Anda di halaman 1dari 47

Spesifikasi Alat Kesehatan

Dosen pengampu:
Disusun oleh:
Nesya Klarisa (P1337424321082)
PRODI KEBIDANAN PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA TIGA POLITEKNIK
KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2021 / 2022
Sambutan

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
KaruniaNya dengan telah tersusunnya Pedoman Spesifikasi Alat Kesehatan di
Puskesmas.

Kebutuhan masyarakat akan kemudahan akses pelayanan kesehatan serta mutu


pelayanan yang sesuai dengan standar semakin meningkat. Puskesmas sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan di tingkat Primer dituntut untuk mempunyai kemudahan
akses serta mutu pelayanan kesehatan yang baik. Mutu pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah alat kesehatan yang berfungsi
baik, aman dan laik pakai.

Pemenuhan alat kesehatan yang sesuai standar dimulai dari perencanaan yang
dilakukan dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Salah satu
kendala dalam perencanaan tersebut adalah kurangnya pengetahuan mengenai fungsi,
spesifikasi serta gambaran dari alat kesehatan yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan. Hal tersebut mengakibatkan pemenuhan alat kesehatan tidak sesuai dengan
kapasitas dan kebutuhan yang ada di Puskesmas.

Pedoman Spesifikasi Alat Kesehatan yang telah disusun berisi tentang fungsi,
spesifikasi serta gambaran mengenai jenis alat kesehatan yang terdapat di Puskesmas
berdasarkan acuan dari Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
Pedoman tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/ Kota serta Puskesmas dalam melakukan perencanaan pemenuhan alat
kesehatan yang dibutuhkan.

Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan
pedoman ini dan mengharapkan dapat memperoleh masukan dan saran untuk
perbaikan pedoman selanjutnya.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

dr. Bambang Wibowo, Sp.OG, MA


BAB 1 Pendahuluan
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan yang merata dan bermutu agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya secara sinergis, berhasil guna dan
berdaya guna maka diperlukan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan melalui pengelolaan
administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung.
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan yang merata dan bermutu ditekankan pada peningkatan
perilaku dan kemandirian masyarakat, profesionalisme sumber daya manusia kesehatan, serta
upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif, selain itu
Pelayanan Kesehatan yang merata dan bermutu disusun dengan memperhatikan pendekatan
revitalisasi pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi cakupan pelayanan
kesehatan yang adil dan merata, pemberian pelayanan kesehatan berkualitas yang berpihak
kepada kepentingan dan harapan rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan
dan melindungi kesehatan masyarakat, kepemimpinan, serta profesionalisme dalam
pembangunan kesehatan.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan yang merata dan bermutu dilaksanakan secara berjenjang
dari tingkat pusat sampai daerah. Penyelenggaraan upaya kesehatan meliputi upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan menggunakan sumber daya kesehatan
meliputi tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, perbekalan kesehatan, dan teknologi serta produk
teknologi.
Terdapat tiga tingkatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yaitu:
• Upaya kesehatan tingkat pertama/ primer
• Upaya kesehatan tingkat kedua/ sekunder
• Upaya kesehatan tingkat ketiga/ tersier
1

Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan primer, Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan memiliki fungsi sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan perorangan primer dan
pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdepan sangat strategis kedudukannya dalam upaya
peningkatan kesehatan masyarakat. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan setiap kecamatan.
Tercatat pada akhir tahun 2017 jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 9.825 Puskesmas,
dengan rincian 3.459 Puskesmas Rawat Inap dan 6.366 Puskesmas Non Rawat Inap.
Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan terselenggaranya pelayanan kesehatan
yang optimal, efektif dan efisien di Puskesmas. Oleh karena itu dibutuhkan adanya Pedoman
Spesifikasi Peralatan Kesehatan di Puskesmas sebagai acuan perencanaan kebutuhan dan
anggaran untuk pemenuhan dan peningkatan peralatan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.
Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan dalam penyediaan peralatan kesehatan di
Puskesmas sesuai kebutuhan layanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas kepada
masyarakat serta memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman peralatan kesehatan yang baik
dan benar.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Maksud penyusunan “Pedoman Spesifikasi Peralatan Kesehatan di Puskesmas” ini adalah sebagai
acuan perencanaan kebutuhan, pengadaan dan evaluasi untuk ketersediaan peralatan kesehatan
sesuai standar di Puskesmas.
b. Tujuan
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah tersedianya daftar jenis dan spesifikasi peralatan kesehatan
untuk memenuhi pelayanan di Puskesmas baik UKM maupun UKP di dalam dan di luar gedung
serta jaringan Puskesmas.
c. Sasaran
Sasaran dari penyusunan pedoman ini adalah: 1) Dinas Kesehatan Propinsi
2) Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
3) Puskesmas
2

d. Ruang Lingkup
Spesifikasi peralatan kesehatan di Puskesmas dalam pedoman ini disusun untuk jenis alat
kesehatan di Puskesmas yang tercantum dalam Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
3. Pengertian
a. Peralatan kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin dan/ atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/ atu
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
b. Peralatan medis adalah bagian dari peralatan kesehatan yang memerlukan kalibrasi,
pemeliharaan, perbaikan, pelatihan pengguna dan dekomisioning serta digunakan untuk tujuan
diagnosis tertentu dan pengobatan penyakit atau rehabilitasi setelah penyakit atau luka yang
dapat digunakan baik sendiri atau bersamaan dengan aksesori, bahan operasional, atau bagian
lain dari peralatan medis.
c. Pengadaan barang adalah proses kegiatan untuk pemenuhan atau penyediaan kebutuhan dan
pemasokan barang atau jasa di bawah kontrak atau pembelian langsung untuk memenuhi
kebutuhan bisnis.
d. Panitia penerima barang adalah panitia yang dibentuk pejabat yang berwenang, yang
bertindak untuk dan atas nama instansi dalam melakukan kegiatan pemeriksaan, penelitian dan
penerimaan barang sesuai ketentuan dalam kontrak.
e. Pra instalasi adalah penyiapan material dan kelengkapan yang dibutuhkan untuk instalasi alat.
f. Instalasi alat adalah kegiatan mulai dari penempatan/ perletakan, perakitan, pemasangan,
penyetelan, adjustmen,
pengukuran keluaran sampai alat berfungsi baik.
g. Pemeliharaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menjaga peralatan medis
bermutu, aman dan laik pakai.
h. Pengujian adalah keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran satu
atau lebih sifat, karakteristik
dari suatu produk, proses, output untuk membandingkan hasil pengujian dari alat ukur dengan
standar untuk satuan ukuran
yang sesuai guna menetapkan sifat ukurnya atau menentukan besaran atau kesalahan
pengukuran.
i. Kalibrasi adalah proses memastikan hubungan antara besaran yang ditunjukkan oleh suatu alat
ukur atau sistim pengukuran
atau besaran yang diabadikan pada suatu bahan ukur dengan besaran yang sebenarnya dari
besaran yang diukur.
j. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang dengan
menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengguna dan
atau Kuasa Pengguna Barang dan atau Pengelola Barang dari
tanggung jawab administrasi dan fisik barang yang berada dalam penguasaannya.
3

k. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/ atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/ atau masyarakat.
l. Standard Operating Procedure adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu
petunjuk yang mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki prosedur pasti atau terstandardisasi,
tanpa kehilangan keefektifannya.
m. Instalasi alat adalah tahap kegiatan mulai dari penempatan/ perletakan, perakitan,
pemasangan, penyetelan, adjustmen, pengukuran keluaran sampai alat berfungsi baik.
n. Spesifikasi adalah data yang menguraikan kemampuan, kapasitas, teknologi, sistem, fungsi,
aksesori, keselamatan dan aspek teknis lainnya dari suatu alat.
BAB 2 PANDUAN TEKNIS

1. PanduanUmum

Panduan umum ini menjelaskan tentang spesifikasi teknis peralatan kesehatan yang meliputi
nama alat, fungsi, deskripsi serta gambaran visual alat kesehatan.

2. Panduan Kalibrasi
Panduan ini menjelaskan tentang pelaksanaan kalibrasi bagi peralatan kesehatan sesuai
Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 yang diwajibkan untuk kalibrasi.
Kalibrasi alat kesehatan bertujuan untuk menjaga kondisi alat kesehatan agar tetap sesuai dengan
suplier besar pada spesifikasinya. Dengan adanya kalibrasi maka akurasi, ketelitian dan keamanan
alat kesehatan dapat dijamin sesuai besaran- besaran yang tertera/ diabadikan pada alat
kesehatan yang bersangkutan.
Kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan kriteria:
a. Belum dilakukan kalibrasi yang dibuktikan dengan adanya sertifikat hasil kalibrasi.
b. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus kalibrasi telah habis.
c. Adanya keraguan terhadap hasil pengukuran pada penggunaan alat, walaupun sertifikat
kalibrasi masih berlaku.
d. Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat masih berlaku.
e. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi atau alat yang mempunyai sensitivitas
teinggi, walaupun sertifikat
kalibrasi masih berlaku.
3. Panduan Administrasi Alat Kesehatan
Setiap alat kesehatan yang digunakan pada fasilitas pelayanan kesehatan harus memenuhi
persyaratan administrasi yaitu:
a. IzinProduksi
Izin produksi adalah izin untuk melakukan kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah dan/ atau mengubah
bentuk alat kesehatan
b. IzinEdar
Izin edar adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk produk alat kesehatan, yang akan
diimpor, digunakan dan/
atau diedarkan di wilayah Republik Indonesia, berdasarkan penilaian terhadap mutu, keamanan
dan kemanfaatan.
c. Izin Distribusi/ Penyalur
Izin distribusi/ penyalur adalah izin untuk melakukan kegiatan distribusi dan pengendalian mutu
yang bertujuan untuk menjamin agar produk alat kesehatan yang didistribusikan senantiasa
memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya.
6

4. Panduan Teknis Penggunaan Daya Listrik


Setiap peralatan yang menggunakan daya listrik harus memperhatikan sumber daya yang ada,
misalnya PLN, genset, dan solar sel. Masing-masing sumber daya listrik mempunyai karakter
penanganan dan perlakukan yang berbeda.
a. PLN (Pembangkit Listrik Negara)
Pembangkit PLN didistribusikan sesuai permintaan pengguna. Kebutuhan daya listrik untuk
Puskesmas minimal 7,5 KW. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan sumber daya
listrik PLN:
1) Pemisahan MCB/ sirkit dalam tiap ruangan
2) Jika terdapat penggunaan daya yang besar, contoh pendingin ruangan (AC)
Pembagian MCB/ sirkit, bertujuan untuk:
1) Mencegah bahaya dan meminimalkan kesulitan jika terjadi gangguan
2) Memfasilitasi inspeksi, pengujian dan pemeliharaan yang aman
3) Memperhitungkan bahaya yang mungkin timbul dari kegagalan sirkit tunggal seperti sirkit
pencahayaan
4) Mencegah hubungan singkat arus listrik
b. Genset (Mesin Generator Pembangkit Listrik Sendiri)
Generator sebagai sumber daya pengganti, digunakan jika terjadi kegagalan atau pemutusan
sumber utama PLN. Kapasitas yang dibutuhkan sebagai sumber daya pengganti minimal sebesar
10 KVA.
Setiap perencanaan pengadaan genset harus mempertimbangkan biaya operasional, biaya
pemeliharaan, dan prainstalasi sehingga lebih efektif dan efisien.
c. Solar Sel (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Pembangkit solar sel merupakan sumber pembangkit listrik alternatif, yang merubah sinar
matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya dengan metode penyimpanan
di dalam baterai.
Komponen yang digunakan pada solar sel:
1) Panel surya
Mengkonversi tenaga sinar matahari menjadi energi listrik, mulai dari pagi sampai sore hari. 2)
Solar charge control
Berfungsi untuk mengontrol pengisian baterai serta menghubungkan baterai dengan beban.
7

3) Baterai
Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya sebelum dimanfaatkan
kebeban. Biasanya baterai yang digunakan memiliki ampere houryang cukup tinggi. Sebab untuk
menghidupkan lampu 10 watt selama 12 jam idealnya membutuhkan baterai 12V/10A.
4) Inverter
Berfungsi mengkonversikan tegangan dari tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak-balik
(AC). Arus listrik yang dihasilkan inverter ini bisa dimanfaatkan dengan menghidupkan beban
yang menggunakan tegangan bolak-balik (AC).
BAB 3
SPESIFIKASI ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS
Pada bab ini menjelaskan mengenai kategori alat kesehatan, jenis alat kesehatan, nama alat/
nama lain, fungsi dan spesifikasi alat kesehatan beserta gambar yang dimaksud.
Pembagian alat kesehatan berdasarkan ruangan pelayanan, jejaring pelayanan serta kit
pelayanan di Puskesmas sesuai dengan Permenkes 75 tahun 2014, yaitu:
1. RuanganPelayananPemeriksaanUmum
2. RuanganPelayananTindakandanUGD
3. RuanganPelayananKIA
4. RuanganPelayananPersalinan
5. RuanganPelayananPascaPersalinan
6. Ruangan Pelayanan Gigi dan Mulut
7. Ruangan Pelayanan Promosi Kesehatan
8. RuanganPelayananASI
9. RuanganPelayananLaboratorium
10.Ruangan Pelayanan Farmasi 11.Ruangan Pelayanan Rawat Inap 12.Ruangan Pelayanan
Sterilisasi 13.Puskesmas Keliling 14.Puskesmas Pembantu
15.Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat 16.Kit Imunisasi
17.Kit UKS
18.Kit UKGS
19.Kit Bidan
20.Kit Posyandu
21.Kit Kesehatan Lingkungan
DAFTAR ALAT KESEHATAN

N
NAMA ALAT FUNGSI GAMBAR
O

1 Warm Water Zak untuk kompre


(Beld.) Hot Water s panas
Botle (Ing.) Botol
Panas/ Buli-buli
Panas.

2 Ijskap (Beld.) Ice untuk


Bag (Ing.) Eskap kompres
(Ind.) dingin.

3 Bors Pomp (Beld.) untuk


Breast Pump and membantu
relieve (Ing.) memompa air
Pompa Susu (Ind.) susu keluar
dari payudara
wanita yang
sedang
menyusui.

4 Tapelhoed atau untuk


Tapelhoedje (Beld.) melindungi
Nipple Shield (Ing.) putting susu
Pelindung Puting yang lecet
Susu pada waktu
menyusui
sehingga si
bayi dapat
menghisap air
susu melewati
alat tsb.

5 Windring (Beld.) sebagai tempat


Air Cusion (Ing.) duduk pada
penderita
wasir/
ambeien.

6 Colostomy Bag untuk


menampung
feses pada
pasien setelah
operasi colon
(pembedahan
usus buatan
melalui otot
dan kulit
perut)

7 Urinal male. untuk


menampung
  urine pada
pasien laki-laki 
yang tidak
boleh/bisa ke
WC

8 Urinal female untuk


menampung
urine
pada pasien
wanita
9 Bedpan untuk
menampung
feses pada
pasien yang
tidak
boleh/bisa ke
WC.

1 Pus basin, Emesis untuk


0 basin menampung
muntah,
nanah, kapas
bekas dll.

1 Thermometer Untuk
1 telinga mengatur suhu
melalui energi
yang
dipancarkan
gendang
telinga

1 Gloves (Ing.) untuk


2 Handschoen (Beld.) melindungi
Sarung Tangan tangan dari
pengaruh
lingkungan
sekeliling
1 Cathether untuk
3 mengeluarkan
/ pengambilan
urine

1 Urine Bag untuk


4 menampung
urine yang
dihubungkan
dengan
Balloon
Cathether/
Foley
Cathether
untuk
mengeluarkan
/ pengambilan
urine pada
sistem
tertutup

1 Stomach Tube   untuk meng


5 (Ing.) Maag Slang/ umpulkan
Maag Sonde (Beld.) cairan/ getah
lambung,

  untuk
membilas/
mencucui isi
perut,

  untuk
pemberian
obat-obatan.

 
1 Feeding Tube untuk nutrisi/
6 pemberian
cairan
makanan
melalui mulut
atau hidung.

1 Wing needle sebagai
7 perpanjangan
vena untuk
pemberian
cairan infus
atau obat intra
vena dalam
jangka lama.

1 Infusion set selang


8 untuk
pemberian
cairan infus

1 Tranfusion Set untuk


9 pemberian
tranfusi darah

2 Spuit / Syringe untuk


0 menyuntik
2 Injection Needle untuk
1 (Ing.) Jarum Suntik menyuntik
digabungkan
dengan alat
suntik (Spuit =
Syringe).

2 Gliserin Syringe untuk


2 (Ing.) Glyserin menyemprotk
Spuit(Beld.) an lavement/
Spuit Gliserin clysma melaui
anus  cairan
yang
sering digunak
an adalah
gliserin atau
larutan sabun

2 Currete untuk
3 membersihkan
rahim pada
pasien
abortus/
keguguran

2 Buku test buta memeriksa


4 warna/ Ishihara’s buta warna
Test for colour
Blindness

2 Chart Vision memeriksa


5 Snellen visus/
ketajaman
penglihatan
2 Reflex Hamer memeriksa
6 kemampuan
refleksi dari
bagian
tertentu tubuh
kita, misalnya
lutut.

2 Tongue depressor/ untuk


7 Tongue Blade (Ing.) menekan lidah
Tong spatel (Ind.) agar dapat
memeriksa/
melihat
kelainan pada

tenggorokan,
misalnya
amandel.
Faringitis dll.

2 Laringeal mirror untuk


8 memeriksa/
melihat
keadaan dalam
mulut/
tenggorokan
2 Clinical Jenisnya :
9 hermometer (Ing.)
Thermometer   Thermomet
klinik (Ind.) er klinik non
elektronik (air
raksa)

  Thermomet
er klinik
elektronik

Fungsi :
mengukur
susu tubuh/
badan

3 Stethoscope untuk
0 mendengar
Jenisnya : bunyi jantung
bayi dalam
  Obstetrical kandungan ibu
Stethoscope/ hamil
Stethoscope
monoaural (Ing.)
Stethoscope bidan

3 Stethoscope untuk
1 binaural (bagian mendengar
yang ditempelkan bunyi organ
di telinga) tubuh mis.
jantung, paru-
  paru dll

 
3 Sphygmomanomet untuk
2 er mengukur
tekanan darah

3 Mercurial Sphygmo untuk
3 manometer/ Tensi mengukur
meter air raksa tekanan darah

 
3 Anaeroid untuk
4 Sphygmomanomet mengukur
er/ Tensi meter tekanan darah
tanpa air (memakai
jarum)  

3 Electical untuk
5 Sphygmomanomet mengukur
er tekanan darah

 
3 Automatic untuk
6 Sphygmomanomet mengukur
er/ /Tensi meter tekanan darah
tanpa dipompa
 

3 Nasal Speculum untuk


7 memeriksa
rongga hidung
3 Ear Speculum untuk
8 memeriksa
  rongga telinga

3 Rectum Speculum untuk


9 memeriksa
lubang anus/
 rektal

4 Vaginal Speculum untuk


0 memeriksa
lubang vagina

4 Alat-alat Bedah pembedahan


1
Scalpel Blade :
pisau operasi
4 Kapas & Kasa perban luka,
2 Pembalut membasuh
luka

4 Arterie klem untuk


3 (Beld.) Artery menjepit
Forceps (Ing.) pembuluh
darah arteri.
Pean : ujungnya
tidak bergigi

4 Peritoneum forceps untuk


4 menjepit
jaringan
selaput perut.

4 Needle Holders untuk


5 (Ing.) Naald menjepit
Voerder (Beld.) jarum jahit
(hechtnaald)
serta menjahit
luka terbuka
seperti luka
kecelakaan
atau
pembedahan.
4 Gunting Tali Pusar Gunting
6 khusus yang
digunakan
untuk
memotong
pusar bayi,
terbuat dari
bahan
Stainless steel.

4 Gunting  Jaringan alat untuk


7 memotong
jaringan yang
sudah mati
pada saaat
operasi
bedah(surgery
)

4 Gunting Episiotomi alat untuk


8 menggunting
perineum
terutama jika
perineum ibu
yang
melahirkan
kaku.
Perineum
adalah daerah
antara vulva
dan anuS
4 Gunting Verband alat untuk
9 menggunting
plester dan
pembalut.

5 Nalpuder Hecting alat yang


0 digunakan
dalam
membantu
proses
penjahitan
luka, untuk
menjepit
benang dan
jarum.

5 Gunting Kuku alat mekanik


1 terbuat dari
logam yang
digunakan
untuk
memotong
kuku yang cara
kerjanya
dengan prinsip
kerja tuas.

5 Benang Operasi untuk


2 menjahit
bagian tubuh
yang terbuka
lebar
5 Desinfectan Desinfectan
3 berfungsi
untuk
membersihkan
tangan dan
juga
membersihkan
alat – alat
medis dari
kotoran fisik
sebelum
masuk dalam
alat
sterilisator.

5 Reagen Reagen adalah


4 senyawa yang
berfungsi
untuk
mereaksikan
darah sebelum
masuk ke
dalam alat uji

5 Syringe Distroyer Syringe


5 Distroyer
adalah alat
atau mesin
yang berfungsi
untuk
menghancurka
n jarum suntik
setelah
digunakan
untuk
menyuntik
pasien
5 Puls Oxymeter untuk
6 mengukur
kadar oksigen
dalam darah
atau yang
sering dikenal
dengan istilah
saturasi
oksigen.
Oxymeter
biasanya
digunakan
pada jari
pasien
(dijepitkan)
pada jari
pasien. Pada
layar alat ini
akan terlihat
kadar oksigen
darah dalam
bentuk
prosentase.

5 Infus Pump Infus Pump


7 merupakan
satu alat
pompa
elektronik
yang mengatur
laju aliran
cairan infus
dari alat infus
manual. Infus
Pump dan
Syringe Pump
sama – sama
dilengkapi
dengan sensor
mekanik dan
elektronik,
serta diatur
juga dengan
mikro
komputer
digital
sehingga
pengaturanny
a cukup
mudah dan
akurat. Alat
medis
semacam ini
biasanya
digunakan di
ruang ICU
untuk kondisi
– kondisi
tertentu

5 Syringe Pump untuk


8 mengatur laju
keluarnya
cairan dari alat
suntik manual
sehingga
volume dan
waktunya bisa
diseting sesuai
dengan
kebutuhan
atau resep dari
dokter
5 Oxygen untuk
9 Concentrator mensuplay
oksigen yang
bisa langsung
digunakan
untuk bantuan
oksigenasi.
Berbeda
dengan tabung
oksigen,
Oxygen
Concentrator
adalah mesin
yang bisa
menghasilkan
oksigen
dengan cara
mengambil
udara
disekitar
kemudian
mengkonsentr
asikannya
menjadi
oksigen murni.

6 Hearing Aid (Alat sebagai alat


0 Bantu bantu
Pendengaran) mendengar
bagi orang
yang
kemampuan
mendengarnya
sudah
terganggu.
Hearing Aid
memiliki
bebrapa jenis
yang biasa
dijual
dipasaran
yaitu BTE, ITE,
ITC. Alat bantu
dengar ini bisa
disesuaikan
dengan level
gangguan
pendengaran
yang diderita

6 Ventilator berfungsi
1 menggantikan
sebagian atau
seluruh kerja
paru – paru.
Lebih dari
ambubag,
karena
ventilator
bekerja secara
otomatis
memberikan
dukungan
ventilasi untuk
mempertahan
kan fungsi
pernapasan
pasien.

6 Ambubag untuk napas


2 (Pulmonary buatan bagi
Resuscitator) pasien dalam
kondisi kritis
pasca
kecelakaan
misalnya, atau
kondisi
tertentu yang
membutuhkan
pernapasan
kontinue
sebelum ada
alat ventilator.
6 Fetal Monitor Untuk
3 (CTG) memantau
kondisi janin
dalam
kandungan

6 Fetal Doppler untuk


4 mendeteksi
dan
menghitung
detak jantung
janin di dalam
kandungan.
Alat ini juga
yang
digunakan
dalam dunia
kebidanan
untuk
melakukan
pemantauan
terhadap
kondisi janin
dalam
kandungan
dari masa ke
masa. Fetal
doppler ini
juga bekerja
dengan
menggunakan
gelombang
suara ultra.
6 UV Sterilisator sebagai
5 sterilisator,
tidak
menggunakan
panas seperti
yang sudah
kita bicarakan
diatas. Alat ini
khusus untuk
mensterilisasi
ruangan yang
ada di rumah
sakit seperti
ruang ICU,
Kamar
Operasi,
Ruangan NICU
dan lain
sebagainya

6 Dry Heat sebagai alat


6 Sterilisator sterilisasi. Dry
Heat
Sterilisator
atau sering
dikenal
dengan istilah
sterilisator
kering, yaitu
alat sterilisasi
yang bekerja
dengan radiasi
inframerah
temperatur
tinggi.
6 Autoclave sebagai alat
7 sterilisasi.
Autoclave
merupakan
satu alat
sterilisasi
(sterilisator)
yang
menggunakan
uap panas
bertekanan

6 Lampu Terapi berfungsi


8 Inframerah sebagai alat
terapi. Infra
merah
berbeda
dengan cahaya
yang keluar
dari lampu
periksa atau
operasi
sekalipun.
Infra merah
memiliki
energi yang
lebih tinggi
sehingga
ketika anda
terkena
radiasinya
tubuh kita
akan terasa
hangat
6 Lampu Periksa sebagai alat
9 penerangan
pada saat
pemeriksaan
fisik pasien.
Biasanya
lampu ini dari
jenis halogen
atau LED yang
tidak panas.
Jadi fungsinya
hanya sebagai
penerangan
saja pada saat
pemeriksaan
fisik sehingga
kondisinya
lebih jelas.

7 Lampu Operasi memberikan


0 penerangan di
dalam ruang
operasi pada
saat tim dokter
sedang
melakukan
tindakan
operasi pada
pasien. Namun
lampu ini
didesain
dengan
sedemikian
rupa sehingga
cahaya lampu
tidak silau di
mata.
7 EEG untuk
1 (Electroencepalogr merekam
aph) aktifitas
kelistrikan
otak manusia

7 Centrifuge untuk
2 memisahkan
komponen
atau partikel
zat yang
terlarut dan
endapannya.
Dengan
prinsip gaya
Centrifugal
alat ini bisa
mengumpulka
n partikel yang
masanya lebih
berat di bagian
bawah tabung.
Aplikasi alat
ini di
laboratorium
klinik untuk
memisahkan
serum dari
darah murni.
7 Chemistry Analyzer Alat ini
3 (Photometer) berfungsi
untuk
menganalisa
zat – zat kimia
yang ada
dalam darah
seperti kadar
glukosa,
kolesterol,
asam urat,
enzim liver
dan lain
sebagainya.
Sample yang
digunakan
dalam
pemerikisaan
adalah serum
darah,
bukanlah
darah murni
sebagaimana
alat
Hematology
Analyzer.

7 Hematology untuk
4 Analyzer menganalisa
sel – sel darah
meliputi
jumlah dan
kondisinya.
Hematology
Analyzer
berperan
sebagai alat
diagnostik
yang memiliki
fungsi khusus
sebagai
analyzer untuk
menganalisa
jumlah sel –
sel darah
manusia guna
menentukan
penyakit apa
yang
kemungkinan
diderita oleh
pasien

7 Pasien Monitor untuk


5 memantau
kondisi
kesehatan
pasien secara
realtime yang
bisa diamati
dari layar
monitor.
Parameter
yang bisa
diamati dari
dalam alat ini
adalah irama
jantung,
tekanan darah,
suhu tubuh,
kadar oksigen
dalam darah
dan yang
lainnya.

7 ESU untuk
6 (Electrosurgical melakukan
Unit) pembedahan
pada bagian
tubuh pasien.
Tujuannya
adalah untuk
mengurangi
keluarnya
darah yang
akan
mengganggu
jalannya
proses operasi.

7 ECG untuk
7 (Electrocardiograp merekam
h) kelistrikan
otot jantung
guna
menganalisa
ada atau
tidaknya
gangguan
irama jantung
pada pasien.
ECG terdiri
dari beberapa
elektroda yang
ditempelkan
ke dada pasien
untuk
mengambil
atau merekam
aktifitas otot
jantung dalam
bentuk
tegangan
listrik.

7 Defibrillator untuk
8 mengembalika
n irama
jantung yang
tidak normal
karena satu
faktor
7 Regulator Oksigen untuk
9 meregulasikan
atau mengatur
laju aliran
oksigen dari
tabung ke
hidung pasien.

8 Tabung Oksigen Tabung


0 Oksigen
adalah
simpanan
persediaan
Oksigen di
rumah sakit
yang berfungsi
untuk bantuan
Oksigenasi
pada pasien
yang
membutuhkan
suply oksigen
dalam kondisi
darurat.
8 Nebulizer untuk
1 mengubah
obat cair
menjadi uap
yang langsung
dihirup oleh
penderita
gangguan
penapasan
sehingga obat
langsung
masuk ke paru
– paru.

8 Dental Instrument sebagai


2 penunjang
dalam proses
pemeriksaan
kesehatan gigi
dan mulut di
rumah sakit

8 Dental Unit untuk


3 pemeriksaan
dan perawatan
kesehatan gigi
dan mulut.
Biasanya alat
berada di poli
kesehatan gigi
dan mulut
yang dikelola
oleh dokter
gigi.
8 Mesin Anestesi satu alat
4 (Anesthesia penghilang
Machine) kesadaran
pada saat
proses
pembedahan.
Alat ini
merupakan
gabungan dari
beberapa alat
medis yang
terpadu
sehingga dapat
berfungsi
dengan baik
dalam proses
pembiusan
dan kontrol
kesadaran
pasien pada
saat menjalani
operasi.

8 X- Ray untuk
5 mencitrakan
bagian dalam
tubuh
manusia,
namun x-ray
menggunakan
sinar x atau
yang sering
disebut
dengan istilah
rongsen
(Rontgen
8 USG untuk
6 (Ultrasonografi) pemeriksaan
organ dalam
seperti
jantung, liver,
ginjal,
lambung, usus
dan lain
sebagainya

8 Suction Pump (Alat untuk


7 Penyedokt Cairan) mengeluarkan
cairan atau
lendir yang
tidak berguna
di dalam tubuh
pasien

8 Lampu Fototerapi untuk


8 (Phototherapy) membantu
memecah
bilirubin yang
ada pada
tubuh si bayi
8 Infant Warmer untuk
9 menangani
bayi yang baru
lahir. Kita bisa
melihat dari
nama alatnya
infant warmer
yang berarti
alat
penghangat
bayi. Ya, alat
medis ini
memang
berfungsi
untuk
menghangatka
n bayi yang
baru lahir
khususnya
mereka yang
memiliki
sedkit masalah
dengan
kontrol
suhunya.

9 Inkubator Bayi fungsi


0 inkubator bayi
di rumah sakit
9 Bedside Cabinet untuk
1 (Almari Pasien) menyimpan
perlengkapan
pasien seperti
palaian,
peralatan
mandi,
makanan dan
juga obat.

9 Termometer untuk
2 mengukur
suhu tubuh
pasien ketika
mengalami
demam

9 Stetoskop untuk
3 melakukan
pemeriksaan
akustik
(suara) yang
ada di dalam
tubuh manusia
seperti tarikan
napas, detak
jantung,
pergerakan
usus dan
lambung dan
pemeriksaan
lainnya.
9 Alat Suntik Fungsi alat ini
4 (suntikan) adalah untuk
memasukkan
cairan obat ke
dalam tubuh
manusia
langsung ke
pembuluh
darahnya.

9 Alat Infus (Infus untuk


5 Set) memasukkan
cairan obat
atau fitamin
dan juga
elektrolit ke
dalam tubuh
pasien melalui
pembuluh
vena

9 Kursi Roda sebagai alat


6 bantu jalan
bagi orang
yang kesulitan
berjalan baik
dalam kondisi
sakit, patah
tulang kaki,
atau memang
cacat bawaan
9 Kruk (Alat Bantu untuk
7 Jalan) menopang
satu kaki yang
belum bisa
seimbang
dalam berjalan

9 Tongkat Bantu ebagai alat


8 Jalan bantu bagi
orang yang
membutuhkan
seperti lansia,
orang dalam
masa
pemulihan,
dan juga pada
kondisi –
kondisi
tertentu.
9 Bed Pasien untuk betres
9 (Ranjang Pasien) atau tidur
pasien yang
menjalani
rawat inap di
rumah sakit
atau klinik

1 Hecht Naald (Beld.) Jarum untuk


0 Surgical Needles menjahit luka
0 atau Suture
Needles (Ing.) Jenis-jenis
jarum jahit jarum jahit

   
BAB 4 PENUTUP
Puskesmas didorong agar untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memenuhi
standar baik dalam hal sarana, prasarana, dan alat kesehatan maupun kompetensi SDM serta
manajemenya. Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas. Ketersediaan alat kesehatan dalam mendukung
pelayanan kesehatan tidak hanya diperlukan dari segi pemenuhan jumlah dan jenis berdasarkan
standar yang ada.

Anda mungkin juga menyukai