MEDIS
PUSKESMAS BANJAREJO
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran, defenisi, pengelolaan alat medis,
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. Oleh karena itu komentar dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Tidak lupa pula kami
Puskesmas Banjarejo, Dinas Kesehatan Sidoarjo, dan seluruh pihak yang telah
Puskesmas Banjarejo.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................3
1.2 TUJUAN...................................................................................................4
1.1.1 Tujuan Umum....................................................................................4
1.1.2 Tujuan khusus....................................................................................4
1.3 SASARAN................................................................................................4
1.4 PENGERTIAN UMUM............................................................................4
1.5 RUANG LINGKUP..................................................................................6
BAB II PENGELOLAAN ALAT MEDIS.............................................................7
2.1 PERENCANAAN DAN PENGADAAN..................................................7
2.1.1 Perencanaan.......................................................................................7
2.1.2 Pengadaan..........................................................................................9
2.2 INSTALASI DAN PENERIMAAN PERALATAN MEDIS...................9
2.2.1 Instalasi..............................................................................................9
2.2.3 Masa pemeliharaan peralatan..........................................................12
2.2.4 Langkah – Langkah Setelah Penerimaan Alat.................................12
2.3 PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS...........................................13
2.4 INVENTORI PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS....................14
2.5 PENARIKAN (RECALL) DAN PENGHAPUSAN PERALATAN
MEDIS...................................................................................................17
2.5.1 Penarikan (Recall)............................................................................17
2.5.2 PENGHAPUSAN PERALATAN MEDIS......................................18
BAB III..................................................................................................................24
PENGUJIAN DAN KALIBRASI..........................................................................24
3.1 Pengujian Alat Kesehatan............................................................................25
3.2 Kalibrasi Alat Kesehatan.............................................................................26
3.3 Alat Kesehatan Wajib Uji atau Kalibrasi.....................................................27
3.4 Sertifikat dan Tanda.....................................................................................27
3.5 Institusi Penguji Dan Institusi Penguji Rujukan..........................................28
3.5.1 Institusi Penguji....................................................................................29
3.5.2 Institusi Penguji Rujukan.................................................................32
3.5.3 Mekanisme Pengujian Dan Kalibrasi...............................................36
PENUTUP....................................................................................41DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................................................42
BAB I
2
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.1.1 Tujuan Umum
3
Memberi acuan langkah dan tindakan yang diperlukan dalam pengelolaan
peralatan kesehatan mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan.
1.1.2 Tujuan khusus
a) Memastikan tersedianya peralatan kesehatan yang aman, bermutu dan
laik pakai serta efisien.
b) Terlaksananya pengelolaan peralatan medis Puskesmas Banjarejo
secara sistematis dan terarah.
c) Sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan peralatan medis di
Puskesmas Banjarejo.
1.3 SASARAN
Sasaran dari penyusunan pedoman ini adalah :
1. Penanggung jawab program peralatan kesehatan di Puskesmas
Banjarejo.
2. Perencana peralatan kesehatan di Puskesmas Banjarejo.
3. Produsen dan penyalur peralatan kesehatan yang diharapkan memahami
alur pengelolaan peralatan kesehatan, sehingga dapat menyediakan
peralatan kesehatan yang bermutu, aman dan laik pakai.
4
3. Pemeliharaan adalah suatu rangkaian kegiatan baik preventif maupun
korektif yang dilakukan untuk menjaga peralatan medis bermutu, aman
dan laik pakai.
4. Penghapusan / Depcommissioning adalah tindakan menghapus Barang
Milik Negara dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan
dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengguna dan atau
Kuasa Pengguna Barang dan atau Pengelola Barang dari tanggung
jawab administrasi dan fisik barang yang berada dalam penguasaannya.
5. Kalibrasi adalah memastikan hubungan antara besaran yang ditunjukkan
oleh suatu alat ukur atau sistem pengukuran atau besaran yang diabadikan
pada suatu bahan ukur dengan besaran yang sebenarnya dari besaran yang
diukur.
6. Penyedia/Rekanan adalah Perusahaan yang ditunjuk oleh Pejabat
Pembuat Komitmen untuk melaksanakan pengadaan barang dan jasa
Perusahaan tersebut tidak harus menjadi agen peralatan tetapi mendapat
dukungan dari agen tunggal peralatan.
5
BAB II
2.1.1 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan kebutuhan
terkait jenis spesifikasi dan jumlah peralatan medis sesuai dengan
kemampuan pelayanan/klasifikasi puskesmas, beban pelayanan,
perkembangan teknologi kesehatan, sumber daya manusia yang
mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana serta mengacu
pada permenkes 75 tahun 2014 tentang PUKESMAS. Perencanaan
kebutuhan peralatan sangat bermanfaat untuk penyediaan anggaran,
pelaksanaan pengadaan peralatan medis secara efektif, efisien dan
prosesnya dapat dipertanggung jawabkan.
6
Perencanaan peralatan medis tertentu membutuhkan perencanaan
kebutuhan ruangan untuk penempatan peralatan medis, tenaga medis dan
pasien serta instalasi medik meliputi kelistrikan, gas medik, sarana.
a) Penilaian kebutuhan
Penilaian kebutuhan (need4 assessment) adalah proses
untuk menentukan dan mengatasi kesenjangan antara situasi atau kondisi
saat ini dengan situasi atau kondisi yang diinginkan. Penilaian kebutuhan
adalah kegiatan strategis dan merupakan bagian dari proses perencanaan
peralatan medis yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelayanan
kesehatan atau memperbaiki kekurangan pelayanan kesehatan. Penilaian
kebutuhan peralatan medis pada dasarnya dimaksudkan untuk
pemenuhan standar peralatan medis sesuai kemampuan/klasifikasi
puskesmas, penggantian peralatan medis dan pengembangan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat atau perkembangan teknologi.
b) Penganggaran
Anggaran dan keuangan untuk pemenuhan, penggantian
atau pengembangan, peralatan medis disesuaikan dengan kebutuhan
peralatan medis.
Untuk Fasyankes milik pemerintah, anggaran bisa bersumber dari:
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
7
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Anggaran lain sumber (bantuan hibah, dan lainMlain).
2.1.2 Pengadaan
Pengadaan peralatan medis dilakukan sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Yang perlu diperhatikan dalam pengadaan peralatan medis
adalah penyusunan spesifikasi alat kesehatan, Spesifikasi harus sesuai
kebutuhan user/pelayanan. Spesifikasi yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan biaya yang cukup tinggi. Spesifikasi terlalu rendah bisa
mengakibatkan pelayanan tidak bisa berjalan optimal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Ketersediaan suku cadang.
Biaya operasional (listrik, bahan habis pakai).
Kebutuhan Praminstalasi (pekerjaan sipil, listrik khusus, perpipaan
dan komponen
pengaman/keselamatan).
Kebutuhan sarana (bangunan/ruangan).
Kebutuhan prasarana (listrik, air, gas)
8
2.2 INSTALASI DAN PENERIMAAN PERALATAN MEDIS
2.2.1 Instalasi
Instalasi adalah proses pemasangan peralatan medis ke tempatnya.
Proses terkait lainnya adalah pengiriman, penyimpanan dan penempatan
barang yang dibeli ke lokasi yang diinginkan.
Untuk mendukung penggunaan peralatanmedis agar dapat
digunakan secara efisien, instalasiMinstalasi tersebut mutlak harus
dilakukan semaksimal mungkin. Hal ini dilakukan juga untuk menjaga
asset dan keamana rumah sakit dimana peralatan medis digunakan untuk
pelayanan kesehatan dan juga merupakan barang yang cukup mahal.
9
Instalasi dilakukan oleh tenaga yang profesional dan ahli di
bidangnya.
Kerusakan pada gedung, kelengkapan dan atau material praMinstalasi
yang diakibatkan oleh instalasi alat harus diperbaiki oleh
pemasok/penyedia sehingga kembali ke keadaan semula.
Pada pelaksanaan instalasi, teknisi pemasok/penyedia harus mengikut
sertakan pengelolah peralatan dan penanggung jawab ruangan.
Pemeriksaan Fisik
Kegiatan yang meliputi penilaian fisik alat, kelengkapan alat. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk mengecek kesesuaian :
Merk, tipe/model, jumlah.
Bagian-bagian alat.
Aksesori yang dipesan
Kelengkapan dokumen teknis yang terdiri dari :
- Certificate4of4Origin
- Test4Certificate
- Manual
10
Uji Fungsi
Uji fungsi dilakukan untuk mengetahui kinerja alat sesuai dengan
yang diharapkan atau sesuai dengan standard keamanan dan standard dari
pabrikan. Pelaksanaan uji fungsi sebagai berikut :
Pemeriksaan fungsi komponen/bagian alat (tombol, saklar,
indikator, putaran motor, pengereman, dll)
Kinerja output
Pengujian aspek keselamatan.
Pelatihan operator dan tenaga teknik
11
perbaikan dan penyediaan suku cadang peralatan yang mengalami
kerusakan akibat kegagalan peralatan yang bukan diakibatkan oleh
kesalahan operator dan atau kesealahan pendukung lainya seperti listrik
rumah sakit. Masa garansi dihitung sejak selesai dilakukan uji fungsi
atau sejak ditandatangani Berita Acara Penerimaan peralatan.
Ketentuan mengenai penerimaan alat tersebut dari mulai
instalasi, proses penerimaan (pemeriksaan fisik, uji fungsi, pelatihan,
uji coba), masa pemeliharaan dan garansi harus dituangkan dalam
dokumen pengadaan sehingga akan diatur pada dokumen kontrak.
12
Informasi untuk pengguna dan tenaga teknis untuk penanganan
dan penyimpanan peralatan medis, pentingnya memastikan semua
aksesori lengkap dan tersedia dan bimbingan tentang bagaimana
baterai internal harus diisi ulang.
13
Pemeliharaan Korektif (CM) meruapakan kegiatan perbaikan terhadap
peralatan
dengan tujuan mengembalikan fungsi peralatan sesuai dengan kondisi
awalnya. Ciri dari kegiatan CM adalah biasanya tidak terjadwal,
berdasarkan permintaan dari pengguna peralatan atau dari personel
yang melakukan kegiatan performing
maintenance.
Item Keterangan
Kode Nomor kode alat, dapat menggunakan kode inventaris,
14
Tetapi disarankan memiliki kode tersendiri agar lebih
memudahkan dalam inventarisasi
Merek/Tipe Merek dan tipe dari peralatan medis
Pabrikan/Distributor Nama Pabrikan atau distributor yang mengageni
peralatan tersebut, termasuk alamat, email dan kontak
person
Serial Number Kode unik setiap item peralatan (dikeluarkan oleh
pabrikan), pada umunya tertera pada peralatan
Lokasi Tempat peralatan tersebut digunakan di pelayanan
(Departmen/bagian/ruangan)
Kondisi Kondisi peralatan( Baik, rusak ringan, rusak berat)
Harga perolehan Nila rupiah peralatan pada saat pembelian
Tanggal pembuatan Tanggal pembuatan alat
15
KARTU INVENTARIS RUANGAN
ALKES
KOTA : MADIUN
UNIT : DINAS KESEHATAN
SATUAN KERJA : PUSKESMAS BANJAREJO KODE LOKASI :130307140011
RUANG :
KEADAAN BARANG
NO TAHUN NO KODE HARGA KET
NO NAMA BARANG MERK UKURAN BAHAN JUMLAH KR
SERI PEMBUATAN BARANG PEROLEHAN MUTASI
BAIK BAIK RUSAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1
2
3
4
5
6
Mengetahui Madiun ,
Kepala Puskesmas Banjarejo Pengelolah Alkes
16
2.5 PENARIKAN (RECALL) DAN PENGHAPUSAN PERALATAN MEDIS
17
Contoh jeni – jenis tindakan yang dapat dianggap Recall :
Memeriksa peralatan medis terhadap masalah.
Perbaikan peralatan medis.
Menyesuaikan pengaturan pada peralatan medis.
Pelabelan ulang peralatan medis.
Menghancurkan peralatan medis.
Memberitahukan kepada pengguna tentang masalah pada peralatan
medis.
Pemantauan masalah kesehatan pasien akibat penggunaan peralatan
medis.
18
Penghapusan peralatan medis agar pemanfaatan peralatan medis di rumah
Puskesmas efektif dan efesien serta penatausahaan peralatan medis akuntabel
serta membebaskan Pengguna dan atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung
jawab administrasi dan fisik barang yang berada dalam penguasaannya.
Peralatan medis dihapuskan apabila memenuhi antara lain :
1. Persyaratan teknis:
a. Secara fisik alat kesehatan tidak dapat digunakan karena rusak, dan
tidak ekonomis bila diperbaiki.
b. Secara teknis barang tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi.
c. Alat kesehatan telah melampaui batas usia teknis / kadaluarsa.
d. Alat kesehatan mengalami perubahan dalam spesifikasi karena
penggunaan, seperti terkikis, aus, dan lain – lain sejenisnya.
2. Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila alat
kesehatan dihapus, karena biaya operasional dan pemeliharaan alat
kesehatan lebih besar dari manfaat yang diperoleh.
3. Alat kesehatan hilang, atau dalam kondisi kekurangan perbendaharaan.
Penghapusan peralatan medis dari daftar barang pengguna dan atau
daftar barang kuasa pengguna barang dilakukan sesuai persyaratan
administrasi dan peraturan yang berlaku.
19
BAB III
20
membandingkan terhadap standar ukurnya yang tertelusur (traceable)
ke standar Nasional dan atau Internasional.
Dengan demikian dapat disimpulkan juga bahwa pengujian dan
kalibrasi bertujuan untuk:
- Memastikan kesesuaian karakteristik terhadap spesifikasi dari
suatu nahan ukur atau instrument
- Menentukan deviasi kebenaran konvesional nilai penunjukan
suatu instrument ukur atau deviasi dimensi nominal yang
seharusnya untuk suatu bahan ukur.
- Menjamin hasil – hasil pengukuran sesuai dengan standar
Nasional maupun Internasional.
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pengujian dan
kalibrasi adalah: kondisi instrument ukur dan bahan ukur tetap terjaga
sesuai dengan spesifikasinya.
21
Pengujian alat kesehatan dilaksanakan dengan kegitan
sebagai berikut:
- Pengukuran kondisi lingkungan
- Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi komponen alat
- Pengukuran keselamatan kerja
- Pengukuran kinerja
22
3.3 Alat Kesehatan Wajib Uji atau Kalibrasi
23
3.5 Institusi Penguji Dan Institusi Penguji Rujukan
Agar kualitas dan cakupan dari pengujian atau kalibrasi alat kesehatan
dapat dijamin serta sesuai dengan kebutuhan, maka pendirian Institusi
Penguji baik pemerintah maupun swasta perlu ditumbuh kembangkan.
Institusi Penguji yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta
harus memenuhi persyaratan antara lain:
- Berbadan Hukum.
- Memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan.
- Memiliki fasilitas kerja meliputi laboratorium serta peralatan uji
dan kalibrasi untuk alat kesehatan.
- Memperoleh ijin dari Menteri Kesehatan
Institusi Penguji rujukan yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta harus memenuhi persyaratan antara lain:
- Berbadan Hukum
- Memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam kalibrasi alat ukur
dan besaran standar serta pengujian atau kalibrasi alat kesehatan.
- Memiliki fasilitas kerja meliputi laboratorium serta peralatan
kalibrasi untuk alat ukur dan besaran standar serta penguji atau
kalibrasi alat kesehatan.
- Memperoleh ijin dari Menteri Kesehatan
Persyaratan pendirian pengujian atau kalibrasi, Institusi Penguji
maupun Institusi Penguji Rujukan dilengkapi dengan laboratorium
pengujian dan kalibrasi mempunyai kriteria sebagai berikut:
- Manajemen personalia yang menggambarkan secara jelas tugas dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan pengujian dan atau kalibrasi.
- Sarana dan lingkungan yang memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan pengujian atau kalibrasi.
- Alat untuk bahan pembanding yang sewaktu – waktu dapat
dipergunakan untuk membandingkan kemampuan alat ukur atau alat
uji yang sehari – hari dipergunakan
24
- Kemampuan telusur (traceable) untuk setiap besaran yang
dipergunakan dalam pelaksanaan pengujian atau kalibrasi.
- Metode uji dan kalibrasi yang memenuhi persyaratan dan dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
- Penangganan alat uji dan kalibrasi sehingga kualitas pengujian atau
kalibrasi dapat dipertanggungjawabkan.
- Rekaman sehingga data dari setiap pelaksanaan pengujian atau
kalibrasi dapat diperoleh bilamana diperlukan.
- Sertifikat dan laporan dari setiap alat yang diuji atau dikalibrasi,
sebagai bahan penanggung jawaban.
- Sub kontrak pengujian dan kalibrasi, bilamana dalam hal tertentu
pengujian atau kalibrasi tidak dapat dilaksanakan oleh Institusi
Penguji bersangkutan.
- Jasa penunjang dan perbekalan dari luar yang berfungsi untuk
mendukung terlaksanaannya pengujian atau kalibrasi.
- Pengaduan/keluhan bilamana konsumen tidak menerima atas
sebagian atas seluruh pelaksanaan pengujian atau kalibrasi
25
Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya tersebut BPFK adalah
merupakan institusi pengujian yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Dalam melaksanakan fungsi dan kewajibannya, Institusi Penguji
memiliki tugas, hak, wewenang serta tanggung jawab dalam pengujian
atau kalibrasi alat kesehatan.
26
2. Hak Institusi Penguji
Setiap institusi penguji, dalam melaksanakan pengujian atau kalibrasi
alat kesehatan, berhak atas pembayaran jasa sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Setiap Institusi alat kesehatan yang telah mendapat ijin dari Mentei
Kesehatan, memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan pengujian atau kalibrasi alat kesehatan.
27
3.5.1.2Sanksi Bagi Institusi Penguji
28
3.5.1.1Tugas dan Hak
29
Institusi Penguji Rujukan berhak melaksanakan kalibrasi alat ukur,
besaran standar serta pengujian dan kalibrasi alat kesehatan dan
berhak atas pembayaran jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3.5.1.2.Wewenang dan Tanggung Jawab
30
- Kemampuan sumber daya manusia dalam bidang pengujian atau
kalibrasi alat kesehatan sesuai sertifikatnya.
3.5.1.1.Sanksi Bagi Institusi Penguji Rujukan
31
3.5.1Mekanisme Pengujian Dan Kalibrasi
32
Pada saat alat kesehatan diterima oleh petugas Institusi Penguji,
dilakukan pemeriksaan awal yaitu pemeriksaan kondisi fisik dan
komponen alat untuk memastikan alat siap uji atau kalibrasi.
Alat kesehatan yang layak uji atau kalibrasi diterima petugas
Institusi Penguji dan pemilik alat menerima tanda terima yang
memuat: Nama pemilik, Nama alat kesehatan, Merk dan type,
Nomor seri, Kondisi fisik, Waktu selesai pelaksanaan pengujian
atau kalibrasi. Selanjutnya alat kesehatan diberi nomor registrasi
dan diserahkan kepada pelaksana pengujian atau kalibrasi.
Pelaksanaan pengujian atau kalibrasi oleh tenaga ahli isntitusi
penguji menggunakan prosedur tetap pengujian atau kalibrasi yang
sesuai dengan masing – masing alat kesehatan.
Pemberitahuan ke sarana pelayanan kesehatan bahwa pengujian
atau kalibrasi telah selesai.
Petugas sarana pelayanan kesehatan mengambil alat kesehatan ke
institusi penguji.
Penyelesaian administrasi antara sarana pelayanan kesehatan
dengan institusi penguji.
Alat kesehatan diserahkan ke petugas sarana pelayanan kesehatan
beserta hasil pengujian/kalibrasi, termasuk penyerahan sertifikat
pengujian atau kalibrasi bagi alat kesehatan yang lulus uji atau
kalibrasi.
33
Institusi Penguji memberi tanggapan/jawaban ke sarana pelayanan
kesehatan dengan melengkapi informasi:
Jumlah petugas
Kesanggupan memenuhi permintaan kalibrasi (jumlah/jenis alat)
Waktu pelaksanaan
Total biaya
Tercapai kesepakatan biaya dan waktu pelaksanaan antara institusi
penguji dan sarana pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan pengujian atau kalibrasi tiba dan melapor ke pimpinan
sarana pelayanan kesehatan.
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan menujuk petugas sarana
pelayanan kesehatan yang mendampingi selama pelaksanaan
pengujian atau kalibrasi.
Pelaksanaan pengujian atau kalibrasi oleh tenaga ahli institusi
penguji menggunakan prosedur tetap pengujian atau kalibrasi yang
sesuai dengan masing – masing alat kesehatan.
Pelaksana memberitahukan ke sarana pelayanan kesehatan bahwa
pengujian atau kalibrasi telah selesai.
Penyelesaian administrasi antara sarana pelayanan kesehatan
dengan petugas institusi penguji.
Institusi penguji menerbitkan sertifikat pengujian atau kalibrasi,
sesuai dengan daftar alat kesehatan yang lulus uji atau kalibrasi.
Pengiriman sertifikat pengujian atau kalibrasi dari institusi penguji
ke sarana pelayanan kesehatan selambat – lambatnya 1 (satu) bulan
sejak selesainya pelaksanaan pengujian atau kalibrasi.
34
3.5.1.1.Pemberian Tanda dan Sertifikat Pengujian atau Kalibrasi
35
dan pengukuran sesuai dengan kolom pada lembar kerja kalibrasi.
Dalam pelaksanaan kalibrasi akan diperoleh hasil pengukuran
sesuai dengan nilai yang diabadikan pada alat (bahan ukur) atau
alat kesehatan memerlukan penyetelan. Jika saat dilakukan
pengukuran nilai terukur sesuai dengan nilai yang diabadikan pada
alat kesehatan, maka pada alat kesehatan tersebut ditempel
TANDA LAIK PAKAI. Bilamana saat dilakukan pengukuran nilai
terukur tidak sesuai dengan nilai yang diabadikan pada alat
kesehatan, pelaksana kalibrasi harus melakukan penyetelan
sehingga penyimpangan nilai terukur berada dalam batas yang
diijinkan dan alat kesehatan tersebut dinyatakan lulus kalibrasi.
Selanjutnya pada alat tersebut ditempel TANDA LAIK PAKAI.
Institusi Penguji wajib menerbitkan SERTIFIKAT
KALIBRASI dan memberikan Faktor Kalibrasi terhadapa alat
kesehatan yang dinyatakan lulus kalibrasi.
Jika penyetelan telah dilakukan tetapi nilai terukur tidak
berada pada dalam batas yang diijinkan, diasumsikan alat
kesehatan tersebut memerlukan perbaikan, maka pada alat
kesehatan tersebut ditempel TANDA TIDAK LAIK PAKAI.
Pemberian tanda dibedakan antara alat kesehatan yang
menggunakan radiasi dengan alat kesehatan yang tidak
menggunakan radiasi.
Untuk alat yang tidak lulus kalibrasi tidak diterbitkan sertifikat
kalibrasi.
36
PENUTUP
37
DAFTAR PUSTAKA
38