Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
Rahmat dan Hidayahnya, shingga penyusunan Pedoman Pengelolaan Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) UPT. Puskesmas Watumalang dapat diselesaikan dengan baik.

UPT. Puskesmas Watumalang sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan


Kota Wonosobo yang bertanggung jawab menyelenggarakan Pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja, mempunyai posisi yang strategis dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, sehingga masyarakat dapat memperoleh
pelayanan kesehatan yang optimal.

Pedoman Pengelolaan Fasilitas dan Keselamatan (MFK) UPT. Puskesmas


Watumalang ini merupakan acuan minimal yang diperlukan untuk melaksanakan upaya
pengobatan perorangan dasar di Puskesmas agar tercapai pelayanan yang terstandar,
aman dan bermutu.

Dengan tersusunnya pedoman ini, kami mengucapkan sebesar –besarnya


kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman
ini.

Kami sadari pedoman ini masih belum sempurna, oleh karenanya masukan dan
saran perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakanupaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di wilayah kerjanya. Menurut
Permenkes No. 75 tahun 2014 pasal 9 (4) tentang pusat kesehatan masyarakat,
pendirian puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium.
Fasilitas bangunan pelayanan kesehatan merupakan aspek pertama yang
dirasakan sebelum pelayanan medis dilaksanakan. Oleh karena itu, kesesuaian
antara kebutuhan pelayanan medis dan pemenuhan syarat bangunan fisik sangat
ponting. Sarana dan prasarana pada puskesmas juga merupakan factor yang
mendukung berlangsungnya system pelayanan kesehatan. Puskesmas sebagai
penyedia pelayanan kesehatan masyarakat dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, sesuai
perkembangan maka ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana menjadi sangat
penting sehingga puskesmas harus melakukan pembenahan dan perbaikan untuk
memberikan pelayananterbaik dan memberikan kenyamanan bagi penggunanya.
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan yang ada si
setiap kecamatan di Indonesia, mempunyai kontribusi penting dalam mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Tahun 2015 standar akreditasi Puskesmas
sudah mulai dilaksanakan agar Puskesmas mampu memberikan pelayanan
kesehatan berkualitas dan sesuai standar.

1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas dan kapasitas penyelenggaraan pelayanan
puskesmas melalui perencanaan, pembangunan, dan pengembangan sarana dan
prasarana puskesmas.
Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam perencanaan, pembangunan dan pengembangan
sarana dan prasarana puskesmas.
b. Sebagai pedoman kegiatan pengelolaan dalam pemantauan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana puskesmas.
c. Meningkatkan pengetahuan tentang tata cara perencanaan, pembangunan dan
pengembangan sarana dan prasarana puskesmas.

1.3 Sasaran
a. Penanggung jawab Pengelola Fasilitas dan Keselamatan Puskesmas .
b. Semua Tim Pengelolaan Fasilitas dan Keselamatan Puskesmas.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup Pedoman Pengelolaan Fasilitas dan Keselamatan Puskesmas
meliputi :
a. Persyaratan Sarana dan Prasarana Puskesmas
b. Kegiatan yang berhubungan dengan semua sarana dan prasarana yang ada di
puskesmas untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dan peralatan medis dan
non medis termasuk meubelair .

1.5 Batasan Operasional


a. Puskesmas
Adalah Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas – tugas Dinas
Kesehatan dalam pembangunan kesehatan di satu wilayah kerja yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. Sarana
Adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata
ataupun teraba panca indra dengan mudah dapat dikenali dan merupakan
bagian dari suatu gedung ataupun bangunan itu sendiri meliput peralatan medis,
peralatan non medis, meubeleir dan mesin
c. Prasarana
Adalah benda maupun jaringan yang membuatsuatu bangunan yang ada
bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Prasarana bangunan
Puskesmas meliputi : Sistem ventilasi, Sistem Kelistrikan, Sistem Pencahayaan,
Sistem Proteksi kebakaran, Sistem Komunikasi, Gas Medik, Sistem
pengendalian dalam kebisingan, Sistem sanitasi, Sistem transportasi,
Aksesbilitas penyandang cacat, Ambulan.
d. Peralatan kesehatan
Adalah instrumen, mesin yang tidak mengandung obat yang digunakan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan da meringankan penyakit
e. Peralatan medis
Adalah peralatan yang digunakan untuk keperluan terapi, rehabilitasi dan
penelitian medik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peralatan medis
sebagai bagian peralatan kesehatan yang memerlukan pemeliharaan, perbaikan
dan kalibrasi dimana kegiatan ini biasanya di kelola oleh tenaga teknis
(elektromedis).
f. Peralatan non medis
Adalah peralatan penunjang pelayanan kesehatan yang bukan termasuk
alat medis dalam hal ini berupa meubelair dan/atau alat kesehatan yang tidak
memiliki nilai ukur (misal : bed pasien, kursi roda, tiang infus dll ).
g. Pemeliharaan
Adalah suatu kegiatan baik preventif maupun korektif yang dilakukan
untuk menjaga peralatan medis tetap bermutu, aman dan laik pakai sesuai
dengan fungsinya.
h. Perbaikan
Adalah serangkaian kegiatan upaya mengembalikan fungsi dan kondisi
alat yang rusak akibat dari pemakaian alat tersebut pada fungsi dan kondisi
semula.
i. Kalibrasi
Adalah suatu kegiatan pengecekan atau pengukuran akurasi dari suatu
alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar/ tolak ukur.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

II.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pengurus Barang dan Penyimpan


Barang sebagai pelaksana fungsi pengelola barang sarana dan prasarana
Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan golongan serendah-rendahnya


golongan II dan setinggi-tingginya golongan III ;
2. Diutamakan memiliki kompetensi yang cukup di bidang pengelolaan sarana dan
prasarana puskesmas yang dibuktikan dengan sertifikat kursus atau pelatihan
terkait dengan pengelolaan sarana dan prasarana puskesmas daerah ;
3. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas.

II.2 DIstribusi Ketenagaan

NO NAMA L/P PENDIDIKAN KUALIFIKASI TENAGA


1 dr. Netra Mada S L Dokter umum Kepala Puskesmas

2 Sri Wuryanti, S.ST

3 Selanjutnya terlampir

II.3 Kegiatan Pengelolaan Fasilitas dan Keselamatan (MFK)


Kegiatan Di dalam Sarana Puskesmas ada beberapa kegiatan di dalamnya , yaitu:
1. Perencanaan / Usulan kebutuhan barang ( jadwal 1 tahun sekali )
Untuk kegiatan ini penanggung jawab peralatan puskesmas merekapitulasi
semua usulan barang baik medis dan non medis yang diajukan oleh semua unit
pelayanan yang ada di Puskesmas Kaliwiro. Yang selanjutnya akan di laporkan
kepada Kepala Puskesmas terkait pengadaannya, apakah akan diajukan ke
Dinas Kesehatan Kota Mojokerto melalui RKBMD ( Rencana Kebutuhan Barang
Milik Daerah ) atau melalui Tim Pengadaan Puskesmas Kaliwiro.( lampiran 1 )

2. Penerimaan barang ( Jadwal menyesuaikan dengan barang datang )


Puskesmas Kaliwiro menerima barang dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
atau dari Tim Pengadaan Puskesmas Kaliwiro, selanjutnya penanggung jawab
barang hal ini adalah Pengurus Barang Pembantu/ Penyimpan Barang meneliti
jumlah dan kualitas barang yang di terima sesuai dengan dokumen pengadaan
dan kemudian akan di catat di dalam buku penerimaan barang.

3. Penatausahaan barang ( Inventarisasi, pencatatan dan pelaporan )


Setelah barang yang diterima sudah sesuai dengan dokumen – dokumen
pengadaan ,selanjutnya penyimpan barang menghimpun dokumen pengadaan
yang diterima dan sekaligus melakukan penatausahaan barang yang meliputi
inventarisasi, pencataan dan pelaporan.

4. Pendistribusian barang ( Jadwal menyesuaikan dengan barang datang )


Pendistribusian barang akan dilaksanakan setelah spesifikasi barang sudah
sesuai dengan dokumen pengadaan dan tentunya setelah semua dokumen –
dokumen dari barang tersebut sudah lengkap. Barang akan didistribusikan ke
unit pelayanan Puskesmas Kaliwiro sesuai dengan perencanaan kebutuhan
barang yang diusulkan ke pengurus barang pembantu sebelumnya. Pada
kegiatan pendistribusian ini akan di dokumentasikan melaui BBK ( Berita Acara
Keluar ) yang akan di tandatangani oleh Pengurus Barang Pembantu/
penyimpan Barang selaku pihak yang mengeluarkan barang dan Penanggung
jawab unit pelayanan selaku pihak yang menerima barang kemudian mengetahui
Kepala Puskesmas.

5. Pemeliharaan ( jadwal tiap bulan )


Untuk menjaga agar barang /peralatan tetap pada kondisi baik dan mencegah
barang / alat rusak maka perlu dilakukan pemeliharaan pada barang/ peralatan
tersebut. Baik pemeliharaan secara rutin maupun pemeliharaan secara berkala
melalui RKPBMD ( rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah )
ataupun pemeliharaan sendiri.(Lampiran2)

6. Kalibrasi Peralatan ( jadwal 1 kali dalam 1 tahun )


Kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat
ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang
mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk
satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.Petugas akan memeriksa tanggal kalibrasi setiap alat yang sudah
dikalibrasi sebelumnya serta memeriksa alat yang belum terkalibrasi jika masa
kalibrasi telah habis maka akan dilakukan kalibrasi kembali ,(lampiran 4)

7. Perbaikan ( Jadwal menyesuaikan dengan kerusakan )


Akibat pemakaian alat yang kurang tepat akan menimbulkan kerusakan pada
alat tersebut. Maka tentunya perbaikan pada alat tersebut. Untuk perbaikan alat
di Puskesmas Kaliwiro bisa dilakukan oleh tenaga teknis ( elektromedis ), jika
dalam kerusakan memerlukan suku cadang/ spare part maka akan di lakukan
pembelian spare part tapi akan diusulkan perbaikan ke Dinas Kesehatan Kota
Mojokerto jika dalam perbaikan membutuhkan spare part yang sulit dan mahal.

8. Membuat Usulan penghapusan ( jadwal 1 tahun sekali )


Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar
barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna dan/atau pengelola dari
tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasannya. Dalam hal ini Pengurus Barang Pembantu Puskesmas Kaliwiro
akan mengirimkan Usulan penghapusan ini ke Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
melalui RKBMD ( Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah ) yang nantinya akan
di teruskan ke BPPKA Kota Mojokerto. Jadi Puskesmas Kaliwiro hanya dalam
batas pengusulan pengapusan barang saja, tentunya barang yang akan diajukan
adalah barang yang rusak dan sudah tidak terpakai di Puskesmas Kaliwiro.
(lampiran 3)
Kegiatan di dalam Prasarana Puskesmas ada beberapa kegiatan di dalamnya, yaitu
:
1. Pemantauan Prasarana puskesmas ( jadwal tiap bulan )
Kegiatan rutin untuk memantau fungsi dan kondisi fasilitas prasarana yang ada di
Puskesmas meliputi Sistem ventilasi, Sistem kelistrikan, Sistem pencahayaan,
Sistem proteksi kebakaran, Sistem Komunikasi, Gas medic, Sistem Sanitasi,
Sistem transportasi, Aksesbilitas penyandang cacat, Ambulan

2. Pemeliharaan dan Perbaikan prasarana ( jadwal tiap bulan )


Untuk menjaga agar fasilitas prasarana tetap pada kondisi baik dan mencegah
kerusakan maka perlu dilakukan pemeliharaan pada Prasarana tersebut. Baik
pemerilharaan secara rutin maupun pemeliharaan secara berkala. Jika terdapat
kerusakan maka akan dilakukan perbaikan .
BAB III
STANDAR FASILITAS

III. A DENAH RUANG

III. B STANDAR LOKASI PUSKESMAS

A. Geografis
Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya, yaitu :
1. Tidak di tepi lereng
2. Tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap longsor
3. Tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis
pondasi
4. Tidak di atas atau dekat dengan jalur patahan aktif
5. Tidak di daerah rawan tsunami
6. Tidak di daerah rawan banjir
7. Tidak dalam zona topan
8. Tidak di daerah rawan badai, dan lain lain

B. Aksesbilitas untuk jalur transportasi.


Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakatdan
dapat diakses dengan mudah menggunakan transportasi umum, tersedia jalur
untuk pejalan kaki dan jalur aksesibel untuk penyandang disabilitas.

C. Kontur Tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh pada perencanaaan struktur, dan harus
dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu kontur tanah juga
berpengaruh terhadap perencanaan system drainase, kondisi jalan terhadap
tapak bangunan dan lain – lain.

D. Fasilitas Parkir
Perancangan dan perencanaan prasarana parkir cukup penting karena
prasarana parkir kendaraan akan menyita banyak lahan. Kapasitas parkir harus
memadai, menyesuaikan dengan kondisi dan lokasi, social dan ekonomi daerah
setempat.
E. Fasilitas Keamanan
Perancangan dan perencanaan prasarana keamanan sangat penting untuk
mendukung pencegahan dan penanggulangan keamanan minimal menggunakan
pagar.

F. Ketersediaan utilitas public


Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/ limbah, listrik dan jalur telepon .
Pemerintah daerah harus mengupayakan utilitas tersebut selalu tersedia untuk
kebutuhan pelayanan dengan mempertimbangkan berbagai sumber daya yang
ada pada daerahnya.
G. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas harus menyediakan fasilitas khusu untuk pengelolaan
kesehatan lingkungan antara lain air bersih, pengelolaan B3 seperti limbah padat
dan cair yang bersifat infeksius dan non infeksius serta pemantauan limbah gas /
udara dari emisi incinerator dan genzet
H. Kondisi lainnya
Puskesmas tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi
( SUTT ) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi ( SUTET ).

III.C STANDAR BANGUNAN PUSKESMAS


A. Arsitektur Bangunan
1. Tata ruang bangunan
a. Rancangan tata ruang / bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Bangunan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang
diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) kabupaten/ kota dan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ( RTBL ) yang bersangkutan.
c. Tata Ruang Puskesmas mengikuti Peraturan Tata Ruang Daerah.
2. Desain
a. Tata letak ruang pelayanan pada bangunan puskesmas harus diatur
dengan memperhatikan zona puskesmas sebagai bangunan fasilitas
pelayanan kesehatan.
b. Tata letak ruangan diatur dan dikelompokkan dengan memperhatikanzona
infeksius dan non infeksius
c. Zona berdasarkan privasi kegiatan
1) Area public, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan
lingkungan luar puskesmas , misalnya ruang pendaftaran
2) Area semi public, yaitu area yang tidak berhubungan lansung dengan
lingkungan luar puskesmas, umumnya merupakan area yang
menerima beban kerja dan area public, misalnya laboratorium, ruang
rapat / diskusi
3) Area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung puskesmas,
misalnya ruang sterilisasi, ruang Ispa.
d. Zona berdasarkan pelayanan
Tata letak ruang diatur dengan memperhatikan kemudahan pencapaian
antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi, misalnya :
1) Ruang Farmasi letaknya mudah terjangkau dari Gudang Farmasi
2) Ruang tunggu Lansia dibuat lebih dekat dengan Ruang Lansia.
e. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk semua
bagian bangunan
f. Harus disediakan fasilitas pendingin untuk penyimpanan obat – obatan
khusus dan vaksin dengan suplai listrik yang tidak boleh terputus.
g. Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langit – langit minimal 2,80
m, koridor sebaiknya lurus . apabila terdapat perbedaan ketinggian
permukaan pijakan , maka dapat menggunakan ram dengan kemiringan
tidakmelebih7°
3. Lambang
Bangunan Puskesmas harusmemasang lambang sebagai berikut agar
mudah dikenali masyarakat.

Lambang Puskesmas harus diletakkan di depan bangunan yang mudah


terlihat dari jarak jauh oleh masyarakat. Arti dari lambang tersebut yaitu
makna pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah di akses masyarakat.

4. Ruang
Jumlah dan jenis ruang di puskesmas ditentukan melalui analisis
kebutuhan ruang berdasarkan pelayanan yang diselenggarakan dan
ketersediaan sumber daya

Lokasi :

1. Lokasi : Jl. Lawu Raya No. I-B Kec. Magersari Kota Mojokerto
2. Tempat Parkir : Ada 2 tempat parkir pasien dan karyawan
3. Keamanan : Terdapat petugas keamanan jauh dari
SUTET dan SUTT
Bangunan:

1 Bangunan Permanen Ya
2 Posisi bangunan terpisah Ya
3 Rumah dinas kesehatan 1 unit
4 Lambang Puskesmas ada
5 Ketersediaan papan nama ada
6 Ruangan administrasi kantor ada
7 Ruangan kepala puskesmas ada
8 Ruangan rapat ada
9 Ruangan pendaftaran dan rekam medis ada
10 Ruangan tunggu ada
11 Ruangan pemeriksaan ada
12 Ruangan tindakan ( IGD ) ada
13 Ruangan KIA, KB, imunisasi ada
14 Ruangan Kes. Gigi dan mulut ada
15 Ruangan ASI ( Laktasi ) ada
16 Ruangan Promosi Kesehatan ada
17 Ruang Farmasi ada
18 Ruang Sanitasi ada
19 Ruang Gizi ada
20 Laboratorium ada
21 Ruangan sterilisasi ada
22 Ruangan penyelenggara makanan ( dapur ) ada
23 Kamar mandi ada
24 Gudang umum ada
25 Gudang Farmasi ada
26 Ruang Senam Hamil ada
27 Ruang Lansia ada
28 Ruang Ispa ada
29 Ruang Harmoni ada

III.D STANDAR PRASARANA PUSKESMAS

1. Sistem Penghawaan dan Ventilasi.


a. Ventilasi merupakan proses untuk mensuplai udara segar ke dalam
bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan, bertujuan
menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan, menghilangkan uap air
yang berlebih dan membantu mendapatkan kenyamanan termal.
b. Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas, dapat berupa ventilasi alami
dan atau ventilasi mekanis. Bumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari
15 % terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi. sedangkan
sistem ventilasi mekanis diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat
tidak memadai.
c. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan
di bangunan Puskesmas minimal 12 x pertukaran udara per jam dan untuk
KM / WC 10 x pertukaran udara per jam.
d. Penghawaan / ventilasi dalam ruang perlu memperhatikan 3 ( tiga ) elemen
dasar, yaitu
1) jumlah udara luar berkualitas baik yang masuk dalam ruang pada waktu
tertentu
2) arah umum aliran udara dalam gedung yang seharusnya dari area bersih
ke area terkontaminasi serta distribusi udara luar ke setiap bagian dari
ruangan dengan cara yang efisien dan kontaminan airborne yang ada
dalam ruangan dialirkan ke luar dengan cara yang efisien
3) setiap ruang diupayakan proses udara didalam ruangan bergerak dan
terjadi pertukaran antara udara didalam ruang dengan udara dari luar.
e. Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik atau campuran, perlu
memperhatikan kondisi lokal, seperti struktur bangunan, cuaca, biaya dan
kualitas udara luar.
2. Sistem Pencahayaan
1. Bangunan Puskesmas harus mempunyai pencahayaan alami dan;atau
pencahayaan buatan
2. Pencahayaan harus terdistribusikan rata dalam ruangan.
3. lampu-lampu yang digunakan diusahakan dari jenis hemat energi.
3. Sistem sanitasi
Sistem sanitasi Puskesmas terdiri dari sistem air bersih, sistem pembuangan air
kotor dan / atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.
a. Sistem air bersih
Sistem air bersih harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem pengalirannya.
Sumber air bersih dapat diperoleh langsung dari sumber air berlangganan dan
/ atau sumber air lainnya dengan baku mutu yang memenuhi dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Sistem penyaluran air kotor dan / atau air limbah
Tersedia sistem pengolahan air limbah yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan dilengkapi
penutup dengan bak kontrol untuk menjaga kemiringan saluran minimal 1%.
c. Dalam sistem penyaluran air kotor dan;atau air limbah dari ruang
penyelenggaraan makanan disediakan perangkap lemak untuk memisahkan
dan;atau menyaring kotoran / lemak.
d. Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius.
e. Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius harus direncanakan
dan dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas pewadahan,tempat
Penampungan sementara ( TPS ) dan pengolahannya
f. Pertimbangan jenis pewadahan dan pengolahan limbah infeksius dan non
infeksius diwujudkan dalam bentuk penempatan pewadahan dan;atau
pengolahannya yang tidak mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan
lingkungannya serta tidak mengundang datangnya vektor;binatang penyebar
penyakit.
g. Pertimbangan fasilitas tempat Penampungan sementara ( TPS ) yang terpisah
diwujudkan dalam bentuk penyediaan tempat Penampungan sementara ( TPS
) limbah infeksius dan non infeksius, yang diperhitungkan berdasarkan fungsi
bangunan, jumlah penghuni, dan volume limbah.
h. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara perencanaan, pemasangan, dan
pengolahan fasilitas pembuangan limbah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

4. Sistem Kelistrikan
a. Umum
Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah dioperasikan, diamati,
dipelihara,tidak membahayakan, tidak mengganggu lingkungan, bagian
bangunan dan instalasi lain.
b. Sumber daya listrik
Sumber daya listrik yang dibutuhkan, terdiri dari :
1) Sumber daya listrik normal dengan daya paling rendah 2200 va dan
2) Sumber daya listrik darurat 75 % dari sumber daya listrik normal.
Sumber daya listrik normal, diperoleh dari :
1) Sumber daya listrik berlangganan seperti PLN
2) Sumber daya listrik darurat, diperoleh dari : Generator diesel
c. Sistem distribusi
Sistem distribusi terdiri dari :
1) Panel-panel listrik.
2) Instalasi pengkabelan.
3) Instalasi kotak kontak dan sakelar.
d. Sistem komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan;komunikasi di lingkup dan
keluar Puskesmas, dalam upaya mendukung pelayanan di Puskesmas. lat
komunikasi dapat berupa telepon kabel, seluler, ataupun alat komunikasi
lainnya.
e. Sistem gas Medik
Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah oksigen ( O2). Sistem gas
medik harus direncanakan dan diletakkan dengan mempertimbangkan tingkat
keselamatan bagi penggunanya.
Persyaratan teknis :
a. Pengolahan, penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan gas medik
harus sesuai ketentuan berlaku
b. Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan
dipelihara sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang berwenang.
c. Tabung/silinder O2 pada saat digunakan, diletakkan di samping tempat
tidur pasien, dan harus menggunakan alat pengaman seperti troli tabung
atau dirantai.
d. Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila
tabung;silinder sedang tidak digunakan.
e. Apabila diperlukan, disediakan ruangan khusus penyimpanan silinder gas
medik. Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan pengaman/rantai.
f. Hanya tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh
disimpan dalam ruangan penyimpanan gas medik.
g. Tidak boleh menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan dengan ruang
penyimpanan gas medik.
h. Dilarang melakukan pengisian ulang tabung/silinder O2 dari
tabung/silinder gas medic besar ke tabung/silinder gas medik kecil.
f. Sistem Proteksi Kebakaran
1) Bangunan Puskesmas harus menyiapkan alat pemadam kebakaran untuk
memproteksi kemungkinan terjadinya kebakaran.
2) Alat pemadam kebakaran kapasitas minimal 2 kg, dan dipasang 1 buah
untuk setiap 15 m.
3) Pemasangan alat pemadam kebakaran diletakkan pada dinding dengan
ketinggian antara 15cm - 120 cm dari permukaan lantai, dilindungi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan kerusakan atau pencurian
g. Sistem Pengendalian Kebisingan
1) Intensitas kebisingan equivalent ( Leq ) diluar bangunan Puskesmas tidak
lebih dari 55 Dba dan di dalam bangunan Puskesmas tidak lebih dari 45
Dba
2) Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan sifat sumber.
3) Sumber suara genset dikendalikan dengan meredam dan membuat sekat
yang memadai dan sumber suara dari lalu lintas dikurangi dengan cara
penanaman pohon ataupun cara lainnya.
f. Sistem Transportasi Vertikal dalam Puskesmas.
Setiap bangunan Puskesmas yang bertingkat harus menyediakan sarana
hubungan vertikal antar lantai yang memadai berupa tersedianya tangga dan
ram.
1) Tangga
Umum
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang
dengan mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan
dengan lebar yang memadai.
2) Persyaratan tangga
a. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam,
dengan tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 – 17 cm.
b. Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60 °
c. Lebar tangga minimal 120 cm untuk mempermudah evakuasi dalam
kondisi gawat
d. darurat.
e. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan
pengguna tangga.
f. Harus dilengkapi dengan rel pegangan tangan (handrail )
g. Rel pegangan tangan harus mudah dipegang dengan ketinggian 65
cm - 80 cm dari lantai bebas dari elemen konstruksi yang
mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan
dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang.
h. Rel pegangan tangan harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-
ujungnya ( puncak dan bagian bawah ) sepanjang 30 cm.
i. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang
sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.
3) Puskesmas keliling (Pusling) dan Ambulans
Ketentuan mengenai kendaraan Puskesmas keliling dan ambulans
mengikuti ketentuan teknis yang berlaku.

Prasarana

1 Ventilasi ruangan Jendela, Exhaust fan


2 Sumber air bersih Sumur Bor, PDAM
3 Sistem Pembuangan Limabah IPAL
4 Sumber daya listrik PLN 66.000 watt
5 Sistem telekomunikasi Jaringan internet & telepon
6 Sistem proteksi petir ada 1
7 Alat pemadam kebakaran 5 unit tabung APAR
8 Kendaraan Pusling 1 unit
9 Kendaraan ambulan 1 unit

Peralatan

1 Set pemeriksaan umum Ada


2 Set tindakan medis dan gawat darurat Ada
3 Set pemeriksaan kesehatan ibu Ada
4 Set pemeriksaan kesehatan anak Ada
5 Set pelayanan KB Ada
6 Set imunisasi Ada
7 Set Obgyn / persalinan Tidak Ada
8 Set insersi dan ekstraksi AKDR Ada
9 Set resusitasi bayi Ada
10 Set perwawatan pasca persalinan Tidak Ada
11 Set kesehatan gigi dan mulut Ada
12 Set promosi kesehatan Ada
13 Set ASI Ada
14 Set laboratorium Ada
15 Set farmasi Ada
16 Set sterilisasi Ada
17 Set Puskesmas keliling Ada
18 Kit keperawatan kesmas Ada
19 Kit imunisasi Ada
20 Kit UKS Ada
21 Kit UKGS Ada
22 Kit bidan Ada
23 Kit posyandu Ada
24 Kit kesehatan lingkungan Ada

Ketenagaan

No Tugas Pokok Jumlah Jumlah SDMK


seharusnya
1 Kepala Puskesmas 1 orang 1 orang
2 Dokter Umum 3 orang 3 orang
3 Dokter Gigi 2 orang 2 orang
4 Penanggung Jawab TU 1 orang 1 orang
5 Perawat 12 orang 13 orang
6 Bidan 7 orang 7 orang
7 Apoteker - 1 orang
8 Asisten Apoteker 4 orang 5 orang
9 Sanitarian 2 orang 2 orang
10 Analis Kesehatan 1 orang 1 orang
11 Nutrisionis 2 orang 2 orang
12 Perekam medis dan informasi 1 orang 2 orang
kesehatan
13 Teknisi Elektromedis 1 orang 1 orang
14 Promkes 1 orang 1 orang
15 Pengelola keuangan 1 orang 1 orang
16 Pengadministrasi kepegawaian 1 orang 1 orang
17 Juru bayar / kasir 1 orang 1 orang
18 Penyuluh kesehatan - 1 orang
19 Pengolah data 1 orang 1 orang
21 Pengadmintrasi persuratan - 1 orang
22 Pengemudi ambulan - 1 orang
24 Pengadminstrasi umum 1 orang 1 orang
25 Petugas keamanan 7 orang 7 orang
26 Pramu kebersihan 5 orang 5 orang

Sarana Kesehatan

Rumah Sakit Umum 0 buah

Rumah Sakit Swasta 0 buah

Puskesmas Pembantu 1 buah

Pusling 1 buah

Posyandu 26 buah
BAB IV

TATA LAKSANA / SOP DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN FASILITAS DAN


KESELAMATAN (MFK)

Tata laksana atau Standard Operating Procedure (SOP) pada dasarnya berupa
pedoman yang berisi prosedur operasional standar dalam suatu organisasi yang
digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan, tindakan, dan penggunaan
fasilitas berjalan secara efektif, efisien, standar, dan sistematis. Sebuah SOP memuat
pernyataan-pernyataan yang berisi harapan- harapan akan prosedur operasi yang
harus dijadikan acuan dalam menjalankan suatu proses. Ada lima kata kunci dalam
SOP yakni: efisien, efektif, konsisten, standar, dan sistematis.

4.1 KALIBRASI PERALATAN


Peralatan peralatan yang memerlukan kalibrasi yaitu
1. Tensimeter elektrik
2. Tensimeter an aerob
3. Timbangan manual
4. Timbangan digital
5. Timbangan bayi
6. ECG
7. Doppler
8. Autoclave
9. Coldchain vaksin
10. Suction Pump
11. MikroPhipete
12. Hemolyzer
13. Photometer
14. Centrifuge
15. Oxymeter
16. Pulse meter
17. Sterilisator kering
18. Termogun
19. USG
20. Rotator
21. Doppler
22. Luxmeter
23. Termohigro
24. Inkubator Sanitasi
25. Digital Fe meter
26. Kulkas Vaksin
27. Dental Unit

Berikut ini adalah SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Kalibrasi peralatan


proses ini menjadi dasar dalam proses pengkalibrasian rutin .

Gambar 4.1 Proses kegiatan kalibrasi di Puskesmas Kaliwiro

Secara umum alur kegiatan kalibrasi peralatan di Puskesmas Kaliwiro dilakukan


melalui prosedur berikut ini :
1. Petugas melihat jadwal kalibrasi peralatan dan mengecek alat yang belum
terkalibrasi.
2. Mengumpulkan dan menyiapkan peralatan yang perlu di kalibrasi .
3. Mengajukan usulan biaya kalibrasi ke Tata Usaha yang dilampiri dengan jumlah
peralatan yang akan dikalibrasi.
4. Apabila biaya sudah di setujui maka petugas akan menghubungi rekanan untuk
dilakukan kalibrasi, dan jika biaya tidak disetujui oleh pihak Tata usaha maka
akan dilakukan pengajuan usulan kalibrasi ke Dinas Kesehatan dan
mengetahui Kepala Puskesmas.
5. Rekanan datang dan kalibrasi dilakukan .
6. Setelah kegiatan kalibrasi selesai dilakukan maka petugas akan melakukan
pencatatan tanggal kalibrasi dan membuat jadwal untuk kegiatan kalibrasi
berikutnya.
7. Hasil sertifikat kalibrasi akan diarsipkan dalam satu dokumen

4.2 PEMELIHARAAN PERALATAN


Gambar 4.2 menunjukkan diagram alir proses umum pemeliharaan di UPT.
Puskesmas Kaliwiro .

Gambar 4.2 Prosedur Umum Pemeliharaan

1. Perencanaan pemeliharaan. Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk prasarana dan


sarana yang terencana baik terjadwal secara eksplisit maupun yang tidak
terjadwal (bagi yang sulit diprediksi waktunya). Penyusunan perencanaan
pemeliharaan harus didasari anggaran, jadwal pemeliharaan, dan sumber daya.
Di sisi lain perencanaan pemeliharaan yang mengacu pada daftar inventaris
barang.
2. Pelaksanaan pemeliharaan. Berdasarkan pengecekan, jika pelaksanaan telah
memenuhi syarat pemeliharaan, maka pemeliharaan selesai, tetapi bila masih
ada kekurangan dalam pelaksanakaan perbaikan tersebut, maka perlu dilakukan
revisi kegiatan pemeliharaan dan jika perlu akan dilakukan perbaikan.
3. Pemeriksaan. Memastikan semua hasil pelaksanaan dari pemeliharaan sesuai
rencana dan tujuan. Jika pelaksanaan belum sesuai rencana maka perlu
dilakukan penyempurnaan dan jika telah sesuai maka pemeliharaan selesai.

4.3 PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH

Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar


barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna dan/atau pengelola dari
tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya. (Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah).
Gambar 4.3 menunjukkan diagram alir proses penghapusan di UPT.
Puskesmas Kaliwiro.

Gambar 4.3 Diagram Alir Proses Penghapusan Barang


Secara umum proses penghapusan di Puskesmas Kaliwiro melalui prosedur berikut
ini :
1. Mengumpulkan barang yang akan di hapus yang sebagian besar adalah barang
rusak berat dan tidak dapat di pergunakan / di fungsikan lagi.
2. Setelah terkumpul semua barang yang akan di hapus berikutnya adalah
pendataan barang yang akan diusulkan, yaitu melakukan pencatatan di dalam
perencanaan RKBMD ( Rencana Kebutuhan Milik Daerah ), pendokumentasian
barang dan mengidentifikasi serta mencocokkan dengan data barang yang ada
di KIB ( Kartu Inventaris Barang ) .
3. Melaporkan dan mengusulkan ke Dinas Kesehatan dengan mengetahui Kepala
Puskesmas Kaliwiro.
4. Proses penghapusan akan diproses oleh Dinas Kesehatan .
4.4 PENGUSULAN BARANG UNIT
Pengusulan barang adalah permintaan untuk jenis barang habis pakai maupun
barang inventaris dari unit di lingkungan UPT. Puskesmas Kaliwiro yang ditujukan
kepada Pejabat Pengadaan ataupun Dinas Kesehatan.

Gambar 4.4 Diagram Alir Proses Usulan Barang


1. Pengguna barang mengajukan usulan permintaan dan kebutuhan barang
2. Petugas memeriksa barang yang akan diusulkan, kesesuaian permintaan
barang serta analisis teknis yang diajukan pengguna barang, bila tidak layak
maka proses akan selesai, jika layak maka proses akan dilanjutkan ke langkah
selanjutnya.
3. Cek ketersediaan di gudang, petugas memeriksa ketersediaan di gudang , bila
barang tersedia maka dilanjutkan untuk membuat BBK / BAST untuk
pengambilan barang.
4. Jika di Gudang tidak tersedia maka akan diusulkan / di ajukan ke Pejabat
Pengadaan Barang ( PPBJ ) atau ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan proses
Pengadaan.
5. Setelah proses pengadaan selesai maka dibuatkan BBK / BAST untuk
pengambilan barang.
BAB V
LOGISTIK

Untuk perencanaan kebutuhan terutama sarana dan prasarana (mis: alat), sama
dengan perencanaan alat untuk program pelayanan kesehatan yang lain.

1. Perencanaan alat kesehatan


Penanggungjawab : koordinator sarana dan prasarana puskesmas
Perencanaan dilakukan pada bulan Oktober – Desember untuk tahun berikutnya
berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan standar puskesmas rawat jalan.
Adapun rencana perbaikan jika ada sarana dan prasarana yang rusak diajukan saat
itu juga kepada Dinas Kesehatan bagian Pelayanan Kesehatan.

2. Perencaan kelengkapan laporan


Untuk bentuk laporan sesuai dengan ketentuan dari Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur. Bentuk seragam anatar semua puskesmas. Untuk ketersediaan
lembar laporan, disediakan dalam bentuk soft kopi dan laporan dikirim ke dinas
kesehatan kota/kabupaten dalam bentuk hard kopi setiap bulannya.
BAB VI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

6.1 STANDAR PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

Bentuk pelayanan kesehatan kerja untuk petugas Sarana dan Prasarana yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi pekerja :


a. Pemeriksaan fisik lengkap
b. Kesegaran jasmani
c. Pemeriksaan penunjang dasar (foto thorax, laboratorium rutin, EKG)
d. Pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan guna mencegah bahaya yang
diperkirakan timbul khusus untuk pekerjaan tertentu
e. Jika tiga bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh
dokter dan tidak ada keragu-raguan dinyatakan sehat maka tidak perlu
dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
2. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja
dan memberikan bantuan kepada pekerja puskesmas dalam penyesuaian diri
baik fisik maupun mental terhadap pekerjanya, di antaranya :
a. Informasi umum puskesmas dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan
kesehatan dan keselamatan kerja
b. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya
c. SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat pelindung diri
d. Orientasi kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja
e. Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/penyuluhan kesehatan
kerja secara berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka
menciptakan budaya kesehatan dan keselamatan kerja
3. Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai dengan
pajanan di puskesmas :
a. Setiap pekerja di puskesmas wajib mendapatkan pemeriksaan berkala
minimal satu tahun sekali
b. Pemeriksaan khusus disesuaikan dengan jenis dan besar pajanan serta umur
dari pekerja
c. Adapun jenis pemeriksaan khusus yang perlu dilakukan antara lain sebagai
berikut :
- Pemeriksaan kesehatan HbsAg dan HIV untuk pekerja yang berhubungan
dengan darah dan produk tubuh manusia (dokter, dokter gigi, perawat,
perawat gigi, bidan, petugas laboratorium)
- Melakukan upaya preventif (vaksinasi hepatitis B pada pekerja yang
terpajan produk tubuh manusia)
4. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
karyawan puskesmas
a. Pemberian imunisasi bagi petugas puskesmas
b. Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi
c. Pembinaan mental dan rohani
5. Memberikan pengobatan bagi karyawan puskesmas yang menderita sakit
a. Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh karyawan
puskesmas
b. Memberikan pengobatan dan menanggung biaya pengobatan untuk
karyawan puskesmas yang terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK)
c. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus
d. Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait
6. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja puskesmas,
a. Pemeriksaan kesehatan fisik
b. Pemeriksaan laboratorium lengkap, EKG, paru (foto thorax dan fungsi paru)
7. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
a. Melaksanakan pemetaan (mapping) tempat kerja untuk mengidentifikasi jenis
bahaya dan besarnya resiko
b. Melakukan identifikasi pekerja berdasarkan jenis pekerjaannya, lama
pajanan, dosis pajanan
c. Melakukan analisa hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus
d. Melakukan tindak lanjut analisa pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus
(dirujuk ke spesialis terkait, rotasi kerja, merekomendasikan pemberian
istirahat kerja)
e. Melakukan pemantauan perkembangan kesehatan karyawan puskesmas
8. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan
dengan kesehatan kerja (pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia,
biologi, psikososial dan ergonomi)
9. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan dan
keselamatan kerja puskesmas yang disampaikan kepada Kepala Puskesmas
dan Dinas Kesehatan
6.2 STANDAR PELAYANAN KESELAMATAN KERJA DI PUSKESMAS

Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat dengan sarana,


prasarana dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan :

1. Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana, prasarana, dan


peralatan kesehatan :
Lokasi puskesmas memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan
lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan
kelayakan penyelenggaraan puskesmas
a. Teknis bangunan puskesmas, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dengan
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan
orang usia lanjut
b. Prasarana harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggara puskesmas
c. Pengoperasian dan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan
puskesmas harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di
bidangnya (sertifikasi personil petugas/operator sarana dan prasarana serta
peralatan kesehatan puskesmas)
d. Membuat program pengoperasian, perbaikan dan pemeliharaan rutin dan
berkala sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan dan selanjutnya
didokumentasikan dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan
e. Peralatan kesehatan meliputi peralatan medis dan non medis harus
memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan
dan laik pakai
f. Membuat program pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, peralatan
kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Pengujian Fasilitas
Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang
g. Melengkapi perizinan dan sertifikasi sarana dan prasarana serta peralatan
kesehatan
2. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap pekerja
:
a. Melakukan identifikasi dan penilaian resiko ergonomi terhadap peralatan
kerja dan karyawan puskesmas
b. Membuat program pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi dan mengendalikan
resiko ergonomi
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja :
a. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja yang
memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial
b. Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan
psikososial secara rutin dan berkala
c. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan
lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi
Manajemen harus menyediakan, memelihara, mengawasi sarana prasarana
sanitasi yang memenuhi syarat, meliputi :
a. Penyehatan makanan dan minuman
b. Penyehatan air
c. Penyehatan tempat pencucian
d. Penanganan sampah dan limbah
e. Pengendalian serangga dan tikus
f. Sterilisasi/desinfeksi
g. Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja
a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan
b. Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan alat pelindung diri (APD)
c. Membuat SOP peralatan keselamatan kerja dan penggunaan APD
d. Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap keputusan penggunaan
peralatan keselamatan dan APD
6. Pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua pekerja
a. Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh karyawan
puskesmas
7. Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, pembuatan tempat
kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait keselamatan/keamanan
a. Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana, prasarana dan
peralatan keselamatan kerja dan membuat rekomendasi sesuai dengan
persyaratan yang berlaku serta standar keamanan dan keselamatan
8. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya
a. Membuat alur pelaporan kejadian nyaris cedera dan cedera petugas
b. Membuat SOP pelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian nyaris
cedera dan cedera petugas
9. Pembinaan dan pengawasan Sistem Penanggulangan Kebakaran
a. Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
b. Membentuk tim penanggulangan kebakaran
c. Membuat SOP APAR
d. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
e. Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
10. Membuat evaluasi, pencatatan, dan pelaporan kegiatan pelayanan keselamatan
kerja yang disampaikan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
BAB VII
PENUTUP

Manajemen Sarana dan Prasarana (SP) di lingkungan UPT. Puskesmas


Kaliwiro dilandasi oleh hasrat bahwa, Sarana Prasarana yang dimiliki diupayakan selalu
terjaga keamanannya, terpelihara dengan baik, mengalami perbaikan dalam
pengelolaannya, dan peningkatan kualitas pemanfaatannya. Pengelolaan prasarana
dan sarana fisik di UPT. Puskesmas Kaliwiro mencakup fungsi: pengadaan,
inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan.
Seluruh fungsi di atas didasari peraturan dan pedoman umum, SOP serta
standar pengelolaan sarana prasarana yang bersangkutan. Pedoman ini diharapkan
dapat membantu para pelaksana pengelolaan sarana dan prasarana, bagi para
pelaksanaan teknis serta para pengguna fasilitas fisik berupa sarana dan prasarana di
lingkungan UPT Puskesmas Kaliwiro.
Puskesmas sesuai standar sangatlah penting, guna memastikan kualitas
pelayanan yang dapat diberikan oleh Puskesmas tersebut. Dengan adanya informasi
rinci tentang hasil pemantauan dapat dijadikan landasan dalam melakukan
perencanaan dan tindak lanjut guna memperbaiki kelengkapan Puskesmas agar sesuai
standar.

Anda mungkin juga menyukai