Anda di halaman 1dari 113

PERENCANAAN DAN

PEMROGRAMAN JEMBATAN
Outline
• Pendahuluan
• Database Jembatan Nasional
• Pemeriksaan Jembatan
• Inventarisasi
• Rutin
• Detail
• Khusus
• Penutup
ALUR PENYAMPAIAN DATA JEMBATAN
P2JN BALAI JBT PJJ

1. Melaksanakan survei 1. Melakukan 1. Melakukan 1. Melakukan


jembatan : pengumpulan data pengumpulan data pengumpulan data
• Detail (1x setahun) SMD dari masing- SMD dari masing- SMD dari Direktorat
• Inventarisasi (jika masing P2JN, masing BALAI Jembatan untuk
ada penggantian selanjutnya digabung selanjutnya digabung / diimport
/pelebaran) / dimport ke database digabung/diimport ke ke database BMS
• Rutin (1x setahun) BMS BALAI database BMS Nasional
1. Melaksanakan 2. Validasi / verifikasi Direktorat Jembatan 2. Validasi / verifikasi
verifikasi data hasil data SMD BMS 2. Validasi / verifikasi data SMD BMS
survei lapangan 3. Melakukan proses data SMD BMS 3. Melakukan proses
2. Data hasil survei pengolahan data 3. Mengirimkan data pengolahan data
lapangan di input ke BMS berdasarkan SMD BMS ke BMS secara nasional
aplikasi SMD wilayah BALAI Direktorat 4. Mendistribusikan
3. Validasi / verifikasi 4. Mengirimkan data Pengembangan hasil running BMS ke
data hasil inputing SMD BMS yang telah Jaringan Jalan BALAI, Direktorat
4. Mengirimkan data divalidasi / verifikasi Jembatan, BALAI,
SMD ke BALAI ke Direktorat dan P2JN
Jembatan

Desember
SETAHUN Awal Maret – Akhir Agustus September - Oktober November
(Minggu ke-4)
PENDAHULUAN
Tujuan Rencana dan Program

• Mengidentifikasi jembatan-jembatan yang tidak memenuhi


standar baik kondisi, lalu lintas, maupun kapasitas beban
• Menentukan strategi penanganan jangka panjang yang
dapat menghasilkan nilai ekonomi yang terbaik untuk
pemilik, pemakai dan kebijaksanaan pembangunan
• Menjamin bahwa semua penanganan dapat terpantau
dan database jembatan selalu dalam keadaan mutakhir
Perencanaan
• Mengkaji ulang dan menetapkan kerangka
kebijakan
• Memeriksa dan memperbaharui data jembatan
• Mengimpor data jalan terakhir dari IRMS
• Menentukan tahun acuan
• Menjalankan skrining teknis dan evaluasi ekonomi
• Menyiapkan program indikatif tahunan dan lima
tahunan (termasuk menentukan anggaran)
Pemrograman
• Menyiapkan alternatif penanganan untuk setiap
jembatan yang akan diprogramkan
• Mengevaluasi strategi penanganan
• Mengkonfirmasi penanganan untuk setiap
jembatan
• Mengarahkan pekerjaan jembatan untuk
dimasukkan dalam program akhir
• Mengalokasikan sumber dana
• Mengkaji ulang program sesuai dengan
ketersediaan dana/ keterbatasan anggaran
Pengumpulan
Data
Kebijakan

Pemeriksaan
Inventarisasi Database Kapasitas
Rutin, Jembatan beban Jalan
Detail Kondisi

Tindakan darurat Skrining


teknis

Strategi Sistem
Pemeriksaan Khusus Rencana dan
Penanganan
Program
Jembatan
Evaluasi
ekonomi secara umum

Pendanaan

Penggantian Rehabilitasi / Pemeliharaan


Baru Perkuatan rutin/Berkala
Arahan
• Optimalkan penggunaan baja produk dalam negeri
• Daerah dengan aksesibilitas transportasi terbatas & lalu lintas
rendah
• Daerah yang sulit mendapatkan mutu beton yang baik & sesuai
spesifikasi
• Jembatan khusus/bentang panjang dengan pelengkung baja
• Dokumen lelang/kontrak wajib menggunakan produk baja dalam
negeri
• Jembatan khusus dan terowongan
• Konstruksi tahun 2016: harus mendapatkan persetujuan
pelaksanaan konstruksi dari Menteri PUPR
• Konstruksi tahun 2017: harus mendapatkan persetujuan
pelaksanaan konstruksi sebelum dialokasikan dalam DIPA
Prioritas Rehabiltasi Jembatan
A. Preservasi Jembatan
1. Semua jembatan harus ditangani preservasi, minimal pemeliharaan rutin;
2. Prioritas Rehabilitasi.
a. Jembatan CH
1.Keruntuhan jembatan pada bangunan atas umumnya pada jembatan CH (5 di
Sumatera dan 3 di Jawa), terakhir Way Lempuyang di Lampung tahun 2014,
sehingga perlu perhatian khusus dengan penanganan sebagai berikut:
• Pengantian/Duplikasi jembatan CH (186 jembatan), prioritaskan segera yang
masih menggunakan BM 70 (109 jembatan);
• CH BM 70 yang telah diduplikasi tapi masih dipergunakan segera diperkuat;
• Sambil menunggu duplikasi dilakukan rehabilitasi / perkuatan jembatan;
• Pemeliharaan rutin dan pemasangan rambu;
2. Aturan penanganan :
a) SE Dirjen BM No. 01/SE/DB/2005 tanggal 3 Juni 2005 perihal Pengamanan Konstruksi
Jembatan Rangka Baja Tipe Callender Hamilton (Pemeriksaan dan standar rambu-rambu).
b) Surat Dirjen BM No. UM.0103-Db/357 tanggal 24 Maret 2006 perihal PengamananKonstruksi
Jembatan Rangka Baja Tipe Callender Hamilton (Survey kelayakan dan pemasangan rambu-
rambu).
c) Surat Dirjen BM No. UM.0103-Db/693 tanggal 13 Juni 2006 perihal Penanganan Perkuatan
Jembatan Tipe Callender Hamilton.
d) Surat Dirjen BM No. UM.0103-Db/228 tanggal 23 Maret 2007 perihal Pelaksanaan
Penanganan Perkuatan Jembatan Tipe Callender Hamilton.
e) Pedoman No. 013/BM/2008 tentang Penanganan dan Pemeliharaan Jembatan Callender
Hamilton (CH).
f) Permen PU No 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-
Bagian Jalan
B. DAS Sekitar/mempengaruhi Jembatan
1) Keruntuhan jembatan umumnya terjadi pada pondasi akibat perubahan morfologi
sungai berupa scouring, sehingga perlu perhatian pada kondisi DAS dan pondasi
sehingga perlu penanganan segera berupa proteksi sekitar pondasi dan
penanganan aliran sungai (rip rap dan river training).

C. Lantai Jembatan
1) Banyak terjadi kegagalan layanan/fungsi jembatan berupa kerusakan lantai,
expansion joint dan oprit yang mengakibatkan berkurangnya kecepatan dan
kenyamanan serta keselamatan pengendara sehingga perlu penanganan segera
berupa grouting, perkuatan dan penggantian lantai dan expansion joint serta
penanganan aspal.
2) Perbaikan lantai mengacu pada “Petunjuk Teknis No.020/BM/2009 tentang
Rehabilitasi Jembatan”
Kebijakan
• Penentuan ruas jalan strategis dan penting
• Penentuan beban kendaraan pada ruas jalan yang
dimaksud
• Penentuan kelas jalan
• Penentuan beban pada jembatan
• Penentuan lebar jalan dan jembatan sesuai dengan
jumlah lalu lintas (LHR)

Rencana dan
program jembatan
mengikuti kebijakan
yang ditentukan
pada jaringan jalan
Evaluasi Ekonomi
Skrining Teknis Jembatan
V. Jenis Penanganan
Parameter Nilai Kondisi Kategori Jenis Penanganan

0 &1 Baik & Sedang Pemeliharaan Rutin


2 rusak ringan Pemeliharaan Berkala
3 Rusak berat Rehabilitasi
Kondisi
4 Kritis Penanganan Darurat & Perbaikan besar /
Penggantian
5 Runtuh Penggantian BA / Pembangunan Baru
0 Cukup lebar Pemeliharaan Rutin
Lalu 5 Terlalu sempit Duplikasi/Penggantian/Pelebaran
Lintas Berkeselamatan berbahaya Pelebaran bila memungkinkan Klas A+
(1+2+7+2+1m)
0 Cukup kuat Pemeliharaan Rutin
Beban
5 Tidak memenuhi standar Perkuatan/Penggantian
2 Rusak Ringan Pemeliharaan Berkala
DAS 3 Rusak Berat Rehabilitasi
4 Kritis Penanganan Darurat & Perbaikan Besar
Contoh
• Kerusakan berat jembatan di Jawa 1 Oktober
2015
• Data BMS sudah benar, pemrograman
terlambat
• Survey detail 18 November 2013:
• Lantai= 4, Nilai Kondisi=2
• Program penanganan 2015
• Kondisi kritis harus segera diprogramkan
DATABASE JEMBATAN
NASIONAL
DATABASE JEMBATAN
Skrining Teknis Untuk Menentukan Jenis Penanganan
Kondisi Jembatan Nasional (Tahun 2014)
• Jembatan pada Jalan Nasional sebesar 14.710 jembatan atau 375.121 meter
dengan komposisi :
• Bentang : 96.7% jembatan standar dan 3.3% jembatan khusus
• Umur : 77.15 % < 35 tahun dan 22.85% > 35 tahun (umur rencana 50 tahun)
• Jenis : 50.2% Rangka Baja, 33.8% Girder Baja dan Beton dan 16.0% lainnya

b. Umur Jembatan
c. Jenis
a. Komposisi

0.53%
0.19%
6.74% 7.03% 10.22%
0.13% 6.40% 4.67%
13.31%
3.87%3.31% 0.16% 4.92%
33.83%
7.14% 1.83%
21.36% 2.17% 0.58%
22.55% 50.18%
34.55%
64.32%

UNKNOWN 1900-1910 1911-1920 1921-1930


Cul vert Pl ate Gi rder
6 - 20 20 - 40 40 – 60 60 – 100 > 100 1931-1940 1941-1950 1951-1960 1961-1970
Trus s Others
1971-1980 1981-1990 1991-2000 2001-2010
2011-RECENT
a. Kemantapan 2014
Kondisi Jembatan Nasional (Tahun 2014)
0 Baik
9.25% 2.13% 0.25%
• Kemantapan Jembatan tahun 2014: 88.37% (buah) 1 Sedang Mantap
2 Rusak Ringan
atau 87.38% (meter) 22.11% 44.93%
3 Rusak Berat
• Ketidak-mantapan jembatan sebesar 11,63% terdapat 4 Kritis Tidak
pada : 21.33% 5 Runtuh/Putus Mantap

• bangunan atas 7.51%, lantai 11.79% bangunan bawah


6.63% dan daerah aliran sungai (DAS) 12.92%
b. Ketidakmantapan
• Peningkatan Kemantapan 2004 - 2014 14.00% 11.79% 12.92% 11.63%
12.00%
10.00% 7.51%
• Kondisi Kemantapan jembatan per Balai dengan 5 8.00%
6.00%
6.63%
4.00%
Balai dan 13 Provinsi di bawah Kemantapan Nasional 2.00%
0.00%
AS AI AH
S N
AT NT W DA TA
N L A BA BA
U NA AN J EM
N
ANG GU
B N
BA

d. Kondisi Kemantapan Jembatan Per Balai c. Peningkatan Kemantapan


100 96.00 94.46
95 92.14 92.03 92.49 91.31
90 87.11 88.37
85.11 83.94
85 82.49
80
75.50
(%)

75
70
I I II V V I II II X X I L
LAI A II I I AI I L AI I V I V I VI AI I LAI I X OTA
A L L A L LA A L A LA T
B A A L A
B BA BA B BA BA BAL BA B BA
Kondisi Jembatan Nasional 2015
• Kondisi Jembatan berdasarkan data BMS status Desember 2015
• Penambahan jumlah jembatan akibat SK 2015: 3314 buah, bertambah dari
14.710 menjadi 18.024 jembatan.
• Kemantapan jembatan turun dari 88,4% dari tahun 2014 menjadi 85,72 % di
tahun 2015.
• Kondisi Mantap 15.450 jembatan:
• NK 0 = 6.780 jembatan
• NK 1 = 4.348 jembatan
• NK 2 = 4.322 jembatan
• Kondisi Tidak Mantap 2.574 jembatan:
• NK 3 = 1.924 jembatan
• NK 4 = 532 jembatan
• NK 5 = 118 lokasi lintasan basah
SUMMARY DATA JEMBATAN NASIONAL (REVISI)
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

TAHUN 2015
Tahun : 2015
Status : Nasional Status : 21-Mar-2016 *(Panjang Jembatan >=6 M)
MANTAP TIDAK MANTAP

KONDISI BAIK(0) KONDISI SEDANG(1) KONDISI RUSAK RINGAN(2) TOTAL KONDISI RUSAK BERAT(3) KONDISI KONDISI KRITIS(4) KONDISI RUNTUH/PUTUS(5) TOTAL TOTAL

JUMLAH PANJANG JUMLAH PANJANG JUMLAH PANJANG JUMLAH PANJANG JUMLAH PANJANG JUMLAH PANJANG JUMLAH PANJANG JUMLAH PANJANG JUMLAH PANJANG
NO.
PROVINSI PROVINSI JBT % M % JBT % M % JBT % M % JBT % M % JBT % M % JBT % M % JBT % M % JBT % M % JBT M
01 Aceh 764 72.6 15,987 64.7 126 12.0 3,376 13.7 81 7.7 3,526 14.3 971 92.30 22,889 92.63 75 7.1 1,760 7.1 6 0.6 60 0.2 - - - - 81 7.70 1,821 7.37 1,052 24,710
03 Sumatera Utara 157 17.4 6,198 25.9 227 25.1 4,376 18.3 372 41.1 10,102 42.2 756 83.54 20,676 86.28 133 14.7 2,691 11.2 16 1.8 598 2.5 - - - - 149 16.46 3,289 13.72 905 23,965

BALAI I
921 47.1 22,185 45.6 353 18.0 7,752 15.9 453 23.2 13,628 28.0 1,727 88.25 43,565 89.50 208 10.6 4,451 9.1 22 1.1 658 1.4 - - - - 230 11.75 5,109 10.50 1,957 48,674
06 Sumatera Barat 137 23.4 4,637 28.8 141 24.1 3,527 21.9 187 31.9 4,429 27.5 465 79.35 12,593 78.23 108 18.4 3,235 20.1 13 2.2 271 1.7 - - - - 121 20.65 3,505 21.77 586 16,098
09 Riau 46 11.1 499 3.3 100 24.2 2,065 13.7 179 43.2 7,779 51.7 325 78.50 10,342 68.71 85 20.5 4,542 30.2 4 1.0 169 1.1 - - - - 89 21.50 4,710 31.29 414 15,052
10 Kepulauan Riau 35 26.5 3,192 45.4 53 40.2 2,046 29.1 32 24.2 706 10.0 120 90.91 5,944 84.56 12 9.1 1,086 15.4 - - - - - - - - 12 9.09 1,086 15.44 132 7,030
11 Jambi 98 31.6 2,393 23.2 113 36.5 5,171 50.2 78 25.2 2,244 21.8 289 93.23 9,807 95.17 18 5.8 370 3.6 2 0.7 97 1.0 1 0.3 31 0.3 21 6.77 498 4.83 310 10,305

BALAI II 316 21.9 10,720 22.1 407 28.2 12,809 26.4 476 33.0 15,157 31.3 1,199 83.15 38,686 79.79 223 15.5 9,232 19.0 19 1.3 537 1.1 1 0.1 31 0.1 243 16.85 9,799 20.21 1,442 48,486

13 Bengkulu 56 19.5 1,542 16.9 56 19.5 1,139 12.5 60 20.9 2,307 25.3 172 59.93 4,988 54.73 69 24.0 2,944 32.3 46 16.0 1,182 13.0 - - - - 115 40.07 4,126 45.27 287 9,114
15 Sumatera Selatan 18 4.1 1,086 6.6 173 39.1 4,240 26.0 130 29.4 5,357 32.8 321 72.46 10,683 65.38 122 27.5 5,658 34.6 - - - - - - - - 122 27.54 5,658 34.62 443 16,340
16 Bangka Belitung 62 60.2 1,628 62.6 27 26.2 494 19.0 11 10.7 435 16.7 100 97.09 2,557 98.36 3 2.9 43 1.6 - - - - - - - - 3 2.91 43 1.64 103 2,599
17 Lampung 183 41.1 5,138 47.8 174 39.1 3,533 32.9 52 11.7 1,337 12.4 409 91.91 10,008 93.06 17 3.8 557 5.2 19 4.3 189 1.8 - - - - 36 8.09 746 6.94 445 10,754
BALAI III
319 25.0 9,393 24.2 430 33.7 9,406 24.2 253 19.8 9,436 24.3 1,002 78.40 28,235 72.76 211 16.5 9,201 23.7 65 5.1 1,371 3.5 - - - - 276 21.60 10,572 27.24 1,278 38,807
WILAYAH I
1,556 33.3 42,299 31.1 1,190 25.4 29,967 22.0 1,182 25.3 38,221 28.1 3,928 83.99 110,486 81.26 642 13.7 22,884 16.8 106 2.3 2,566 1.9 1 0 31 0 749 16.01 25,481 18.74 4,677 135,967
20 DKI Jakarta 35 74.5 5,098 88.9 5 10.6 177 3.1 3 6.4 221 3.9 43 91.49 5,496 95.81 2 4.3 51 0.9 2 4.3 190 3.3 - - - - 4 8.51 240 4.19 47 5,737
21 Banten 85 42.5 2,010 42.0 35 17.5 627 13.1 51 25.5 1,537 32.1 171 85.50 4,173 87.13 26 13.0 452 9.4 2 1.0 119 2.5 1 0.5 46 1.0 29 14.50 617 12.87 200 4,790
22 Jawa Barat 198 23.3 6,343 20.2 239 28.2 11,858 37.7 271 31.9 8,739 27.8 708 83.39 26,941 85.73 131 15.4 4,258 13.6 10 1.2 226 0.7 - - - - 141 16.61 4,484 14.27 849 31,425

BALAI IV 318 29.0 13,451 32.1 279 25.5 12,662 30.2 325 29.7 10,497 25.0 922 84.12 36,610 87.27 159 14.5 4,760 11.4 14 1.3 535 1.3 1 0.1 46 0.1 174 15.88 5,341 12.73 1,096 41,951

24 Jawa Tengah 334 40.1 10,339 37.1 182 21.9 4,785 17.2 206 24.7 8,554 30.7 722 86.67 23,678 85.06 109 13.1 4,039 14.5 1 0.1 54 0.2 1 0.1 66 0.2 111 13.33 4,159 14.94 833 27,837

26 Daerah Istimewa Jogyakarta 108 85.7 4,614 79.2 10 7.9 558 9.6 5 4.0 332 5.7 123 97.62 5,504 94.45 3 2.4 324 5.6 - - - - - - - - 3 2.38 324 5.55 126 5,828

28 Jawa Timur 413 46.9 8,817 42.9 319 36.3 7,441 36.2 103 11.7 3,149 15.3 835 94.89 19,408 94.43 41 4.7 1,067 5.2 3 0.3 39 0.2 1 0.1 39 0.2 45 5.11 1,144 5.57 880 20,552

BALAI V 855 46.5 23,770 43.8 511 27.8 12,784 23.6 314 17.1 12,035 22.2 1,680 91.35 48,589 89.62 153 8.3 5,429 10.0 4 0.2 93 0.2 2 0.1 105 0.2 159 8.65 5,627 10.38 1,839 54,216

30 Kalimantan Barat 221 24.6 4,351 21.7 118 13.1 2,305 11.5 334 37.1 8,355 41.6 673 74.78 15,011 74.76 214 23.8 4,724 23.5 13 1.4 344 1.7 - - - - 227 25.22 5,068 25.24 900 20,079

32 Kalimantan Tengah 370 63.8 17,768 61.4 37 6.4 4,450 15.4 63 10.9 4,751 16.4 470 81.03 26,968 93.18 21 3.6 1,041 3.6 89 15.3 931 3.2 - - - - 110 18.97 1,973 6.82 580 28,941

34 Kalimantan Timur 181 61.6 5,105 64.4 73 24.8 1,330 16.8 40 13.6 1,491 18.8 294 100.00 7,926 100.00 - - - - - - - - - - - - - - - - 294 7,926
35 Kalimantan Utara 14 7.1 481 8.3 143 73.0 4,375 75.0 30 15.3 873 15.0 187 95.41 5,730 98.23 6 3.1 67 1.2 3 1.5 36 0.6 - - - - 9 4.59 103 1.77 196 5,833

36 Kalimantan Selatan 345 61.4 9,865 66.5 90 16.0 2,108 14.2 77 13.7 1,928 13.0 512 91.10 13,901 93.73 40 7.1 755 5.1 10 1.8 175 1.2 - - - - 50 8.90 930 6.27 562 14,831

BALAI VII 1,131 44.7 37,570 48.4 461 18.2 14,568 18.8 544 21.5 17,398 22.4 2,136 84.36 69,536 89.60 281 11.1 6,588 8.5 115 4.5 1,486 1.9 - - - - 396 15.64 8,074 10.40 2,532 77,610

40 Bali 231 77.8 7,376 79.5 48 16.2 1,496 16.1 12 4.0 261 2.8 291 97.98 9,134 98.44 6 2.0 145 1.6 - - - - - - - - 6 2.02 145 1.56 297 9,279

42 Nusa Tenggara Barat 104 23.9 1,922 26.0 151 34.7 2,669 36.1 133 30.6 2,155 29.1 388 89.20 6,746 91.24 43 9.9 557 7.5 4 0.9 91 1.2 - - - - 47 10.80 648 8.76 435 7,394

44 Nusa Tenggara Timur 31 6.5 846 8.7 258 54.3 6,532 67.5 102 21.5 1,518 15.7 391 82.32 8,895 91.92 82 17.3 761 7.9 2 0.4 21 0.2 - - - - 84 17.68 782 8.08 475 9,676

BALAI VIII 366 30.3 10,144 38.5 457 37.9 10,697 40.6 247 20.5 3,934 14.9 1,070 88.65 24,775 94.02 131 10.9 1,463 5.6 6 0.5 112 0.4 - - - - 137 11.35 1,575 5.98 1,207 26,349

WILAYAH II 2,670 40.0 84,936 42.4 1,708 25.6 50,710 25.3 1,430 21.4 43,864 21.9 5,808 87.02 179,510 89.70 724 10.9 18,240 9.1 139 2.1 2,226 1.1 3 0.0 151 0.1 866 12.98 20,616 10.30 6,674 200,126

52 Sulawesi Tengah 478 46.5 9,937 45.1 159 15.5 3,755 17.1 357 34.8 7,798 35.4 994 96.79 21,489 97.61 32 3.1 479 2.2 - - - - 1 0.1 46 0.2 33 3.21 525 2.39 1,027 22,015
53 Sulawesi Barat 189 70.3 5,397 78.1 47 17.5 830 12.0 21 7.8 417 6.0 257 95.54 6,644 96.11 11 4.1 246 3.6 1 0.4 23 0.3 - - - - 12 4.46 269 3.89 269 6,913
54 Sulawesi Selatan 288 43.6 5,833 39.2 126 19.1 2,564 17.2 174 26.3 4,622 31.1 588 88.96 13,019 87.53 68 10.3 1,506 10.1 5 0.8 349 2.4 - - - - 73 11.04 1,856 12.47 661 14,874

56 Sulawesi Tenggara 279 37.8 4,347 37.5 219 29.6 3,496 30.1 214 29.0 3,151 27.2 712 96.35 10,994 94.77 21 2.8 524 4.5 6 0.8 82 0.7 - - - - 27 3.65 606 5.23 739 11,600

BALAI VI 1,234 45.8 25,514 46.1 551 20.4 10,645 19.2 766 28.4 15,987 28.9 2,551 94.62 52,146 94.12 132 4.9 2,756 5.0 12 0.5 454 0.8 1 0.0 46 0.1 145 5.38 3,256 5.88 2,696 55,402

60 Maluku 278 33.2 9,348 37.8 346 41.3 7,768 31.4 85 10.2 1,697 6.9 709 84.71 18,813 76.12 46 5.5 878 3.6 5 0.6 623 2.5 77 9.2 4,403 17.8 128 15.29 5,904 23.88 837 24,717
61 Maluku Utara 235 29.9 4,253 32.6 81 10.3 1,938 14.9 223 28.4 3,194 24.5 539 68.58 9,384 71.92 137 17.4 2,036 15.6 109 13.9 1,588 12.2 1 0.1 41 0.3 247 31.42 3,664 28.08 786 13,049

BALAI IX 513 31.6 13,601 36.0 427 26.3 9,706 25.7 308 19.0 4,891 13.0 1,248 76.89 28,197 74.66 183 11.3 2,914 7.7 114 7.0 2,210 5.9 78 4.8 4,444 11.8 375 23.11 9,568 25.34 1,623 37,765

62 Papua 260 28.5 7,018 30.9 166 18.2 5,119 22.6 197 21.6 4,976 21.9 623 68.16 17,112 75.39 179 19.6 3,941 17.4 97 10.6 1,366 6.0 15 1.6 280 1.2 291 31.84 5,587 24.61 914 22,699
63 Papua Barat 259 66.2 7,235 68.7 69 17.7 1,306 12.4 26 6.7 683 6.5 354 90.54 9,224 87.60 14 3.6 464 4.4 12 3.1 152 1.4 11 2.8 690 6.6 37 9.46 1,305 12.40 391 10,529

BALAI X 519 39.8 14,252 42.9 235 18.0 6,425 19.3 223 17.1 5,659 17.0 977 74.87 26,336 79.26 193 14.8 4,404 13.3 109 8.4 1,518 4.6 26 2.0 970 2.9 328 25.13 6,892 20.74 1,305 33,228

50 Sulawesi Utara 69 9.0 2,108 15.0 281 36.7 4,765 34.0 382 49.9 6,669 47.6 732 95.56 13,541 96.58 25 3.3 282 2.0 4 0.5 58 0.4 5 0.7 140 1.0 34 4.44 480 3.42 766 14,021
51 Gorontalo 124 45.4 2,361 43.6 26 9.5 432 8.0 80 29.3 1,565 28.9 230 84.25 4,357 80.44 43 15.8 1,059 19.6 - - - - - - - - 43 15.75 1,059 19.56 273 5,417

BALAI XI 193 18.6 4,469 23.0 307 29.6 5,197 26.7 462 44.5 8,233 42.4 962 92.59 17,899 92.08 68 6.5 1,341 6.9 4 0.4 58 0.3 5 0.5 140 0.7 77 7.41 1,540 7.92 1,039 19,438

WILAYAH III 2,459 36.9 57,836 39.7 1,520 22.8 31,972 21.9 1,759 26.4 34,770 23.8 5,738 86.12 124,578 85.42 576 8.6 11,414 7.8 239 3.6 4,240 2.9 110 1.7 5,600 3.8 925 13.88 21,255 14.58 6,663 145,833

TOTAL 6,685 37.1 185,070 38.4 4,418 24.5 112,649 23.4 4,371 24.26 116,855 24.3 15,474 85.90 414,574 86.02 1,942 10.8 52,538 10.9 484 2.7 9,032 1.9 114 0.6 5,782 1.2 2,540 14.10 67,352 13.98 18,014 481,926
Keterangan Kondisi Umum :
0: Kondisi Baik
1: Kondisi sedang mantap 85.90
2: Kondisi Rusak ringan
3: Kondisi Rusak Berat

tidak
4 : Kondisi Kritis mantap 14.10
5: Runtuh / putus
Pentingnya Verifikasi Data Kondisi Jembatan
• Identifikasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan PUPR (Juni 2015):
• 12 jembatan kritis di BBPJN III, BBPJN IV, dan BBPJN V
• Didominasi oleh kondisi daerah aliran sungai
• Data BMS Bina Marga:
• Nilai kondisi seluruh jembatan 0 - 2 (baik sampai rusak ringan)
• Hanya 1 jembatan dengan nilai kondisi DAS = 3 (rusak berat)
• Hanya 1 jembatan dengan nilai kondisi DAS = 4 (kritis)
• Dampak pada program:
• Penanganan segera pada tahun 2015
• Instrumentasi dan kamera monitoring pada 8 jembatan pada TA 2015
• Jika tidak tertangani: DED pada TA 2015 dan fisik pada TA 2016
• Point:
• Perlunya data BMS yang benar
• Pentingnya penguasaan bangunan bawah
12 Jembatan Kritis
• Tebing Suluh, Sumsel
• Data BMS: Bangunan Bawah = 0, DAS = 0, NK = 1
12 Jembatan Kritis
• Jembatan Gumelar
• Data BMS: BA, BB, DAS, LANTAI= 0, NK = 1
12 Jembatan Kritis
• Kali Pedes, telah tertangani

Sebelum

Sesudah
Perlu Perhatian pada Bangunan Bawah

Kali Cirajayu, Juni 2015

Gumelar, Juni 2015


Perlunya Identifikasi yang Teliti

Jembatan Kali Klopo


PEMERIKSAAN JEMBATAN
Jenis Pemeriksaan
• Pemeriksaan Inventarisasi
• Untuk mendaftarkan setiap jembatan ke dalam database (jembatan baru, jembatan yang belum masuk ke
database).
• Mencakup data administrasi, geometri, material, lokasi, panjang, jenis konstruksi setiap bentang, dan
kondisi keseluruhan pada komponen-komponen utama bangunan atas dan bawah.
• Pemeriksaan Rutin
• Untuk memeriksa apakah jembatan berada dalam kondisi yang aman atau apakah diperlukan suatu suatu
tindakan baik berupa tindakan darurat, pemeliharaan rutin.
• Pemeriksaan rutin adalah pemeriksaa visual atas terhadap kondisi fisik dan fungsi jembatan, serta
melihat apakah jembatan berfungsi dengan baik (laik fungsi) sesuai dengan daya layannya
• Setelah dilakukan pemeliharaan rutin (1 tahun sekali)
• Pemeriksaan Detail
• Untuk mengetahui kondisi jembatan dan elemennya untuk strategi penanganan setiap individual
jembatan dan membuat prioritas jembatan sesuai jenis penanganannya.
• Paling sedikit 5 tahun sekali, atau lebih pendek sesuai kondisi jembatan.
• Dilakukan juga setelah pekerjaan rehabilitasi atau pekerjaan perbaikan besar.
• Pemeriksaan Khusus
• Disarankan oleh inspektur jembatan saat pemeriksaan detail, karena kurangnya data atau keahlian untuk
menentukan kondisi jembatan.
PEMERIKSAAN INVENTARISASI
Arah air sungai
Awal
Tu
ru ik
n Na

Akhir
Atas jembatan
Arah Jalan
Arah Jalan
Atas jembatan

Bawah
Bawah
jembatan Tu
ik jembatan ru
Na n

Arah air sungai


Panjang Jembatan
KODE BANGUNAN ATAS (A+B+C)
Jenis-jenis Struktur Bangunan Atas
Rangka Baja Austria R B R
JEMBATAN KOMPOSIT M B I
JEMBATAN PELAT BETON P T I

P P I
RBR

LBR
NK 3

NK 1

NK 2
NK 1 NK 2 NK 3
PEMERIKSAAN RUTIN
Elemen jembatan yang harus diperiksa
• Getaran - amati jembatan sewaktu terdapat lalu lintas; untuk melihat
apakah terdapat lendutan dan getaran yang berlebihan

• Kondisi elemen (fungsi) - periksa apakah ada elemen rangka yang rusak,
hilang, berubah bentuk, karat atau lapuk, dan perkirakan pengaruhnya

• Kondisi landasan - Periksa perletakan dan penahan gempa (seismic buffer)

• Kondisi lantai - Periksa bagian sisi bawah lantai beton untuk melihat
apakah terdapat retak, selimut beton cukup, adanya bukti terjadinya
pengaratan pada tulangan, dan seterusnya

• Kayu - Periksa kemungkinan hilang, rusak atau lapuknya bagian-bagian


kayu
Elemen jembatan yang harus diperiksa
• Lapis permukaan - Periksa dan amati kualitas lapis permukaan lantai, terutama
pada siar muai antara dinding kepala jembatan dan lantai, supaya dapat
diketahui kerusakan apa yang mempunyai pengaruh yang berlebihan atau yang
membatasi arus lalu lintas

• Drainase - Periksa saluran air pada permukaan lantai dan jalan pendekat,
termasuk tanaman serta sampah yang mungkin mengakibatkan pengumpulan
air

• Sambungan siar muai - Periksa siar muai dan karetnya

• Sandaran - Periksa sandaran apakah ada yang rusak, longgar, hilang atau
berkarat

• Periksa apakah ada ujung balok yang rusak


Elemen jembatan yang harus diperiksa
• Perlengkapan - Periksa apakah ada perlengkapan jembatan lain seperti rambu-rambu, utilitas, dan
catat bila ada perlengkapan yang dibutuhkan

• Gerusan - Periksa apakah ada gerusan di sekitar tanah timbunan, kepala jembatan dan pilar
• Tanah timbunan - Periksa apakah ada longsor, penurunan atau settlement di tanah timbunan

• Fondasi - Periksa kondisi tiang pancang apakah ada pengaratan, retak, atau penurunan
• Deformasi - Periksa apakah terjadi pergerakan sebelumnya atau penurunan pada kepala jembatan

• Bangunan Bawah - Periksa apakah ada retak dalam beton dan dinding sayap pasangan batu kali,
kepala jembatan dan pilar
• Kolom - Periksa apakah terdapat pengaratan atau pelapukan pada kolom
PEMELIHARAAN RUTIN
PEMERIKSAAN HASIL
PEMELIHARAAN RUTIN
64

Foto Visual
65

Foto Visual
66

Foto Visual
67

Foto Visual
68

Foto Visual
69

Foto Visual
70

Foto Visual
71

Foto Visual
72

Foto Visual
73

Foto Visual
74

Foto Visual
75

Foto Visual
76

Foto Visual
77

Foto Visual
PEMERIKSAAN DETAIL
Pencatatan kerusakan
• semua kerusakan yang berarti pada elemen
jembatan dicatat , dan dinilai kondisi setiap elemen,
komponen dan struktur utama jembatan.
• Nilai kondisi jembatan secara keseluruhan didapat
dari nilai kondisi setiap elemen jembatan.
3/2/20 83

Level Hirarki Jembatan yang digunakan


dalam pemeriksaaan
Level 1 Jembatan

Level 2 Bagian Jembatan

Level 3 Sub Bagian Jembatan

Level 4 Kumpulan Komponen Jembatan sejenis

Level 5 Komponen Individual (Lokal)


Formulir
Pemeriksaan
Detail
Penutup
• Kebijakan dalam rencana program jembatan harus sesuai
dengan kebijakan pada jaringan jalan
• Pemeriksaan merupakan data sangat penting – cara penentuan
nilai kondisi salah, maka program penanganan menjadi salah
• Skrining ekonomi dilaksanakan untuk setiap jenis penanganan
yang kemudian dibuat ranking secara ekonomi

Anda mungkin juga menyukai