Anda di halaman 1dari 11

BAB VI

REKOMENDASI

6.1. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penyusunan studi kelayakan lokasi TPA
ini adalah :
1. TPA Kalikondang yang terletak di Desa Kalikondang Kecamatan Demak memiliki luas
sekitar 2,5 Ha. Sedangkan TPA Candisari berada di Desa Candisari Kecamatan Mranggen
seluas sekitar 0,8 Ha. Secara tata ruang, dalam RTRW Kabupaten Demak disebutkan
bahwa lokasi TPA berada di TPA Kalikondang danTPA Candisari. Namun saat ini sistem
pengoperasiannya masih menggunakan metode open dumping.
2. Berdasarkan perhitungan timbulan sampah, untuk 10 tahun ke depan, TPA di Kabupaten
Demak memerlukan lahan seluas 16,81 ha. Luas TPA Kalikondang sebesar 2,5 Ha, namun
kondisi saat ini sudah melebihi kapasitas. Jika TPA Kalikondang tetap dioperasionalkan
maka harus menangani tumpukan sampah eksisting dan memperluas area TPA supaya
dapat membuka lahan seluas lebih kurang 16,81 Ha. Jika tidak dapat membuka lahan
seluas 16,81 Ha maka harus ada pengelolaan sampah yang masuk ke TPA dengan konsep
3R supaya tidak menimbun.
3. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 juga diuraikan bahwa
rehabilitasi TPA dapat dilakukan jika memenuhi kriteria seperti :
a. TPA telah menimbulkan masalah lingkungan;
b. TPA yang mengalami bencana tetapi masih layak secara teknis;
c. TPA dioperasikan dengan cara penimbunan terbuka.
d. pemerintah kota masih sulit mendapatkan calon lahan pengembangan TPA baru;
e. kondisi TPA masih memungkinkan untuk direhabilitasi, baik melalui proses
penambangan kompos terlebih dahulu atau langsung digunakan kembali;
f. TPA masih dapat dioperasikan dalam jangka waktu minimal 5 tahun dan atau
memiliki luas lebih dari 2 Ha;
g. lokasi TPA memenuhi ketentuan teknis pemilihan lokasi TPA;
h. peruntukan lahan TPA sesuai dengan rencana peruntukan kawasan dan Rencana
Tata Ruang Wilayah / Kota (RTRW / K); dan

Laporan Akhir VI-1


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak
i. kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar lokasi mendukung.
Dari beberapa kriteria tersebut, TPA Kalikondang kurang layak untuk direhabilitasi
karena sudah ada penolakan dari warga sekitar terhadap keberadaan TPA saat ini. TPA
Kalikondang sudah menimbulkan masalah lingkungan dan sosial terutama bagi
masyarakat sekitar TPA. Sedangkan untuk TPA Candisari kurang layak dari segi luasan
yang tesedia untuk pengembangan TPA.
4. Persyaratan TPA meliputi penyediaan dan pengoperasian, harus memperhatikan
pemilihan lokasi, kondisi fisik, kemudahan operasi, aspek lingkungan, dan sosial.
5. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga, pemilihan lokasi TPA paling sedikit
memenuhi kriteria aspek:
a. geologi,
b. hidrogeologi,
c. kemiringan zona,
d. jarak dari lapangan terbang,
e. jarak dari permukiman,
f. tidak berada di kawasan lindung/cagar alam; dan/atau
g. bukan merupakan daerah banjir periode ulang 25 (dua puluh lima) tahun.
6. Identifikasi calon alternatif lokasi TPA baru dengan metode overlay peta geologi,
topografi, rawan bencana, rencana pola ruang Kabupaten Demak, dan peta rencana
pengembangan sistem persampahan di Kabupaten Demak. Setelah itu diberi buffer/
jarak terhadap permukiman minimal 1 km. Hasil overlay peta tersebut menghasilkan
calon alternatif lokasi TPA baru di:
No Lokasi Kecamatan Pola Ruang Hasil Penilaian
1 Dempet Sawah irigasi 435
2 Mranggen Hutan 447
3 Wedung Tegalan 624
7. Dari hasil penilaian alternatif lokasi TPA, alternatif lokasi TPA di Kecamatan Wedung
memiliki hasil penilaian tertinggi, dapat disimpulkan bahwa alternatif lokasi TPA di
Kecamatan Wedung memiliki kelayakan lebih tinggi dibandingkan alternatif lokasi
lainnya.

Laporan Akhir VI-2


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak
8. Alternatif lokasi TPA baru terletak di Desa Berahan Kulon, Kecamatan Wedung
merupakan lahan tambak, disekitarnya terdapat tambak dan tegalan. Jarak menuju
permukiman terdekat cukup jauh sehingga tidak menimbulkan dampak sosial yang
signifikan kepada masyarakat sekitar. Ketersediaan lahan untuk pembangunan dan
pengembangan TPA sekitar 9 Ha. Topografi relatif datar, dan bukan merupakan daerah
rawan bencana. Akses menuju lokasi TPA dari jalan utama sejauh 3 Km. Eksisting jalan
akses sudah ada, hanya perlu peningkatan kualitas jalan menuju TPA, pembuatan buffer
sekeliling TPA supaya menjaga kualitas lingkungan sekitarnya tidak menurun/ tercemar.
9. Investasi pembangunan TPA baru dinilai layak dari segi finansial, dan akan kembali
modal dalam tahun kelima operasional, dengan catatan ada pengolahan sampah supaya
bernilai guna.
10. Pengolahan sampah dengan pronsip 3R. Sampah organik dijadikan sebagai kompos
atau diambil gas metannya, sedangkan sampah anorganik dapat dijual sebagai barang
lapak atau didaur ulang misal sebagai kerajinan atau penggunaan teknologi pengolah
sampah. Misal sampah plastik diolah menjadi bijih plastik, sebagai campuran aspal,
sebagai bahan pembuat paving dan inovasi produk bernilai guna lainnya.
11. Pembangunan TPA baru dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata, misal sebagai
ruang terbuka hijau atau wisata edukasi pengolahan sampah 3R.
12. Lokasi TPA Kalikondang dapat ditata kembali untuk dijadikan sebagai TPS Terpadu,
dengan catatan perlu upaya pengelolaan sampah terhadap timbunan sampah eksisting
supaya volume sampah berkurang.
13. Lokasi TPA Candisari dapat direklamasi untuk dijadikan sebagai ruang terbuka hijau.

6.2. REKOMENDASI
Rekomendasi untuk pembangunan TPA baru di Kabupaten Demak adalah:
1. TAHAP PRA KONSTRUKSI
A. Pemilihan Lokasi TPA
Untuk mengantisipasi dampak negatif yang diakibatkan oleh metode pengolahan
sampah yang tidak memadai, maka langkah terpenting adalah memilih lokasi TPA
yang sesuai dengan persyaratan.
Pemilihan lokasi TPA sebagai langkah awal dalam peningkatan metode
pengolahan sampah, perlu dilakukan secara teliti melalui tahapan studi yang
komprehensif (setelah feasibility study harus disusun dokumen ijin lingkungan).
Sulitnya mendapatkan lahan yang memadai didalam kota, menjadi peluang untuk
pengembangan TPA regional. Kabupaten Demak masih memiliki ketersediaan
lahan untuk pembangunan TPA baru sesuai kriteria, selanjutnya TPA ini dapat

Laporan Akhir VI-3


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak
dikembangkan sebagai TPA regional mengingat ketersediaan lahan masih cukup
luas. Adapun lokasi rencana TPA yang terpilih di Kabupaten Demak yaitu di Desa
Berahan Kulon Kecamatan Wedung, dengan titik koordinat 6°45'40.47"S ;
110°35'54.35"E.
B. Survey dan Pengukuran Lapangan
Survei dan pengukuran lapangan sebagai dasar untuk penyusunan DED. Data
untuk pembuatan DED TPA harus meliputi :
- Jumlah sampah yang akan dibuang ke TPA,
- Komposisi dan karakteristik sampah,
- Data jaringan jalan ke lokasi TPA,
- Jumlah alat angkut (truk).
Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan secara langsung (primer) maupun
tidak langsung (sekunder). Pengukuran lapangan dilakukan untuk mengetahui
data kondisi lingkungan TPA seperti:
- Topografi
- Karakteristik tanah, meliputi karakteristik fisik (komposisi tanah, konduktivitas
hidrolik, pH, KTK dan lain-lain) dan karakteristik kimia (komposisi mineral
tanah, anion dan kation)
- Sondir dan geophysic
- Kondisi air tanah, meliputi kedalaman muka air tanah, arah aliran air tanah,
kualitas air tanah (COD, BOD, Chlorida, Fe, Organik dan lain-lain)
- Kondisi air permukaan, meliputi jarak dari TPST, level air, fluktuasi level air
musim hujan dan kemarau, kualitas air sungai (BOD, COD, logam berat,
chlorida, sulfat, pestisida dan lain-lain)
- Lokasi mata air ( jika ada) termasuk debit.
- Kualitas lindi, meliputi BOD, COD, Chlorida, Logam berat, Organik dan lain-lain.
- Kualitas udara, meliputi kadar CH4, COx, SOx, NOx dan lain-lain.
- Jumlah penduduk yang tinggal disekitar TPA (radius < 1 km)
- Dan lain-lain
C. Perencanaan
Perencanaan TPA berupa Detail Engineering Design (DED), harus dapat
mengantisipasi terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian maka
perencanaan TPA tersebut harus meliputi :

Laporan Akhir VI-4


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak
- Disain site plan disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia
- Disain fasilitas yang meliputi fasilitas umum (jalan masuk dan jalan operasi,
saluran drainase, kantor pengelola, pagar), fasilitas perlindungan lingkungan
(tanggul, lapisan dasar kedap air, jaringan pengumpul lindi, ventilasi gas,
barrier, tanah penutup, sumur uji, alat berat dan lain-lain) dan fasilitas
pendukung (air bersih, bengkel, jembatan timbang dan lain-lain)
- Tahapan pembangunan disesuaikan dengan kemampuan pendanaan daerah
untuk membangun suatu TPA sehingga dengan kondisi yang paling minimal
TPA tersebut dapat berfungsi tanpa mencemari lingkungan.
- Dokumen DED dilengkapi juga dengan gambar detail, SOP, dokumen tender,
spesifikasi teknis, disain note dan lain-lain.
Perpindahan atau pergeseran lokasi TPA harus diikuti oleh pembuatan DED pada
lokasi baru (redesign).
D. Pembebasan lahan
Pembebasan lahan TPA perlu memperhatikan dampak sosial yang mungkin timbul
seperti kurang memadainya ganti rugi bagi masyarakat yang tanahnya terkena
proyek. Luas lahan yang dibebaskan minimal dapat digunakan untuk menampung
sampah selama 5 tahun.
E. Pemberian izin
Pemberian izin lokasi TPA harus diikuti dengan berbagai konsekuensi seperti
dilarangnya pembangunan kawasan perumahan pada radius < 1 Km dari lokasi
TPA, untuk menghindari terjadinya dampak negatif yang mungkin timbul dari
berbagai kegiatan TPA.
F. Sosialisasi
Untuk menghindari terjadinya protes sosial atas keberadaan suatu TPA, perlu
diadakan sosialisasi dan advokasi publik mengenai apa itu TPA, bagaimana
mengoperasikan suatu TPA dan kemungkinan dampak negatif yang dapat terjadi
namun disertai dengan rencana atau upaya pihak pengelola untuk menanggulangi
masalah yang mungkin timbul dan tanggapan masyarakat terhadap rencana
pembangunan TPA. Sosialisasi dilakukan secara bertahap dan jauh sebelum
dilakukan perencanaan.

Laporan Akhir VI-5


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak
2. TAHAP KONSTRUKSI
A. Mobilisasi Tenaga dan Alat
1) Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang akan melaksanakan
pekerjaan konstruksi TPA. Untuk tenaga profesional seperti tenaga supervisi,
ahli struktur dan mandor harus direkrut sesuai dengan persyaratan kualifikasi,
sedangkan untuk tenaga buruh atau tenaga keamanan dapat direkrut dari
tenaga setempat (jika ada). Rekrutmen tenaga setempat adalah untuk
menghindari terjadinya konflik atau kecemburuan sosial.
2) Alat
Mobilisasi peralatan konstruksi mungkin akan menimbulkan dampak
kebisingan dan debu, namun sifatnya hanya sementara. Untuk itu agar dapat
diusahakan mobilisasi atau demobilisasi alat berat dilakukan pada saat lalu
lintas dalam keadaan sepi serta tidak melalui permukiman yang padat.
B. Pembersihan lahan (land clearing)
Pembersihan lahan akan menimbulkan dampak pengurangan jumlah tanaman dan
debu sehingga perlu dilakukan penanaman pohon sebagai pengganti atau
membuat green barrier yang memadai.
C. Pembangunan Fasilitas Umum
1) Jalan Masuk TPA
Jalan masuk TPA akan digunakan oleh kendaraan pengangkut sampah dengan
kapasitas yang cukup besar, sehingga kelas jalan dan lebar jalan perlu
memperhatikan beban yang akan lewat serta antrian yang mungkin terjadi.
Pengaturan lalu lintas untuk kendaraan yang akan masuk dan keluar TPA
sedemikian rupa sehingga dapat menghindari antrian yang panjang karena
dapat mengurangi efisiensi pengangkutan.
2) Kantor pengelola
Kantor pengelola TPA berfungsi sebagai kantor pengendali kegiatan
pengolahan sampah mulai dari penimbangan/ pencatatan sampah yang
masuk (sumber, volume/berat, komposisi dan lain-lain), pengendalian
operasi, pengaturan menajemen TPA dan lain-lain. Luas dan konstruksi
bangunan kantor TPA perlu memperhatikan fungsi tersebut.

Laporan Akhir VI-6


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak
3) Drainase
Drainase keliling TPA diperlukan untuk menampung air hujan agar tidak
masuk ke area timbunan TPST, selain untuk mencegah tergenangnya area
timbunan sampah juga untuk mengurangi timbulan lindi.
4) Pagar TPA
Pagar TPA selain berfungsi sebagai batas TPA dan keamanan TPA juga dapat
berfungsi sebagai green barrier. Untuk itu maka pagar TPA sebaiknya dibuat
dengan menggunakan tanaman hidup dengan jenis pohon yang rimbun dan
cepat tumbuh seperti pohon angsana.
D. Pembangunan fasilitas perlindungan lingkungan
1) Lapisan Dasar Kedap Air
Lapisan dasar kedap air berfungsi untuk mencegah terjadinya pencemaran
lindi terhadap air tanah. Untuk itu maka konstruksi dasar TPA harus cukup
kedap, baik dengan menggunakan lapisan dasar geomembrane/geotextile
maupun lapisan tanah lempung dengan kepadatan dan permeabilitas yang
memadai (< 10-6 cm/det). Lapisan tanah lempung sebaiknya terdiri dari 2 lapis
masing-masing setebal 30 cm. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah
terjadinya keretakan akibat kerusakan lapisan pertama karena terekspose
cukup lama. Selain itu untuk menghindari terjadinya keretakan lapisan dasar
tanah lempung, maka sebelum dilakukan peninmbunan sebaiknya lapisan
dasar “terlindung” . Sebagai contoh dapat dilakukan penanaman rumput atau
upaya lain yang cukup memadai.

Lapisan dasar kedap air (lempung)

 Jarak aman dasar TPST dengan


muka air tanah adalah > 3 m
 Kemiringan dasar lahan kea rah
pengumpul lindi ± 1 %

2) Jaringan Pengumpul Lindi


Pipa jaringan pengumpul lindi di dasar TPA berfungsi untuk mengalirkan lindi
yang terbentuk dari timbunan sampah ke kolam penampung lindi. Jaringan
pengumpul lindi dapat berupa pipa PVC berlubang yang dilindungi oleh gravel.
Tipe jaringan disesuaikan dengan kebutuhan seperti luas TPA, tingggi
timbunan, debit lindi dan lain-lain.

Laporan Akhir VI-7


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak
Kolam penampung lindi

Penampang melintang jaringan pengumpul lindi adalah sebagai berikut :

3) Ventilasi Gas
Ventilasi gas berfungsi untuk mengalirkan gas dari timbunan sampah yang
terbentuk karena proses dekomposisi sampah oleh aktivitas mikroorganisme.
Tanpa adanya ventilasi yang memadai, akan dapat menyebabkan tingginya
akumulasi gas di timbunan sampah sehingga sangat mudah terbakar. Gas
yang mengalir dan keluar dari pipa ventilasi sebaiknya diolah sebagai biogas
(di negara maju, gas dari landfill dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga
listrik). Tetapi apabila tidak dilakukan pengolahan gas TPA, maka gas yang
keluar dari pipa vent harus dibakar, hal tersebut untuk menghindari terjadinya
dampak negatif terhadap pencemaran udara berupa efek rumah kaca (green
house effect).
Pemasangan pipa gas berupa pipa PVC berlubang (vertikal) yang dilindungi
oleh casing yang diisi kerikil, harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan
ketinggian lapisan sel sampah. Letak pipa gas agar berada pada jalur jaringan
pipa lindi.

4) Green Barrier

Laporan Akhir VI-8


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak
Untuk mengantisipasi penyebaran bau dan populasi lalat yang tinggi, maka
perlu dibuat green barrier berupa area pepohonan disekeliling TPA. Tebal
green barrier kurang lebih 10 m (canopi). Pohon yang cepat tumbuh dan
rimbun untuk memenuhi kebutuhan ini antara lain jenis pohon angsana.
E. Pembangunan Fasilitas Pendukung
1) Sarana Air Bersih
Air bersih di TPA diperlukan untuk pembersihan kendaraan pengangkut
sampah (truck), alat berat, keperluan mandi cuci bagi petugas maupun
pengunjung TPST. Selain itu apabila memungkinkan air bersih juga diperlukan
untuk menyiram debu disekitar area penimbunan secara berkala untuk
mengurangi polusi udara.
2) Bengkel
Bengkel di TPA diperlukan untuk pemeliharaan alat berat serta memperbaiki
kendaraan yang mengalami kerusakan ringan yang terjadi di TPA, sehingga
tidak sampai mengganggu operasi pembuangan sampah. Peralatan bengkel
harus disesuaikan dengan jenis kerusakan yang akan ditangani.
3) Jembatan Timbang
Jembatan timbang diperlukan untuk mengetahui berat sampah yang masuk
TPA sehingga masa pakai TPA dapat dikendalikan. Selain itu jembatan timbang
tersebut dapat digunakan sebagai ukuran pembayaran pembuangan sampah
per truk (untuk sampah dari sumber tertentu yang tidak dikenakan retribusi).

3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI


A. Operasi dan Pemeliharaan TPA
Operasi dan pemeliharaan TPA merupakan hal yang paling sulit dilaksanakan dari
seluruh tahapan pengelolaan TPA . Meskipun fasilitas TPA yang ada sudah cukup
memadai, apabila operasi dan pemeliharaan TPA tidak dilakukan dengan baik
maka tetap akan terjadi pencemaran lingkungan.
Untuk menghindari terjadinya dampak negatif yang mungkin timbul, maka
pengoperasian pembuangan akhir sampah dilakukan dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :

Laporan Akhir VI-9


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak
- Penerapan sistem sel
Penerapan sistem sel memerlukan pengaturan
lokasi pembuangan sampah yang jelas termasuk
pemasangan rambu-rambu lalu lintas truk
sampah , kedisiplinan sopir truk untuk
membuang sampah pada sel yang telah
ditentukan dan lain-lain.

- Pemadatan sampah sedemikian rupa agar dapat mencapai kepadatan 700


kg/m3, yaitu dengan lintasan alat berat 5x. Untuk proses pemadatan pada
lapis pertama perlu dilakukan secara hati-hati agar alat berat tidak sampai
merusak jaringan pipa leachate yang dapat menyebabkan kebocoran
leachate.
- Penutupan tanah dilakukan secara harian (20 cm), intermediate (30 cm) dan
penutupan tanah akhir (50 cm). Pemilihan jenis tanah penutup perlu
mempertimbangkan tingkat kekedapannya, diusahakan merupakan jenis
yang tidak kedap. Dalam kondisi penutupan tanah tidak dilakukan secara
harian, maka untuk mengurangi populasi lalat dilakukan penyemprotan
insektisida.
- Pipa ventilasi gas berupa pipa berlubang yang dilindungi oleh kerikil dan
casing dipasang secara bertahap sesuai dengan ketinggian lapisan timbunan
sampah
B. Reklamasi lahan bekas TPA
Untuk menghindari terjadinya dampak negatif, karena proses dekomposisi
sampah menjadi lindi dan gas berlangsung dalam waktu yang sangat lama yaitu
sekitar 30 tahun (Thobanoglous, 1993), maka lahan bekas TPA direkomendasikan
untuk lahan terbuka hijau. Untuk lahan terbuka hijau, ketebalan tanah penutup
yang dipersyaratkan adalah 1 m (tergantung jenis tanaman yang akan ditanam),
ditambah lapisan top soil. Sedangkan untuk peruntukan bangunan, persyaratan
penutupan tanah akhir serupa dengan konstruksi jalan dan faktor keamanan
sesuai dengan peraturan konstruksi yang berlaku.
C. Monitoring TPA pasca operasi
Monitoring kualitas lingkungan pasca operasi TPA diperlukan untuk mengetahui
ada tidaknya pencemaran baik karena kebocoran dasar TPST, jaringan pengumpul
lindi, proses pengolahan lindi yang tidak memadai maupun kebocoran pipa
ventilasi gas. Fasilitas yang diperlukan untuk monitoring ini adalah sumur uji dan

Laporan Akhir VI-10


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak
pipa ventilasi gas yang terlindung. Sumur uji yang harus ada minimal 3 unit, yaitu
yang terletak sebelum area peninmbunan, dekat lokasi penimbunan dan sesudah
area penimbunan.
Parameter kunci yang diperlukan antara lain meliputi :
- Kualitas air , meliputi antara lain BOD/COD, chlorida, sulfat
- Kualitas udara, meliputi debu, COx, NOx, H2S, gas metan (CH4)
- Kepadatan lalat
Periode pemantauan sebaiknya dilakukan secara berkala terutama untuk
parameter kunci, sedangkan untuk parameter yang lebih lengkap dapat dilakukan
setahun 1-2 kali (musim kemarau dan hujan).

Laporan Akhir VI-11


Penyusunan Studi Kelayakan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
di Kabupaten Demak

Anda mungkin juga menyukai