DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan fisik proyek hotel, apartemen dan mal Tentrem senilai
Rp1,4 triliun di kawasan JL Gajahmada Semarang. Hotel, Mall, dan Apartement
Tentrem Semarang dibawah naungan pengelolaa PT Candi Baru itu dibangun di
atas tanah seluas 9.000 m2 dengan luas bangunan 85.000 m2 dan berdiri dua
tower karena di belah di tengahnya oleh jalan Pekunden.
Saat ini pekerjaan fisik Hotel Tentrem sudah mencapai 20% dengan
waktu berjalan delapan bulan sejak peletakan batu pertama, dan kini masih
menfokuskan pada penguatan bangunan basemant empat lantai serta pagar
bumi beton penahan air.
Kawasan yang disebut-sebut sebagai segitiga emas di Kota Semarang oleh
pengembang, mencakup JL Gajahmada- Jl Pemuda- Jl Pandanaran hingga
bertemu di kawasan Simpang Lima Semarang. Tidak mengherankan jika
belakangan ini mulai berdiri sejumlah bangunan gedung perhotelan,
perkantoran, mal dan apartemen di segitigas emas itu.
Berdasarkan hasil beberapa pengukuran geologi fisik dan kimia
lingkungan tersebut diketahui bahwa kegiatan pada tahap pra-konstruksi hingga
kontruksi Hotel Tentrem ini akan memiliki potensi dampak terhadap lingkungan
dan perlunya upaya perbaikan manajemen untuk meningkatkan kinerja
lingkungan di sekitar wilayah kerja Hotel Tentrem.
Dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi dapat diminimalkan atau
diperkecil melalui pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berupa
tindakan atau upaya-upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi
dampak penting yang bersifat negative dan meningkatkan dampak positif dan
pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup yang berupa tindakan pemantauan
terhadap perubahan komponen atau parameter lingkungan hidup sebagai
dampak penting yang akan timbul sebagai akibat pelaksanaan proyek.
1. Pendekatan Teknologi
2. Pendekatan Sosial Ekonomi
3. Pendekatan Institusi
Kegiatan survey dan perijinan meliputi pengukuran lapangan dan pengajuan ijin
prinsip. kegiatan ini telah dilakukan pada tanggal 29 April 2016.
Berdasarkan daftar isian yang dibagikan kepada para peserta sosialisasi yaitu
masyarakat desa Mugimakmur dan desa Sukasejahtera dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar masyarakat mendukung adanya rencana proyek pembangunan wisata
pantai tersebut karena beberapa alasan, antara lain:
1. Karena dengan adanya proyek tersebut akan membuka peluang kerja di dua desa
sehingga akan mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat dan
dapat mensejahterakan masyarakat.
2. Karena pembangunan proyek tersebut sesuai dengan rencana pemerintah, dimana
dalam rangka pengembangan wilayah industri.
3.
4. Ketua RW 5 Kelurahan Pekunden, Djuadji mengatakan pihaknya telah mengikuti
empat kali sosialisasi pembangunan Hotel Tentrem. Pihaknya sepakat dengan
pembangunan hotel asalkan beberapa syarat dipenuhi yakni:
Adanya program CSR, pihak hotel mengadakan pasokan air melalui
PDAM, dan material untuk membangun hotel jangan sampai menimpa
rumah warga.
Pengelola Hotel Tentrem bisa merekrut warga untuk bekerja di hotel tersebut
sesuai dengan kemampuan.
Akses jalan yang berada di antara bangunan tetap bisa dilewati.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pro dan Kontra Pembangunan
Hotel Tentrem di Dekat Simpanglima Kota Semarang,
http://jateng.tribunnews.com/2016/03/29/pro-dan-kontra-pembangunan-hotel-tentrem-di-
dekat-simpanglima-kota-semarang.
Penulis: galih permadi
Editor: iswidodo
Pengadaan lahan
Proses pengadaan lahan diwilayah desa sukasejahtera sejumlah 25Ha dan desa
mugimakmur sejumlah 15Ha. tambak yang akan diurug lebih dari 50% ternyata sudah
berupa laut, karena pengaruh abrasi, sehingga para pemilik tambak yang sudah
berubah menjadi laut tidak akan merasa keberatan dibeli oleh proyek.
BAB IV . PUSTAKA
1. Fandell, Chafid. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan. Jakarta: Liberty Offset
BAB V. LAMPIRAN