DAFTAR ISI 1
KERANGKA ACUAN 3
BAB I PENDAHULUAN I-4
1.1 Latar Belakang I-4
1.2 Tujuan dan Manfaat Kegiatan I-5
1.3 Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan Rencana Kegiatan
I-5
1.4 Penapisan 10
BAB II RUANG LINGKUP STUDIII-11
2.1 Lingkup Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Akan Ditelaah
II-11
2.1.1 Status Studi Amdal II-11
2.1.2 Rencana Kegiatan
II-11
2.1.3 Status Lahan II-12
2.1.4 Pemanfaatan LahanII-12
2.1.5 Tahapan Kegiatan
II-13
2.1.6 Kegiatan di Sekitar Lokasi Proyek
II-18
2.1.7 Alternatif-alternatif yang Akan Dikaji dalam Andal
II-19
2.2 Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal
II-19
2.2.1 Komponen Transportasi
II-19
2.2.2 Komponen Fisik Kimia
II-1
2.2.3 Komponen Biologi
II-20
2.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya II-20
2.2.5 Kesehatan Masyarakat
II-20
2.3 Pelingkupan II-21
2.3.1. Proses Pelingkupan
II-21
2.3.1.1 Identifikasi Dampak Potensial
II-21
2.3.1.2 Evaluasi Dampak Potensial
II-26
2.3.2 Hasil Proses Pelingkupan
II-34
2.3.2.1 Dampak Penting Hipotetik
II-34
2.3.2.2 Pelingkupan Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
II-35
BAB III METODE STUDI III-37
3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data
III-37
3.1.1 Komponen Tata Ruang
III-37
3.1.2 Komponen Fisik Kimia
III-38
3.1.3 Biologi
III-47
3.1.4 Transportasi
III-49
3.1.5 Sosial, Ekonomi, dan Budaya dan Kesehatan Lingkungan
3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting
III-53
Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu
III-51
1
III-57
IV-58
IV-58
63
77
KERANGKA ACUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pulau Sulawesi merupakan pulau terbesar ke-11 sedunia dan pulau terbesar ke-4 di
Indonesia setelah Papua, Kalimantan, dan Sumatera.Oleh karena itu di pulau ini terjadi
perkembangan
pesat
kegiatan
perdagangan,
perkantoran,
pemukiman,
dan
juga
transportasi.Salah satu sarana transportasi yang menghubungkan sarana publik di pulau ini
adalah jalan tol Ir. Sutami yang menghubungkan Pelabuhan Makassar dan Bandara
Hasanuddin. Selain itu terdapat juga jalan Trans Sulawesi menghubungkan kota Makassar
dan Kota Manado.
Namun, jalan Trans Sulawei tersebut sudah menurun kualitasnya dan bahkan pernah putus
dikarenakan banjir yang melanda Sulawesi Tengah. Terlebih lagi jalan Trans Sulawesi
tersebut banyak dilewati oleh alat angkut barang dari satu kota menuju kota lainnya,
sehingga akan terjadi penurunan dari kekuatannya. Oleh karena itu perlu adanya tambahan
jalan di Pulau Sulawesi ini untuk mengurangi beban pada jalan-jalan yang ada sebelumnya.
Pemrakarsa mengajukan proyek pembangunan jalan tol yang berawal di Kota Mandai
(melanjutkan jalan Ir. Sutami) dan berakhir di Kota Palu. Nantinya jalan ini akan melewati
tiga sarana publik yaitu satu pelabuhan (Pelabuhan Pare-Pare) dan dua bandar udara
(Bandara Mutiara Palu dan Bandar Udara Mamuju).Dikarenakan jalan tol ini
menghubungkan 3 fasilitas transportasi penting di Pulau Sulawesi, dengan jarak yang
panjang, maka akan banyak komponen yang terlibat di dalamnya, terlebih lagi pembangunan
ini direncanakan berada di pesisir Laut Sulawesi.
Proyek ini akan melintasi kurang lebih 23 kota dan tentu saja akan berdampak cukup besar
bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu dibutuhkan AMDAL untuk memprediksi dampak
lingkungan yang akan ditimbulkan dari pembangunan jalan tol ini. Dengan adanya prediksi
ini maka dapat ditentukan metode dan langkah yang tepat untuk menjaga keadaan
lingkungan sehingga tetap berada dalam baku mutu.
1. Meningkatkan kinerja jaringan jalan tol Ir. Sutami di Makassar hingga Kota Palu
2. Menghubungkan beberapa sarana publik yang vital antara Provisi Sulawesi Selatan,
Selawesi Barat, dan Sulawesi Tengah
3. Memperlancar kegiatan bisnis dan perekonimian masyarakat
Manfaat dengan adanya pembangunan jalan tol ini adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan sarana dan prasarana infrastruktrur bagi masyarakat
2. Memenuhi kebutuhan akan sistem transportasi yang efektif untuk pergerakan manusia
atau barang
3. Membantu perkembangan wilayah dan peningkatan ekonomi
1.3 Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan Rencana Kegiatan
Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum dalam penyusunan dokumen
AMDAL ini adalah :
Undang-Undang
1) Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, sebagai pedoman
dalam penyediaan atau penggunaan jasa kegiatan konstruksi
2) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, sebagai pedoman dalam
pengaturan kegiatan penyelenggaran jalan yang akan dibangun
3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, sebagai upaya
perlindungan serta tata cara pemanfaatan sumber daya air yang akan dimanfaatkan
4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, untuk mengetahui
pemanfaatan ruang suatu wilayah
5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, sebagai pedoman dalam pelestarian dan perlindungan dampak
pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan ini
6) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
sebagai pedoman dalam pengaturan jaringan lalu lintas dan angkutan jalan yang
dibangun
Peraturan Presiden
1) Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan
Pembangunan
untuk
Kepentingan
Umum,
untuk
mengetahui
Peraturan Menteri
1) Peratuan Menteri PU Nomor 295/PRT/M/2005 tentang Badan Pengatur Jalan Tol,
untuk mengetahui sistem, tugas, fungsi, serta wewenang BPJT yang nantinya
melakukan sebagian wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan jalan tol.
2) Peratuan Menteri PU Nomor 392/PRT/M/2005 tentang Standar Pelayanan Minimal
Jalan Tol, sebagai pedoman penyediaan layanan jalan tol agar memenuhi standar
pelayanan sesuai peraturan yang berlaku.
Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu
1) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provins Sulawesi Selatantahun 2009-2029 yang akan digunakan
sebagai pedoman pembangunan jalan tol agar selaras dengan rencana tata ruang
provinsi Sulawesi Selatan yaitu peningkatan lahan pangan berkelanjutan dengan
mengarahkan pengembangan agrobisnis dan agroindustri khususnya komoditikomoditi unggulan Sulawesi Selatan, yang sekaligus sebagai penggerak ekonomi
rakyat
2) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 3 Tahun 2005 tentang Garis
Sempadan Jalan, sebagai pedoman pembangunan sempadan jalan tol yang akan
dibangun
3) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 7 Tahun 1995 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi Sulawesi Tengah;
sebagai pedoman untuk mengatur kondisi lalu lintas di jalan Provinsi, Sulawesi
Tengah.
4) Peraturan Daerah Provinsi Selawesi Barat Nomor 5 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Barat tahun 2005-2025,
Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu
sebagai pedoman proses konstruksi agar sesuai dengan rencana pembangunan jangka
panjang di Sulawesi Barat
Peraturan Gubernur
1) Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Pengelolaan, Tata Cara dan Perizinan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,
sebagai pedoman untuk mengelola limbah B3 yang di hasilkan dari jalan tol
1.4 Penapisan
Alur Penapisan Amdal Proyek Jalan Tol
Pembangunan
Jalan Tol Mandai
Pelabuhan
PERMENLH No 05
Tahun 2012
TIDAK
UKL-UPL PERMENLH
No
Penjelasan :
Dikarenakan pembangunan jalan tol Kota Mandai-Kota Palu melebihi 5 km
dengan pengadaan lahan lebih dari 10 hektar, dan luas pengadaan lahannya lebih dari 30
hektar, maka berdasarkan Permen LH N.05 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan /atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, pembangunan
jalan tol ini termasuk kedalam pembangunan yang wajib amdal. Hal ini tercantum pada topik I
yaitu tentang bidang pekerjaan umum point 6.
10
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1Lingkup Rencana Usaha dan / atau Kegiatan yang akan Ditelaah
2.1.1
2.1.2
Rencana Kegiatan
Rencana pembangunan jalan tol ini akan menghubungkan Provinsi Sulawesi Selatan
hingga Sulawesi Tengah. Pembangunan jalan tol ini merupakan bentuk pemenuhan
terhadap kebutuhan masyarakat Sulawesi dalam hal mobilisasi.Proyek ini akan berhenti
sampai kota Palu, diawali dengan melanjutkan jalan tol Ir. Sutami, Mandai, Sulawesi
Selatan. Jalan tol yang rencananya akan dibangun mulai 2014 ini, direncanakan akan
memiliki panjang jalan sejauh + 950 km.
Proyek jalan tol kali ini akan bermula dari kota Mandai, Sulawesi Selatan, dan akan
berakhir di kota Palu, Sulawesi Tengah. Beberapa bagian dari jalan tol ini juga akan berada
diatas permukaan laut, dan sisanya akan dibangun diatas daratan yang meliputi pesisir,
hutan bakau, persawahan, ladang, perbukitan, dan permukiman penduduk.
Berikut ini merupakan peta rencana pembangunan jalan tol (garis hitam merupakan rencana
lokasi jalan tol) :
11
Status Lahan
Jalan Tol Mandai Palu yang akan dibangun melewati tiga provinsi di Pulau Sulawesi ini
akan dibangun dengan lebar 19,5 meter dengan panjang jalan + 950 km. Jalan tol Mandai
Palu ini akan melalui 23 kota, yaitu kota Mandai, Maros, Pangkajene, Marang, Baru,
Malusetasi, Pare-pare, Suppa, Cempa, Duampanua, Lembang, Polewali, Wonomulyo,
Campalagian, Tutallu, Malunda, Tapalang, Mamuju, Kalumpang, Limbong, Kulawi,
Donggala, Dolo, Palu Timur, dan akan berakhir di pusat kota Palu. Pembangunan jalan tol
ini akan menggunakan tanah milik negara, sebagian tanah milik masyarakat berstatus hak
milik perseorangan (seperti lahan pertanian, perkebunan, dan ladang), dan juga akan
mengambil lahan di lautan yang termasuk dalam kepemilikan negara.
2.1.4
Pemanfaatan Lahan
Kegiatan pembangunan Jalan Tol Mandai Palu ini meiputi pembangunan Jalan Tol yang
memiliki 2 jalur dengan masing-masing 4 lajur. Masing-masing lajur diperkirakan akan
memakan lahan selebar 3,5 meter, sehingga untuk 4 lajur dibutuhkan lahan sejauh 14 meter.
12
Jumlah lahan yang diperlukan belum ditambah dengan estimasi lebar bahu jalan dan sedikit
lahan yang akan menjadi pemisah antara dua jalur. Untuk bahu jalan dan lahan pemisah
lajur diperkirakan membutuhkan lahan sebesar 5,5 m, dengan perhitungan untuk bahu jalan
masing-masing 2 m dan untuk lahan pemisah lajur adalah 1,5 m.
2.1.5
Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan pembangunan jalan tol yang diperkirakan akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan adalah :
a. Tahap Prakonstruksi
Tahapan prakonstruksi ini terdiri dari kegiatan :
1. Perizinan
Untuk tahap perizinan, maka akan ada pengurusan izin penggunaan lahan yang
akan dilakukan oleh tim pemrakarsa kepada instansi-instansi terkait di Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah, seperti Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga dan Dinas Tata Kota
2. Pembebasan Lahan
Dalam pembangunan jalan tol ini diperlukan lahan untuk pembangunan jalan.
Pembebasan lahan akan terjadi disepanjang rencana pembangunan jalan tol, di
setiap kota yang akan dipergunakan. Jalan tol diperkirakan akan membutuhkan
lahan sebesar 19,5 m x + 950.000 m atau setara dengan 1.852.500 m2 (1.852,5 Ha).
Dari 1.852,5 Ha tersebut, yang akan menggunakan lahan di perairan (laut) sekitar
13,26 Ha dan sisanya akan menggunakan lahan di daratan.
Mekanisme pembebasan lahan pada dasarnya telah diatur oleh Peraturan Presiden
Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang pengadaan Tanah Bagi Pelaksana
Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Kepala Badan Pertahanan
Nasional No. 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perpres No. 36 Tahun
2005 sebagaimana telah diubah dengan Perpres No. 65 Tahun 2006 tentang
Perubahan atas Perpres No. 3 Tahun 2005.
13
Untuk tanah yang luasnya lebih dari 1 Hektar, pengadaan tanah dilakukan
dengan bantuan Panitia Pengadaan Tanah yang terdiri dari perangkat daerah dan
unsur Badan Pertahanan Nasional.Panitia Pengadaan Tanah menunjuk Lembaga
Penilai Harga Tanah yang telah memperoleh lisensi dari Badan Pertahan
Nasional. Panitia Pengadaan Tanah yang akan menetapkan tempat dan tanggal
musyawarah dengan mengundang instansi Pemerintah yang memerlukan tanah
dan para pemilik untuk musyawarah mengenai rencanan pembangunan dan
bentuk atau besar ganti rugi yang akan diberikan kepada pemilik tanah tersebut.
Proses musyawarah juga akan memerlukan waktu lama melihat jumlah lahan
yang diperlukan juga cukup banyak, walaupun memang sebagian besar lahan
merupakan lahan milik negara. Peraturan dari Badan Pertahanan Nasional yang
mengatur tentang penggantian ganti rugi kepada pemilik lahan adalah Peraturan
Kepala BPN No. 3/2007 pasal 31.
3. Studi Kelayakan
Untuk membangun jalan tol ini, diperlukan studi kelayakan terlebih dahulu yang
meliputi :
Studi lingkungan
Studi kelayakan lingkungan merupakan bentuk studi yang dilakukan untuk
menganalisa dampak apa yang akan terjadi pada lingkungan tempat dimana
akan dibangun proyek jalan tol tersebut. Dalam studi lingkungan ini, ada
beberapa yang akan diuji, yaitu struktur kondisi laut, tanah, geologi,dan bentang
lahan. Struktur kondisi laut perlu untuk diuji kondisi awalnya karena kondisi
ekosistem yang ada didalam laut akan berpengaruh terhadap struktur jalan tol
nantinya. Struktur kondisi laut yang perlu diketahui antara lain kadarkeasinan,
pH, dan senyawa-senyawa lain yang ada di laut. Tanah perlu diuji untuk
diketahui karakteristik tanah, seperti daya dukung tanah, waktu konsolidasi
tanah, permeabilitas tanah, dan kekuatan geser tanah. Bentang lahan perlu untuk
diketahui karena akan ada pengubahan tata guna lahan, sehingga dapat
ditentukan upaya yang tepat untuk menangani fungsi lahan yang berubah.
Studi kimia
14
Studi biologi
Studi kelayakan biologi merupakan bentuk studi kelayakan untuk menganalisa
dampak biologis yang akan terkena dampak dari pembangunan jalan tol ini.
Beberapa aspek yang harus diuji adalah ekosistem yang ada di Selat Makassar,
flora dan fauna yang hidup di daratan.
Studi ekonomi
Studi kelayakan ekonomi merupakan bentuk studi kelayakan yang menganalisa
kondisi perekonomian masyarakat di daerah sekitar yang lahannya, baik itu
pemukiman, pertanian, atau jenis lahan lainnya, menjadi korban pembebasan
lahan.
b. Tahap Konstruksi
Untuk mempercepat pembangunan jalan tol, maka pekerjaan konstruksi dibagi menjadi
100 paket pengerjaan dengan masing-masing paket kurang lebih adalah 9,5 km. uraian
masing-masing kegiatan pada tahap konstruksi adalah :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Mobilisasi Pekerja
15
Jumlah tenaga kerja yang terserap untuk pelaksanaan konstruksi diperkirakan akan
mencapai 2000 orang, yang terdiri dari staf, mandor, dan para pekerja konstruksi
dimana diperkirakan 20% tenaga kerja konstruksi berasal dari masyarakat sekitar
lokasi proyek. Pekerja staf, baik dari kontraktor maupun sub kontraktor umumnya
tidak menetap di dalam lokasi proyek, sedangkan para pekerja harian akan
dibuatkan barak tempat peristirahat di sekitar lokasi proyek.
3. Mobilisasi Material dan Peralatan Konstruksi
Material dan peralatan yang digunakan sebagian besar didatangkan dari lokasi
terdekat.Jenis peralatan ringan dan berat yang digunakan selama Pembangunan
Jalan Tol Kota Mandai-Palu ini antara lain :
Asphalt Sprayer
Concrete Batching
Jaw Crusher
Asphalt Finisher
Cone Crusher
Wheel Loader
Asphalt Finisher
Tandem Roller
Sementara material yang digunakan antara lain : agregat halus, batu kali, aspal,
semen, agregat kasar, besi, baja, dll. Pengangkutan bahan/material konstruksi
Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu
16
17
Penggunaan Jalan
18
2.1.6
2.1.7
19
Komponen Transportasi
Moda transportasi darat di sepanjang lokasi rencana proyek yang selama ini menunjang
kehidupan masyarakat sekitar diantaranya yaitu angkutan umum, bus reguler, bus DAMRI,
taksi, dan kereta api. Selain angkutan tersebut di atas, kendaraan yang ramai mewarnai
jalan raya yang menjadi jalur transportasi antarkota, yaitu motor dan angkutan-angkutan
berat, seperti kontainer dan truk gandeng.
2.2.2
2.2.3
Komponen Biologi
Jenis flora dan fauna yang dapat dilihat pada daerah yang akan menjadi jalan tol Mandai
Palu ini antara lain, flora darat yaitu pohon bakau, padi, jagung, mahoni, cemara kipas,
cempaka, palem, putri malu, pohon kelapa, pohon kokoa, dan berbagai jenis rerumputan
20
yang ada. Untuk flora perairan darat (sungai) yaitu alga dan eceng gondok.Untuk flora
lautan yaitu rumput laut.
Sedangkan untuk fauna darat adalah burung gereja, ayam, serangga, kucing liar.Untuk
fauna perairan adalah ikan air tawar, seperti contohnya adalah sapu-sapu. Sedangkan untuk
fauna air laut adalah ikan tuna dan kerang. Selain itu, ada pula jenis ekosistem yang ada
didalam Selat Makassar, yaitu terumbu karang.
2.2.4
2.2.5
2.3Pelingkupan
2.3.1 Proses Pelingkupan
2.3.1.1 Identifikasi Dampak Potensial
Dengan meninjau komponen kegiatan yang mungkin dapat menyebabkan dampak, serta
komponen lingkungan yang mungkin terkena dampak,diidentifikasi dampak-dampak
potensial yang mungkin terjadi akibat kegiatan tersebut. Pada tahap ini hanya diinventarisasi
dampak potensial yang mungkin timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak atau
penting tidaknya dampak. Identifikasi dampak potensial dilakukan melalui serangkaian hal
konsultasi dan diskusi tim amdal dengan para pakar, pemrakarsa, instansi pemerintah yang
bertanggung jawab dan masyarakat yang berkepentingan. Hasil identifikasi dampak potensial
adalah sebagai berikut :
A. Tahap Pra Konstruksi
1. Perizinan
Kegiatan perizinan tidak berpotensi menimbulkan dampak apapun
2. Pembebasan Lahan
21
22
Keresahan masyarakat
Hilangnya aset
Hilangnya mata pencaharian masyarakat setempat
Terganggunya kegiatan sosial ekonomi
Kriminalitas
6. Kemacetan
7. Kebisingan
8. Kualitas udara
9. Lahan pertanian dan perkebunan
10. Iklim mikro
11. Abrasi
12. Erosi
Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu
23
A. TRANSPORTASI
1. Kemacetan
B. FISIK-KIMIA
1. Kebisingan
2. Kualitas udara
3.Lahan pertanian dan perkebunan
4.Abrasi
5.Erosi
PraKonstruks
i
1 2 3
Konstruksi
1
x
x
Operasi
3 4
x x
x
x
x x
x x
x x
x
x
x
x
24
6. Struktur tanah
7. Kestabilan tanah
8. Fisiografi daerah pesisir
9. Drainase
10. Iklim mikro
B. BIOLOGI
1. Vegetasi lautan
2. Terumbu karang
3. Biota
C. SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA
1. Sosial dan ekonomi masyarakat
2. Keresahan masyarakat
3. Aset masyarakat
4. Kesempatan kerja dan mata pencaharian
5. Kriminalitas
D. KESEHATAN MASYARAKAT
1. Keselamatan
2. Kenyamanan
3. Kesehatan
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x x
x
x
x x
x x
x
x
x
x
x x
x x
x x
Keterangan
Pra Konstruksi
1
2
3
: Perizinan
: Pembebasan lahan
: Studi kelayakan
Konstruksi
1
: Pekerjaan persiapan
: Mobilisasi pekerja
Operasi
1
: Pengumpulan Tol
: Penggunaan jalan
25
26
pendukung lainnya. Sementara pada tahap operasi, kemacetan dapat terjadi akibat
semakin padatnya lalu lintas di sekitar jalan tol. Dengan demikian, dampak kemacetan
ini digolongkan sebagai dampak penting hipotetik.
7. Kebisingan
Kegiatan konstruksi dan operasi jalan tol ini dapat menyebabkan meningkatnya tingkat
kebisingan di daerah sekitar jalan tol. Pada tahap konstruksi, kebisingan terjadi pada
saat proses perkerasan jalan, pembangunan pondasi, dan mobilisasi material yang
diperlukan. Sedangkan, pada tahap operasi, kebisingan terjadi akibat suara yang
dihasilkan dari kendaraan yang melewati jalan tol tersebut. Dari dampak yang dapat
dihasilkan ini, maka kebisingan digolongkan sebagai dampak penting hipotetik.
8. Kualitas udara
Kualitas udara di sekitar lokasi jalan tol akan terganggu selama tahap konstruksi dan
operasi. Pada tahap konstruksi, kualitas udara akan terganggu akibat proses
pembangunan jalan yang menghasilkan debu, sedangkan pada tahap operasi, kualitas
udara akan terganggu akibat lalu lintas kendaraan yang menghasilkan gas buangan
berupa karbon monoksida (CO). Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai
dampak penting hipotetik.
9. Lahan pertanian dan perkebunan
Kondisi lahan pertanian dan perkebunan akan terganggu, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Secara kualitas, kondisi lahan pertanian dan perkebunan di daerah sekitar
jalan tol dapat terganggu akibat adanya polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan,
baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasi. Sedangkan secara kuantitas, jumlah
lahan pertanian dan perkebunan akan berkurang akibat beberapa diantara lahan
tersebut digunakan sebagai lahan untuk pembangunan jalan tol. Dengan demikian,
dampak ini tergolong sebagai dampak penting hipotetik.
10. Iklim mikro
Iklim mikro di daerah sekitar jalan tol akan terpengaruh akibat polusi udara yang
terjadi selama proses konstruksi dan pada tahap operasi. Dengan demikian, dampak ini
tergolong sebagai bukan dampak penting hipotetik.
11. Erosi
27
Erosi merupakan pengikisan tanah yang diakibatkan oleh air. Pada tahap konstruksi,
dapat terjadi perubahan struktur tanah yang pada akhirnya dapat mengakibatkan
terjadinya erosi. Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai dampak penting
hipotetik.
12. Struktur tanah
Struktur tanah yang digunakan sebagai lokasi jalan tol dapat terganggu selama proses
konstruksi dan selama tahap operasi. Pada proses konstruksi, struktur tanah dapat
terganggu akibat adanya proses pembersihan lahan, pemadatan lahan, perkerasan jalan,
dan juga pembangunan pondasi. Sedangkan pada tahap operasi, struktur tanah dapat
terganggu akibat adanya beban kendaraan yang melintas diatas tanah tersebut. Dengan
demikian, dampak ini tergolong sebagai dampak pentng hipotetik.
13. Kestabilan tanah
Kestabilan tanah terganggu akibat adanya pemadatan tanah dan juga pembangunan
struktur pondasi, sehingga dapat mengakibatkan terjadi penurunan pada tanah. Selain
itu, kestabilan tanah dapat terganggu akibat adanya getaran yang dihasilkan oleh arus
lalu lintas kendaraan. Dengan demikian, dampak penting ini tergolong sebagai
dampak penting hipotetik.
14. Fisiografi daerah pesisir
Beberapa daerah pesisir akan terganggu fisiografinya akibat adanya proses konstruksi.
Dengan demikian, dampak penting ini tergolong sebagai dampak penting hipotetik.
15. Drainase
Drainase di daerah sekitar lokasi jalan tol akan terganggu. Beberapa daerah yang
memiliki fungsi sebagai daerah resapan air, seperti perkebunan dan perbukitan akan
digunakan sebagai lokasi pembangunan jalan tol. Kondisi ini akan mengakibatkan
daerah tangkapan air berkurang dan berpotensi menyebabkan kekurangan air bersih.
Selain itu, sisa material yang terbuang yang dipergunakan untuk membangun jalan tol
ini juga berpotensi menyebabkan gangguan saluran drainase. Dengan demikian,
dampak penting ini tergolong sebagai dampak penting hipotetik.
16. Biota darat
Pembangunan jalan tol ini berdampak pada keberadaan fauna dan flora di daratan.
Beberapa lokasi pembangunan jalan tol diperoleh dengan cara membuka lahan yang
Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu
28
menjadi habitat dari flora dan fauna. Kondisi ini menyebabkan terancamnya
keberadaan beberapa spesies flora dan fauna. Dengan demikian, dampak ini tergolong
sebagai dampak penting hipotetik.
17. Vegetasi lautan
Pembangunan jalan tol ini juga akan berdampak pada vegetasi lautan. Akibat tahap
konstruksi di perairan laut, maka aka nada gangguan yang terjadi pada habitat di
perairan laut. Tentu saja gangguan habitat ini akan menyebabkan perubahan pada
vegetasi lautan. Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai dampak penting
hipotetik.
18. Terumbu karang
Pembangunan jalan tol ini juga membawa dampak pada keberadaan terumbu karang.
Pencemaran yang terjadi selama pemasangan pondasi di lautan dapat menyebabkan
gangguan pada terumbu karang. Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai
dampak penting hipotetik.
19. Konflik sosial
Konflik sosial dapat terjadi selama tahap prakonstruksi dan tahap konstruksi. Pada
tahap prakonstruksi, konflik sosial dapat terjadi antara pemilik lahan dan pemrakarsa
dalam hal perizinan dan pembebasan lahan. Pada tahap konstruksi, konflik sosial dapat
terjadi antara pekerja yang berasal dari daerah luar dengan masyarakat setempat.
Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai bukan dampak penting hipotetik.
20. Ekonomi masyarakat
Dengan adanya pembangunan jalan tol ini, akan membawa dampak bagi masyarakat
setempat. Dampak positif dapat dirasakan oleh masyarakat yang lahannya
dipergunakan sebagai lahan jalan tol, sehingga mereka menerima uang ganti rugi atas
lahan yang digunakan. Tetapi dampak negative akan dirasakan oleh masyarakat
tersebut pada masa yang akan datang. Seperti contohnya petani yang lahan
pertaniannya akan digunakan sebagai jalan tol, tentu akan kehilangan mata
pencahariannya. Selain itu, dampak positif juga dapat dirasakan ketika tahap
konstruksi dan operasi berlangsung, dimana ada masyarakat sekitar dapat membuka
usaha di sekitar jalan tol. Dengan demikian, dampak ini tergolong sebagai dampak
penting hipotetik.
Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Jalan Tol Mandai - Palu
29
30
31
DAMPAK
POTENSIAL
DESKRIPSI
RENCANA
KEGIATAN
SOSEKBUD
1. Keresahan
masyarakat
2. Hilangnya
Tahap Pra
Konstruksi
aset
3. Hilangnya
mata
pencaharian
masyarakat
RONA
LINGKUNG
AN HIDUP
Fisik
kimia
Biologi
SoEkBud
KesLing
IDENTIFIKAS
I DAMPAK
POTENSIAL
1. Observas
i
lapangan
2. Diskusi
tenaga
ahli
3. Matriks
interaksi
dampak
setempat
4. Terganggunya
kegiatan
EVALUASI
DAMPAK
POTENSIAL
1. Diskusi
tenaga
ahli
2. Konsultas
i
masyarak
at
3. Konsultas
i pakar &
instansi
yang
4. 7 kriteria
dampak
DAMPAK
PENTING
HIPOTETIK
1. Hilangnya
PRIORITAS
DAMPAK
PENTING
HIPOTETIK
1. Hilangnya
mata
pencaharian
mata
masyarakat
pencaharian
setempat
2. Terganggunya
masyarakat
setempat
2. Kriminalitas
3. Terganggunya
kegiatan sosial
ekonomi
3. Kriminalitas
4. Keresahan
kegiatan sosial
ekonomi
4. Keresahan
masyarakat
sosial
Masyarakat
ekonomi
5. Kriminalitas
FOCUSSIN
G
1. Pengelo
mpokkan
atas
dasar
keterkait
an dan
kepentin
gannya
DAMPAK POTENSIAL
TRANSPORTASI
1. Kemacetan
FISIK KIMIA
EVALUASI DAMPAK DAMPAK
POTENSIAL
Iklim mikro
PENTING HIPOTETIK
Kualitas udara
Kebisingan
Diskusi tenaga
ahli
Kemacetan
Erosi
Konsultasi masyarakat
Kebisingan
Struktur tanah
Konsultasi pakar & instansi
Kualitasyang
udara
Kestabilan tanah
7 kriteria dampakLahan
penting
pertanian dan perkebunan
Fisiografi daerah pesisir
Erosi
Kualitas lahan pertanian& perkebunan
Struktur tanah
Drainase
Kestabilan tanah
Fisiografi daerah pesisir
BIOLOGI
Vegetasi lautan
NA LINGKUNGAN HIDUP
Vegetasi lautan
Terumbu karang
Terumbu karang
Biota
Biota
Fisik kimia
Kesempatan kerja
Biologi
Kriminalitas
SOSEKBUD
SoEkBud
Keselamatan
Kesempatan kerja
KesLingMas
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL
Kenyamanan
Kriminalitas
Sosial dan ekonomi
Kesehatan
Observasi lapangan
Keresahan masyarakat
Diskusi tenaga ahli
Matriks interaksi dampak KESEHATAN MASYARAKAT
Tahap konstruksi
Keselamatan
Kenyamanan
Kesehatan
Kebisingan
Kualitas udara
Biota laut
Biota darat
Fisiografi daerah pesisir
Lahan pertanian & perkebunan
Erosi
Struktur tanah
Kestabilan tanah
Kemacetan
Kriminalitas
Kesehatan
Kenyamanan
Keselamatan
Kesempatan kerja
FOCUSSING
Pengelompokkan atas dasar keterkaitan dan kepentingannya
Bagan Alir
DESKRIPSI
RENCANA
KEGIATAN
DAMPAK
POTENSIAL
TRANSPORTASI
Tahap Operasi
1. Kemacetan
FISIKA KIMIA
1. Kualitas udara
2. Kebisingan
BIOLOGI
1. Vegetasi lautan
2. Terumbu karang
IDENTIFIKA
SI DAMPAK
POTENSIAL
RONA
LINGKUNG
AN HIDUP
-Fisika kima
-Biologi
-Sosekbud
-Keslingmas
1. Observasi
lapangan
2. Diskusi
tenagah
ahli
3. Matriks
interaksi
dampak
3. Biota darat
SOSEKBUD
1. Kesempatan
kerja
2. Kriminalitas
3. Sosial dan
ekonomi
4. Keresahan
masyarakat
KESEHATAN
MASYRAAKAT
EVALUASI
DAMPAK
POTENSIAL
- Diskusi
tenaga ahli
- Konsultasi
masyaraka
t
DAMPAK
PENTING
HIPOTETIK
1.
2.
3.
4.
5.
Kemacetan
Kebisingan
Kualitas udara
Kesempatan kerja
Keselamatan
PRIORITAS
DAMPAK
PENTING
HIPOTETIK
1. Keselamatan
2. Kualitas
udara
3. Kemacetan
- Konsultasi
pakar &
instansi
yang
berwenang
FOCUSSING
1. Pengelompokka
n atas dasar
keterkaitan dan
kepentingannya
2. Bagan Alir
2.3.2
Tahap Konstruksi
1. Kemacetan
2. Kebisingan
3. Kualitas udara
4. Lahan pertanian dan perkebunan
5. Abrasi
6. Erosi
7. Struktur tanah
8. Kestabilan tanah
9. Fisiografi daerah pesisir
10. Biota laut
11. Biota darat
12. Kesempatan kerja
13. Kriminalitas
14. Keselamatan
15. Kenyamanan
16. Kesehatan
Tahap Operasi
1. Keselamatan
2. Kualitas udara
3. Kemacetan
4. Kebisingan
5. Kesempatan kerja
sumber daya, waktu dan tenaga serta saran, pendapat dan tanggapan masyarakat yang
berkepentingan.
1. Wilayah Studi Andal
Batas wilayah studi Andal Pembangunan Jalan tol ini ditentukan dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a.
Batas Proyek
Batas kegiatan proyek ini adalah sepanjang daerah yang akan menjadi jalan tol,
yaitu diawali dari kota Mandai, lalu ke Maros, Marang, Baru,, Malusetasi, Parepare, Suppa, Cempa, Duampanua, Lembang, Polewali, Wonomulyo, Campalagan,
Tutallu, Malunda, Tapalang, Mamuju, Kalumpang, Limbong, Kulawi, Donggala,
Dolo, dan pada akhirnya akan berakhir di Kota Palu.
b. Batas Ekologis
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan menurut media transportasi limbah (air dan udara) dimana proses alami
yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan
mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau
kegiatan yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha dan/atau
kegiatan.
Kota Mandai, karena pada kota ini akan dibuka lahan pertanian, sungai, pemukiman,
dan juga ladang.
Kota Maros, karena pada kota ini akan dibuka lahan pertanian.
Kota Pangkajene, karena pada kota ini akan melibatkan sungai, dan akan membuka
lahan permukiman dan perkebunan.
Kota Marang, karena pada kota ini akan membuka hutan bakau yang ada di daerah
pesisir daerah tersebut.
Kota Baru, karena akan membuka lahan di perbukitan.
Kota Pare-pare, karena akan membuka beberapa lahan permukiman dan juga pada
kota ini akan melibatkan laut sebagai daerah proyek, sehingga aka nada akibat
terhadap ekosistem di laut (Selat Makassar).
Kota Cempaa, karena akan memasuki jalur pesisir dan melewati sungai, sehingga
ekosistem di daerah tersebut kemungkinan terganggu.
Kota Mamuju, karena akan membuka lahan pemukiman dan bukit
Kota palu, karena akan melewati pusat perkotaan, dan beberapa lahan permukiman
akan dibuka menjadi jalur jalan tol.
2. Batasan Waktu Kajian Andal
Batasan waktu kajian adalah batas waktu kajian yang akan digunakan dalam melakukan
prakiraan dan evaluasi dampak dalam kajian Andal. Penentuan batasa waktu kajian ini
selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan rona
lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya rencana
usaha dan/atau kegiatan. Batas waktu kajian dalam studi Amdal Pembangunan Jalan tol
ini adalah 2 tahun untuk Tahap Konstruksi sesuai lamanya kegiatan konstruksi dan 5
tahun untuk tahap operasi mengingat 5 tahun kedepan diperkirakan rona lingkungan
berubah dan mempengaruhi komponen lingkungan yang terkena dampak.
BAB III
METODE STUDI
Penyusunan dokumen AMDAL memerlukan studi pada berbagai aspek yang
berhubungan dengan proyek pembangunan yang akan dilakukan. Pendekatan studi
dilakukan berdasarkan pertimbangan komponen rencana kegiatan proyek, kondisi
lingkungan areal sekitar proyek dan pertimbangan dasar hukum yang berlaku.
Lokasi
Mikro
1.
2.
Rencana Tapak
Sirkulasi Kendaraan
dan Orang
Identifikasi
pengamatan
penggunaan
lapangan
Studi pustaka dan
lahan
pengamatan
lapangan
Di dalam
tapak proyek
Deskriptif
Di dalam
analisis
tapak proyek
Makro
1.
2.
Pemukiman dan
Fasilitas Umum
Identifikasi
pengamatan
penggunaan
lapangan
lahan
Identifikasi
3.
4.
Lalu lintas
pengamatan
Kegiatan di sekitar
lapangan
Pengamatan
tapak proyek
lapangan
Di sekitar
lokasi proyek
kawasan
Di sekitar
industry dan
lokasi proyek
fasilitas umum
Deskriptif
Di sekitar
analisis
lokasi proyek
Identifikasi
Di sekitar
jenis kegiatan
lokasi proyek
3.1.2
1.
Iklim dan
Meteorologi
Kualitas Udara
Perhitungan
lapangan
Studi pustaka dan
2.
Stasiun
pengambilan
sampel
Kebisingan
pengamatan
BMG terdekat
Analisis
tersebar di
laboratorium
sekitar lokasi
proyek
2 titik yang
Perhitungan
lapangan
4.
pengamatan
lokasi proyek
4 titik yang
Lokasi
tersebar di
sekitar lokasi
proyek
Kualitas Air
3 titik yang
Studi pustaka dan
Air Permukaan
pengambilan
sampel
tersebar di
Analisis
beberapa
laboratorium
sungai yang
dilewati
proyek
3 titik yang
pengambilan
sampel
Fisiografi Tanah
pengambilan
sampel
6.
Drainase
tersebar di
Analisis
Selat
laboratorium
Makassar
yang dilewati
proyek
3 titik yang
Analisis
memiliki
laboratorium
karakteristik
Deskriptif
tanah tertentu
Dinas
pengamatan
lapangan
perkotaan dan
analisis
Kota Palu
Deskrispi lebih lanjut dari tiap jenis data adalah sebagai berikut :
1. Iklim dan Meteorologi
Data iklim dan meteorology berupa suhu, kelembaban, arah angin dominan dan
kecepatan angin rata-rata sesaat merupakan data primer hasil pengukuran langsung
di lapangan/ Peralatan yang digunakan adalah :
- Thermometer
- Hygrometer
- Wind Vane
- Anemometer
- Pluviometer
Pencemar Udara (ISPU) berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun
1997 tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks
Standar Pencemar Udara. Keterangan parameter pengukuran tertera pada Tabel 3.3.
Lokasi pengambilan contoh diambil berdasarkan pertimbangan:
1. Lokasi pengambilan berada di sekitar lokasi proyek dan berpotensi terganggu
kualitas udaranya.
2. Kemungkinan terjadi penurunan kualitas udara ambien di tempat yang
seharusnyamemerlukanudarabersih.
Titik lokasi sampling kualitas udara adalah pada :
Analisis data kualitas udara akan dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara
dan kebisingan menurut Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
3. Kebisingan
Pengukuran kebisingan pada wilayah studi akan menggunakan peralatan sound
level meter dengan SNI 7231:2009 tentang Pengukuran Intensitas Kebisingan di
Tempat Kerja. Keterangan lebih lanjut mengenai parameter kebisingan tertera pada
Tabel 3.3.
Lokasi pengambilan contoh diambil berdasarkan pertimbangan:
1. Lokasi pengambilan berada di sekitar lokasi proyek dan berpotensi terganggu
kebisingannya.
2. Kemungkinan terjadi penurunan kualitas udara ambien di tempat yang
seharusnyamemerlukansuasanatenang.
Lokasi pengukuran kebisingan akan berada pada :
Waktu
Pengukura
n
Suhu
Kelembaban
Baku Mutu
C
%
mm/tahu
n
Curah hujan
Sulfur Dioksida
(SO)
Karbon Monoksida
(CO)
Nitrogen Dioksida
(NO)
Satuan
Metode
Pemuaian
-
900 g/Nm(0.34
ppm)
26000 g/Nm(23
ppm)
1 jam
g/Nm
1 jam
g/Nm
1 jam
g/Nm
Debu (TSP)
24 jam
g/Nm
230 g/Nm
HC
3 jam
g/Nm
160 g/Nm(0.24
ppm)
SNI 19-41741996
SNI 19-48451998
SNI 19-15001989
SNI 19-48401999
SNI 19-28791992
O
Kebisingan
1 jam
g/Nm
10 menit
g/Nm
200 g/Nm(0.05
ppm)
55 dBA - 60 dBA
SNI 19-48421998
SNI7231:2009
4. Kualitas Air
a. Air Permukaan
Data kualitas air didapatkan dari pengujian parameter air di laboratorium. Titik
pengambilan sampel ditentukan di lapangan dan harus merepresentasikan
kondisi di wilayah studi. Metode pengumpulan yang digunakan (sampling air
pembukaan) meliputi SNI 6989.57:2008 tentang metode pengambilan contoh
air permukaan.
Metode analisis kualitas air permukaan tertera pada Tabel 3.4. Parameter
kualitas air sungai yang akan diuji berupa parameter fisik, kimia dan biologi
sesuai dengan PP No. 82 Tahun 2001.
Lokasi pengambilan sampel diambil berdasarkan pertimbangan:
1. Sungai yang terlewati proyek jalan tol
2. Sungai berukuran besar
Titik lokasi pengambilan sampling air adalah:
AD1 di Sungai Salo Maros
AD2 di Sungai Salo Lipukasi
AD3 di Sungai Salo Labung
Data yang telah diperoleh dibandingkan dengan baku mutu air berdasarkan PP
RI No 82 Tahun 2001 tentang Pencemaran Air dan Pengendalian Air.
b. Air Laut
Data kualitas air didapatkan dari pengujian parameter air di laboratorium.
Metode pengumpulan yang digunakan menggunakan SNI 19-6964.1-2003
tentang kualitas air laut. Parameter yang diuji sesuai dengan parameter menurut
Kepmen LH No. 51 Tahun 2004. Metode analisis kualitas air laut tertera pada
Tabel 3.5.
Lokasi pengambilan sampel diambil berdasarkan pertimbangan:
1. Titik awal letak pondasi laut
2. Titik tengah letak pondasi laut
3. Titik akhir letak pondasi laut
Lokasi pengambilan sampel adalah pada :
Data kualitas air laut akan dibandingkan dengan nilai baku mutu air laut
menurut Kepmen LH No. 51 Tahun 2004. Dari hasil perbandingan, dapat
dianalisis tingkat kualitas air laut pada daerah proyek dengan baku mutu air
laut.
Tabel 3.4 Metode Analisis Kualitas Air Permukaan
No
Parameter
A.
1.
2.
FISIKA
Suhu
Zat Padat Tersuspensi
3.
(TDS)
Zat Padat
4.
(TSS)
Daya Hantar Listrik
Satuan
0
C
Mg/l
Baku
Mutu*
Metode Analisis
Normal
200
SNI 06-2413-1991
SNI 06-2413-2002
200
SNI 06-2413-2002
1000
SNI 06-2413-1991
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
-
0,0005
0,050
1,0
0,010
0,020
0,050
1,0
50,0
3,0
6,0-8,5
SNI 06-2462-1991
SNI 06-2463-1991
SNI 06-2481-1991
SNI 06-2466-1991
SNI 06-2471-1991
SNI 06-1132-1989
SNI 06-2497-1991
Perhitungan
SNI 06-2425-1991
SNI 06-2413-1991
.
11. Selenium (Se)
12 Seng (Zn)
Mg/l
Mg/l
0,050
1,0
SNI 06-2475-1991
SNI 06-2507-1991
.
13
Nikel (Ni)
Mg/l
0,10
SNI 06-2520-1991
.
14
Sulfat (SO4)
Mg/l
100
SNI 06-2426-1991
.
15
Residual Sodium
Mg/l
1,25-2,50
Perhitungan
.
16
Carbonat
Tembaga (Cu)
Mg/l
0,10
SNI 06-2514-1991
.
17
Timbal (Pb)
Mg/l
0,10
SNI 06-2517-1991
Terlarut Mg/l
Umhos/c
m
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
KIMIA
Air Raksa (Hg)
Arsen (As)
Boron (B)
Kadmium (Cd)
Kobalt (Co)
Khromium VI (Cr 6+)
Mangan (Mn)
Garam Alkali (Na)
Oksigen Terlarut (DO)
pH
.
18
Sodium Absorbtion
10,0-18,0
Perhitungan
.
19
Ratio (SAR)
Minyak dan Lemak
Mg/l
Nihil
SNI 06-2502-1991
.
20
Detergen (MBAS)
Mg/l
0,50
SNI 06-2476-1991
.
21
Phospat
Mg/l
0,50
SNI 06-2583-1991
.
22
Mg/l
25,0
SK SNI M-72-1990
.
23
BOD
Mg/l
20
SNI 06-2875-1991
.
24
COD
Mg/l
30
SNI 06-1423-1989
.
Keterangan : *) PP No.82 Tahun 2001
Tabel 3.5 Metode Analisis Kualitas Air Laut
No
A.
1.
2.
Parameter
FISIKA
Kecerahan
Kebauan
Satuan
Baku Mutu*
Metode Analisis
Coral :>5
SNI
Mangrove: -
2006
Lamun: >3
Alami
SNI
01-7267-
16-7061-
3.
Kekeruhan
NTU
<5
2004
SNI
4.
Padatan tersuspensi
Mg/l
Coral:20
6989.252005
SNI06-6989.3-
Mangrove:80
2004
Lamun:20
Nihil
SNI
Alami
1994
SNI 06-6989.23-
Coral:28-30
2005
total
5.
Sampah
6.
Suhu
06-
19-3964-.
Mangrove:28-32
7.
Lapisan minyak
Lamun:28-30
nihil
SNI
19-4845-
1998
B.
1.
2.
KIMIA
pH
Salinitas
7-8,5
Alami
SNI 06-2413-1991
SNI 06-2413-1989
Coral:33-34
butir 3.12
Mangrove:s/d
34
3.
4.
5.
Lamun:33-34
>5
20
0,3
SNI 06-2425-1991
SNI 06-2875-1991
SNI
06-6989.30-
6.
N)
Fosfat (PO4-P)
Mg/l
0,015
2004
SNI06-2483-
7.
Nitrat (NO3-N)
0,008
1991
SNI06-2480-
8.
Sianida (CN-)
Mg/l
0,5
1991
SNI
0,01
1991
SNI03-6875-
0,003
2002
SNI03-6817-
0,002
2002
SNI06-6989.21-
0,01
2004
SNI
9.
10
Sulfida (H2S)
PAH
Mg/l
(Poliaromatik Mg/l
.
hidrokarbon)
11. Senyawa Fenol total
Mg/l
Mg/l
06-2474-
06-4569-
12
.
13
bifenil)
Surfaktan (Deterjen)
Mg/l
1998
SNI 06-6989.51-
.
14
Mg/l
2005
SNI 06-2502-1991
.
15
Pestisida
g/l
0,01
SNI 06-6990. 1-
g/l
0,01
2004
-
17
Logam Terlarut:
Raksa (Hg)
Mg/l
0,001
SNI 06-2462-1991
.
18
Kromium
heksavalen Mg/l
0,005
SNI 06-1132-1989
.
19
(Cr(VI))
Arsen (As)
Mg/l
0,012
SNI 06-2463-1991
.
16
.
.
20
Kadmium (Cd)
Mbeg/l
0,001
SNI 06-2466-1991
.
21
Tembaga (Cu)
Mg/l
0,008
SNI 06-2514-1991
.
22
Timbal (Pb)
0,008
SNI 06-2517-1991
.
23
Seng (Zn)
0,05
SNI 06-2507-1991
.
24
Nikel (Ni)
0,05
SNI 06-2520-1991
.
C.
1.
BIOLOGI
Coliform
1000
SNI
01-2332.1-
2.
Patogen
nihil
2006
SNI
01-4103.3-
Tidak bloom
2006
SNI 06-3963-1995
SNI
3.
D.
1.
MPN/100ml
sel/100ml
sel/100ml
Plankton
RADIO NUKLIDA
Komposisi yang tidak Bq/l
diketahui
Keterangan : *) Kepmen LH No. 51 Tahun 2004
18-6650.1-
2002
5. Fisiografi Tanah
Pengumpulan data fisiografi tanah akan dilakukan dengan survey langsung ke
lapangan,pengetesantanahdilaboratorium,sertamenggunakandatasekunderdari
DinasPekerjaanUmumProvinsiSulawesiBarat,Tengah,danSelatan.Pengujian
laboratoriumberupaujimekanikatanahditujukanuntukmengetahuikarakteristik
tanah pada daerah proyek. Metode pengambilan sampel menggunakan SNI 03
68022002tentangTataCaraPenyelidikandanPenyelidikanContohUjiTanah
untukKeperluanTeknik.Metode analisis tanah menggunakan Pedoman Konstruksi
dan Bangunan No. 003 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelidikan dan Pengujian
Tanah Dasar untuk Pekerjaan
T1dilahanpertanianKotaMandai
T2dihutanbakauKotaMarang
T3dibukitKotaPolewali
Data fisiografi tanah akan digunakan untuk menganalisis kelayakan daerah proyek
untuk dijadikan sebagai jalan tol dengan mempertimbangkan topografi, jenis, serta
karakteristik tanah daerah tersebut.
Tabel 3.6 Metode Analisis Tanah Dasar
No
1.
2.
3.
4.
5.
Parameter
Kepadatan Tanah
CBR
Batas Plastis
Batas Cair
Ukuran Butir Tanah
Metode Analisis
SNI 03-1742-1989
SNI 03-1744-1989
SNI 03-17441989
SNI 03-1967-1990
SNI 03-3423-1994
6. Drainase
Pengumpulan data drainase dilakukan dengan survey langsung dan pengumpulan
data dari Dinas Perkotaan Kota Palu dikarenakan proyek akan melewati pusat kota
dan dapat mempengaruhi sistem drainase di kota tersebut.Survey dilakukan untuk
mengetahui kondisi, arah aliran, serta kemampuan drainase di daerah proyek. Data
drainase di daerah proyek akan digunakan untuk menganalisis kemampuan sistem
drainase tersebut untuk menampung beban limpasan air dari pembangunan dan
pengoperasian proyek.
3.1.3
Biologi
Aspek
No
Biologi
yang Dikaji
1.
Data
Ekosistem Darat & Air Tawar
Flora darat
Informasi
Lokasi
Analisis Data
Deskriptif
- Komposisi
3 kawasan
pencatatan
analisis
jenis
-Kelimpahan
krusial
lapangan
Fauna darat
Deskriptif
- Komposisi
3 kawasan
pencatatan
analisis
jenis
-Kelimpahan
krusial
Analisis
- Komposisi
3 titik sungai
pengambilan
Laboratorium
jenis
-Kelimpahan
yang terlewati
lapangan
Plankton
sampling
Benthos
Analisis
- Komposisi
3 titik sungai
pengambilan
Laboratorium
jenis
-Kelimpahan
yang terlewati
Deskriptif
- Komposisi
1 titik
analisis
jenis
-Kelimpahan
kawasan
sampling
2.
proyek
proyek
Deskriptif
- Komposisi
3 titik laut
pencatatan
analisis
jenis
-Kelimpahan
yang terlewati
lapangan
Fauna Laut
Deskriptif
- Komposisi
3 titik laut
pencatatan
analisis
jenis
-Kelimpahan
yang terlewati
proyek
Analisis
- Komposisi
3 titik laut
pengambilan
Laboratorium
jenis
-Kelimpahan
yang terlewati
sampling
Benthos
proyek
Plankton
pesisir
proyek
Analisis
- Komposisi
3 titik laut
pengambilan
Laboratorium
jenis
-Kelimpahan
yang terlewati
sampling
proyek
1. Ekosistem Darat
Pengumpulan data ekosistem darat dilakukan dengan survey langsung dan
pengumpulan data dari badan lingkungan hidup daerah. Data yang dikumpulkan
adalah data komposisi jenis dan kelimpahan hayati di wilayah yang akan terlalui
proyek.
Pertimbangan lokasi sampling:
1. Daerah yang masih alami
Data keanekaragaman hayati pada laut dan pesisir akan digunakan untuk
menganalisis besar pengaruh pembangunan proyek terhadap kehidupan biota, baik
flora maupun fauna pada ekosistem laut dan pesisir di wilayah studi. Selain itu,
analisis dampak pembangunan proyek terhadap fungsi biota laut dan pesisir
terhadap kestabilan lingkungan juga akan dilaksanakan.
3.1.4
Transportasi
Metode pengumpulan data untuk aspek transportasi tertera pada Tabel 3.8 berikut:
Aspek Transportasi
yang Dikaji
Jenis Data
Analisis Data
Pengumpulan
Analisis
Data
Data
Primer dan
Sekunder
1.
Volume Kendaraan
Dinas
Studi pustaka
dan pengamatan
lapangan
Perhubunga
Deskriprif
n Provinsi
Analisis
dan 23 titik
jalan
protokol
Dinas
Primer dan
Sekunder
2.
Besar Hambatan
Studi pustaka
dan pengamatan
lapangan
Perhubunga
Deskriptif
n Provinsi
analisis
dan 23 titik
jalan
protokol
Dinas
Primer dan
Sekunder
3.
Panjang Antrian
Studi pustaka
dan pengamatan
lapangan
Perhubunga
Deskriprif
n Provinsi
analisis
dan 23 titik
jalan
protokol
Dinas
Primer dan
Sekunder
4.
Fasilitas
transportasi
Lokasi
Studi pustaka
dan pengamatan
lapangan
Perhubunga
Deskriptif
n Provinsi
analisis
dan 23 titik
jalan
protokol
Data transportasi yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder. Data primer akan
didapatkan melalui survey langsung ke lapangan. Data sekunder akan didapatkan dari
dinas perhubungan daerah provinsi Sulawesi Tengah, Barat, dan Selatan. Lokasi survey
adalah pada jalan-jalan protocol yang akan terhubung dengan jalan tol ini nantinya.
Lokasi survey adalah pada jalan-jalan protocol yang akan terhubung dengan jalan tol
ini nantinya.
Suppa,
Cempa,
Duampanua,
Lembang,
Polewali,
Wonomulyo,
Aspek SosEkBud
No
KesLing yang
Parameter
Jenis Data
Analisis Data
Pengumpulan
Analisis
Dikaji
1.
Sosekbud
Kependudukan
Data
- Struktur
Sekunder
Studi pustaka
penduduk
-Kepadatan
Sosial Ekonomi
penduduk
- Mata
Sosial Budaya
Primer dan
Kesling
Kesehatan
Deskriptif
Kantor
analisis
kecamatan di
Studi pustaka
Deskriptif
Kantor
dan
analisis
kecamatan di
wawancara
3 kota
Primer dan
Studi pustaka
Deskriptif
Kantor
Sekunder
dan
analisis
kecamatan di
wawancara
masyarakat
- Kamtibmas
2.
Data
3 kota
Pencaharian
Sekunder
- Pendapatan
- Kesempatan
kerja
- Agama
- Pendidikan
- Persepsi
Lokasi
3 kota
- Fasilitas
Primer dan
Studi pustaka
Deskriptif
Puskesmas
pelayanan
Sekunder
dan
analisis
kelurahan
di 3 kota
kesehatan
wawancara
- Jenis
penyakit
dominan
- Sanitasi
lingkungan
- Akses dan
jangkauan
pelayanan
1. Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Pengumpulan data sosial, ekonomi, dan budaya dilakukan terhadap masyarakat di
daerah sekitar lokasi proyek pembangunan jalan tol.Kajian dilakukan berdasarkan
data sekunder dan data primer yang terkumpul.Pertimbangan lokasi adalah banyak
jumlah penduduk di kota yang terlewati proyek. Data sekunder akan didapatkan
dari kantor kecamatan dari Kota Palu, Kota Mamuju, dan Kota Mandai. Data
primer akan didapatkan dengan wawancara melalui pengisian kuisioner kepada 20
masyarakat di setiap kota. Metode pengisian kuisioner yang digunakan adalah
metode angket. Pemilihan metode ini dikarenakan banyaknya kelebihan, yaitu
waktu survey yang relatif singkat, perolehan data yang banyak, tenaga yang
diperlukan sedikit dan responden dapat menjawab dengan bebas tanpa pengaruh
orang lain. Data primer yang akan dikumpulkan meliputi bidang kependudukan,
sosial ekonomi, dan sosial budaya.
Data yang didapatkan akan digunakan untuk menganalisis tingkat kebutuhan
pembangunan proyek dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Analisis akan
dilakukan berdasarkan Pedoman Konstruksi dan Bangunan No. 010/BM/2009
mengenai Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan dari
Kementrian Pekerjaan Umum.
2. Kesehatan Lingkungan
Kajian mengenai kesehatan lingkungan akan dilakukan pada kecamatan di daerah
kota yang terkena pembangunan proyek melalui data sekunder dan primer.
Pertimbangan lokasi adalah banyak jumlah penduduk di kota yang terlewati
proyek. Data sekunder akan didapatkan dari puskesmas kecamatan dari Kota Palu,
Kota Mamuju, dan Kota Mandai. Sedangkan data primer akan didapatkan dari
survey kuisioner yang digabungkan dengan kuisioner suvey aspek sosial, ekonomi,
dan budaya. Parameter data yang dibutuhkan berupa :
-
lingkungan binaan.
Penilaian Ahli
Pendekatan ini dilakukan dengan mengumpulkan pendapat para ahli di
bidang terkait berdasarkan pengalaman dan pengetahuan terkait lingkungan
( 30S )( 365w
365 )
keterangan:
E = Faktor Emisi, lb/veh-mile
s = Kandungan pasir pada permukaan jalan, %
w = Jumlah rata-rata harian curah hujan 0.254 mm atau lebih
S = Rata-rata kecepatan kendaraan, mile/hour
2. Kebisingan
Prediksi kebisingan yang dapat ditimbulkan dari proyek jalan tol dapat dihitung
menggunakan rumus :
L10 (18-jam) = 29,1 + 10 Log 10 Q dB (A)
Keterangan :
L10=PerkiraantingkatkebisingandasaryangdisebabkanolehVolumeLalu
Lintas(Q)selama18jamperhari.
Q=jumlahkendaraan/18jam/hari.
3. Drainase
Prediksi aliran air yang akan terjadi akibat pembangunan proyek jalan tol dapat
dihitung menggunakan rumus :
Q=0,278 CiA
Keterangan :
Faktor SMP*
Persimpanga
Ruas
n
1.0
1.0
1.0
0.8
0.33
0.2
1.5
1.5
1.0
1.3
2.5
2.5
1.8
1.8
2.0
2.2
Fw
Fsp
Fsf
Fcs
5. Biota
Metode yang digunakan untuk memprakirakan dampak pengaruh pembangunan
jalan tol terhadap keanekaragaman biota adalah secara professional judgement.
Metode ini juga mempertimbangkan dampak yang telah terjadi di wilayah lain
dengan proyek dan karakteristik alam yang sama.
6. Ekonomi Masyarakat
Metode yang digunakan untuk memperkirakan dampak ekonomi masyarakat
akibat pembangunan proyek jalan tol diprediksi melalui professional
judgement atau pendapat para ahli.
7. Kenyamanan
Metode yang dilakukan untuk memprediksi dampak pembangunan proyek
dengan professional judgement atau pendapat para ahli yang disertakan survey
terhadap pendapat penduduk mengenai pembangunan proyek jalan tol di
wilayah studi.
b. Prakiraan Pentingnya Dampak
Kriteria yang digunakan dalam penentuan dampak penting adalah penjabaran dan
interpretasi pedoman yang diatur melalui SK. Kepala Bapedal Nomor Kep-056
Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting, dimana
penentuan besaran dan bobot kepentingan berdasarkan pada metode terukur,
empiris, analogi, maupun pemahaman dan kesepakatan para ahli yang dikaitkan
dengan :
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Lamanya dampak berlangsung
4. Intensitas dampak
5. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak
6. Sifat kumulatif dampak
BAB IV
PELAKSANA STUDI
4.1 Pemrakarsa
a. Identitas Proyek
Nama Proyek
Jenis Kegiatan
Lokasi Kegiatan
b. Identitas Pemrakarsa
Pemrakarsa Proyek
Selatan
Alamat
Nomor telepon/fax
Nama
Dini Aryanti (Ketua Tim)
Gary Alfrits Muntu Adam
Maryam Afiah
Ratu Aliah Sanada
Saiful Amin
Keahlian
Fisik kimia
Lingkungan
Geotek dan transportasi
Biologi & Kimia
Sosial, Ekonomi, dan Budaya
(30%)
Biaya administrasi
(10%)
(25%)
(15%)
(10%)
Biaya lain-lain
(10%)
Kegiatan
1
2
3
4
Persiapan
Pengumpualan Data
Analisa dan Sintesis
Kerangka Acuan (KA)
Bulan ke3
5
6
Penulisan ANDAL
Penulisan RKL&RPL
RKL - RPL
MATRIKS RKL
Komp.
Lingk
Sumbe
ungan Jenis
N
r
Terken Damp
o. Dampa
a
ak
k
Damp
ak
TAHAP PRAKONSTRUKSI
1 Pembe Kompo Keresa
basan
nen
han
Lahan
Sosial Masya
rakat
Hilang
nya
mata
pencah
arian
masyar
akat
Tolak
Ukur
Dampak
Intensitas
keluhan
dan
protes
masyarak
at
Meminimal
kan
timbulnya
ketidaksepa
katan antara
pemrakarsa
proyek
dengan
masyarakat
yang
terkena
dampak
Jumlah
Meminimal
pengangg kan jumlah
uran
penganggur
an akibat
terkena
dampak
proyek
Lokasi
Pengel
olaan
Pencegah
an
Penanggul
angan
Pengemb
angan
Menginfor
masikan
rencana
kegiatan
secara
jelas
Mengkoor
dinasikan
kegiatan
dengan
institusi
terkait
Pemuk
iman
masyar
akat
terkena
dampa
k di
sekitar
lahan
proyek
Memperke
rjakan
masyaraka
t yang
kehilangan
mata
pencaharia
n
Membuka
lapak
usaha bagi
masyarakat
sekitar
Meninjau
perkemba
ngan
perekono
mian
masyarak
at yang
terkena
dampak
Di
sekitar
lahan
proyek
Period
e
Pengel
olaan
Instansi
Pelak
sana
Penga
was
Pelapo
ran
Selama
kegiata
n
prakon
struksi
Pemra
karsa
proye
k
Pemeri
ntah
Daerah
setemp
at
Pemeri
ntah
Daerah
setemp
at
Selama
kegiata
n
prakont
ruksi
hingga
kegiata
n
operasi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
proyek
Krimin
alitas
Bekerja
sama
dengan
pihak
kepolisian
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
kegiata
n
prakon
struksi
Pemra
karsa
proye
k
Kepoli
sian
setemp
at
Kepoli
sian
setemp
at
Mengguna
kan alat
peredam
bunyi
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
Proye
k
Bapeld
a
Daerah
Penang
gung
Jawab /
Pemim
pim
Proyek
Pembersih
an dan
penyirama
n jalan di
lokasi
proyek,
sehingga
dapat
mengurang
i jumlah
polutan
Pengatura
n arus
keluar
masuk
kendaraa
n proyek
dan
pengatura
n jam
kerja
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
TAHAP KONSTRUKSI
1 Pekerja Kompo Kebisi
an
nen
ngan
Persiap Fisik
an
Kimia
Kompo Biota
nen
Darat
Biologi
s
Jumlah
keanekar
agaman
hayati
darat
Meminimal
kan
terjadinya
degradasi
terhadap
populasi
biota darat
Kompo Kemac
nen
etan
Transp
ortasi
Kelancar
an lalu
lintas
Meminimal
kan
terjadinya
gangguan
lalu lintas
di daerah
yang
terkena
dampak
proyek
Jumlah
tenaga
kerja
yang
dapat
terserap
oleh
proyek
Melibatkan
peran serta
masyarakat
dalam
proyek
Kompo
nen
Keseha
tan
Kompo
nen
Sosial,
Ekono
mi, dan
Buday
a
Menguran
gi
penggunaa
n alat dan
bahan
yang
berbahaya
bagi
makhluk
hidup
Pengatura
n jadwal
kerja
proyek
Melakukan
pemelihaaa
n ataupun
konservasi
terhadap
populasi
makhluk
hidup yang
terkena
dampak
Pengaturan
terhadap
lalu lintas
kendaraan
proyek
oleh
petugas
proyek
Melakuka
n
evaluasi
terhadap
jumlah
populasi
tertentu
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
dan
Operasi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
Perhub
ungan
Daerah
Dinas
Perhub
ungan
Daerah
Menginfor
masikan
kepada
masyaraka
t
mengenai
lowongan
pekerjaan
Menyiapka
n sarana
dan
prasarana
yang
mendukun
g
kebutuhan
Adanya
evaluasi
terhadap
jumlah
tenaga
kerja
yang
dapat
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Kesela
matan
Kesem
patan
Bekerj
a
yang
tersedia
2
Kompo Kemac
nen
etan
Transp
ortasi
Kelancar
an lalu
lintas
Meminimal
kan
terjadinya
gangguan
lalu lintas
di daerah
yang
terkena
dampak
Pengatura
n jadwal
kerja
proyek
tenaga
kerja
terserap
Mengguna
kan alat
peredam
bunyi
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
Proye
k
Bapeld
a
Daerah
Penang
gung
Jawab /
Pemim
pim
Proyek
Pembersih
an dan
penyirama
n jalan di
lokasi
proyek,
sehingga
dapat
mengurang
i jumlah
polutan
Pengaturan
terhadap
lalu lintas
kendaraan
proyek
oleh
petugas
proyek
Pengatura
n arus
keluar
masuk
kendaraa
n proyek
dan
pengatura
n jam
kerja
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
Perhub
ungan
Daerah
Dinas
Perhub
ungan
Daerah
proyek
Kompo
nen
Sosial,
Ekono
mi, dan
Buday
a
Kesem
patan
Bekerj
a
Persep
si
Masya
rakat
Mobilis
asi
Peralat
an dan
Materia
l
Kompo Kebisi
nen
ngan
Fisik
Kimia
Jumlah
tenaga
kerja
yang
dapat
terserap
oleh
proyek
Melibatkan
peran serta
masyarakat
dalam
proyek
Menginfor
masikan
kepada
masyaraka
t
mengenai
lowongan
pekerjaan
yang
tersedia
Keluhan Meminimal Menginfor
yang
kan
masikan
muncul
timbulnya
hal-hal
dari
persepsi
yang
masyarak masyarakat berdampa
at
yang
k penting
negatif
kepada
masyaraka
t sebelum
proyek
berlangsun
g
Intensitas Mengurangi Mengguna
Kebising taraf
kan
an
intensitas
peralatan
kebisingan yang
bertaraf
intensitas
bunyi
kecil
Menyiapka
n sarana
dan
prasarana
yang
mendukun
g
kebutuhan
tenaga
kerja
Berkoordin
asi dengan
masyarakat
setempat
Adanya
evaluasi
terhadap
jumlah
tenaga
kerja
yang
dapat
terserap
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Pemeri
ntah
Daerah
setemp
at
Pemeri
ntah
Daerah
setemp
at
Mengguna
kan alat
peredam
bunyi
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
Proye
k
Bapeld
a
Daerah
Penang
gung
Jawab /
Pemim
pim
Proyek
Kualita PP No.
s
41 Tahun
Udara 1999
Mengurangi
terjadinya
perubahan
di
lingkungan
yang
terkena
dampak
proyek
Menguran
gi alat dan
bahan
konstruksi
yang
menyebab
kan
tingkat
polutan
tinggi
Kualita
s
Lahan
Pertani
an dan
Pekerb
unan
Kondisi
dari
lahan
pertanian
dan
perkebun
an yang
terkena
dampak
proyek
Membuat
pagar
batas
antara
lokasi
proyek
dengan
lingkunga
n sekitar
Kompo Kemac
nen
etan
Transp
ortasi
Kelancar
an lalu
lintas
Meminimal
kan
terjadinya
kerusakan
pada lahan
pertanian
dan
perkebunan
yang
terkena
dampak
proyek
Meminimal
kan
terjadinya
gangguan
lalu lintas
di daerah
yang
terkena
dampak
Pengatura
n jadwal
kerja
proyek
Pembersih
an dan
penyirama
n jalan di
lokasi
proyek,
sehingga
dapat
mengurang
i jumlah
polutan
Melestarik
an lahan
pertanian
dan
perkebuna
n yang
mengalami
kerusakan
Pengatura
n arus
keluar
masuk
kendaraa
n proyek
dan
pengatura
n jam
kerja
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
Mengeval
uasi
kondisi
dari lahan
pertanian
dan
perkebun
an
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
Pertani
an
Daerah
Dinas
Pertani
an
Daerah
Pengaturan
terhadap
lalu lintas
kendaraan
proyek
oleh
petugas
proyek
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
Perhub
ungan
Daerah
Dinas
Perhub
ungan
Daerah
proyek
Kompo
nen
Sosial,
Ekono
mi, dan
Buday
a
Kesem
patan
Bekerj
a
Persep
si
Masya
rakat
Krimin
alitas
Jumlah
tenaga
kerja
yang
dapat
terserap
oleh
proyek
Melibatkan
peran serta
masyarakat
dalam
proyek
Menginfor
masikan
kepada
masyaraka
t
mengenai
lowongan
pekerjaan
yang
tersedia
Keluhan Meminimal Menginfor
yang
kan
masikan
muncul
timbulnya
hal-hal
dari
persepsi
yang
masyarak masyarakat berdampa
at
yang
k penting
negatif
kepada
masyaraka
t sebelum
proyek
berlangsun
g
Intensitas Mengurangi Melakuka
kejadian tindak
n
kriminal kejadian
koordinasi
kriminal
dengan
yang
masyaraka
mungkin
t setempat
terjadi
di awal
Menyiapka
n sarana
dan
prasarana
yang
mendukun
g
kebutuhan
tenaga
kerja
Berkoordin
asi dengan
masyarakat
setempat
Adanya
evaluasi
terhadap
jumlah
tenaga
kerja
yang
dapat
terserap
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Pemeri
ntah
Daerah
setemp
at
Pemeri
ntah
Daerah
setemp
at
Bekerja
sama
dengan
pihak
kepolisian
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
kegiata
n
prakon
struksi
Pemra
karsa
proye
k
Kepoli
sian
setemp
at
Kepoli
sian
setemp
at
Kompo Kesela
nen
matan
Keseha
tan
Pekerja
an
Konstr
uksi
Jalan
Tol
Merancan
g kegiatan
proyek
dengan
tingkat
keamanan
yang baik
Kompo Kebisi Intensitas Mengurangi Mengguna
nen
ngan
Kebising taraf
kan
Fisik
an
intensitas
peralatan
Kimia
kebisingan yang
bertaraf
intensitas
bunyi
kecil
Kualita PP No.
Mengurangi Menguran
s
41 Tahun terjadinya
gi alat dan
Udara 1999
perubahan
bahan
di
konstruksi
lingkungan yang
yang
menyebab
terkena
kan
dampak
tingkat
proyek
polutan
tinggi
Erosi
Tingkat
kecelaka
an pada
proyek
ini
Meminimal
kan
terjadinya
kecelakaan
pada proyek
tersebut
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Mengguna
kan alat
peredam
bunyi
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
Proye
k
Bapeld
a
Daerah
Penang
gung
Jawab /
Pemim
pim
Proyek
Pengatura
n arus
keluar
masuk
kendaraa
n proyek
dan
pengatura
n jam
kerja
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
Pembersih
an dan
penyirama
n jalan di
lokasi
proyek,
sehingga
dapat
mengurang
i jumlah
polutan
Longsor, Meminimal Menguran Mengguna
erosi, dan kan
gi
kan alat
kualitas
terjadinya
penggunaa bantuan
air
longsor dan n alat dan yang dapat
erosi, serta bahan
digunakan
mengamank yang dapat untuk
an tanah
humus
menyebab
kan
gangguan
pada tanah
menangani
longsor
dan erosi
Mengurang
i
penggunaa
n alat berat
Gangg
uan
Struktu
r
Tanah
Konsolid
asi tanah
yang
terkena
dampak
proyek
Meminimal
kan
terjadinya
konsolidasi
terhadap
tanah yang
terkena
dampak
proyek
Melakuka
n tes
terhadap
daya
dukung
tanah
Kestab
ilan
Tanah
Kondisi
tanah
yang
terkena
dampak
proyek
Mengetahui
kestabilan
tanah untuk
perencanaa
n
keselamata
n
Melakuka
n tes
terhadap
tingkat
kestabilan
tanah
Fisiogr
afi
Pesisir
Fisiografi Mengetahui
awal
perubahan
pesisir
fisiografi
pesisir
akibat
dampak
proyek
Membuat
pagar
batas
antara
lokasi
proyek
dengan
Melakuka
n
pengecek
an
berkala
terhadap
karakteris
tik dari
tanah
tersebut
Mengurang Melakuka
i
n
penggunaa pengecek
n alat berat an
berkala
terhadap
kestabila
n dari
tanah
tersebut
~
~
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
daerah
pesisir
Gangg
uan
Lahan
Pertani
an dan
Perkeb
unan
Kompo Biota
nen
Darat
Biologi
s
Kondisi
dari
lahan
pertanian
dan
perkebun
an yang
terkena
dampak
proyek
Jumlah
keanekar
agaman
hayati
darat
Meminimal
kan
terjadinya
kerusakan
pada lahan
pertanian
dan
perkebunan
yang
terkena
dampak
proyek
Meminimal
kan
terjadinya
degradasi
terhadap
populasi
biota darat
Membuat
pagar
batas
antara
lokasi
proyek
dengan
lingkunga
n sekitar
Melestarik
an lahan
pertanian
dan
perkebuna
n yang
mengalami
kerusakan
Mengeval
uasi
kondisi
dari lahan
pertanian
dan
perkebun
an
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
Pertani
an
Daerah
Dinas
Pertani
an
Daerah
Menguran
gi
penggunaa
n alat dan
bahan
yang
berbahaya
bagi
makhluk
hidup
Melakukan
pemelihaaa
n ataupun
konservasi
terhadap
populasi
makhluk
hidup yang
terkena
dampak
Melakuka
n
evaluasi
terhadap
jumlah
populasi
tertentu
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
dan
Operasi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
Biota
Laut
Jumlah
keanekar
agaman
hayati
laut
Meminimal
kan
terjadinya
penurunan
terhadap
populasi
biota laut
Kompo Kemac
nen
etan
Transp
ortasi
Kelancar
an lalu
lintas
Kompo
nen
Sosial,
Ekono
mi, dan
Buday
a
Jumlah
tenaga
kerja
yang
dapat
terserap
oleh
proyek
Meminimal
kan
terjadinya
gangguan
lalu lintas
di daerah
yang
terkena
dampak
proyek
Melibatkan
peran serta
masyarakat
dalam
proyek
Kesem
patan
Bekerj
a
Menguran
gi
penggunaa
n alat dan
bahan
yang
berbahaya
bagi
makhluk
hidup
Pengatura
n jadwal
kerja
proyek
Melakukan
pemelihaaa
n ataupun
konservasi
terhadap
populasi
makhluk
hidup yang
terkena
dampak
Pengaturan
terhadap
lalu lintas
kendaraan
proyek
oleh
petugas
proyek
Melakuka
n
evaluasi
terhadap
jumlah
populasi
tertentu
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
dan
Operasi
Pemra
karsa
proye
k
Bapeld
a
Daerah
Bapeld
a
Daerah
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
Perhub
ungan
Daerah
Dinas
Perhub
ungan
Daerah
Menginfor
masikan
kepada
masyaraka
t
mengenai
lowongan
pekerjaan
yang
tersedia
Menyiapka
n sarana
dan
prasarana
yang
mendukun
g
kebutuhan
tenaga
kerja
Adanya
evaluasi
terhadap
jumlah
tenaga
kerja
yang
dapat
terserap
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Persep
si
Masya
rakat
Krimin
alitas
Kompo Kesela
nen
matan
Keseha
tan
TAHAP OPERASI
1 Pengu
Komp Kemac
mpulan onen
etan
Transp
tol
ortasi
Keluhan
yang
muncul
dari
masyarak
at
Meminimal
kan
timbulnya
persepsi
masyarakat
yang
negatif
Menginfor
masikan
hal-hal
yang
berdampa
k penting
kepada
masyaraka
t sebelum
proyek
berlangsun
g
Intensitas Mengurangi Melakuka
kejadian tindak
n
kriminal kejadian
koordinasi
kriminal
dengan
yang
masyaraka
mungkin
t setempat
terjadi
di awal
Tingkat
Meminimal Merancan
kecelaka kan
g kegiatan
an pada
terjadinya
proyek
proyek
kecelakaan dengan
ini
pada proyek tingkat
tersebut
keamanan
yang baik
Berkoordin ~
asi dengan
masyarakat
setempat
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Pemeri
ntah
Daerah
setemp
at
Pemeri
ntah
Daerah
setemp
at
Bekerja
sama
dengan
pihak
kepolisian
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
kegiata
n
prakon
struksi
Pemra
karsa
proye
k
Kepoli
sian
setemp
at
Kepoli
sian
setemp
at
Di
sekitar
lahan
proyek
Selama
Kegiata
n
Konstr
uksi
Pemra
karsa
proye
k
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Dinas
sosial
dan
tenaga
kerja
Kelanca
ran lalu
lintas
Menurunka
n petugas
untuk
mengumpu
lkan tol ke
Mengem
bangkan
sistem
pembayar
an tol
Titiktitik
pintu
tol
Selam
a
kegiat
an
operas
Perus
ahaa
n
peng
elola
Dinas
Perhub
ungan
Provins
i
Dinas
Perhub
ungan
Provins
i
Meminimal
kan
terjadinya
kemacetan
Menghind
ari
gangguan
pada pintu
tol
Penggu
naan
jalan
Komp
onen
Fisik
Kimia
Kebisi
ngan
masingmasing
mobil
yang
lebih
cepat
Memasang
alat
peredam
suara pada
titik-titik
tertentu
yang
paling
terganggu
Mengem
bangkan
kebijakan
pembatas
an jumlah
kendaraa
n yang
melewati
Mengurangi ~
penurunan
kualitas
udara
Melakukan
penanaman
pohon di
sekitar
lokasi
proyek
Mengem
bangkan
kebijakan
ketentuan
kendaraa
n yang
dapat
melintas
yaitu
kendaraa
n dengan
kadar
emisi gas
tertentu
Intensitas Meminimal
Kebising isasi
an
terjadinya
kebisingan
Kualita PP No.
s
41 Tahun
Udara 1999
jalan
tol
Sepan
jang
jalan
tol
Selam
a
kegiat
an
operas
i
Perus
ahaa
n
peng
elola
jalan
tol
Sepan
jang
jalan
tol
Selam
a
kegiat
an
operas
i
Perus
ahaa
n
peng
elola
jalan
tol
Sulawe
si
Barat,
Tengah
, dan
Selatan
Bapeld
a
Provins
i
Sulawe
si
Barat,
Tengah
, dan
Selatan
Bapeld
a
Provins
i
Sulawe
si
Barat,
Tengah
, dan
Selatan
Sulawe
si
Barat,
Tengah
, dan
Selatan
Bapeld
a
Provins
i
Sulawe
si
Barat,
Tengah
, dan
Selatan
Bapeld
a
Provins
i
Sulawe
si
Barat,
Tengah
, dan
Selatan
Penga
wasan
dan
Pemeli
haraa
n
Kompo Kesela
nen
matan
Keseha
tan
Tingkat
kecelaka
an pada
jalan tol
ini
Meminimal
isasi
kecelakaan
Penertiban
peraturan
keselamat
an lalu
lintas
Penyediaan
unit
pertolonga
n
kecelakaan
Peningkat
an
teknologi
dan unit
keselamat
an
Sepan
jang
jalan
tol
Selam
a
kegiat
an
operas
i
Perus
ahaa
n
peng
elola
jalan
tol
Kompo Kesela
nen
matan
Keseha
tan
Tingkat
kecelaka
an pada
jalan tol
ini
Meminimal
isasi
kecelakaan
Pemasan
gan
ramburambu
keselama
tan
Penyediaan
unit
pertolonga
n
kecelakaan
Peningkat
an
teknologi
dan unit
keselamat
an
Sepan
jang
jalan
tol
Selam
a
kegiat
an
pemeli
haraa
n
Perus
ahaa
n
peng
elola
jalan
tol
Dinas
Perhub
ungan
Provins
i
Sulawe
si
Barat,
Tengah
, dan
Selatan
Dinas
Perhub
ungan
Provins
i
Sulawe
si
Barat,
Tengah
, dan
Selatan
Dinas
Perhub
ungan
Provins
i
Sulawe
si
Barat,
Tengah
, dan
Selatan
Dinas
Perhub
ungan
Provins
i
Sulawe
si
Barat,
Tengah
, dan
Selatan
MATRIKS RPL
Jenis Dampak
Sumber
Dampak
TAHAP KONSTRUKSI
1. Geofisik Kimia
a. Peningkatan Mobilisasi
kebisingan di
pekerja
lingkungan Pengadaan
sekitar tapak
material
proyek
Pekerjaan
konstruksi
Tolak
Ukur
Dampak
Parameter
Lingkunga
n yang
Dipantau
Tujuan
Pemantaua
n
Metode Pemantauan
Lingkungan
Jangka
Waktu
Metode Lokasi
&
Periode
Pengawas
Pelaporan
Keluran
dan
protes
masyara
kat,
sikap
masyara
kat
terhadap
rencana
pembang
unan
proyek
Meminimal
kan
timbulnya
ketidaksepa
katan antara
pemrakarsa
proyek
dengan
masyarakat
yang
terkena
dampak.
Sosialis
asi
proyek,
pembagi
an
kuesion
er,
wawanc
ara
dengan
masyara
kat di
sekitar
proyek
Pemuki
man
masyar
akat
terkena
dampak
di
wilayah
proyek
Satu
kali
selama
kegiatan
pra
konstru
ksi
berlangs
ung
Kecamata
n
setempat
Kecamata
n
setempat
Pemerintah
setempat
Kepmen
LH No.
48/1996
Bising (dB)
Meminimal
kan
kebisingan
yang terjadi
di sekitar
lokasi
proyek
Penguk
uran
dan
analisa
hasil
Area
sekitar
tapak
proyek
Satu
kali
pada
setiap
tahap
konstru
ksi
Pelaksana,
kontraktor
yang
ditunjuk
Bapedalda
Unit/Penanggu
ng jawab
/Pemimpin
Proyek/Satker/
PP K
Konstruksi dan
Institusi
jalan tol
b. Penurunan Mobilisasi
kualitas udara
pekerja
di lingkungan Pengadaan
sekitar tapak
material
proyek
Konstruksi
jalan tol
PP No.
41/1999
Komponen
gas di udara
(NOx, CO,
dll)
Meminimal
kan
terjadinya
perubahan
kualitas
udara di
lingkungan
sekitar
c. Gangguan Mobilisasi
kelancaran
pekerja
lalu lintas
dan
(kemacetan)
material
Konstruksi
jalan tol
Kondisi
jalan dan
jembatan
sebelum
pelaksan
aan
konstruk
si
Kondisi lalu
lintas (arus
dan
kecelakaan
lalu lintas)
Meminimal
kan
terjadinya
gangguan
kelancaran
lalu lintas
Mobilasi
peralatan
Pembuatan
pondasi
PP.No.82
tahun
2001
Longsor,
erosi dan
kualitas air
(kekeruhan,
padatan
total/TS dan
transparansi
)
Meminimali
sir
terjadinya
longsor dan
erosi serta
mengamank
an tanah
humus
d. Erosi
Pengam
bilan
sampel
dan
analisa
laborato
rium
kualitas
udara
survey
langsun
g ke
lapanga
n
Area
sekitar
tapak
proyek
Satu
kali
pada
setiap
tahap
konstru
ksi
Pelaksana,
kontraktor
yang
ditunjuk
Bapedalda
Area
sekitar
tapak
proyek
Setiap 1
tahun
sekali
selama
kegiatan
konstru
ksi
Pelaksana,
kontraktor
yang
ditunjuk
Dinas
Perhubun
gan
survey
langsun
g ke
lapanga
n
Kawasa
n
dengan
tanah
rawa,
kawasa
n yang
mudah
erosi,
tanah
yang
berpote
nsi
Setiap 1
tahun
sekali
selama
kegiatan
konstru
ksi
Bapedalda
Bapedalda
Pengelola
Lingkungan
Hidup
Bapedalda
Unit/Penanggu
ng jawab
/Pemimpin
Proyek/Satker/
PP K
Konstruksi dan
Institusi
Pengelola
Lingkungan
Hidup
Bapedalda
e. Fisiografi
daerah pesisir
Pembuatan
pondasi
Fisiograf
i daerah
pesisir
awal
Mengetahui
perubahan
fisiografi
daerah
akibat
proyek
survey
langsun
g ke
lapanga
n
Berubahnya Kegiatan
lahan
konstruks
pertanian dan
i jalan tol
perkebunan
Keadaan
lahan
pertanian
dan
perkebun
an
survey
langsun
g ke
lapanga
n
g. Berubahnya Kegiatan
struktur tanah
konstruks
di wilayah
i jalan tol
proyek
Keadaan
struktur
tanah
awal
Mengetahui
perubahan
tata guna
lahan dan
pengaruhny
a terhadap
perekonomi
an
masyarakat
Mengetahui
penurunan
tanah akibat
adanya
proyek
Kestabil
an tanah
awal
survey
langsun
g ke
lapanga
n,
pengete
san
tanah di
laborato
rium
survey
langsun
g ke
lapanga
f.
i. Kestabilan
tanah
terganggu
Kegiatan
konstruksi
jalan tol
Mengetahui
kestabilan
tanah untuk
perencanaan
menuru
n
Area
pesisir
di
sekita
proyek
Setiap 1
tahun
sekali
selama
kegiatan
konstru
ksi
Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
Bapedalda
Area
pertani
an dan
perkeb
unan di
sekitar
proyek
Setiap 1
tahun
sekali
selama
kegiatan
konstru
ksi
Dinas
Pertanian
Bapedalda
Area
sekitar
tapak
proyek
Setiap 1
tahun
sekali
selama
kegiatan
konstru
ksi
Pelaksana,
kontraktor
yang
ditunjuk
Bapedalda
Area
sekitar
tapak
proyek
Setiap 1
tahun
sekali
selama
Pelaksana,
kontraktor
yang
ditunjuk
Bapedalda
Unit/Penanggu
ng jawab
/Pemimpin
Proyek/Satker/
PP K
Konstruksi dan
Institusi
Pengelola
Lingkungan
Hidup
Bapedalda
Unit/Penanggu
ng jawab
/Pemimpin
Proyek/Satker/
PP K
Konstruksi dan
Institusi
Pengelola
Lingkungan
Hidup
Unit/Penanggu
ng jawab
/Pemimpin
Proyek/Satker/
2. Biotis
a. Biota Laut
Pemasangan
tiang
pancang dan
pondasi
3. Sosekbudkesmas
a. Kriminalitas Pembersihan
lahan,
Kegiatan
konstruksi
b. Kesehatan
Kegiatan
masyarakat
konstruksi
dan pekerja
dan
proyek
transportasi
material
c. Kesempatan
kerja
Pembersihan
lahan, proses
konstruksi
jalan,
keselamatan
n,
pengete
san
tanah di
laborato
rium
kegiatan
konstru
ksi
PP K
Konstruksi dan
Institusi
Pengelola
Lingkungan
Hidup
Vegetasi
(keberadaan
jenis,
kelimpahan,
habitat,
fungsi)
Untuk
menjaga
kelestarian
ekosistem
air laut
Penguk
uran
kepadat
an
vegetasi
Area
laut
sekitar
proyek
Dua
kali,
sebelum
dan
sesudah
pemasa
ngan
tiang
pancang
Jasa
Marga
Kementri
an
lingkung
an hidup
Unit/
penanggung
jawab/pemimpi
n
proyek/Satker/P
PK/Konstruksi
da Institusi
Pengelola
Lingkungan
Hidup
Meminimali
sir
kriminalitas
Pengaw
asan
Sekitar
lokasi
proyek
Aparat
keamana
n
Aparat
keamana
n
Polisi
Menjaga
kondisi
kesehatan
pekerja
proyek dan
masyarakat
Pengam
atan
visual
dan
evaluasi
data
Sekitar
lokasi
proyek
Selama
proyek
berlang
sung
Selama
proyek
berlang
sung
Petugas
kesehatan
Petugas
kesehatan
Dinas kesehatan
setempat
Mengetahui
tambahan
sumber
penghasilan
bagi
Survei
dan
wawanc
ara
Pemuki
man
sekitar
lokasi
proyek
Selama
proyek
berlang
sung
Jasa
marga
Dinas
tenaga
kerja
Dinas tenaga
kerja
Masyar
akat
dan
pekerja
terjangk
it
penyak
kit
Jumlah
masyara
kat
yang
bekerja
d. Kenyamanan
e. Keselamatan
Pembersihan
lahan,
transportasi
material dan
alat, proses
konstruksi
Pembersihan
lahan,
transportasi
material dan
alat, proses
konstruksi
OPERASI
1. Geofisik-Kimia
a. Peningkatan Suara mobil
kebisingan di
yang lalu
lingkungan
lalang
sekitar jalan tol
b. Penurunan
kualitas udara
di lingkungan
sekitar jalan tol
Kendaraan
yang lalu
lalang
pada
proyek
tersebut
Kompla
in
masyara
kat
sekitar
Jumlah
pekerja
dan
masyara
kat
yang
mengal
ami
kecelak
aan
masyarakat
setempat
-
Menjaga
agar
kenyamanan
masyarakat
tidak
terganggu
Menjaga
agar
keselamatan
pekerja dan
masyarakat
terjaga
wawanc
ara
Observa
si
Sekitar
lokasi
proyek
Sekitar
lokasi
proyek
Selama
proyek
berlang
sung
Selama
proyek
berlang
sung
Jasa
Marga
Jasa
Marga
Tokoh
masyarak
at
Dinas
tenaga
kerja
Kepme
n LH
No.
48/1996
Bising (dB)
Meminimlal
kan
kebisingan
yang terjadi
di sekitar
jalan tol
Penguk
uran
dan
analisa
hasil
Area
sekitar
jalan tol
Setiap
saat
Pelaksan
a,
kontrakto
r yang
ditunjuk
Bapedald
a
PP No.
41/1999
Komponen
gas di udara
(NOx, CO,
dll)
Meminimalk
an terjadinya
perubahan
kualitas
udara di
Pengam
bilan
sampel
dan
analisa
Area
sekitar
jalan tol
Berkala
setiap 6
bulan
sekali
Pelaksan
a,
kontrakto
r yang
ditunjuk
Bapedald
a
Tokoh
Masyarakat
Dinas Tenaga
Kerja
Unit/Penanggun
g jawab
/Pemimpin
Proyek/Satker/P
P K Konstruksi
dan Institusi
Pengelola
Lingkungan
Hidup
Bapedalda
lingkungan
sekitar
c. Gangguan
kelancaran lalu
lintas
Kendaraan
yang lalu
lalang
2. Sosekbudkesmas
a. Kriminalitas
Pengoperasi
an jalan tol
b. Kesempatan
kerja
Pengoperasi
an jalan tol
c. Keselamatan
Lingkungan
Pengoperasi
an jalan tol
Lama
dan
panjang
antrian,
Kondisi lalu
lintas (arus
dan
kecelakaan
lalu lintas)
Meminimalk
an terjadinya
gangguan
kelancaran
lalu lintas
Meminimali
sir
kriminalitas
Jumlah
masyara
kat
yang
bekerja
pada
proyek
tersebut
Jumlah
penggu
na jalan
tol yang
mengal
ami
kecelak
aan
laborato
rium
kualitas
udara
survey
langsun
g ke
lapanga
n
Area
sekitar
jalan tol
Setiap
hari
Pelaksan
a,
kontrakto
r yang
ditunjuk
Dinas
Perhubun
gan
Unit/Penanggun
g jawab
/Pemimpin
Proyek/Satker/P
P K Konstruksi
dan Institusi
Pengelola
Lingkungan
Hidup
Pengaw
asan
Sepanja
ng jalan
tol
Aparat
keamana
n
Aparat
keamana
n
Polisi
Mengetahui
tambahan
sumber
penghasilan
bagi
masyarakat
setempat
Survei
dan
wawanc
ara
Pemuki
man
sekitar
jalan tol
Selama
jalan tol
digunak
an
Selama
jalan tol
digunak
an
Jasa
marga
Dinas
tenaga
kerja
Dinas tenaga
kerja
Menjaga
agar
keselamatan
pengguna
jalan tol
terjaga
Observa
si
Sepanja
ng jalan
tol
Selama
jalan tol
digunak
an
Jasa
Marga
Jasa
Marga
Polisi