Anda di halaman 1dari 15

III KEADAAN UMUM

3.1

Lokasi dan Luas Daerah

3.1.1 Lokasi Daerah


Secara

administratif

lokasi

daerah

penambangan

termasuk

dalam

Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten


Karo terletak pada jajaran dataran tinggi bukit barisan dan sebelah barat daya
berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia serta merupakan daerah hulu
sungai. Secara astronomis Kabupaten Karo terletak pada koordinat 2050LS dan
9055BT, 3019 LS dan 9055BT
Sebelah Utara

: Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang,

Sebelah Barat

: Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir

Sebelah Selatan

: Provinsi Nangroe Aceh Darusalam

Sebelah Timur

: Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun.

3.1.2 Luas Daerah


Kabupaten Karo mempunyai wilayah seluas 2.127,25 Km2 atau 2,97% dari
luas Provinsi Sumatera Utara. Terdiri dari 17 Kecamatan dan 262 desa. Wilayah
yang terluas adalah Kecamatan Mardingding yakni 267,11 Km2 atau 12,56% dari
luas Kabupaten dan kecamatan dengan luas terkecil adalah kecamatan Brastagi
seluas 30.5 Km2 atau 1,43% dari luas Kabupaten.
Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kecamatan
Mardingding
Laubaleng
Tigabinanga
Juhar
Munte
Kutabuluh
Payung
Tigaderket
Simpang Empat
Naman Teran
Merdeka
Kabanjahe

Luas ( Km )
267,11
252,60
160,38
218,56
125,64
195,70
47,24
86,76
93,48
87,82
44,17
44,65

Rasio ( % )
12,56
11,87
7,54
10,27
5,91
9,20
2,22
4,08
4,39
4,13
2,08
2,10

17

13
14
15
16
17

Berastagi
Tigapanah
Dolat Rayat
Merek
Barusjahe
Jumlah

30,50
186,84
32,25
125,51
128,04
2.127,25

1,43
8,78
1,52
5,90
6,02
100

Daerah rencana tambang PT. Marmer Sumatera Utara meliputi daerah


seluas 6 Ha sesuai Keputusan Bupati Kabupaten Karo Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan.
3.2

Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat

3.2.1 Kesampaian Daerah


Lokasi penambangan PT.Marmer Sumatera Utara berjarak sekitar 78 Km ke
arah timur kota Medan. Akses jalan menuju lokasi penambangan dapat ditempuh
melalui Kabanjahe-Karo berjarak sekitar 36 Km. Akses jalan menuju lokasi
penambangan pada umumnya dapat dijangkau dengan memakai kendaraan roda
empat atau kendaraan roda dua.

Gambar 3.1 Peta Kesampaian Daerah PT. Marmer Sumatera Utara

18

3.2.2 Sarana Perhubungan Setempat


Sarana perhubungan yang tersedia pada daerah ini hanya terdapat jalan
Kabupaten/Kota dengan kondisi jalan baik dan beraspal, Jalan Nasional yang
menghubungkan dari Kecamatan KabanJahe yang merupakan ibu kota di
Kabupaten Karo Selain itu juga terdapat beberapa jembatan yang menghubungkan
beberapa Kecamatan antara lain Kecamatan Lau Baleng dan Kecamatan Tiga
Binanga.
3.3

Keadaan Lingkungan Daerah

3.3.1 Kependudukan
Sumatera utara merupakan Provinsi keempat dengan jumlah penduduk
terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Sumatera Utara Tahun 2014
Penduduk Laki-Laki

Penduduk Perempuan

Rasio Kelamin

6.868.567 Jiwa

6.898.264 Jiwa

99,57 %

Total Penduduk

13.766.851 jiwa
Sumber: Sumatera Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Kutabuluh


Penduduk Laki-Laki

Penduduk Perempuan

Rasio Kelamin

6.030 jiwa

6.147 jiwa

98,10%

Total Penduduk

12.177 jiwa
Sumber: Sumatera Dalam Angka Tahun 2015

3.3.2 Sosial Ekonomi


Infrastruktur pada daerah ini cukup memadai. Infrastruktur yang terdapat
pada daerah ini meliputi, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana transportasi,
komunikasi serta ketersediaan air bersih. Komoditi yang terdapat pada daerah ini
yaitu bidang pertanian, perkebunan dan bidang pertambangan dan energi.
Komoditi

pertanian

meliputi

cabai,

jagung,

dll.

Sedangkan

komoditi

perkebunanmeliputi tembakau, aren, dll. Sedangkan komoditi pertambangan


terdapat beberapa bahan galian logam dan batuan. Bahan galian logam meliputi
pasir besi sedangkan batuan meliputi batugamping, talk, trass, marmer, dan
dolomit.

19

Sebagian besar masyarakat bekerja di bidang pertanian dan perkebunan


beberapa di bidang industri. Beberapa Sektor yang paling berpengaruh terhadap
pembangunan infrastruktur daerah yaitu Sektor pertanian dan Sektor perkebunan,
dan Sektor Pariwisata. Dengan UMR pada daerah ini sebesar Rp1.811.875,/Bulan.

3.3.3 Tata Guna Lahan


3.3.3.1 Flora
Hutan yang terdapat di Kabupaten Karo diantaranya adalah berupa hutan
lindung seluas 98.644,5 Ha, hutan suaka alam seluas 7 Ha, hutan produksi terbatas
15.592 Ha dan hutan produksi 15.591 Ha ( BPS Karo, 2012 ). Hutan sekunder
yang terdapat dikabupaten karo dikembangkan untuk Agroforestri, diantaranya
dengan menanami tanaman kopi, jeruk, cabe, tomat, bawang, dan sebagainya.
Tanaman yang paling banyak ditanam adalah tanaman kopi karena tanaman kopi
merupakan tanaman yang mudah dirawat atau tanpa perlu perawatan khusus,
misalnya pemberian pupuk atau pestisida.

3.3.3.2 Fauna
Jenis hewan yang terdapat di kabupaten Karo pada umumnya sapi potong,
sapi perah, kerbau, kuda, kambing, ayam, itik dan kelinci. Secara umum
digunakan sebagai usaha peternakan.
3.3.4 Iklim dan Cuaca
Iklim pada daerah ini beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Musim. Rata rata curah hujan selama 5 tahun
di Kabupaten Karoyaitu 1680,60 mm/tahun dan jumlah rata-rata curah hujan
bulanan terbesar di tahun 2011 bulan sebesar 188.5 mm/bulan dan jumlah rata
rata curah hujan bulanan terkecil di tahun 2013 sebesar 33.81 mm/bulan.Jumlah
rata-rata hari hujan terbesar di tahun 2011 yaitu 182 hari, dan jumlah rata-rata hari
hujan terkecil tahun 2014 yaitu 156 hari. Kecepatan angin di Kabupaten Karo
tercatat 46,27 m/secdan suhu udara rata rata tercatat 21,70C.

20

Tabel 3.2 Curah Hujan Harian Selama 5 Tahu


Jumlah Hari Hujan (Hh)/Bulan
RataJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des rata/Bulan
2011 15
8
20
18
9
17 14 11 14 19
19
18
182
2012 14
7
20
19 15
6
7
13 13 18
22
16
170
2013 16 17
8
11 13 14 4
14 15 20
16
20
168
2014
4
5
10
20 17
4
6
15 16 18
23
18
156
2015 12 12 14
12 21
7 10 23 18 25
22
24
200
Rata-rata Hari Hujan Tahunan
175.2
Sumber: Stasiun Klimatologi Kutagadung

Tahun

Tabel 3.3 Curah hujan bulanan Selama 5 Tahun


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015

Jumlah Curah Hujan (mm)/Bulan


RataMar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des rata/Bulan
330 225 24 147 199 209 147 328 234 213
188.5
228 147 157 68
38
50 160 280 265 210
158.25
87
11 94 14.9 51 11.8 13.6 26.9 15.8 33.7
405.8
61 348 155 36
17 139 214 263 204 191
140.75
129 140 326 62 161 206 266 322 184 299
179
Rata-rata Curah Hujan Tahunan
214.46
Sumber: Stasiun Klimatologi Kutagadung
Jan
112
233
20.3
39
20

Feb
94
63
25.8
22
33

Tabel 3.4 Kecepatan Angin Bulanan


Tahun
2011
2012
2013
2015

Kecepatan Angin Rata-rata (m/sec)/Bulan


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
7.2 8.5
12
7.1 12.6 18.3 1.2 11.8 11.4 6.6
7.7 7.5 9.7 7.4
12 11.1 14.7 12.9 12.7 10.7
0.22 0.15 0.17 0.16 0.09 0.07 0.13 0.08 0.05 0.06
0.1 0.06 0.05 0.05 0.04 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Rata-rata Kecepatan Angin Tahunan
Sumber: Stasiun Klimatologi Kutagadung

RataNov Des rata/Bulan


8.1
9
8.88
11.3 5.3
10.25
0.09 0.14
0.1175
0.01 0.01
0.03
3.855

Tabel 3.5 Kelembaban Udara Bulanan


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015

Kelembapan Udara Rata-rata (%)/Bulan


Apr Mei Jun Jul Ags Sep
89.6 87.6 89.4 88.6 88.1 88.8
89.3 86.7 86.1 86.7 86.3 87.4
88.9 82.8 88.9 88.2 88.6 88.6
88.8 89.2 87.3 89.2 89.1 90.7
85
83
86
87
86
88
Rata-rata Hari Hujan Tahunan
Sumber: Stasiun Klimatologi Kutagadung
Jan
88.5
88.2
87
88.9
82

Feb
87.2
86.5
89
87.7
82

Mar
91.1
88.4
92
86.5
85

Okt
89.6
88
87
91.6
89

Nov
89.8
87.5
90.2
90.4
89

RataDes rata/Bulan
87.3
88.8
87.5
87.38
89.7
88.4
90
89.4
88
85.83
87.9

21

Tabel 3.6 Suhu Udara Bulanan


Tahun
2011
2012
2013
2014
2015

Suhu Udara Rata-rata (%)/Bulan


Apr Mei Jun Jul Ags Sep
17.8 18.7 18.6 19.5 18.5 18.2
19.1 19.4 19 18.9 18.9 19.2
19.1 19.2 18.6 18.9 17.9 18.1
25.4 25.7 26.6 26.3 24.6 24.9
28 28.2 29 28.8 27.2 27.1
Rata-rata Suhu Udara Tahunan
Sumber: Stasiun Klimatologi Kutagadung

Jan
18.3
18.6
18.8
23.4
26

Feb
18.2
18.2
18.7
24.6
26.8

Mar
17
17.8
18.7
25.4
27.7

Okt
18.7
19
18.6
25
27.2

Nov
18.9
18.9
23.9
25.2
27

RataDes rata/Bulan
18.6
18.4
19
18.3
18.3
19.06
25
25.175
26.6
27.47
21.68

3.4 Geologi Daerah


3.4.1 Fisiografi
Van Bemmelen (1949)fisiografi Sumatera Utara secara umum menjadi lima
zona, yaitu :
a.

Zona struktur blok pegunungan yang umumnya terdiri dari batuan PraTersier dan Tersier Bawah pada bagian tengah, barat, dan selatan Sumatera
Utara.

b.

Zona depresi dan graben yang sebagian besar di tempati oleh batuan Pra
Tersier dan Tersier Bawah pada bagian tengah Sumatera Utara.

c.

Zona embayent Meulaboh danSingkil pada sisi barat Sumatera Utara,


umumnya terdiri dari batuan Pra Tersier.

d.

Zona Kaki Bukit dan Dataran Rendah, yaitu zona yang menempati bagian
utara dan timur daerah Sumatera Utara, umumnya didominasi oleh batuan
yang berumur Tersier dan Kwarter.

e.

Zona kompleks Vulkanik Muda, terdiri dari batuan batuan produk gunung
api berumur Plio Plistosen.
Menurut N. R. Cameron, dkk (1982), pada peta geologi lembar Medan

membagi fisiografi regional daerah penyelidikan menjadi tujuh, yaitu:


a.

Dataran rendah bagian timur (The Eastern lowland)

b.

Kaki perbukitan Pantai timur (The East Coast Foothill)

c.

Dataran Tinggi Berastagi (The Berastagi Highland)

d.

Plato Kabanjahe (The Kabanjahe Plateu)

22

e.

Jajaran barisan Bagian Timur (The Eastern Barisan Range)

f.

Depresi Alas Renun (The Alas Renun Depression)

g.

Jajaran barisan bagian tengah (The Central Barisan Range)

3.4.2 Stratigrafi
Wilayah Kabupaten Karo, menurut pembagian Peta Geologi Bersistem
Indonesia dengan Skala 1:250.000 dari Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, sebagian besar wilayahnya dibagian Utara termasuk dalam Lembaran
Medan (N.R Cameron Dkk., 1982) dan Sebagian Kecil Dibagian selatan termasuk
dalam Lembaran Sidikalang (DT. Aldiss, dkk., 1983). Stratigrafi daerah
Kabupaten Karo disusun oleh batuan yang berumur Pra Tersier, Tersier dan
Kuarter yang dibagi ke dalam Formasi dan satuan.

3.4.2.1 Litologi
Litologi berdasarkan lembaran geologi bersistem yaitu lembaran medan,
yaitu:
A. Satuan Meta sedimen
Bagian satuan ini menempati di bagian barat daya lembar dan sebagian
selebihnya lembar Sidangkalang dan bagian barat dan timur daya. Satuan ini
tersusun atas batu pasir, dan serpih berlapis selang seling, serpih minyak, dan
batu lumpur, batu gamping, rijang, serpih batu lanau, batupasir, konglomerat,
anggota batugamping berupa batu gamping terkristalisasi, batu sabak, filit, arenit
kuarsa malihan, batugamping malihan.
B. Satuan Batu Malihan (Termalihkan)
Satuan ini pada umumnya terdiri dari anggota batugamping termalihkan
berupa hornfel, sekis, genes, pualam, migmatit dan pegmatit.
C. Satuan Gunung Api
Satuan ini pada umumnya terdiri dari dasit, andesit, piroklastika, tufa
riodasit, sebagian terlepaskan.

23

3.4.2.2 Formasi
Beberapa formasi pada daerah ini terdiri dari Formasi Alas Anggota
Batugampingtermalihkan (Ppal), Formasi Batugamping Batumilmil (Ppbl),
Formasi Butar (Tlbu), Formasi Kluet (Puk).

Sumber : Peta Geologi Regional Lembaran Medan

Gambar 3.3 Peta Geologi Disekitar Penambangan dan Area Penambangan

3.4.3 Struktrur Geologi


Berdasarkan sistem Sesar Sumatera yang memotong Daerah Kabupaten
Karo dengan arah barat laut tenggara disekitar Lau Baleng Kutabuluh, sangat
mempengaruhi terjadinya sesar sesar lain seperti Brastagi dan sesar sebelah
timur Kabanjahe. Sesar Berastagi merupakan sesar basement dapat dilihat bagian
timur Kawah Sibayak, sedangkan sesar sebelah timur Kabanjahe dengan arah
timur barat dan membatasi tufa Toba dengan aliran Tufa Sibayak. Secara
regional tektonik cekungan Sumatera Utara memperlihatkan adanya sesar sesar
yang terpola dengan arah utara selatan, barat laut tenggara dan timur laut dan
baratdaya.

24

3.5

Keadaan Endapan

3.5.1 Bentuk dan Penyebaran Endapan


Endapan marmer dijumpai berwarna abu abu gelap, agak kemerahan,
keras, kompak, masif, sebagian terkekarkan kuat, terisi mineral kalsit dan oksida
besi. Umumnya tidak menunjukkan suatu perlapisan.Memiliki densitas rata-rata
2.7 ton/m3 atau 2.7 gr/cm3. Hasil pengujian densitas dapat dilihat pada tabel 4.2
Hasil Laboratorium sifat fisik dan mekanik.

3.5.2 Sifat dan Kualitas Endapan


Sifat dan kualitas marmer sangat menentukan dalam pemanfaatan marmer
itu sendiri. Ada beberapa pengujian untuk menentukan sifat dan kualitas yaitu
pengujian sifat fisik dan sifat mekanik.
Parameter Kualitas Marmer ditentukan sifat fisik dan mekanik meliputi:
a. Penyerapan air (%)
b. Kerapatan Aus (mm/menit)
c.Kuat Tekan (Kg/cm3)
Tabel 3.7 Persyaratan fisik sesuai SNI 13-0089-1987

Jenis
Pengujian

Satuan

Penyerapan
air
%
maksimum
Kuat tekan
Kg/cm2
minimum
Ketahanan
aus
cm/menit
maksimum
Kekekalan
Tidak
bentuk
catat
Sumber: SNI 13-0089-1987

Marmer
Untuk
Lantai
< 250
kg/cm2

Marmer
Untuk
Lantai
>250
kg/cm2

0.75

Marmer Tempel/Hias
Luar

Dalam

0.75

0.75

800

800

600

500

0.031

0.61

Tidak
catat

Tidak
catat

Tidak catat

Tidak catat

Berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan, sifat dan kualitas


marmer di PT. Marmer Sumatera Utara diperoleh pada tabel 3.8 di bawah ini

25

Tabel 3.8 Hasil Pengujian kualitas marmer untuk pemanfaatan


Jenis pengujian

Satuan

Hasil

Penyerapan air maksimum

0.94

Kuat tekan minimum

Kg/cm2

917.74

Ketahanan aus maksimum

mm/menit

0.0734

Kekekalan bentuk

Tidak catat

Tidak catat

Pemanfaatan marmer

Marmer untuk lantai

Sumber: Data diolah

3.5.3 Sumber Daya dan Cadangan


Sumber daya mineral adalah endapan mineral yang diharapkan dapat
dimanfaatkan secara nyata. Dengan keyakinan geologi tertentu sumber daya
mineral dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan
tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Sedangkan cadangan adalah
endapan mineral yang telah diketahui bentuk, sebaran, kuantitas, kualitasnya.
Selain itu secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan, dan sosial endapan
mineral ini dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan sesuai dengan
kondisi ekonomi dan teknologi pemerolehannya.
Klasifikasi menurut SNI 19-6728-.4-2002 sumberdaya mineral dibedakan
menjadi:
a. Sumber daya mineral hipotetik
b. Sumber daya mineral tereka
c. Sumber daya mineral terunjuk
d. Sumber daya mineral terukur
Cadangan sumber daya mineral dibagi menjadi dua yaitu:
a. Cadangan Terkira
b. Cadangan Terbukti

26

Sumber : SNI 19-6728-4-2002


Gambar 3.4 Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan
Ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan dalam penaksiran sumber
daya yaitu:
a. Membuat Peta Topografi daerah potensi sumberdaya
b. Membuat penampang melintang
c. Permodelan struktur perlapisan endapan marmer
d. Menghitung luas penyebaran endapan marmer dalam satuan (m2)
e. Menghitung volume endapan marmer dengan metode mean area
Total jumlah sumberdaya endapan marmer yang dimiliki oleh PT. Marmer
Sumatera Utara yaitu sebesar 627.819,7013 m3. Estimasi sumberdaya dihitung
dengan menggunakan metode penampang (mean area) dengan menggunakan
bantuan software AutoCad 2007 + quiksurf, dengan menghitung luas rata-rata
daerah penampang kemudian dikalikan dengan jarak antar penampang yang akan
dihitung. Penampang A-A dan B-B dapat dilihat pada gambar 3.5 dan 3.6,
selebihnya dapat dilihat pada lampiran ..

V=

XD

. (3.1)

Keterangan :
V

= Volume Sumberdaya (m3)

27

= Jarak antar penampang (m)

A1 dan A2

= Luas Penampang 1 dan 2 (m2

Diketahui:
A1 Luas Penampang A-A = 3926,3159 m2
A2 Luas Penampang B-B = 4089,5032 m2
Djarak antar penampang = 25meter.
V=

= 100197.7388m3

X 25 meter

Gambar 3.5 Penampang Sayatan A-A

28

Tabel. 3.9Jumlah Sumberdaya Endapan Marmer PT. Mamer Sumatera Utara


Marmer
Blok Sayatan

Luas (m)

A-A'

3926.3159

B-B'

4089.5032

B-B'

4089.5032

C-C'

4201.4966

C-C'

4201.4966

D-D'

4115.2373

D-D

4115.2373

E-E

3477.7365

E-E

3477.7365

F-F

3168.9441

F-F

3168.9441

G-G

2922.9315

G-G

2922.9315

H-H

2347.5618

Total sumber daya marmer

Jumlah Luas

Luas Rata-rata

(m)

(m)

8015.8191

Jarak (m)

Volume (m)

4007.90955

25

100197.7388

8290.9998

4145.4999

25

103637.4975

8316.7339

4158.36695

25

103959.1738

7592.9738

3796.4869

25

94912.1725

6646.6806

3323.3403

25

83083.5075

6091.8756

3045.9378

25

76148.445

5270.4933

2635.24665

25

65881.16625

16306.8189

8153.40945

25

627819.7013

Sumber :Data diolah


Pengkajian layak tambang harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :
a. Pengkajian layak tambang meliputi faktor faktor ekonomi, penambangan,
pemasaran, lingkungan sosial, dan hukum/perundang undangan. Untuk
endapan mineral bijih, metalurgi juga merupakan faktor pengkajian layak
tambang.
b. Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumber daya mineral akan
berubah menjadi cadangan atau tidak,
c. Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumber daya mineral yang layak tambang
berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang belum layak tambang
tetap menjadi sumber daya mineral

29

3.5.4 Cadangan Tertambang dan Cadangan Tidak Tertambang


Cadangan terdapat 2 kategori yaitu cadangan tertambang dan tidak
tertambang. Beberapa faktor yang mempengaruhi estimasi cadangan antara lain:
a. Faktor Geometri lereng/jenjang
b. Kehilangan Akibat Pemotongan
c. Mine Loose (Pemuatan dan Pengangkutan)
Jumlah cadangan tertambang diperoleh 373.106,3738m3. Dan cadangan
tidak tertambang diperoleh 254.713,3275m3 dengan faktor kehilangan sebagai
berikut:
a. Faktor Geometri Jenjang = 14 %.
b. Kehilangan Akibat Pemotongan = 8,07 %
c. Pemuatan dan Pengangkutan

=0%

Sehingga total kehilangan sebanyak 22,07 %. Selengkapnya dapat dilihat


pada tabel 3.10 dan 3.11.

Tabel 3.10 Cadangan Tertambang


Marmer
Blok

Sayatan

Luas (m)

A-A'

3,335.12

B-B'

3,468.92

B-B'

3,468.92

C-C'

3,637.27

C-C'

3,637.27

D-D'

3586,0485

D-D

3586,0485

E-E

2996,3889

E-E

2996,3889

F-F

2714,5092

F-F

2714,5092

G-G

2499,9152

Jumlah Luas

Luas Rata-rata

(m)

(m)

6,804.05

Jarak (m)

Volume (m)

3.402.02

25

85,050.61

7,106.19

3,553.09

25

88,827.37

7,223.31

3,611.66

25

90,291.43

6,582.44

3,291.22

25

82,280.47

5,710.90

2,855.45

25

71,386.2

25,214.42

2,607.21

25

65,180.31

30

G-G

2499,9152

H-H

1968,902

Total sumber daya marmer

4,468.82

2,234.41

25

55,860.22

13,910.24

6,955.12

25

538,876.62

Jarak (m)

Volume (m)

Sumber : Data Diolah

Tabel 3.11 Cadangan Tidak Tertambang


Marmer
Blok

Sayatan

Luas (m)

A-A'

591.19

B-B'

620.58

B-B'

620.58

C-C'

564.23

C-C'

564.23

D-D'

529.19

D-D

529.19

E-E

481.35

E-E

481.35

F-F

454.43

F-F

454.43

G-G

423.02

G-G

423.02

H-H

378.66

Total sumber daya marmer

Jumlah Luas

Luas Rata-rata

(m)

(m)

1211,7702

605,8851

25

15147,1275

1184.8101

592.40505

25

14810.12625

1093.4199

546.70995

25

13667.74875

1010.5364

505.2682

25

12631.705

935.7825

467.89125

25

11697.28125

877.4512

438.7256

25

10968.14

801.6761

400.83805

25

10020.95125

2396.5803

1198.29015

25

88,943.08

Sumber: Data Diolah

31

Anda mungkin juga menyukai