Disusun oleh:
Bilqis Nabila
10821003
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi alkes?
2. Bagaimana perencanaan dan pengadaan alkes?
3. Bagaimana instalasi serta penerimaan alkes?
4. Bagaimana pengoprasian alkes?
5. Bagaimana cara pemeliharaan alkes?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahu apa definisi alkes
2. Untuk mengetahui perencanaan dan pengadaan alkes dirumah sakit
3. Untuk mengetahui instalasi dan penerimaan alkes
4. Untuk mengetahui pengoprasian alkes
5. Untuk mengetahui cara pemeliharaan alkes.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Institusi
3. Bagi Pemerintah
ISI
A. Definisi
1. Tingkat Utilitas
Merupakan tingkat penggunaan atau pemakaian
peralatan medis pada pelayanan. Hal ini terkait
terhadap banyaknya kebutuhan peralatan
tersebut, sehingga akan berpengaruh pada
tingkat pelayanan dan penghasilan dari rumah
sakit.
2. Brand Image rumah sakit
Beberapa peralatan medis dapat diasosiasikan
terhadap pencitraan yang positif oleh
masyarakat. Peralatan medis dengan jenis
tertentu, canggih dan peralatan dengan
teknologi terkini diyakini bisa mendorong nilai
jual (marketable) seperti CT-Scan, MRI, USG 4
Dimensi, dll.
3. Pelayanan unggulan
Setiap rumah sakit pasti mempunyai program
pelayanan unggulan yang merupakan suatu
kelebihan dibanding dengan rumah sakit lainnya.
Pelayanan unggulan tersebut haruslah didukung
dengan ketersediaan peralatan medis yang
sesuai dengan tuntutan pelayanan unggullan.
4. Peralatan Life Support
Merupakan peralatan yang menopang hidup
pasien tanpa peralatan ini pasien akan
berdampak pada kematian misalnya
peralatan bantu pernapasan (alat resusitasi,
ventilator, Mesin Anestesi), baby incubator,
Peralatan kriteria ini haruslah selalu tersedia
oleh rumah sakit karena sangat terkait
dengan keselamatan pasien.
5. Kesiapan bangunan/ruangan dan prasarana
Beberapa peralatan medis di rumah sakit
memerlukan ruangan/tempat khusus dalam
operasionalnya. Bangunan/ruangan tempat
peralatan medis berada harus sudah
dipersiapkan dan disesain sedemikian rupa
serta dilengkapi dengan prasarana seperti
listrik, air, gas medik, pembumian, sistem
komunikasi, dll. Sesuai persyaratan. Hal ini
agar pelayanan kesehatan dapat dilakukan
dengan baik serta untuk keamanan petugas,
pasien serta masyarakat dari risiko peralatan
medis, bahaya getaran, panas, bising atau
radiasi.
2. Pengadaan (Procurement)
Pengadaan peralatan medis dilakukan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Yang perlu diperhatikan dalam pengadaan
peralatan medis adalah penyusunan spesifikasi alat kesehatan.
Spesifikasi harus sesuai kebutuhan user/pelayanan. Spesifikasi
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan biaya yang cukup tinggi.
Spesifikasi terlalu rendah bisa mengakibatkan pelayanan tidak bisa
berjalan optimal.
D. Pengoprasian
Dalam kenyataan sehari- hari sering dikeluhkan bahwa alat rusak
atau tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya, namun, setelah
dilakukan pemeriksaan ternyata kerusakan atau keluhan bukan
disebabkan karena kerusakan fungsi alat tetapi adanya setting yang tidak
sesuai atau kesalahan operasional.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pemahaman cara
pengoprasian peralatan medis harus dipahami dan dipelajari, sehingga alat
dapat digunakan secara benar dan mengurangi keluhan kerusakan alat.
Kesalahan dalam pengoprasian suatu peralatan medis
mengakibatkan kerusakan peralatan, hasil pemeriksaan tidak seperti yang
diharakan bahkan terkadang dikarenakan kesalahan pengoprasian, harus
dilakukan pemeriksaan ulang yang berakibat adanya inefisiensi dan
ketidakpuasan pelanggan. Agar hal-hal yang tidak diinginkan tersebut
terjadi, maka ada beberapa persyyaratan yang harus dipenuhi dalam
pengoperasian suatu peralatan medis.
E. Pemeliharaan
Peralatan medis adalah investasi yang besar difasilitas pelayanan
kesehatan serta memerlukan biaya pemeliharaan. Penting bagi fasilitas
pelayanan kesehatan memiliki program pemeliharaan terencana untuk
menjaga peralatan medis agar aman, bermutu dan layak pakai. Adanya
pemeliharaan peralatan medis diharapkan juga akan memperpanjang usia
pakai peralatan medis.
Program pemeliharaan peralatan medis yang efektif terdiri dari
perencanaan yang memadai, manajemen dan pelaksanaan. Perancanaan
mempertimbangkan sumber daya keuangan, fasilitas dan SDM yang
memadai. Program pemeliharaan peralatan medis harus
berkesinambungan tak terputus dan dikelola agar pelayanan kesehatan
meningkat.
Adanya dalam masa penggunaan, peralatan medis berkurang,
tidak sesuai lagi kinerjannya atau tidak dapat dignakan, diperlukan adanya
perbaikan untuk mengembalikan fungsi peralatan medis tersebut.
Pemeliharaan peralatan medis dapat dibagi menjadi dua kategori
uatama yaitu :
1. Inspeksi dan pemeliharaan preventif (IPM)
2. Pemeliharaan korektif/ Corrective Maintenance (CM)
IPM mencakup semua kegiatan yang dijadwalkan untuk
memastikan fungsi peralatan dan mencegah kerusakan atau
kegagalan. Inspeksi untuk memastikan peralatan medis berfungsi
dengan benar. Ini mencakup pemeriksaan kinerja dan keselamatan.
Kegiatan inspeksi dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pemeliharaan preventif.
Penggunaan prosedur yang benar dan tepat untuk pemeliharaan
peralatan akan meningkatkan kinerja peralatan yang handal dan benar
berfungsi baik. Prosedur yang digunakan dalam melakukan kegiatan
IPM harus dilakukan sebelum pelaksanaan ispeksi atau pekerjaan
pemeliharaan melalui kajian yang cermat dari setiap jenis peralatan
atau model.
Kebanyakan prosedur IPM yang dilengkapi oleh tenaga teknik dari
bagian elektromedik/ IPSRS. Dalam beberapa kasus, bagaimanapun
tugas yan rutin dan mudah untuk personil teknis dalam melakukan
tugas teknis yang lebih kompleks dan kritis dan juga membuat
pengguna memiliki perasaan mempunyai.
Jenis inspeksi yang mungkin dillakukan pengguna adalah
melakukan pemeriksaan sebelum digunakan atau pemeriksaan harian.
Contoh jika memungkinkan adalah kalibrasi harian monitor glukosa
darah, pengujian harian defibrilator atau memeriksa kalibrasi peralatan
laboratorium, ini adalah tanggung jawab bagian elektromedik/IPSRS
untk melatih pengguna dalam melaksanakan tugas ini.
Setiap peralatan kesehatan mempunyai klasifikasi risiko
berdasarkan:
1. Fungsi peralatan kesehatan, penghantar energi, pemantau pasien
atau peralatan untuk kenyamanan pasien.
2. Risiko fisik
3. Preventif pemeliharaan
4. Riwayat insiden
Masing – masing peralatan kesehatan mempunyai bobot pada kategori
fungsi , risiko fisik dan kebutuhan pemeliharaan. Sesuai tabel diatas dapat dilihat
resiko fisik dan ppenggunaan klinis yang dikategorikan sesuai denggan nilai, jenis
dan pengertian.
- Pelaporan
Untuk kegiatan IPM, teknisi biasannya mempunyai daftar
rinci untuk diikuti guna merekam hasil. Memiliki checklist
seperti itu juga berfungsi sebagai pengingat untuk setiap
langkah dalam proses IPM dan dengan demikian membantu
menghindari terlampaui atau dalam menghadap langkah-
langkah tertentu. Merekam pengukuran dan
mendokumentasikan hasil akhir atau baik dengan
pernyataan baik/tidak baik atau dengan skoring membantu
dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dimasa depan
termasuk perbaikan. Untuk kegiatan perbaikan teknisi
mencatat tindakan apa yang telah diambil, termasuk waktu
dan biaya untuk tindakan tersebut.
- Pelaksanaan Pemeliharaan
• Pemeliharaan in-house oleh teknisi yang terlatih
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai informasi mendalam tentang pengadaan suku cadang
alat kesehatan di rumah sakit proses pelaksanaan pengadaan alat
kesehatan dengan pendekatan sistem maka dapat disimpulkan
Pengadaan peralatan medis dilakukan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Spesifikasi harus sesuai kebutuhan user/pelayanan. Spesifikasi
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan biaya yang cukup tinggi. Spesifikasi
terlalu rendah bisa mengakibatkan pelayanan tidak bisa berjalan optimal.
Spesifikasi peralatan medis disusun memperhatikan kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan kesesuaian/perkembangan
teknologi. Penyusunan spesifikasi juga harus mempertimbangkan regulasi
alat kesehatan di Indonesia, yaitu peralatan medis yang beredar di
Indonesia serta mempunyai izin edar dan kesesuaian terhadap Standar
Nasional maupun Internasioanal. Hal ini untuk memastikan peralatan
medis yang dipilih memiliki kualitas yang baik.
B. Saran