Anda di halaman 1dari 36

PEDOMAN

RUANG PERIKSA UMUM (RPU)


BLUD PUSKESMAS JATIWATES

PD/3/RPU/2020

Nomor Revisi :1
Tanggal Terbit : 17 PEBRUARI 2020

Disusun Oleh : Disetujui Oleh :

Nama Elfrida Wahyurini Nama drg. Ami Setyaningrum


Jabatan Penanggung Jawab Jabatan Kepala BLUD Puskesmas
Ruang Periksa Umum Jatiwates

Hanya salinan terkendali yang mendapatkan perbaikan, jika ada perubahan


dokumen
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman Pelayanan Ruang Periksa Umum
(RPU) BLUD Puskesmas Jatiwates dapat kami selesaikan sebagai dasar acuan Pelayanan
Ruang Periksa Umum (RPU) BLUD Puskesmas Jatiwates.
Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam
pedoman ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik yang
bermanfaat/ membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan pedoman ini.
Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba sampai
ditetapkannya standar ini.

Jatiwates, 17 Pebruar 2020

Koordinator RPU Koordinator UKP

drg.Ami Setyaningrum drg. Ami Setyaningrum


NIP. 197509262014122001 NIP. 197509262014122001

Mengetahui

drg. Ami Setyaningrum


NIP. 197509262014122001
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung kepada
masyarakat yang bersifat komprehensif dengan kegiatannya terdiri dari upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Muninjaya menjelaskan bahwa Puskesmas merupakan
unit teknis yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan
disatu atau sebagaian wilayah kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam rangka pencapaian keberhasilan fungsi
puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan bidang kesehatan (Alamsyah, 2011)
Pelayanan puskesmas semakin hari akan mengalami kemajuan dan semakin kompleks,
baik dari segi pelayanan ataupun sumber daya yang dibutuhkan. Peningkatan peralatan
saja tidak cukup, tetapi juga memerlukan manajemen selanjutnya yang lebih sesuai,
maka keperluan sistem informasi yang dapat menunjang manajemen tersebut agar
tercipta kesesuaian yang diperlukan. Tidak mungkin ada manajemen akan berjalan
dengan lancar tanpa didukung dengan sistem informasi yang sesuai (Sabarguna HBS
dan Listiani H, 2008).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan
nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Pelayanan rawat jalan adalah suatu
bagian pelayanan di Puskesmas yang memberikan pelayanan pencegahan, pengobatan
serta pemulihan terhadap penderita dimana dalam pelayanannya terkait dengan
kegiatan penunjang lain seperti laboratorium, unit terkait dan farmasian.
Upaya kesehatan di puskesmas merupakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh terpadu yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan Klinis di Puskesmas terdiri atas :
1. Pelayanan klinis dalam gedung
2. Pelayanan klinis luar gedung
Pelayanan klinis di dalam gedung bersifat individual dapat berupa pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pelayanan klinis di luar gedung
umumnya pelayanan pemeriksaan pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk
promotif dan preventif yang dapat diwujudkan dengan kerjasama seluruh unit pelayanan
dalam lingkup wilayah kerja Puskesmas.
Salah satu strategi utama Departemen Kesehatan dalam mencapai misinya
membuat rakyat sehat adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Pelayanan yang berkualitas harus dilaksanakan oleh semua
jajaran pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta Dengan pelayanan yang
berkualitas dampak terhadap perbaikan derajat kesehatan masyarakat akan lebih
dirasakan, masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana yang ada
sehingga sekaligus dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan.
Demikian pula pelayanan kesehatan BLUD Puskesmas Jatiwates berupaya untuk
mengikuti arahan dari Departemen Kesehatan. Standar Pelayanan Kesehatan Ruang
Periksa Umum BLUD Puskesmas Jatiwates mengacu dari Standar Pelayanan
Kesehatan Ruang Periksa Umum Departemen Kesehatan, adalah sesuatu yang perlu
ditetapkan agar kualitas pelayanan kesehatan yang diharapkan dapat tercapai.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Terselenggaranya Pelayanan Kesehatan di Ruang Periksa Umum BLUD Puskesmas
Jatiwates yang aman, bermanfaat, bermutu, berkesinambungan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Tersedianya standar penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Ruang Periksa Umum
di BLUD Puskesmas Jatiwates
3. Tersedianya standar untuk melaksanakan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Ruang Periksa Umum di BLUD
Puskesmas Jatiwates

C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pedoman ini adalah petugas puskesmas yang memberi layanan pada
ruang pemeriksaan umum baik seorang dokter maupun perawat terlatih yang telah
mendapat pendelegasian wewenang dari dokter.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


Standar ini meliputi:
1. Manajemen dan administrasi, meliputi kelembagaan, struktur organisasi dan uraian
tugas, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, indikator kinerja, alur
pelayanan, jam kerja, prosedur pelayanan, rekam medik, SOP, informed consent,
pendelegasian pengobatan dasar, hak serta kewajiban pasien dan penyedia layanan
2. Sumber daya, meliputi bangunan, sumberdaya manusia, peralatan, obat – obatan
dan pembiayaan
3. Upaya pelayanan Kesehatan Umum
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Monitoring dan evaluasi
6. Penilaian standart
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Standar pelayanan adalah prasyarat minimal yang harus dipenuhi untuk mencapai
pelayanan kesehatan yang bermutu.
2. Ruang pemeriksaan umum merupakan salah satu dari jenis layanan di puskesmas
yang memberikan pelayanan kedokteran umum berupa pemeriksaan kesehatan,
pengobatan dan penyuluhan kepada pasien atau masyarakat agar tidak terjadi
penularan dan komplikasi penyakit, serta meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan.
3. Tindakan kedokteran adalah suatu tindakan medis berupa preventif, diagnostik,
terapeutik dan rehabilitatif yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien
4. Dokter adalah lulusan pendidikan kedokteran didalam maupun diluar Negeri yang
diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundangan.
5. Rekam Medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di
sarana kesehatan
6. Persetujuan Tindakan Medik adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarganya yang sah secara hukum, atas dasar penjelasan mengenai tindakan
medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
7. Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan yang memenuhi
kebutuhan masyarakat yang dilaksanakan sesuai dengan standard pelayanan
kesehatan dengan menggunakan sumber daya yag tersedia, wajar, efisien dan
efektif serta memberikan keamanan dan memuaskan sesuai norma dan etika,
hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan
pemerintah dan masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan pengorganisasian


berdasarkan tugas pokok dan fungsi, menetapkan penyediaan sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraaan layanan kesehatan di Puskesmas serta tata laksana
Ruang Periksa Umum di BLUD Puskesmas. Tenaga pelaksana yang digunakan untuk
pelayanan medik dasar adalah tenaga yang memiliki surat izin praktek /surat izin kerja.

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Perencanaan SDM Kesehatan merupakan saalah satu unsur utama yang
menekankan pentingnya upaya penetapan jenis, jumlah dan kaulifikasi SDM sesuai
dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Untuk memantapkan sistem manajemen
SDM Kesehatan perlu dilakukan perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan
pemberdayaan profesi kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehaatan RI No
004/ Menkes/ SK/ I / 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang
Kesehatan.
Berdasarkan Keputusaan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81/
MENKES/ SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di
tingkat propinsi, Kabupaten/ Kota serta Rumah Sakit, maka pola ketenagaan minimal
untuk penyelenggaraan manajemen di BLUD Puskesmas Jatiwates yakni,
JUMLAH
JENIS KOMPETENSI KOMPETENSI
NO JABATAN TENAGA
PELAYANAN MINIMAL TAMBAHAN
(ORANG)
1. Rawat jalan Fungsional S1 Kedokteran Pelayanan darurat 1
RPU Dokter umum Umum umum/Basic
Emergency Care
2. Rawat jalan Fungsional D-III Perawat Asuhan keperawatan 1
RPU Perawat

Ketentuan lainnya :
Kompetensi :
1. Dokter umum
a. Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktek
b. Mampu mengidentifikasi,merencanakan, memecahkan masalah dan mengevaluasi
program kesehatan umum
c. Mampu mengkoordininasi dan mengelola program kesehatan umum di wilayah
kerjanya
d. Mampu melaksanakan pelayanan darurat /Basic Emergency Care/BLS
e. Mampu melaksanakan pelayanan pencegahan penyakit
f. Mampu melaksanakan pelayanan medik dasar sesuai kompetensi dan
kewenangannya
2. Perawat
a. Mempunyai Surat Izin Perawat dan Surat Izin Kerja (SIK) Perawat.
b. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan, pelayanan promotif, preventif
serta pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan umum dan mulut
c. Mampu melaksanakan asistensi dokter umum sesuai kompetensi dan
kewenangannya

Uraian tugas:
1. Dokter umum
a. Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan medik kesehatan umum dan mulut
dengan penuh tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai
standar profesi dan peraturan yang berlaku.
b. Melaksanakan pelayanan medik kesehatan umum dan mulut sesuai standar prosedur
operasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM), tata kerja dan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
c. Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, mengevaluasi program
kesehatan umum dan mulut.
d. Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan edukatif.
e. Menyusun pelaporan dan rekam medik yang baik, lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan.
f. Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan umum dan mulut
2. Perawat Umum
a. Melaksanakan kegiatan dan asuhan keperawatan umum dan mulut dengan penuh
tanggung jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.
b. Melaksanakan pelayanan keperawatan umum dan mulut sesuai standar prosedur
operasional, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
c. Membuatkan catatan pelaporan dan rekam medik umum dan mulut secara baik dan
lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan.
d. Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan umum dan mulut
e. Melaksanakan evaluasi kegiatan keperawatan
f. Melaporkan pelaksanaan kegiatan keperawatan secara berkala kepada penanggung
jawab
Tenaga baru harus melalui orietasi petugas. Untuk peningkatan kualitas SDM
maka Kepala BLUD Puskesmas perlu memberikan kesempatan untuk dapat mengikuti
pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jumlah tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan di Ruang Pemeriksaan
Umum adalah:
- Dokter Umum : 1 Orang
- Perawat : 3 Orang
Pengaturan dan penjadwalan pelayanan di RPU dan kegiatan di luar gedung di
koordinir oleh penanggung jawab RPU.

C. JADWAL KEGIATAN
1. Pelayanan rawat jalan RPU
Pelayanan dalam gedung ini dilaksanakn setiap hari senin – sabtu. Petugas
pelaksana pelayanan adalah Dokter umum dan Perawat Umum.
2. Pelayanan Luar Gedung RPU
a. Tenaga pelaksana untuk kegiatan luar gedung ini adalah Dokter umum dan Perawat,
yang bertugas secara bergantian, maksudnya bila Dokter umum yang melaksanakan
kegiatan di luar gedung maka pelayanan dalam gedung dilakukan oleh perawat
umum dan sebaliknya.
b. Pelayanan gedung ini meliputi kegiatan :
1) Kegiatan UKS (Usaha kesehatan Sekolah), antara lain :
a) Penyuluhan kesehatan pada murid SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA.
b) Pemeriksaan skreening kesehatan dan pemeriksaan berkala pada murid
SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA.
2) Kegiatan Prolanis
Kegiatan ini berupa penyuluhan tentang hubungan antara kesehatan umum dan
mulut dengan penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus . Jadwal
penyuluhan di Prolanis di laksankan pada bulan minggu ke-2 dan sesuai dengan
jadwal yang disusun pemegang kegiatan Prolanis.
N
TAHUN 2020
O RINCIAN KEGIATAN
J P M A M J J A S O N D
A E A P E U U G E K O E
    N B R R I N L S P T V S
1 Penyuluhan kesehatan umum
. pada murid SD/MI, SMP/MTS,             X
SMA/MA
2 Skreening kesehatan pada murid
            X
. SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA
3 Pemeriksaan kesehatan pada
              X X
. murid SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA
5 Penyuluhan kesehatan di prolanis
  X X
.
BAB III
STANDAR FASILITAS

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menyiapkan sarana dan prasarana
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan umum di BLUD Puskesmas.

A. DENAH RUANG
1. Ruangan RPU memiliki fasilitas yang lengkap dan di tata menurut alur kegiatan
dengan memperhatikan ruang gerak petugas dan dievaluasi pemanfaatannya
2. Ruangan RPU memiliki ventilasi dan penerangan / pencahayaan yang cukup,
dengan tingkat pencahayaan (lux) 200
3. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan serta terlihat tanpa
sambungan (seamless)
4. Ruangan RPU harus terlihat bersih, bebas debu, kotoran, sampah atau limbah,
tersedia tempat sampah, atap bersih terawat dan tidak ada sarang laba-laba. Hal
ini juga berlaku untuk lantai, mebel, perlengkapan dan instrumen, pintu dan
jendela, dinding, steker listrik dan langit-langit
5. Tersedia air mengalir, listrik (termasuk penyediaan genset), pengolahan limbah
dan sanitasi yang baik
6. Denah tata ruang Puskesmas mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang
Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina kesehatan Masyarakat tahun 2007
7. Standart minimal ruang RPU :
No Jenis Fungsi dan persyaratan ruang Luas (m2)
Ruang
1. RPU Pemeriksaan kesehatan dan 12-16
pengobatan umum
Kriteria ruangan :
a. Ruangan harus cukup untuk
minimal 1 kursi umum, lemari
alat dan sterilisator
b. Mempunyai fasilitas dengan air
mengalir untuk cuci tangan
B. Standart Fasilitas
Standart fasilitas ruang RPU :
NO JENIS PERALATAN Standart Keterangan
I. Set Pemeriksaan Umum
1. Anuskop 3 buah
2. Baki logam tempat alat steril bertutup 2 buah
Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan 1 buah
3.
refraksi
4. Buku Ishihara Tes 1 buah
Corong telinga/Speculum telinga ukuran 1 set
5.
kecil, besar, sedang
6. Emesis basin /Nierbeken besar 1 buah
7. Garputala 512 Hz, 1024 Hz, 2084 Hz 1 set
8. Handle kaca laring 1 buah
9. Handle kaca nasopharing 1 buah
10. Kaca laring ukuran 2,4,5,6 1 set
11. Kaca nasopharing ukuran 2,4,5,6 1 set
12. Kaca pembesar untuk diagnostik 1 buah
Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor 1 buah
13.
AC/DC
14. Lampu senter untuk periksa/pen light 1 buah
15. Lensa uji-coba untuk pemeriksaan refraksi 1 set
16. Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5 Dioptri 1 buah
17. Metline ( pengukur lingkar pinggang ) 1 buah
18. Opthalmoscope 1 buah
19. Otoscope 1 buah
20. Palu reflex 1 buah
Sesuai
21. Pelilit kapas/Cotton applicator
kebutuhan
22. Skinfold calliper 1 buah
Snellen Chart 2 jenis (E Chart + Alphabet 1 buah
23.
Chart)
24. Spekulum vagina (cocor bebek) sedang 3 buah
25. Spekulum hidung dewasa 1 buah
26. Sphygmomanometer untuk dewasa 1 buah
27. Stetoskop untuk dewasa 1 buah
Sudip lidah logam/spatula lidah logam 4 buah
28.
panjang 12 cm
Sudip lidah logam/spatula lidah logam 4 buah
29.
panjang 16,5 cm
30. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya 1 buah
31. Termometer untuk dewasa 1 buah
32. Timbangan dewasa 1 buah
33. Tonometer Schiotz 1 buah
II. Bahan Habis Pakai
Sesuai
1. Alkohol kebutuhan
Sesuai
2. Povidone Iodine kebutuhan
Sesuai
3. Podofilin Tinctura 25% kebutuhan
Sesuai
4. Kapas kebutuhan
Sesuai
5. Kasa non steril kebutuhan
Sesuai
6. Kasa steril kebutuhan
Sesuai
7. Masker wajah kebutuhan
Sesuai
8. Sabun tangan atau antiseptic kebutuhan
Sesuai
9. Sarung tangan steril kebutuhan
Sesuai
10. Sarung tangan non steril kebutuhan
NO JENIS PERALATAN Standart Keterangan
III. Perlengkapan
1. Bantal 1 buah 1 buah
2. Baskom cuci tangan 1 buah 1 buah
3. Kasur 1 buah 1 buah
4. Lampu spiritus 1 buah 1 buah
5. Lemari alat 1 buah 1 buah
6. Meja instrumen 1 buah 1 buah
7. Meteran tinggi badan 1 buah 1 buah
8. Perlak 2 buah 2 buah
9. Pispot 1 buah 1 buah
10. Sarung bantal 2 buah 2 buah
11. Seprei 2 buah 2 buah
12. Sikat untuk membersihkan peralatan 1 buah 1 buah
13. Stop Watch 1 buah 1 buah
Tempat sampah tertutup yang dilengkapi
14.
dengan injakan pembuka penutup 2 buah 2 buah

IV.Meubelair
1. Kursi Kerja 3 3
2. Lemari arsip 1 1
3. Meja tulis ½ biro 1 1

V. Pencatatan dan Pelaporan


Sesuai
1. Buku register pelayanan kebutuhan
Formulir dan surat keterangan lain sesuai Sesuai
2. kebutuhan pelayanan yang diberikan kebutuhan
Sesuai
3. Formulir Informed Consent kebutuhan
Sesuai
4. Formulir rujukan kebutuhan
Sesuai
5. Kertas resep kebutuhan
Sesuai
6. Surat Keterangan Sakit
kebutuhan
Sesuai
7. Surat Keterangan Sehat
kebutuhan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Penanggung jawab RPU harus ditetapkan.Pelayanan medik dasar umum adalah
pelayanan perseorangan yang dilakukan secara terus menerus. Prinsip pelayanan
adalah :
1. Kontak pertama
2. Layanan bersifat pribadi
3. Pelayanan paripurna
4. Paradigma sehat
5. Pelayanan berkesinambungan
6. Berorientasi pada keluarga dan masyarakat family and community oriented,
memperhatikan hak dan kewajiban pasien, pendidikan pasien dan keluarga sehingga
pasien dan keluarga dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan tidakan
kedokteran berdasarkan pengetahuan yang benar dan ilmiah..
7. Pelayanan memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan pasien.
Sedangkan jenis penyakit umum dan mulut pada pelayanan primer, meliputi :

Penyakit Umum Diagnosis ICD 10


Terbanyak

Penyakit jaringan 1 Karies dini/karies email tanpa K.02.0


keras kavitas
umum/karies
2 Karies email/Karies K.02.1,K 02.2
umum
dentin/Karies sementum/Akar

3 Karies terhenti/Arrested caries K.02.3

4 Demineralisasi Permukaan K.02.0


Halus /Aproksimal

5 Fraktur Mahkota Umum Yang S02.51,S02.52


tidak merusak Pulpa

6 Dentin hipersensitif K.03.80

7 Atrisi,Abrasi,Erosi K03.K03.1,K03.2,K02.3

8 Karies mencapai pulpa vital K.02.8


umum sulung

Penyakit 9 Periodontitis Kronis dengan K.05.3


Periodontal kehilangan jaringan periodontal
ringan-sedang

10 Gingivitis akibat Plak Mikrobial K.05.1


11 Primary Herpetic B00.2
Gingivostomatitis

12 Oral Hygiene Buruk K.03.66

13 Stomatitis aftosa K.12.0

14 Angular cheilitis K.13.01

15 Pulpitis reversibel K.04.00

Penyakit pulpa 16 Nekrosis pulpa/Gangren pulpa K.04.1


dan periapikal (Akar tunggal, akar jamak yang
lurus dengan sudut pandang
kerja pada orifice tidak
terhalang )

17 Nekrosis pulpa/Gangren pulpa K.04.1


umum tinggal akar( umum sisa
sudah tidak mendukung untuk
dilakukan tumpatan)

18 Pulpitis irreversibel (Akar K.044.01


tunggal, akar jamak yang lurus
dengan sudut pandang kerja
pada orifice tidak terhalang)

19 Iritasi Pulpa Umum tetap muda K.04.0

20 Hyperemia Pulpa Umum Tetap K.04.0


Muda

Lain-lain 21 Nyeri Orofasial K049

22 Persistensi Umum Sulung K.00.63

23 Akar umum Tertinggal/Facial K.08.3


Fenestrasi/Ulcus Decubitus

24 Lesi Traumatik K12.04 K14.01K13.1

Kegawatdaruratan 25 Abses Periapikal K.04.7


Umum
26 Abses Periodontal K.05.2

Lingkup kegiatan pelayanan RPU


1. Jenis Pelayanan
Upaya pelayanan kesehatan umum dan mulut adalah upaya pencegahan dan
pengobatan penyakit serta pemulihan dan peningkatan kesehatan umum dan mulut
yang dilaksanakan atas dasar hubungan antara dokter umum dan atau tenaga
kesehatan umum lainnya dengan individu / masyarakat yang membutuhkannya
a. Kegiatan di dalam gedung
1) Promotif preventif : Dental Health Education(DHE), kontrol plak, aplikasi topikal
dan penumpatan pit fissure.
2) Kuratif
Pencabutan tanpa komplikasi, bedah mulut minor, penumpatan umum,
perawatan saluran untuk umum yang berakar satu, tindakan orthodontic, terapi
periodontal, pembuangan karang umum, penyakit mulut dan rujukan
3) Pelayanan darurat dasar
a) Mengurangi rasa sakit
b) Pembersihan karang umum
c) Penambalan sementara
d) Ekstraksi umum
e) Reposisi fraktur rahang
f) Fissure sealant
g) Restorasi tumpatan
h) Perawatan saluran akar
i) Perawatan penyakit/kelainan jaringan mulut
j) Menghilangkan traumatik oklusi

b. Kegiatan di luar gedung


1) Pelayanan Upaya Kesehatan Umum Sekolah (UKGS),meliputi
a) Penyuluhan kesehatan umum dan mulut dan sikat umum bersama
b) Pemeriksaan kesehatan umum dan mulut
2) Pelayanan Kesehatan Umum Masyarakat (UKGM)
a) Penyuluhan kesehatan umum dan mulut di Posyandu
b) Pemeriksaan umum dan mulut di Posyandu
c) Penyuluhan di Prolanis

2. Pencatatan dan Pelaporan


a. Pencatatan
1) Rekam Medik
Rekam Medik menjelaskan keterangan/informasi yang akurat dan lengkap
tentang :

- Identitas pasien
a. Nomor file
b. Tanggal pembuatan status
c. Nama
d. Jenis Kelamin
e. Tempat dan tanggal lahir/umur
f. Alamat rumah /nomor telepon dan handphone
g. Pekerjaan
h. Alamat kantor,nomor telepon dan fax
- Keadaan Umum Pasien
a. Golongan darah
b. Tekanan darah
c. Ada /tidak kelainana haemofilia
d. Ada/tidak penyakit jantung
e. Ada/tidak penyakit diabetes
f. Ada/tidak alergi terhadap obat tertentu
g. Ada/tidak penyakit tertentu seperti Hepatitis,HIV
- Odontogram
Pemeriksaan terhadap seluruh keadaan umum dan mulut pasien di catatkan
pada kunjungan pertama atau kesempatan pertama,sehingga memberikan
gambaran keadaan secara keseluruhan.Odontogram selalu ditempatkan pada
lembar pertama rekam medik,setelah data identitas ,keadaan
umum.selanjutnya baru diikuti oleh lembar data perawatankedokteran umum
yang dilakukan.
Setelah pengisian pertama pembuatan odontogram diulang atau dilengkapi;
 setiap satu tahun
 setiap kedatangan atau kontrol
 jika pasien akan pindah kota/dokter umum
 jika sebelum satu tahun banyak restorasi umum permanen yang
dilakukan.
Pada odontogram berisi data;
a. Tanggal pemeriksaan untuk odontogram
b. Gambar denah umum (odontogram)
c. Hubungan oklusi
d. Ada atau tidaknya torus palatinus,torus mandibularis
e. Type langit-langit mulut (palatum);Dalam ,sedang ,rendah
f. Ada atau tidaknya diastema sentral
g. Adakah anomali atau ciri-ciri lain.
- Data Perawatan Kedokteran umum
Data perawatan kedokteran umum yang dilakukan dicatat pada setiap
kunjungan secara teliti.
Data perawatan kedokteran umum berisi:
a. Tanggal kunjungan
b. Umum yang dirawat
c. Keluhanan dan diagnosa
d. Tindakan yang dilakukan
e. Paraf dokter umum (penting)
f. Hasil Rontgen foto,jika ada
Nama dokter umum yang merawat.
2) Informed Consent
Informed consent atau tindakan persetujuan tindakan medik adalah
persetujuan tertulis maupun lisan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya
terhadap tindakan tindakan kedokteran / kedokteran umum yang akan
dilakukan dokter, perawat dan bidan terhadap pasien.

- Setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan


persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan
persetujuan
- Informasi tentang tindakan medik harus diberikan kepada pasien, baik diminta
maupun tidak diminta
- Persetujuan/ penolakan dapat diberikan secara tertulis maupun lisan meliputi :
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medik
b. Tujuan tindakan medik yang dilakukan
c. Alternatif tindakan lain dan resikonya
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
3) Rujukan, dengan mekanisme :
a. Rujukan dilakukan ke fasyankes terdekat sesuai dengan sistem rujukan
b. Rujukan berdasarkan indikasi medis
4) Register rawat jalan Gilut
Register rawat jalan berisi jumlah pasien yang datang ke RPU. Register rawat
jalan ini di catat tiap hari. Register ini dicatat di buku register rawat jalan gilut,
dan dimasukkan ke Simpus serta P-Care untuk pasien yang ditanggung BPJS.
5) Resep
Pencatatan resep dilakukan di kertas resep, diberikan kepada pasien yang
memerlukan pengobatan oral, yang diberikan ke kamar obat.
6) Pencatatan kegiatan pelayanan RPU di dalam dan luar gedung Puskesmas
Semua kegiatan pelayanan RPU yang dilakukan diluar gedung baik itu UKGS
maupun UKGM di catat dalam lembar kegiatan.
b. Pelaporan
1) Laporan Bulanan Penyakit umum dan
Mulut (LB1)
Setiap Puskesmas harus membuat laporan kegiatan yang dilaksanakan di RPU
ke Dinas Kesehatan Kab./Kota, bersamaan dengan laporan kegiatan Puskesmas
lainnya. Baik itu kegiatan dalam gedung maupun luar gedung. Dilaksanakan
setiap bulan.
2) Laporan Tahunan
Pelaporan mengenai data dasar Umum, pencapaian kinerja, kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota bersamaan dengan laporan kegiatan Puskesmas
lainnya. Dilalaksanakan setiap satu tahun sekali.

3. Alur Pelayanan RPU

PASIEN
TERDAFTAR

MENUNGGU
ANTRIAN

PEMERIKSAAN RUJUKAN
INTERNAL

PASIEN
TERDIAGNOSA

RUJUKAN TIDAK BISA YA TINDAKAN


EXTERNAL DITANGA
NI

PEMBERIAN
RESEP BILA
TIDAK PERLU

KAMAR OBAT
PULANG
YA

B. Metode
Metode pelayanan umum terdiri dari :
1. Metode Promotif
Pasien yang datang di berikan Health Education tentang penyakitnya itu, dengan
harapan pasien mengerti tentang penyakitnya itu, tindakan apa yang akan diberikan,
pasien mengerti tindakan pencegahannya.
2. Metode Kuratif
Pemberian tindakan perawatan sesuai diagnosa
3. Metode Preventif
Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan oleh pasien

C. Langkah Kegiatan
Langkah kegiatan dituangkan dalam Standar Prosedur Operasional
a. Pelayanan RPU
1. Pasien yang datang ke RPU, buku rekam medis beserta kertas resepnya di antar
petugas loket ditaruh diatas meja
2. Perawat menyiapkan alat diagnosa di meja Dental Chair
3. Pasien dipanggil oleh perawat umum untuk mendapatkan pelayanan umum sesuai
nomer antrian
4. Dokter umum mempersilahkan pasien duduk di dental chair dan dilakukan
pemeriksaan umum oleh dokter umum, jika dokter umum berhalangan, pemeriksaan
umum bisa dilakukan oleh perawat umum
5. Dokter umum memberitahukan diagnosa dan rencana terapi kepada pasien dan
perawat umum
6. Bila dibutuhkan pemeriksaan penunjang, maka pasien dikonsulkan ke bagian lain
(Laboratorium, Rontgen)
7. Jika ada pasien dengan kondisi tertentu yang tidak mungkin dilakukan tindakan
perawatan umum (hipertensi, diabetes, gangguan kardiovaskular dll) bisa dilakukan
rujukan internal ke poli lain dan jika ada kondisi tertentu yang tidak bisa ditangani di
BLUD Puskesmas Jatiwates maka pasien tersebut dirujuk ke RS Umum atau Swasta
8. Perawat umum menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk perawatan umum
sesuai dengan terapi yang akan diberikan
9. Dokter umum melakukan perawatan umum dibantu oleh perawat umum, jika dalam
situasi tertentu dokter umum berhalangan, perawat umum melakukan perawatan
10.Bila pasien perlu diberikan obat, maka diberi resep untuk diambil di Apotek rawat jalan
11.Semua data pasien, hasil pemeriksaan dan penanganan di catat dalam buku rekam
medis pasien, buku register pasien RPU dean simpus
12. Jika pasien mendapatkan layanan tindakan yang dikenakan biaya, pasien diberi bend
pembayaran RPU dan dipersilahkan membayar di loket rawat jalan

b. Tindakan pasien RPU


1. Pasien siap menerima tindakan
2. Pasien dianamnesa dan diagnosa
3. Petugas memastikan pasien tidak mempunyai penyakit sistemik dan kelainan lain
4. Pasien mengisi informed consent, bila ada tindakan yang membutuhkan informed
consent
5. Persiapan Tindakan
6. Pasien mendapatkan tindakan yang dibutuhkan
7. Pasien sudah mendapatkan tindakan

c. Pencabutan umum persistensi


1. Semprotkan Chlor ethyl pada sedikit kapas
2. Tekankan pada daerah gingiva umum yang akan dicabut.
3. Lakukan pencabutan
4. Berikan tampon pada bekas luka pencabutan
5. Berikan instrusi kepada pasien :
- Umumt tampon kurang lebih sekitar 10 menit
- Tidak boleh berkumur – kumur

d. Pencabutan umum anterior rahang atas


1. Petugas memastikan pasien tidak mempunyai penyakit sistemik dan kelainan lain
2. Pasien mengisi informed consent
3. Pasien dipersilahkan duduk di Dental Chair
4. Petugas menyiapkan spuit 3 cc dan Pehacaine 2cc
5. Petugas memakai masker dan sarung tangan
6. Asepsis pada daerah yang akan dianastesi dengan betadine
7. Petugas melakukan anestesi infiltrassi n. Alveolaris superior anterior 0,5 cc (tiap
elemen umum) dan block n. Nasopalatinus 0,5 cc
8. Pasien menunggu 5-10 menit agar obat anestesi bekerja
9. Tes gingiva dengan sonde, apabila anestesi bekerja bisa dilakukan pencabutan.
Apabila masih terasa sakit bisa dilakukan penambahan injeksi anestesi 0,5 - 1 cc lagi
10. Petugas melakukan pengungkitan umum dengan bein pada mesial dan distal umum
bila diperlukan
11. Petugas melakukan luksasi dan rotasi umum dengan tang
12. Lakukan ekstraksi umum
13. Berikan tampon dan betadine pada luka bekas pencabutan
14. Berikan instruksi kepada pasien :
- Umumt tampon kurang lebih sekitar 30 menit
- Tidak boleh berkumur-kumur
- Tidak boleh makan/minum panas kurang lebih 6-12 jam setelah pencabutan
- Mengunyah dengan sisi rahang umum yang tidak dicabut

e. Pencabutan umum posterior rahang atas


1. Petugas memastikan pasien tidak mempunyai penyakit sistemik dan kelainan lain
2. Pasien mengisi informed consent
3. Pasien dipersilahkan duduk di Dental Chair
4. Petugas menyiapkan spuit 3 cc dan Pehacaine 2cc
5. Petugas memakai masker dan sarung tangan
6. Asepsis pada daerah yang akan dianastesi dengan betadine
7. Petugas melakukan anestesi infiltrassi n. Alveolaris superior medius / posterior 0,5 cc
(tiap elemen umum) dan block n. Palatinus Mayus 0,5 cc
8. Pasien menunggu 5-10 menit agar obat anestesi bekerja
9. Tes gingiva dengan sonde, apabila anestesi bekerja bisa dilakukan pencabutan.
Apabila masih terasa sakit bisa dilakukan penambahan injeksi anestesi 0,5 - 1 cc lagi
10. Petugas melakukan pengungkitan umum dengan bein pada mesial dan distal umum
bila diperlukan
11. Petugas melakukan luksasi dan rotasi umum dengan tang
12. Lakukan ekstraksi umum
13. Berikan tampon dan betadine pada luka bekas pencabutan
14. Berikan instruksi kepada pasien :
- Umumt tampon kurang lebih sekitar 30 menit
- Tidak boleh berkumur-kumur
- Tidak boleh makan/minum panas kurang lebih 6-12 jam setelah pencabutan
- Mengunyah dengan sisi rahang umum yang tidak dicabut

f. Pencabutan umum anterior rahang bawah


1. Petugas memastikan pasien tidak mempunyai penyakit sistemik dan kelainan lain
2. Pasien mengisi informed consent
3. Pasien dipersilahkan duduk di Dental Chair
4. Petugas menyiapkan spuit 3 cc dan Pehacaine 2cc
5. Petugas memakai masker dan sarung tangan
6. Asepsis pada daerah yang akan dianastesi dengan betadine
7. Petugas melakukan anestesi infiltrassi n. Incisivus 0,5 cc (tiap elemen umum) dan
infiltrasi n. Lingualis 0,5 cc
8. Pasien menunggu 5-10 menit agar obat anestesi bekerja
9. Tes gingiva dengan sonde, apabila anestesi bekerja bisa dilakukan pencabutan.
Apabila masih terasa sakit bisa dilakukan penambahan injeksi anestesi 0,5 - 1 cc lagi
10. Petugas melakukan pengungkitan umum dengan bein pada mesial dan distal umum
bila diperlukan
11. Petugas melakukan luksasi dan rotasi umum dengan tang
12. Lakukan ekstraksi umum
13. Berikan tampon dan betadine pada luka bekas pencabutan
14. Berikan instruksi kepada pasien :
- Umumt tampon kurang lebih sekitar 30 menit
- Tidak boleh berkumur-kumur
- Tidak boleh makan/minum panas kurang lebih 6-12 jam setelah pencabutan
- Mengunyah dengan sisi rahang umum yang tidak dicabut

g. Pencabutan umum posterior rahang bawah


1. Petugas memastikan pasien tidak mempunyai penyakit sistemik dan kelainan lain
2. Pasien mengisi informed consent
3. Pasien dipersilahkan duduk di Dental Chair
4. Petugas menyiapkan spuit 3 cc dan Pehacaine 2cc
5. Petugas memakai masker dan sarung tangan
6. Asepsis pada daerah yang akan dianastesi dengan betadine
7. Petugas melakukan anestesi block n. Alveolaris Inferior 1 cc, block n. Lingualis 0,5 cc
dan infiltrasi n. Bukalis 0,5 cc
8. Pasien menunggu 5-10 menit agar obat anestesi bekerja
9. Tes gingiva dengan sonde, apabila anestesi bekerja bisa dilakukan pencabutan.
Apabila masih terasa sakit bisa dilakukan penambahan injeksi anestesi 0,5 - 1 cc lagi
10. Petugas melakukan pengungkitan umum dengan bein pada mesial dan distal umum
bila diperlukan
11.Petugas melakukan luksasi dan rotasi umum dengan tang
12.Lakukan ekstraksi umum
13.Berikan tampon dan betadine pada luka bekas pencabutan
14.Berikan instruksi kepada pasien :
15.Umumt tampon kurang lebih sekitar 30 menit
16.Tidak boleh berkumur-kumur
17.Tidak boleh makan/minum panas kurang lebih 6-12 jam setelah pencabutan
18.Mengunyah dengan sisi rahang umum yang tidak dicabut

h. Tumpatan Sementara
1. Lakukan preparasi kavitas dengan contra angle highspeed
2. Keringkan kavitas dengan cotton pellet
3. Masukkan kapas yang diberi sedikit eugenol/ ChKm /TKF/ Devitalisasi arsen ke dalam
kavitas
4. Tutup kavitas dengan bahan tumpatan sementara
5. Beri instruksi kepada pasien untuk tidak boleh makan dulu selama 1 jam

i. Tumpatan Tetap
1. Lakukan preparasi kavitas
2. Keringkan kavitas dengan kapas dan semprotan angin
3. Siapkan bahan base dan katalis Calsium hidrokside
4. Campur base dan katalis Calsium Hidrokside kemudian aplikasikan ke dalam kavitas,
tunggu sampai setting
5. Campurkan powder semen zinc phosphat dan liquid pada glass slab kemudian
aplikasikan dalam kavitas di atas subbase Calsium Hidrokside
6. Semen ditekan dan diratakan dengan semen stopper dan tunggu sampai setting
7. Siapkan powder dan liquid semen Glass Ionomer
8. Aduk powder dan liquid semen Glass Ionomer
9. Aplikasikan Glass Ionomer ke dalam kavitas dan bentuk sesuai oklusi. Tunggu setting
10. Olesi dengan varnish
11. Berikan instruksi kepada pasien untuk tidak makan dulu selama 1 jam

j. Open Boor
1. Lakukan preparasi kavitas pada umum untuk membuat cavity entrance sampai ruang
pulpa
2. Bila sudah tembus ruang pulpa, cari orifice dan pastikan orifice sudah ditemukan.
3. Pengambilan jaringan nekrotik pada saluran akar dengan menggunakan jarum
ekstirpasi
4. Preparasi saluran akar dengan jarum K-File
5. Bersihkan sisa jaringan nekrotik dan sisa bubuk dentin dengan irigasi larutan H2O2
dan larutan aquades steril

k. Scalling
1. Bersihkan kalkulus yang menempel di umum dengan scaller manual, dari arah servikal
ke oklusal
2. Bersihkan stain yang menempel di umum
3. Lakukan terhadap semua permukaan umum. Termasuk daerah sub gingiva
4. Oles semua permukaan umum yang sudah dibersihkan dengan betadine
5. Berikan instruksi kepada pasien setelah scalling :
- Instruksikan untuk mengunyah makanan di kedua sisi secara bergantian
- DHE cara sikat umum yang baik dan benar
- DHE tentang makanan yang bisa menyebabkan stain pada umum
- Kontrol ke dokter umum minimal 6 bulan sekali

l. Devitalisasi Pulpa
1. Pastikan diagnosa umum tersebut pulpitis irreversible atau nekrosis pulpa parsialis
2. Hilangkan jaringan karies dengan bur
3. Keringkan cavitas
4. Letakkan bahan devitalisasi pulpa pada ruang pulpa
5. Letakkan kapas dan eugenol diatasnya
6. Tutup dengan tumpatan sementara
7. Instruksikan untuk kontrol kembali 1 minggu lagi
8. Ambil obat di kamar obat

m. Incisi Abses Intraoral


1. Siapkan alat incisi (sonde, scalpel)
2. Pastikan area yang akan di incisi
3. Olesi area abses dengan betadine
4. Lakukan anestesi topikal dengan chlor ethyl
5. Lakukan incisi pada area abses
6. Keluarkan pus sampai terakhir keluar darah dan serum
7. Tekan dengan tampon dan betadine

n. Teknik anestesi Block Mandibula


1. Dilakukan palpasi fossa retromolaris dengan jari telunjuk sehingga kuku jari menempel
pada linea oblikua
2. Bagian belakang jarum suntik terletak di antara kedua pre¬molar pada sisi yang
berlawanan jarum diarahkan sejajar dengan dataran oklusal umum-umum mandibula
ke arah ramus dan jari
3. Jarum ditusukkan pada apeks trigonum pterygomandibu¬lar dan gerakan jarum di
antara ramus dan ligamentum serta otot yang menutupi fasies interna ramus diteruskan
sampai ujungnya kontak dengan dinding posterior sulkus mandibularis
4. Keluarkan 1,5 cc obat anestesi di sini (rata-rata kedalaman insersi jarum adalah 15
mm, tapi bervariasi tergantung ukuran mandibula dan proporsinya berubah sejalan
dengan pertambahan umur)
5. Dapat juga menganestesi nervus lingualis dengan cara mengeluarkan obat anestesi
sebanyak 0,5 cc pada pertengahan perjalanan masuknya jarum

o. SOP Tekinik Anestesi Infiltrasi


1. Daerah mucobukal fold yang akan disuntik dibersihkan dengan povidone iodine 10%
2. Tusukkan jarum pada submukosa umum yang akan dicabut
3. Aspirasi bila (+) tarik sedikit jarum sampai dapat aspirasi (-) obat dapat didepositkan
0,5 cc untuk buccal dan 0,5 cc untuk lingual/ palatal
4. Tarik jarum seluruhnya

p. SOP Nekrosis Pulpa


1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
2. Petugas mencuci tangan, memakai masker, memakai sarung tangan
3. Pasien dipersilahkan duduk di kursi umum
4. Lakukan anamnesis: tidak ada rasa sakit, kecuali sudah melibatkan jaringan periapeks
5. Pemeriksaan intraoral kavitas sudah mencapai pulpa, kadang mengeluarkan bau
busuk, adanya perubahan warna pada umum, dan vitalitas negatif
6. Untuk nekroris pulpa yang masih mempunyai mahkota umum lakukan pembersihan
kavitas, pencarian orifice, pemberian kapas dengan TKF/CHKM dan tempat
sementara, untuk yang sisa akar lakukan pencabutan
7. Beri antibiotik dan analgetik jika perlu

q. SOP Penyimpanan Bahan Habis Pakai


1. RPU mendapat droping bahan habis pakai medis gudang obat;
2. Setelah bahan habis pakai medis umum diterima bahan tersebut langsung dicatat di
buku penerimaan BHP medis umum dan dicatat di kartu stok;
3. Kemudian BHP medis tersebut disimpan ditempat lemari BHP medis RPU.
r. SOP Pemakaian Alat Umum
1. Sebelum dipakai petugas memastikan bahwa kondisi alat umum masih baik dan layak
dipakai
2. Petugas memakai alat umum sesuai dengan fungsinya masing masing
3. Setelah pemakaian alat direndam kedalam larutan klorin
4. Alat dicuci dengan sabun
5. Alat dikeringkan dengan handuk bersih
6. Alat disterilkan
7. Alat disimpan kedalam almari alat

s. SOP Pencatatan Dan Pelaporan RPU


1. Setiap hari setelah pelayanan petugas mencatat hasil kegiatan pelayanan di RPU ke
dalam register harian RPU;
2. Setiap akhir bulan petugas merekap hasil kegiatan pelayanan RPU dari register harian
RPU;
3. Petugas mengentri data hasil rekap bulanan dan mengirimkan laporan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten melalui aplikasi Google Drive.
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik kegiatan RPU direncanakan dalam pertemuan lokakarya


mini Puskesmas sesuai dengan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan kegiatan baik itu dalam gedung maupun luar gedung, maka
diperlukan perencanaan yang tepat. Perencanaan logistik meliputi penyediaan kebutuhan
sarana dan prasarana di dalam gedung, kebutuhan sarana dan prasarana pada saat
dilakukan tindakan di luar gedung seperti pemeriksaan, penyuluhan UKS dan prolanis. Untuk
perencanaan dalam gedung adalah melakukan pemetaan jumlah alat – alat umum yang
belum ada atau belum sesuai dengan standart alat yang sesuai dengan Peremenkes No 75
tahun 2014, untuk diajukan dalam RAK JKN, sehingga diharapkan kebutuhan akan alat
umum dapat terpenuhi, sehingga pelayanan di RPU bisa berjalan dengan lancar.
Perencanaan sarana dan prasarana yang dimaksud antara lain :

NO SARANA JUMLAH KEBUTUHAN


I. ALAT UMUM  
1. Bein lurus 2 buah
2. Bein Bengkok kanan 2 buah
3. Bein Bengkok kiri 2 buah
4. Mesial Cryer 2 buah
5. Distal Cryer 2 buah
6. Plastis instrument SE 4 buah
7. Scaller SE interdental 2 buah
8. Scaller SE file/ hoe lurus 2 buah
9. Scaller SE chisel 2 buah
10. Scaller SE curet kanan 2 buah
11. Scaller SE curet kiri 2 buah
12. Scaller SE circle 2 buah
13. Jarum ekstirpasi 2 set
14. Jarum niti k file sendoline no 15-40 2 set
15. Jarum lentulo sendoline 2 set
16. Agate spatel 4 buah
17. Cement spatula 2 buah
18. Tang cabut premolar bawah 2 buah
Mata bur diamond A meiseinger 805
19.
(tapered) 2 buah
Mata bur diamond A meiseinger 840
20.
(fissure) 2 buah
Mata bur diamond A meiseinger 840H
21.
(fisure besar) 2 buah
Mata bur diamond A meiseinger 802
22.
(bulat) 2 buah
23. Mata bur diamond set 6 PG edenta 1 set
24. Mata bur arkansas stone isi 10 1 set
II. BAHAN UMUM  
1. Bahan Tumpatan sementara 12 pack
2. Pasta Devitalisasi (non Arsen) 3 buah
3. Gutta Percha 15-40mm 12 set
4. Paper points 15-40mm 12 set
5. Calicium Hidroksida 4 pack
6. Glass Ionomer 2 pack
7. Zinc cement 2 pack
8. Paracetamol 500mg 40.000 tablet
III. KEGIATAN UKGM  
Formulir pemeriksaan umum dan mulut di Disesuaikan dengan jumlah anggota
1.
Posyandu Posyandu
Lembar pelaksanaan kegiatan Disesuaikan dengan jumlah anggota
2.
pemeriksaan dan Posyandu
  penyuluhan di Posyadu  
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN PROGRAM

Keselamatan pasien BLUD Puskesmas adalah suatu sistem dimana BLUD


Puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Sasaran keselamatan pasien di RPU antara lain:
1. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di hampir
semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa
terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak
sadar atau akibat situasi lain. Untuk menghindari berbagai kesalahan tersebut maka
perlu diidentifikasi dengan tepat, yang meliputi:
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien (misal nama pasien, nomor
rekam medis, tanggal lahir), tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi
pasien.
b. Pasien diidentifikasi sebelum dilakukan tindakan / pada saat pemeriksaan klinis
c. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat
2. PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Keselamatan sasaran juga bisa dilakukan dengan meningkatkan komunikasi yang
efektif. Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan
atau melalui telepon. Langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari kesalahan
tersebut adalah :
a. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
b. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
3. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen
harus berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang
perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome). Karena ada pasien yang mungkin
tidak boleh diberikan obat tertentu karena mempunyai suatu penyakit tertentu, yang
mana obat yang diamksud menjadi suatu kontraindikasi. Kesalahan ini bisa terjadi bila
perawat tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien. Cara yang
paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat
yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di puskesmas sekaligus dengan
pemberian label dan juga cara penyimpanannya.
4. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien
maupun para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua
bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi pada aliran darah (blood stream
infections). Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan
(hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca kepustakaan WHO, dan
berbagai organisasi nasional dan internasional.
BLUD Puskesmas mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan
kebijakan dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau petunjuk hand hygiene yang diterima
secara umum dan untuk implementasi petunjuk itu di BLUD Puskesmas.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

BLUD Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya beragam


terhadap kesehatan,terdapat disemua tempat baik didalam maupun diluar gedung yang
dapat timbul dari lingkungan tempat kerja, proses kerja, cara kerja, alat dan bahan kerja
yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.
Tujuan dari pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah yang
ditimbulkannya adalah agar petugas puskesmas dapat melakukan pengendalian resiko
dengan benar sehingga terhindar dari berbagai masalah yang ditimbulkan akibat pekerjaan.
A. Identifikasi Potensi Bahaya di RPU
LOKASI POTENSI JEHIS BAHAYA MASALAH
BAHAYA KESEHATAN/KECELAKAAN
KERJA

RPU  Kecelakaan  Benda tajam, alat  Tertusuk, tersayat, cedera


kerja medis

 biologi  mikroorganisme,  infeksi hepatitis, tbc, cacar air,


virus bakteri dll influenza, HIV, ebola

 kimia  mercuri, amalgam,  gangguam SSP, ginjal,


silikat, klor etil, clorin dermatitis

 ergonomi  posisi janggal  musculoskeletal disorder

 fisik  getaran,bising  renauld syndrom.pendengaran

 Psikososial  Bekerja yang  Stres kerja


monoton

B. Pengendalian Resiko Dengan Upaya;


1. Promotif;
a. Menginformasikan potensi bahaya ditempat kerja kepada seluruh petugas
b. Memasang leaflet, brosur budaya kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Melaksanakan latihan fisik, bimbingan rohani, rekreasi
2. Preventif
a. Penerapan prinsip pencegahan meliputi cuci tangan pakai sabun, memakai
handscone, memakai masker
b. Memegang alat suntik dan jarum secara aman
c. Vaksinasi hepatitis
d. Deteksi dini melalui medical check up, pemeriksaan berkala pada petugas
kesehatan
3. Kuratif
a. Penatalaksanaan kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum
b. Penatalaksanaaan kecelakaan akibat kerja
c. Melakukan pengobatan penyakit akibat kerja
d. Melakukan rujukan kasus

C. Penatalaksanaan limbah RPU Puskesmas

NO JENIS LIMBAH ASAL PERLAKUAN

1 Limbah domestik Kardus bahan umum, plastik  Ditampung dalam tempat


lain yang tidak infeksius, sampah non medis
kertas  Selanjutnya di bawa ke TPA

2 Limbah benda tajam Materi padat yang memiliki  Tidak boleh recapping
sudut lancip dan dapat langsung
menyebabkan luka tusuk  Dikumpul dalam safety box
ataupun iris, contohnya atau kontener lain yang
jarum suntik, ampul obat tidak bocor
 Tidak boleh didaur ulang

3. Limbah patologis Limbah berasal dari organ  Masukkan dalam kontener


tubuh misalnya jaringan kuat dan tidak bocor
lunak, darah, muntahan. (sampah medis)
 Tidak boleh dicampur
dengan limbah lain
 Penyimpanan di puskesmas
tidak boleh lebih dari 48 jam
sejak mulai dari
penyimpanan

4. Limbah Kimia Limbah berasal dri zat kimia  Dimasukkan dalam safety
misalnya box.
formaldehid,eugenol

5. Limbah logam berat Berasal dari alat medis yang  Penampungannya


mengandung logam berat ditempat yang tidak bocor
misalnya dari bocoran tensi dan kuat (sampah medis)
air raksa, bahan tambalan
amalgam

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Mutu pelayanan medik adalah: Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
seorang pasien sebaik-baiknya melalui pengetahuan yang konsisten sesuai dengan
pengetahuan terkini, sehingga probabilitas outcome yang diharapkan meningkat. Pelayanan
individual yang dilandasi ilmu klinik sebagai kesehatan perorangan meliputi; aspek
pencegahan primer, pencegahan sekunder, pencegahan tersier berupa rehabilitasi medik.
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja
bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan bagaimana
prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang
akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab poli.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat dan disahkan oleh penanggung
jawab unit BLUD Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan rawat jalan meliputi: data ganti yang disetorkan ke mas arip
NO INPUT PARAMETER STANDAR
PENGUKURAN
1. Ruangan Luas kamar periksa gilut 12-16 m2
Kebersihan kamar periksa gilut Bersih
2. Sumber Daya Tenaga Dokter umum memiliki 100 %
Manusia STR dan SIP yang masih berlaku
Perawat umum memiliki STR dan 100%
SIK
SDM mengikuti pelatihan pelatihan Pernah
3. Alat umum Ketersediaan alat sesuai standard 16-20 jenis alat
berfungsi
4. Sarana Pengelolaan limbah cair RPU Sesuai
prosedur
Tempat sampah medis dan non Tersedia,
medis lengkap dengan
tulisan
5. Bahan habis Ketersediaan bahan habis pakai 17-21 jenis
pakai umum umum bahan tersedia
6. Kinerja Indikator kinerja program gilut Pemegang
program program
mengetahui
7. SOP gilut Pelayanan sesuai protap dan Ada
standar mutu
8. Sterilisasi alat Proses pembersihan, Sesuai SOP
dekontaminasi dan sterilisasi alat
umum
9. Kegiatan Kegiatan dalam gedung yang >80% kegiatan
dalam gedung dilaksanakan oleh petugas
kesehatan
10. Kegiatan luar Kegiatan luar gedung yang 2 kegiatan
grdung dilaksanakan oleh petugas
kesehatan
11. Rekam medis Pengisian rekam medis pasien Ada dan
lengkap
12. Rencana Rencana kegiatan yang akan Ada dan sesuai
kegiatan dilaksanakan jadwal
13. Pencatatan Pencatatan gilut >80%
pencatatan ada
14. Pelaporan Pelaporan gilut >80%
pelaporan ada
15. Visualisasi Visualisasi data penyakit gilut, >40% data ada
data kunjungan pasien
16. Kalibrasi Jadwal kalibrasi Ada
17. Evaluasi Evaluasi kinerja program Ada, tiap bulan
18. Out come Kepuasan pelanggan 90%

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan RPU BLUD Puskesmas Jatiwates ini digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan, upaya pengembangan, dan peningkatan pelayanan serta mutu
pelayanan RPU di BLUD Puskesmas Jatiwates. Pedoman pelayanan RPU BLUD
Puskesmas Jatiwates ini dapat di kembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka upaya peningkatan kualitas
pelayanan RPU di BLUD Puskesmas Jatiwates. Demikian Pedoman pelayanan RPU, segala
kritik dan saran akan kami terima sebagai upaya perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat.Jakarta

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, 2013. Standar
Puskesmas. Surabaya

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Standar
Puskesmas.

LAMPIRAN 1

Anda mungkin juga menyukai