Anda di halaman 1dari 13

NAMA : RIRIN PAUWENI

NIM : 432419027

DOKUMEN AMDAL

PEMBANGUNAN HOTEL THE WOLTER

oleh :Gabriella Geraldita,2017

A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan industri yang penting dari segi nasional maupun global dan
merupakan salah satu sumber dana pembangunan ekonomi baik tingkat nasional maupun
daerah karena menghasilkan pajak dan devisa, dengan ekonomi yang makin stabil dan
mulai menunjukkan pertumbuhan, serta meningkatnya pendidikan masyarakat, makin
banyak pula penduduk indonesia yang sadar akan pentingnya pariwisata sehingga
membutuhkan pelayanan dari berbagai sektor yang memadai.
Kota Surakarta merupakan satu tujuan wisata di Jawa Tengah. Hal ini mengingat
provinsi Jawa Tengah mempunyai banyak aset budaya dan ekologi yang khas sehingga
mempunyai keuntungan, dengan demikian pemerintah provinsi Jawa Tengah maupun
kota secara sungguh-sungguh menggarap dan mengembangkan pariwisata di daerah
Surakarta dengan berbagai upaya peningkatan baik sarana dan prasarana serta
infrastruktur. Pengembangan dalam bidang pariwisata perlu dukungan ataupun
kerjasama dengan pihak swasta atau pengusaha yang bergerak di bidang jasa, seperti
dengan membangun hotel-hotel.
B. Peraturan Perundang-undangan
Perundangan yang terkait dengan penyusunan dokumen AMDAL rencana
pembangunan hotel THE WOLTER adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, tentang penataan ruang (terkait dengan lokasai
rencana kegiatan dengan tata ruang sebagai persyaratan dalam penyusunan dokumen
AMDAL di Surakarta).
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009, tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (terkait dengan kegiatan pemrakarsa untuk menjaga kelestarian
lingkungan dan melaksanakan upaya pengelolaan).
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang kesehatan (terkait dengan
pengelolaan bagi tenaga kerja dan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997, tentang pendaftaran
tanah (terkait dengan kepemilikan lahan oleh pemrakarsa dan pengurusan ijin kegiatan
pembangunan (IMB).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, tentang pengendalian pencemaran udara
(terkait dengan pengaturan dan pengendalian pencemaran udara yang mungkin
ditimbulkan oleh rencana kegiatan).
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2000, tentang pengelolaan
bahan beracun dan berbahaya (terkait dengan pengelolaan limbah B3 pada tahap
operasi hotel kasongan).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2000, tentang izin lingkungan (sebagai
pedoman dalam penyusunan AMDAL).
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006, tentang
pedoman penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (sebagai
pedoman untuk acuan dalam penyusunan AMDAL).
C. Kegiatan Menimbulkan Dampak
Dampak besar dan penting pada pembangunan hotel THE WOLTER adalah sebagai
berikut
1. Pra konstruksi
a. Perencanaan dan sosialisasi, tentang anggapan masyarakat mengenai
pembangunan Hotel THE WOLTER.
b. Lahan, tentang anggapan masyarakat mengenai relokasi ganti rugi rumah
penduduk.
2. Konstruksi
Mobilitas tenaga kerja, peralatan dan material, tentang tenaga kerja dan penurunan
kualitas hidup lingkungan sekitar, berupa pencemaran udara maupun air.
3. Operasi
Pengelolaan limbah, tentang penanganan pencemaran air dan udara.

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Klasifikasi dampak penting adalah bertujuan untuk mempertajam arah kajian ANDAL,
sehingga pemilihan strategi kajian dan metodologi bisa lebih tajam. Klasisifikasi dampak
penting hipotetik diklasifikasikan berdasarkan tema-tema dan disusun berdasarkan skala
prioritas dampak yang harus dikaji dan dikelola yang diuraikan sebagai berikut:
A. Pihak Terkena Dampak
Pihak yang terkena dampak adalah
- Masyarakat sekitar
- Pengguna lalu lintas di kawasan Jalan Monginsidi dan Jalan D.I. Panjaitan
- Penduduk di kawasan tersebut
B. Prakiraan Dampak Penting
1. Tahap Pra-Konstruksi
a. Keresahan sosial issue negatif / spekulasi tanah
b. Ketidakpuasan penduduk atas besarnya ganti rugi
c. Hilangnya mata pencaharian penduduk
d. Kecemburuan sosial
2. Tahap Konstruksi
1. Keresahan dan kecemburuan sosial serta konflik dengan adat istiadat kebiasaan
setempat , meningkatnya tingkat migrasi penduduk
2. Meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan, timbulnya genangan
air dan pencemaran air
3. Timbulnya kerusakan pada pra-sarana umum , meningkatnya pencemaran udara
(debu) dan kebisingan
3. Tahap Pelaksanaan
1. Penyiapan tanah dasar ( pembersihan dan pengupasan tanah )
a. Hilangnya vegetasi dan penutup lahan semula
b. Rusak / terganggunya fasilitas umum (jaringan telepon, PLN, dsb)
c. Meningkatnya debu dan kebisingan
d. Kemacetan di sekitar daerah proyek
2. Galian dan timbunan tanah
a. Terganggunya aliran air permukaan , pencemaran kualitas air permukaan dan
terganggunya / terpotongnya aliran air tanah
b. Kemacetan di sekitar daerah proyek
3. Lapisan perkerasan halaman/perkarangan/lokasi parkir serta jalan lingkungan
a. Meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan
b. Berkurangnya wilayah resapan air
4. Pembuatan pengolahan air
a. Perubahan fungsi lahan sebagai penampungan limbah cair
b. Pencemaran air
c. Timbulnya bau kurang sedap
5. Pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek
a. Meningkatnya debu dan kebisingan
b. Timbulnya kerusakan pada pra-sarana umum
c. Timbulnya kemacetan lalu lintas
6. Bangunan bawah (galian pondasi dan tiang pancang)
a. Timbulnya kebisingan dan getaran karena pemasangan tiang pancang
b. Berkurangnya debit air sumur penduduk akibat pembuatan sumur dalam
7. Bangunan atas (konstruksi fisik)
a. Meningkatnya pencemaran udara (debu) dan kebisingan
b. Keamanan pekerja dan masyarakat sekitar
4. Tahap Operasi
Pada tahap operasional hotel, beberapa kegiatan dan dampak negatif yang
ditimbulkan antara lain :
1. Kegiatan lalu-lalang kendaraan di lokasi parkir dapat menyebabkan kemacetan
lalu lintas
2. Kegiatan / tingkah laku wisatawan dapat mempengaruhi sosial budaya
masyarakat sekitar
3. Pengeluaran limbah cair dan padat hotel berdampak pada pencemaran air tanah,
dan bau
4. Pengadaan air bersih yang diperlukan hotel berdampak pada terjadinya longsor
di bawah tanah dan kurangnya air sumur dalam milik penduduk
5. Kegiatan laundry hotel berdampak pada pencemaran air karena zat kimia,
mematikan binatang di sungai
6. Operasi dari mesin diesel berdampak pada kebisingan , pencemaran udara ,
limbah gas dan oli

EVALUASI DAMPAK PENTING

Evaluasi dampak penting dimaksudkan sebagai upaya untuk mengevaluasi arah dan
kecenderungan semua perubahan kualitas lingkungan yang akan terjadi dalam ruang dari
waktu tertentu secara holistik dan kautatif sebagai akibat aktivitas dari rencana kegiatan.
Hasil perkiraan dampak penting yang akan terjadi terhadap komponen/sub komponen dari
parameter lingkungan sebagai akibat kegiatan proyek ini akan dievaluasi dengan
berpedoman pada peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006
tentang pedoman penyusunan AMDAL. Evaluasi dampak penting akibat pembangunan
hotel merupakan telaahan secara total (holistik) terhadap beragam dampak penting
lingkungan. Beragam dampak penting tersebut ditelaah sebagai suatu kesatuan yang saling
terkait dan saling mempengaruhi, dengan didasarkan pada prakiraan dampak yang dapat
timbul dalam lingkup ruang dan waktu yang telah ditetapkan.

DOKUMEN AMDAL

PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DAN

WISATA KONSERVASI DI KAWASAN MINAWISATA PANTAI GILI

TRAWANGAN, NTB

oleh :Rifki Syarif Hidayat Ramadhan,2015

1.1 Latar Belakang

Pulau Lombok merupakan pulau yang memiliki banyak daerah wisata yang banyak
dikunjungi oleh para wisatawan baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Lombok
juga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar sehingga ditetapkan sebagai Daerah
Tujuan Wisata Alam, Wisata Budaya dan Minat Khusus. Pulau Lombok dikenal sebagai
daerah yang memiliki keindahan pantainya dan pulau kecilnya (yang disebut dengan Gili)
oleh para wisatawan, keberadaan daerah wisata ini memberikan pengaruh bagi masyarakat
sekitar baik itu pengaruh positif maupun negatif. Di pulau Lombok ada beberapa daerah
wisata yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan salah satunya adalah Gili Trawangan yang
berada di Lombok Utara.
Gili Trawangan merupakan Salah satu Sub Kawasan yang dikembangkan Rencana Detail
Tata Ruang-nya. wilayah peruntukan wisata yang terletak di Selat Lombok seperti yang
tertuang pada Pasal 3 Ayat 1 Perda Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun
1989. Rencana Detail tadi diterbitkan tanggal 21 Desember 1992 berupa SK Gubernur
Kepala Dati I Nusa Tenggara Barat Nomor 500 Tahun 1992 tentang Rencana Tata Ruang
Resort Pariwisata Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan.

1.1.2 Peraturan Perundang-undangan yang Terkait

Peraturan perundang-undangan yang melandasi dilakukannya studi ANDAL pembangunan


minawisata bahari dan konservasi Taman Wisata Perairan Gili Trawangan yaitu :

1. Peraturan daerah kabupaten lombok utara Nomor 9 tahun 2011 Tentang Rencana tata
ruang wilayah Kabupaten lombok utara

2. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistem (Lembaran Negara RI Tahun 1990 No. 49 Tahun 1990 Tambahan Lembaran
Negara No 3419).

3. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman

4. Undang-Undang RI No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


(Lembaran Republik Indonesia Tahun 1997 No. 68 Tambahan Lembaran Negara No. 3699).

5. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No. 59 Tambahan
Lembaran Negara No.3838).

6. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

7. Keputusan Presiden RI No 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

8. Keputusan Presiden RI No 75 Tahun 1990 Tentang Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang


Nasional.

9. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1988


tentang Pendoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan

10. Keputusan Menteri PU.No. 148/KPTS/1995 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan RKL
dan RPL, Proyek Bidang Pekerjaan Umum.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 17 tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu
Air Limbah Domestik.

13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 142 Tahun 2003 tentang Pedoman
Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke
Air atau Sumber Air.

14. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-


205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber
Tidak Bergerak.

15. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-299/11/1996


tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL.

16. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-105 tahun 1997
tentang Panduan Pemantauan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING

Umum

Pembangunan dan pengembangan wisata bahari dan wisata konservasi dalam kawasan
miawisata ini dprakirakan akan menimbulkan dampak, baik dampak positif ataupun dampak
negatif terhadap lingkungan. Dampak ini dideskripsikan dengan menggunakan metode bagan
alir bagan alir tersebut menunjukkan dampak yang akan terjadi yang diakibatkan oleh
pembangunan komponen-komponen kegiatan, baik pada saat pra kontruksi, pada saat
kontruksi dan pada saat pasca kontruksi.

EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING

Telaah Terhadap Dampak Besar dan Penting

Berdasarkan uraian bab sebelumnya, dapat diterangkan dampak-dampak yang mungkin


timbul pada tiga aspek utama, yaitu aspek fisika, kimia, biologi, dan sosial budidaya ekonomi
dan kesehatan masyarakat akibat adanya proyek oembangunan minawisata dan konservasi di
gilitrawangan kabupaten lombok utara NTB. Dalam bab ini akan dianalisi secara menyeluruh
mengenai dampak positif dan negatif dari proyek pembangunan yang mungkin timbul
sehingga setiap pembangunan dan proyek dari minawisata ini akan memberikan dampak pada
lingkungan dan sekitarnya yang mungkin penting dan tidak penting. Evaluasi dampak akan
ditnjukan pada tabel 2dimana dampak ditunjukan berdasarkan kriteria penting dan tidaknya
dampak, yaitu:

+P : Dampak positif penting

-P : Dampak negatif penting

+T : Dampak Positif tidak penting

-T : dampak Negatif tidak Penting

7.2 Tahap Pra Kontruksi

Pada tahap pra kontruksi ini diperkirakan tidak akan berpengaruh terhadap aspek-aspek
lingkungan fisik, kimia dan biologi. Tetapi memiliki dampak yang cukup penting terhadap
respon masyarakat baik secara sosial, ekonomi, dan budaya. Dampak yang berpengaruh yaitu
rencana rekruitmen tenaga kerja untuk pembangunan mina wisata dan kerjasama dengan
pihak pengelolah konservasi di daerah tersebut dan sekitarnya.

7.2.1 Survey dan Perizinan

Dampak persepsi dan sikap masyarakat yang ada diwilayah pembangunan terutawa
masyarakat sepanjang pesisir pantai sebelah utara Gili Trawangan yang ditimbulkan karena
adanya kegiatan survey dan perijinan dianggap tidak penting. Hal ini dikarenakan wilayah
pembangunan yang jarang penduduk dan merupakan lahan kosong sehingga proses survay
dan perizinan lebih mudah dan efektif. Hal ini dianggap tidak penting karena dalam kegiatan
prakontruksi ini sangkut paut antara norma dan budaya serta sosial masyarakat tidak terlalu
berperan karena tidak berlangsung secara terus menerut. Hal yang cukup berperan adalah
masalah ekonomi yang dengan adanya pembangunan dan proyek taraf masyarakat yang akan
menjadi tenaga kerj dan salah satu pemeran penting dalam proses usaha di daerah minawisata
yang akan dibangun memberikan dampak positif untuk bidang ekonomi masyarakat
disekitarnya.
Yang dianggap penting dalam pra kontruksi ini adalah perizinan dan kerjasama dengan pihat
pemerintah dan lembaga daerah terkait. Pembangunan minawisata yang akan bersamaan
dengan kerjasama pembangunan wilayah konservasi di daerah Gili Trawangan pantai utara
sekaligus salah satu sarana wisata yang akan ditawarkan kepada para wisatawan sehingga
kerjasama dan perizinan mengenai kawasan konservasi dan pembangunan di daerah pantai
timur Gili Trawangan dianggap penting. Kerja sama dan wawancara dengan pihak
pemerintah terkait serta petinggi desa disekitarnya mengenai perizinan pembangunan proyek
minawisata dan wilayah konservasi ini.

7.2.2 Pematokan Kawasan Pembangunan

Persebaran Kegiatan pematokan kawasan pembangunan Proyek relatif terbatas, yaitu


terbentang dari sebagian wilayah pantai utara gilitrwangan hingga sebagian wilayah pantai
timur Gili Trawangan kabupaten Lombok utara kecamatan pemenang. Pematokan ini juga
diupayakan tidak mengganggu aktivitas masyarakat sehari-hari, misal pemasangan papan
pengumumam, waktu pematokan yang dierkirakan tidak akan terlalu lama sehingga
menyebabkan perubahan mendasar komponen sosial yaitu persepsi dan sikap. Dampak
negatif ini diangga tidak penting sehingga tidak perlu dikelola dan dipantau.

7.2.3 Pembelian Lahan

Kegiatan pembelian sejumlah lahan disebagian pantai utara Gili Trawangan hinggga sebagian
pantai timur Gili Trawangan. Pembelian lahan ini memberkan pemasukan untuk apbd
wilayah Gili Trawangan sekali waktu dan membetrikan peningkatan taraf hidup masyarakat
sekitar dan peningkatan sarana konservasi di daerah konservasi Gili Trawangan.
Dikategorikan cukup penting karena pembelian lahan tidak sama halnya dengan penyewaan
lahan yang akan memberikan pendapatan bengasur setiap tahunnya pada pemerintah sebagai
pemilik tanah. Tetapi akan memberikan masukan APBD lombok cukup besar dengan satu
kali pembayaran jangka pendek. Akibat yang ditimbulkan janga pendek untuk keuntungan
pemerintah. Tai juga memberikan pasokan dana untuk wilayah konservasi yang akan berkeja
sama dan dibangun demi kelangsungan daerah konservasi dan penunjang wisata pada proyek
pem bembuatan mina wisata di Gili Trawangan.Pembelian lahan yang bersifat permanen
yang akan menyebabkan beberapa perubahan dalam kepemilikan pemerintah baik dari lahan
dan pembangunan wilayah konservasi sehingga dianggap Penting.

7.2.4 Mobilisasi Peralatan


Kegiatan mobilisasi alat dinilai akan meberikan dampak pada lingkungan laut. Hal ini
dikarena dari sarana akses darat yang tidak memiliki jalan raya untuk pengangutan da
transportasi alat dan bahan pembangunan proyek sehingga jalan transportasi adalah jalur laut.
Wilayah perairan yang memiliki kualitas 90% baik akan mengalami penurunan karena
limbah bahan bakar dari transportasi kapal yang digunakan. Selain itu dalam pembangunan
akan digunakan air tawar yang cukup sulit diperoleh diwilayah peisisir daerah Gili
Trawangan yang tidak terdapat sungai.Dampak pada udara juga akan berpengaruh karena
pembangunan besar dari lahan kosong menjadi daerah minawisata yang berisi beberapa reosrt
penginapan dan rumah makan serta sarana penunjang lainnya. Selain itu dampak udara ini
akan berpengaruh juga pada dampak kesehatan masyarakat sehingga dalam pembangunan ini
harus menunjukkan kualitas pencemaran udara masih dibawah baku mutu yang ditetapkan.
Hal ini akan berpengaruh pada penggunaan alat yang akan mengeluarkan emisi ke udara
sehingga dianggap penting. Kerusakan jalan tidak terlalu diperhitungkan karena daerah
gilitrawangan merupakan wilayah yang belum memiliki jalan raya sebagai jalur akses dan
karena alat akan langsung di antarkan memalui jalur laut yang akan mempersingkat waktu
perjalanan di darat. Sehingga jalur darat utuk peralatan tidak dianggap penting.

7.2.5 Rekruitmen Tenaga Kerja

Pengerjaan proyek minawisata dan wilayah konservasi ini memerlukan sejumlah tenaga kerja
baik ahli maupun tenaga kerja kasar. Agar bendampak baik untuk sosial dan ekonomi
rekruitmen tenaga kerja dari warga sekitar perlu dierhatikan dan dianggap enting. Tenaga
kerja kasar akan berjumlah lebih banyak dari pada tenaga ahli. Tenaga kerja kasar akan
diprioritaskan dari warga sekitar dan tega ahli dapat berasal dari uar daerah ataupun dari
daerah itu sendiri sesuai dengan kebutuhan dan syarat-sayarat ketentuan yang ada.

Kegiatan rekruitmen tenaga Kerja merupakan isu penting yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaannya sehingga tidak akan menimbulkan kecemburuan sosial. Rekruiten tenaga
kerja akan berlangsung lama dimulai dari tahap konstruksi hingga pasca kontruksi. Akan
banyak aspek lingkungan yang terkena dampak diantaranya sosiodemografi, sisio ekonomi,
sosio kultur, sosio higienis, sosio sanitasi, sosio politik. Sehingga sinaggap penting dan
bernilai posotif. Perebutan tenaga kerja akan menimbulkan gangguan kesehatan karena
sampah yang akan bertumpuk dari tenaga kera. Tetapi jika pemeliharaan lingkunag dan
keberisihan dampak ini dianggap dampak negatif tidak penting.

7.3 Tahap Kontruksi


7.3.1 Mobilisasi Material

Akan adaya frekuensi penggunaan alat berat leih lama kaena jangka waktu proyek adalah 5
tahun. Dengan keadaan daerah yang masih berupa jalan tanah dinilai akan rawan
menimbulkan kecelakaan alam seperti longsor dan tanah amblas karena beratnya alat yang
akan digunakan sehingga akan merusak tatanan struktur tanah. Selain itu penggunaan alat
akan menyebabkan kondisi vegetasi yang akan terganggu dan rusak. Transportasi jalur laut
yang menyebabkan limbah bahan bakar juga perlu diperhitungkan sehingga dinggap penting
untuk dikaji dan diperhatikan kedepannya.Pengangukuta bahan ketempat lokasi dengan jarak
yang cukup dekat dari melalui jalur laut dan lokasi diwilayah pesisir akan menyebabkan
terganggunya kualitas udara dari emisi kendaraan. Tetepi dampak negatif ini bernilai kecil
sehingga tidak diangga penting. Selain itu kawasan yang masih alami dan sedikit pemukiman
tidak akan terlau memberi dampak yang besar saat proyek dilaksanakan sehingga dianggap
tidak terlalu penting.

7.3.2 Kontruksi Darat

Proyek minawisata dan wilayah konservasi ini akan mempengaruhi perubahan muka bumi
pada daerah kontruksi karena akan ada beberapa wilayah darat yang akn dibangun dan
perataan wilayah yang ditumbuhi vegetasi untuk dijadikan wilayah resort dan sarana lain
yang menunjang minawisata ini. Karena perataan wilayah akan dilakukan didaerah dengan
lahan yang tidak memiliki flora dan fauna edemik yang penting sehingga perataan wilayah ini
dianggap dampak negatif tidak penting. Selain itu pembanguan juga bertujuan membentuk
wilayah konservasi sehingga lahan dengan vegetasi yang perlu untuk dikoservasi akan
dilertarikan dan tidak dingganggu dan dinilai tidak akan mengalami dampak negatif dari
proyek sehingga dinilai tidak penting.Estetika atau keindahan, pembangunan proyek ini akan
meperhatikan garis pantai serta bentuk dari muka bumi. Pembangunan minawisata dan
konservasi adalah pembanguan dengan memanfaatkan keindahan alam alami sehingga akan
sangat menujuang untuk ertetika. Baik dalam proses pebuatan sarana minawisata dan wilayah
konservasi yanagakan tetap mempertahankan nilai setetika guna menambah kualitan dan nilai
juladari tempat wisata.

7.3.3 Kontruski Laut

Kontruksi laut tidak akan merubah bentang alam dan keadaan alami dari wilayah laut karena
nilai jual dan keindahan sebagai daya tarik para wisatawan terutama berasal dari wilayah laut.
Sehingga kontruksi laut akan menimbulkan dapak positif dengan meingkatkan koservasi
dengan pembangunan wilayah onservasi dan penanganan limbah dari hasil minawisata
dengan baik guna menjaga kualitas laut baik segi fisik. Kimia maupun biologi. Untuk biota
yang hidup dan berkambang di wilayah kontruksi laut akan dilestarikan dan konservasi
dengan bak sehingga tidak akan meingmbulaknan dampak negatif. Penanganan limbah yang
membengaruhi kualitas air laut akan ditangani dengan baik dan diperhatiakn seksama
sehingga kualitas dan nilai jula daerah wisata laut Gili Trawangan aka tertap terjaga sehingga
dampak dianggap tidak penting.Pembangunan wilayah konservasi akan dilakukan dengan
kerugian seminimal mungkin dan tidak akan menimbulkan pencemaran baik darat, udara
ataupun air. Hal ini dikarenakan penge,bangan kontruksi laut berpusat pada wilayah
konservasi yang terlah tersedia dan hanya perlu pengembangan secara bertahap tanpa
pembangunan dari awal. Kontruksi laut untuk minawisata juga tidak akan berpusat di daerah
laut tetap darat sepanjang pantai.

7.4 Tahap Pasca Kontruksi

7.4.1 Demobilisasi lata Kerja

Pasca kontruksi, akan di demobilisasikan dan dikembalikan ketempat asal menggunakan jalur
laut sehingga dalam prosesnya membutuhkan transportasi laut seperti kapal besar
pengangghukt alat berat sehingga akan ada gangguan kecil dari limbah bahan bakar. Tetapi
pengembalian alat ini tidak akan berlangsung lama sekitar 1-2 bulan sehingga tidak akan
memiliki dampak negatif berkepanjangan sehingga dianggap tidak penting.Jalur darat tidak
akan dipakai karena belum adanya jalur jalan raya yang dapat dilalui oleh kendaraan roda
empat besar seperti truk. Daerah Gili Trawangan juga merupakan jalur lalu lintas yang tidak
terlalu padat sehingga tidak akan memberikan dampak negatif untuk lalu lintas laut.

Demobilisasi tidak melalu jalan dengan jangka waktu lama dan pdaerah yang jarang
pemukiman sehingga tidak menimbulkan damak negatif pada daerah pemukiman. Darah jalur
sepanjang pantai menuju dermaga yang akan mengalami dampak tetepi tidak akan terlalu
besar dikarenakan jalur yang cukup singkat sehingga tidak dianggap penting. Kualitas udara
tidak akan berdampak besar karena jalur laut yang dugunakan sehingga tidak akan
membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk pengangkutan alat-alat.

7.4.2 Pemeiharaan Kontruksi


Pasca kontruksi untuk minawisata diperlukan pemeliharaan berkala dari mulai kontruksi darat
seperti sarana dan fasilitas misalnya resort penginapan, rumah makan, alat-alat wisata (boat,
banana boat, paralayang). Pengecekan kelayakan alat dan tempat (fasilitas dan saranan) perlu
dilakukan berkala sesuai jangka waktunya sehingga keselamatan dan kepuasan wisatawan
akan terjamin dan terpenuhi. Pemeliharaan wilayah konservasi biota dan abiota perlu
diperhatikan dengan seksama dan berkala sehingga tidak akan menimbulkan kerugian dari
segi apapun. Dari semua ini maka pemeliharaan kontruksi dianggap penting dan positif. Akan
adanya salah satu kegiatan wisata berupa konservasi dan pelertaian biota laut yang
memberikan dampak positif seperti pelepasan telur penyu, transplantasi terumbu karang,
penanaman manggrove memberikan dampak positif yang akan menambah keindahan dan
pelertarian biota laut diangga dampak positiv yang penting. Kebersihan lingkungan dan
pelertarian akan diawasi secara berkala sehingga wisatawan tidak akan meberikan dampak
negatif kepada alam dan biotanya tetapi meberikan dampak positif yang penting. Kebersihan
lingkungan dan masyarakat peru diperhatikan dengan baik sehngga tidak akan menimbulkan
dampak negatif yang besar. Kegiatan minawisata akan mendatangkan wisatawan sehingga
mempengaruhi keberishan daerah, sehingga dalam penanganan sampah dan keberishan perlu
diperhatikan dengan baik agar tidak mengganggu keindahan dan kesehatan sehingga dampak
negatif yang terjadi kedepannya dianggap penting.

7.4.3 Pemberhentian Tenaga Kerja

Setelah kontruksi tenaga kerja akan diberhetikan secara besar-besaran sehingga akan
mempengaruhi taraf hidup dan nilai ekonomi. Sifat rekruitmen selama kontruksi adalah
kontrak sehingga setelah pemberhentian diperkirakan tidak akan menimbulkan keresahan
masyarakat sehingga persepsi dan sikap masyarakat akan bernilai positif. Hal ini tidak akan
dianggap dampak penting Untuk itu dalam peluang usaha minawisata untuk tenaga kerja
seperti satpam, pelayan dan pekrrja resort penginapan, pengemudi kapal, rumah makan dan
usaha lainnya yang mebutuhkan tenaga kerja dilakuka rekritment diutamakan berasal dari
daerah sekitar terlebih dahulu. Untuk tenaga ahli dapat direkruit dari dalam ataupun luar.
Dengan ini maka ekonomi dari masyarakat sekitar pasca kontruksi akan tetap berada ditaraf
yang baik. Dengan perkrutna utama pekerja kasar daeti daerah sekitar tidak akan
menimbulkan kecembutruan sosila. Dampak ini bernilai positif dan penting.

Anda mungkin juga menyukai