Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

TABLET KUNYAH

KELAS : D
KELOMPOK : 6
Disusun oleh :
NIKEN LARASATI 2016210168
NOOR RAMADHANTY 2016210172
NOVIANTIKA MAHARANI 2016210175
NURMA SUKMAWATI 2016210176
PRILLI ROHMATUL 2016210181
PUTU DIAH UTARI 2016210185
RECZKY MUHAMMAD R 2016210189
REZA DARA SANIA 2016210193
RIDHIYA HAYYA NOFA 2016210197

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 21 Desember 2018

i
DAFTAR ISI

BAB I ………………………………………………………………….. 1
1. Pendahuluan……………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………. 1
BAB II …………………………………………………………………. 2
2. Isi………………………………………………………………… 2
2.1 Definisi………………………………………………………. 2
2.2 Metode Pembuatan…………………………………………... 3
2.3 Keuntungan dan Kerugian…………………………………… 9
2.4 Komponen Tablet Kunya …………………………………… 10
2.5 Contoh Tablet Kunyah………………………………………. 14
2.6 Perbedaan Tablet Kunyah & Tablet Konvensional………….. 16
2.7 Evaluasi Tablet Kunyah……………………………………... 16
BAB III ………………………………………………………………… 18
3. Penutup…………………………………………………………... 18
3.1 Kesimpulan………………………………………………….. 18
Daftar Pustaka …………………………………………………………. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tablet adalah sediaan bentuk padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang
dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung. Tablet memiliki
perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan. Kebanyakan tipe atau jenis
tablet dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan
obat ke dalam saluran pencernaan. Dalam farmakope edisi IV tablet didefinisikan
sebagai sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Dalam FI
edisi III 1979 tablet didefinisikan sebagai sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak
berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain
yang cocok.
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas tablet kempa dan tablet cetak, tablet
kempa dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.sedangkan tablet cetak dibuat dengan cara
menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet
tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung
pada kekuatan yang diberikan.
Jenis tablet dapat berupa tablet kompresi, tablet salut, sublingual, tablet efferfescent,
tablet triturat, tablet hipodermik, tablet pembagi, dan tablet kunyah. Dalam kehidupan sehari-
hari, tablet kunyah belum dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu
pembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan tablet kunyah pada masyarakat pada
umunya dan khususnya mahasiswa farmasi.

1.2 Rumusan Masalah


1.        Apa yang dimaksud dengan tablet kunyah?
2.        Bagaimana ciri-ciri tablet kunyah?
3.        Sebutkan contoh tablet kunyah?
4.        Bagaimana penggunaan tablet kunyah?
5.        Bagaimana formulasi tablet kunyah yang baik?
6.        Bagaimana cara pembuatan tablet kunyah?

1
BAB II
ISI

2.1 Definisi

Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet
atau tablet kompresi. (USP 26, Hal 2406)
Dalam farmakope edisi IV tablet didefinisikan sebagai sediaan padat yang mengandung
bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat
digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Tablet Kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk dikunyah, memberi residu dengan
rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau
tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama
formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah dibuat dengan
cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan
pengikat dan bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk
meningkatkan penampilan dan rasa. Cara pemakaian tablet kunyah, di kunyah dulu dalam
mulut kemudian ditelan, dan umumnya tidak pahit. Adapun contoh dari tablet kunyah ini
antara lain promag, antasida, vitacimin.

Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol
atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan
bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa.

Ciri – ciri tablet kunyah antara lain :


o    memiliki bentuk yang halus setelah hancur;
o    mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
o    mudah melarut dalam garam-garam logam yang digunakan dalam tablet antasida

Keuntungan dari tablet kunyah ini antara lain :


a) ketersediaan hayati lebih baik dan dapat meningkatkan disolusinya;
b) kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan perlunya air untuk menelan;
c) sebagai pengganti bentuk sediaan cair yang memerlukan kerja obat yang cepat;

2
d) meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak dengan rasa yang enak.

Sedangkan untuk kekurangannya adalah Zat aktif yang rasanya tidak baik dan dosis yang
tinggi sangat sulit dibuat tablet kunyah.
Beberapa faktor yang terlibat dalam formulasi tablet kunyah diantaranya adalah jumlah
zat aktif, aliran, lubrikan, disintegrasi, kompresibilitas, kompatibilitas-stabilitas, dan
pertimbangan organoleptik. Empat faktor pertama di atas merupakan faktor yang umum
untuk tablet biasa dan juga tablet kunyah, meskipun demikian sifat organoleptik zat aktif
merupakan faktor yang paling utama. Formulator dapat menggunakan satu pendekatan
atau lebih untuk sampai pada penentuan formula dan proses yang menghasilkan produk
dengan sifat organoleptik yang baik. Produk harus mempunyai sifat aliran,
kompresibilitas dan stabilitas yang dapat diterima.

Empat aspek yang penting dalam pembuatan tablet kunyah adalah :


1.      Sifat tersatukannya zat aktif dengan zat warna;
2.      Distribusi ukuran partikel;
3.      Kadar lembab yang memenuhi syarat;
4.      Sifat kekerasan tablet.

2.2 Metode Pembuatan

Dalam farmakope edisi IV tablet didefinisikan sebagai sediaan padat yang mengandung
bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat
digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang
paling banyak digunakan.

Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas tablet kempa dan tablet cetak, tablet kempa
dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.sedangkan tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa
serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung
pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada
kekuatan yang diberikan. Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang
dibuat dengan cara pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi

3
(tekanan di bawah beberapa ratus kg/cm2) pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan
baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat,
desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewarna, bahan pengaroma,
dan bahan pemanis.Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang dari ½ diameternya.Tablet
kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari satu kali siklus tekanan. Bentuknya
seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan, umumnya
tidak pahit. Dimaksudkan untuk dikunyah sehingga meninggalkan residu yang memberikan
rasa enak di mulut.Diformulasikan untuk anak-anak, antasida dan antibiotic tertentu. Dibuat
dengan cara dikempa .biasanya digunakan manitol, sorbitol dan sukrosa sebagai pengikat dan
pengisi. Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum
ditelan.

Masalah formulasi mencakup rasa yang tidak dikehendaki, rasa yang tidak enak di mulut atau
pasca rasa. Produk yang diinginkan harus dihindari atau diminimalisasi dari rasa yang tidak
enak dengan menambahkan flavor, pemanis, serta untuk mendapatkan rasa mulut yang enak
dan kompresibilitas yang dapat diterima. Beberapa teknik yang digunakan untuk mengatasi
masalah formulasi adalah sebagai berikut :

1. Menyalut dengan granulasi basah


Walaupun proses granulasi basah terutama diperlukan untuk mudah mengalir dan dikempa
pada zat halus di bawah kondisi tertentu, metode granulasi basah dapat berguna dalam
penyalutan partikel zat aktif guna mengurangi rasanya.
Contoh formulasi tablet kunyah vitamin C :
Zat mg/tablet
Asam askorbat (berlebih 10%) 275
Ethocel 7 cp, 10% dalam isopropanol q.s.
NuTab 275
Sta-Rx-1500 50
Na-sakarin 1
Lake (FD&C) q.s.
Penyedap q.s.
Mg-stearat 5
Pembuatan :
-          Asam askorbat + Ethocel, keringkan semalam pada suhu 50 °C di oven, diayak
dengan ayakan 16 mesh;
-         Tambahkan NuTab + Sta-Rx-1500, kocok 15 menit;
-        Tambahkan campuran Na-sakarin, lake, penyedap, dan Mg-stearat yang sebelumnya
telah diayak;
-        Campur kemudian dicetak.
Formula di atas menggunakan ethocel yang merupakan polimer yang tidak larut dalam air, di
4
mana vitamin C disalut dengan cara granulasi basah. Tujuannya untuk meningkatkan stabilitas
dan mencegah terlalu asam.

Pada umumnya cara ini merupakan pendekatan yang paling sederhana untuk menutupi rasa.
Granulasi basah tertentu dapat dilakukan tanpa penambahan eksipien seperti laktosa, manitol,
sorbitol, sukrosa, dan lain-lain. Walaupun pendekatan ini serupa dengan granulasi basah
biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1.      Zat penggranulasi harus membentuk selaput pada permukaan zat aktif;
2.      Tidak mempunyai rasa dan bau yang tidak enak;
3.      Tidak larut dalam saliva;
4.      Tidak mempengaruhi disolusi zat aktif setelah ditelan.

Idealnya pengisi rasa manis seperti gula perlu dimasukkan dalam granulasi, disintegran baik
dimasukkan dalam granulasi basah untuk menjamin disolusi yang baik setelah granul itu
dikunyah. Prosedur tersebut merupakan prosedur konvensional. Saat ini banyak digunakan
metode suspensi udara / fluidized bed. Dalam teknik tersebut, partikel zat aktif yang akan
disalut disuspensikan dalam aliran udara panas yang terkendali kecepatan tinggi langsung
melalui lempeng perforasi dalam tabung salut. Partikel zat aktif melakukan aliran putaran
lewat penembak atomisasi zat penyalut dalam larutan/suspensi. Setelah partikel basah,
partikel tersebut disingkirkan dari daerah semprotan dan dikeringkan dalam aliran udara
panas dan disalut ulang. Putaran tersebut dilanjutkan sampai ketebalan salut yang diinginkan
tercapai. Pengaliran partikel zat aktif meningkatkan pemaparan luas permukaan guna
penyalutan dan pengeringan yang lebih efisien. Walaupun perbaikan rasa dengan penyalutan
menarik karena sederhana, tetapi metode ini hanya cukup untuk zat aktif yang rasanya tidak
enak.

2. Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi adalah suatu metode penyalutan partikel zat aktif atau tetesan-tetesan
cairan dengan polimer yang menyalut rasa (bertujuan diantaranya untuk menutup rasa obat
yang tidak menyenangkan dan mengurangi interaksi bahan yang tidak tersatukan secara fisik
maupun kimia), membentuk mikrokapsul dengan ukuran 5 – 5000 µm., dan bersifat bebas
mengalir. Mikroenkapsulasi dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu :
a. Metode Pemisahan Koaservasi
Metode koaservasi adalah metode pengendapan makromolekul dari larutannya menjadi 2
lapisan cairan. Dalam metode ini ada 3 langkah yaitu : 5

i. Pembentukan tiga fasa kimia yang tidak bercampur yaitu fasa pembawa air, fasa inti (zat
aktif), dan fasa penyalut. Caranya : fasa penyalut dilarutkan dalam fasa pembawa cair
kemudian ditambahkan zat aktif sehingga terjadi suspensi. Proses pemisahan dilakukan
dengan berbagai cara diantaranya :
·         menaikkan suhu;
·         menambahkan cairan bahan pelarut yang bercampur baik dengan fasa pembawa
sehingga makromolekul mengendap;
·         menambahkan garam;
·         menambahkan polimer lain yang tidak tercampurkan misalnya gelatin (ditambah gom
arab).

ii.         Terbentuk campuran di mana makromolekul terdapat paling banyak. Di sini mulai
proses penyalutan (diaduk).

iii.       Pengeringan partikel pada suhu rendah.


Untuk metode koaservasi, zat salut yang biasa digunakan adalah CMC, selulosa asetat ftalat
(CAP), etilselulosa, gelatin, polivinil alkohol, gelatin-gom arab, shellac, dan beberapa malam
tergantung pada penggunaannya.

b. Metode Suspensi Udara


Zat aktif disuspensikan dalam udara.
c. Metode Semprot Beku
Proses semprot beku adalah pendinginan zat yang dicairkan jadi bentuk partikel halus selama
perjalanannya dari penembak semprotan dan wadah penyemprotan pada suhu di bawah titik
beku.
Contoh formula : Tablet kunyah Asetaminofen (Mikroenkapsulasi) Zat mg/tablet
Mikrokapsul (100 mesh)
Asetaminofen 327
Penyalut (selulosa-malam) 35
Eksipien 393
Manitol
6
Mikrokristalin selulosa (Avicel)
Talk
Sakarin
Gom Guar
Flavor
Mg-stearat_____________________________________

3. Dispersi solida
Zat aktif dengan rasa yang tidak enak dapat dicegah dengan mengadsorpsikannya pada
substrat yang mampu mempertahankan tetap teradsorpsi dalam mulut tetapi setelah di saluran
cerna zat aktif dilepaskan. Contoh Dekstrometorfan dengan menggunakan substrat Mg-
trisilikat. Adsorbat sudah tersedia di perdagangan dalam bentuk serbuk termikronisasi yang
mengandung zat aktif 10% b/b (tinggal dicampur lalu dicetak).
Contoh formula :
Zat mg/tablet
Adsorbat Dekstrometorfan-HBr 10% (berlebih 2%)76,5
Benzokain 2,5
Flavor 10
Mg-stearat 10
Sorbitol (kristalin) 1301
Pembuatan :
-        Sorbitol diayak 10 mesh
-        Campur adsorbat, benzokain, flavor dengan ¼ dari jumlah sorbitol yang diperlukan
-        Tambahkan sisa sorbitol, aduk, lalu tambahkan Mg-stearat. Aduk dan cetak sehingga
diperoleh tablet kunyah dengan kekerasan 6 kp.
Teknik pembuatan adsorbat :
Ada beberapa metode dalam pembuatan adsorbat :

a. Metode pelarut : zat aktif dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap, tambahkan
substrat (zat padat), campur kemudian pelarutnya diuapkan lalu dihaluskan.

Faktor yang mempengaruhi proses ini : pemilihan pelarut, substrat, proporsi dari setiap
komponen, kondisi pencampuran, kecepatan penguapan, dan suhu.

b. Metode pencairan : zat aktif dan pembawa dilebur bersama-sama dengan pemanasan
pada suhu yang cocok (tidak merusak zat aktif). Kemudian campuran didinginkan

7
secara cepat dan terjadi pemadatan (dilakukan dalam penangas es). Kemudian padatan
tersebut diserbuk menjadi partikel yang diinginkan.

4. Pertukaran ion
Pertukaran ion adalah pertukaran reversibel dari ion-ion antara fasa solida dan cairan dimana
tidak ada perubahan permanen dalam struktur solida. Dalam hal ini, solida adalah zat penukar
ion sedangkan ionnya adalah zat aktif. Apabila digunakan sebagai pembawa zat aktif, zat
penukar ion menjadi suatu sarana untuk mengikat zat aktif pada matriks polimer yang tidak
larut dan dapat secara aktif menutup rasa dan bau dari zat aktif yang diformulasi menjadi
tablet kunyah. Resin pertukaran ion dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian: kation
asam kuat, kation asam lemah, anion basa kuat dan anion basa lemah pertukaran ion.

5. Pembentukan garam/turunannya
Dilakukan upaya modifikasi komposisi kimia zat aktif sehingga senyawa itu kurang larut
dalam saliva karena itu rangsangannya kurang pada ujung rasa atau memodifikasi zat aktif
menjadi tidak berasa. Misalnya kloramfenikol menjadi kloramfenikol stearat.

6. Penambahan asam amino dan hidrolisat protein


Dengan menggabungkan asam-asam amino dan garam-garamnya atau campurannya akan
mengurangi rasa pahit dari penisilin. Asam amino yang umum digunakan adalah sarkosin,
alanin, taurin, asam glutamat, dan glisin. Misalnya rasa ampisilin diperbaiki secara nyata
dengan menggranulasikannya dengan glisin, kemudian ditambahkan amilum, lubrikan,
glidan, penyedap, pemanis lalu dicetak.

7. Kompleks inklusi
Pembentukan kompleks inklusi yaitu molekul zat aktif masuk ke dalam lubang-lubang
molekul zat pengompleks membentuk kompleks stabil. Kompleks ini mampu menutup rasa
pahit zat aktif dengan menurunkan jumlah partikel zat aktif yang terpapar atau mengurangi
kelarutan zat aktif pada waktu dikunyah.
Gaya yang terlibat dalam kompleks inklusi adalah gaya Van der Waals dan β-siklodekstrin
(digunakan sebagai zat pengompleks inklusi) merupakan molekul oligosakarida dari amilum,
manis, dan tidak toksik. Ada 3 metode utama dalam pembuatan kompleks inklusi dengan
siklodekstrin, dua diantaranya adalah skala laboratorium sedangkan yang lainnya adalah
skala industri. Untuk skala laboratorium adalah sebagai berikut :
8
a.         Siklodekstrin dilarutkan dalam air panas yang dicampur zat aktif, kemudian
didinginkan dan terjadi penghabluran dari senyawa inklusi (pada pengeringan).
b.         Zat aktif tidak larut air dilarutkan dalam pelarut organik yang tidak bercampur
dengan air, dikocok dengan siklodekstrin dalam air yang pekat, akan terjadi senyawa
terkristalisasi yang mengendap, kristal dicuci untuk menghilangkan zat aktif yang tidak
membentuk kompleks, lalu dikeringkan.

8. Kompleks molekular
Pembentukan kompleks molekular melibatkan zat aktif dan molekul organik pengompleks,
dan kompleks ini dapat menutup rasa yang pahit atau bau yang tidak diinginkan. Metode ini
menurunkan kelarutan zat aktif dalam air.

9. Spray congealing dan spray coating


Proses dari spray congealing meliputi pendinginan (atau congealing) substansi yang
dilelehkan dalam bentuk partikel selama perjalanan dari spray nozzle sampai sekitar tempat
penyemprotan pada temperatur di bawah titik lelehnya.

2.3 Keuntungan dan Kerugian Tablet Kunyah

2.3.1 Keuntungan

a. Memiliki ketersediaan hayati yang lebih baik.


b. Memberikan kenyamanan pasien dengan meniadakan kebutuhan air minum
untuk menelan.
c. Melewati proses disintegrasi.
d. Dapat meningkatkan disolusi.
e. Dapat digunakan sebagai pengganti bentuk sediaan cair jika diperlukan
kerja obat onset yang cepat.
f. Rasa yang enak dimulut sehingga dapat mengurangi persepsi bahwa obat itu
pahit untuk anak-anak dan dengan rasa yang enak tersebut dapat pula meningkatkan
kepatuhan pasien.
g. Meningkatkan penerimaan pasien terutama anak-anak karena cita rasa yang
menyenangkan.

9
h. Memiliki keunikan produk dari sudut pandang pemasaran.

2.3.2 Kerugian

a. Rasa zat aktif yang buruk dan zat aktif yang mempunyai tingkat konsentrasi dosis
yang tinggi memberikan kendala yang signifikan untuk diatasi oleh
formulator.
b. Tablet mungkin meninggalkan rasa yang tidak enak dimulut jika tidak
diformulasi dengan baik.

2.4 Komponen Tablet Kunyah

1. Zat aktif
Idealnya zat aktif yang akan diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut: kemurniannya tinggi, stabil, kompatibel dengan semua
eksipien, bentuk partikel sferis, ukuran dan distribusi ukuran partikelnya baik,
mempunyai sifat alir yang baik, tidak mempunyai muatan pada permukaan (absence
of static charge on surface), dan mempunyai sifat organoleptis yang baik.
2. Zat tambahan (eksipien)
Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu
sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Bahan tambahan bukan merupakan bahan
aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada
kualitas/mutu tablet yang dihasilkan. Beberapa kriteria umum yang esensial untuk
eksipien yaitu : netral secara fosiologis, stabil secara fisika dan kimia, memenuhi
peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavaiabilitas obat, bebas dari mikroba
patogen dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah.
a. Bahan pengisi (diluents/fillers)
Pengisi berfungsi untuk mendapatkan suatu ukuran atau bobot yang sesuai
sehingga layak untuk dikempa menjadi tablet.
Contoh dari bahan pengisi adalah laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol, kalsium
sulfat, kalsium fosfat, kalsium karbonat,dan amilum.
b. Bahan pengikat (binders).

10
Bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi
dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada
bahan pengisi.
Contoh dari bahan pengikat adalah selulosa, Mikrokristalin selulosa (Avicel),
Polimer (CMC Na, HPC, dan HPMC), PVP, gelatin, gom alam, tragakan, guar,
pektin, amilum, PEG, Na alginat, magnesium dan aluminum silikat.
c. Bahan penghancur (disintegrants)
Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya
menjadi partikel-partikel penyusun, ketika tablet kontak dengan cairan lambung
sehingga akan meningkatkan disolusi tablet.
Contoh dari bahan penghancur adalah amilum, Avicel (Mikrokritalin selulosa),
solka floc, asam alginat, Explotab (sodium starch glicolate), gom guar, Policlar
AT (Crosslinked PVP), Amberlite IPR 88, Metilselulosa, CMC, HPMC.
d. Bahan pelicin (anti frictional agents)
Bahan pelicin dalam formulasi sediaan tablet mempunyai 3 fungsi, yaitu :
 Lubricant
Lubricant adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara
permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi.
 Glidant
Glidant ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan
fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die
dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidant yang paling popular
karena disamping dapat berfungsi sebagai glidant juga sebagai disintegran
dengan konsentrasi sampai 10 %. Talk lebih baik sebagai glidant dibandingkan
amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.
 Antiadherent
Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking)
permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat
dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadherent
sangat baik.
e. Flavouring/Penyedap

11
A. Pemanis. Pemanis alam dan pemanis buatan yang paling banyak digunakan
adalah aspartam, siklamat, glizirisin dan sakarin. Dalam penggunaannya perlu
diperhatikan status peraturan atau regulasi dalam negara.
Pemanis Tingkat kemanisan dibandingkan terhadap
sukrosa
Aspartam 200
Siklamat 30-50
Glizirisin 50
Sakarin 450
Dekstrosa 0,7
Fruktosa (levulosa) 1,7
Laktosa 0,2
Maltose 0,3
Manitol 0,5-0,7
Sorbitol 0,5-0,6
Sukrosa 1

B. Aroma, misal: aroma vanila, jeruk, strawberry, coklat, peppermint.

f. Pewarna
Pewarna yang digunakan dalam tablet kunyah bertujuan untuk :
o meningkatkan daya tarik estetika
o memberi identitas pada produk dan membuat perbedaan antar produk
o menutup warna yang kurang menarik
o mengimbangi dan menyesuaikan penyedap yang digunakan dalam formulasi

Ada dua bentuk pewarna yang digunakan :


a) Warna Celup
Adalah senyawa kimia yang menunjukkan pewarnaan apabila dicelupkan
dalam suatu larutan, biasanya mengandung 80-93% murni.
Pewarna celup untuk tablet kunyah biasanya digunakan 0,01-0,03%.
Pewarna celup yang digunakan pada metode granulasi basah biasanya
dilarutkan dalam cairan granulasi. Pelaksanaan granulasi dan pengeringan
12
untuk meminimalkan migrasi larutan pewarna celup harus dibuat dalam
besi tahan karat atau wadah kaca untuk menghindari inkompatibilitas
antara zat warna dan wadah. Harus dilakukan penyaringan untuk
menghilangkan partikel yang tidak larut. Larutan pewarna celup dalam air
dapat disimpan selama beberapa jam dan jika lebih dari 24 jam perlu
diawetkan dengan penambahan suatu zat pengawet untuk mencegah
pertumbuhan mikroba, misalnya propilenglikol, asam fosforik, Na-
benzoat, dan asam sitrat.
Selama penyimpanan, penggunaan dan proses pewarnaan, pewarna celup
harus dilindungi terhadap :
o zat pengoksidasi terutama klorin dan hipoklorit;
o zat pereduksi terutama gula invert, beberapa penyedap, ion logam (Al,
Zn, Fe, dan Sn), asam askorbat;
o pH yang ekstrim, misalnya pH < 5, zat warna tidak tahan;
o mikroba terutama jamur dan bakteri;
o pemanasan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang lama (jadi
pewarnaan harus diproses pada suhu rendah dan waktu singkat);
o pemaparan cahaya matahari langsung.

b) Warna Lake
Pewarna lake tidak larut dan biasanya didispersikan. Oleh karena itu yang
sangat penting diperhatikan adalah ukuran partikel harus halus. Umumnya
makin kecil ukuran partikel, makin tinggi daya pewarnaan lake karena
bertambahnya luas permukaan.
Lake dibuat dengan presipitasi dan mengadsorpsikan pewarna celup pada
substrat yang tidak larut air. Biasanya sebagai substrat digunakan Alumina
hidrat. Lake yang digunakan untuk tablet kunyah cetak langsung : 0,1-
0,3%. Stabilitas lake terhadap cahaya dan panas lebih tinggi dibandingkan
warna celup dan kompatibel dengan banyak komponen yang digunakan
dalam tablet kunyah. Lake biasanya digunakan dalam pembuatan tablet
kunyah dengan metode cetak langsung.

2.5 Contoh Tablet Kunyah dan Pemakaiannya 13


1. Antasida
Sediaan padat antasida dibuat dalam bentuk tablet kunyah. Formulasi antasida sangat sulit
mengingat sifat dan jumlah zat aktif. Umumnya zat aktif terdiri dari logam, astringent,
berasa seperti kapur atau berasa pasir dan kombinasi ini menyebabkan rasa yang tidak
enak saat dikunyah. Antasida yang umumnya digunakan dalam kombinasi dari 2 atau lebih
untuk menghasilkan efek terapeutik yang baik adalah sebagai berikut : Alumunium
hidroksida (80- 600 mg), Ca-karbonat (194-850 mg), Mg-hidroksida/Mg-oksida (65-400 mg),
Mg-trisilikat (20-500 mg), dan lain-lain. Sebagai tambahan digunakan zat lain
seperti :simetikon (dimetikon, dimetillpolisiloksan) dengan dosis 20-40 mg/tablet
sebagai antiflatulen; peppermint oil 3 mg/tablet digunakan sebagai karminatif dan asam
alginat 200- 400 mg. Tablet kunyah antasida dibuat degan metode cetak langsung.

2. Vitamin dan Suplemen

 Food Supplement
Vitamin dan mineral mempunyai rasa yang tidak enak seperti asam, pahit, asin, rasa sabun,
hambar atau rasa seperti logam. Beberapa cara untuk menutup rasa tersebut :
a. Rasa asam ditekan dengan cara :
Ferro fumarat dan ferri pirofosfat terasa hambar. Untuk itu dilakukan proses penyalutan
dengan monogliserida atau digliserida dari asam lemak tersaturasi dengan teknik beku
semprot. 14
b. Ras pahit seperti vitamin B kompleks disalut ( salut tunggal ) dengan monogliserida
atau digliserida.
c. Vitamin A dan vitamin D dalam bentuk bebas dilindungi dengan matriks gelatin, gula
atau starch dan pengawet.
d. Vitamin E dalam serbuk kering terabsorpsi.
Interlac adalah suplemen makanan dengan kandungan probiotik Lactobacillus
reuteri Protectis yang sudah teruji klinis mampu untuk menjaga saluran pencernaan. Selain
mengandung probiotik L. reuteri Protectis, suplemen ini juga mengandung sunflower oil,
silicon dioxide, dan medium chain triglyceride oil yang juga sudha dinyatakan aman sebagai
bahan suplemen untuk dewasa maupun anak-anak.

 Interlac tablet: 1 tablet per hari.

Interlac tablet bisa dikonsumsi oleh anak usia di atas 4 tahun hingga dewasa. Interlac
tablet memiliki pilihan rasa seperti stroberi dan lemon. Dosis Interlac untuk dewasa
dan anak-anak sama karena kebutuhan probiotik untuk dewasa dan anak-anak juga
sama yaitu sebanyak 100 juta probiotik L. reuteri Protectis yang setara dengan 1
tablet. Probiotik akan masuk ke dalam saluran cerna dan berkembang serta
berkolonisasi untuk dapat memberikan manfaat kesehatan bagi penggunanya.

Cara pemakaian :

Tablet kunyah (chewable tabulae) merupakan salah satu yang penggunaanya mudah yakni
dengan cara memasukkan tablet melalui oral, melalui mulut lalu tablet dikunyah perlahan-
lahan (biasanya tablet memiliki rasa yang enak dan meninggalkan residu dimulut) jadi
terkadang pasien cukup nyaman dalam menggunakannya dan sedikit jarang memiliki 15
rasa
pahit maka anak-anak pun dapat pula meng-aplikasiikannya dengan mudah, setelah tablet
hancur sempurna terkunyah maka disarankan untuk meminum air putih Setelah tablet
dikunyah sampai hancur dan ditelan, minumlah segelas air putih (air minum) untuk
memastikan bahwa obat telah tertelan seluruhnya sehingga dapat memberikan efek.

2.6 Perbedaan Tablet Kunyah dan Tablet Konvensional

Berdasarkan Cara Pemakaiannya:

 Tablet biasa / tablet telan.


Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah di lambung.

 Tablet kunyah (chewable tablet)


Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan,
umumnya tidak pahit. Dimaksudkan untuk dikunyah sehingga meninggalkan residu yang
memberikan rasa enak di mulut.Diformulasikan untuk anak-anak, antasida dan antibiotic
tertentu. Dibuat dengan cara dikempa .biasanya digunakan manitol, sorbitol dan sukrosa
sebagai pengikat dan pengisi. Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang
harus dikunyah sebelum ditelan.

2.7 Evaluasi Tablet Kunyah


Evaluasi tablet kunyah tidak diatur dalam FI IV. Beberapa parameter yang dievaluasi
di bawah sebagian besar mengacu pada evaluasi tablet konvensional
1) Evaluasi kimia
a. Penentuan Kadar
b. Metode analisis yang sesuai (kromatografi, titrimetri, spektrofotometri, dan lain-lain)
bisa digunakan untuk menentukan kadar zat aktif pada sampel yang representatif
(biasanya aliquot dari 20 tablet yang dipilih acak yang dihaluskan). Jumlah kadar
yang diperoleh dinyatakan dalam persentase terhadap kadar obat di label. Nilai yang
diperoleh harus berada dalam batas-batas yang telah ditentukan untuk masing-masing
zat aktif.
c. Keseragaman Sediaan
16
d. Keragaman bobot tidak boleh melebihi 6% untuk tablet dengan kadar zat aktif lebih
dari 50 mg atau 50% terhadap obot seluruhnya.
e. Keseragaman kandungan perlu dilakukan jika kandungan zat aktif kurang dari 50 mg.
Prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum di FI IV.
2) Evaluasi Fisika
a. Pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan terhadap adanya capping atau rengat dan
parameter penampilan lainnya.
b. Kekerasan ambil 10 – 20 tablet secara acak, tetapkan kekerasan.
c. Friabilitas 20 tablet digerus, ambil 6 gram, masukkan ke dalam friabilator selama 100
putaran, kemudian timbang bobot yang hilang. Nilai friabilitas tidak melebihi 4%.
d. Waktu hancur
e. Disolusi
f. Rasa
3) Uji Stabilitas
a. Stabilitas dipercepat dengan suhu tertentu
b. Stabilitas dalam kondisi nyata
Pemeriksaan stabilitas meliputi :
- Pada waktu tertentu, tentukan kadar zat aktif
- Periksa terhadap adanya perubahan fisik (totol-totol pada tablet, migrasi zat
warna, kristalisasi zat aktif pada permukaan tablet, ada bau)
- Periksa perubahan kekerasan, friabilitas, kecepatan disolusi, waktu hancur
- Periksa stabilitas rasa

BAB III
17
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tablet Kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk dikunyah, memberi residu
dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan
rasa pahit atau tidak enak. Ciri – ciri tablet kunyah antara lain memiliki bentuk yang
halus setelah hancur; mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit
atau tidak enak, mudah melarut dalam untuk garam-garam logam yang digunakan dalam
tablet antasida. Contoh dari tablet kunyah ini antara lain promag, antasida, vitacimin.
Formulasi dalam bentuk sediaan tablet kunyah akan mempercepat waktu yang
diperlukan obat untuk mencapai sirkulasi sistemik dan menimbulkan efek terapi karena
hanya melewati proses disolusi dan absorpsi.

DAFTAR PUSTAKA
18

1. http://fitrirosdiana.blogspot.com/2012/02/tablet-kunyah.html?m=1
2. https://media.neliti.com/media/publications/193003-ID-formulasi-tablet-kunyah-
attapulgit-denga.pdf
3. http://mksigyt.blogspot.com/2017/11/makalah-tablet-kunyah.html
4. Farmakope Indonesia edisi III 1979
5. Farmakope Indonesia edisi IV 1995

19

Anda mungkin juga menyukai