KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Pelaksanaan Pelaporan Intelmedik disusun dengan
tata urut sebagai berikut:
a. Pendahuluan.
b. Keadaan Umum Daerah.
c. Situasi Medik Daerah.
d. Penutup.
4. Dasar.
a. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/ 735 / IX / 2016 tanggal 2 September 2016,
tentang Pengesahan berlakunya Buku Pedoman tentang Laporan Intelmedik.
BAB II
KEADAAN UMUM DAERAH
Pada ketinggian di atas 500 m mempunyai fungsi hidrologis yang penting dan
memerlukan usaha pengawetan tanah dan air.
antara 24–33 derajat Celcius dengan kelembapan 62–96 persen, serta jarak pandang
3-10 Km.9
d. Endapan
Geologi Jawa timur dibagi atas beberapa zona, menurut van Bemmelen jawa timur
dibagi atas 4 bagian antara lain :
e. Cahaya
6. GEOGRAFI.
Batas Daerah :
1) Sebelah Utara dengan Laut Jawa dan Pulau Kalimantan, Propinsi Kalimantan
Selatan.
2) Sebelah Selatan dengan Samudra Indonesia.
3) Sebelah Barat dengan Propinsi Jawa Tengah.
4) Sebelah Timur dengan Selat Bali / Propinsi Bali.
Provinsi Jawa Timur terletak pada 111˚0’ hingga 114˚4’ Bujur Timur, dan 7˚12’
hingga 8˚48’ Lintang Selatan. Luas wilayah Provinsi Jawa Timur mencapai 46.428
km², terbagi ke dalam empat badan koordinasi wilayah (Bakorwil), 29 kabupaten,
sembilan kota, dan 658 kecamatan dengan 8.457 desa/kelurahan (2.400 kelurahan
dan 6.097 desa). Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 kilometer. Lebar
bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar 200 kilometer, sedangkan di bagian
timur lebih sempit, hanya sekitar 60 kilometer. Madura adalah pulau terbesar di Jawa
Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada
sekitar 150 kilometer sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan
pulau, paling timur adalah Kepulauan Kangean, dan paling utara adalah Kepulauan
Masa lembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil, Nusa Barung dan Pulau
Sempu. Secara fisiografis, wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam
tiga zona yaitu zona selatan-barat (plato), merupakan pegunungan yang memiliki
5
potensi tambang cukup besar; zona tengah (gunung berapi), merupakan daerah relatif
subur terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi (dari Ngawi, Blitar, Malang, hingga
Bondowoso); dan zona utara dan Madura (lipatan), merupakan daerah relatif kurang
subur (pantai, dataran rendah dan pegunungan). Bagian utara (dari Bojonegoro,
Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura) ini terdapat Pegunungan Kapur.
Utara dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus.
Pada bagian tengah wilayah Jawa Timur terbentang rangkaian pegunungan berapi, di
perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu (3.265 meter). Di sebelah
selatan Nganjuk terdapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Liman (2.563
meter). Pada koridor tengah terdapat kelompok Anjasmoro dengan puncak-
puncaknya Gunung Arjuno (3.239 meter), Gunung Welirang (3.156 meter), Gunung
Anjasmoro (2.277 meter), Gunung Wayang (2.198 meter), Gunung Kawi (2.681
meter), dan Gunung Kelud (1.731 meter). Pegunungan tersebut terletak di sebagian
Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Kelompok Tengger memiliki
puncak Gunung Bromo (2.192 meter) dan Gunung Semeru (3.676 meter), semeru
dengan puncaknya yang disebut Mahameru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Di
bagian timur terdapat dua kelompok pegunungan. Pegunungan dengan
puncaknya Gunung Argopuro (3.088 meter), dan Pegunungan Ijen dengan
puncaknya Gunung Raung (3.332 meter). Pada bagian selatan terdapat rangkaian
perbukitan, yakni dari pesisir pantai selatan Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar,
hingga Malang. Pegunungan Kapur Selatan merupakan kelanjutan dari
rangkaian Pegunungan Sewu di Yogyakarta.
7. Demografi.
Jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun ini meningkat, dan mencapai 39,29
juta jiwa atau mempunyai pertumbuhan penduduk 0,56 persen dibanding tahun
sebelumnya. Dari total penduduk Jawa Timur, jumlah penduduk laki-laki sebanyak
19,4 juta jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 19,9 juta jiwa atau
mempunyai ratio sebesar 97,5. Artinya, setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97-
98 penduduk laki-laki. Mayoritas penduduk Jawa Timur adalah Suku Jawa, namun
demikian, etnisitas di Jawa Timur lebih heterogen. Suku Jawa menyebar hampir di
seluruh wilayah Jawa Timur daratan. Suku Madura mendiami di Pulau Madura, dan
daerah Tapal Kuda (Jawa Timur bagian timur), terutama di daerah pesisir utara, dan
selatan, sejumlah kawasan Tapal Kuda, Suku Madura bahkan merupakan mayoritas.
Hampir di seluruh kota di Jawa Timur terdapat minoritas Suku Madura, umumnya
mereka bekerja di sektor informal.
Suku Bawean mendiami Pulau Bawean di bagian utara Kabupaten Gresik. Suku
Tengger, konon adalah keturunan pelarian Kerajaan Majapahit, tersebar di
Pegunungan Tengger, dan sekitarnya. Suku Osing tinggal di sebagian wilayah
Kabupaten Banyuwangi. Orang Samin tinggal disebagian pedalaman Kabupaten
Bojonegoro. Selain penduduk asli, Jawa Timur juga merupakan tempat tinggal bagi
para pendatang. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan, dan
mayoritas dibeberapa tempat, diikuti dengan Arab, mereka umumnya tinggal di daerah
perkotaan. Suku Bali juga tinggal di Kabupaten Banyuwangi. Dewasa ini banyak
ekspatriat tinggal di Jawa Timur, terutama di Surabaya, dan sejumlah kawasan
industri lainnya.
8. Kondisi Sosial
6
d. Sosial Budaya. Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur
bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengah, sehingga kawasan ini
dikenal sebagai Mataraman, menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya
merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi
eks-Karesidenan Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Kediri, Tulungagung,
Blitar, Trenggalek, Nganjuk, dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa
Tengah, wayang kulit, dan ketoprak cukup populer dikawasan ini. Kawasan pesisir
barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup
wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan
daerah masuknya, dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan
anggota walisongo dimakamkan dikawasan ini, dikawasan eks-Karesidenan Surabaya
termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang, dan eks-Karesidenan Malang, memiliki
sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini merupakan kawasan
arek (sebutan untuk keturunan Kenarok) terutama di daerah Malang yang membuat
daerah ini sulit terpengaruhi oleh budaya Mataraman.
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura,
mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat
asing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat
Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu. Masyarakat desa di Jawa
Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan
persahabatan teritorial.
Konghucu dan sebagian kecil menganut Islam, bahkan Masjid Cheng Ho di Surabaya
dikelola oleh orang Tionghoa, dan memiliki arsitektur layaknya kelenteng.
BAB III
SITUASI MEDIK DAERAH
b. Penyakit yang menonjol jenis penyakit data Laporan dari Daerah di Kesdam
V/Brawijaya.
1) Penyakit Influenza
2) Penyakit TBC
3) Penyakit Jantung
4) Penyakit Saluran Pencernaan
5) Penyakit Saluran Pernafasan
6) Penyakit kulit
7) Penyakit Mata
8) Penyakit Gigi dan Mulut
9) Penyakit THT
10) Penyakit Malaria
1) Penyakit Kolera
2) Penyakit cacar
3) Penyakit Typhus Perut
4) Penyakit Radang Hati Menular
5) Penyakit Diphtheria
6) Penyakit Pes
b). Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang
ternak sapi dan kerbau. penyakit kuku dan mulut merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus yang mudah menyerang hewan
ternak berkuku belah diantaranya sapi, kerbau, domba, kambing, dan
babi. Penyebaran penyakit itu dapat disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya virus yang terbawa oleh angin, persinggungan badan
dengan hewan ternak yang sudah terinveksi, bercampurnya hewan
ternak dalam angkutan truk, serta pakan ternak yang mengandung
virus. Penyakit kuku dan mulut mengakibatkan sariawan yang
mengganggu kuku dan mulut sehingga ternak tidak nafsu makan
selama hampir dua minggu, hingga berangsur kurus dan akhirnya mati.
2) Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).
.e. Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus antara lain:
3) Daun menggulung, terjadi pada tembakau, kapas, dan lobak yang
diserang virus Turnip Yellow Mozaic Virus.
4) Penyakit tungro (virus Tungro) pada tanaman padi. Tungro adalah
penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan
vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya
jumlah anakan pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang
10
5) Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk (virus citrus vein phloem
degeneration (CVPD), virus ini dengan begitu cepat menyebar ditularkan
serangga vektor Diaphorina Citri Kuwayana (Homoptera Psyllidae) atau
masyarakat umum menyebutnya kutu loncat atau kutu putih.
10. Satuan kesehatan di Kodam V/Brawijaya terdiri dari Makesdam dan 4 Denkesyah
dan Makesdam terletak Jalan Patimura No. 1 Kota Malang. Denkesyah Kesdam V/Brawijaya
terdiri dari Denkesyah 05.04.01 Madiun, Denkesyah 05.04.02 Mojokerto, Denkesyah
05.04.03 Malang, Denkesyah 05.04.04 Surabaya.
Adapun beberapa Rumkit TNI dan Polri di jajaran Kodam V/Brawijaya antara lain :
a. Rumkit TNI AD di Wilayah Kodam V/Brawijaya
1) Rumkit Tk. II 05.05.01 dr. Soepraoen Malang
2) Rumkit Tk. III 05.06.01 Brawijaya Surabaya
3) Rumkit Tk. III 05.06.02 Baladhika Husada Jember
4) Rumkit Tk. IV 05.07.01 Madiun
5) Rumkit Tk. IV 05.07.02 Kediri
6) Rumkitban 05.08.01 Mojokerto
7) Rumkitban 05.08.02 Malang
8) Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
9) Rumkitban 05.08.04 Lawang
BAB V
PENUTUP
11. Demikian Laporan Intelmedik Kesdam V/Brawijaya semester II TA 2019, dalam rangka
pembinaan Pertahanan dan Keamanan Negara di wilayah Kodam V/Brawijaya.