Di susun oleh :
Indi Anin Andika
125060400111001
Handayani Lestari
135060400111031
135060401111071
135060407111003
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
MALANG
2015
1. PROYEK 1
A. RONA LINGKUNGAN
1. KOMPONEN FISIK-KIMIA
1.1 IKLIM DAN UDARA
Tipe iklim di Pulau Sumbawa adalah tropis, yang dipengaruhi oleh angin
musim selatan menuju Barat daya yang menyebabkan terjadinya kemarau pada
bulan April sampai Oktober, dan antara bulan November sampai April bertiup
angin dari timur laut yang basah, meyebabkan terjadinya musim penghujan.
o Suhu rerata : 26,640 C
o Rerata maks : 28,780 C
o Rerata min :25,490 C.
o Kelembaban : 66.40% - 88.22%
o Rerata kelembaban nisbi : 76.24 %.
o Kecepatan angin rerata yang : 223.29 km/hr
o Arah angin : Ke tenggara/South East (SE)
o Rerata penyinaran matahari : 75.95 %
o Evapotranspirasi rerata : 3,99 mm/hari
Berikut Tabel Data Klimatologi Kabupaten Sumbawa dari data BMKG setempat:
No
Bulan
RH (%)
n/N (%)
84.46
64.94
88.22
31.70
84.79
76.01
79.73
81.43
71.33
90.47
71.20
87.26
67.91
95.17
67.49
87.66
66.40
66.40
69.66
88.40
81.43
71.30
82.24
70.71
76.24
75.95
88.22
95.17
66.40
31.70
Nama Sta.
BT
LS
DAS
Kab.
Ds.
1.
Sta. Plampang
117.81
-8.80286
Tiu Kulit
Plampang
Plampang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1. Peta Pos Hidroklimatologi
2. BIOLOGI
Meliputi lingkungan terestrial dan akuatik. Lingkungan terestrial terdiri atas
komponen flora darat dan fauna darat. Sedang lingkungan akuatik terdiri dari
komponen biota air yang ada. Karena pada saat pelaksanaan survey tidak terdapat
lingkungan akuatik maka analisis mengenai biota air tidak dapat dilaksanakan.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dari berbagai jenis tanaman yang ada (pohon, herba dan semak) seperti terlihat
pada Tabel tidak terdapat jenis tumbuhan langka atau yang dilindungi oleh
Undang-undang.
Berikut Tabel Fauna yang terdiri dari burung mamalia dan binatang
melata :
Tabel 1.5 Daftar Fauna Darat
No.
Jenis Binatang
No.
Jenis Binatang
A. BURUNG
B. MAMALIA
1 Alap alap
1
Kambing
2 Ayam
2
Kerbau
3 Bebek
3
Kuda
4 Blekok
4
Sapi
5 Burung Hantu
5
Kelelawar
6 Derkuku
7 Emprit
8 Elang
C. MELATA
9 Gereja
1
Bunglon
10 Jalak
2
Biawak
11 Kutilang
3
Kadal
12 Merpati
4
Ular
13 Perkutut
14 Podang
15 Prenjak
16 Srigunting
Sumber : Hasil Pengamatan di Lapangan
Dari sejumlah jenis burung tersebut terdapat jenis burung yang dilindungi, yaitu
burung Elang dan Alap-alap, sedang untuk jenis mamalia yang dilindungi seperti
kera, sedang jenis melata yang dilindungi, yaitu biawak.
Sebelah Barat
Desa Maronge
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Desa Sepakat
Sebelah Timur
Desa Sepayung
masyarakat. Tahun 2012 ini di Kecamatan Plampang terdapat 37 buah Masjid, 15 buah
Langgar dan 5 buah pura.
Dalam rangka peningkatan SDM pada tahun 2011 jumlah sarana pendidikan yang
ada tercatat sebanyak 10 sekolah mulai dari pra sekolah (TK) sampai dengan SLTP, kecuali
SLTA yang masih belum ada. Dari jumlah tersebut 1 unit merupakan pra sekolah (TK),
SD 3 unit, SLTP 1 unit dan SLTA 1 unit. Berikut Tabel Fasilitas Sosial di Kecamatan
Plampang Dirinci per Desa Tahun 2012.
Tabel 1.7 Sarana Pendidikan Per Desa di Kec. Plampang Tahun 2012
Tabel 1.8 Sarana Kesehatan Per Desa di Kecamatan Plampang Tahun 2012
Tabel 1.9 Sarana Pribadatan Per Desa di Kecamatan Plampang Tahun 2012
Kegiatan mobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja yang melalui jalanjalan kabupaten dan jalan desa yang menuju lokasi embung, akan meningkatkan jumlah
kecelakaann lalu-lintas pada jalan dilokasi sekitar proyek, akibat peningkatan kepadatan
lalu-lintas. Faktor yang mendukung banyaknya terjadi kecelakaan lalu-lintas antara lain :
lebar jalan sempit, kondisi jalan banyak yang rusak, dan kebiasaan atau pengetahuan
warga sekitar proyek dalam berlalu-lintas (pedesaan).
2.11Kualitas Udara (Kebisingan dan Debu)
Kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap pencemaran lingkungan adalah
aktivitas base camp. Aktivitas base camp memberikan dampak negatif akibat dari tingkah
laku atau kebiasaan yang dilakukan oleh pekerja yang tinggal di base camp yang kurang
memperhatikan kebersihan lingkungan, khususnya dalam membuang limbah padat
(sampah) maupun limbah cair.
2.12
Estetika
Penyiapan lahan dan pembangunan Embung Biara dan fislitasnya akan mengakibatkan
perubahan bentang alam pada lokasi tapak proyek. Perubahan bentang alam tersebut
adalah perubahan dari lahan pertanian dan permukiman menjadi lahan terbuka akibat
kegiatan pembukaan lahan, penggalian, pengerukan, pengurukan dalam rangka
melaksanakan pembangunan Embung Biara
2.14
3. TAHAP OPERASI
3.1 Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Dengan beroperasinya Embung Sangkok Bawi maka akan tercipta suplus air
yang cukup untuk bercocok tanam pada waktu musim kemarau, sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. PROYEK 2
menyebabkan polusi debu di lingkungan penduduk. Adapun jenis debu yang mungkin
mengganggu masyarakat adalah debu kayu, debu semen, debu bebatuan dan kerikil.
Begitu pula kebisingan dan getaran akan lebih besar lagi dirasakan oleh masyarakat
akibat proses konstruksi yang mana menggunakan alat besar dengan suara yang
nyaring. Seperti mesin gerinda, dan alat mesin lainnya.
Proses konstruksi dapat pula menurunkan ketinggian tanah. Proses pengerukan
untuk membuat dasar jalan tol dan dataran tinggi akan menjadi rendah.
Operasi
Pada tahap ini peningkatan jumlah kendaraan yang melintasi daerah Loa Duri Ilir
akan semakin banyak. Lagipula, disekitar daerah Kecamatan Loa Janan terdapat
banyak perusaahan terutama perusahaan tambang. Kendaraan besar akan melintasi
jalan tol tersebut. Dan frekuensi perjalanan kendaraan-kendaraan milik perusahaan
sangatlah tinggi. Dapat kita perkirakan bahwa kebisingan akan memengaruhi
penduduk sekitar serta getaran kendaraan besar juga lebih besar dirasakan.
Kualitas udara akan menurun. Kurangnya pepohonan dan peningkatan kendaraan
meningkat pula emisi gas buangan kendaraan tersebut seperti CO, NOx, SO, Pb.
2.2 Lingkungan Biologi
Pra Konstruksi
Sebaran flora di Loa Duri Ilir sebelum konstruksi seperti pepohonan, rerumputan,
semak-semak belukar, bunga hias, tanaman obat, rempah-rempah serta lumut. Flora
tumbuh baik dengan subur di sana.
Sebaran fauna di Loa Duri Ilir sebelum konstruksi seperti, berbagai macam jenis ikan
air tawar, unggas, reptile, hewan ternak, serangga, dan burung.
Tahap pra konstruksi mempengaruhi beberapa binatang kecil terutama serangga
yang memiliki habitat tempat tinggal di semak-semak belukar. Dengan adanya
kegiatan pendataan dan pengukuran center line jalan tol, pematokan ROW maka akan
mengganggu kehidupan binatang kecil tersebut, bisa membuat hewan-hewan tersebut
gelisah dengan kegiatan yang dilakukan.
Konstruksi
Terancamnya sebaran flora seperti semak belukar dan khususnya pepohonan akan
berkurang akibat pembersihan lahan yaitu mobilisasi alat-alat berat serta mobilisasi
tenaga kerja, selain itu penggalian dan timbunan termasuk pemadatan dan perataan
tanah, pengangkutan material. Tentunya hal ini secara tidak langsung mempengaruhi
sebaran fauna karena merupakan tempat tinggalnya. Keberadaan fauna dan flora akan
berkurang entah punah atau bermigrasi ke tempat yang lebih baik.
Dampak lainnya yang terjadi terhadap lingkungan biologi adalah hilangnya
vegetasi penutup tanah sehingga terjadi penurunan jumlah dan keanekaragaman serta
hilangnya lapisan humus. Lahan untuk tumbuhnya flora semakin berkurang selain itu
pengerasan jalan akan menyebabkan hilangnya habitat beberapa jenis fauna kecil.
Operasi
Pada tahap ini jalan tol telah selesai dibuat dan telah dipakai, telah disebutkan di
atas bahwa frekuensi dan volume kendaraan meningkat maka meningkat pula polusi
dari gas buangan kendaraan sehingga akan timbul pencemaran udara yang dapat
merugikan flora dan fauna, misalnya kualitas kandungan flora yang dapat dikonsumsi
akan mengandung zat berbahaya karena serapannya tersebut begitupula pada fauna.
Masa tumbuh dan hidup flora fauna terancam singkat akibat udara yang tidak bersih.
Pasca Operasi
Lahan-lahan kosong di sekitar jalan tol dapat ditanam kembali pepohonan untuk
mengembalikan kehidupan sebelumnya walaupun tidak seratus persen. Pasca operasi
pada jalan tol memiliki peluang kecil jika terjadi maka tidak semua rona lingkungan
sebelumnya sepenuhnya akan kembali. Pasca operasi bisa saja dimanfaatkan untuk
kegiatan lainnya.
2.3 Lingkungan Sosial-Budaya-Ekonomi
Pra Konstruksi
Jumlah kepala keluarga RT 15 Desa Loa Duri Ilir, yaitu 121 KK dengan jumlah
121 rumah dan jumlah kepala keluarga RT 16 Desa Loa Duri Ilir, yaitu 98 KK dengan
jumlah 98 rumah. Jenis kelamin yang terbanyak yaitu jumlah responden berjenis
kelamin perempuan yaitu sebesar 53% dari 100 orang penduduk.
Sebagian besar responden berusia antara 36-45 tahun, dengan frekuensi 42 atau
presentase sebesar 42%. Agama penduduk sekitar terbesar menganut agama Islam
sebesar 97%. Sedangkan agama lainnya seperti Kristen Advent yang mempunyai
presentase sebesar 1% dan sisanya beragama Kristen Katolik dan Protestan.
Mayoritas responden bersuku jawa 71%, lainnya bersuku dayak, bima, serta batak
sebanyak 7% sisanya bersuku kutai, banjar, bugis dan sunda.
Tingkat pendidikan terakhir yang paling banyak adalah pendidikan SMA sebesar
46% kemudian disusul lulusan SD dan SMP, terdapat dua responden tidak bersekolah
sisanya lulusan Perguruan tinggi.
Pekerjaan penduduk adalah Swasta sebanyak 69%. Lainnya wiraswasta, petani,
PNS, nelayan dan tidak bekerja.
Pada pasca konstruksi akan ada sosialisasi terhadap masyarakat dan tokoh setempat
untuk meminta persetujuan penduduk sekitar. Akan ada pro kontra. Beberapa
pertimbangan yang diperhitungkan misalnya yaitu dengan adanya jalan tol maka akses
jalan semakin luas dan memudahkan melakukan perjalanan ke mana pun,
meningkatnya kunjungan wisata dan dapat memperkenalkan budaya. Dan ada pula
yang tidak setuju dengan pembangunan jalan tol dikarenakan dapat merusak lahan atau
lingkungan.Pada tahap ini hubungan sosial masyarakat mulai sedikit terlihat renggang
karena perdebatan dan pembelaan pada masing-masing pendapat.
Konstruksi
A. RONA LINGKUNGAN
1. Komponen Fisik Kimia
1.1 Iklim
Hasil pengumpulan data iklim dari Stasiun Klimatologi provinsi Kalimantan Timur
untuk kecamatan Loa Janan selama 3 tahun ( 2010 2013 ):
yaitu Semenanjung Mangkaliat dan dua ujung yang membatasi Teluk Darvel. Pulau ini
berbukit-bukit luas dan reliefnya bergunung-gunung yang tingginya sebagian besar tidak
lebih dari 1500m
1.4 Kualitas Air
Pengamatan dilaksanakan pada sungai, penampungan air serta air minum masyarakat
yang terdapat di dalam wilayah studi yang mencakup 2 titik pengamatan telah menunjukan
airnya masih berada dalam kisaran yang diperbolehkan menurut baku mutu air .
1.5 Kebijakan Tata Ruang
Dalam rencana kebijakan tata ruang wilayah kalimantan timur yang disusun pada tahun
2011 telah termuat bahwa seluruh wilayah di kalimantan timur memang telah diwajibkan
untuk melakukan pengembangan pada sektor - sektor unggulan yang dalam hal ini
kecamatan Loa Janan yang termasuk dalam kabupaten Kutai Kartanegara unggul dalam
sektor migas dan pertambangan. Sehingga proses rencana wilayah pertambangan batu bara
dapat dilaksanakan sepenuhnya dengan catatan dan pengawasan yang terus-menerus
dilakukan untuk mencegah adanya kelebihan eksploitasi yang menimbulkan dampak buruk
bagi lingkungan.
1.6 Tanah dan Erosi Tanah
Kecamatan Loa Janan didominasi tanah podsolik murni maupun berasosiasi dengan
jenis tanah regosol, lithosol, andosol, latosol, alluvial, organosol, leisol, renzina dan
mediteran. Jenis tanah tersebut mencapai 78,5% dari luas wilayah Kaltim, sisanya terdiri
dari lithosol (8,75%); alluvial (4,6%), organosol (3,3%), gleisel hidrik (1,4%) dan
beberapa kombinasi berbagai jenis tanah dalam jumlah kecil. Dengan demikian, di daerah
ini pada umumnya tidak subur untuk lahan pertanian produktif jangka panjang .
Flora darat yang terdapat di kecamatan Loa Janan secara umum juga merupakan
flora identitas Kalimantan Timur yaitu Anggrek Hitam hutan air tawar, hutan kerangas,
hutan Dipterocarpaceae dataran rendah, hutan kayu besi (ulin), hutan pada batu kapur dan
tanah ultra basa, hutan bukit Dipterocarpaceae dan beberapa formasi hutan pegunungan,
wilayah Loa Janan ini juga menyumbang kepemilikan total flora kalimantan timur yaitu
lebih dari 3.000 jenis pohon termasuk 267 jenis Dipterocapaceae, lebih dari 2.000 jenis
anggrek dan lebih dari 1.000 jenis pakis, lebih dari 146 rotan, dan pusat distribusi
karnivora kantung semar.
3. Komponen Sosial
3.1 Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2012 sebanyak 674.464
jiwa, terdiri atas 353.309 laki-laki dan 321.155 perempuan. Sedangkan untuk jumlah
penduduk desa Loa Duri Ilir adalah sebesar 9.951 jiwa dengan kepadatan penduduk ratarata di Kecamatan Loa Janan adalah 96 jiwa per km2
. Kecamatan Loa Janan merupakan salah satu dari 3 kecamatan dengan kepadatan
penduduk yang terpadat
3.2 Ekonomi
Pendapatan Rumah Tangga Hasil pengamatan dari pendapatan rumah tangga
masyarakat yang berada diseitar wilayah rencana pertambangan batu bara Loa janan
didapatkan dengan melakukan pendataan secara langsung kepada masyarakat yang telah
dijadikan sampel . Hal ini dapat dilihat lebih jelas dengan mengamati tabel dibawah in
No
1
2
3
Pendapatan Total
< UMK Rp 1.908.146
UMK Rp 1.908.146
> UMK Rp 1.908.146
Total
Frequency
54
21
25
100
%
54.0
21.0
25.0
100.0
4. Kesehatan Masyarakat
4.1 Pola Penyakit
Rona lingkungan komponen kesehatan masyarakat digambarkan dari kejadian
kesakitan selama tiga tahun terakhir (2010- 2012). Data diperoleh dari data sekunder
Puskesmas Loa Janan kecamatan Loa Janan yang wilayah kerjanya mencakup rencana
B. ANALISA DAMPAK
Keberadaan kegiatan pertambangan batubara memberikan dampak positif
maupun negatif pada masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan 55
responden. menggunakan teknik area sampling dan proportional random sampling.
Dampak kegiatan pertambangan batubara di Kelurahan Loa Ipuh Darat pada
kondisi sosial adalah memicu timbulnya migrasi masuk, timbulnya kejadian konflik,
merenggangnya hubungan kekerabatan, dan memicu timbulnya praktek prostitusi yang
dilegalkan oleh pemerintah daerah. Pada kondisi ekonomi kegiatan pertambangan
menimbulkan peluang usaha bagi warga masyarakat. Peningkatan ataupun penurunan
tingkat pendapatan masyarakat bervariasi berdasarkan jenis pekerjaan warga, serta
kesempatan kerja di sektor pertambangan, walaupun untuk warga lokal tergolong minim
disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan warga lokal.
Daftar Pustaka
________________________________________________________________________
_