Dosen pengampu:
Disusun oleh:
Nesya Klarisa (P1337424321082)
PRODI KEBIDANAN PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA TIGA POLITEKNIK
KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2021 / 2022
Sambutan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
KaruniaNya dengan telah tersusunnya Pedoman Spesifikasi Alat Kesehatan di
Puskesmas.
Pemenuhan alat kesehatan yang sesuai standar dimulai dari perencanaan yang
dilakukan dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Salah satu
kendala dalam perencanaan tersebut adalah kurangnya pengetahuan mengenai fungsi,
spesifikasi serta gambaran dari alat kesehatan yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan. Hal tersebut mengakibatkan pemenuhan alat kesehatan tidak sesuai dengan
kapasitas dan kebutuhan yang ada di Puskesmas.
Pedoman Spesifikasi Alat Kesehatan yang telah disusun berisi tentang fungsi,
spesifikasi serta gambaran mengenai jenis alat kesehatan yang terdapat di Puskesmas
berdasarkan acuan dari Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
Pedoman tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/ Kota serta Puskesmas dalam melakukan perencanaan pemenuhan alat
kesehatan yang dibutuhkan.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan
pedoman ini dan mengharapkan dapat memperoleh masukan dan saran untuk
perbaikan pedoman selanjutnya.
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan primer, Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan memiliki fungsi sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan perorangan primer dan
pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdepan sangat strategis kedudukannya dalam upaya
peningkatan kesehatan masyarakat. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan setiap kecamatan.
Tercatat pada akhir tahun 2017 jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 9.825 Puskesmas,
dengan rincian 3.459 Puskesmas Rawat Inap dan 6.366 Puskesmas Non Rawat Inap.
Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan terselenggaranya pelayanan kesehatan
yang optimal, efektif dan efisien di Puskesmas. Oleh karena itu dibutuhkan adanya Pedoman
Spesifikasi Peralatan Kesehatan di Puskesmas sebagai acuan perencanaan kebutuhan dan
anggaran untuk pemenuhan dan peningkatan peralatan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.
Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan dalam penyediaan peralatan kesehatan di
Puskesmas sesuai kebutuhan layanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas kepada
masyarakat serta memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman peralatan kesehatan yang baik
dan benar.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Maksud penyusunan “Pedoman Spesifikasi Peralatan Kesehatan di Puskesmas” ini adalah sebagai
acuan perencanaan kebutuhan, pengadaan dan evaluasi untuk ketersediaan peralatan kesehatan
sesuai standar di Puskesmas.
b. Tujuan
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah tersedianya daftar jenis dan spesifikasi peralatan kesehatan
untuk memenuhi pelayanan di Puskesmas baik UKM maupun UKP di dalam dan di luar gedung
serta jaringan Puskesmas.
c. Sasaran
Sasaran dari penyusunan pedoman ini adalah: 1) Dinas Kesehatan Propinsi
2) Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
3) Puskesmas
2
d. Ruang Lingkup
Spesifikasi peralatan kesehatan di Puskesmas dalam pedoman ini disusun untuk jenis alat
kesehatan di Puskesmas yang tercantum dalam Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
3. Pengertian
a. Peralatan kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin dan/ atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/ atu
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
b. Peralatan medis adalah bagian dari peralatan kesehatan yang memerlukan kalibrasi,
pemeliharaan, perbaikan, pelatihan pengguna dan dekomisioning serta digunakan untuk tujuan
diagnosis tertentu dan pengobatan penyakit atau rehabilitasi setelah penyakit atau luka yang
dapat digunakan baik sendiri atau bersamaan dengan aksesori, bahan operasional, atau bagian
lain dari peralatan medis.
c. Pengadaan barang adalah proses kegiatan untuk pemenuhan atau penyediaan kebutuhan dan
pemasokan barang atau jasa di bawah kontrak atau pembelian langsung untuk memenuhi
kebutuhan bisnis.
d. Panitia penerima barang adalah panitia yang dibentuk pejabat yang berwenang, yang
bertindak untuk dan atas nama instansi dalam melakukan kegiatan pemeriksaan, penelitian dan
penerimaan barang sesuai ketentuan dalam kontrak.
e. Pra instalasi adalah penyiapan material dan kelengkapan yang dibutuhkan untuk instalasi alat.
f. Instalasi alat adalah kegiatan mulai dari penempatan/ perletakan, perakitan, pemasangan,
penyetelan, adjustmen,
pengukuran keluaran sampai alat berfungsi baik.
g. Pemeliharaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menjaga peralatan medis
bermutu, aman dan laik pakai.
h. Pengujian adalah keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran satu
atau lebih sifat, karakteristik
dari suatu produk, proses, output untuk membandingkan hasil pengujian dari alat ukur dengan
standar untuk satuan ukuran
yang sesuai guna menetapkan sifat ukurnya atau menentukan besaran atau kesalahan
pengukuran.
i. Kalibrasi adalah proses memastikan hubungan antara besaran yang ditunjukkan oleh suatu alat
ukur atau sistim pengukuran
atau besaran yang diabadikan pada suatu bahan ukur dengan besaran yang sebenarnya dari
besaran yang diukur.
j. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang dengan
menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengguna dan
atau Kuasa Pengguna Barang dan atau Pengelola Barang dari
tanggung jawab administrasi dan fisik barang yang berada dalam penguasaannya.
3
k. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/ atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/ atau masyarakat.
l. Standard Operating Procedure adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu
petunjuk yang mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki prosedur pasti atau terstandardisasi,
tanpa kehilangan keefektifannya.
m. Instalasi alat adalah tahap kegiatan mulai dari penempatan/ perletakan, perakitan,
pemasangan, penyetelan, adjustmen, pengukuran keluaran sampai alat berfungsi baik.
n. Spesifikasi adalah data yang menguraikan kemampuan, kapasitas, teknologi, sistem, fungsi,
aksesori, keselamatan dan aspek teknis lainnya dari suatu alat.
BAB 2 PANDUAN TEKNIS
1. PanduanUmum
Panduan umum ini menjelaskan tentang spesifikasi teknis peralatan kesehatan yang meliputi
nama alat, fungsi, deskripsi serta gambaran visual alat kesehatan.
2. Panduan Kalibrasi
Panduan ini menjelaskan tentang pelaksanaan kalibrasi bagi peralatan kesehatan sesuai
Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 yang diwajibkan untuk kalibrasi.
Kalibrasi alat kesehatan bertujuan untuk menjaga kondisi alat kesehatan agar tetap sesuai dengan
suplier besar pada spesifikasinya. Dengan adanya kalibrasi maka akurasi, ketelitian dan keamanan
alat kesehatan dapat dijamin sesuai besaran- besaran yang tertera/ diabadikan pada alat
kesehatan yang bersangkutan.
Kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan kriteria:
a. Belum dilakukan kalibrasi yang dibuktikan dengan adanya sertifikat hasil kalibrasi.
b. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus kalibrasi telah habis.
c. Adanya keraguan terhadap hasil pengukuran pada penggunaan alat, walaupun sertifikat
kalibrasi masih berlaku.
d. Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat masih berlaku.
e. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi atau alat yang mempunyai sensitivitas
teinggi, walaupun sertifikat
kalibrasi masih berlaku.
3. Panduan Administrasi Alat Kesehatan
Setiap alat kesehatan yang digunakan pada fasilitas pelayanan kesehatan harus memenuhi
persyaratan administrasi yaitu:
a. IzinProduksi
Izin produksi adalah izin untuk melakukan kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah dan/ atau mengubah
bentuk alat kesehatan
b. IzinEdar
Izin edar adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk produk alat kesehatan, yang akan
diimpor, digunakan dan/
atau diedarkan di wilayah Republik Indonesia, berdasarkan penilaian terhadap mutu, keamanan
dan kemanfaatan.
c. Izin Distribusi/ Penyalur
Izin distribusi/ penyalur adalah izin untuk melakukan kegiatan distribusi dan pengendalian mutu
yang bertujuan untuk menjamin agar produk alat kesehatan yang didistribusikan senantiasa
memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya.
6
3) Baterai
Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya sebelum dimanfaatkan
kebeban. Biasanya baterai yang digunakan memiliki ampere houryang cukup tinggi. Sebab untuk
menghidupkan lampu 10 watt selama 12 jam idealnya membutuhkan baterai 12V/10A.
4) Inverter
Berfungsi mengkonversikan tegangan dari tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak-balik
(AC). Arus listrik yang dihasilkan inverter ini bisa dimanfaatkan dengan menghidupkan beban
yang menggunakan tegangan bolak-balik (AC).
BAB 3
SPESIFIKASI ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS
Pada bab ini menjelaskan mengenai kategori alat kesehatan, jenis alat kesehatan, nama alat/
nama lain, fungsi dan spesifikasi alat kesehatan beserta gambar yang dimaksud.
Pembagian alat kesehatan berdasarkan ruangan pelayanan, jejaring pelayanan serta kit
pelayanan di Puskesmas sesuai dengan Permenkes 75 tahun 2014, yaitu:
1. RuanganPelayananPemeriksaanUmum
2. RuanganPelayananTindakandanUGD
3. RuanganPelayananKIA
4. RuanganPelayananPersalinan
5. RuanganPelayananPascaPersalinan
6. Ruangan Pelayanan Gigi dan Mulut
7. Ruangan Pelayanan Promosi Kesehatan
8. RuanganPelayananASI
9. RuanganPelayananLaboratorium
10.Ruangan Pelayanan Farmasi 11.Ruangan Pelayanan Rawat Inap 12.Ruangan Pelayanan
Sterilisasi 13.Puskesmas Keliling 14.Puskesmas Pembantu
15.Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat 16.Kit Imunisasi
17.Kit UKS
18.Kit UKGS
19.Kit Bidan
20.Kit Posyandu
21.Kit Kesehatan Lingkungan
DAFTAR ALAT KESEHATAN
N
NAMA ALAT FUNGSI GAMBAR
O
1 Thermometer Untuk
1 telinga mengatur suhu
melalui energi
yang
dipancarkan
gendang
telinga
untuk
membilas/
mencucui isi
perut,
untuk
pemberian
obat-obatan.
1 Feeding Tube untuk nutrisi/
6 pemberian
cairan
makanan
melalui mulut
atau hidung.
1 Wing needle sebagai
7 perpanjangan
vena untuk
pemberian
cairan infus
atau obat intra
vena dalam
jangka lama.
2 Currete untuk
3 membersihkan
rahim pada
pasien
abortus/
keguguran
tenggorokan,
misalnya
amandel.
Faringitis dll.
Thermomet
er klinik
elektronik
Fungsi :
mengukur
susu tubuh/
badan
3 Stethoscope untuk
0 mendengar
Jenisnya : bunyi jantung
bayi dalam
Obstetrical kandungan ibu
Stethoscope/ hamil
Stethoscope
monoaural (Ing.)
Stethoscope bidan
3 Stethoscope untuk
1 binaural (bagian mendengar
yang ditempelkan bunyi organ
di telinga) tubuh mis.
jantung, paru-
paru dll
3 Sphygmomanomet untuk
2 er mengukur
tekanan darah
3 Mercurial Sphygmo untuk
3 manometer/ Tensi mengukur
meter air raksa tekanan darah
3 Anaeroid untuk
4 Sphygmomanomet mengukur
er/ Tensi meter tekanan darah
tanpa air (memakai
jarum)
3 Electical untuk
5 Sphygmomanomet mengukur
er tekanan darah
3 Automatic untuk
6 Sphygmomanomet mengukur
er/ /Tensi meter tekanan darah
tanpa dipompa
6 Ventilator berfungsi
1 menggantikan
sebagian atau
seluruh kerja
paru – paru.
Lebih dari
ambubag,
karena
ventilator
bekerja secara
otomatis
memberikan
dukungan
ventilasi untuk
mempertahan
kan fungsi
pernapasan
pasien.
7 Centrifuge untuk
2 memisahkan
komponen
atau partikel
zat yang
terlarut dan
endapannya.
Dengan
prinsip gaya
Centrifugal
alat ini bisa
mengumpulka
n partikel yang
masanya lebih
berat di bagian
bawah tabung.
Aplikasi alat
ini di
laboratorium
klinik untuk
memisahkan
serum dari
darah murni.
7 Chemistry Analyzer Alat ini
3 (Photometer) berfungsi
untuk
menganalisa
zat – zat kimia
yang ada
dalam darah
seperti kadar
glukosa,
kolesterol,
asam urat,
enzim liver
dan lain
sebagainya.
Sample yang
digunakan
dalam
pemerikisaan
adalah serum
darah,
bukanlah
darah murni
sebagaimana
alat
Hematology
Analyzer.
7 Hematology untuk
4 Analyzer menganalisa
sel – sel darah
meliputi
jumlah dan
kondisinya.
Hematology
Analyzer
berperan
sebagai alat
diagnostik
yang memiliki
fungsi khusus
sebagai
analyzer untuk
menganalisa
jumlah sel –
sel darah
manusia guna
menentukan
penyakit apa
yang
kemungkinan
diderita oleh
pasien
7 ESU untuk
6 (Electrosurgical melakukan
Unit) pembedahan
pada bagian
tubuh pasien.
Tujuannya
adalah untuk
mengurangi
keluarnya
darah yang
akan
mengganggu
jalannya
proses operasi.
7 ECG untuk
7 (Electrocardiograp merekam
h) kelistrikan
otot jantung
guna
menganalisa
ada atau
tidaknya
gangguan
irama jantung
pada pasien.
ECG terdiri
dari beberapa
elektroda yang
ditempelkan
ke dada pasien
untuk
mengambil
atau merekam
aktifitas otot
jantung dalam
bentuk
tegangan
listrik.
7 Defibrillator untuk
8 mengembalika
n irama
jantung yang
tidak normal
karena satu
faktor
7 Regulator Oksigen untuk
9 meregulasikan
atau mengatur
laju aliran
oksigen dari
tabung ke
hidung pasien.
8 X- Ray untuk
5 mencitrakan
bagian dalam
tubuh
manusia,
namun x-ray
menggunakan
sinar x atau
yang sering
disebut
dengan istilah
rongsen
(Rontgen
8 USG untuk
6 (Ultrasonografi) pemeriksaan
organ dalam
seperti
jantung, liver,
ginjal,
lambung, usus
dan lain
sebagainya
9 Termometer untuk
2 mengukur
suhu tubuh
pasien ketika
mengalami
demam
9 Stetoskop untuk
3 melakukan
pemeriksaan
akustik
(suara) yang
ada di dalam
tubuh manusia
seperti tarikan
napas, detak
jantung,
pergerakan
usus dan
lambung dan
pemeriksaan
lainnya.
9 Alat Suntik Fungsi alat ini
4 (suntikan) adalah untuk
memasukkan
cairan obat ke
dalam tubuh
manusia
langsung ke
pembuluh
darahnya.
BAB 4 PENUTUP
Puskesmas didorong agar untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memenuhi
standar baik dalam hal sarana, prasarana, dan alat kesehatan maupun kompetensi SDM serta
manajemenya. Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas. Ketersediaan alat kesehatan dalam mendukung
pelayanan kesehatan tidak hanya diperlukan dari segi pemenuhan jumlah dan jenis berdasarkan
standar yang ada.