BAB IV
EVALUASISECARA HOLISTIK TERHADAP
DAMPAK LINGKUNGAN
Evaluasi dampak penting dilakukan secara holistik, dengan mengevaluasi keterkaitan
antar berbagai dampak yang diprakirakan akan terjadi. Hasil evaluasi digunakan sebagai
dasar penentuan kelayakan lingkungan dari rencana kegiatan dan sebagai acuan untuk
menentukan komponen lingkungan yang akan dikelola dan dipantau, sehingga efisien dan
efektif dalam menanggulangi dampak lingkungan yang diprakirakan akan terjadi.
Metoda yang digunakan untuk evaluasi dampak ini adalah metoda bagan alir yang
dapat memperlihatkan hubungan antara dampak penting yang satu dengan dampak penting
lainnya (dampak lanjutan). Penggunaan bagan alir dapat memperlihatkan secara holistik
kaitan antara satu jenis dampak yang timbul dengan berbagai komponen kegiatan yang
menjadi penyebab timbulnya dampak tersebut, dan/atau memperlihatkan satu jenis
komponen kegiatan yang dapat menimbulkan berbagai jenis dampak. Dari aliran dampak
penting dapat diketahui dampak primer menuju dampak lanjutannya, sehingga tindakan
pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dilakukan dengan
tepat.Hasil evaluasi dampak dengan menggunakan bagan alir dapat dilihat pada Gambar 4.1.
4.1. Bentuk Hubungan Keterkaitan dan Interaksi Dampak Penting Hipotetik beserta
Karakteristiknya
4.1.1.
4.1.1.1.
Kualitas Udara
IV - 1
ANDAL
4.1.1.2.
Hasil prakiraan dampak penting menyebutkan bahwa, dampak penurunan kualitas air
dari kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan
(TBM) dan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) dikategorikan sebagai dampak negatif
penting (-P), sehingga perlu dikelola lebih lanjut.
Sungai Raman sebagai sumber kebutuhan air harus menjadi perhatian khusus PT.
Arjuna Utama Sawit. Karena itu, pengelolaan lingkungan yang baik untuk mencegah,
meminimalkan dan mengendalikan dampak dari berbagai kegiatan yang berpotensi
menurunkan kualitas air sungai harus dioptimalkan, Pendekatan-pendekatan yang dilakukan
antara lain pembukaan lahan secara bertahap sesuai dengan kemajuan blok; menjaga
sempadan Sungai Raman; dan melakukan pemupukan yang tepat.
Dengan pembukaan lahan secara bertahap, maka besarnya laju erosi dan
sidementasi tidak akan menyebabkan penurunan kualitas air permukaan secara cepat dalam
waktu yang singkat. Melalui pemeliharaan sempadan, maka paparan dari dampak aplikasi
pupuk yang dilakukan akibat leaching atau pencucian oleh air hujan, tidak langsung masuk
ke badan air. Selain itu, penerapan konsep pemupukan yang tepat jenis, dosis, waktu, dan
cara pemupukan juga berperan dalam meminimalkan dampak buruk terhadap kualitas air.
IV - 2
ANDAL
IV - 3
ANDAL
4.1.1.3.
Kerusakan Tanah
IV - 4
ANDAL
Komponen Biologi
4.1.2.1.
Penurunan flora dan fauna akibat pembukaan lahan merupakan salah satu
konsekuensi yang harus terjadi akibat perubahan lahan menjadi tanaman monokultur.
Berdasarkan hasil prakiraan dampak menunjukkan bahwa, dampak terhadap flora dan fauna
merupakan dampak negatif penting (-P), sehingga perlu dilakukan pengelolaan lebih lanjut.
4.1.2.2.
Biota Perairan
IV - 5
ANDAL
perairan. Namun dalam keadaan berlebihan, akan memicu timbulnya blooming alga yang
justru merugikan kehidupan organisme yang ada dalam badan air. Pestisida, obat-obatan
dan pakan ternak merupakan sumber elemen P yang dapat menyebabkan eutrofikasi.
Pestisida dapat hilang selama penggunaan melalui penyemprotan yang tidak terarah
dan penguapan. Pestisida lepas dari tanah melalui leaching ataupun aliran air. Pola reaksi
pelepasan pestisida sangat tergantung pada afinitas bahan kimia yang digunakan terhadap
tanah dan air. Jumlah dan kecepatan hilangnya pestisida dipengaruhi oleh waktu dan
kecepatan curah hujan, penggunaan, jenis tanah dan sifat dari pestisidanya. Pestisida dapat
mencapai badan air jika tumpahan yang terjadi selama proses pengisian, pencampuran,
pencucian dan penggunaan melalui aliran air, atau melalui pelepasan (leaching) ke dalam air
permukaan. Karena itu, penggunaan pestisida harus dilakukan dengan hati-hati, karena bila
masuk ke badan air, dapat mencemari perairan.
Selain P, senyawa lain yang harus di perhatikan adalah N. Penggunaan pupuk N
terus meningkat dari tahun ke tahun. Unsur N sangat mudah larut dan mudah berpindah di
dalam tanah, namun tanaman kurang mampu menyerap semua pupuk N. Sebagai akibatnya,
rembesan N yang berasal dari pupuk yang masuk ke dalam tanah semakin meluas, tidak
terbatas pada area sandy soil saja. Sejumlah kelebihan Nakan berakhir di air tanah, sehingga
konsentrasi N dalam bentuk nitrat secara bertahap meningkat di beberapa mata air di areal
pertanian. Keadaan ini akan menyebabkan terganggunya kesehatan manusia yang
mengkonsumsi air tersebut sebagai air minum.
Dalam tanah, pupuk N akan dengan cepat melepas Amonium dan Nitrat. Nitrat sangat
mudah larut (kelarutan nya tinggi), sehingga mudah hilang melalui pelepasan. Hampir 30% N
hilang melalui leaching (pencucian). Nitrat masuk ke dalam air permukaan melalui aliran air di
bawah permukaan atau drainase dan masuk ke dalam air tanah melalui penapisan lapisan
tanah sebelah bawah. Pada umumnya konsentrasi N di perairan meningkat pada saat
pemupukan, terutama setelah hujan.N dapat pula hilang sebagai Amonia dari penggunaan
sumber-sumber nutrien organik seperti pupuk cair (slury). Adanya Amonia di perairan dapat
menjadi indikasi terjadinya kontaminasi oleh pemupukan yang berasal dari material organik.
Efek dari eutrofikasi moderat pada perairan yang miskin nutrien tidak bersifat negatif.
Peningkatan pertumbuhan alga dan berbagai vegetasi dapat menguntungkan bagi kehidupan
fauna akuatik. Salah satu contoh adalah produksi ikan meningkat. Jika eutrofikasi terus
berlanjut, pertumbuhan plankton menjadi sangat lebat, sehingga menutupi perairan. Proses
ini akan mengakibatkan gelap di bawah permukaan air, sehingga berbahaya bagi vegetasi
bentik. Problem yang serius akibat eutrofikasi ditimbulkan oleh pertumbuhan alga sel tunggal
secara hebat. Proses dekomposisi dari sel yang mati akan mengurangi Oksigen (O2) terlarut.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV - 6
ANDAL
4.1.3.1.
Keresahan Masyarakat
IV - 7
ANDAL
Masyarakat merasa bahwa, program plasma yang merupakan kewajiban perusahaan tidak
dapat berjalan optimal. Hal ini didasarkan pada pengalaman masyarakat terhadap
perusahaan lain yang telah beroperasi di wilayah mereka.
Masyarakat merasa khawatir rencana pendirian PKS akan menyebabkan pencemaran air
di Sungai Raman yang berdampak terhadap Sungai Klaru sebagai muara-nya.
Keresahan masyarakat pada tahap konstruksi dan operasi merupakan dampak
lanjutan atau dampak sekunder akibat terjadinya pencemaran lingkungan, terutama
penurunan kualitas air permukaan. Penurunan kualitas ini dapat terjadi sebagai akibat
adanya aktifitas pembukaan lahan, pemeliharaan TBM dan TM serta operasional PKS.
Seluruh kegiatan yang berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat dari hasil
prakiraan dikategorikan sebagai dampak negatif penting (-P), sehingga perlu dilakukan
pengelolaan lebih lanjut.
4.1.3.2.
pembangunan perkebunan kelapa sawit, tenaga kerja dibutuhkan untuk pembukaan lahan
dan pembangunan infrastruktur lain yang dibutuhkan untuk kelancaran operasional kebun;
dan untuk pembangunan PKS, tenaga kerja dibutuhkan untuk tukang bangunan, tukang las
dan lain-lain. Penerimaan tenaga kerja untuk pembangunan PKS akan dilakukan pada Tahun
ke-2 umur tanam kelapa sawit, sehingga pada saat tanaman siap panen, PKS sudah siap
untuk mengolah TBS hasil panen dari kebun sendiri.
Jumlah tenaga kerja untuk perkebunan kelapa sawit pada tahap konstruksi ini
diperkirakan berjumlah 150 orang dan tahap operasional berjumlah 1.080 orang,
sehingga jumlah keseluruhan tenaga kerja yang dibutuhkan
1,230
orang. Untuk
pembangunan PKS akan digunakan tenaga kerja kontraktor hingga PKS siap untuk
dioperasikan; sedangkan jumlah tenaga kerja untuk PKS pada tahap operasional
diperkirakan berjumlah 140 orang. Tenaga kerja diutamakan berasal dari desa-desa sekitar
perkebunan dan PKS.
Sebagian besar masyarakat menyatakan berkeinginan bekerja di PT. Arjuna Utama
Sawit bila telah beroperasi.Hal ini memberikan dampak positif bagi terbukanya kesempatan
kerja, terutama bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan tetap.
IV - 8
ANDAL
itu,
dalam
syarat-syarat
kontrak
dengan pihak
ketiga
tersebut
diwajibkan
menggunakan tenaga kerja lokal yang memiliki keahlian dibidang pertukangan baik tukang
kayu maupun tukang batu. Hal ini tentunya akan memberikan peluang kerja bagi masyarakat
di desa-desa yang ada di sekitar wilayah studi yang memiliki keahlian dibidang pertukangan.
Diprakirakan jumlah tenaga kerja lepas yang memiliki keahlian di bidang pertukangan yang
dibutuhkan sebanyak 50-75 orang.
Kesempatan kerja dan berusaha dari kegiatan pengangkutan TBS adalah tenaga
kerja supir, kernek dan bengkel, serta penyedian kebutuhan truk untuk pengangkutan TBS
dan usaha perbengkelan.
Dari hasil prakiraan dampak menunjukkan bahwa, dampak terbukanya kesempatan
kerja dan berusaha merupakan dampak positif penting (+P) yang perlu di kembangkan atau
dikelola lebih lanjut guna memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat.
4.1.4.
4.1.4.1.
Potensi Pemajanan
IV - 9
ANDAL
IV - 10
ANDAL
perlu dikembangkan semaksimal mungkin; sedangkan bagi dampak yang bersifat negatif,
diupayakan untuk dicegah atau diminimalkan dan ditanggulangi.
Dalam sub bab ini diuraikan secara garis besar pengelolaan/penanganan dampak
secara umum atau lebih bersifat arahan; sedangkan kajian penanganan dampak yang lebih
terinci disajikan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL).
4.4.1.
efisiensi
penggunaan
pupuk
dan
pestisida
(obat-obatan)
dalam
pemeliharaan tanaman untuk mengurangi efek residu pupuk dan pestisida secara minimal
yang mungkin masuk pada badan air sungai dengan mengacu kepada ketentuan yang
berlaku.
Menyusun dan menerapkan Standart Operating Procedure (SOP) pemeliharaan tanaman
yang ramah lingkungan, terutama dalam hal pengujian, aplikasi dan monitoring
penggunaan pupuk kimiawi dan pestisida dalam kegiatan pemeliharaan kebun.
Memperhatikan pemupukan dengan sistem 4 tepat, yaitu tepat waktu/frekuensi, tepat
dosis, tepat jenis dan tepat cara.
Melakukan pengelolaan air limbah dari proses pengolahan TBS dengan baik, sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada areal tanam kelapa sawit (land
application).
Menjaga dan memelihara kawasan sempadan sungai dan anak sungai.
IV - 11
ANDAL
4.4.3.
Kerusakan Tanah
Kerusakan tanah berasal dari kegiatan pembukaan lahan, pemeliharaan TBM dan
efisiensi
penggunaan
pupuk
dan
pestisida
(obat-obatan)
dalam
pemeliharaan tanaman untuk mengurangi efek residu pupuk dan pestisida secara minimal
yang mungkin masuk pada badan air sungai dengan mengacu kepada ketentuan yang
berlaku.
Menyusun dan menerapkan SOP pemeliharaan tanaman yang ramah lingkungan,
terutama dalam hal pengujian, aplikasi dan monitoring penggunaan pupuk kimiawi dan
pestisida dalam kegiatan pemeliharaan kebun.
Memperhatikan pemupukan dengan sistem 4 tepat, yaitu tepat waktu/frekuensi, tepat
dosis, tepat jenis dan tepat cara.
4.4.4.
Biota Perairan
Arahan pengelolaan lingkungan untuk mencegah, meminimalkan dan mengendalikan
IV - 12
ANDAL
4.4.6.
Keresahan Masyarakat
Arahan pengelolaan lingkungan untuk mencegah, meminimalkan dan mengendalikan
IV - 13
ANDAL
4.4.8.
Potensi Pemajanan
Arahan pengelolaan lingkungan untuk mencegah dan meminimalkan dampak potensi
pemajanan adalah:
Mengoptimalkan pengelolaan dampak dalam rangka mencegahdan mengendalikan
dampak pengendalian pencemaran air.
Melaksanakan seluruh upaya mitigasi dampak yang telah direncanakan, dalam rangka
pengendalian pencemaran dari kegiatan operasional pengolahan TBS, seperti penyediaan
sarana pengendalian pencemaran udara, kebisingan dan limbah Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3).
4.4.9.
Gangguan Kesehatan
Arahan pengelolaan lingkungan untuk mencegah dan meminimalkan dampak
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS
yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit telah sesuai dengan rencana tata
ruang yang menjadi acuan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan (SK Menhut) No. 529/Menhut-II/2012 dan No.
794/Menhut-II/2012, sehingga ditinjau dari aspek tata ruang, maka kegiatan ini dapat
dinyatakan layak.
IV - 14
ANDAL
2.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS
yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit tidak bertentangan dengan
kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya
alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, sehingga ditinjau dari aspek
kebijakan peraturan perundang-undangan, maka kegiatan ini dapat dinyatakan layak.
3.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS
yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit tidak akan menggangu
pertanahan dan keamanan Negara. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa,
rencana lokasi usaha/kegiatan bukan merupakan daerah perbatasan dan lokasi latihan
militer, sehingga ditinjau dari segi gangguan terhadap aspek pertahanan dan keamanan
Negara, maka kegiatan ini dapat dinyatakan layak.
4.
Dampak-dampak negatif penting yang ditimbulkan dari rencana usaha dan atau kegiatan
pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT.
Arjuna Utama Sawit dapat ditanggulangi dengan pendekatan teknologi yang ada saat ini,
pendekatan sosial budaya dan pendekatan ekonomi, sehingga ditinjau dari aspek
pengendalian dampak lingkungan, maka kegiatan ini dinyatakan layak.
5.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunanperkebunan kelapa sawit dan PKS
yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit, selain menimbulkan dampak
negatif yang dapat ditanggulangi, juga berdampak positif bagi masyarakat di sekitar
dengan terbukanya kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan terbukanya
aksesibilitas, yang pada akhirnya akan menumbuhkan perekonomian masyarakat,
sehingga kegiatan ini dapat dinyatakan layak.
6.
Bahwa dampak-dampak negatif yang muncul dari rencana usaha dan atau kegiatan
pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT.
Arjuna Utama Sawit mampu ditanggulangi oleh pemrakarsa bersama-sama dengan
pemerintah daerah sesuai dengan arahan pengelolaan lingkungan, sehingga ditinjau dari
aspek kemampuan pemrakarsa dan pihak lain dalam menanggulangi dampak, maka
kegiatan ini dapat dinyatakan layak.
7.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS
yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit tidak akan mengganggu nilai-nilai
sosial atau pandangan masyarakat (emic view). Hal ini ditunjukkan dari kondisi
masyarakat yang mendukung atas rencana kegiatan ini, sehingga kegiatan ini dapat
dinyatakan layak.
8.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunanperkebunan kelapa sawit dan PKS
yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit tidak akan mempengaruhi
IV - 15
ANDAL
dan/atau mengganggu entitas ekologis. Hal ini disebabkan karena di lokasi kegiatan
tidak diketemukan kawasan situs-situs yang dilindungi, cagar budaya dan atau spesies
langka, sehingga kegiatan ini dapat dinyatakan layak
9.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS
yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawittidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitarrencana lokasi usaha
dan/atau kegiatan. Hal ini didasarkan atas tidak adanya tumpang tindih dengan
perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat dinyatakan layak.
10. Pemerintah Kabupaten Katingan belum menetapkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup di wilayah lokasi kegiatan, sehingga kegiatan pembangunan
perkebunan kelapa sawit dan PKS PT. Arjuna Utama Sawit di Desa Asem Kumbang,
Baun Bango, Tumbang Runen, Jahanjang, Keruing, Parupuk, Telaga dan Tampelas
Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup.
IV - 16