Anda di halaman 1dari 7

Unit Pengolahan Limbah

Limbah yang dihasilkan dalam pabrik ini adalah limbah cair,padat dan gas, yaitu
campuran zat organik dan anorganik, limbah fly ash dan bottom ash batu bara di boiler,
limbah gas di hasilkan dari hasil fermentasi.

A. Penanganan Limbah
1. Penanganan Limbah Padat
Pengolahan limbah fly ash dan bottom ash batu baradi olah oleh pihak
ketiga untuk di jadikan bahan campuran produksi semen, aspal dan paving
block.

2. Pengolahan Limbah Gas


Gas berasal dari gas buangan pada proses fermentasi. Gas tersebut
mengandung CO2 tinggi yang masih tercampur dengan cairan. Proses
pengolahannya dilakukan dengan memisahkan antara gas dan cairannya.
Gas CO2 dilepas ke udara sedangkan gas yang bersifat asam dari proses
hidrolisa diolah dengan menggunakan scrubber yang dapat menetralkan gas
H2S. Gas ditangkap oleh cairan sehingga gas terlarut dalam cairan. Gas
metan dan H2S dari unit pengolahan limbah cair diolah dengan
menggunakan alat scrubber. Pada scrubber ditambahkan air (H2O) dan
NaOH untuk penetralan gas.

3. Pengolahan Limbah Cair


a. Pengolahan Limbah Cair Secara Anaerob
Pengolahan limbah cair dilakukan dengan cara aerob dan anaerob.
Pengolahan secara aerob untuk pengolahan limbah dengan COD rendah
sekitar 200 ppm. sedangkan anaerobik untuk mengolah limbah yang
mempunyai kadar COD tinggisekitar 400 ppm. . Limbah yang diolah setiap
hari di UPL berasal dari berbagai unit proses. Limbah yang akan dibuang ke
Sungai (efluen) terlebih dahulu dianalisa kadar COD, BOD dan TSS nya.
Efluen yang dikeluarkan harus sesuai dengan PERDA JATIM No.10 Th
2004, yaitu kadar BOD 150 ppm, COD 80 ppm, TSS maksimal 100 mg/liter
dan pH 6-9. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
Proses pengolahan limbah cair dilakukan dengan menampung air
limbah dari setiap unit proses pada bak penampung yang ada di UPL.
Selanjutnya limbah masuk ke bak equalisasi yang berfungsi menyeragamkan
karakteristik limbah dari setiap unit yang berbeda-beda kondisinya. Limbah
berada di bak equalisasi sekitar 24 jam. Limbah kemudian dipompa ke bak
pretreatment. Setelah itu, ditambahkan Ca(OH)2 atau NaOH
agar diperoleh pH netral 7. Sebelum keluar dari bak pretreatment limbah
ditambah bakteri ,10 kg urea dan 3 liter phosphat. Bakteri digunakan untuk
mengurangi kadar COD dalam air limbah agar kadar COD turun dan dapat
memenuhi standar baku mutu lingkungan.
a. Pengolahan Limbah Cair Secara Aerob
Selanjutnya limbah masuk ke bak aerasi untuk proses aerob yang
dapat meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO). Bak aerasi terdiri dari
bak aerasi I dan bak aerasi II. Pada setiap bak aerasi ditambahkan 1 liter
phosphat setiap hari. Untuk membantu proses aerasi digunakan aerator
yang terletak ditengah-tengah tiap-tiap bak aerasi. Bakteri ditambahkan
pada bak aerasi setiap 1 minggu sekali sebesar 1 kiloliter. Output dari bak
aerasi masuk ke bak settling untuk pengendapan selama 1 jam. 1/3 dari
lumpur yang terbentuk di bak settling dimasukkan ke bak aktivasi dengan
ditambah urea, phosphat dan kadang-kadang lumpur sawah serta
dilakukan aerasi untuk perkembangbiakan bakteri aerob. Sedangkan
sisanya diolah untuk dijadikan kompos. Output dari bak settling dialirkan
keluar melalui pipa efluen ke Sungai .
Selain mengolah limbah cair tersebut diatas, UPL juga mengolah
limbah cair dari unit isolasi yang berupa GM 1(Glutamic Mother).
Limbah GM 1 tersebut diolah menjadi pupuk cair. Pengolahan ini
dilakukan karena GM 1 tersebut masih mengandung unsur-unsur yang
bermanfaat diantaranya: nitrogen 35%, phosphat 0,5 dan kalium 2,2%.
Pengolahan GM 1(Glutamic Mother) menjadi pupuk organik
dilakukan dengan cara menambahkan NH3 untuk meningkatkan
kandungan nitrogen menjadi 4,5% dan pH 5,6. Pengolahan tersebut
dilakukan dengan cara memompa GM I dari unit isolasi ke tangki
pengolahan yang berkapasitas 15 kiloliter. Setelah itu ditambahkan NH3
dan diaduk kurang lebih selama 1/2 jam hingga didapat pH 5,6. Setelah
homogen, campuran ditampung di bak penampung pupuk organik cair
dan siap dipasarkan.

Beberapa peralatan yang digunakan dalam pengolahan limbah cair


produksi MSG
1. Bak equalisasi
Limbah cair berasal dari prose fermentasi, isolasi,refining,
laboratorium, unit pengolahan limbah, dan cucian mobil.
Kode : BE-01
Fungsi : untuk menyeragamkan karakteristik limbah dari setiap unit
yang berbeda-beda kondisinya.
Bentuk : Bak Persegi Panjang
Konstruksi : Bak equalisasi terbuat dari beton untuk mencegah
kebocoran air limbah

a. Menghitung limbah cair


Total limbah cair = 5662,3766 kg/jam
5662,3566
= = 5,5523 m3/jam
1000

Waktu tinggal = 24 jam


Perancangan dibuat over design 10% lebih banyak, sehingga
Volume bak = 1,1  5,5523  24 = 149,4867 m3
b. Menghitung Dimensi bak
Digunakan tangki penyimpanan berupa bak persegi Panjang, sehingga
perbandingan Panjang : Lebar : Tinggi tangki adalah :
p:l:t =2:1:1
Volume =plt
149,4867 = 2t  1t  1t
149,4867 = 2t3
1
149,4867(3)
t = = 4,2123 m
2

l = t = 4,2123 m
p = 2  t = 2  4,2123 = 8,4246 m

2. Bak pre-treatment
Kode : BP-01
Fungsi : mengendapkan dan memperoleh limbah dengan pH
netral.
Bentuk : Bak Persegi Panjang
Konstruksi : Bak equalisasi terbuat dari beton untuk mencegah
kebocoran air limbah
Debit limbah : 5,6623 m3 /jam
Over design : 10%
Waktu tinggal : 2 jam = 120 menit
Penambahan NaOH = 2%/liter air limbah = 113,2475335 L/jam
Volume bak = 1,1  (5,6623+0,11324)  2 = 12,7063 m3
Menghitung Dimensi Bak
Digunakan tangki penyimpanan berupa bak persegi Panjang, sehingga
perbandingan Panjang : Lebar : Tinggi tangki adalah :
p:l:t =2:1:1
Volume =plt
12,7063 m3 = 2t  1t  1t
12,7063 m3 = 2t3
1
12,7063(3)
t = =1,8520 m
2

l = t = 1,8520 m
p = 2  t = 2  1,8520 = 3,7041 m

3. Bak anaerob
Kode : BA-01
Fungsi : Mengurai bahan-bahan organik sehingga dapat
menurunkan kadar COD limbah
Debit limbah : 5,662376674 m3/jam 5662,376674 L/jam
Over design : 10%
Waktu tinggal : 8 jam = 480 menit
Penambahan bakteri : 0,42%/Liter air limbah = 23,78198203 L/jam
Penambahan urea : 10 L/jam
Penambahan phospat : 3 L/jam
Volume bak : 1,1  (5,6623+0,0023+0,01+0,003)  8
: 45,403 m3
Menghitung Dimensi Bak
Digunakan tangki penyimpanan berupa bak persegi Panjang, sehingga
perbandingan Panjang : Lebar : Tinggi tangki adalah :
p:l:t =2:1:1
Volume =plt
45,403 m3 = 2t  1t  1t
45,403 m3 = 2t3
1
45,403(3)
t = = 2,9229 m
2

l = t = 2,9229 m
p = 2  t = 2 2,9229 = 5,8458 m

4. Bak aerasi
Kode : BA-02
Fungsi : Untuk proses aerob yang dapat meningkatkan kadar oksigen
terlarut dalam limbah
Debit limbah : 5,6623 m3
over design : 10%
waktu tinggal : 24 jam
Penambahan bakteri : 6 L/jam
Penambahan phospat : 1 L/jam
Volume bak : 1,1  (5,6623+0,006+0,001+)  24
: 149,6715 m3
Menghitung Dimensi Bak
Digunakan tangki penyimpanan berupa bak persegi Panjang, sehingga perbandingan
Panjang : Lebar : Tinggi tangki adalah :
p:l:t =2:1:1
Volume =plt
149,6715 m3 = 2t  1t  1t
149,6715 m3 = 2t3
1
149,6715(3)
t = = 4,2140 m
2

l = t = 4,2140 m
p = 2  t = 2  4,2140 =8,4281 m

Anda mungkin juga menyukai