Anda di halaman 1dari 10

PEMBANGUNAN HOTEL GRAND MERCURE

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


Untuk memenuhi tugas mata kuliah AMDAL
yang diampu oleh Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc
dan Farid Akhsani, S.Si., M.Si

Oleh

Benedektio Jose Cristian 160342606285


Fita Nur Jannah 160342606225
Miftahul Mufinadiroh 160342606244

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S1 BIOLOGI

November 2019
KERANGKA ACUAN KERJA
PERENCANAAN HOTEL GRAND MERCURE MALANG

BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Pembangunan berkelanjutan di semua bidang dapat dimaknai sebagai membangun saat ini
dengan fokus memperhatikan kepentingan generasi mendatang, kondisi kualitas lingkungan hari
ini yang kita nikmati harus dapat pula dinikmati oleh generasi mendatang. Pendayagunaan
sumber daya alam pada kegiatan pembangunan sebagai esensi kemakmuran rakyat dilaksanakan
secara bertanggung jawab, sesuai dengan kemampuan daya dukungnya dengan mengutamakan
sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat serta memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseimbangan lingkungan hidup bagi kegiatan pembangunan secara berkelanjutan.
Ketika suatu perusahan atau perseorangan hendak mendirikan atau membangun suatu
proyek, maka 3 (tiga) jenis studi kelayakan yang harus dilakukannya yaitu studi kelayakan
teknis, studi kelayakan ekonomi, dan studi kelayakan lingkungan. Analisis mengenai dampak
lingkungan hidup, (AMDAL) merupakan studi kelayakan terhadap suatu proyek atau rencana
kegiatan/usaha yang akan dilakukan; apakah proyek/kegiatan/usaha yang akan direncanakan
telah layak secara lingkungan ataukah tidak. AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Sasaran
AMDAL menjamin agar suatu usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara
berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha atau
kegiatan tersebut layak dari aspek lingkungan hidup. Pada hakikatnya diharapkan dengan melalui
kajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana usahadan/atau kegiatan pembangunan
diharapkan mampu secara optimal meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan hidup yang
negatif, serta dapat memanfaatkan dan mengelola sumber dayaalam secara efisien (Reda, 2014).

B. Gambaran Umum
Perkembangan kota Malang yang semakin pesat menyebabkan tingkat pertambahan
penduduk, pelajar dari luar kota serta daya tarik wisata sangat tinggi sehingga perlu adanya tata
ruang wilayah kota yang memadai. Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan pedoman bagi
pengembangan kota agar perkembangan kota tersebut lebih terarah, terpadu, dan lebih merata
perkembangannya. Perencanaan pengembangan kota dilakukan secara sadar, diarahkan dan
dikendalikan melalui proses perencanaan. Rencana Tata Ruang Wilayah ini juga dimaksudkan
untuk dapat menanggulangi berbagai masalah yang berkaitan dengan fenomena ruang. Rencana
Tata Ruang Wilayah ini ditujukan untuk dapat menanggulangi masalah-masalah yang ada
melalui beberapa alokasi kegiatan dan pemanfaatan potensi yang tersedia. Pengaturan ruang kota
ini juga memeberikan dampak pada pengaturan lokasi kegiatan sosial ekonomi perkotaan beserta
infrastruktur penunjangnya, sehingga keterkaitannya memberikan hasil manfaat yang nyata
dalam masyarakat perkotaan.
Perhotelan di Kota Malang memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan mengingat
Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur dan memiliki tempat wisata yang
melimpah terutama untuk wilayah Kabupaten.
Namun pada kenyataanya berberapa tahun terakhir Kota Malang di penuhi dengan hotel-
hotel dan apatemen yang menjamur seolah tidak ada batasan lagi. Rumah masyarakat yang
tengelam dengan adanya pembanguanan hotel, sehingga obyek wisata yang ada di Malang tidak
seimbang dengan pembangunan proyek-proyek tersebut. Menurut Nadia dan Suharno (2015),
Dampak yang dirasakan masyarakat atas pembangunan proyek-proyek tersebut adalah
”kekeringan, berkurangnya kualitas dan debit air tanah serta kemacetan lalu lintas” oleh karena
itu menjamurnya pembangunan proyek hotel, apatermen maupun mall menimbulkan dampak
yang negative bagi masyarakat sekitar.
Laporan pelingkupan berupa draft Kerangka Acuan ini disusun berdasarkan hasil
pengamatan lapangan, data sekunder yang tersedia dan konsultasi pada pihak terkait. Tahap-
tahap pelingkupan yang telah dilkukan oleh kelompok kami adalah:
1. Pengkajian terhadap rencana kegiatan
2. Penggalian informasi tambahan dari pihak terkait dengan cara wawancara
3. Pengamatan lapangan
4. Penyusunan laporan menjadi dokumen kerangka draft Kerangka Acuan Studi ANDAL.
C. Ringkasan Rencana Kegiatan – Rona Lingkungan
Pembangunan Hotel Grand Mercure di Jalan Raden Paji Soeroso, Malang merupakan bagian
dari Tata’s Project (PT.Tata Mulia Nusantara Indah) yang dimiliki oleh PT. Mirama Wisata
dengan luas 23.320 m2. Hotel Grand Mercure Malang renacan akan dibangun dengan total 16
lantai dengan rincian 3 lantai untuk restoran, lobby dan area meeting, 12 lantai untuk kamar dan
1 lantai ballroom. Hotel Grand Mercure Malang akan dijadikan menjadi hotel bintang 4 dengan
total kamar 232 kamar. Lokasi pembangunan hotel Grand Mercure merupak area persawahan
dan ditutup dengan tanah. Perubahan lingkungan yang tampak terjadi akibat pembangunan hotel
ini yakni peningkatan polusi udara berupa debu yang terdistribusi ke area sekitar akibat proses
pembangunan, pencemaran air akibat buagan sisa material yang dibuangan ke sungai.

No Description
1 3FL; Above Ground Podium
(Lobby, Restaurant, and Meeting
room)
2 12FL; Below Ground and,
3 1FL; Above Ground (Ballrom)
Tabel 1. Deskripsi Pembangunan Hotel Grand Mercure Malang

Gambar 1. Lokasi Pembangunan Hotel Grand Mercure di Malang (Jl. R. Panji Soeroso)
Gambar 2. Rencana gambaran Hotel Grand Mercure Malang (setelah jadi)

D. Klasifikasi Fungsi
Bertumbuhnya bisnis kondotel di Malang juga didukung oleh rendahnya suku bunga kredit
kepemilikan apartemen (KPA) saat ini. Sebagian besar pembeli kondotel di Malang justru orang
di luar Malang yang bertujuan untuk investasi. "Misalnya ada Swiss Bell Hotel yang akan
dibuka dalam waktu dekat, 70% pembelinya justru dari orang diluar Malang. Sebagian besar
kondotel yang saat ini sedang dibangun merupakan hotel di atas bintang 3. Operator hotel
asingpun, mulai masuk ke Malang,” katanya.
1. Setiap bangunan hotel harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan Mutu atau
Kualitas estetika dan daya tarik wisata sehingga menjadi identitas kota yang akan dibangun
hotel tersebut, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, dan dapat
menjadi teladan bagi lingkungannya, serta memberi kontribusi positif bagi perkembangan
arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan hotel harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria
administrasi bagi bangunan negara.
3. Perencanaan untuk bangunan hotel dan prasarana lingkungannya perlu diarahkan secara baik
dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang
memadai untuk penghuni baik wisatawan local maupun mancanegara dan layak diterima
menurut kaidah, norma serta tata laku professional,Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang, sehingga mampu mendorong
perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.
Perancangan hotel di Malang yang akan dilaksanakan berdasarkan kearifan lokal dan ciri khas
Kota malang. Desain yang akan dilaksanakan adalah merupakan pekerjaan program kota malang
sebagai kota wisata. Pengembangan hotel, penginapan dan sistim utilitas dan estetika yang memadai
menunjang daya tarik wisatawan.

E. Syarat Umum Perancangan Pembangunan Gedung Bertingkat (Hotel)


1. Keselamatan
Kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, pengamanan
terhadap bahaya.
2. Kesehatan
Berkaitan dengan sirkulasi udara, pencahayaan, sanitasi dan bahan gedung.
3. Kenyamanan
Berkaitan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang,
pandangan, tingkat getaran dan kebisingan.
F. Identifikasi Dampak Penting
1. Dampak Sosial
a. Pembangunan hotel dapat menganggu kenyamanan masyarakat sekitar
akibat adanya peningkatan frekuensi angkutan material untuk
pembangunan, kebisingan dan getaran akibat penggunaan alat pada saat
pembangunan.
b. Perubahan suatu pemukiman penduduk menjadi daerah komersil
perdagangan dan jasa sebagai kegiatan pendukung untuk pembanguna
hotel.
c. Alih fungsi profesi masyarakat di sekitar pembangunan hotel.
d. Alih fungsi lahan persawahan menyebabkan daerah persawahan hilang
akibat pembanguan hotel.
e. Jarak hotel yang telalu dekat dengan pemukiman warga sehingga warga di
sekitar pembangunan menjadi sasaran dampak utama.
2. Dampak Ekologis
a. Pencemaran air akibat sisa material yang dibuang secara langsung ke
perairan (sungai) dekat lokasi pembangunan.
b. Pencemaran tanah, sampah, material dan bahan kimia yang sengaja atau
tidak mencemari tanah
c. Frekuensi angkutan material dan penggunaan alat meningkatan polusi
udara ditandai dengan peningkatan debu dan partikel. Pembangunan hotel
ini terletak dekat dengan area pertokoam dan pemukiman warga, debu
yang terdistribusi dan terhisap oleh warga dapat menimbulkan penyakit.
3. Dampak Teknis
a. Berkaitan dengan kemampuan hotel dalam menahan beban muatan
bedasarkan struktur bangunan.

G. Identifikasi Permasalahan Bedasarkan Hasil Observasi


1. Menurut hasil wawancara dengan warga sekitar pembanguna hotel Grand
Mercure area untuk pembanguna hotel merupakan area persawahan yang
kemudian diubah menjadi lahan dengan ditutup tanah. Alih fungsi lahan dan
pembangunan hotel berjarak sangat lama karena sebelumnya lahan ini dibiarkan
kosong kurang lebih 10 tahun.
2. Jarak pembangunan hotel sangat dekat dengan pemukiman warga hanya sekitar 5
meter dari area pembangunan dan hanya dibatasi dengan tembok pembatasan
3. Warga mendapat kompensasi akibat adanyan pembangunan hotel ini dengan
pemberian uang sebanyak 1 juta setiap kepala keluarga (KK). Kompensasi ini
tidak sebanding dengan debu, kebisingan dan getaran yang dirasakan warga
akibat proses pembangunan yang dilakukan selama 24 jam.
4. Sisa material menyebabkan pencemaran air karena dialirkan lansung ke sungai
melalui pipa-pipa. Sungai ini juga berdekatan dengan rumah warga sehingga
mengganggu kenyaman warga.
5. Warga sekitar tidak diiukut sertakan dalam pembangunan (mengambil warga
sekitar sebagai pekerja) sehinggan pembangunan hotel Grand Mercure ini tidak
membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
6. Adanya peningkatan frekuensi kemacetan di Jalan R. Panji Suroso, akibat adanya
truk besar pengangkut material pembangunan yang akan memasuki area
pembaungan hotel.
7. Frekuensi angkutan material dan penggunaan alat meningkatan polusi udara
ditandai dengan peningkatan debu dan partikel. Pembangunan hotel ini terletak
dekat dengan area pertokoam dan pemukiman warga, debu yang terdistribusi dan
terhisap oleh warga dapat menimbulkan penyakit.
H. Pelingkupan
1. Penelitian
Berkaitan dengan kenyamanan warga di sekitar area pembangunan dengan
berkaitan dengan tingkat kebisingan, kemacetan, sebaran debu, buangan material
pada sungai, jarak pembangunan hotel
2. Pendugaan
Berkaitan dengan pencemaran air di sungai dekat area pembangunan hotel dengan
parameter pH air, turbiditas air, suhu air, dan DO.
I. Instrumen Pengambilan Data
1. Kenyamanan Warga

N Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
O
1. Apakah Bapak/Ibu merasa bising akibat
pembangunan hotel Grand Mercure selama 24 jam?
2. Apakah Bapak/Ibu merasa terganggu akibat sebaran
debu akibat pembangunan hotel Grand Mercure?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa terganggu dengan
kemacetan di Jalan R. Panji Suroso akibat
pembangunan hotel Grand Mercure?
4. Apakah Bapak/Ibu merasa terganggu degan
pembuangan sisa material ke sungai dari
pembangunan hotel Grand Mercure?
5. Apakah Bapak/Ibu merasa terganggu dengan
pembangunan hotel yang terlalu dekat dengan
pemukiman?

2. Pencememaran air
a. Kualitas air Sungai Kluwe bedasarkan nilai pH dianalisis dengan rerata
yang dikategorikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Parameter Kelas
I II III IV
pH 6-9 6-9 6-9 5-9
b. Kualitas Sungai bedasarkan nilai DO dianalisis dengan rerata yang
3dikategorikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Paramete Kelas Satuan


I II III IV
r
DO 6 4 3 0 mg/l

c. Kualitas Sungai bedasarkan nilai kekeruhan dianalisis dengan rerata yang


dikategorikan menurut , untuk standard air sungai ditetapkan oleh WHO
(2018) yaitu kekeruhan yang dianjurkan maksimum 3 NTU.

DAFTAR RUJUKAN
Reda, R. 2014. AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL. Jakarta : Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai