M0615044
S1 FARMASI
GUTTAE
(OBAT TETES)
Guttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku dalam Farmakope
Indonesia. Sedian obat tetes itu dapat berupa :
1. Guttae = obat tetes
2. Guttae oris = tetes mulut
3. Guttae auriculares = tetes telinga
4. Guttae nasales = tetes hidung
5. Guttae ophthalmicae = tetes mata (Anief, 1988).
1. Guttae
Jika disebutkan guttae tanpa penjelasan lebih lanjut, dimaksudkan obat tetes untuk obat
dalam.
Keuntungan :
a. Cepat bereaksi karena langsung diteteskan ke daerah yang terganggu.
b. Lebih homogen serta penggunaan dan penyimpanan steril.
Kekurangan :
a. Masa pemakaian lebih cepat.
b. Kadang mudah menyebabkan iritasi.
Cara penggunaannya : Obat tetes untuk obat dalam digunakan dengan cara diteteskan ke dalam
minuman atau makanan, kemudian dimakan bersama dengan minuman dan makanan tersebut.
Cara penyimpanannya : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindari dari sinar matahari
langsung.
2. Guttae Oris
Tetes mulut adalah obat tetes yang diperuntukan untuk kumur-kumur, dan tidak untuk
ditelan.
Keuntungan :
a. Cepat bereaksi karena langsung diteteskan ke daerah yang terganggu.
b. Lebih homogen serta penggunaan dan penyimpanan steril.
Kekurangan :
a. Masa pemakaian lebih cepat.
b. Kadang mudah menyebabkan iritasi.
Cara penggunaannya : Obat tetes mulut ini sebelumnya diencerkan dahulu dengan air dan tidak
untuk ditelan, kemudian dikumur-kumur.
UMI HANIK PUJIASTUTI
M0615044
S1 FARMASI
Cara penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari penyinaran matahari
langsung
3. Guttae Auriculares
Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam
telinga. Bila tidak dinyatakan dengan lain cairan pembawa yang digunakan adalah bukan air.
Cairan yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang sesuai agar obat mudah menempel pada
dinding telinga, biasanya digunakan gliserin dan propilenglikol. Selain tersebut dapat pula
digunakan etanol, heksilenglikol dan minyak lemak nabati. Bila sediaan suspensi sebagai zat
pensuspensi digunakan sorbitan, polisorbat atau surfaktan lain yang cocok. Kecuali dinyatakan
lain pH tetes telinga adalah 5,0-6,0.
Kelebihan : Dapat langsung menyembuhkan tepat ke tempat yang sakit, Lebih homogen serta
penggunaan dan penyimpanan steril.
Kekurangan : Terkadang menyebabkan gatal, masa pemakaian lebih cepat.
Cara penggunannya : Kepala dimiringkan dan telinga ditarik ke atas dan kebelakang. Pada anak
usia dibawah 6 tahun sebaiknya telinga ditarik ke bawah dan kebelakang. Pipet diarahkan diatas
liang telinga dan obat diteteskan. Kepala masih dibiarkan dalam keadaan miring selama kurang
lebih 2 menit. Untuk menghindari obat mengalir keluar dapat pula segumpal kapas dimasukkan
kedalam liang telinga. Selesai penetesan, pipet dibersihkan dengan air dan botol ditutup secepat
mungkin untuk menghindari masuknya kuman.
Cara penyimpanan : Wadah disimpan dalam kondisi tertutup rapat dan hindari terjadinya
kontaminasi. Jauhkan dari jaungkauan anak-anak. Simpan di bawah 25 derajat Celsius terlindung
dari sinar matahari langsung. Jangan disimpan dalam lemari pembeku.
4. Guttae Nasales
Tetes hidung adalah obat bebas yang digunakan dengan cara meneteskan obtat ke dalam
rongga hidung yang mengandung zat pensuspensi, pendapar, dan pengawet
Pada umumnya obat terarut dalam air dan digunakan terhadap hidung tersumbat akibat
membengkaknya selaput lendir, juga pada nyeri telinga akibat tersumbatnya saluran eustachius.
Dalam hal terakhir obat janganlah diteteskan kedalam telinga, melainkan kedalam hidung! Semua
tetes hidung mengandung suatu zat pengawet untuk menghindarkan pertumbuhan kuman dan
jamur. Obat tetes hidung harus memenuhi persyaratan tertentu(isotonis) agar jangan merusak
selaput lendir dan lapisan bulu getarnya.
UMI HANIK PUJIASTUTI
M0615044
S1 FARMASI
Cara penyimpanan : Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, terhindar dari penyinaran
matahari langsung
5. Guttae Ophtalmicae
Persyaratan pembuatannya lebih ketat dari pada obat tetes lainnya, yakni selain isotonis, larutan
harus memenuhi persyaratan mengenai derajat ke asaman(pH) dan sterilitas. Tetes mata yang tidak
isotonis dan memiliki pH yang terlalu tinggi atau rendah dibandingkan dengan cairan pada mata
dapat merangsang dan merusak mata. Tetesan yang tidak steril dapat mengakibatkan infeksi pada
mata yang akhirnya bisa menyebabkan kebutaan. Ujung pipet pada waktu digunakan sukar sekali
untuk tidak menyentuh kelopak atau bulu mata. Oleh karena itu untuk menghindari infeksi, tetes
mata selalu mengandung suatu zat bakterisid kuat. Setelah digunakan, wadah ditutup secepat
mungkin.
Kelebihan :
1. Larutan mata memiliki kelebihan dalam hal homogeny, bioavailabilitas, dan kemudahan
penanganan.
UMI HANIK PUJIASTUTI
M0615044
S1 FARMASI
2. Suspense mata memiliki kelebihan dimana adanya partikel zat aktif dapat memperpanjang
waktu tinggal pada mata sehingga meningkatkan waktu terdisolusinya oleh air mata, sehingga
terjadi peningkatan bioavailabilitas dan efek terapinya.
Kekurangan :
1. Volume larutan yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas (± 7μL) maka larutan yang
berlebih dapat masuk ke nasel cavity lalu masuk ke jalur GI menghasilkan absorpsi sistemik
yang tidak diinginkan. Misalnya β-bloker untuk perawatan glaucoma dapat menjadi masalah
bagi pasien gangguan jantung atau asma bronchial.
2. Kornea dan rongga mata sangat kurang tervaskularisasi, selain itu kapiler pada retina dan iris
relatf non permeable sehingga umumnya sediaan untuk mata adalah efeknya local atau
topical.Kornea dan rongga mata sangat kurang tervaskularisasi, selain itu kapiler pada retina
dan iris relatf non permeable sehingga umumnya sediaan untuk mata adalah efeknya local atau
topical.
Cara penggunaannya : Tangan terlebih dahulu dicuci dengan baik. Kepala ditengadahkan dan
mata dirahkan keatas. Kelopak mata bawah ditarik kebawah dengan jari telunjuk sehingga
berbentuk selokan kecil. Wadah atau pipet dipegang antara jempol, telunjuk dan jari tengah, dan
tangan disandarkan pada dahi, tepat diatas mata. Jatuhkan beberapa tetes kedalam ”selokan kecil”,
lalu jari tengah menekan hidung disis ujung dalam dari mata, agar tetesan tidak segera mengalir
keluar. Mata kemudian ditutup selama 1 menit. Bila perlu penetesan diulang pada mata
sebelahnya.
Pada anak kecil (dibawah usia 10-12 tahun)sebaiknya dilakukan cara lain. Anak dibaringkan pada
punggungnya dengan mata tertutup rapat, lalu 1 atau 2 tetes obat di jatuhkan pada ujung mata disisi
hidung. Bila kemudian anak membuka matanya, tetesan akan masuk dengan sendirinya kedalam
mata.
Cara penyimpanan : Wadah tertutup kedap. Diberi etiket: “tidak boleh digunakan lebih dari 1
bulan setelah tutup dibuka”
UMI HANIK PUJIASTUTI
M0615044
S1 FARMASI
Teori Emulsi :
1. Teori tegangan permukaan
Suatu molekul memiliki tegangan yang berbeda. Tegangan yang terjadi pada permukaan disebut
tegangan permukaan. Dan tegangan yang terjadi antara dua zat yang tidak bercampur disebut
tegangan bidang atas. Semakin tinggi tegangan yang dmiliki, semakin sulit untuk bercampur.
Tegangan yang terjadi pada air dapat bertambah bila diberi garam-garam an-organik dan larutan-
larutan elektrolit. Namun, tegangan ini dapat dikurangi bila ditambahkan senyawa-senyawa an-
organik tertentu, seperti sabun (sapo, prosesnya disebut saponifikasi).
Penambahan emulgator, dapat menghilangkan tegangan yang terjai pada masing-masing
molekul, sehingga dua zat yang tidak dapat bercampur menjadi tercampur.
Biasanya dalam suatu sistem emulsi tertentu lebih dari satu teori emulsifiaksi diterapkan dan
berperan dalam menjelaskan pembentukan dan stabilitas emulsi tersebut. Misalnya, tegangan
antar muka berperan dalam pembentukan awal emulsi, tetapi pembentukan suatu baji pelindung
dari molekul-molekul atau film dari zat pengemulsi penting untuk stabilitas emulsi selanjutnya.