Anda di halaman 1dari 28

ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara

PT. Baramutiara Prima

BAB VI
EVALUASI DAMPAK PENTING

6.1. TELAAHAN TERHADAP DAMPAK PENTING


Berdasarkan uraian pada Bab Prakiraan Dampak Penting dapat
diterangkan dampak-dampak yang mungkin terjadi akibat adanya kegiatan
pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara PT. BMP yang meliputi
empat tahapan, yaitu tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi
dan tahap pasca operasi, terhadap komponen lingkungan fisik-kimia, biologi
serta sosial ekonomi dan sosial budaya.
Berdasarkan analisis secara menyeluruh (holistik) atas kemungkinan-
kemungkinan dampak yang timbul melalui telaahan logika ekosistem,
tinjauan pertimbangan tujuan pembangunan, intensitas kegiatan proyek dan
pertimbangan ilmiah, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya setiap
kegiatan atau rencana proyek pembangunan jalan angkut dan dermaga
batubara ini, baik pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi
dan tahap pasca operasi akan menimbulkan dampak terhadap komponen
lingkungan, baik yang bersifat negatif maupun positif. Evaluasi dampak
mencakup seluruh jenis dampak besar dan penting yang telah diprakirakan
sebelumnya, sedangkan dampak yang tidak penting tidak dievaluasi lebih
lanjut.
Pada Tabel VI.1 memperlihatkan evaluasi dampak potensial kegiatan
pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara PT. BMP, berupa
interaksi matriks yang menyatakan hubungan keterkaitan antara komponen
kegiatan penyebab dampak dan komponen lingkungan yang terkena
dampak. Dampak potensial pada matrik tersebut ditunjukkan berdasarkan
kriteria bobot dan pentingnya dampak yang meliputi dampak negatif besar
dan penting serta dampak positif besar dan penting.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 1


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

BAB VI.1
MATRIKS EVALUASI DAMPAK PENTING PENGANGKUTAN BATUBARA PT. BARAMUTIARA PRIMA
KOMPONEN KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN
PRA PASCA
KONSTRUKSI OPERASI
KONSTRUKSI OPERASI
KOMPONEN LINGKUNGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
ASPEK GEOFISIKA KIMIA
a. Iklim Mikro +P
b. Kualitas Udara
c. Kebisingan
d. Hidrologi (Run Off) -P -P -P -P +P
e. Topografi dan Morfologi (Bentuk Lahan) -P
f. Kesuburan Tanah -P -P -P
g. Penggunaan Lahan (Tata Guna Lahan)
h. Aksesibilitas
i. Transportasi (Lalu Lintas)

ASPEK BIOLOGI
a. Flora -P -P -P
b. Fauna -P -P -P
c. Biota Akuatik -P -P -P +P

ASPEK SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN KESMAS


a. Konflik Kepentingan dengan Industri Lainnya -P -P -P -P
b. Konflik Status Lahan -P
c. Konflik dengan Proyek -P
d. Penggunaan Uang Ganti Rugi -P
e. Peluang Kerja dan Usaha +P -P +P -P
f. Perubahan Pola Subsistensi -P +P +P -P
g. Perubahan Nilai Ekonomi Rumah Tangga +P -P +P -P
h. Ketergantungan Sosial Ekonomi -P
i. Perkawinan Penduduk Lokal dengan Pendatang
j. Perkembangan Penduduk
k. Kamtibmas -P -P
l. Perpindahan Pekerja Luar
m. Gangguan Kesehatan Masyarakat
n. Pendapatan Negara dan Pemkab +P +P
Keterangan :
1. Pengurusan Izin 5. Pembangunan Base Camp/ Kantor Lapangan 9. Pemutusan Hubungan Kerja 13. Pemeliharaan Jalan dan Dermaga
2. Pembebasan Lahan 6. Pembukaan dan Pematangan Lahan 10. Penerimaan Tenaga Kerja 14. Pemutusan Hubungan Kerja
3. Penerimaan Tenaga Kerja 7. Pembangunan Jalan 11. Pengoperasian Jalan 15. Pengelolaan Fasilitas & Infrastruktur
4. Mobilisasi Peralatan & Material 8. Pembangunan Dermaga & Fasilitas Pendukung 12. Bongkar Muat & Pengapalan Batubara
-P : Negatif Penting +P : Positif Penting

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 2


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Dari hasil evaluasi dampak seperti yang tercantum pada Tabel VI.1,
terlihat bahwa komponen-komponen lingkungan yang mungkin terkena
dampak-dampak tersebut di atas akibat adanya kegiatan pembangunan
jalan angkut dan dermaga batubara PT. BMP adalah : pada tahap pra
konstruksi dapat menimbulkan dampak terhadap konflik kepentingan dengan
industri lainnya, konflik status lahan, konflik dengan proyek, penggunaan
uang ganti rugi, perubahan pola subsistensi, ketergantungan sosial ekonomi
serta pendapatan negara dan pemerintah kabupaten. Komponen lingkungan
yang terkena dampak penting pada tahap konstruksi adalah hidrologi (run
off), topografi dan morfologi, kesuburan tanah, flora, fauna, biota akuatik,
konflik kepentingan dengan industri lainnya, peluang kerja dan usaha,
perubahan pola subsistensi serta perubahan nilai ekonomi rumah tangga.
Komponen lingkungan yang terkena dampak penting pada tahap operasi
adalah iklim mikro, hidrologi (run off), biota akuatik, konflik kepentingan
dengan industri lainnya, peluang kerja dan usaha, perubahan pola
subsistensi, perubahan nilai ekonomi rumah tangga serta keamanan dan
ketertiban masyarakat. Sedangkan komponen lingkungan yang terkena
dampak penting pada tahap pasca operasi adalah peluang kerja dan usaha,
perubahan pola subsistensi, perubahan nilai ekonomi rumah tangga,
keamanan dan ketertiban masyarakat serta pendapatan negara dan
pemerintah kabupaten.

6.1.1. Tahap Pra Konstruksi


6.1.1.1. Konflik Kepentingan dengan Industri Lainnya
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, lokasi pembebasan lahan untuk
pembangunan jalan angkut batubara PT. BMP sebagian melintasi
infrastruktur dan properti yang dikuasai oleh industri lainnya, seperti
perkebunan kelapa sawit, dan jaringan pipa minyak dan gas bumi.

6.1.1.2. Konflik Status Lahan


Seperti dijelaskan pada prakiraan dampak, kegiatan pembebasan lahan
memiliki potensi dampak negatif penting akibat konflik status lahan dan
hilangnya lahan, sebagai sumberdaya subsistensi penduduk.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 3


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Di bagian prakiraan dampak dinyatakan bahwa potensi konflik sangat


terbuka, karena umumnya pemilikan lahan penduduk didasarkan pada
akuan (sistem adat). Selama ini sistem tersebut, tidak menimbulkan
masalah. Karena pemerintah desa dan warga masyarakat memang
mengakui dan menjelaskan sistem tersebut.
Berdasarkan Keppres Nomor 55/1995 secara jelas dinyatakan bahwa
pembebasan lahan antara penduduk dengan pihak swasta harus
dilakukan secara langsung antara kedua belah pihak. Perlibatan Pemda
dapat dibenarkan, apabila terjadi ketidaksepakatan antar kedua belah
pihak. Keterlibatannya pun ditetapkan sebagai penengah dan bukan
sebagai pengambil keputusan. Berdasarkan acuan tersebut, maka
disarankan agar pihak proyek melakukan musyawarah secara all out
dengan penduduk; dan setelah mencapai kesepakatan barulah pihak
proyek meminta pihak BPN untuk melakukan pengukuran dan instansi
terkait untuk melakukan perhitungan tegakan dengan melibatkan wakil
penduduk dan pemerintah desa. Upaya ini memang menuntut kesabaran
waktu dan tenaga. Akan tetapi hasilnya relatif akan lebih baik;
dibandingkan mempercayakan persoalan yang sensitif ini melalui jalur
'penguasa' daerah.

6.1.1.3. Konflik dengan Proyek


Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pembebasan lahan akan
menimbulkan dampak negatif penting terhadap persepsi masyarakat
terutama pemilik lahan jika dalam proses pembebasannya tidak ada
kesepakatan antara pihak perusahaan dengan anggota masyarakat
sehingga menimbulkan konflik dengan proyek. Pada saat ini sebagian
besar lahan tersebut masih diusahakan masyarakat secara turun
temurun. Dengan demikian proses pembebasan lahan akan melibatkan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam setiap keluarga. Disamping itu
pada saat identifikasi kepemilikan bukan tidak mungkin akan terjadi
pemilikan ganda oleh masyarakat apalagi jika ada campur tangan pihak
ketiga yang bermaksud mencari keuntungan. Persepsi masyarakat akan
menimbulkan dampak keresahan dan konflik sosial antara pihak

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 4


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

perusahaan dengan anggota masyarakat akibat status pemilikan lahan


dan tidak adanya kesepakatan harga ganti rugi.

6.1.1.4. Penggunaan Uang Ganti Rugi


Berdasarkan hasil survey, pada umumnya penduduk tidak keberatan
pembebasan lahan mereka untuk kepentingan proyek. Akan tetapi, selalu
dibarengi dengan tuntutan nilai dan perhitungan ganti rugi yang sesuai
dengan kesepakatan.
Penggunaan uang ganti rugi yang diterima masyarakat akan sangat
tergantung pada pendidikan, pandangan dan pola kebiasaan
masyarakat. Uang yang diterima dalam jumlah yang relatif besar dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan yang produktif dan dapat dikembangkan
sehingga dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan pemilik
lahan tersebut, sebaliknya bila penggunaan cenderung ke arah yang
konsumtif, maka akan mengakibatkan kesulitan karena lahan yang
selama ini menjadi sumber penghidupan telah berpindah kepemilikan
sedangkan uang yang diterima telah habis.
Karena berkaitan dengan kesejahteraan pemilik lahan di masa
mendatang, maka penggunaan uang ganti rugi ini dikategorikan dampak
yang penting.
Guna mengoptimalkan pemanfaatan uang ganti rugi tersebut, perlu
diupayakan penyuluhan dan percontohan serta penyebarluasan informasi
peluang usaha agar uang ganti rugi tersebut dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya dan meningkatkan kesejahteraan pemilik lahan.

6.1.1.5. Perubahan Pola Subsistensi


Perubahan pola subsistensi (perubahan mata pencaharian utama)
merupakan dampak penting dalam kegiatan pengangkutan batubara
dalam kaitannya dengan pembebasan lahan. Masyarakat yang selama
ini menggantungkan hidupnya dengan bertumpu pada sumberdaya lahan
mengalami perubahan yang signifikan karena lahan yang dimiliki telah
dibebaskan.
Mengingat mata pencaharian merupakan dasar dari semua parameter
kehidupan (kesehatan, pendidikan, dan sebagainya) yang bermuara
Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 5
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

pada kesejahteraan, maka perubahan mata pencaharian perlu dicermati


agar dapat membawa dampak terhadap peningkatan kesejahteraan dan
bukan sebaliknya.
Berkaitan dengan penggunaan uang ganti rugi, maka masyarakat dapat
mengupayakan untuk mendapatkan kembali lahan di lokasi lain, dengan
demikian dapat mempertahankan mata pencahariannya. Selain itu
perusahaan juga akan memprioritaskan tenaga kerja dari masyarakat
yang lahannya terkena pembebasan. Selain membeli lahan kembali,
bekerja pada perusahaan, peluang usaha yang ada juga dapat
dimanfaatkan oleh para pemilik lahan untuk dapat meningkatkan
kesejahteraannya.
Perusahaan perlu memfasilitasi penyuluhan, pelatihan dan
memprioritaskan kerjasama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah
dalam memenuhi kebutuhan perusahaan.

6.1.1.6. Ketergantungan Sosial Ekonomi


Ketidakmampuan anggota masyarakat memanfaatkan uang ganti rugi
lahan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif akan menimbulkan
ketergantungan mereka pada sektor di luar substansinya (pertanian).
Kegiatan pembebasan lahan akan berdampak positif jika pemanfaatan
dana digunakan untuk hal-hal yang bersifat produktif, namun akan
berdampak negatif pada aktivitas ekonomi dan pendapatannya jika dana
itu dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif.

6.1.1.7. Pendapatan Negara dan Pemerintah Kabupaten


Pengurusan izin akan memberikan dampak positif yang penting bagi
pemerintah, baik pusat maupun daerah. Kegiatan pengurusan izin
potensial memberikan berdampak pada peningkatan pendapatan negara
dan pemerintah kabupaten yang akan memberikan dampak pada
program pengembangan pembangunan wilayah.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 6


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

6.1.2. Tahap Konstruksi


6.1.2.1. Hidrologi (Run Off)
Pada tahap konstruksi akan dilakukan kegiatan pembukaan dan
pematangan lahan. Dengan terbukanya lahan yang tadinya berupa
hutan sekunder, kebun dan semak belukar, maka akan terjadi
perubahan vegetasi lahan dan akan mengubah parameter hidrologi,
yaitu perubahan nilai koefisien run off atau koefisien larian.
Dengan dibukanya lahan, maka kemampuan lahan untuk meresapkan
air hujan ke dalam tanah menjadi berkurang. Sedangkan yang mengalir
di atas permukaan menjadi bertambah sehingga koefisien air larian
akan meningkat, akibatnya limpasan air hujan juga akan meningkat.

6.1.2.2. Topografi dan Morfologi (Bentuk Lahan)


Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan akan merubah fungsi/
bentuk lahan dari hutan, ladang, kebun atau semak menjadi lokasi jalan.
Lahan yang telah dibuka dan selesai dibangun akan ditanami dengan
tumbuhan/ pohon-pohon yang sesuai dengan kondisi tanah (revegetasi)
pada kegiatan pemeliharaan. Hal ini tentunya akan mengubah bentuk
lahan dari kondisi rona awal.
Dampak yang terjadi akibat dari pembukaan lahan ini tidak akan
berlangsung lama, karena akan ada kegiatan pemeliharaan dengan
revegetasi.

6.1.2.3. Kesuburan Tanah


Tanah merupakan karunia Tuhan kepada manusia, oleh sebab itu di
negara kita tanah dilindungi undang-undang, salah satu tujuannya
adalah bagaimana pemanfaatkan tanah selama mungkin untuk
kesejahteraan manusia. Pembangunan jalan kerapkali mengakibatkan
kerusakan tanah, antara lain penurunan kesuburan tanah.
Penurunan kesuburan tanah, secara alami akan mengakibatkan
penurunan kesesuaian lahan untuk pertumbuhan vegetasi, pada
gilirannya akan mempengaruhi fungsi tanaman, baik fungsi lindung
maupun fungsi produksi. Seperti diketahui penggunaan lahan di daerah
studi adalah hutan produksi terbatas dan kebun (pertanian). Penurunan
Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 7
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

kesuburan tanah akan mempengaruhi daya dukung lahan terhadap


fungsi pemakaian lahan seperti tersebut di atas, sehingga pada
gilirannya akan mempengaruhi sosial dan ekonomi masyarakat.

6.1.2.4. Flora
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi
akan menimbulkan dampak berupa hilangnya sebagian hutan sekunder
dan lahan pertanian. Penebangan pohon yang diikuti oleh penggalian
tanah akan menimbulkan gangguan terhadap fungsi ekologi hutan, yaitu
sebagai habitat fauna, sumber plasma nutfah, menjaga stabilitas tata
air, mencegah erosi dan pelunak iklim mikro di daerah sekitarnya.
Demikian juga dengan kegiatan pembangunan jalan dan dermaga,
menjadi kesempatan bagi penduduk untuk merambah mengambil kayu
ke hutan alam yang paling dekat akan lebih mudah. Dampak yang akan
ditimbulkan adalah penurunan jumlah tegakan dan penurunan
keanekaragaman jenis dari komunitas hutan. Jenis-jenis pohon yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi akan makin berkurang karena
perambahan hutan oleh sebagian penduduk yang pada akhirnya
menimbulkan perubahan dominasi jenis serta keanekaragaman
tumbuhan. Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak
adalah fauna darat terutama kelompok mamalia karena rusaknya
habitat.
Dampak dapat bersifat kumulatif karena perambahan hutan dapat makin
meluas. Dampak dapat berbalik kalau dilakukan upaya-upaya
pencegahan dan pengawasan yang ketat.

6.1.2.5. Fauna
Pembukaan lahan akan mengurangi jumlah tegakan vegetasi, sehingga
habitat satwa liar berubah, berkurang atau hilang sama sekali.
Kehilangan habitat merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup
satwa liar. Tingkat dampak akan semakin penting bila di lokasi dijumpai
satwa liar yang dilindungi dan bersifat endemik, sehingga kepunahan
fauna langka akan semakin dekat.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 8


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Demikian juga pada kegiatan pembangunan jalan baru dan dermaga,


akan membuka peluang yang lebih terbuka kepada penduduk untuk
merambah hutan lebih jauh yang mengakibatkan habitat fauna liar akan
terganggu, terutama pada jenis fauna yang sensitif terhadap
perjumpaan dengan manusia serta yang mempunyai harga jual tinggi,
seperti kancil (Tragulus javanicus), sambar (Cervus unicolor), kijang
(Muntiacus muntjak) dan trenggiling (Manis javanica).
Disamping itu perburuan liar menjadi lebih sering selama pembangunan
infrastruktur berlangsung.

6.1.2.6. Biota Akuatik


Peningkatan air larian (run off) akibat kegiatan pembukaan dan
pematangan lahan akan membawa partikel ke badan-badan air sehinga
akan terjadi proses pendangkalan. Akibat dari pendangkalan badan air
tersebut akan menggangu kehidupan biota perairan.

6.1.2.7. Konflik Kepentingan dengan Industri Lainnya


Adanya pembangunan jalan dan dermaga di sekitar areal industri
lainnya yang telah memiliki infrastruktur untuk menunjang kegiatan
usahanya akan menimbulkan konflik kepentingan pada lokasi tertentu
dari adanya aktivitas pembangunan jalan angkut dan dermaga
batubara.

6.1.2.8. Peluang Kerja dan Usaha


Dengan adanya kegiatan konstruksi, maka akan terbuka peluang kerja
dan usaha di lokasi sekitarnya. Peluang kerja yang terbuka bukan
hanya untuk bekerja secara langsung perusahaan, namun juga pada
perusahaan penunjang kegiatan yang menjalin kerjasama dengan
perusahaan.
Disamping peluang kerja, berkaitan dengan banyaknya tenaga kerja
baru dan pertambahan penduduk, maka tercipta peluang usaha sebagai
penunjang kegiatan maupun peluang kerja non formal untuk memenuhi
kebutuhan para pekerja.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 9


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Dampak peluang kerja dan usaha ini merupakan dampak positif yang
penting dan perlu dioptimalkan karena akan berkaitan dengan persepsi
masyarakat terhadap kehadiran perusahaan di lokasi mereka.
Bila dikaitkan dengan penggunaan uang ganti rugi dan perubahan pola
subsistensi, berdasarkan informasi dari perusahaan mengenai peluang
usaha yang ada maka dengan uang ganti rugi yang diterima masyarakat
dapat dimanfaatkan untuk membuka usaha yang menunjang kegiatan
kontraktor pembangunan jalan dan dermaga.
Dengan demikian dampak perubahan pola subsistensi tidak akan
berdampak negatif terhadap kesejahteraan, bahkan sebaliknya akan
meningkatkan kesejahteraan dan sekaligus penggunaan uang ganti rugi
dapat dilakukan dengan optimal.
Secara kuantitatif, peluang kerja yang berhasil direbut penduduk lokal
sebenarnya hanya memberikan dampak positif tidak penting. Namun
secara psikologis dan sosiologis, jumlah tenaga kerja lokal yang
terserap tersebut mampu memberikan 'kepuasan' bagi penduduk lokal
meskipun tidak/ kurang sesuai dengan harapan mereka.
Peluang-peluang kerja bagi penduduk lokal, sebenarnya relatif masih
dapat ditingkatkan. Misalnya berbagai pekerjaan kebersihan pada base
camp/ kantor lapangan; kegiatan kegiatan lain yang tidak memerlukan
keahlian khusus. Peluang-peluang kerja dalam bidang itu akan lebih
baik apabila dibarengi dengan pemberian peluang-peluang sebagai
rekanan kerja di lingkungan perusahaan PT. BMP.
Upaya-upaya pembinaan terhadap calon pengusaha lokal perlu
dilakukan. Hal ini karena operasi jalan angkutan batubara di daerah ini
relatif masih lama. Akan tetapi dalam membina dan mengembangkan
calon pengusaha lokal, perlu dicarikan model kemitraan secara
institusional, atinya tidak diberikan pada individu. Tetapi, diupayakan
disalurkan melalui lembaga ekonomi, sosial, atau pun organisasi
kepemudaan/ masyarakat yang ada. Sehingga hubungan dapat
bermanfaat bagi para anggotanya. Melalui lembaga tersebut kerjasama
kemitraan lain dapat dikembangkan, sehingga bantuan yang disalurkan
dapat bermanfaat untuk umum. Program kemitraan ini dalam jangka

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 10


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

panjang akan menciptakan peluang-peluang kerja dan usaha baru


berdasarkan kemampuan sumberdaya lokal. Sehingga kelak saat pasca
kegiatan oeprasi pengangkutan tidak menimbulkan persoalan sosial
ekonomi wilayah, seperti yang sering dialami oleh kegiatan-kegiatan
lain.

6.1.2.9. Perubahan Pola Subsistensi


Perubahan pola subsistensi (perubahan mata pencaharian utama)
merupakan dampak penting dalam kegiatan pembangunan dalam
kaitannya dengan penerimaan tenaga kerja. Masyarakat yang selama
ini menggantungkan hidupnya dengan bertumpu pada pekerjaan
serabutan mengalami perubahan yang signifikan karena adanya
kegiatan pembangunan jalan angkut.
Mengingat mata pencaharian merupakan dasar dari semua parameter
kehidupan (kesehatan, pendidikan, dan sebagainya) yang bermuara
pada kesejahteraan, maka perubahan mata pencaharian perlu dicermati
agar dapat membawa dampak terhadap peningkatan kesejahteraan dan
bukan sebaliknya.
Perusahaan perlu memfasilitasi penyuluhan, pelatihan dan
memprioritaskan kerjasama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah
dalam memenuhi kebutuhan perusahaan.

6.1.2.10. Perubahan Nilai Ekonomi Rumah Tangga


Adanya peluang kerja dan peluang usaha tentunya akan berdampak
positif terhadap peningkatan ekonomi rumah tangga.
Selain itu kegiatan perusahaan yang melibatkan masyarakat sekitar
juga misalnya dalam hal penerimaan tenaga kerja akan menghasilkan
peningkatan ekonomi rumah tangga masyarakat di sekitar lokasi.

6.1.3. Tahap Operasi


6.1.3.1. Iklim Mikro
Meskipun bila dibandingkan dengan rona awalnya, kemajuan-kemajuan
dari hasil revegetasi tidak akan menyamai rona awal, namun sedikit
banyak kegiatan pemeliharaan jalan dan dermaga serta revegetasi akan

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 11


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

memberikan dampak yang positif. Diharapkan dengan adanya kegiatan


pemeliharaan jalan dan dermaga serta revegetasi (penanaman pohon) ini
dapat memperbaiki keadaan iklim mikro di wilayah studi.

6.1.3.2. Hidrologi (Run Off)


Terjadinya dampak terhadap kualitas air akibat kegiatan pemeliharaan
jalan dan dermaga merupakan dampak lanjutan/ sekunder dari dampak
erosi tanah dan hidrologi. Dengan dilakukannya penanaman kembali
(revegetasi), maka tanah yang terbawa oleh aliran air permukaan akan
menjadi sedikit. Dengan demikian nilai padatan tersuspensi dan
kekeruhan juga akan menurun.

6.1.3.3. Biota Akuatik


Terjadinya dampak terhadap kualitas air akibat kegiatan pemeliharaan
jalan dan dermaga merupakan dampak lanjutan/ sekunder dari dampak
erosi tanah dan hidrologi. Dengan dilakukannya penanaman kembali
(revegetasi), maka tanah yang terbawa oleh aliran air permukaan akan
menjadi sedikit. Dengan demikian nilai padatan tersuspensi dan
kekeruhan juga akan menurun. Dengan adanya perbaikan kualitas air
sungai tersebut, maka biota air yaitu plankton dan benthos (termasuk
sedimennya) diharapkan akan mendekati seperti kondisi semula sebelum
adanya kegiatan. Demikian pula kondisi air sungai di bagian hilir yang
dimanfaatkan oleh penduduk diharapkan tidak terganggu lagi.

6.1.3.4. Konflik Kepentingan dengan Industri Lainnya


Pengoperasian jalan angkut dan dermaga batubara akan meningkatkan
konflik kepentingan penggunaan ruas jalan pada daerah persilangannya
dan jalur angkutan sungai.

6.1.3.5. Peluang Kerja dan Usaha


Dengan berakhirnya tahap konstruksi pembangunan jalan, maka akan
terjadi pemutusan hubungan kerja.
Peluang-peluang kerja bagi penduduk lokal, sebenarnya relatif masih
dapat ditingkatkan. Misalnya berbagai pekerjaan pemeliharaan jalan dan

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 12


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

kegiatan lain yang tidak memerlukan keahlian khusus. Peluang-peluang


kerja dalam bidang itu akan lebih baik apabila dibarengi dengan
pemberian peluang-peluang sebagai rekanan kerja di lingkungan
perusahaan PT. BMP.
Dengan adanya kegiatan operasional dermaga, maka akan terbuka
peluang kerja dan usaha di lokasi sekitarnya. Peluang kerja yang terbuka
bukan hanya untuk bekerja secara langsung perusahaan, namun juga
pada perusahaan penunjang kegiatan yang menjalin kerjasama dengan
perusahaan.
Disamping peluang kerja, berkaitan dengan banyaknya tenaga kerja baru
dan pertambahan penduduk, maka tercipta peluang usaha sebagai
penunjang kegiatan maupun peluang kerja non formal untuk memenuhi
kebutuhan para pekerja.
Dampak peluang kerja dan usaha ini merupakan dampak positif yang
penting dan perlu dioptimalkan karena akan berkaitan dengan persepsi
masyarakat terhadap kehadiran perusahaan di lokasi mereka.
Secara kuantitatif, peluang kerja yang berhasil direbut penduduk lokal
sebenarnya hanya memberikan dampak positif tidak penting. Namun
secara psikologis dan sosiologis, jumlah tenaga kerja lokal yang terserap
tersebut mampu memberikan 'kepuasan' bagi penduduk lokal meskipun
tidak/ kurang sesuai dengan harapan mereka.
Peluang-peluang kerja bagi penduduk lokal, sebenarnya relatif masih
dapat ditingkatkan. Misalnya berbagai pekerjaan kebersihan pada areal
dermaga; kegiatan lain yang tidak memerlukan keahlian khusus.
Peluang-peluang kerja dalam bidang itu akan lebih baik apabila dibarengi
dengan pemberian peluang-peluang sebagai rekanan kerja di lingkungan
perusahaan PT. BMP.
Upaya-upaya pembinaan terhadap calon pengusaha lokal perlu
dilakukan. Hal ini karena operasi dermaga batubara di daerah ini relatif
masih lama. Akan tetapi dalam membina dan mengembangkan calon
pengusaha lokal, perlu dicarikan model kemitraan secara institusional,
atinya tidak diberikan pada individu. Tetapi, diupayakan disalurkan
melalui lembaga ekonomi, sosial, atau pun organisasi kepemudaan/

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 13


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

masyarakat yang ada. Sehingga hubungan dapat bermanfaat bagi para


anggotanya. Melalui lembaga tersebut kerjasama kemitraan lain dapat
dikembangkan, sehingga bantuan yang disalurkan dapat bermanfaat
untuk umum. Program kemitraan ini dalam jangka panjang akan
menciptakan peluang-peluang kerja dan usaha baru berdasarkan
kemampuan sumberdaya lokal. Sehingga kelak saat pasca kegiatan
operasi pengangkutan tidak menimbulkan persoalan sosial ekonomi
wilayah, seperti yang sering dialami oleh kegiatan-kegiatan lain.

6.1.3.6. Perubahan Pola Subsistensi


Perubahan pola subsistensi (perubahan mata pencaharian utama)
merupakan dampak penting pada kegiatan operasional dermaga dalam
kaitannya dengan penerimaan tenaga kerja. Masyarakat yang selama ini
menggantungkan hidupnya dengan bertumpu pada pekerjaan serabutan
mengalami perubahan yang signifikan karena adanya kegiatan
operasional dermaga.
Mengingat mata pencaharian merupakan dasar dari semua parameter
kehidupan (kesehatan, pendidikan, dan sebagainya) yang bermuara
pada kesejahteraan, maka perubahan mata pencaharian perlu dicermati
agar dapat membawa dampak terhadap peningkatan kesejahteraan dan
bukan sebaliknya.
Perusahaan perlu memfasilitasi penyuluhan, pelatihan dan
memprioritaskan kerjasama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah
dalam memenuhi kebutuhan perusahaan.

6.1.3.7. Perubahan Nilai Ekonomi Rumah Tangga


Setelah selesai tahap konstruksi pembangunan jalan angkut akan ada
kegiatan pengurangan pegawai (PHK). Kegiatan PHK akan menimbulkan
keresahan sosial di kalangan masyarakat terutama bagi mereka yang
bekerja pada tahap konstruksi ini, karena penghasilannya berkurang
sehingga tingkat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota
keluarga menjadi berkurang. Selain itu aktivitas kegiatan ekonomi
anggota masyarakat di lokasi kegiatan juga akan berkurang, karena
anggota masyarakat yang selama ini melayani kebutuhan para pekerja
Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 14
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

akan kehilangan konsumennya, sehingga tingkat pendapatannya juga


berkurang.
Pada kegiatan operasional dermaga akan dilaksanakan kegiatan
penerimaan tenaga kerja. Adanya peluang kerja dan peluang usaha
tentunya akan berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi rumah
tangga.
Selain itu kegiatan perusahaan yang melibatkan masyarakat sekitar juga
misalnya dalam kegiatan operasional dermaga dan sebagainya akan
menghasilkan peningkatan ekonomi rumah tangga masyarakat di sekitar
lokasi.

6.1.3.8. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat


Akibat pelaksanaan PHK setelah tahap konstruksi jalan, secara
kuantitatif jumlah mereka yang kehilangan kerja relatif kecil dan
berlangsung secara linier. Akan tetapi, secara kualitatif PHK ini sangat
berarti yang dapat mengakibatkan berkurangnya pendapatan masyarakat
dan dikhawatirkan akan terganggunya keamanan dan ketertiban
masyarakat.

6.1.4. Tahap Pasca Operasi


6.1.4.1. Peluang Kerja dan Usaha
Dengan berakhirnya tahap operasional jalan angkut dan dermaga
batubara, maka akan terjadi pemutusan hubungan kerja.
Peluang-peluang kerja bagi penduduk lokal, sebenarnya relatif masih
dapat ditingkatkan. Misalnya pada pekerjaan pengelolaan fasilitas dan
infrastruktur dermaga dan kegiatan lain yang tidak memerlukan keahlian
khusus. Peluang-peluang kerja dalam bidang itu akan lebih baik apabila
dibarengi dengan pemberian peluang-peluang sebagai rekanan kerja di
lingkungan perusahaan PT. BMP.

6.1.4.2. Perubahan Pola Subsistensi


Dalam kurun waktu akan datang, kegiatan pemutusan hubungan kerja
pada saat kondisi struktural lokal tidak menguntungkan, merupakan
suatu beban sosial ekonomi yang cukup berat bagi pekerja kontrak.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 15


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Jika dilihat dari kondisi perekonomian lokal dan regional, pemutusan


hubungan kerja (PHK) dapat diartikan penting, khususnya bagi rumah
tangga yang bersangkutan. Selain itu, melihat sistem pengikatan kerja
mereka pada umumnya tenaga kerja kontrak dan harian, maka PHK
akan sangat berarti bagi para pekerja.

6.1.4.3. Perubahan Nilai Ekonomi Rumah Tangga


Kegiatan PHK akan menimbulkan keresahan sosial di kalangan
masyarakat terutama bagi mereka yang bekerja pada tahap operasional
jalan angkut dan dermaga batubara, karena penghasilannya berkurang
sehingga tingkat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota
keluarga menjadi berkurang. Selain itu aktivitas kegiatan ekonomi
anggota masyarakat di lokasi kegiatan juga akan berkurang, karena
anggota masyarakat yang selama ini melayani kebutuhan para pekerja
akan kehilangan konsumennya, sehingga tingkat pendapatannya juga
berkurang.

6.1.4.4. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat


Akibat pelaksanaan PHK, secara kuantitatif jumlah mereka yang
kehilangan kerja relatif kecil dan berlangsung secara linier. Akan tetapi,
secara kualitatif PHK ini sangat berarti yang dapat mengakibatkan
berkurangnya pendapatan masyarakat dan dikhawatirkan akan
terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat.

6.1.4.5. Pendapatan Negara dan Pemerintah Kabupaten


Dengan telah berakhirnya umur tambang PT. BMP, maka jalan angkut
dan dermaga batubara beserta fasilitas pendukungnya akan diserahkan
kembali kepada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Jalan angkut
dan dermaga tersebut dapat digunakan sebagai fasilitas umum guna
kelancaran perekonomian masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi
studi. Selain itu juga dapat menambah pendapatan pemerintah dari
sektor retribusi angkutan jalan dan sungai.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 16


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

6.2. PEMILIHAN ALTERNATIF TERBAIK


Kajian AMDAL ini merupakan tindak lanjut dari studi terdahulu (studi
kelayakan) mengenai perencanaan jalur pengangkutan dan prasarana
pendukungnya. Dari kajian studi kelayakan tersebut telah disimpulkan atau
direkomendasikan jalur pengangkutan, design teknis, peralatan serta lokasi
yang akan digunakan.

6.2.1. Dasar Pemikiran


Dari hasil studi kelayakan dapat disimpulkan bahwa hanya daerah
perlintasan Jalan Lintas Timur Sumatera saja yang mempunyai alternatif
opsi perlintasan (Tabel VI.2).

TABEL VI.2
ALTERNATIF PERLINTASAN JALAN LINTAS SUMATERA
ALTERNATIF I ALTERNATIF II
NO ASPEK YANG DITINJAU
(JEMBATAN) (TEROWONGAN)
1 KONDISI LAPANGAN
a Aspek Kontur (Jalintim di Mendaki bukit Menembus bukit
punggung bukit)
b Aspek Lahan Slope longitudinal lebih Slope longitudinal lebih
curam landai
c Aspek Geoteknik Mayoritas timbunan Mayoritas galian

2 DESAIN
a Struktur Atas Struktur jembatan beton Struktur box beton
prategang
b Pondasi - Abutmen beton Tiang pancang relatif lebih
- Tiang pancang pendek
c Aspek Penirisan Sesuai longitudinal slope ke Sesuai longitudinal slope ke
arah Timur dan Barat arah Barat Utara

3 KONSTRUKSI
a Pengaturan Lalulintas Tidak perlu pengalihan Pengalihan jalan sementara
b Metoda Pelaksanaan Mengurangi pekerjaan di Dikerjakan di tempat
tempat
c Waktu Pelaksanaan Relatif lebih cepat Relatif lebih lama

4 OPERASIONAL DAN
PEMELIHARAAN
a Operasional Perlu sistem pengaman pada - Lebih aman untuk truk
jembatan batubara
- Tidak ada kemungkinan
truk jatuh dari jembatan
b Pemeliharaan Sederhana Sederhana

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 17


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Lanjutan Tabel VI.2


ALTERNATIF I ALTERNATIF II
NO ASPEK YANG DITINJAU
(JEMBATAN) (TEROWONGAN)
5 BIAYA
a Biaya Konstruksi - Pekerjaan struktur lebih - Pekerjaan struktur lebih
murah mahal
- Pekerjaan tanah relatif - Pekerjaan tanah relatif
lebih mahal lebih murah
b Biaya Pemeliharaan Murah Murah

6 PIPA MINYAK DAN GAS


a Desain Relatif tidak mengganggu Dibutuhkan struktur
kondisi pipa yang ada pendukung pipa
b Keamanan Saat Konstruksi Relatif lebih aman Dibutuhkan sistem
pengamanan untuk pipa
c Keamanan Saat Operasional Relatif aman Relatif aman

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka alternatif II (pembangunan


terowongan) lebih baik dari segi lingkungan.

6.2.2. Prosedur yang Digunakan


6.2.2.1. Aspek Kondisi Lapangan
Berdasarkan penelitian kondisi lapangan, maka opsi perlintasan (baik
alternatif pertama maupun alternatif kedua) dipilih dengan lereng yang
lebih landai.

6.2.2.2. Aspek Desain


Berdasarkan kajian desain, maka opsi perlintasan (baik alternatif pertama
maupun alternatif kedua) dipilih dengan tiang pancang yang lebih
pendek.

6.2.2.3. Aspek Konstruksi


Berdasarkan kegiatan konstruksi, maka opsi perlintasan (baik alternatif
pertama maupun alternatif kedua) dipilih yang tidak mengganggu lalu
lintas dan waktu pelaksanaan yang lebih cepat.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 18


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

6.2.2.4. Aspek Operasional dan Pemeliharaan


Dari aspek operasional dan pemeliharaan, maka opsi perlintasan (baik
alternatif pertama maupun alternatif kedua) dipilih untuk operasional yang
lebih aman dan pemeliharaan yang sederhana.

6.2.2.5. Aspek Biaya


Berdasarkan perhitungan biaya pekerjaan, maka opsi perlintasan (baik
alternatif pertama maupun alternatif kedua) dipilih dengan biaya
konstruksi dan biaya pemeliharaan yang lebih murah.

6.2.2.6. Aspek Pipa Minyak dan Gas


Berdasarkan penelitian kondisi lapangan, maka opsi perlintasan (baik
alternatif pertama maupun alternatif kedua) dipilih desain yang tidak
mengganggu pipa migas serta keamanan operasional yang aman.

6.2.3. Alternatif yang Dipilih


Berdasarkan uraian pada dasar pemikiran dan serta prosedur yang akan
dipilih, maka opsi perlintasan dipilih alternatif II (pembangunan
terowongan).

6.3. TELAAHAN SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN


Dalam alternatif pengelolaan dampak penting untuk kegiatan
pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara yang direncanakan akan
menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu :
(1) Pendekatan Teknologi
(2) Pendekatan Sosial Ekonomi
(3) Pendekatan Institusional

Pendekatan teknologi diterapkan untuk mengurangi dampak


komponen lingkungan fisik-kimia dan komponen biologi, sedangkan
komponen sosial ekonomi dan budaya ditanggulangi dengan pendekatan
sosial ekonomi. Pendekatan institusional dilakukan bekerjasama dengan
dinas/ badan/ instansi, perguruan tinggi dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan dalam rangka mengurangi dampak lingkungan yang

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 19


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

ditimbulkan kegiatan pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara


PT. BMP, baik untuk komponen lingkungan fisik-kimia, biologi maupun sosial
ekonomi dan budaya.

6.3.1. Pendekatan Teknologi


6.3.1.1. Sumber Dampak
Penanganan dampak dengan pendekatan teknologi dilakukan agar
dampak-dampak negatif yang ada menjadi berkurang. Penanganan
dampak secara teknologi dilakukan terutama terhadap teknologi yang
dipakai dalam kegiatan pembangunan jalan angkut dan dermaga
batubara yang dapat menimbulkan dampak penting.
Pendekatan teknologi dilakukan mulai dari tahap perencanaan
pembangunan dengan menerapkan perencanaan pembangunan yang
terintegrasi dengan rencana pemeliharaan lingkungan (reklamasi).

6.3.1.2. Pendekatan Teknologi yang Diterapkan


Penanganan teknologi terhadap komponen lingkungan yang terkena
dampak, adalah sebagai berikut :
1. Fisika-kimia
a. Dampak kegiatan berupa peningkatan kadar debu
Kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap komponen
lingkungan kualitas udara (debu) adalah pembangunan jalan,
pembangunan dermaga dan fasilitas pendukungnya,
pengoperasian jalan serta bongkar muat dan pengapalan
batubara.
Peningkatan kadar debu terjadi karena pemindahan material
(batubara) dari aktivitas pemuatan dari excavator ke dump truck,
sepanjang jalan yang dilalui dump truck, penumpahan muatan
oleh dump truck, serta hembusan angin di lokasi dermaga.
Untuk mengurangi dampak debu tersebut perlu dilakukan
penanganan melalui pendekatan teknologi sebagai berikut :
- Pembukaan lahan secara bertahap sesuai kebutuhan agar
luasan yang terbuka tidak terlalu luas, hal ini dimaksudkan
untuk meminimalisir dampak hembusan angin karena
Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 20
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

kecepatan akan lebih tinggi pada lokasi terbuka dibandingkan


dengan lokasi yang ditumbuhi tanaman.
- Mempertahankan green barier di sekitar lokasi dermaga, hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi debu yang terhembus angin
agar tidak sampai ke lokasi pemukiman.
- Penyiraman air dan atau polymer tertentu untuk pengikat
material halus di lokasi-lokasi sumber debu, misalnya di lokasi
penumpahan material dari dump truck dan lokasi penumpahan
belt conveyor ke stockpile dan ke tongkang.
- Penyiraman air secara berkala sepanjang jalur pengangkutan
batubara.
- Mempertahankan green barier di sepanjang jalur
pengangkutan batubara.
- Membatasi kecepatan maksimum kendaraan pengangkutan
yang beroperasi.
- Pemeliharaan dan perawatan peralatan secara berkala untuk
mengurangi dampak emisi gas yang juga akan dapat
menurunkan kualitas udara.

b. Dampak kegiatan berupa peningkatan kebisingan


Pada prinsipnya peningkatan kebisingan merupakan dampak yang
ditimbulkan karena beroperasinya peralatan mekanis.
Untuk mengurangi dampak kebisingan yang ditimbulkan,
beberapa pendekatan teknologi yang diterapkan adalah :
- Mempertahankan green barier di sekitar lokasi jalan angkut
dan dermaga.
- Pembuatan bangunan untuk sumber bising tidak bergerak
(mesin-mesin pengolahan, generator, pompa) agar dapat
meredam tingkat kebisingan.
- Membatasi kecepatan maksimum kendaraan yang beroperasi
- Pemeliharan dan perawatan mesin dan peralatan secara
berkala.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 21


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

c. Dampak kegiatan berupa peningkatan air larian (run off)


Dampak peningkatan air larian terjadi karena adanya lahan yang
terbuka sehingga meningkatkan koefisien run off yang pada
akhirnya akan meningkatkan air larian.
Untuk meminimalkan dampak peningkatan air larian tersebut,
beberapa pendekatan teknologi yang diterapkan adalah :
- Mempertahankan green barier di sekitar lokasi jalan angkut
dan dermaga batubara.
- Reklamasi dan revegetasi langsung dilakukan pada lokasi
yang terbuka.

d. Dampak kegiatan berupa penurunan kesuburan tanah


Dampak negatif berupa penurunan kesuburan tanah terjadi karena
lokasi yang tadinya berupa lahan yang tertutup tanaman diubah
menjadi lokasi terbuka dan kegiatan pembersihan lahan yang
menghilangkan unsur hara dari lokasi tersebut. Untuk
meminimalisir dampak penurunan kesuburan tanah, dilakukan
pendekatan teknologi sebagai berikut :
- Mempertahankan green barier di sekitar lokasi jalan angkut
dan dermaga batubara.
- Revegetasi lahan pada ruang terbuka yang tidak ada fasilitas
pengangkutan batubara.

2. Biologi
a. Dampak kegiatan berupa gangguan terhadap flora
Gangguan terhadap flora terjadi karena pembukaan dan
pematangan lahan, dimana lahan yang semula banyak ditumbuhi
flora berubah menjadi lokasi yang terbuka. Hal ini menghilangkan
sama sekali flora di lokasi tersebut. Untuk meminimalkan dampak
tersebut, dilakukan pendekatan teknologi sebagai berikut :
- Mempertahankan green barier di sekitar lokasi jalan angkut
dan dermaga batubara.
- Revegetasi lahan pada ruang terbuka yang tidak ada fasilitas
pengangkutan batubara. Revegetasi dilakukan dengan jenis
Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 22
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

tumbuhan setempat atau yang memiliki arti ekonomis yang


sesuai dengan lokasi setempat. Dengan demikian gangguan
terhadap flora relatif konstan selama masa pengangkutan
batubara (bukan semakin lama semakin membesar), dan pada
akhir kegiatan pengangkutan kondisi flora dapat dipulihkan.

b. Dampak kegiatan berupa gangguan terhadap fauna


Gangguan terhadap fauna pada dasarnya merupakan dampak
turunan dari gangguan terhada flora. Bila flora yang merupakan
habitat dari fauna tersebut mengalami gangguan maka otomatis
akan berdampak pada fauna yang hidup di lokasi tersebut. Oleh
karena itu pendekatan teknologi yang diterapkan untuk
meminimalkan gangguan terhadap fauna adalah dengan
meminimalkan gangguan terhadap flora sebagaimana diuraikan di
atas. Dengan pulihnya kembali habitatnya, maka pada akhir
kegiatan pengangkutan gangguan terhadap fauna dapat
dipulihkan.

c. Dampak negatif berupa gangguan terhadap biota akuatik


Dampak terhadap biota perairan merupakan dampak turunan dari
dampak penurunan kualitas air sungai. Bila terjadi penurunan
kualitas air sungai, maka biota perairan yang hidup di sungai
tersebut juga akan mengalami gangguan. Atas pertimbangan
tersebut, pendekatan teknologi yang diterapkan untuk
meminimalisir dampak terhadap biota perairan adalah sama
dengan pendekatan teknogi yang diterapkan untuk meminimalisir
dampak terhadap penurunan kualitas air.

6.3.2. Pendekatan Sosial Ekonomi


Penerapan pendekatan sosial ekonomi lebih ditujukan pada penanganan
dampak negatif yang dirasakan masyarakat (komponen lingkungan sosial
ekonomi dan budaya) yang disebabkan pembangunan jalan angkut dan
dermaga batubara PT. BMP. Penanganan dampak ditujukan terutama pada
desa-desa yang terkena dampak dan berada dalam wilayah penyebaran

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 23


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

dampak seperti Desa Suka Damai, Desa Sumber Rezeki, Desa Srigunung
dan Kelurahan Sungai Lilin.
Pendekatan sosial ekonomi yang dapat dilakukan antara lain :
1. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang peranan perusahaan
dalam kegiatan pengangkutan batubara dalam rangka menunjang
program pembangunan yang berwawasan lingkungan.
2. Mensosialisasikan lokasi-lokasi yang akan digunakan dalam kegiatan
pengangkutan batubara PT. BMP untuk menghindari disinformasi dan
keresahan masyarakat.
3. Bekerjasama dengan dinas/ instansi terkait memberikan penyuluhan,
bimbingan, dan bantuan untuk kepengurusan status tanah agar tidak
menimbulkan konflik saat pembebasan lahan.
4. Bekerjasama dengan dinas/ instansi terkait dan lembaga lainnya untuk
memberikan bimbingan dan penyuluhan dalam rangka pemanfaatan
dana ganti rugi secara produktif.
5. Dalam hal pembebasan lahan akan dilaksanakan dengan pendekatan
langsung antara PT. BMP dengan masyarakat, namun tetap
berkoordinasi dengan Pihak Pemerintah Daerah (dinas/ instansi terkait,
aparat kecamatan, aparat desa).
6. Mengikutsertakan masyarakat dalam program revegetasi dan
penghijauan di daerah sekitar PT. BMP dengan melakukan kerjasama
pengadaan bibit dan pupuk kandang dalam sistem agrosilvopastura.
7. Dalam penerimaan tenaga kerja, yang diutamakan adalah masyarakat
sekitar lokasi kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi, serta
dilanjutkan dengan pemberian pelatihan kerja (on the job training).
8. Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk lebih
memajukan pembangunan khususnya di daerah Kabupaten Musi
Banyuasin agar perekonomian masyarakat sekitar lokasi kegiatan
dapat lebih ditingkatkan dalam bentuk bimbingan usaha mikro, kecil
dan menengah serta koperasi yang ada di masyarakat.
9. Memprioritaskan masyarakat daerah-daerah terdekat dengan lokasi
sebagai sasaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (bantuan

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 24


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

pendidikan, prasarana umum, bantuan usaha mikro, kecil dan


menengah serta koperasi).
10. Memprioritaskan mitra kerja lokal dalam hal pemenuhan kebutuhan
perusahaan (kebutuhan sehari-hari karyawan dan sebagainya).

6.3.3. Pendekatan Institusional


Sebagai langkah awal dalam pemeliharaan lingkungan, pemrakarsa
menempatkan seorang kepala biro (Biro K3 dan LH) yang menangani dan
bertanggung jawab atas masalah lingkungan yang berkaitan dengan
kegiatan pengangkutan batubara PT. BMP.
Pendekatan institusional dilakukan dengan menggalang kerjasama antara
perusahaan dengan lembaga-lembaga lain yang memberikan perhatian
pada lingkungan hidup (seperti : dinas/ instansi terkait, BLH, Perguruan
Tinggi, Konsultan Lingkungan) guna meminimalisir dampak lingkungan
yang mungkin terjadi.
Kerjasama tersebut juga dapat dilakukan dalam revegetasi, pemilihan jenis
yang sesuai dengan program penghijauan, monitoring dan evaluasi
dampak lingkungan, audit lingkungan dan studi-studi mengenai lingkungan
lainnya yang dibutuhkan.

6.3.4. Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan


Arahan rencana pengelolaan lingkungan ini masih bersifat umum, karena
akan menjadi dasar dalam penyusunan Dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan. Pengelolaan lingkungan ditujukan terhadap upaya
pengelolaan dampak negatif (-) penting dan dampak positif (+) penting yang
bersifat primer atau non primer, akibat kegiatan pembangunan jalan angkut
dan dermaga batubara. Dalam studi ANDAL kegiatan pembangunan jalan
angkut dan dermaga batubara PT. BMP aspek arahan rencana
pengelolaan adalah sebagai berikut :

6.3.4.1. Sumber Dampak


Kegiatan pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara PT. BMP
yang diduga menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup di
sekitarnya adalah :

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 25


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

1. Tahap pra konstruksi


Kegiatan yang termasuk dalam tahap pra konstruksi adalah kegiatan
pengurusan izin, sosialisasi dan pembebasan lahan.

2. Tahap konstruksi
Pada tahap konstruksi, kegiatan yang dilakukan adalah penerimaan
tenaga kerja, mobilisasi peralatan dan material, pembangunan base
camp/ kantor lapangan, pembukaan dan pematangan lahan,
pembangunan jalan, serta pembangunan dermaga dan fasilitas
pendukung.

3. Tahap operasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap operasi adalah pemutusan
hubungan kerja, penerimaan tenaga kerja, pengoperasian jalan,
bongkar muat dan pengapalan batubara serta pemeliharaan jalan dan
dermaga.

4. Tahap pasca operasi


Tahap pasca operasi meliputi kegiatan pemutusan hubungan kerja
sert pengelolaan fasilitas dan infrastruktur dermaga.

6.3.4.2. Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Penting


1. Komponen fisik-kimia
Komponen lingkungan fisik-kimia yang terkena dampak penting dari
kegiatan pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara PT. BMP
adalah iklim mikro, kualitas udara, kebisingan, hidrologi (run off),
topografi dan morfologi (bentuk lahan), serta kesuburan tanah.

2. Komponen biologi
Komponen lingkungan biologi yang terkena dampak penting dari
kegiatan pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara PT. BMP
adalah flora, fauna dan biota akuatik.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 26


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

3. Komponen sosial ekonomi dan budaya


Kegiatan pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara PT. BMP
akan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap komponen
sosial ekonomi dan budaya, yaitu konflik kepentingan dengan industri
lainnya, konflik status lahan, konflik dengan proyek, penggunaan
uang ganti rugi, peluang kerja dan usaha, perubahan pola
subsistensi, perubahan nilai ekonomi rumah tangga, ketergantungan
sosial, kamtibmas, gangguan kesehatan masyarakat, serta
pendapatan negara dan pemerintah kabupaten.

Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan merupakan


usaha-usaha yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi
atau mencegah dampak negatif dan meningkatkan dampak positif.

6.3.5. Arahan Rencana Pemantauan Lingkungan


Arahan rencana pemantauan lingkungan ini dibuat secara umum sebagai
pedoman dalam penyusunan dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL). Rencana pemantauan lingkungan ini bertujuan untuk memantau
pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan yang sudah dilakukan.
Seandainya dalam hasil pemantauan ternyata dampak negatif yang ada
masih belum diatasi, maka diperlukan perbaikan teknologi yang lebih baik
dan perlu peninjauan kembali rencana pengelolaan lingkungannya.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemantauan kegiatan
pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara PT. BMP antara lain :
1. Kegiatan pembangunan yang menjadi sumber dampak;
2. Komponen lingkungan yang terkena dampak penting yang harus
dipantau;
3. Metode dan alat yang digunakan dalam pemantauan;
4. Lokasi pemantauan;
5. Waktu pemantauan termasuk kapan pelaksanaan pemantauan dan
frekuensi pemantauannya;
6. Institusi atau lembaga yang melakukan pemantauan termasuk di
dalamnya instansi pelaksana dan pengawas pelaksanaan pemantauan.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 27


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

6.4. REKOMENDASI PENILAIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN


Berdasarkan hasil evaluasi dampak serta arahan pengelolaan
lingkungan dan pemantauan lingkungan hidup yang telah dibahas
sebelumnya, maka rencana usaha dan atau/ kegiatan pembangunan jalan
angkut dan dermaga batubara PT. BMP atas pertimbangan lingkungan layak
dilakukan.

Bab VI. Evaluasi Dampak Penting VI - 28

Anda mungkin juga menyukai