FI ed III hal 140)
3) Vaselin Alb : tidak larut dalam air (FI ed III hal 633)
4) TEA : mudah larut dalam air dan etanol 95% (FI ed III hal )
VI. DAFTAR OBAT
- Asam stearat : Termasuk golongan obat bebas
- Cera Alba : Termasuk golongan obat bebas
- Vaselin Alb : Termasuk golongan obat bebas
- Propilengikor : Termasuk golongan obat bebas
- TEA : Termasuk golongan obat bebas
- Hidrokortson : Termasuk golongan obat bebas

VII. PERHITUNGAN DOSIS

Tidak ada

VIII. PENIMBANGAN BAHAN

NO Penimbangan Bahan Obat Cek fisik / Expired Date


1 Asam Stearat 3 gram 4 Mei 2023
2 Cera Alba 0,5 gram 8 Juni 2024
3 Vaselin Alb 2,3 gram 17 April 2020
4 Propilengikor 1,8 gram 9 Maret 2022
5 TEA 0,4 gram 7 Januari 2020
6 Hidrokortison 1 x 20 = 0,2 gram 9 Januari 2021
100
7 Aqua. 20-(3+0,5+2,3+1,8+0,4+0,2) 23 pril 2021
= 20 – 8,6 = 11,8 ml

IX. CARA KERJA

Setarakan timbangan

Bersihkan alat dan siapkan bahan

Timbang cera alba, asam stearat dan vaselin


alb, masukkan cawan porselin, lelehan

Timbang TEA dan propilengikor campur dengan lelehan, ad homogen


Timbang hidrocortison campur ad homogen

Tambahkan aquadest, masukkan mortir campur ad homogenkan

Masukkan pot salep, dan beri etiket biru

X. PENYERAHAN RESEP

1. Wadah : Pot Salep , Platik klip

2. Etiket : Biru (ditempelkan)

Apotek Pendidikan “STIMUKU”


Jl. Ganesha no. 1 Purwosari, Kudus
No. Tlp : 0291-442993
APA :
SIPA :
No. R/ : 8 Tgl. 25-04-2018
Permata
3x sehari 1 kapsul (jika panas)
Tiap 5 jam

3. Label : -

XI. KESIMPULAN

Berdasarkan formulasi yang telah dilakukan pada praktikum semi solid kali ini
dapat disimpulkan bahwa :

1. Cream adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air
tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
2. Monografi : Larut dalam air.
3. Penggolongan Obat : Sediaan termasuk golongan obat bebas.
4. Indikasi Obat : Obat gatal-gatal pada kulit.
XII. PEMBAHASAN
Cream adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi yang
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Secara tradisional istilah cream dapat digunakan sebagai sediaan setengah padat
yang mempunyai kontistensi relative cair di formulasi sebagai emulsi air dalam
minyak atau minyak dalam air dan dapat digunakan sebagai obat luar yang dapat
dioleskan ke seluruh bagian kulit tubuh.

- Asam stearat : Termasuk golongan obat bebas


- Cera Alba : Termasuk golongan obat bebas
- Vaselin Alb : Termasuk golongan obat bebas
- Propilengikor : Termasuk golongan obat bebas
- TEA : Termasuk golongan obat bebas
- Hidrokortson : Termasuk golongan obat bebas

Dalam percobaan pembuatan cream kali iniharus dapat diperhatikan dengan


cara penimbangannyadan caramencampur bahan-bahan creamnya serta dapat
memasukkan cream kedalam wadah pot salep.Memiliki indikasi obat seperti obat
gatal gatal pada kulit dan resep ini dapat ditujukkan kepada Permata serta signa
pemakaiannya 3 kali sehari dalam 1 kapsul (jika panas) ini adalah obat pemakaian
luar. Diminum tiap 5 jam sekali dan diberi etiket berwarna biru.

B. RESEP 10
I. SEMI SOLID ( CREAM )
II. RESEP

Dr.Guntur
SIP:No.169/Ds-08/11.V/1999
Rumah: Praktik
Jl.Arjuna 20 Surakarta R.S.pelita
Telp.(0271)857112 JL.Briyjend katamso 2 ska
Solo 26 april 2018
R/
Ichthammolum 1gram
Adepslanae 9
Vas.aib.flavim ad 20
m.f.ungt
s.u.e

Pro :Berlian
Alamat :Jl.melati 15 Solo

III. SKRINING RESEP


1. Paraf dokter : Belum ada
2. Umur Pasien : Belum ada

IV. KETERANGAN RESEP


1. Ichthammolum fi edisi lll hal 303.
2. Adepslanae fi edisi lll hal 61.
3. vas.Alb fi edisi hal lll hal 633.

V. MONOGRAFI
1.Ichthammolum
A. Pemerian :cairan kental hampir hitam,bauh khas.
B. Kelarutan :dapat dicampur dengan air dengan gliserol p. Dengan minyak lemak dan
dengan lemak larut sebagai dalam etanol (95%) p dan eter p

2.adpeslanae

A. Pemeriaan:zat serupa lemak,liat lekat,kuning mudah atau kuning pucat,agak


tembus cahaya,bau lemah dan khas.
B. Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air agak sukar larut dalam klorofrom p dan
dalam eter p.

3.Vaselinum Album

A. Pemeriaan: massa lunak,Lengket,bening putihsifat ini tetap setelah zat di leburkan


dan dibiarkan hingga dingn tanpa aduk.
B. Kelarutan :tidak ada.

VI. PENGGOLONGAN DOSIS


1. Ichthammolum :Termasuk obat bebas.
2. Adpeslanae :Termasuk obat bebas.
3. Vaselinum Album:Termasuk obat bebas.
VII. PENIMBANGAN BAHAN
No. Nama obat Perhitungan obat Jumlah
1. Ichthammolum 1 : 100 x 20 0,2 gram
2. Adpeslanae - 9 gram
3. Vaselinum Album 20 – 0,2 + 9 10,89

VIII. CARA KERJA


Siapkan bahan dan bersihkan alat

Setarakan timbangan

Ambil dan timbang vaselin album sebanyak 10,8


g masukkan mortir, lumatkan dan sisihkan

Ambil dan timbang adepsLnae sebanyak 9 g masukkan mortir, campur


dengan vaselin album, aduk hingga homogen, kemudian keluarkan

Ambil 2 timbang ichtammolum 0,2 g masukkan mortir, campur dengan


adepsLanae dan vaselin album hingga homogen, kemudian keluarkan
Masukkan dalam pot salep dan plastik klip

Beri etiket biru

IX. PENYERAHAN RESEP

Wadah :Pot salep


Etiket :Biru

Apotek Pendidikan “SETIMUKU”


JL.Ganesha no.1 Purwosari KUDUS
N0.tlp:0291-442993
APA
SIPA
N0.R/ :10 Tgl 26-4-
2018

Berliana
Untuk Pemakaian Luar
Pro : Berlian

Signa : Pemakaian luar

Label : -

X. KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
2. Penggolongan Obat : Sediaan termasuk golongan obat bebas
3. Monografi : Larut dalam air
4. Indikasi Obat : Obat gatal-gatal pada kulit.

XI. PEMBAHASAN

Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Dalam praktikum kali ini, dibuat dengan sediaan cream. Dalam pembuatan
sediaan cream dapat dibuat dengan metode yang sama. Misalnya, pada vanishing
cream, cold cream, cleansing cream.

Ichthammolum :Termasuk obat bebas.


Adpeslanae :Termasuk obat bebas.
Vaselinum Album:Termasuk obat bebas.

Dalam percobaan pembuatan cream kali ini kita harus memerhatikan


dengan cara penimbangannya dan cara mencampurkan bahan-bahan creamnya
serta dapat memasukkan cream kedalam wadah pot salep. Memiliki indikasi obat
gatal gatal pada kulit dan resep ini dapat ditujukan kepada Berliana signa
pemakaiannya 3 kali sehari dalam 1 kapsul. Ini merupakan obat Pemakaian Luar.
Diminum tiap 5 jam sekali dan diberi etiket berwarna biru.

C. RESEP 11
I. SEMI SOLID ( CREAM )
II. RESEP
Dr. Yuliantoro
SIP : No.150/DS-06/10.V/1998
Rumah Praktik
Jl.Sadewa 17 Semarang RS. Asih
Telp.(024)8725516 Jl.Merpati No. 5
Semarang
Semarang. 26-04-2018
R/Chloramphenecol 0,5
Hidrokortison 0,2
Cold Cream ad 30
M.F. Ungt
S.M.et.Versp

Pro : intan (12)


Alamat : Jl. Kenanga 17 Semarang
Mohon obat jangan diganti tanpa depengetahuan dokter.

III. SKRINING RESEP


Paraf dokter :Belum ada

I. Keterengan Obat
 Resep Standart
R/ Parafin liq 51
Cetacei 6,5
Acid Stearin 6,4
Cera Alba 2,5
Trietanolamin 0,8
Natrium tetraborat 0,8
Glycerin 1
Parfum 9,5
Aquadest 100
M.D.S. Cold Cream (FMS Hal 100)
IV. MONOGRAFI
 Chloramphenecol : larut dalam 400 bagian air.
 Parafin liq : praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%.
 Cetacei : Praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%.
 Asam Stearat : Praktis tidak larut dalam air.
 Cera Alba : Praktis tidak larut dalam air.
 Trietanolamin : Mudah larut dalam air dan etanol 95%.

V. DAFTAR OBAT
 Chloramphenecol termasuk golongan obat keras.
 Hidrokortison tergolong obat keras.
Kesimpulan
Sediaan diatas termasuk golongan obat keras.

VI. DOSIS
-

VII. PENIMBANGAN BAHAN

No. Bahan Jumlah ED


1. Chloramphenecol 0,5gr 20 Januari 2020
2. Hidrokirtison 0,2gr 20 Januari 2020
Cold Cream 30-0,5=29,5gr 20 Januari 2020
V. C
3. Parafin
a Liquid 29,5/100 x 5 =15,04gr 20 Januari 2020
4. Cetacei
r 29,5/100 x 5,5 =1,9gr 20 Januari 2020
5. Acid
a Stearin 29,5/100 x 6,4 =18,8gr 20 Januari 2020
6. Cera Alba 29,5/100 x 2,5 =0,74gr 20 Januari 2020
K
7. Triefanolamin 29,5/100 x 0,8 =0,249gr 20 Januari 2020
e Biborat
8. Natr. 29,5/100 x 0,8 =0,249gr 20 Januari 2020
r
9. Gliserin 20,5/100 x 1=0,29gr 20 Januari 2020
j
10. Aquadest
a Ad 100 20 Januari 2020
VI. CARA KERJA

SetarakanTimbangan

Bersihkan Alat-alat

Timbang Hidrokirtison
Cawan,Panaskan

Timbang Acid Stearin,Parafin


Liquid,Cetacei,cera Alba
Cawan,Panaskan

Timbang TEA, Natr.


Biborat,Glycerin
Cawan , Panaskan Mortir

Masukkan Acid
Stearin,Parafin
Liquid,Cetacei,cera Alba,
TEA, Natr. Biborat,Glycerin,
Hidrokirtison
Mortir,campur ad homogen

Timbang Chloramphenecol
Mortir ,Campur,ad homogen

Tambahkan Aquadest
Mortir ,Campur,ad homogen

Tambahkan sisa Aquadest


Mortir ,Campur,ad homogen

Masukkan Pot Salep dan beri


etiket
VII. PENYERAHAN
 Pro : Intan.
 Wadah : Pot Salep, Plastik klip
 Etiket : Biru
 Signa : Dioleskan pagi dan malam pukul 07.00 WIB dan 18.00
WIB
 Label : Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang dapat mengandung satu
atau lebih pada bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan obat
yang sesuai ( mengandung air tidak kurang dari 60% ). Ini juga dapat
digunakan sebagai pemakaian luar yang pemakaiannya dengan cara
dioleskan pada bagian kulit yang sakit.
2. Penggolongan obat : Sediaan termasuk golongan obat keras.
3. Indikasi Obat : Obat antibiotik.

IX. PEMBAHASAN
Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang dapat
mengandung satu atau lebih pada bahan obat yang mudah terlarut atau
terdispersi dalam bahan obat yang sesuai ( mengandung air tidak kurang
dari 60% ). Pada praktikum kali ini yaitu cream menggunakan dengan
bahan-bahan Chloramphenecol yang termasuk dalam golongan obat keras
dan Hidrokortison juga termasuk dalamgolongan obat keras.
Dalam percobaan pembuatan cream kali ini kita harus
memerhatikan dengan cara penimbaangannya dan cara mencampurkan
dengan bahan-bahan creamnya serta dapat memasukkan cream kedalam
wadah pot salep dan juga dapat di homogenkan. Resep ini dapat ditujukan
kepada Intan umur 12th signa pemakaiannya di oleskan pagi dan malam
pukul 07;00 WIB dan 18:00 WIB. Ini merupakan obat antibiotik. Diberi
etiket bewarna biru.
D. RESEP 12
I. SEMI SOLID ( CREAM )
II. RESEP

Dr. Roby Sintara


SIP : No.158/DS-02/15 11/2001
Rumah Praktik
Jl.Kresna 25 Surakarta RS.Harapan Sehat
Telp.(0271)641124 Jl.Merbabu No.3 Ska
Solo.26-04-2018
R/ Pasta & Incy Salicy 15
m.d.s.b.d.d.ue

Pro : Mutiara 4th.


Alamat : Jl. Teluki 21 Solo

III. SKRINING RESEP


Paraf dokter :Belum ada
Resep Standart (F01 hal 120)
R/ Asam Salisilat 2
Seng Oksida 25
Pati Singkong 25
Vaseline Kuning 45
Campurkan , buat pasta

IV. Monografi
 Asam Salisilat , Praktis tidak larut dalam air.
 Seng Oksida , Praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%.
 Pati Singkong , Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95%.
 Vaseline Kuning , Praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%.

V. DAFTAR OBAT
 Asam Salisilat termasuk golongan obat bebas.
 Pati Singkong tergolong obat bebas.
 Vaseline Kuning tergolong obat bebas.
Kesimpulan
Sediaan diatas termasuk golongan obat bebas.

VI. DOSIS
-

VII. PENIMBANGAN BAHAN


No. Bahan Jumlah ED
1. Asam Salisilat 15/97 x 2 = 0,3gr 20 Januari 2020
2. Seng Oksida 15/97 x 25 = 3,75gr 20 Januari 2020
3. Pati Singkong 15/97 x 25 = 3,75gr 20 Januari 2020
=15-(3,75+0,3+3,75)
4. Vaseline Kuning 20Januari 2020
=15-7,8=7,2

VIII. CARA KERJA

SetarakanTimbangan

Bersihkan Alat-alat

Timbang Vaseline
kuning
Cawan,panaskan

Timbang Pati Singkong


Cawan,Panaskan

Ayak dan timbang Seng


Oksida dengan ayakan
no. 100
Motir , Keluarkan

Timbang Asam
Salisilat,Tetesi dengan
etanol (95%)
Motir , Campur ad
homogen

Masukkan Seng Oksida


yang telah diayak
Motir , Campur ad
homogen

Masukkan Vaseline
kuning dan pati singkong
Motir , Campur ad
homogen

Masukkan pot salep

Beri etiket

IX. PENYERAHAN
 Pro : Mutiara.
 Wadah : Pot Salep, Plastik klip
 Etiket : Biru.
 Signa : Oleskan 2x sehari untuk pemakaian luar.
 Label : -

X. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau
lebih pada bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai. ( mengandung air tidak kurang dari 60% ). Ini juga dapat digunakan
sebagai pemakaian luar yang pemakaiannya dengan cara dioleskan pada bagian
kulit yang sakit.

2.Penggolongan Obat : Sediaan termasuk golongan obat bebas.

3. Indikasi Obat : Obat Antibiotik.


XI. PEMBAHASAN
Cream adalah bentuk sediaaan setengah padat yang dapat mengandung
satu atau lebih pada bahan obat yang mudah terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai. ( mengandung air tidak kurang dari 60% ). Ini dapat
digunakan sebagai pemakaian luar yang pemakaiannya dengan cara dioleskan
pada bagian kulit yang sakit.
Dalam percobaan pembuatan kali ini kita harus memerhatikan dengan
cara penimbangannya dan cara mencampurkan dengan menggunakan bahan-
bahan creamnya serta dapat memasukkan cream kedalam wadah pot salep.
Bahan yang digunakan yaitu bahan obat Asam Salisilat yang termasuk dalam
golongan obat bebas, Pati Singkong termasuk dalam golongan obat bebas.

Vaseline Kuning termasuk dalam golongan obat bebas. Memiliki


indikasi obat antibiotik. Dan resep ini dapat di tujukan kepada Mutiara umur 14
tahun signa pemakaiannya dioleskan 2 kali sehari untuk pemakaian luar. Diberi
etiket berwarna biru.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1994. Ilmu Meracik Obat Cetakan 6. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.

Rowe, R.C, PJ, Sheshky, dan ME, Quinn. 2009. Pharmaceutical Design. Pharmaceutical
Press: London.

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai