PENDAHULUAN
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat
yang dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung. Tablet
memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan.
Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian
dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam saluran pencernaan. Tablet dapat
diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan dibantu zat tambahan
yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet. Menurut
FI Edisi IV, Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Pada umumnya metode pembuatan tablet dengan cara
granulasi. Granulasi merupakan suatu proses membesarkan ukuran partikel-partikel
kecil serbuk yang terikat satu sama lain menjadi besar yang dapat mengalir bebas.
Tujuan granulasi adalah membuat massa mengalir bebas, memadatkan campuran
bahan, membuat campuran seragam yang tidak memisah, memperbaiki karakteristik
kompresibilitas dari zat aktif, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif dari
sediaan, mebgurangi debu dan meningkatkan penampilan tablet (Lachman, 1994).
Granulasi dibagi menjadi dua metode, yaitu metode granulasi basah dan
granulasi kering. Selain metode granulasi, tablet juga dapat dibuat dengan metode
kompresi langsung.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut ANSEL Edisi IV, Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat
yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
Menurut FI Edisi IV, Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi.
Menurut Formularium Nasional Edisi II, Tablet adalah sediaan padat kompak,
dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk umumnya tabung pipih yang kedua
permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.
Dikenal dua jenis tablet berdasarkan metode pembuatan, yaitu tablet cetak dan
tablet kempa.
1) Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya mengandung
laktosa dan serbuk sukrosa salam berbagai perbandingan. Massa dibasahi
dengan Etanol prosentasi tinggi kadar Etanol tergantung dengan kelarutan zat
aktif dan bahan pengisi dalam pelarut, serta kekerasan tablet yang diinginkan.
Pembuatan dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah
pada lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak
agak rapuh sehingga tablet dapat di potek dan harus hati-hati saat pengemasan
dan pendistribusiannya., besar tekanan pada tablet 25-50 bar.Kepadatan tablet
tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak
tergantung pada kekuatan yang diberikan.
2
2) Tablet kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan
cara pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi
(tekanan di bawah beberapa ratus kg/cm2) pada serbuk/granul menggunakan
pons/cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi,
bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan
pewarna, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.Tablet biasanya mempunyai
ketebalan kurang dari ½ diameternya.Tablet kempa ganda, tablet kempa yang
dibuat dengan lebih dari satu kali siklus tekanan.
Komponen atau formulasi tablet kempa terdiri dari zat aktif bahan pengisi,
bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna,
yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut yang di izinkan
pada pengaroma dan bahan pemanis.
3
sifat zat aktif, membentuk tablet dan mempermudah teknologi pembuatan
tablet. Eksipien harus memiliki kriteria sebagai berikut :
3) Bahan penghancur/pengembang(disintegrant)
Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan
adalah amilum manihot kering, gelatinum, agar – agar, natrium alginat.
6) Bahan Penyalut
Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang
cocok,biasanya berwarna atau tidak.
4
2.3.3 Adjuvant
Red 3 Erytrosine
Yellow 5 Tartrazine
5
Tabel beberapa pemanis yang biasa digunakan
Mannitol Sakarin
Lactosa Siklamat
Sukrosa Aspartame
Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak
dapat langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung
hancur dan tablet menjadi mudah pecah. Campuran serbuk itu harus di ubah
menjadi granul,yaitu kumpulan serbuk dengan volume lebih besar yang saling
melekat satu samma lain. Cara merubah serbuk menjadi granul disebut
granulasi. Tujuan granulasi adalah:
6
Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet dapat
dikelompokkan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai:
1. Bahan pengisi,
2. Bahan pengikat,
3. Bahan pelincir (termasuk bahan pengatur aliran,bahan pelican dan bahan
pemisah bentuk),
4. Bahan penghancur,
5. Bahan penahan lembab, bahan peng adsorpsi dan bahan penghambat
kelarutan.
7
Kekurangan metode granulasi basah:
8
3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang
9
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi
pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan
laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa
langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama
pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif
dalam granul terganggu.
3. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus
bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan
adhesifitas yang baik.
1) Pengisi
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang
ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang
diharapkanBiasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis
kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis besar maka
pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
10
– Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
– Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat
dikombinasi dengan laktosa, manitol, starch, kalsium sulfat.
– Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah)
menjadi seperti “clay” yang sukar digranulasi dan ketika kering
granulnya menjadi keras dan resisten terhadap disintegrasi. Contoh:
kaolin, kalsium karbonat.
– Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan,
mengurangi capping dan friabilitas tablet.
– Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah
migrasi pewarna larut air dan membantu agar evaporasi cepat dan
seragam.
– Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan
pengikat tambahan.
– 60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat
massa lembab mudah digranulasi, membentuk granul yang kuat pada
pengeringan dengan sedikit fine daripada pasta yang hanya terbuat
dari amilum.
– Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk
Sebagai disintegran :
– Merupakan disintegran yang sangat baik terutama pada konsentrasi
10% atau lebih tinggi.
– Pada GB Avicel tidak bersifat disintegran.
– Perhatian: pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat menyebabkan tablet
lengket pada lidah saat akan digunakan.
2. Kalsium sulfat trihidrat
– Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif
20-30%.
– Sinonim: terra alba, snow white filler.
– Insoluble, non-higroskopis.
11
– Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa
dipakai untuk zat aktif asam, netral, basa; punya kapasitas
abisaorbisai yang tinggi untuk minyak.
– Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste.
3. Kalsium fosfat dibasic
– Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung
dengan memiliki ukuran paling kecil, tidak mahal, tidak dapat
digunakan bersama senyawa asam atau garam asam
– Jika digunakan cairan pengikat yang terlalu banyak maka jadi
lengket dan keras, tidak dapat digranul sehingga solusinya
dikombinasi dengan starch/Avicel
4. Laktosa
(Lachman Tablet)
– Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa, asam askorbat,
salisilamid, pyrilamine maleat, phenilephrine HCl
– Granul laktosa hidrat mengandung kadar lembab 4-5%
– Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin menghasilkan
reaksi Maillard
– Isomer: α dan β (dalam campuran berada dalam kesetimbangan
kedua bentuk)
(Lachman Industri)
– Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat
– Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat)
– Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami
reaksi Maillard (dengan zat aktif mengandung amina dengan adanya
logam stearat), tetapi menyerap lembab.
– Secara umum tablet menunjukkan release rate yang baik, granulnya
cepat kering, disintegrasi tablet tidak banyak dipengaruhi oleh
kekerasan
(Handbook of Pharm Excipient)
– Keburukan: laktosa dpr berubah warna dengan adanya basa amin
dan Mg-stearat
12
– Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus
(80-100 mesh), granul spray dried (100-200 mesh), dan laktosa
anhidrat
– Dikenal sebagai gula susu.
Spray-dried Lactose
(Lachman Industri)
– Untuk pengisi kempa langsung, umumnya digabung dengan Avicel.
Jika tunggal digunakan dalam konsentrasi 40-50% sebagai pembawa
– Sifat direct compression-nya berkurang jika kadar air < 3%; dapat
dicampur dengan 20-25% zat aktif tanpa kehilangan sifat direct
compression-nya
– Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan
karakteristik pengikatan yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa
– Kelemahan: dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau
senyawa lain yang mengandung furaldehid
– Gunakan lubrikan netral atau asam
5. Sukrosa
– Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat
– Jika digunakan sebagai pengikat tunggal, sukrosa membentuk granul
yang keras dan tablet lebih cenderung terdisolusi daripada
terdisintegrasi. Oleh karena itu banyak dikombinasi dengan
pengisi insoluble lain
– Jika digunakan sebagai pengisi kering, biasanya digranulasi dengan
pengikat larut air atau hidroalkohol. Kekerasan granul tergantung
jumlah pengikat yang digunakan. Campuran air dan alkohol akan
menghasilkan granul yang lebih lunak.
– Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk
“confectioner” untuk GB yang mengandung 3% pati jagung untuk
mencegah caking
– Sukrosa digunakan sebagai pemanis dalam tablet kunyah dan
digunakan sebagai pengikat untuk memperbaiki kekerasan tablet
13
– Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar
sukrosa akan mengeras pada penyimpanan. Sukrosa bukan gula
pereduksi tetapi menjadi coklat pada penyimpanan dan higroskopis
– Turunan sukrosa yang dapat digunakan untuk kempa langsung:
a. Sugartab : 90-93% sukrosa, 7-10% invert sugar
b. Di Pac : 97% sukrosa, 3% modified dekstrin
c. Nu Tab : 95% sukrosa, 4% gula invert, 1% corn starch, Mg
stearat
6. Dekstrosa
– Penggunannya terbatas pada GB sebagai pengisi dan pengikat
– Digunakan mirip dengan sukrosa, cenderung menghasilkan tablet
yang keras terutama jika menggunakan dekstrosa anhidrat
– Menjadi coklat pada penyimpanan
7. Manitol
– Pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit
manis, halus, dingin (negatif heat solution)
– Non-higroskopis, aliran jelek, membutuhkan lebih banyak cairan
pengikat
– Dapat digunakan untuk formulasi vitamin, menghasilkan granul
yang lebih halus dari sukrosa atau dekstrosa
– Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan
manitol setelah pengeringan semalam pada 140-150 °F adalah 0,2%
– Hanya sedikit yang terabisaorbisai di saluran cerna, jika digunakan
banyak dapat bersifat laksatif
8. Emdex dan Celutab
(Lachman Industri)
– Dapat bereaksi dengan amin pada suhu dan kelembaban tinggi
– Bebas mengalir dan dapat dikempa langsung, mengandung 8-10%
lembab, kekerasan tablet dapat meningkat setelah pengempaan
– Starch terhidrolisa mengandung 90-92% dekstrosa dan 3-5%
maltosa
14
– Dapat digunakan sebagai pengganti manitol pada talbet kunyah
karena manis dan berasa halus.
9. Starch 1500 (penjelasan ada di bagian Pengikat)
2) Adsorben
– Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh
tinggi setelah terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang
bertitik leleh lebih tinggi.
– Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika
tablet basah maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja
menyerap lelehan zat aktif. Contoh:
1. Avicel
2. Bolus alba
3. Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat
4. Aerosil
3) Pengikat
15
– Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4
kali air mendidih dengan pengadukan konstan sampai starch
mengembang menjadi transparan yang dapat diencerkan
– Cara lain: suspensi starch dalam air dipanaskan
– Mengandung kadar air 11-14%; akan menyebabkan tablet
terdisintegrasi dengan cepat (hal 161)
– Pembuatannya harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik,
tidak terhidrolisis, dan tidak mengarang
– Pemakaian terbaik maksimal 30%. Jika dosis zat aktif besar, starch
diganti dengan penghacur yang lebih baik, yaitu avicel.
– Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi
menunjukkan tablet yang rapuh dan sukar dikeringkan
– Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat
kompresibilitas yang baik dan mempunyai friabilitas yang besar,
dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan dalam
jumlah besar
Sebagai disintegran:
– Pemakaian: 1-20%, merupakan disintegran yang paling umum
digunakan
– Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat
pengempaan dan pecah atau mengembang saat air masuk mell pori
(kapiler)
– Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan
pengempaan, dan kandungan air massa cetak
– Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu
80-90 °C untuk menghilangkan air yang terabisaorpsi
2. Starch 1500
(Lachman Tablet)
– Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran
– Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang
berfungsi sebagai pengikat sedangkan sisanya bersifat sebagai
disintegran
16
– Starch 1500 dibutuhkan ± 3-4 kali lebih banyak daripada musilago
amili untuk menghasilkan tablet dengan kekerasan yang sama
– Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan
menghasilkan gel yang berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
– Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar.
(Lachman Industri)
– Aliran bagus, merupakan directly compressible starch
– Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat
membutuhkan lubrikan tambahan (misalnya 0,25% colloidal silicon
dioxide)
– Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak
jika dikombinasi dengan Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti
digunakan asam stearat
Sebagai disintegran:
– Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam
campuran kering (dalam fasa dalam dan atau fasa luar pada metoda
granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam fasa luar pada
metoda granulasi basah)
– Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah
3. Amilum pragelatinasi
– Merupakan pati yang sudah dimasak dan dikeringkan lagi. Dapat
digunakan sebagai pengganti starch paste karena lebih mudah larut
dalam air hangat tanpa pemanasan
– Dapat ditambahkan kering ke dalam serbuk kemudian dibasahkan
dengan air membentuk massa lembab
4. Gelatin
– Digunakan pada konsentrasi 5-10% sebanyak 1-5% dari formula
– Sudah jarang digunakan, digantikan PVP, MC. Cenderung
menghasilkan tablet yang keras dan memerlukan disintegran yang
aktif
– Dapat digunakan untuk senyawa yang sulit diikat
– Kelemahan: rentan bakteri dan jamur
17
– Jika masih diperlukan pengikat yang lebih kuat, dapat digunakan
larutan gelatin dalam air 2-10%, yang dibuat dengan menghidrasi
gelatin dalam air dingin selama beberapa jam/semalam kemudian
dipanaskan sampai mendidih, larutan gelatin harus dipertahankan
hangat sampai digunakan karena akan menjadi gel pada
pendinginan
5. Larutan sukrosa
– Membentuk granul keras, kekerasan diatur dari konsentrasi sukrosa
20-85%
– Sangat baik sebagai pembawa soluble dyes dan menghasilkan warna
beragam
– Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya
memerlukan pengikat yang lebih kohesif dari musilago amili; pada
tablet ferro sulfat, bertindak sebagai pengikat dan pelindung
ferrosulfat dari oksidasi
– Senyawa lain yang pengikatnya bisa berupa gula: aminofilin,
asetopheretidin, asetaminofen, meprobamate
6. Larutan akasia
– Digunakan pada konsentrasi 10-25%; untuk mengurangi
mephenesin (dosis besar dan sukar digranulasi)
– Menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada
penyimpanan
– Kelemahan: dapat terkontaminasi mikroba
– Kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu
pencetakan tablet dan disintegrasi tablet
7. PVP
– Nama dagang: Kollidon atau Plasdon
– Inert, larut air dan alkohol, digunakan dalam konsentrasi 3-15%,
sedikit higroskopis, tidak mengeras selama penyimpanan (baik
untuk tablet kunyah)
18
– Tablet efervesen bisa dibuat menggunakan PVP dalam etanol
anhidrat. Jangan menggunakan isopropanol anhidrat karena
meninggalkan bau pada granul.
– Konsentrasi 5% menghasilkan kompresibilitas yang baik dari
serbuk Natrium bikarbonat dan asam sitrat sehingga tablet bereaksi
cepat dan disolusi cepat.
– PVP baik untuk tablet kunyah terutama untuk alumunium
hidroksida, Mg(OH)2
8. Selulosa
a. Metil selulosa
19
9. Polivinil alkohol
– Larut air, mirip akasia tapi tidak terlalu rentan dengan bakteri
– Membentuk granul yang lebih lunak dari acacia, menghasilkan
tablet yang disintegrasi lebih cepat dan tidak mengeras pada
penyimpanan
10. PEG 6000
– Sebagai pengikat anhidrat, dimana air dan alkohol tidak dapat
digunakan
– PEG 6000 merupakan padatan putih yang meleleh pada 70-
750C dan mengeras pada 56-630C
11. N-HPC (Nisso-HPC)
– Larut dalam air dan pelarut organik alkohol, propilen glikol,
metilen klorida, aseton dan kloroform. Jika digunakan sebagai
pelarut pada granulasi basah N-HPC dilaruntukan dalam air
atau alkohol.
Cara:
4) Flavour
(Lachman Industri)
– Digunakan untuk tablet kunyah
– Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam keadaan kering,
biasanya sebagai fasa luar, sedangkan yang cair ditambahkan
dengan menyemprotkan ke dalam massa cetak
20
– Flavour yang digunakan adalah bentuk flavour oil yang
diabsorbsikan ke adsorben
– Jumlah yang digunakan maksimal 0,5-0,75%
5) Disintegran
Fungsi : untuk memecah tablet
Cara pakai: – saat granulasi
– sebelum dicetak (paling baik)
1. Starch (amylum)
2. Starch 1500
3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)
– Pemakaian: 1-20% dengan konsentrasi optimum 4%
– Explotab tidak dapat sebagai penghancur dalam
– Mekanisme sama dengan starch secara umum, merupakan starch
termodifikasi sehingga mampu menyerap air 200-300%
– Waktu disintegrasi ditentukan pula oleh besarnya tekanan
pengempaan
– Perhatian: pada suhu dan kelembaban yang tinggi dapat
memperlama waktu disintegrasi sehingga memperlambat waktu
disolusi
4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol)
– Acdisol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik
untuk digunakan sebagai disintegran karena larut air dan memiliki
afinitas yang besar pada air.
– Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.
5. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)
– Pemakaian: 1-10%
– Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas
pengembangannya yang relatif rendah
6. Clays
– Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi
21
– Bukan merupakan disintegran yang baik, karena dapat
menyebabkan perubahan warna secara keseluruhan
7. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)
– Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)
– Memiliki afinitas yang besar terhadap air
6) Lubrikan
– Konsentrasi optimum: 1%
– Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat
pengempaan dan penarikan tablet ke luar cetakan
– Jenis:
– Mekanisme:
22
– Perhatian: aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkaline,
misalnya lubrikan alkalin stearat. Penggantinya dapat digunakan
talk.
– Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan
alkohol
– Ketika lubrikan ditambahkan saat granulasi, mereka akan
membentuk lapisan di sekitar granul sehingga dapat mengurangi
kerusakan tablet setelah dikempa. Pembentukan lapisan ini juga
akan menyebabkan tablet menjadi labih berpori, elastik, mudah
melar, dan memberikan hasil tablet yang lebih besar sehingga tablet
mudah pecah
– Lubrikan seringkali ditambahkan secara kering ketika semuanya
telah homogen, dan dicampur pada 2-5 menit akhir dari total waktu
pencampuran 10-30 menit
– Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah
granul dibentuk) memberikan hasil yang lebih baik terhadap
kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan
dibandingkan dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan
granulasi
– Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfiat pada konsentrasi yang
lebih rendah dapat dikombinasi dengan Mg-stearat
7) Glidan
– Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni
– Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati
untuk zat aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe
1. Cab-O-Sil : 5-10%
2. Corn starch : 5-10%
3. Aerosil : 1-3%
4. Talk : 5%
5. Syloid : 0,1-0,5%
23
8) Anti Adheren
– Yang paling baik adalah yang larut air, dan yang paling efisien
adalah DL-Leusine
– Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis
tinggi karena cenderung terjadipicking
1. Talk : 1-5%
2. Logam stearat : <1%
3. Cab-O-Sil : 0,1-0,5%
4. Syloid : 0,1-0,5%
5. Corn starch : 3-10%
6. DL-Leusine : 3-10%
7. Na-lauril sulfat : <1%
24
BAB III
DATA PREFORMULASI
Efek samping :
Penyimpanan :
25
Pada suhu kamar (25 – 30)° C dan tempat kering, terlindung dari
cahaya.
2) AMYLUM
Pemerian : Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-
granul kecil berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan
bentuk yang berbeda untuk setiap varietas tanaman.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air
dingin. Amilum mengembang dalam air dengan
konsentrasi 5-10 % pada 37˚C.
pH : 5,5 – 6,5
26
Suhu gelatinasi : 73º C untuk pati jagung.
27
Secara luas digunakan dalam farmasi terutama sebagai pengikat pada
formulasi sediaan tablet dan kapsul, kedua dimana digunakan dalam proses
granulasi basah dan kempa langsung.
Higroskopisitas : higroskopis
4) MAGNESIUM STEARAT
RM : C36H70MgO4
BM : 591,27
28
Digunakan untuk kosmetik, makanan, dan formulasi obat. Biasanya
digunakan sebagai lubrikan pada pembuatan kapsul dan tablet dengan
jumlah antara 0,25 – 5,0 %.
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air.
Stabilitas : Stabil.
5) LAKTOSA
Laktosa
Rumus molekul : C12H22011.H2O
Berat molekul : 342,30
29
Pemerian : Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih crea, tidak
berbau dan rasa sedikit manis, stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan
dalam eter.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
3.2 Farmakologi
Antalgin termasuk derivat metasulfonat dari amidopirin yang mudah larut
dalam air dan cepat diserap kedalam tubuh. Bekerja secara sentral pada otak untuk
menghilangkan nyeri, menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatik. Antalgin
mempengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensifitas reseptor rasa sakit dan
thermostat yang mengatur suhu tubuh. Lukmanto, 1986
a. Farmakodinamika antalgin
Sesuai analgetika, obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas
rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala dan juga efektif terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi. Efek analgetiknya jauh lebih lemah dari efek analgetik
opiat, obat ini tidak menimbulkan ketagihan adiksi dan efeksamping sentral yang
merugikan. Analgetika bekerja secara sentral untuk meningkatkan kemampuan
menahan nyeri. Analgesia yaitu suatu keadaan dimana setelah pemerian analgetik;
bercirikan perubahan perilaku pada respon terhadap nyeri dan kemampuan yang
berkurang untuk menerima impuls nyeri tanpa kehilangan kesadaran.
b. Farmakokinetik antalgin
30
Pada pemakaian yang teratur dan untuk jangka waktu yang lama,
penggunaan obat yang mengandung metampiron kadang-kadang dapat
menimbulkan kasus agranulositosis fatal. Untuk mendeteksi hal tersebut, selama
penggunaan obat ini perlu dilakukan uji darah secara teratur. Jika gejala tersebut
timbul, penggunaan obat ini harus segera dihentikan. (Lukmanto, 1986)
31
BAB IV
PRAKTIKUM I
(FORMULASI & PEMBUATAN GRANUL)
A. Tanggal Praktikum
31 Oktober 2017
B. Alat dan Bahan
1) Alat
Ayakan
Gelas ukur
Timbangan
Batang pengaduk
Kertas perkamen
Beakerglass
Pipet
Spatel
Oven
Wadah granul
2) Bahan
Antalgin (Methampyron)
Amylum maydis (pati jagung)
Mg.stearat
Laktosa
Aquadest
Avicel
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbang semua bahan yang akan digunakan
32
3. Campurkan seluruh fase dalam (methampyron, amylum, laktosa) masukkan ke
dalam mortar, aduk hingga homogeny.
4. Panaskan aquadest dan amylum hingga terbentuk mucilage/terbentuk lem.
5. Timbang berat mucilage.
6. Masukkan sedikit-demisedikit mucilage kedalam mortar sambil diaduk
homogen sampai terbentuk masa yang dapat dikepal dan dipatahkan. Timbang
sisa mucilage.
7. Jika sudah tercampur, bahan granul dibentuk bulat lalu ayak.
8. Timbang granul hasil pengayakan
ͦ
9. Oven granul pada suhu 40-60 c
10. Ayak kembali dengan ayakan mesh 18 hingga terbentuk granul.
D. Perhitungan
1) Formulasi I
Methamphyron : 500 mg x 200 = 100.000 mg = 100 gr
5
Amylum (Pengikat) : 100 𝑥 700 = 35 𝑚𝑔 𝑥 200 = 7000 𝑚𝑔
= 7 gr
10
Amylum (Penghancur): 100 𝑥 700 = 70 𝑚𝑔 𝑥 200 = 14000 𝑚𝑔
= 14 gr
2
Mg. Stearat : 100 𝑥 700 = 14 𝑚𝑔 𝑥 200 = 28000 𝑚𝑔
= 28 gr
Laktosa ad 700 = 700 – (500+35+70+14)
= 700 – 619
= 81 mg x 200
= 16,2 gr
2) Formulasi II
Methamphyron : 100 gr
Amylum (Pengikat) : 1.842 gr
Amylum (Penghancur) : 14 gr
Mg. Stearat : 2.8 gr
Laktosa : 16,2 gr
33
Jumlah = 134.842 - 104.26( bobot granul setelah kering)
= 30.582(bobot yang hilang)
E. Data Hasil Pengamatan
1. Organoleptis
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Rasa : Pahit
Bentuk : Serbuk
MA 10%
7 gr
10%
70 mL
Berat Beakerglass : 98.69 gr
Berat Mucilage : 195.87 gr
Berat Mucilage Awal : 97.23 gr
97.23 – 76.97 = 20.26 gr (mucilage yang digunakan)
Berat Granul : 121.98 gr
34
PRAKTIKUM II
(EVALUASI GRANUL & PEMBUATAN TABLET)
A. Tanggal Praktikum
7 November 2017
1) Alat
Heating drying oven
Corong alat uji waktu alir
Bolting columeter
Sieve shaker
Ayakan
Stopwatch
Gelas ukur
Timbangan analitik
Penggaris
2) Bahan
Sediaan granulasi kering
C. Prosedur Kerja
1) Kadar Air
Timbang seksama 5 gram granul
Panaskan dalam lemari pengering sampel bobot konstan (150˚C)
2) Uji Sifat Alir
Timbang seksama 25 gram granul tempatkan pada corong alat
Uji waktu alir dalam keadaan tertutup
Buka penutupnya biarkan granul mengalir
Catat waktu
Lakukan sebanyak 3 kali
Kemudian ukur sudut diam dengan menghitung jari-jari dan tinggi dari
tumpukan granul setelah metode corong.
35
3) Uji Kompresibilitas
Timbang 100 gram masukkan ke dalam gelas ukur dan catat volumenya
Kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji
Catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo)
Volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V500)
4) Distribusi partikel
Masukkan sejumlah 100 gram granul diletakan diayakan yang telah
tersusun dan ditara
Mulai dari ayakan 20 sampai dengan ayakan mess 100 pada alat sleve
shaker
Setelah pengujian selesai masing–masing ayakan ditimbang kembali dan
dihitung distribusi granul dari tiap–tiap ayakan (%)
5) Bobot Jenis
Evaluasi granul dengan bobot jenis ini yaitu dengan mengetahui bobot
jenis pada granul tersebut. mulai dari bobotnya. Bobot mampat dan bobot
sejati, evaluasi bobot sejati ini di lakukan menggunakan alat piknometer
2. Sifat Alir
t1 = 02,52 detik
t2 = 02,57 detik
t3 = 02,29 detik
3. Sudut Diam
I = h1 = 1,7 cm
9,4
d1 = 9,4 cm < r = = 4,7
2
ℎ 1,7
tan = = 0,36
𝑟 4,7
tan 0,36 = 19,8
36
II = h2 = 1,9 cm
9
d2 = 9cm < r = = 4,5
2
ℎ 1,9
tan = = 0,42
𝑟 4,5
tan 0,42= 22,8
III = h2 = 1,9 cm
9
d2 = 9cm < r = = 4,5
2
ℎ 1,9
tan = = 0,42
𝑟 4,5
tan 0,42= 22,8
4. Uji Organoleptis
Warna : Putih
Bentuk : Granul
Rasa : Pahit
Bau : Tidak Berbau
5. Uji Kompresibilitas
𝑉𝑜−𝑉1 100−87
I → Vo = 100 ml x 100% = = 13%
𝑉𝑜 100
V1 = 87 ml
𝑉𝑜−𝑉1 100−85
II → Vo = 100 ml x 100% = = 15%
𝑉𝑜 100
V1 = 85 ml
𝑉𝑜−𝑉1 100−83
III → Vo = 100 ml x 100% = = 17%
𝑉𝑜 100
V1 = 83 ml
37
PRAKTIKUM III
(EVALUASI TABLET)
A. Tanggal Praktikum
28 November 2017
B. Alat dan Bahan
1) Alat
Desintegration Tester
Flow Tester
Freabilitator
Jangka sorong
Timbangan digital
2) Bahan
Tablet Metampiron
C. Prosedur Kerja
1) Keseragaman Ukuran
- Ukur 20 tablet dengan jangka sorong
- Diukur diameter dan ketebalan
- Hitung rata-ratanya
2) Keseragaman Bobot
- Timbang 20 tablet satu per satu hitung bobot rata-rata dan penyimpangan.
*Tidak > 2 tablet yang menyimpang pada kolom A
*Tidak satupun yang menyimpang pada kolom B
3) Waktu Hancur
38
- 20 tablet timbang dan masukkan ke dalam frabilator
- Putar 100x (4 menit)
- Hitung %
2) Keseragaman Ukuran
1. D : 12,9 mm tebal = 3,7 mm
2. D : 12,9 mm tebal = 3,7 mm
3. D : 12,9 mm tebal = 3,7 mm
4. D : 12,9 mm tebal = 3,7 mm
5. D : 12,9 mm tebal = 3,7 mm
Rata-rata diameter tablet = 12,9mm. Dan tebal tablet 3,7 mm
39
0,02
% = 1,5 – 1,48 x 100% = x 100%
1,5
= 0,0133 x 100%
= 1,33 %
5
Kolom A 5% : 100x 1.5 = 0,075
10
Kolom B 10% : 100x 1.5 = 0,15
40
PRAKTIKUM IV
(DISOLUSI TABLET)
A. Tanggal Praktikum
5 Desember 2017
B. Alat dan Bahan
1) Alat
Disolusi Tester
Spektrofotometer uv-vis
Kuvet
Pipet tetes
Pipet ukur
Labu ukur
Push Ball
2) Bahan
Tablet Paracetamol (Panadol)
Aquadest
C. Prosedur Kerja
1) Disolusi Tester
- Siapkan alat dan bahan
- Isi bejana dan alat disolusi dengan air 900 ml air suling
- Atur thermostat pada suhu 37˚C. masukkan tablet lalu jalankan motor
penggerak dengan kecepatan 100 rpm
- Ambil media disolusi secukupya (± 5 ml) dengan menggunakan pipet
volume pada menit ke 5, 10, dan 15. Media disoluso dicukupkan kembali
hingga volume 900 ml, tiap menit pengambilan.
- Ditentukan kadarnya menggunakan spektrofotometri uv-vis pada panjang
gelombang 234 rpm.
2) Spektrofotometri UV-Vis
- Pembuatan baku induk 1000 rpm
- Timbang tablet paracetamol sebanyak 100 mg
41
- Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml
- Tambahkan 50 ml aquadest, aduk ad larut
- Tambahkan dengan aquadest ad tanda batas, kocok sampai homogeny.
42
X= 39,8 ppm
39,8
Kadar : 55,56 𝑝𝑝𝑚 x 100% = 71,634 %
Jadi kadar sampel dari sediaan tablet panadol 500mg mengandung
parasetamol 71,634% (Tidak memenuhi syarat)
Konsentrasi Parasetamol dalam sampel
39,8 x 10x (pengenceran) = 398
Acuan kadar parasetamol harus 80%nya
43
BAB V
KESIMPULAN
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan
obat yang dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.
Tablet memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan.
Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian
dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam saluran pencernaan. Tablet
dapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan dibantu zat
tambahan yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi
tablet.
Pada umumnya metode pembuatan tablet dengan cara
granulasi. Granulasi merupakan suatu proses membesarkan ukuran partikel-
partikel kecil serbuk yang terikat satu sama lain menjadi besar yang dapat
mengalir bebas. Tujuan granulasi adalah membuat massa mengalir bebas,
memadatkan campuran bahan, membuat campuran seragam yang tidak
memisah, memperbaiki karakteristik kompresibilitas dari zat aktif,
mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan, mebgurangi debu
dan meningkatkan penampilan tablet
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tablet dengan metode
granulasi basah. Metode granulasi basah ini merupakan salah satu metode yang
paling sering digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah
yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah ini
dapat dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan mencampur bahan-bahan
yang diperlukan dalam formulasi, pembuatan granulasi basah, pengayakan
adonan lembab menjadi pelet atau granul, kemudian dilakukan pengeringan,
pengayakan kering, pencampuran bahan pelicin, dan pembuatan tablet dengan
kompresi. Keuntungan metode granulasi basah yaitu, Meningkatkan kohesifitas
dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang dibuat dengan
mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan menghasilkan
bentuk tablet yang bagus, keras, dan tidak rapuh. Mencegah segregasi
komponen penyusun tablet yang telah homogen sebelum proses pencampuran.
44
Zat-zat yang bersifat hidrofob, dapat memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif
dengan perantara cairan pelarut yang cocok dengan bahan pengikat.
45
DAFTAR PUSTAKA
https://nuniksites.wordpress.com/2014/01/28/makalah-tablet-dunia-farmasi/ (4
November 2017, 22.42)
http://helensonitahabibie.blogspot.co.id/2012/05/laporan-praktikum-tablet-
paracetamol.html
46