perkembangan cara berpikir manusia. Dalam dunia kefarmasian tidak akan
pernah lepas dari obat-obatan, Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang
dapat
mempengaruhi
proses
hidup seseorang,
maka dalam
pembuatannya sangat dibutuhkan ilmu kefarmasian, salah satunya adalah
ilmu farmasi fisik yang dapat membantu dalam mempelajari sifat-sifat suatu sediaan obat. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui cara pembuatan obat tersebut, sehingga kita mampu untuk membuat obatobatan baru yang selama ini belum pernah ditemukan, akan tetapi didalam pembuatan obat tersebut ada reaksi-reaksi yang berlangsung diantara zatzat yang akan dicampurkan dan membentuk sebuah obat, yang mana penting bagi kita untuk mempelajari reaksi-reaksi tersebut yang sebagiannya termuat dalam pelajaran farmasi fisik. Sebagai mana yang telah diterangkan diatas bahwa penting bagi kita untuk mengetahui reaksi yang ditimbulkan bahan obat tersebut dan juga waktu kadaluarsa sediaan tersebut. Oleh karna itu sebagai mahasiswa farmasi dituntut untuk mempelajari semua itu dalam mata pelajaran farmasi fisika yang nantinya akan menjadi bekal untuk kita yang kelak akan menjadi calon apoteker dimasa akan datang. Ketika pertama kali mendengar nama mata kuliah ini, banyak pertanyaan di dalam benak saya. Salah satunya Ini kuliah Farmasi kok ada Fisika-nya sih?. Jujur saja, Fisika adalah salah satu pelajaran yang sangat tidak saya minati. Jadi ketika mendengar saya akan mengambil mata kuliah ini, saya cukup khawatir akan ada banyak rumus-rumus rumit yang harus saya mengerti, atau minimal ketika sudah bingung, akan saya hafal.
Sesuai dengan namanya, Farmasi Fisika, kuliah ini mengajarkan
kami tentang ilmu fisika yang diterapkan pada pembuatan sediaan farmasi. Dalam kuliah ini dipelajari sifat fisika dari berbagai zat yang digunakan untuk membuat sediaan obat, ketika sudah menjadi sediaan obat, dan juga meliputi evaluasi akhir dari sediaan obat tersebut. Singkatnya, kuliah ini mengajarkan kami membuat obat yang sesuai standar, aman, dan stabil hingga sampai ke tangan pasien. Sebagai seorang farmasis, kami dituntut untuk bisa membuat sediaan farmasi yang baik dalam arti luas. Artinya, semua aspek harus diperhatikan untuk keselamatan pasien. Untuk itu, kami perlu mengetahui sifat-sifat zat aktif maupun bahan pembantu agar dapat dikombinasikan sehingga menjadi suatu sediaan farmasi yang aman, berkhasiat, dan berkualitas. Masalah mungkin tidak terlalu banyak muncul ketika zat aktif tidak memiliki sifat yang menyulitkan, contohnya pada sediaan sirup dimana zat aktif mudah larut dalam air sebagai pelarut. Namun bagaimana jika senyawa tersebut tidak larut dalam air? Nah, disinilah ilmu farmasi fisika tersebut akan diterapkan. Dengan mengetahui sifat fisika dari zat aktif, kita bisa mencari bahan pembantu yang dapat kita tambahkan dalam sediaan untuk membantu mengatasi masalah zat aktif tersebut. Atau kita dapat memikirkan bentuk sediaan yang baik untuk zat tersebut agar dapat dikonsumsi oleh pasien dengan baik. Oleh karena itulah ada sediaan yang berbentuk tablet, sirup, salep, dan lain-lain. Semua itu bergantung pada sifat zat aktif dan fungsinya terhadap tubuh. Serba serbi proses pembuatan sediaannya menjadi bagian dari cerita menarik lain di kuliah Teknologi Sediaan Farmasi Likuida Semisolida dan Solid. Hubungannya bahwa Ilmu farmasi tidak bisa berdiri sendiri, melainkan ilmu gabungan dari berbagai bidang ilmu,diantaranya: ilmu kimia, ilmu biologi (manusia, hewan, dan tumbuhan), matematika, dsb. Maka
dari
itu
ada
yang
mengatakan
bahwa
farmasi
adalah
seni.Hubungannya dengan fisika yaitu, bahwa senyawa obat memiliki sifat
fisika yang berbeda antara yang satu denganyang lainnya.