Oleh
November 2019
KERANGKA ACUAN KERJA
PERENCANAAN HOTEL GRAND MERCURE MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Pembangunan berkelanjutan di semua bidang dapat dimaknai sebagai membangun saat ini
dengan fokus memperhatikan kepentingan generasi mendatang, kondisi kualitas lingkungan hari
ini yang kita nikmati harus dapat pula dinikmati oleh generasi mendatang. Pendayagunaan
sumber daya alam pada kegiatan pembangunan sebagai esensi kemakmuran rakyat dilaksanakan
secara bertanggung jawab, sesuai dengan kemampuan daya dukungnya dengan mengutamakan
sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat serta memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseimbangan lingkungan hidup bagi kegiatan pembangunan secara berkelanjutan.
Ketika suatu perusahan atau perseorangan hendak mendirikan atau membangun suatu
proyek, maka 3 (tiga) jenis studi kelayakan yang harus dilakukannya yaitu studi kelayakan
teknis, studi kelayakan ekonomi, dan studi kelayakan lingkungan. Analisis mengenai dampak
lingkungan hidup, (AMDAL) merupakan studi kelayakan terhadap suatu proyek atau rencana
kegiatan/usaha yang akan dilakukan; apakah proyek/kegiatan/usaha yang akan direncanakan
telah layak secara lingkungan ataukah tidak. AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Sasaran
AMDAL menjamin agar suatu usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara
berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha atau
kegiatan tersebut layak dari aspek lingkungan hidup. Pada hakikatnya diharapkan dengan melalui
kajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana usahadan/atau kegiatan pembangunan
diharapkan mampu secara optimal meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan hidup yang
negatif, serta dapat memanfaatkan dan mengelola sumber dayaalam secara efisien (Reda, 2014).
B. Gambaran Umum
Perkembangan kota Malang yang semakin pesat menyebabkan tingkat pertambahan
penduduk, pelajar dari luar kota serta daya tarik wisata sangat tinggi sehingga perlu adanya tata
ruang wilayah kota yang memadai. Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan pedoman bagi
pengembangan kota agar perkembangan kota tersebut lebih terarah, terpadu, dan lebih merata
perkembangannya. Perencanaan pengembangan kota dilakukan secara sadar, diarahkan dan
dikendalikan melalui proses perencanaan. Rencana Tata Ruang Wilayah ini juga dimaksudkan
untuk dapat menanggulangi berbagai masalah yang berkaitan dengan fenomena ruang. Rencana
Tata Ruang Wilayah ini ditujukan untuk dapat menanggulangi masalah-masalah yang ada
melalui beberapa alokasi kegiatan dan pemanfaatan potensi yang tersedia. Pengaturan ruang kota
ini juga memeberikan dampak pada pengaturan lokasi kegiatan sosial ekonomi perkotaan beserta
infrastruktur penunjangnya, sehingga keterkaitannya memberikan hasil manfaat yang nyata
dalam masyarakat perkotaan.
Perhotelan di Kota Malang memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan mengingat
Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur dan memiliki tempat wisata yang
melimpah terutama untuk wilayah Kabupaten.
Namun pada kenyataanya berberapa tahun terakhir Kota Malang di penuhi dengan hotel-
hotel dan apatemen yang menjamur seolah tidak ada batasan lagi. Rumah masyarakat yang
tengelam dengan adanya pembanguanan hotel, sehingga obyek wisata yang ada di Malang tidak
seimbang dengan pembangunan proyek-proyek tersebut. Menurut Nadia dan Suharno (2015),
Dampak yang dirasakan masyarakat atas pembangunan proyek-proyek tersebut adalah
”kekeringan, berkurangnya kualitas dan debit air tanah serta kemacetan lalu lintas” oleh karena
itu menjamurnya pembangunan proyek hotel, apatermen maupun mall menimbulkan dampak
yang negative bagi masyarakat sekitar.
Laporan pelingkupan berupa draft Kerangka Acuan ini disusun berdasarkan hasil
pengamatan lapangan, data sekunder yang tersedia dan konsultasi pada pihak terkait. Tahap-
tahap pelingkupan yang telah dilkukan oleh kelompok kami adalah:
1. Pengkajian terhadap rencana kegiatan
2. Penggalian informasi tambahan dari pihak terkait dengan cara wawancara
3. Pengamatan lapangan
4. Penyusunan laporan menjadi dokumen kerangka draft Kerangka Acuan Studi ANDAL.
C. Ringkasan Rencana Kegiatan – Rona Lingkungan
Pembangunan Hotel Grand Mercure di Jalan Raden Paji Soeroso, Malang merupakan bagian
dari Tata’s Project (PT.Tata Mulia Nusantara Indah) yang dimiliki oleh PT. Mirama Wisata
dengan luas 23.320 m2. Hotel Grand Mercure Malang renacan akan dibangun dengan total 16
lantai dengan rincian 3 lantai untuk restoran, lobby dan area meeting, 12 lantai untuk kamar dan
1 lantai ballroom. Hotel Grand Mercure Malang akan dijadikan menjadi hotel bintang 4 dengan
total kamar 232 kamar. Lokasi pembangunan hotel Grand Mercure merupak area persawahan
dan ditutup dengan tanah. Perubahan lingkungan yang tampak terjadi akibat pembangunan hotel
ini yakni peningkatan polusi udara berupa debu yang terdistribusi ke area sekitar akibat proses
pembangunan, pencemaran air akibat buagan sisa material yang dibuangan ke sungai.
No Description
1 3FL; Above Ground Podium
(Lobby, Restaurant, and Meeting
room)
2 12FL; Below Ground and,
3 1FL; Above Ground (Ballrom)
Tabel 1. Deskripsi Pembangunan Hotel Grand Mercure Malang
Gambar 1. Lokasi Pembangunan Hotel Grand Mercure di Malang (Jl. R. Panji Soeroso)
Gambar 2. Rencana gambaran Hotel Grand Mercure Malang (setelah jadi)
D. Klasifikasi Fungsi
Bertumbuhnya bisnis kondotel di Malang juga didukung oleh rendahnya suku bunga kredit
kepemilikan apartemen (KPA) saat ini. Sebagian besar pembeli kondotel di Malang justru orang
di luar Malang yang bertujuan untuk investasi. "Misalnya ada Swiss Bell Hotel yang akan
dibuka dalam waktu dekat, 70% pembelinya justru dari orang diluar Malang. Sebagian besar
kondotel yang saat ini sedang dibangun merupakan hotel di atas bintang 3. Operator hotel
asingpun, mulai masuk ke Malang,” katanya.
1. Setiap bangunan hotel harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan Mutu atau
Kualitas estetika dan daya tarik wisata sehingga menjadi identitas kota yang akan dibangun
hotel tersebut, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, dan dapat
menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi positif bagi perkembangan
arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan hotel harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria
administrasi bagi bangunan negara.
3. Perencanaan untuk bangunan hotel dan prasarana lingkungannya perlu diarahkan secara baik
dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang
memadai untuk penghuni baik wisatawan local maupun mancanegara dan layak diterima
menurut kaidah, norma serta tata laku professional,Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang, sehingga mampu mendorong
perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.
Perancangan hotel di Malang yang akan dilaksanakan berdasarkan kearifan lokal dan ciri khas
Kota malang. Desain yang akan dilaksanakan adalah merupakan pekerjaan program kota malang
sebagai kota wisata. Pengembangan hotel, penginapan dan sistim utilitas dan estetika yang memadai
menunjang daya tarik wisatawan.
N Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
O
1. Apakah Bapak/Ibu merasa bising akibat
pembangunan hotel Grand Mercure selama 24 jam?
2. Apakah Bapak/Ibu merasa terganggu akibat sebaran
debu akibat pembangunan hotel Grand Mercure?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa terganggu dengan
kemacetan di Jalan R. Panji Suroso akibat
pembangunan hotel Grand Mercure?
4. Apakah Bapak/Ibu merasa terganggu degan
pembuangan sisa material ke sungai dari
pembangunan hotel Grand Mercure?
5. Apakah Bapak/Ibu merasa terganggu dengan
pembangunan hotel yang terlalu dekat dengan
pemukiman?
2. Pencememaran air
a. Kualitas air Sungai Kluwe bedasarkan nilai pH dianalisis dengan rerata
yang dikategorikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Parameter Kelas
I II III IV
pH 6-9 6-9 6-9 5-9
b. Kualitas Sungai bedasarkan nilai DO dianalisis dengan rerata yang
3dikategorikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
DAFTAR RUJUKAN
Reda, R. 2014. AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL. Jakarta : Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
LAMPIRAN