Anda di halaman 1dari 28

PEMBANGUNAN PABRIK CAT

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan


(KA-ANDAL)

Oleh :

SFA
NIM :

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI DEL
LAGUBOTI
2017
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Kegiatan

Cat merupakan kebutuhan sekunder bagi setiap manusia, yang dipakai untuk melapisi
permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat
(reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Pabrik cat merupakan industri
kimia yang dapat menghasilkan pencemaran kepada lingkungan. Pengolahan kegiatan
pabrik cat harus dilaksanakan dengan penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan
sehingga pemanfaatannya tidaklah memberikan dampak penurunan kualitas ke
lingkungan kegiatan.

Untuk memenuhi kebutuhan cat bangunan untuk wilayah Lampung maupun skala
Nasional Indonesia, kegiatan industri PT. Rainbow Paint di wilayah Natar Lampung
diperkirakan akan menimbulkan perubahan mendasar pada beberapa parameter
lingkungan, baik komponen fisika-kimia, biologi, sosial-ekonomi-budaya serta
kesehatan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006 tentang


Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), rencana kegiatan industri cat ini
termasuk dalam rencana usaha dan /atau kegiatan wajib dilengkapi AMDAL. Hal ini
disebabkan karena kegiatan ini rencananya akan memanfaatkan senyawa-senyawa kimia
sebagai bahan baku pembuatannya yang dapat memberikan dampak terhadap
lingkungan. Oleh karena itu, Pemerintah kabupaten Natar sebagai pemrakarsa dari
kegiatan ini wajib melangkapi dan melaksanakan kajian Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) sebagai upaya sedini mungkin mencegah dan menanggulangi
dampak negatif dan mengembangkan dampak positif yang diperkirakan akan timbul.
Penyusunan dokumen KA-ANDAL pembangunan Industri Cat ini disusun berdasarkan
Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No 8 tahun 2006 tentang Pedoman

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Penyusunan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL) dan


Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL).

2. Tujuan Kegiatan

Tujuan pembangunan pabrik cat adalah untuk meningkatkan produksi cat dalam negeri,
menyeimbangkan struktur ekonomi Indonesia dan meningkatkan devisa negara serta
memperluas kesempatan kerja. Pembangunan pabrik cat di sektor industri juga
bertujuan untuk meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi.

3. Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan ini bagi Pemerintah adalah


1) Untuk meningkatkatkan pendapatan pajak daerah
2) Sebagai program pembangunan daerah
3) Memberikan
4) Memberikan

Manfaat kegiatan ini bagi Masyarakat adalah


1) Untuk memenuhi kebutuhan cat masyarakat di kabupaten Natar
2) Untuk memenuhi kebutuhan cat masyarakat Indonesia
3) Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat di kabupaten Natar

4. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar bagi penyusunan dokumen Analisis


Dampak Lingkungan (ANDAL) dalam pembangunan Industri Cat di desa Padmosari,
kecamatan Natar, kabupaten Lampung Selatan ini adalah sebagai berikut
1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah
3) Undang-Undang No.32 Tahun 2004 pasal 14 tentang Pemerintahan Daerah yang
menempatkan urusan penyediaan prasarana dan sarana umum serta pelayanan

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

dasar bagi masyarakat di kabupaten/kota sebagai “urusan wajib pemerintah


kabupaten/kota”
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
5) Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
6) Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara
7) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 tahun 2006 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
8) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
9) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 tahun 1997 tentang
Indeks standar Pencemaran Udara
10) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 1995 tentang Baku
Mutu Limbah Bagi Kegiatan Industri Cat
11) Keputusan Mentri Lingkungan Hidup No. 250 tahun 2003 tentang Pedoman
Teknis Penyusunan Pengendalian dampak Terhadap Lingkungan Hidup pada
Sektor Industri
12) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 111 tahun 2003 tentang
Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan seta Pedoman Kajian
Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
13) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 142 tahun 2003 tentang
Perubahan atas Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No. 111 tahun
2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan seta Pedoman
Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

II. RUANG LINGKUP

1. Rencana Kegiatan

Kegiatan ini direncanakan akan memproduksi cat sebesar 100 ton per hari dan
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan cat warga Natar dan juga kebutuhan skala
Nasional.

Proses produksi cat melalui beberapa tahapan secara umum :

Pre-mixing Grinding Let-down Filtering

Packaging Color matching

Gambar 1. Diagram Alir Proses Produksi Cat secara Umum

Pre-mixing yaitu proses pencampuran awal dimana bagian padat dari cat seperti pigmen
dan extender/filler didispersikan ke pelarutnya dengan tambahan aditif yang sesuai
seperti dispersing agent dan wetting agent. Pada proses grinding partikel-partikel
pigmen dihaluskan dengan mesin giling/grinder agar ukuran partikel menjadi lebih kecil
dan diperoleh kehalusan dan warna yang diinginkan. Kemudian selanjutnya adalah
proses finishing yang meliputi let-down, filtering, color matching sampai packaging.
Pada proses ini cat diatur kekentalannya, ditambahkan zat aditif, disaring dari kotoran
saat pengadukan, disesuaikan dan dipilah-pilah warnanya, dan pada akhirnya di kemas.

Adapun skema pengolahan air bersih dapat dilihat pada gambar 2.

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Gambar 2. Skema Proses Pembuatan Cat

Wilayah kegiatan pabrik cat yang diadakan di desa Padmosari, kecamatan Natar,
kabupaten Lampung Selatan, seluas sekitar 1000 Ha. Rencana usaha dan/ kegiatan
pabrik cat pada makalah ini selanjutnya akan lebih ditekankan pada pengaruh rencana
kegiatan terhadap komponen lingkungan geo-fisik-kimia, yang meliputi kualitas air
permukaan, kualitas tanah, kualitas udara, tingkat kebisingan, tingkat getaran dan
tingkat kebauan. Tabel 1 menjelaskan komponen lingkungan yang diperkirakan akan
terpengaruh dampak rencana kegiatan pabrik cat di desa Padmosari, kecamatan Natar,
kabupaten Lampung Selatan :

Tabel 1. Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik Cat

Pra-konstruksi Konstruksi Operasi Pasca-operasi


1) Survey dan 1) Mobilisasi material 1) Rekrutmen tenaga -
penetapan lokasi bangunan dan alat- kerja
pembangunan alat berat 2) Proses
2) Pembebasan lahan 2) Pembangunan pengangkutan
3) Proses perizinan instalasi dan sarana bahan baku
dan prasarana 3) Proses produksi
pabrik cat cat
3) Pembangunan 4) Pengoperasian
kantor Pabrik Cat listrik tenaga
diesel

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Berikut ini akan dijelaskan rencana kegiatan pada masing-masing tahapan yang akan
dilaksanakan Pemerintah Daerah Kabupaten Natar :
A. Pra Konstruksi :
Pada tahapan ini, rencana kegiatan yang dilakukan meliputi : survey dan penetapan
lokasi pembangunan, pembebasan lahan dan proses perizinan terhadap pihak
terkait. Rencana kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting adalah
pembebasan lahan. Pemerintah Daerah Kabupaten Natar merencanakan akan
membebaskan tanah seluas 1 hektar di desa Padmosari yang sebelumnya
merupakan tanah milik masyarakat desa Padmosari dan sebagian lagi merupakan
kawasan wisata alam. Dampak yang mungkin muncul adalah persepsi negatif
masyarakat terhadap pembangunan Pabrik Cat ini (komponen sosial-budaya).

B. Konstruksi
Berikut ini beberapa kegiatan pada tahap konstruksi yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap komponen lingkungan :
1) Mobilisasi material bangunan dan alat-alat berat
Mobilisasi rutin kendaraan yang mengangkut peralatan dan material bahan yang
melewati jalan umum dan melintasi pemukiman penduduk akan mengakibatkan
meningkatnya konsentrasi gas CO (sisa pembakaran bahan bakar kendaraan),
debu atau PM10 di atmosfer. Debu atau PM10 berasal dari pecahan material
konstruksi yang diangkut oleh kendaran tersebut. Lama waktu debu atau PM10
berada dan beterbangan di atmosfer tergantung pada ukuran dan berat partikel
serta arah dan kecepatan angin.
2) Pembangunan dan pemasangan instalasi pabrik cat. Instalasi pabrik cat yang
dibangun meliputi : ruang bahan baku, rung produksi, dan ruang produk.
Pembangunan ini akan berpotensi menurunkan kualitas udara, khususnya
konsentrasi PM10, serta peningkatan kebisingan.
3) Pembangunan kantor Pabrik Cat
Pembangunan ini akan menyebabkan penurunan kualitas udara akibat
peningkatan konsentrasi PM10 dan peningkatan kebisingan.

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

C. Operasi
Berikut ini beberapa kegiatan pada tahap operasi yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap komponen lingkungan :
1) Rekrutmen tenaga kerja
Komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak adalah komponen
sosial-ekonomi-budaya (komponen lingkungan ini tidak akan dibahas lebih
lanjut lagi).
2) Produksi Cat
Kegiatan ini akan berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap komponen
geo-fisik-kimia yaitu penurunan kuantitas air sungai Sekampung dan penurunan
kualitas udara sekitar daerah desa Padmosari kecamatan Natar.
3) Proses pengolahan air pencucian alat pasca produksi cat
Komponen lingkungan yang akan berpotensi terkena dampak dari kegiatan ini
adalah komponen geo-fisik-kimia, yaitu peningkatan limbah padat dan cair yang
akan dibuang ke badan sungai Sekampung yang kemudian akan menurunkan
kualitas air sungai Sekampung serta peningkatan kebisingan.
4) Pengoperasian listrik tenaga diesel
Kegiatan ini akan berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap komponen
geo-fisik-kimia yaitu penurunan kualitas udara berdasarkan parameter CO, NO2,
SO2 dan PM10, selain itu juga dapat meingkatkan kebisingan.

2. Rona Lingkungan Hidup Awal

Analisis mengenai keadaan lingkungan awal di sekitar lokasi kegiatan sangat diperlukan
sebagai dasar untuk memperkirakan kemungkinan dampak yang terjadi terhadap
komponen lingkungan hidup yang diakibatkan oleh rencana kegiatan tersebut. Beberapa
komponen lingkungan hidup yang perlu dipertimbangkan adalah komponen lingkungan
geo-fisik-kimia, lingkungan biologi, lingkungan sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan
masyarakat. Berikut ini merupakan hasil pengukuran kualitas udara (tabel 2) serta
kualitas air (tabel 3) dari beberapa lokasi di sekitar rencana kegiatan pembangunan
Pabrik Cat.

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kualitas Udara di Sekitar Rencana Kegiatan Pembangunan


Pabrik Cat

Waktu Baku Mutu


No Parameter Satuan Lokasi
Pengukuran Lingkungan
1 Karbonmonoksida µg/m3 8 jam 5,5 10 **)
(CO)
2 Nitrogen µg/m3 1 jam 0,58 400 *)
Dioksida (NO2)
3 Sulfur Dioksida µg/m3 24 jam 4,48 365 *)
(SO2)
4 Partikel Materi µg/m3 24 jam 69,97 150 *)
(PM10)
*) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999
**) berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 107 tahun
1997 pada batas ISPU 100

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air di Sekitar Rencana Kegiatan Pembangunan


Pabrik Cat

Hasil Kualitas Air Kelas-*)


No Parameter Satuan
Pengukuran I II III IV
1 pH - 7 6-9 6-9 6-9 5-9
2 TSS mg/L 58 50 50 400 400
3 BOD mg/L 1,86 2 3 6 12
4 Merkuri mg/L 0,0005 0,001 0,002 0,002 0,005
5 Seng mg/L 0,03 0,05 0,05 0,05 2
6 Timbal mg/L 0,02 0,03 0,03 0,03 1
7 Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,02 0,2
8 Krom (VI) mg/L 0,04 0,05 0,05 0,05 0,1
9 Kadmium mg/L 0,008 0,01 0,01 0,01 0,01
10 Fenol μg/L 0,05 1 1 1 (-)
11 Minyak dan Lemak μg/L 800 1000 1000 1000 (-)
*) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001

Debit rata-rata sungai Sekampung setiap tahunnya adalah 1,2 m3/detik, dengan curah
hujan setiap tahunnya adalah 75-85 mm/bulan. Pada musim penghujan debit air sungai
Sekampung dapat mencapai 2,5 m3/detik, sedangkan pada musim kemarau debit air

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

sungai menjadi 0,8 m3/detik. Kegiatan yang sekarang telah ada di sekitar rencana
kegiatan Pembangunan Pabrik Cat di desa Padmosari kecamatan Natar, kabupaten
Lampung Selatan adalah usaha pertanian lahan basah (sawah) secara intensif dan
perikanan air tawar yang yang terletak pada bagian hilir sungai Sekampung. Kegiatan
pembuangan limbah dari kegiatan pabrik cat ke air sungai Sekampung dapat berpotensi
menurunkan kualiatas dan kuantitas air sungai Sekampung, sehingga akan muncul
konflik sosial berupa penggunaan air untuk irigasi dan tambak oleh masyarakat
sekitarnya.

3. Pelingkupan

Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi dampak penting hipotesis yang terkait dengan rencana kegiatan
pembangunan Pabrik Cat. Pelingkupan umumnya dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
identifikasi dampak, evaluasi dampak, serta klasifikasi dan prioritas. Secara ringkas
proses pelingkupan dampak untuk mengidentifikasi dampak besar dan penting akibat
rencana kegiatan pembangunan Pabrik Cat disajikan dalam gambar 3.

Deskripsi Rencana
Kegiatan
Dampak Penting Prioritas Dampak
Dampak Potensial Hipotetik Penting Hipotetik

Rona Lingkungan
Hidup

Identifikasi Evaluasi Dampak Klasifikasi


Dampak Potensial Potensial dan Prioritas

Gambar 3. Diagram Alir Proses Pelingkupan Dampak

Identifikasi dampak potensial merupakan hasil kajian antara rencana kegiatan


pembangunan Pabrik Cat dengan rona lingkungan hidup di sekitar lokasi pembangunan
yang akan berpotensi terkena dampak, baik positif maupun negatif yang akan
menghasilkan dampak potensial terhadap rencana kegiatan tersebut. Proses identifikasi
dampak potensial dilakukan dengan metode matrik dan hasil identifikasi ini dituangkan

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

dalam tabel 4. Pada tabel tersebut kegiatan yang akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan ditandai ().

Tabel 4. Hasil Identifikasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik


Cat (komponen geo-fisik-kimia)

No Komponen A B C
Geo-Fisik- 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
Kimia
1 Kualitas      
Udara
2 Kualitas Air  
3 Sedimentasi 
4 Bau 
5 Getaran  
6 Kebisingan     
7 Kualitas   
tanah
Keterangan
A. Tahap Pra Konstruksi B. Tahap Kontruksi C. Tahap Operasi
1) Survey dan penetapan lokasi 1) Mobilisasi material 1) Rekrutmen tenaga kerja
pembangunan bangunan dan alat-alat 2) Pengangkutan bahan baku
2) Pembebasan lahan berat dari gudang penyimpanan
3) Proses perizinan 2) Pembangunan jalan dan bahan baku ke pabrik
sarana prasarana 3) Proses produksi cat
penunjang 4) Pengoperasian listrik
3) Pembangunan instalasi tenaga diesel
Pabrik Cat
4) Pembangunan kantor
Pabrik Cat
Catatan :  = dampak potensial

Setelah dampak potensial dievaluasi maka akan diperoleh dampak penting dan prioritas
dampak penting hipotetik dari rencana kegiatan Pembangunan Pabrik Cat. Tabel 5
merupakan hasil proses pelingkupan dampak potensial, dampak penting dan prioritas
dampak penting hipotetik (khususnya komponen lingkungan Geo-Fisik-Kimia) dari
rencana kegiatan pembangunan Pabrik Cat di desa Padmosari, kecamatan Natar,
kabupaten Lampung Selatan.

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Tabel 5. Hasil Pelingkupan Dampak Potensial, Dampak Penting dan Prioritas Dampak
Penting Hipotetik dari Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik Cat.

Dampak Penting
Tahapan/Rencana Dampak Potensial Prioritas Dampak
No Hipotetik yang
kegiatan yang Ditimbulkan Penting
Ditimbulkan
A. Pra Konstruksi
B. Konstruksi
1. Mobilisasi material  Penurunan kualitas  Penurunan kualitas -
bangunan dan alat- udara udara
alat berat  Peningkatan  Peningkatan
kebisingan kebisingan
 Peningkatan getaran
2. Pembangunan jalan  Penurunan kualitas  Penurunan kualitas -
dan sarana prasarana udara udara
penunjang  Peningkatan  Peningkatan
kebisingan kebisingan
 Peningkatan getaran
 Penurunan kualitas
tanah
3. Pembangunan dan  Penurunan kualitas  Penurunan kualitas -
Pemasangan udara udara
Instalasi Pabrik Cat  Peningkatan  Peningkatan
kebisingan kebisingan
 Peningkatan getaran
 Penurunan kualitas
tanah
4. Pembangunan kantor  Penurunan kualitas  Penurunan kualitas -
Pabrik Cat udara udara
 Kemacetan lalu  Peningkatan
lintas kebisingan
 Penurunan kualitas
tanah
C. Operasi
1. Proses pengangkutan  Peningkatan  Peningkatan -
bahan baku dari kebisingan kebisingan
gudang  Peningkatan getaran
penyimpanan ke
pabrik cat
2. Proses Produksi Cat  Penurunan kuantitas  Penurunan  Penurunan
udara kuantitas udara kuantitas udara
 Penurunan kuantitas  Penurunan  Penurunan
air sungai kuantitas air sungai kuantitas air
 Peningkatan  Peningkatan sungai
kebisingan kebisingan

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

 Peningkatan getaran
3. Proses pengangkutan  Peningkatan  Peningkatan -
produk cat ke kebisingan kebisingan
gudang  Peningkatan getaran
penyimpanan
4. Pengoprasian listrik  Penurunan kuantitas  Penurunan Penurunan
tenaga diesel udara kuantitas udara kuantitas udara
 Peningkatan  Peningkatan
kebisingan kebisingan
 Peningkatan kualitas
tanah
D. Pasca Operasi

Kualitas air sungai


Rencana kegiatan pengambilan air utuk pencucian tangki produksi cat dari sungai
Sekampung dapat mengakibatkan penurunan kualitas air. Parameter air yang
dipengaruhi akibat rencana kegiatan tersebut adalah penurunan parameter BOD5, TSS,
pH, Merkuri (Hg), Seng (Zn), Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Krom Heksavalen (Cr+6),
Kadmium (Cd), Fenol, serta Minyak dan Lemak (Keputusan Mentri Lingkungan Hidup
Kep 51/MENLH/10/1995).

4. Batas Wilayah Studi

A. Batas Tapak Proyek


Batas ini merupakan batas rencana pembangunan Pabrik Cat dan sarana atau
prasarana penunjang lainnya. Untuk batas tapak proyek pembangunan Pabrik Cat
yang meliputi ruang penyimpanan bahan baku, ruang produksi, ruang penyimpanan
produk dan kantor Pabrik Cat disajikan pada gambar 4.

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Gambar 4. Denah batas wilayah studi AMDAL

B. Batas Ekologi
Batas ini mencakup aliran dampak perubahan kuantitas air dan kualitas air.
Berdasarkan kajian pada batasan ini, maka dampak perubahan meliputi luas
pengaruh rencana kegiatan terhadap ekosistem di sekitarnya.

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

C. Batas Administrasi
Wilayah studi secara administratif meliputi seluruh wilayah kabupaten Natar seluas
800 Ha.

D. Batas Sosial
Batas sosial meliputi ruang di sekitar rencana pembangunan Pabrik Cat yang
merupakan tempat berlangsungnya interaksi dengan masyarakat setempat.

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

III. METODE STUDI

1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

A. Kualitas Udara
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui kualitas udara awal
adalah dengan metode pengukuran langsung (metode pengumpulan data primer).
Penentuan titik pengambilan sampel didasarkan pada arah dan kecepatan angin
(gambar 6) yang dihubungkan dengan rencana tapak proyek (gambar 3).
Pengambilan sampel uji untuk parameter analisis kualitas udara didasarkan pada SNI
19-7119.7 tahun 2005. Penentuan durasi pengumpulan data didasarkan pada
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 107 tahun 1997
tentang Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara untuk Setiap Parameter Pencemar.

Tabel 6. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data dari Parameter untuk Kualitas
Udara

Metode Durasi Metode


Metode Analisis
No Parameter Pengumpulan Pengumpulan Analisis
Sampel
Data Data Data
1. CO Non-dispersive 8 jam Non-dispersive ISPU
Infraredfotometri Infraredfotometri
2. NO2 Metode 1 jam Spektrometer ISPU
Saltzman UV-Vis
3. SO2 Metode 24 jam Spektrometer ISPU
pararosanilin UV-Vis
4. PM10 Gravimetri 24 jam Performance ISPU
approved
product

Berikut ini akan diuraikan secara singkat prinsip metode analisis kualitas udara yang
telah disajikan pada tabel 6 :
1) Parameter CO

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Pengukuran ini berdasarkan kemampuan gas CO dalam menyerap sinar


inframerah pada panjang gelombang 4,6 𝜇m. Banyaknya intensitas sinar yang
diserap sebanding dengan konsentrasi CO di udara.
2) Parameter NO2
Gas NO2 dijerap dalam reagent saltzman sehingga membentuk suatu senyawa azo
dye berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Kemudian absorbansi
senyawa tersebut diukur dengan spektrometer UV-Vis pada panjang gelombang
545 nm.
3) Parameter SO2
Gas SO2 diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat membentuk senyawa
kompleks diklorosulfonatomerkurat (HgCl2SO3-2). Pengambilan sampel dilakukan
selama 24 jam. Kemudian senyawa kompleks tersebut direaksikan dengan larutan
pararosanilin dan formaldehida, sehingga akan terbentuk senyawa pararosanilin
metil sulfonat yang berwarna merah violet. Setelah itu larutan kompleks berwarna
tersebut diukur dengan menggunakan Spektrometer UV-Vis pada panjang
gelombang 550 nm
4) Parameter PM10
Pada penentuan parameter partikel materi (PM10) atau debu, udara dilewatkan ke
dalam Cascade Impactor dengan laju alir tertentu dan dilakukan selama 24 jam.
Prinsip metode ini adalah memisahkan debu berdasarkan diameter partikel.
Diameter partikel yang paling besar akan tertahan pada kertas saring di stage
paling atas pada alat Cascade Impactor, dan semakin ke bawah, diameter partikel
yang dapat terkumpulkan semakin kecil. Setelah 24 jam pengambilan sampel,
debu yang sudah terkumpulkan pada masing-masing stage ditimbang beratnya.

Analisis Data
Penentuan baik atau buruknya kualitas udara di lokasi sekitar rencana pembangunan
Pabrik Cat dilakukan dengan menganalisis data hasil pengukuran di lapangan yang
telah diperoleh menggunakan metode Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).
Penggunaan metode analisis dengan ISPU ini didasarkan pada Keputusan Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 107 tahun 1997 tentang Pengaruh
Indeks Standar Pencemar Udara untuk Setiap Parameter Pencemar. Tabel 7
menyajikan angka dan kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Tabel 7. Angka dan Kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)


Indeks Kategori
0 – 50 Baik
51 – 100 Sedang
101 – 199 Tidak Sehat
200 – 299 Sangat Tidak Sehat
300 - lebih Berbahaya

Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) adalah angka yang tidak mempunyai satuan
yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi pembangunan dengan
durasi waktu pengamatan tertentu yang didasarkan pada dampak kesehatan manusia
dan makhluk hidup lainnya, serta terhadap nilai estetika. Indeks nilai ISPU diperoleh
dengan cara mengubah konsentrasi parameter kualitas udara yang terukur ke dalam
suatu angka yang tidak berdimensi dengan menggunakan tabel 8 dan rumus :
𝐼𝑎 −𝐼𝑏
I= × 𝑋𝑥 − 𝑋𝑏 + 𝐼𝑏
𝑋𝑎 −𝑋𝑏

Keterangan :
I = Indeks ISPU
Ia = ISPU batas atas
Ib = ISPU batas bawah
Xa = Ambien batas atas
Xa = Ambien batas bawah
Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran

Tabel 8. Batas Indeks Standar Pencemar Udara dalam satuan SI

Indeks
Standar PM10 dalam 24 SO2 dalam 24 CO dalam 24 NO2 dalam 24
Pencemar jam (𝜇g/m3) jam (𝜇g/m3) jam (𝜇g/m3) jam (𝜇g/m3)
Udara
50 50 80 5 -
100 150 365 10 -
200 350 800 17 1130

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

300 420 1600 34 2260


400 500 2100 46 3000
500 600 2620 57,5 3750

Contoh Perhitungan :
Misalnya konsentrasi udara ambien untuk parameter SO2 adalah 322 𝜇g/m3. Maka
konversi ke dalam angka ISPU adalah sebagai berikut :
Ia (ISPU batas atas) = 100
Ib (ISPU batas bawah) = 50
Xa (ambien batas atas) = 365
Xa (ambien batas bawah) = 80
Xx (kadar ambien nyata hasil pengukuran) = 322 𝜇g/m3
100−50
Maka I = 322 − 80 + 50 = 92,456 = 92 (pembulatan)
365−80

Jadi dengan konsentrasi SO2 322 𝜇g/m3 maka nilai konversinya dalam ISPU adalah
92 dengan kategori kualitas lingkungan dari tabel 7 adalah sedang.

B. Kuantitas dan Kualitas Air Sungai Way Sekampung


Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas
air sungai Sekampung sebelum kegiatan dilakukan adalah metode pengukuran
langsung (metode pengumpulan data primer). Selain data primer, data kuantitas air
sungai Sekampung juga didukung dari data sekunder yang diperoleh dari instansi-
instansi pemerintah terkait. Pengambilan sampel uji untuk parameter analisis kualitas
air didasarkan pada SNI 06-2412-1991 tentang metode pengambilan contoh uji
kualitas uji dan SNI 03-7016-2004 tentang tata cara pengambilan contoh dalam
rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai.

Tabel 9. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data dari Parameter untuk Kualitas
Air
Metode Jenis Alat Metode
Metode Analisis
No Parameter Pengumpulan Pengukuran untuk Analisis
Sampel
Data Sampling Data
1. pH Integrated In situ Botol Secara STORED
plastik elektrokimia

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

menggunakan pH
meter
2. TSS Integrated Lab Botol Metode STORED
plastik gravimetri
3. BOD Integrated Lab Botol Metode Inkubasi STORED
winkler Winkler
4. Integrated Lab Botol Metode Refluks STORED
gelas secara tertutup

Berikut ini akan diuraikan secara singkat prinsip metode analisis kualitas air sungai
Sekampung yang telah disajikan pada tabel 9 :
1) Parameter pH
Pengukuran pH air sungai dilakukan secara langsung di lokasi pengambilan
sampel air dengan menggunakan alat pH-meter.
2) Parameter Total Suspended Solid (TSS)
Penentuan Total Suspended Solid (TSS) dapat dilakukan dengan metode
gravimetri. Prinsip penentuan ini adalah apabila zat padat dipisahkan dengan
menggunakan filter kertas dan kemudian zat padat yang tertahan pada filter
dikeringkan pada suhu ± 1050C, maka berat residu sesudah pengeringan adalah
zat padat tersuspensi (total suspended solid).
3) Parameter BOD
Penentuan BOD dalam sampel air dilakukan dengan metode inkubasi winkler
sesuai dengan spesifikasi metode pengujian SNI 06-2503-1991. Prinsip analisis
BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organik dengan oksigen dalam air, dan
proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. Reaksi biologis pada
tes BOD dilakukan pada temperatur inkubasi 200C dan dilakukan selama 5 hari.

Analisis kuantitas air sungai Sekampung melalui debit air dapat ditentukan dengan
cara mengukur kecepatan aliran dan tinggi muka air sungai. Dengan menggunakan
Current meter, pengukuran kecepatan aliran tidak hanya di permukaan sungai saja
tetapi pada kedalaman tertentu juga dapat diukur. Prinsip pengukurannya adalah

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

dengan menghitung jumlah putaran dalam satuan waktu yang ditetapkan. Kemudian
kecepatan aliran diukur menggunakan rumus :
V = a*n + b
Keterangan :
V = Kecepatan aliran pada suatu titik pengukuran
n = N/t = jumlah putaran persatuan waktu
t = waktu putaran yang ditetapkan
a,b = konstanta alat

Setelah mengetahui kecepatan aliran air sungai, debit air sungai dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
D = Vx A
Keterangan :
D = debit air (m3/detik)
V = kecepatan aliran air sungai (m/detik)
A = luas penampang (m2)

Metode Analisis Data


Penentuan baik atau buruknya kualitas dan kuantitas air di lokasi sekitar rencana
pembangunan Pabrik Cat dilakukan dengan menganalisis data hasil pengukuran di
lapangan yang telah diperoleh menggunakan metode STORET (berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003). Adapun
prinsip metode STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan
baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukan (berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 82 tahun 2001) guna menentukan status mutu air. Cara untuk
menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari US-EPA
(Environmental Protection Agency) dengan mengklasifikasikan mutu air dalam
empat kelas (tabel 10).

Tabel 10. Klasifikasi mutu Air

Kelas Kategori Skor Keterangan


Memenuhi baku
A Baik sekali 0
mutu

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

B Baik -1 sampai -10 Cemar ringan


C Sedang -11 sampai -30 Cemar sedang
D Buruk ≥ -31 Cemar barat

Prosedur penentuan status mutu air dengan metode STORET dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Melakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodik sehingga
membentuk data dari waktu ke waktu
2) Membandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air
dengan nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air
3) Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran ≤ baku
mutu) maka diberi skor 0
4) Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran >
baku mutu) maka diberi skor :

Tabel 11. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air

Jumlah contoh Parameter


Nilai
*) Fisika Kimia Biologi
Maksimum -1 -2 -3
< 10 Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
Maksimum -2 -4 -6
≥ 10 Minimum -2 -4 -6
Rata-rata -6 -12 -18
Keterangan : *) jumlah parameter yang digunakan untuk penentuan status mutu air
Sumber : Canter (1977)

5) Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya
dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai.

C. Metode Prakiraan Dampak Besar dan Penting

Metode prakiraan dampak pada prinsipnya adalah untuk memprakirakan besaran


dampak dan tingkat kepentingan dampak. Untuk memprakirakan kondisi kualitas udara
setelah kegiatan dilakukan adalah dengan cara menganalogikan kegiatan pembangunan

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Pabrik Cat ini dengan kegiatan sejenis di kota yang berbeda yang disesuaikan dengan
arah dan kecepatan angin. Sama halnya dengan kualitas udara, kualitas air juga
diprakirakan dengan menganalogikan dengan kegiatan sejenis yang disesuaikan dengan
arah dan debit air sungai. Hasil prakiraan tersebut kemudian dikonversikan ke dalam
bentuk skala. Besaran dampak setiap parameter yang dikaji dengan menghitung selisih
kualitas lingkungan hidup setiap kegiatan (KLt) dengan kualitas lingkungan hidup awal
sebelum adanya kegiatan (KL0), yang secara matematik dirumuskan :
Besar dampak = KLt – KL0
Hasil penentuan besar dampak digunakan untuk memperkirakan dampak dari rencana
kegiatan tersebut, baik yang bersifat positif maupun negatif.

D. Metode Tingkat Kepentingan Dampak

Metode penentuan tingkat kepentingan dampak dapat dilakukan dengan mengacu pada
kriteria penentuan dampak penting sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yaitu (1) Jumlah
manusia yang terkena dampak, (2) Luas wilayah persebaran dampak, (3) Intensitas dan
lamanya dampak berlangsung, (4) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak, (5)
Sifat kumulatif dampak, (6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak. Penetapan tingkat
kepentingan dampak ini dikelompokkan ke dalam dampak penting (P) dan dampak
tidak penting (TP) seperti yang disajikan dalam tabel 12.

Tabel 12. Kriteria Tingkat Kepentingan Dampak

Kriteria Dampak Penting (P) Kriteria Dampak Tidak Penting (TP)


Manusia terkena dampak Tidak ada manusia yang terkena dampak
Luas dampak ≥ 0,25 kali luas wilayah studi Luas dampak ≤ 0,25 kali luas wilayah studi
Intensitas dampaknya sama/lebih besar dari Intensitas dampaknya rendah/lebih kecil dari
baku mutu baku mutu dan hanya sesaat
Tidak ada komponen lain yang terkena
Ada komponen lain yang terkena dampak
dampak
Jika dampak terakumulasi Jika dampak tidak akan terakumulasi
Dampak bersifat irreversible atau tidak
Dampak bersifat reversible atau berbalik
berbalik

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Untuk proses penentuan tingkat kepentingan secara kuantitatif maka metode analisis
dapat dilakukan pembobotan untuk setiap parameter penentu tingkat kepentingan
dampak. Mengingat bahwa tujuan akhir pembangunan adalah untuk kepentingan
manusia maka dalam penentapan sifat kepentingan dampak pada parameter jumlah
manusia yang terkena dampak diberi bobot 3. Adapun pembobotan untuk setiap
parameter yang mempengaruhi kepentingan dampak disajikan pada tabel 13.

Tabel 13. Pembobotan Parameter Penentu Tingkat Kepentingan Dampak

No Parameter Penentu Tingkat Kepentingan Dampak Bobot


1. Jumlah manusia yang terkena dampak 1x3=3
2. Luas wilayah persebaran dampak 1x1=1
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung 1x1=1
4. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak 1x1=1
5. Sifat kumulatif dampak 1x1=1
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak 1x1=1
Jumlah 8

Penetapan sifat penting dampak adalah :


1) Apabila P ≥ 3 maka rencana kegiatan tersebut termasuk dalam dampak penting
(P)
2) Apabila P < 3 maka rencana kegiatan tersebut termasuk dalam dampak tidak
penting (TP)

E. Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting

Metode evaluasi dampak dari setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan secara
holistik/bersamaan dengan menggunakan matriks sederhana yang merupakan interaksi
antara besaran dampak dan kepentingan dampak (tabel 14). Hasil evaluasi dampak ini
dapat dijadikan dasar untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

SFA
SFA
Tahap
Rencana
Kegiatan
Rencana
Kegiatan
Jenis

Penting
Dampak

Hipotetik

Besaran Dampak
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

Jumlah manusia terkena


dampak (bobot 3)
Tabel 14. Model Matriks Evaluasi Dampak

Luas wilayah pesebaran


dampak (bobot 1)

Lama dan intensitas


dampak (bobot 1)

Banyaknya komponen
lain terkena dampak
(bobot 1)

Sifat Kumulatif dampak


(bobot 1)

Berbalik atau tidak


berbaliknya dampak
(bobot 1)

Jumlah bobot P

Kesimpulan Hasil
Evaluasi
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

IV. PELAKSANA STUDI

1. Identitas Pemrakarsa

Pemrakarsa : Pemerintah Daerah Kabupaten Natar


Alamat : Kabupaten Natar, Provinsi Lampung
Nama kegiatan : Industri Cat
Alamat Kegiatan : Desa Padmosari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Selatan

2. Identitas Penyusun ANDAL

Nama Instansi : Kelompok Pelestarian Alam


Penanggung Jawab : Santi Febri Arianti., M.Sc
Penyusun : SFA
Alamat : Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 45 Pahoman, Bandar Lampung
Telp : (0721) 255193

3. Biaya Studi

Berikut ini adalah rincian biaya (dalam persentase) penyusunan AMDAL untuk
penyelenggaran rencana kegiatan Pembangunan Pabrik Cat (tabel 15).

Tabel 15. Rincian Biaya penyusunan AMDAL untuk kegiatan Pembangunan Pabrik
Cat

Nomor Kegiatan Alokasi Dana (%)


1 Honor Penyusun 15
Persiapan :
a) Perlengkapan administrasi
2 b) Koordinasi penyusun dengan pemrakarsa 10
c) Sosialisasi kepada masyarakat
d) Pengumpulan data sekunder dan literatur pendukung
Penyusunan KA-ANDAL
3 a) Koordinasi penyusun dengan pemrakarsa 5
b) Penyusunan dan presentasi KA-ANDAL
4 Pengumpulan data primer 40

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

a) Pengadaan bahan dan alat pengukuran kondisi lingkungan


b) Transportasi dan akomodasi peninjauan lapangan
c) Proses pengumpulan data primer dan dokumentasi lapangan
d) Analisis sampel di laboratorium dan interpretasi data
Penyusunan ANDAL
a) Koordinasi penyusun dan pemrakarsa
5 10
b) Konsultasi dengan pihat terkait
c) Penyusunan dan penggandaan dokumen
Penyusunan RKL dan RPL
a) Koordinasi penyusun dan pemrakarsa
6 5
b) Konsultasi dengan pihat terkait
c) Penyusunan dan penggandaan dokumen
Presentasi dokumen AMDAL
a) Koordinasi penyusun dan pemrakarsa
7 b) Konsultasi dengan tim penilai 10
c) Presentasi dan penggandaan dokumen pada tim penilai
d) Perbaikan, pengesahan, dan penyerahan dokumen
Total 100

4. Waktu Studi

Pelaksanaan studi yang dimulai dari tahap persiapan hingga penyerahan dokumen
AMDAL rencana kegiatan pembangunan Pabrik Cat akan dilaksanakan selama 5 bulan
dengan rincian ditunjukkan dalam tabel 16.

Tabel 16. Rincian Waktu Studi AMDAL untuk Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik
Cat
Bulan ke-
No Kegiatan I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Penyusunan KA-ANDAL
3 Pengumpulan data primer
4 Penyusunan ANDAL
5 Penyusunan RKL dan RPL
6 Presentasi AMDAL
7 Perbaikan, Penggandaan dan
Penyerahan Dokumen
AMDAL

SFA
Kerangka Acuan ANDAL Industri Cat

DAFTAR PUSTAKA

--------. 2006. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 8 tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

--------. 2006. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

--------. 2009. Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup

P.P. Republik Indonesia No: 82 tahun 2001. Peraturan Pemerintah R.I No: 82 tahun
2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Deputi Sekretariat Bidang Hukum dan Perundangundangan Republik
Indonesia. Jakarta. 45 hlm.

-------. http://mudhzz.wordpress.com/pembuatan-cat/

-------. http://cattembok.web.id/?mesin-produksi,18

Canter, L. W. 1997. Environmental Impact Assessment. McGraw-Hill, Inc. New York.

SFA

Anda mungkin juga menyukai