BAB VI
EVALUASI DAMPAK PENTING
BAB VI.1
MATRIKS EVALUASI DAMPAK PENTING PENGANGKUTAN BATUBARA PT. BARAMUTIARA PRIMA
KOMPONEN KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN
PRA PASCA
KONSTRUKSI OPERASI
KONSTRUKSI OPERASI
KOMPONEN LINGKUNGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
ASPEK GEOFISIKA KIMIA
a. Iklim Mikro +P
b. Kualitas Udara
c. Kebisingan
d. Hidrologi (Run Off) -P -P -P -P +P
e. Topografi dan Morfologi (Bentuk Lahan) -P
f. Kesuburan Tanah -P -P -P
g. Penggunaan Lahan (Tata Guna Lahan)
h. Aksesibilitas
i. Transportasi (Lalu Lintas)
ASPEK BIOLOGI
a. Flora -P -P -P
b. Fauna -P -P -P
c. Biota Akuatik -P -P -P +P
Dari hasil evaluasi dampak seperti yang tercantum pada Tabel VI.1,
terlihat bahwa komponen-komponen lingkungan yang mungkin terkena
dampak-dampak tersebut di atas akibat adanya kegiatan pembangunan
jalan angkut dan dermaga batubara PT. BMP adalah : pada tahap pra
konstruksi dapat menimbulkan dampak terhadap konflik kepentingan dengan
industri lainnya, konflik status lahan, konflik dengan proyek, penggunaan
uang ganti rugi, perubahan pola subsistensi, ketergantungan sosial ekonomi
serta pendapatan negara dan pemerintah kabupaten. Komponen lingkungan
yang terkena dampak penting pada tahap konstruksi adalah hidrologi (run
off), topografi dan morfologi, kesuburan tanah, flora, fauna, biota akuatik,
konflik kepentingan dengan industri lainnya, peluang kerja dan usaha,
perubahan pola subsistensi serta perubahan nilai ekonomi rumah tangga.
Komponen lingkungan yang terkena dampak penting pada tahap operasi
adalah iklim mikro, hidrologi (run off), biota akuatik, konflik kepentingan
dengan industri lainnya, peluang kerja dan usaha, perubahan pola
subsistensi, perubahan nilai ekonomi rumah tangga serta keamanan dan
ketertiban masyarakat. Sedangkan komponen lingkungan yang terkena
dampak penting pada tahap pasca operasi adalah peluang kerja dan usaha,
perubahan pola subsistensi, perubahan nilai ekonomi rumah tangga,
keamanan dan ketertiban masyarakat serta pendapatan negara dan
pemerintah kabupaten.
6.1.2.4. Flora
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi
akan menimbulkan dampak berupa hilangnya sebagian hutan sekunder
dan lahan pertanian. Penebangan pohon yang diikuti oleh penggalian
tanah akan menimbulkan gangguan terhadap fungsi ekologi hutan, yaitu
sebagai habitat fauna, sumber plasma nutfah, menjaga stabilitas tata
air, mencegah erosi dan pelunak iklim mikro di daerah sekitarnya.
Demikian juga dengan kegiatan pembangunan jalan dan dermaga,
menjadi kesempatan bagi penduduk untuk merambah mengambil kayu
ke hutan alam yang paling dekat akan lebih mudah. Dampak yang akan
ditimbulkan adalah penurunan jumlah tegakan dan penurunan
keanekaragaman jenis dari komunitas hutan. Jenis-jenis pohon yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi akan makin berkurang karena
perambahan hutan oleh sebagian penduduk yang pada akhirnya
menimbulkan perubahan dominasi jenis serta keanekaragaman
tumbuhan. Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak
adalah fauna darat terutama kelompok mamalia karena rusaknya
habitat.
Dampak dapat bersifat kumulatif karena perambahan hutan dapat makin
meluas. Dampak dapat berbalik kalau dilakukan upaya-upaya
pencegahan dan pengawasan yang ketat.
6.1.2.5. Fauna
Pembukaan lahan akan mengurangi jumlah tegakan vegetasi, sehingga
habitat satwa liar berubah, berkurang atau hilang sama sekali.
Kehilangan habitat merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup
satwa liar. Tingkat dampak akan semakin penting bila di lokasi dijumpai
satwa liar yang dilindungi dan bersifat endemik, sehingga kepunahan
fauna langka akan semakin dekat.
Dampak peluang kerja dan usaha ini merupakan dampak positif yang
penting dan perlu dioptimalkan karena akan berkaitan dengan persepsi
masyarakat terhadap kehadiran perusahaan di lokasi mereka.
Bila dikaitkan dengan penggunaan uang ganti rugi dan perubahan pola
subsistensi, berdasarkan informasi dari perusahaan mengenai peluang
usaha yang ada maka dengan uang ganti rugi yang diterima masyarakat
dapat dimanfaatkan untuk membuka usaha yang menunjang kegiatan
kontraktor pembangunan jalan dan dermaga.
Dengan demikian dampak perubahan pola subsistensi tidak akan
berdampak negatif terhadap kesejahteraan, bahkan sebaliknya akan
meningkatkan kesejahteraan dan sekaligus penggunaan uang ganti rugi
dapat dilakukan dengan optimal.
Secara kuantitatif, peluang kerja yang berhasil direbut penduduk lokal
sebenarnya hanya memberikan dampak positif tidak penting. Namun
secara psikologis dan sosiologis, jumlah tenaga kerja lokal yang
terserap tersebut mampu memberikan 'kepuasan' bagi penduduk lokal
meskipun tidak/ kurang sesuai dengan harapan mereka.
Peluang-peluang kerja bagi penduduk lokal, sebenarnya relatif masih
dapat ditingkatkan. Misalnya berbagai pekerjaan kebersihan pada base
camp/ kantor lapangan; kegiatan kegiatan lain yang tidak memerlukan
keahlian khusus. Peluang-peluang kerja dalam bidang itu akan lebih
baik apabila dibarengi dengan pemberian peluang-peluang sebagai
rekanan kerja di lingkungan perusahaan PT. BMP.
Upaya-upaya pembinaan terhadap calon pengusaha lokal perlu
dilakukan. Hal ini karena operasi jalan angkutan batubara di daerah ini
relatif masih lama. Akan tetapi dalam membina dan mengembangkan
calon pengusaha lokal, perlu dicarikan model kemitraan secara
institusional, atinya tidak diberikan pada individu. Tetapi, diupayakan
disalurkan melalui lembaga ekonomi, sosial, atau pun organisasi
kepemudaan/ masyarakat yang ada. Sehingga hubungan dapat
bermanfaat bagi para anggotanya. Melalui lembaga tersebut kerjasama
kemitraan lain dapat dikembangkan, sehingga bantuan yang disalurkan
dapat bermanfaat untuk umum. Program kemitraan ini dalam jangka
TABEL VI.2
ALTERNATIF PERLINTASAN JALAN LINTAS SUMATERA
ALTERNATIF I ALTERNATIF II
NO ASPEK YANG DITINJAU
(JEMBATAN) (TEROWONGAN)
1 KONDISI LAPANGAN
a Aspek Kontur (Jalintim di Mendaki bukit Menembus bukit
punggung bukit)
b Aspek Lahan Slope longitudinal lebih Slope longitudinal lebih
curam landai
c Aspek Geoteknik Mayoritas timbunan Mayoritas galian
2 DESAIN
a Struktur Atas Struktur jembatan beton Struktur box beton
prategang
b Pondasi - Abutmen beton Tiang pancang relatif lebih
- Tiang pancang pendek
c Aspek Penirisan Sesuai longitudinal slope ke Sesuai longitudinal slope ke
arah Timur dan Barat arah Barat Utara
3 KONSTRUKSI
a Pengaturan Lalulintas Tidak perlu pengalihan Pengalihan jalan sementara
b Metoda Pelaksanaan Mengurangi pekerjaan di Dikerjakan di tempat
tempat
c Waktu Pelaksanaan Relatif lebih cepat Relatif lebih lama
4 OPERASIONAL DAN
PEMELIHARAAN
a Operasional Perlu sistem pengaman pada - Lebih aman untuk truk
jembatan batubara
- Tidak ada kemungkinan
truk jatuh dari jembatan
b Pemeliharaan Sederhana Sederhana
2. Biologi
a. Dampak kegiatan berupa gangguan terhadap flora
Gangguan terhadap flora terjadi karena pembukaan dan
pematangan lahan, dimana lahan yang semula banyak ditumbuhi
flora berubah menjadi lokasi yang terbuka. Hal ini menghilangkan
sama sekali flora di lokasi tersebut. Untuk meminimalkan dampak
tersebut, dilakukan pendekatan teknologi sebagai berikut :
- Mempertahankan green barier di sekitar lokasi jalan angkut
dan dermaga batubara.
- Revegetasi lahan pada ruang terbuka yang tidak ada fasilitas
pengangkutan batubara. Revegetasi dilakukan dengan jenis
Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 22
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima
dampak seperti Desa Suka Damai, Desa Sumber Rezeki, Desa Srigunung
dan Kelurahan Sungai Lilin.
Pendekatan sosial ekonomi yang dapat dilakukan antara lain :
1. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang peranan perusahaan
dalam kegiatan pengangkutan batubara dalam rangka menunjang
program pembangunan yang berwawasan lingkungan.
2. Mensosialisasikan lokasi-lokasi yang akan digunakan dalam kegiatan
pengangkutan batubara PT. BMP untuk menghindari disinformasi dan
keresahan masyarakat.
3. Bekerjasama dengan dinas/ instansi terkait memberikan penyuluhan,
bimbingan, dan bantuan untuk kepengurusan status tanah agar tidak
menimbulkan konflik saat pembebasan lahan.
4. Bekerjasama dengan dinas/ instansi terkait dan lembaga lainnya untuk
memberikan bimbingan dan penyuluhan dalam rangka pemanfaatan
dana ganti rugi secara produktif.
5. Dalam hal pembebasan lahan akan dilaksanakan dengan pendekatan
langsung antara PT. BMP dengan masyarakat, namun tetap
berkoordinasi dengan Pihak Pemerintah Daerah (dinas/ instansi terkait,
aparat kecamatan, aparat desa).
6. Mengikutsertakan masyarakat dalam program revegetasi dan
penghijauan di daerah sekitar PT. BMP dengan melakukan kerjasama
pengadaan bibit dan pupuk kandang dalam sistem agrosilvopastura.
7. Dalam penerimaan tenaga kerja, yang diutamakan adalah masyarakat
sekitar lokasi kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi, serta
dilanjutkan dengan pemberian pelatihan kerja (on the job training).
8. Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk lebih
memajukan pembangunan khususnya di daerah Kabupaten Musi
Banyuasin agar perekonomian masyarakat sekitar lokasi kegiatan
dapat lebih ditingkatkan dalam bentuk bimbingan usaha mikro, kecil
dan menengah serta koperasi yang ada di masyarakat.
9. Memprioritaskan masyarakat daerah-daerah terdekat dengan lokasi
sebagai sasaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (bantuan
2. Tahap konstruksi
Pada tahap konstruksi, kegiatan yang dilakukan adalah penerimaan
tenaga kerja, mobilisasi peralatan dan material, pembangunan base
camp/ kantor lapangan, pembukaan dan pematangan lahan,
pembangunan jalan, serta pembangunan dermaga dan fasilitas
pendukung.
3. Tahap operasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap operasi adalah pemutusan
hubungan kerja, penerimaan tenaga kerja, pengoperasian jalan,
bongkar muat dan pengapalan batubara serta pemeliharaan jalan dan
dermaga.
2. Komponen biologi
Komponen lingkungan biologi yang terkena dampak penting dari
kegiatan pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara PT. BMP
adalah flora, fauna dan biota akuatik.