Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

h. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian


terhadap apotik, TOB, PBF.
i. Menyusun rencana kebutuhan dan pengadaan obat-obatan
berkoordinasi dengan gudang farmasi kabupaten.
j. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas dibidang pelayanan
kesehatan.
k. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
kepala dinas.
.2.2 Tugas dan Fungsi Seksi Farmasi dan Perizinan
1. Tugas Pokok
Membantu kelancaran bidang Yankes dalam pelaksanaan proses
administrasi penertiban perijinan dan pengelolaan obat public dari
berbagai sumber anggaran bekerjasama dengan gudang farmasi.
2. Fungsi
a. Pengumpulan, pengelolaan data dan analisa data pelayanan
dasar swasta, ijin pelayanan praktek swasta perorangan dan
Rumah Sakit.
b. Penyusunan petunjuk teknis pembinaan sarana kesehatan dasar
swasta.
c. Pelaksanaan proses administrasi penerbitan perijinan.
d. Pengumpulan, pengolahan analisa data obat-obatan dan alat
kesehatan.
e. Penyusunan rencana kebutuhan serta distribusi obat-obatan dan
alat kesehatan
f. Pelaksanaan pembinaan terhadap peredaran alat kesehatan.
3. Uraian Tugas
a. Menyusun program dan langkah-langkah kerja seleksi farmasi
dan perizinan.
b. Melaksanakan pengolahan dan menganalisa data mengenai ijin
pelayanan kesehatan dasar swasta Rumah Sakit Swasta.

1
c. Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis pembinaan srana
pelayanan kesehatan dasar swasta.
d. Melaksanakan proses administrasi penerbitan ijin sarana
pelayanan kesehatan dasar swasta.
e. Mengumpulkan, mengolah, menganalisa obat-obatan dan alat
kesehatan.
f. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan serta distribusi
obat-obatan dan alat kesehatan.
g. Melaksanakan pembinaan ke sarana pelayanan kesehatan dasar
terhadap peredaran obat-obatan dan alat kesehatan.
h. Melaksanakan lintas program dalam rangka keberhasilan
pelaksanaan tugas.
i. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas dibidang farmasi
dan perijinan.
j. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
kepala bidang pelayanan kesehatan.

.3. Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan


.3.1. Sejarah Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan
Gudang farmasi sebelum otonomi daerah adalah Unit Pelaksana
Teknis Departemen di daerah Tingkat II yang berfungsi melaksanakan
pengelolaan obat untuk unit pelayanan kesehatan di wilayahnya.
Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan terletak di
Jalan Raya Kramatmulya No. 279 dan berada dilingkungan Kecamatan
Kramatmulya Kabupaten Kuningan. Bangunan Gudang Farmasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Kuningan berdiri diatas tanah tanah milik
pemerintahdengan luas tanah 1.750 m². Pada bangunan induk UPTD Gedung
Farmasi terbagi atas beberapa bagian ruang (penyekatan ruangan) diantaranya :
1. Ruang kantor Kepala UPTD Gudang Farmasi.
2. Ruang obat-obatan
 Obat program
 Obat narkotik/psikotropik

2
 Obat PKD
 Obat APBD
 Obat ASKES
3. Ruang transiti In/Out
4. Ruang vaksin
5. Ruang penyerahan obat
6. Ruang obat antibiotik
7. Ruang komputer
8. Ruang staf administrasi
9. Ruang obat sirup dan cairan
Peresmian Gudang Farmasi diresmikan olehKepala Dinas Kesehatan
dan langsung diserahkan kepada Kepala Gudang Farmasi Kabupaten
Kuningan. Pada saat itu Gudang Farmasi kabupaten Kuningan dipimpin oleh
Drs. Muso Indrakesuma., Apt. Pada tahun 1981 pengelolaan obat di Kabupaten
Kuningan dikelola oleh Urusan Perlengkapan Dinas Kesehatan beserta barang-
barang Dinas Kesehatan lainnya.
Pada tahun 1984 pengeloaan barang dikelola oleh urusan
perlengkapan Dinas Kesehatan. Pada tahun 1985 pemerintah pusat
“Departemen Kesehatan” membangun Unit Pelaksana Teknis Gudang Farmasi
dibawah kantor Departemen Kesehatan Kab. Kuningan.
.3.2. Tujuan Pembentukan Gudang Farmasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Kuningan
Tujuan pembentukan Gudang Farmasi Dinkes Kabupaten Kuningan
sebagaimana dicantumkan dalam dasar pertimbangan Keputusan No.
620/Menkes/SK/XI?1981 tahun 1981 adalah untuk memelihara mutu obat dan
alat kesehatan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan upaya kesehatan
yang menyeluruh, terarah, dan terpadu ditingkat Kabupaten/Kotamadya yang
bersangkutan.
.3.3. Tugas dan Fungsi Gudang Farmasi Kabupaten Kuningan
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
610/Menkes/XI/81
. Tugas Gudang Farmasi Kesehatan Kab. Kuningan

3
Melaksanakan pengelolaan antara lain penerimaan,
penyimpanan, dan pendistribusian perbekalan farmasi dan
alat kesehatan yang diperlukan dalam rangka pelayanan
kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit dan
pembinaan kesehatan masyarakat.
. Fungsi Kerja di Gudang Farmasi Kuningan
a. Melakukan penerimaan, penyimpanan,
pemeliharaan dan pendistribusian obat, alat
kesehatan dan perbekalan farmasi.
b. Melakukan penyiapan, penyusunan rencana,
pencatatan dan pelaporan mengenai persediaan dan
penggunaan obat, alat kesehatan dan perbekalan
farmasi.
c. Melakukan pengamatan mutu dan khasiat obat
secara umum baik yang ada dalam persediaan
maupun yang didistribusikan.
d. Melakukan urusan tata usaha, keuangan,
kepegawaian dan urusan dalam/rumah tangga.
.3.4. Fungsi Kerja di Gudang Farmasi Kuningan
1. Kepala Gudang Farmasi
a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi
tugas-tugas keuangan, kepegawaian, tata usaha dan
urusan dalam satuan kerja.
b. Melakukan pembinaan pemeliharaan mutu.
c. Melakukan pengamatan secara umum terhadap
khasiat obat yang ada dalam persediaan.
d. Melakukan penyiapan rencana kebutuhan obat, alat
kesehatan dan perbekalan lainnya pada unit
pelayanan kesehatan.
. Kepala Urusan Tata Usaha/Petugas Tata Usaha
a. Melaksanakan tugas keuangan, kepegawaian dan
tata usaha satuan kerja.

4
b. Melaksanakan urusan dalam rumah tangga.
. Kepala Sub Seksi Penyimpanan dan Penyaluran
a. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan,
pemeliharaan dan pengeluaran obat-obatan, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnnya serta
pencatatan barang-barang yang disimpan.
b. Melaksanakan pengamatan terhadap mutu dan
khasiat obat yang ada dalam persediaan dan yang
akan dikeluarkan dari gudang serta melakukan
pembinaan pemeliharaan mutu obat.
. Kepala Sub Seksi Pencatatan dan Evaluasi
Melaksanakan kegiatan pencatatan dan evaluasi
mengenai persediaan/pengunaan obat, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan lainnya serta penyiapan penyusunan
rencana kebutuhan obat-obatan, alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan lainnya.

5
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
PENGELOLAAN OBAT DI KABUPATEN KUNINGAN

Pengelolaan obat-obatan adalah sesuatu rangkaian kegiatan yang

merupakan suatu sistem yang saling terkait dan saling mempengaruhi karena

menyangkut aspek perencanaan atau seleksi, pengadaan, pendistribusian dan

penggunaan obat dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia seperti

tenaga, dana, sarana, dan prasarana serta perangkat lunak (metode dan tata

laksana)

Beberapa hal yang perlu diketahui dalam proses pengelolaan obat :

1. Sumber obat yang dikelola :

 Obat PKD

 Obat ASKES

 Obat APBD I

 Obat APBD II

 Obat Program

2. Gudang Penyimpanan

Status kepemilikan obat-obatan dari semua sumber yang telah

diserahkan kepada Dinas Kesehatan atau Pemda maupun berasal dari

Pemda sendiri adalah milik pemda Kabupaten Kuningan. Obat-obatan

tersebut dititipkan kepada Gudang Farmasi Kabupaten untuk dikelola,

disimpan dan dikeluarkan setelah otorisasi dan disetujui oleh Kepala Dinas

Kesehatan selaku pembantu donatur.

6
3. Ordonatur dan Bendaharawan Barang

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No $ Th 1979 tentang

pelaksanaan pengelolaamn barang pemerintah daerah sebagai

kuasa/ordonatur baranf berwenang dan bertanggung jawab dalam

mengendalikan dan membina pengelolaan barang adalah kepala daerah.

Bupati sebagai Kepala Daerah bertindak sebagai Ordonatur dan

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kuningan bertindak sebagai pembantu

ordonatur dari Bupati. Menurut PP No. 5 Th 1975 ordonatur adalah

pejabat yang mengambil tindakan dan atau pejabat yang

menguji/memerintahkan pengeluaran barang tidak boleh merangkap

sebagai pejabat yang menerima atau mengeluarkan barang. Oleh karena

itu, pengelolaan selanjutnya obat atau alat kesehatan tersebut diserahkan

kepada Gudang Farmasi.

. Pengeloaan Obat Terpadu

.1. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses seleksi obat dan menentukan

jumlah dalam rangka pengadaaan yang dilaksanakan secara terpadu

dengan penekatan bottom up planning (BUP) dengan melibatkan semua

unit/instansi terkait.

Rencana pengadaan si Kabupaten Kuningan dilakukan oleh

bidang pelayanan kesehatan, seksi perizinan dan seksi farmasi.

Sedangkan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan

pelaporan dilaksnakan di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten

Kuningan.

7
a. Pembentukan tim perencanaan kebutuhan obat Kabupaten

Kuningan

 Diajukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kepada

Bupati Kab. Kuningna pada awal tahun anggaran.

 Salinan surat usulan tersebut diberikan kepada

gudang farmasi Dinas Kesehatan Kab. Kuningan

oleh Sub Seksi Kefarmasian dan perizinan.

 Sambil menunggu SK Bupati tentang TPK obat

Sub Seksi Kefarmasian dan perijinan melakukan

koordinasi dengan Gudang Farmasi untuk

menindaklanjuti perencanaan obat.

b. Penyiapan dan pengumpulan data

 TPK obat menyusun rencana kerja operasional.

 TPK obat berkoordinasi dengan Sub Seksi Farmasi

dan perizinan dan Gudang Farmasi untuk

mempersiapkan dan pengumpulan data.

 Persiapan dan Pengumpulan Data

1. Data pemakaian obat dari seluruh Puskesmas di

Kabupaten Kuningan oleh seksi kefarmasian Kabupaten

Kuningan.

2. Data pemakaian obat program dari programer oleh seksi

kefarmasian.

3. Data sepuluh penyakit terbesar oleh seksi kefarmasian.

8
4. Data obat yang akan diterima pada tahun anggran berjalan

oleh gudang farmasi kabupaten.

5. Data distribusi obat dari berbagai sumber oleh gudang

farmasi kabupaten.

6. Data stok obat akhir tahun dari berbagai sumber oleh

gudang farmasi kabupaten.

7. Daftar harga obat PKD tahun lalu.

 Pengolahan Data

1. Perhitungan kebutuhan obat oleh TPK obat serta GFK dan

seksi kefarmasian.

2. Penyesuaian rencana belanja obat dengan dana yang

tersedia.

3. Pengalokasian kebutuhan obat per sumber anggaran.

 Tahap Pelaksanaan

1. Mempersiapkan surat-surat dan form RKO dan dikirimkan

kepada Puskesmas.

2. Pengisisan form RKO di Puskesmas dan RKO tersebut

dikirimkan kembali kepada Dinas Kesehatan.

3. Rekapitulasi RKO oleh seksi kefarmasian.

4. Pengolahan data TPK obat Kabupaten.

5. Penyesuaian perkiraan RKO menjadi RKO Kabupaten.

6. Pengiriman RKO Kabupaten pada instansi yang terkait

oleh seksi kefarmasian. Tembusan/salinan RKO

9
Kabupaten dibeikan kepada TPK obat Kabupaten dan

Gudang Farmasi Kuningan.

7. RKO Kabupatn sebelum ditanda tangani oleh Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan harus diparaf oleh

kepala GFK dan kepala seksi kefarmasian.

8. Pengalokasian obat untuk Puskesmas pertahun dari

berbagai sumber anggaran obat oleh seksi kefarmasian.

.2. Pengadaan

Pengadaan adalah suatu proses untuk pengadaan obat yang dibutuhkan

untuk pelayanan kesehatan. Maksud dan tujuan pengadaan yaitu agar

tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan

kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta diperoleh pada saat yang

diperlukan.

Pengadaan obat di Kabpaten Kuningan Berasal dasri beberapa sumber

yaitu :

1. Obat PKD

2. Obat ASKES

3. Obat APBD

4. Obat DAK

5. Obat Program

Metode pengadaan yang dilaksanakan di Kabupaten Kuningan yaitu :

1. Penunjukan langsung

Menunjuk salah satu rekanan yang sudah dinilai kualifikasi

usahanya, yaitu memenuhi syarat :

10
 Nilai engadaan maks. 50 jt.

 Barang yang bersifat rahasia

 Dalam keadaan darurat

 Tarif resmi pemerintah

2. Pemelihan langsung

Mengundang minimal tiga rekanan yang telah lulus kualifikasi

untukdibandingkan harga penawarannya (dengan catatan nilai

maksimal 100jt).

3. Pelelangan terbatas

Hanya perusahaan tertentu yang diundang (boleh lebih dari 3

perusahaan)

4. Pelelangan umum

Dengan syarat :

 Di umumkan di media cetak

 Di umumkan di papan pengumuman Dinas Kesehatan

Kab Kuningan.

.3. Distribusi

Kebijakan distribusi yang dilaksnakan adalah sebagai berikut :

1. Puskesmas mengajukan permintaan obat menggunakan LPLPO

kepada Dinas Kesehatan Kab Kuningan.

2. Oleh Dinas Kesehatan (Seksi Farmasi) LPLPO tersebut di

evaluasi dan diberi persetujuan jenis dan jumlah obat yang akan

diberikan.

11
3. Selanjutnya LPLPO tersebut diserahkan kepada Gudang

Farmasi untuk proses distribusi.

 Untuk obat Rutin/ Program Imunisasi sesuai dengan

jadwal yang telah diatur oleh Dinkes dengan

menggunakan LPLPO.

 Apabila obat di UPTD Puskesmas kosong sewaktu-

waktu dilayani dengan mengunakan Daftar Pesanan.

 Obat Program disesuaikan dengan kesepakanatan antara

Gudang Farmasi dengan Pemegang Program dengan

menggunakan Alokasi obat dan penangggung jawab

program.

12

Anda mungkin juga menyukai