Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah Pengendalian Pencemaran Udara
DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
Suci Amelia 1810941016
Vitrya Qurratu Ayuni Khanh 1810941020
Andiani Herlina 1810941022
Meuthia Melliaroza 1810941028
Suci Keiva Mulyana 1810941934
Huwaid Azijah N 1810942005
Nurul Hanifah 1810942015
Tiffany Azhra Amanda 1810942024
Shinta Cyntiana Hendri 1810943005
Ratri Aliffa 1810943007
Bunga Rifania 1810943012
Hillary Citra Aribah 1810943015
Salsa Bhilla Nadifa 1810943017
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Ir. Fadjar Goembira, S.T., M.Sc.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini dengan judul Teknologi Pengendalian Pencemar Partikulat. Karya tulis ilmiah
ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengendalian
Pencemar Udara. Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini Penulis memperoleh
bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu Penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada Dr. Ir. Fadjar Goembira, S.T., M.Sc., selaku
dosen pembimbing dan pihak lain yang telah membantu.
Penulis menyadari tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini. Apabila nantinya terdapat kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan karya tulis ilmah ini, penulis berharap kepada seluruh
pihak agar dapat memberikan kritik dan saran.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
sampai dengan 10 mikron. Pada umumnya ukuran partikel debu sekitar 5 mikron
merupakan partikel udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan
mengendap di alveoli. Ukuran partikel yang lebih besar dari 5 mikron dapat
mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Keadaan
ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi reaksi sinergistik dengan gas SO2
yang terdapat di udara juga (Purigawati, 2010).
Partikulat memiliki dampak yang buruk baik terhadap kesehatan mau pun
lingkungan. Oleh karena itu diperlukan pengendalian dan pencegahan terhadap
masalah yang disebabkan oleh partikulat. Pengendalian pencemaran partikulat
akan dibahas secara teori dalam makalah ini.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gravity Settlers adalah alat pengendali partikulat pertama yang sering dipakai
untuk menurunkan emisi debu. Saat ini sudah jarang dipakai karena tingkat
efisiensinya yang rendah untuk patikel berukuran kecil. Prinsip penyisihan
partikulat dalam Gravity Settler, yaitu gas yang mengandung partikulat dialirkan
melalui suatu ruang (chamber) dengan kecepatan rendah sehingga memberikan
waktu yang cukup bagi partikulat untuk mengendap secara gravitasi ke bagian
pengumpul debu (dust collecting hoppers).
Kelebihan
1. Desain alat sederhana, mudah untuk dibuat konstruksinya
2. Pemeliharaan yang mudah dan biaya pemeliharaan sangat rendah
3
Kekurangan
1. Ukurannya besar, memerlukan lahan yang luas
2. Harus dibersihkan secara manual dalam interval waktu tertentu
3. Hanya dapat menyisihkan partikel berukuran besar (10-50μm)
Cyclone Separator adalah unit operasi dust collector yang menggunakan prinsip
kerja gaya sentrifugal digunakan untuk memisahkan gas dan material/debu yang
terbawa dalam aliran. Cyclone Separator lebih efisien jika bekerja pada tekanan
rendah.
Prinsip aliran pada Cyclone Separator ini ditunjukkan pada Gambar 2.2. Bentuk
kerucut Cyclone menginduksikan aliran gas atau fluida untuk berputar,
menciptakan vortex, sehingga material padatan akan terpisah ke dasar kerucut,
sedangkan udara bersih akan kembali mengalir ke atas melalui pusat Cyclone.
Efektifitas pemisahan pada Cyclone sangat dipengaruhi oleh massa jenis dan
ukuran partikel yang terbawa dalam aliran fluida. Gaya sentrifugal timbul saat
partikulat di dalam udara masuk ke puncak kolektor silindris pada suatu sudut
dan diputar dengan cepat mengarah ke bawah seperti pusaran air. Aliran udara
mengalir secara melingkar dan partikulat yang lebih berat mengarah ke bawah
setelah menabrak ke dinding Cyclone, dan meluncur ke bawah ke ujung corong
conical yang disebut dengan dust hopper.
4
Gambar 2. 2 Prinsip Kerja Cyclone Separator
Cyclone separator sangat cocok untuk memisahkan material yang terbawa oleh
aliran gas, dengan diameter material < 10 mikron. Hubungan efisiensi Cyclone
dengan ukuran partikel debu dapat dilihat pada Gambar 2.3.
5
2. Diamater Cyclone. Diameter Cyclone berbanding terbalik dengan gaya
sentrifugal, sehingga semakin kecil diameter Cyclone maka semakin
besar efisiensinya. Apabila laju fluida gas sangat besar, bukan diameter
Cyclone yang diperbesar tetapi jumlah Cyclone yang diperbanyak secara
paralel. Dengan membagi aliran utama menjadi beberapa aliran, dan
pada setiap aliran dipasang Cyclone Separator dengan diameter yang
kecil (optimal) maka akan didapatkan efisiensi pemisahan yang lebih
besar. Hal ini jauh lebih efisien dibandingkan memasang sebuah
Cycloneberdiameter besar pada satu aliran masuk.
3. Viskositas gas. Semakin besar viskositas gas yang mengalir pada inlet
Cyclone maka efisiensi Cyclone semakin kecil.
4. Densitas partikel. Semakin besar densitas partikel maka akan semakin
besar efisiensi Cyclone. Partikel dengan densitas yang besar akan mudah
jatuh karena adanya gravitasi bumi.
5. Dust loading (jumlah partikel debu dalam gas). Semakin banyak dust
loading maka akan semakin baik efisiensi karena kemungkinan terjadinya
tumbukan antar partikel semakin besar.
6. Inlet velocity (kecepatan masuk gas), Semakin besar inlet velocity maka
akan semakin besar efisiensi Cyclone, karena memudahkan partikel yang
terbawa bertumbukan dengan dinding Cyclone sehingga debu mudah
masuk ke dalam dust hopper.
Kelebihan
Kekurangan
1. Efisiensi rendah (terutama untuk partikel yang sangat kecil), oleh karena
itu, sering dipakai sebagai unit pengolahan pendahuluan, dan
multicyclones digunakan untuk meningkatkan efisiensi
2. Biaya operasi tinggi karena tingginya pressure drop.
6
2.3 Electrostatic Precipitators (ESP)
1. Melewatkan gas buang (flue gas) melalui suatu medan listrik yang
terbentuk antara discharge electrode dengan collector plate, flue gas
yang mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral dan
pada saat melewati medan listrik, partikel debu tersebut akan terionisasi
sehingga partikel debu tersebut menjadi bermuatan negatif (-).
2. Partikel debu yang sekarang bermuatan negatif (-) kemudian menempel
pada pelat-pelat pengumpul (collector plate).
7
Gambar 2. 5 Ash Hopper
8
Jenis
Kelebihan
Kekurangan
Fabric filter adalah unit pengendali pencemaran udara yang disisihkan melalui
mekanisme impaksi, intersepsi dan difusi. Menggunakan bahan filter tertentu
9
seperti nilon atau wol untuk menyisihkan partikel dari aliran gas. Salah satu
kelebihan unit ini yakni dapat diterapkan untuk skala pembebanan kecil hingga
tinggi.
Alat ini umum digunakan di industri carbon black dan cemen serta industry lain
yang menangani powder-powder yang jika dibiarkan akan menyebabkan
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang paling utama yaitu
pencemaran udara berupa partikulat (debu). Mengingat debu yang dihasilkan
dari pabrik semen sebenarnya merupakan produk juga (hanya belum sempurna),
maka debu yang tertangkap alat pengendali partikulat akan dikembalikan lagi ke
proses hingga diperoleh produk dengan kehalusan yang sesuai. Sedangkan
untuk pencemaran air dan tanah tidak terlalu berdampak pada lingkungan.
Di industri carbon black, alat ini digunakan untuk produk keluaran reaktor furnace
(fluffy black) merupakan padatan tersuspensi dengan ukuran partikel yang
sangat kecil (sekitar 0,3 mikron). Efektvitas pemisahan pada fabric bag filter
adalah sebesar 99 – 99,9 %. Lapisan debu atau dust cake yang terkumpul dalam
kain fabric bag filter sangat berkontribusi pada besarnya efisiensi pemisahan alat
ini. Cake tersebut, menjadi pembatas dengan pori melengkung yang menyaring
partikel selama melewati cake. Temperatur gas hingga 260 oC hingga 288 oC
masih dapat ditangani dengan konfigurasi tertentu. Pressure drop yang terjadi
pada sistem penyaringan alat ini adalah sekitar 5-20 inch H2O. Batasan pada
penggunaan bag filter adalah karakteristik gas (temperatur dan korosivitas) dan
karakteristik partikel (tingkat kelengketan) yang berpengaruh pada kain dan
operasi pemisahan yang terjadi.
Proses yang terjadi dalam fabric bag filter diawali dengan pengaliran produk
reaksi berupa campuran antara carbon black dengan gas hidrogen, metan, CO2,
dll. Pengaliran campuran gas ini (fluffy black) dibantu dengan menggunakan fan.
Fan tersebut ada yang dipasang pada saluran gas kotor (positive pressure
baghouse) ada juga yang dipasang pada saluran gas bersih (negative pressure
baghouse). Fluffy black selanjutnya melewati bag filter dan partikel carbon black
tertahan pada permukaan kain atau serat. Setelah disaring pada selang waktu
tertentu, aliran gas masuk compartment pertama dihentikan dan flaffy black
dilewatkan melalui compartment lain.
10
Mekanisme Fabric Filter :
1. Penyisihan partikel dilakukan dengan mengalirkan udara melalui sejumlah
filter yang menyebabkan partikulat tertahan pada filter tersebut.
2. Kemampuan penyisihan meningkat akibat terbentuknya cake
11
2. Exterior filtration: partikel dikumpulkan pada bagian luar dari bag.
Diperlukan bag support spt internal bag cage/ring yang dilekatkan pada
fabric filter
Kelebihan
Kekurangan
12
adanya partikulat yang bersifat alkali
5. Materi higroskopis, kondensasi uap, atau komponen adhesif dapat
mengakibathan penyumbatan pada fabric filter sehingga diperlukan aditif
tertentu
6. Personel yang melakukan penggantian kantong penyaring harus
terlindungi sistem pernafasannya.
Wet scrubber dirancang dengan konsep menambah kadar air pada partikulat
sehingga akan terpisah dari aliran udara emisi. Kriteria desain unit ini tergantung
pada konsumsi energi yang diperlukan selama proses penyisihan, makin tinggi
energi yang digunakan makin tinggi pula efisiensi penyisihannya.
13
Gambar 2. 10 Bagian-Bagian Wet Scrubber
Kelebihan
Kekurangan
1. Masalah korosi dan pencemaran air Mengalami pressure drop yang tinggi
2. Kesulitan melakukan recovery partikel.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1) Gravity Settler adalah alat penyisihan partikulat dengan prinsip gas yang
mengandung partikulat dialirkan melalui suatu ruang (chamber) dengan
kecepatan rendah;
2) Cyclone Separator adalah unit operasi dust collector yang menggunakan
prinsip kerja gaya sentrifugal digunakan untuk memisahkan gas dan
material/debu yang terbawa dalam aliran;
3) Electrostatic Precipitator (ESP) adalah alat pengendali pencemar partikulat
yang didasari pada konsep presipitasi akibat gaya elektrostatik;
4) Fabric filter adalah unit pengendali pencemaran udara yang disisihkan melalui
mekanisme impaksi, intersepsi dan difusi.
5) Wet scrubber dirancang dengan konsep menambah kadar air pada partikulat
sehingga akan terpisah dari aliran udara emisi.
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Purigawati, A. (2010). Rancang Bangun dan Uji Kinerja Alat Pengukur Total
Suspended Particulate (TSP) dengan Metode High Volume Air Sampling.
Bogor: Skripsi Institut Pertanian Bogor.
16