Anda di halaman 1dari 75

MATERI SUPLEMEN PENGETAHUAN PEMBEKALAN KEPROFESIAN

PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
JEMBATAN (1 JP)

BALAI PENERPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
O U T L I N E / L I N G K U P P E K E R J AA N P
E L A K S A N A A N
JEMBATAN

PEKERJAAN PEKERJAAN PONDASI PEKERJAAN BETON PEKERJAAN BANGUNAN


DAN BANGUNAN 1. Rancangan campuran beton ATAS
PERSIAPAN BAWAH 2. Percobaan campuran JEMBATAN
1. Pengendalian lalu lintas
2. Pemeriksaan letak lokasi 1. Pondasi jembatan 3. Pembetonan 1. Jembatan beton bertulang
jembatan dan muka air banjir 2. Kepala dan pilar Jembatan 4. Pengendalian mutu 2. Jembatan gelagar beton
3. Pengukuran dan Pematokan 5. Perawatan pratekan
4. Mutual check 6. Baja tulangan 3. Jembatan gelagar komposit
5. Pekerjaan pendukung lainnya 7. Acuan
4. Jembatan rangka baja
8. Perancah
5. Jembatan khusus
9. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan beton
P E K E R J A A NP E R S I A
P PAa dNa t a h a p persiapan harus
disiapkan program mobilisasi,
penyerahan lapangan , p e r s i a p a n
base camp, serta program mutu

Tahapan Pekerjaan Persiapan

Pengend
Pemeriksaan Pekerjan
al ian Pengukuran
lalu letak lokasi Mutual Penduku
jembatan dan dan
lintas Check ng
muka air banjir Pematokan
lainnya

3
1. Pengendalian lalu lintas
Selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap
terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman
dan dapat digunakan, dan pemukiman di sepanjang dan
yang berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan masuk
yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka.
Dalam keadaan khusus Penyedia Jasa dapat
mengalihkan lalu lintas ke jalan alih sementara.
Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.

2. Pemeriksaan Letak Lokasi Jembatan dan muka air banjir


- Alinyemen jembatan
- Posisi jembatan pada aliran sungai
3.Pengukuran dan Pematokan
• As dan patok
• Patok pada tiang pancang
• Patok pada telapak pondasi dan kopel/pile cap
• Patok kolom-kolom
• Patok balok melintang ujung
• Patok untuk landasan
• Patok balok dan gelagar
• Patok lantai dan parapet jembatan

4.Mutual Check
- Direksi teknik bersama dengan panitia peneliti dan penyedia jasa
melaksanakan pemeriksaan lapangan, melakukan pengukuran, pemeriksaan
detai l kondisi lapangan.
- Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara,
apabila hasil pemeriksaan lapangan mengakibatkan perubahan isi kontrak
maka harus dituangkan dalam bentuk addendum kontrak.
- Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata
menetapkan
pembayaran kuantitas pekerjaan
harus dilakukan yang
oleh telah
direksi dilaksanakan
teknik gunajasa selama
dan penyedia
pembayaran hasil pekerjaan
periode pelaksanaan kontrak untuk 5
5.Pekerjaan Pendukung lainnya
Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian juga adalah pekerjaan jalan
pendekat (Bridge Aproach) dan bangunan pelengkap jembatan.
Bangunan pelengkap jembatan mencakup masalah keamanan bagian
bawah jembatan yang sangat dipengaruhi oleh perubahan aspek – aspek
dinamik morfologi sungai, khususnya masalah hidraulik dan muatan
sedimen.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan pengaman struktur
bangunan seperti:
• Krib
• Bronjong atau matras
• Pengamanan Tebing Dinding Beton dan Pasangan Batu Kali
• Turap baja
• Dinding Penahan Tanah
• Bangunan Pengatur Dasar Sungai ( Bottom Controller )

6
P E K E R J AA N
P O N D AS I DA
N BBa nA
g u nN
a n bG a w aUh j eNm bA a t aNn d a l a m h a l i n i t e r dB i r i dA
ari pondasi
WAdanHk e p a l a j e m b a t a n . T e r d a p a t b e r b a g a i m a c a m p o n d a s i y a n g
d i g u n a k a n di I n d o n e s i a . K a i s o n beton y a n g d i c o r d i t e m p a t , t i
a n g p a n c a n g b a j a , t i a n g p a n c a n g beton b e r t u l a n g dan p r a t e k
an, serta tiang bor, kesem uanya dipakai secara luas.Kepala je
mbatan yang digunakan umumnya susunan pile cap serta pilar
b e r k o l o m t u n g g a l a t a u m a j e m u k dan b a l o k m e l i n t a n g u j u n g ( c r
o s s head) .

Ponda
Kepala dan Pilar
si
Jembatan
Jembat
an

7
J E N I S P O N D AS I J E M B AT A N
PONDA SI DANGK AL
Langsung
Sumuran

PONDA SI DALAM
Baja (pipa, propil), Beton
Beton (Beton bertulang, prategang – precast)

8
PONDA SI LANGS
U NHal-
G hal yang perlu diperhatikan
- Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi cukup keras dan padat daya dukung izin tanah
>2,0 kg/cm2
Kedalaman >3 m dari dasar sungai/ tanah dasar bebas dari pengaruh
scouring vertikal Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal
Bentangan jembatan sedemikian sehingga tidak mengurangi luas profil basah
sungai
Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan, mungkin perlu diberi
pengamanan
Diusahakan agar pada pilar tidak digunakan pondasi lngsung, dan apabila tidak
dapat dihindari maka perlu dipasang pengamanan untuk melindungi pondasi
Penggunaan jenis pondasi langsung/ dangkal pada jembatan tidak disarankan
- Perilaku gerusan
pada sungai-sungai yang tidak dapat diperkirakan perilakunya pada waktu
-musim
Perilaku
banjirbenda-benda
yaitu: 9
hanyutan
PONDA SI SUMU
RAN
1. Termasuk pondasi dangkal
2. Dipergunakan bila tanah pondasi:
- Cukup keras
- Daya dukung tanah > 3 kg/cm2
- Kedalaman > 4 m dari dasar sungai/ tanah dasar
setempat
- Bebas dari pengaruh scouring vertikal
3. Perlu diperjhatikan adanya pengaruh scouring horizontal
4. Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi
profil basah sungai
5. Kemungkinan diperlukan pengamanan (protection) pada
bagian kepala jembatan
10
PONDA SI DA
L APondasi
M Tiang Pancang
- Pondasi tiang pancang popular dipergunakan di Indonesia karena pelaksanaannya
yang relatif mudah dan sesuai dengan kebanyakan kondisi tanah di Indonesia.
- sungai/aliran air mengingat pemancangan tiang mencapai titik dalam, adapun
jenisjenis tiang pancang meliputi berikut ini :
 Tiang kayu, termasuk cerucuk
 Tiang baja struktur
 Tiang pipa baja
 Tiang beton bertulang pracetak
 Tiang beton pratekan, pracetak
 Tiang bor beton cor langsung di tempat
 Tiang turap

11
Tiang Pancang
-
Kayu
Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari
kerusakan, mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan
serangga.
- Tiang pancang kayu yang menggunakan kayu lunak memerlukan
pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO
M133 - 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan.
Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, maka dilakukan
pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin

12
Tiang Pancang
Beton
- Tiang pancang beton pracetak harus dirancang,
dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan
yang diperlukan sehingga tahan terhadap
pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan.
- Tiang pancang digunakan bila lapisan tanah
pondasi cukup
dalam (>8 m) dari dasar sungai atau tanah
setempat

13
Tiang Pancang
Baja
Keuntungan menggunakan pondasi tiang pancang
baja:
- Mempunyai kemampuan daya dukung tekan
(kompresif) yang tinggi bila dipancang pada
lapisan tanah keras dan mampu dipancang
dengan keras untuk penetrasi yang dalam hingga
mencapai lapisan dukung
- Mudah dipotong atau diperpanjang untuk
menyesuaikan dengan variasi ke dalaman
lapisan dukung (bearing stratum)

14
Tiang pancang baja
Penya mbungan Ti ang Sepatu ti ang pancang
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H
Penyambungan antara potongan tiang baja memerlukan
atau profil baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan
pengelasan standar tinggi dan harus dilakukan oleh tukang
dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan
las yang bersertifikat. Pengelasan harus dikerjakan
menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau
sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula
siku baja untuk menambah ketebalan baja.
dapat ditingkatkan

Perl indungan te rh adap koro si Pengecora n dalam ti ang


Dilakukan pengecatan menggunakan lapisan pelindung Sebagian besar pekerjaan tiang pancang pada proyek jembatan
yang telah disetujui dan atau digunakan logam yang lebih adalah pipa baja yang dipancang didalam tanah dan kemudian diisi
tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan dengan beton. Suatu jalinan penulangan(reinforcing cage)
akurat dan beralasan. ditempatkan di dalam pipa sebelum pengecoran.

Kepal a ti ang panc ang


Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong
tegak lurus terhadap panjangnya dan topi pemancang (driving
cap) harus dipasang untuk mempertahankansumbu tiang
pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan,
pelat topi, batang baja atau pantek harus ditambatkan pada pur,
atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus 15
ditanamkan ke dalam pur (pile cap)
T i a n gp a n c a n g b
oJenisr pondasi ini prinsip kerjanya hampir sama
dengan pondasi tiang pancang. Perbedaannya
terletak pada cara pemasangannya, kalau tiang
pancang masuk kedalam tanah dengan kekuatan
tumbukan sehingga menimbulkan suara yang
keras, tetapi lain halnya dengan bored pile yang
suaranya tidak mengganggu lingkungan, sehingga
jenis pondasi ini banyak digunakan di daerah
perkotaan dalam pembangunan apartemen, mall,
dan gedung
pencakar langit.

16
PELAKSANAAN PENGEBORAN

1. D i b u a t lubang dengan dibor s a m p a i k e d a l a m a n s e s u a i g a m b a r r e


ncana
2. Sebelum pengecoran s e m u a lubang h a r u s u t u
h, dasar casing harus
d i p e r t a h a n k a n t i d a k lebih dari 150 cm dan t i d a kk u r a n
g dari 30 cm
dibawah permukaan b e t o n s e l a m a p e n a r i k a n dan o p e
rasi penempatan, kecuali
d i t e n t u k a n lain oleh d i r e k s i
3. Sampai kedalaman 3 m dari permukaan,
beton yg d i c o r h a r u s d i g e t a r k a n dengan alat p e n g
g e t a r, dan s e b e l u m n y a s e m u a k o t o r a n d i b e r s i h k a n , d e m i k i a n
juga bila ada a i r dalam lubang bor h a r u s d i k e l u a r k a n .
4. Saat pencabutan casing digetarkan untuk
menghindari menempelnya beton pada
dinding c a s i n g
5. Ap a b i l a p e n g e c o r a n b e t o n didalam air ata
u pengebor a n lumpur maka digunakan cara tremie 17
PE LAK SANA PENGEBOR
AN AN
PENG ECO R A N BET O N
- B e t o n d i g u n a k a n h a r u sTd iIc oA
r kN Gl a mB sO
e da u aR
t u lubang y a n g k e r i n g dan b a
sah
- B e t o n h a r u s d i c o r m e l a l u i s e b u a h c o r o n g dengan panjang pipa
- P e n g a l i r a n h a r u s d i a r a h k a n s e d e m i k i a n r u p a hingga b e t o n t i d a k
m e n i m p a baja t u l a n g a n a t a u s i s i s i s i lubang .
- B e t o n h a r u s d i c o r s e c e p a t m u n g k i n s e t e l a h p e n g e b o r an
- Bilamana elevasi akhir pemotongan berada di bawah elevasi muk
a air t a n a h, t e k a n a n harus dipertahankan pada
beton y a n g belum m e n g e r a s , s a m a dengan a t a u lebih b e s a r d a r i t
ekananairtanah,sampaibeton tersebut
selesaimengeras
PENG ECO R A N B E D I B A W A HA I
T• O
S eN
m u a bahan lunak dan bahan R
lepas pada d a s a r lubang h a r u s
d i h i l a n g k an d a n c a r a t r e m i e y a n
gtelahdisetujui harusdigunaka
n.
• Caratremieharusmencakupse
b u a h pipa y a n g d i i s i d a r i s e b u a h
corong
d i a t a s n y a . P i p a h a rus diperp
anjang
s e d i ki t d i b a w a h p e r m u k aa n b e t on
b a r u d a l a m t i a n g b o r s a m p a i di a t a
s e l e v a s i a i r / l u m p u r.
• B i l a m a n ab e t o n m e n g a l i rk e l u a r d a r i
d a s a r p i p a , m a k a c o r on g h a r u s d i i si
lagi dengan b e t o n s e h i n gg a
pipa s e l a l u penuh
dengan b e t o n b a r u.
P i p a t r e mi e h a r u s k e da p
a i r , dan h a r u s b e r d i a m e
te r p a l in g s e d i ki t 1 5 c m.
S e b u a h s u m b a t h a r u s d i t e m p a t ka n
di
depan b e t o n yang dimas
Penanganan Kepala Tiang Bor Beton

Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi
yang akan dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus
dikupas dari bagian puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal
harus mempunyai panjang yang cukup sehingga memungkinkan
pengikatan yang sempurna ke dalam pur atau struktur di atasnya.

Tiang Bor Beton yang Cacat

Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga
dapat dipastikan bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang
bor yang dibentuk sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan di luar toleransi
harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
Pengujian Tiang Bor

Perkembangan dan penggunaan metode


Load Cell test untuk pengujian static
dengan kapasitas tinggi pada pondasi tiang
bor memberikan pengaruh dan konstribusi
yang sangat besar bagi para perencana
struktur pondasi untuk dapat mengevaluasi
kapasitas dari struktur pondasi yang
direncanakan dan mengakaji pemilihan
teknik konstruksi pada pondasi tiang bor.
Load Cell adalah alat pengangkat yang
dimobilisasi dengan mekanisme hidrolis
selama proses pengujian beban
TOLERANSI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR

a. Lokasi kepala tiang


Pergeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan :
<75 mm dalam segala arah
b. Kemiringan tiang pancang
Penyimpangan arah vertikal/ kemiringan yang dipersyaratkan : < 20
mm per meter (1 : 50)
c. Kelengkungan (BOW)
Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung ditempat : < 0,01
panjang tiang dalam segala arah; Kelengkungan lateral tiang
pancang baja : < 0,0007 panjang total tiang pancang
d. Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) : 0 sd +5% dari
diameter nominal pada setiap posisi
Turap
Kayu

Turap
TURAP Beton

Turap Baja
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran
- Cerucuk
- Dinding turap
- Penyediaan tiang pancang
- Pemancangan tiang pancang
- Tiang bor beton cor langsung di tempat
- Pelaksanaan tiang bor beton cor langsung
di tempat
yang berair
- Tiang uji
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
2. Pembayaran
Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan,
perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan,
perawatan, pengujian, baja tulangan atau baja pra-tegang
dalam beton, penggunaan peledakan, pengeboran atau
peralatan lainnya yang diperlukan untuk penetrasi ke dalam
lapisan keras, dan juga termasuk hilangnya selubung (casing),
semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan
semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan.
PENJANGKARAN TANAH (GROUND ANCHOR)

Metode penjangkaran tanah disebut


juga dengan nama Alluvian Anchor,
Ground Anchor atau Tieback Anchor.
Dalam metode ini pemboran dilakukan
di dalam tanah pondasi yang baik terdiri
dari lapisan berpasir, lapisan kerikil,
lapisan berbutir halus ataupun batuan
yang lapuk, serta suatu bagian yang
menahan gaya tarik seperti campuran
semen dengan kabel baja atau semen
dengan batang baja dimasukkan ke
dalam lubang hasil pemboran tersebut,
kemudian disertai suatu gaya tarik
setelahnya untuk memperkuat
konstruksinya.
Tipe
Jangkar dengan tahanan geser
Penjangkaran
Jenis ini memakai batang jangkar yang silindris
yang digrout di dalam lubang bor dan gaya tarik
ditimbulkan dari tahanan geser yang bekerja
sekelilingnya.

Penjangkaran degan plat pemikul


Jenis ini menggunakan suatu plat massif yang
dipasang di dalam tanah sehingga tekanan
tanah pasipnya yang bekerja dapat menahan
gaya tarik.

Penjangkaran gabungan
Di mana ada bagian-bagian yang diperbesar
dan tekanan pasip bersama-sama tahanan
geser batangnya yang
menahan gaya tarik, sehingga dapat disebut
sebagai gabungan dari kedua metode
Metode
Penjangkaran
Beberapa metode penjangkaran yang
dipakai dapat
dijelaskan berikut ini :
1. Metode Penjangkaran dengan grouting
2. Metode penjangkaran dengan
lubang bertekanan
3. Metode penjangkaran dengan
penekanan
(jangkar baji)
4. Metode penjangkaran plat
5. Metode jangkar UAC
Metode Penjangkaran Prategang Pratekan
dengan Grouting
Penjangkaran dengan grouting terdiri
dari 3 (tiga) bagian penting yaitu :
a. Anchorage (kombinasi dari
anchor head, bearing plate dan
trumpet yang mempunyai
kapasitas mentransfer gaya
prategang dari baja prategang
(bar atau strand) ke bumi atau
konstruksi pendukung
b. Free stressing (unbonded) length
(agian baja prategang yang
bebas untuk mengalami
perpanjangan atau pemuluran
secara elastis (elongate
elastically) dan mentransfer gaya
perlawanan dari “bond length” ke
struktur.
Kepala dan Pilar Jembatan
Kepala jembatan, umumnya dari jenis
dinding dan balok beton, diperlukan
sebagai landasan jembatan dan
menahan timbunan dibelakang kepala
jembatan

Kepala Jembatan dan Pilar


menyalurkan gaya – gaya vertikal dan
horisontal dari bangunan atas pada
pondasi
Pilar
Jembatan
Pilar jembatan pada
umumnya terkena
pengaruh aliran sungai
sehingga harus
diperhatikan segi
kekuatannya dan segi
keamanan
P E K E R J A BETON
A N

Kesiapan kerja Rancangan campuran Percobaan


beton Campuran

Pembeton Pengendalian Perawat


an Mutu an

Baja Acua Peranc


Tulangan n ah

35
Kesiapan Kerja
Sebelum pengecoran beton dilaksanakan harus dilakukan pekerjaan persiapan
sebagai berikut:
• Semua ruang yang akan diisi adukan beton harus bebas dari kotoran
• Bidang –bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton baru, harus
dikasarkan
dan dibasahi sebelum beton baru dicorkan
• Tulangan harus bersih dan bebas dari segala lapisan penutup yang dapat
merusak beton atau mengurangi lekatan beton dengan tulangan
• Tidak boleh ada air pada semua ruang yang akan dicor beton kecuali pada
system Campuran Beton
Rancangan
pengecoran Tremie
Percobaan campuran
Setelah didapat rancangan campuran, kemudian diperlukan suatu batch kecil
campuran percobaan, kira-kira 0,1 m3 beton untuk memastikan apakah asumsi
yang dibuat pada desain campuran telah benar. Campuran percobaan ini harus
diuji untuk kekuatan tekan, slump dan sifat- sifat lain yang disyaratkan oleh
perencana untuk menentukan apakah sifat-sifat tersebut diperoleh dengan
proporsi dari material yang diperkirakan . Minimum 20 benda uji harus dibuat
dengan maksud memastikan kekuatan tekan campuran percobaan tersebut.
Percobaan campuran harus memenuhi SNI 03-2834-2000.

Pembetonan
- Pelaksanaan pengecoran
- Pemadatan
- Sambungan pelaksanaan
(construction joint)
Pengendalian Mutu

Pengujian untuk Pengujian Kuat Tekan Pengujian


kelecakan tambahan
Pengujian sump pada setiap Untuk keperluan pengujian kuat tekan pengujian tambahan yang
campuran tidak boleh berada beton, diperlukan untuk menentukan
diluar rentang nilai slump (± Penyedia Jasa harus mutu bahan atau campuran
2 cm) yang disyaratkan. menyediakan benda uji beton berupa atau pekerjaan beton akhir
silinder dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, dan harus dirawat
sesuai dengan SNI 03-4810- 1998.
Benda uji tersebut harus dicetak
bersamaan dan diambil dari contoh
yang sama dengan benda uji silinder
yang akan dirawat di laboratorium.

Slump test
Pengujian Kuat tekan
beton
Perawatan
Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban didalam beton pada waktu
semen berhidrasi, dan oleh karena hal tersebut akan mengusahakan tercapainya
kekuatan struktur yang diinginkan dan tingkat kekedapan (impermeabilitas) yang
disayaratkan untuk ketahanannya

1. Lapisan pasir yang dibasahi dengan tebal tidak kurang dari 5 cm ditaruh diatas
permukaan beton yang sedang kita rawat
2. Permukaan beton ditutup dengan karung yang dibasahi terus menerus
3. Dengan mempergunakan lapisan curing compound
4. Digenangi air diatas pelat beton, dengan terlebih dahulu membuat tonjolan tanah liat
sekeliling daerah yang akan digenangi
5. Ditutup dengan membrane kedap air seperti politherene atau kertas berlapis ter
6. Perawatan dengan uap biasanya untuk beton pracetak
BAJA TULANGAN

Penulangan untuk jembatan biasanya harus dipasok sesui dengan persyaratan


AASHTO M 311 M (ASTM A 615) selain itu juga disediakan persyaratan sebagai
berikut :
• AASHTO M225 (ASTM A496) Deformed Steel Wire for Concrete Reinforcement
• AASHTO M32 (ASTM A 82) Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement
• AASHTO M55 (ASTM A 185) Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement
ACUAN
Acuan harus mempunyai sasaran : kekuatan, kekakuan, penampilan dan
penghematan biaya . Acuan harus dapat menahan beban sebagai berikut :
• Beban mati : massa dari acuan, tulangan, bahan yang tertanam, beton baru
• Beban superimpose : massa pekerja, peralatan, jembatan kerja, perhitungan untuk
benturan dan massa dari beban sementara yang disebabkan oleh penumpukan
bahan
• Tekanan kesamping (lateral) dari beton : yang bertambah dengan bertambahnya tinggi
beton yang
dicor. Getaran beton juga menambah tekanan lateral
• Beban (lateral) lain : beban angin, gaya dari tegangan kabel, dan penyangga yang
miring, beban- beban ini harus diperhitungkan terutama untuk desain acuan
• Beban khusus : disebabkan oleh kondisi khusus pelaksanaan.
PERANCAH
Persyaratan Perancah:
• Mempunyai batang penguat
(bracing)
• Mempunyai pengaturan untuk
penyesuaian vertical
• Pondasi harus mampu
memikul beban tanpa
terjadi penurunan
berlebihan dari perancah
tersebut, atau penurunan
relatif antara penyangga
yang berdekatan
• Semua komponen perancah
harus lurus dan benar tanpa
bengkokkan ataulengkungan
dan semua komponen yang
rusak harus disingkirkan dari
lokasi.
PEKERJAAN B A N G U N AN ATAS
JEMBATAN

Jembatan Beton Jembatan Gelagar Jembatan


Bertulang Beton Gelagar
Pratekan Komposit

Jembatan Rangka Jembatan


Baja Khusus

43
JEMBATAN BETON
BERTULANG Cor in-situ
Unit
Pracetak
Jembatan beton bertulang ini dipasang dengan menggunakan perancah. mulai
Bagian – bagian pracetak
dibuat acuan atau bekisting untuk gelagar betonbertulang
tipikal dari bangunan
yang
Acuan dibuat dengan dimensi sesuai dengan Gambar Rencana, acuan selesai,
jembatan adalah papan–
atas
mulai dipasang baja tulangan dalam acuan tersebut, dengan memperhatikan
lantai, pelat lantai, gelagar,
papan
selimut tebal selimut beton dengan menahan baja tulangan dengan beton
lantai, unit kereb dan tiang
pelat soffit
decking. Mutu beton decking harus lebih tinggi dari beton yang akan di cor.
Unit pracetak dipasang
(post).
Setelah semua baja tulangan selesai dipasang dan acuan dibersihkan dari
dengan
menggunakan satu crane
kotoran yang ada, maka barulah dilakukan pengecoran beton dengan
cran
atau dua
mengacu pada pelaksanaan pekerjaan beton.Perancah baru boleh dilepas
e
setelah beton mempunyai kuat tekan minimal 85% dari beton karakteristik.
Untuk bentang pendek dapat dicor bersama-sama denganlantai.

Pelat Lantai
Pembentukan
rongga
Pembentukan
Rongga
Rongga diadakan pada
bangunan atas jembatan
beton untuk penempatan
kabel posttensioning,
untuk fasilitas umum,
untuk meringankan
bangunan, untuk
displace beton dekat
sumbu netral di mana
terdapat sedikit beban,
atau memudahkan
pencapaian untuk
pemeliharaan.
JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN

Perlengkapan Pra-tegang

Perlengkapan penarikan kabel harus


disediakan paling sedikit 2 alat pengukur
tekanan dengan permukaan diameter tidak
kurang dari 150 mm, satu untuk membaca
lendutan akibat penegangan dan yang satunya
untuk membaca pembebanan selama operasi
penegangan akhir.

Perakitan kabel pra-tegang

Sebelum perakitan, maka permukaan baja pra-


tegang harus diperiksa terhadap korosi. Karat
lepas harus dibuang dengan tangan, yaitu
dengan lap kain guni atau wol baja halus dan
setiap jenis minyak harus dibersihkan dengan
menggunakan deterjen. Jangkar harus dirakit
dengan kabel dengan cara sedemikian
JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN

Selimut Beton

Jika tidak ditentukan lain, maka selimut beton tidak


boleh kurang dari 2 kali diameter kabel atau 3 cm,
diambil yang lebih besar. Selimut beton tersebut
harus ditambah 1,5 cm untuk beton yang kontak
langsung dengan permukaan tanah atau 3,0 cm
untuk elemen beton yang dipasang dalam air asin.

Pengecoran Beton

Pengecoran harus sesuai dengan ketentuan, beton


harus digetar dengan hati-hati untuk menghindari
pergeseran kabel, kawat, selongsong, atau baja
tulangan. Untuk bagian yang lebih dalam dan tipis,
penggetar luar yang ditempelkan pada acuan dapat
dilaksanakan untuk menam-bah getaran di bagian
dalam. Baik sebelum pengecoran maupun segera
sesudah pengecoran beton, maka Kontraktor harus
METODE PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN (PRE-TENSION)

Prosedur Pra-tegang
• Operasi penarikan kabel harus dikerjakan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman
di Bidangnya
• Gaya pra-tegang harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata.
• Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikkan kabel dari lantai landasan, maka gaya
100 kg atau sebesar yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus diberikan pada kabel.
• Gaya awal harus diberikan untuk menghitung pemuluran yang diperlukan
• Kabel harus ditandai untuk pengukuran pemuluran setelah tegangan awal diberikan
• Bilamana terjadi slip pada salah satu kelompok kabel yang ditarik secara bersama-sama,
maka tegangan pada seluruh kabel harus dikendorkan, kabel-kabel diatur lagi dan
kelompok kabel tersebut ditarik kembali.
• Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutment landasan
prategang segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam kabel telah
tercapai, dan tekanan dongkrak harus dilepas sebelum setiap operasi berikutnya dimulai
• Bilamana untaian (strand) yang dilengkungkan disyaratkan, maka Direksi Pekerjaan
dapat memerintahkan pengukuran pemuluran atau regangan pada berbagai posisi
sepanjang kabel untuk menentukan gaya pada kabel pada masing-masing posisi
METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)

Penempatan jangkar
Setiap jangkar harus ditempatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-tegang, dan
dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton

Penempatan Kabel
Segera sebelum penarikan kabel, Kontraktor harus menunjukkan bahwa semua kabel
bebas bergerak antara titik-titik penjangkaran dan elemen-elemen tersebut bebas untuk
menampung pergerakan horisontal dan vertikal sehubungan dengan gaya pra- tegang
yang diberikan.

Kekuatan Beton yang diperlukan


Gaya pra-tegang belum boleh diberikan pada beton sebelum mencapai kekuatan beton
yang diperlukan seperti yang disyaratkan dalam Gambar, dan tidak boleh kurang dari 14
hari setelah pengecoran jika perawatan dengan pembasahan digunakan, atau kurang dari
2 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan uap digunakan.
METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)

Besarnya Gaya Pra-tegang yang diperlukan.


Pengukuran gaya pra-tegang yang dilakukan dengan cara langsung mengukur tekanan
dongkrak atau tidak langsung dengan mengukur pemuluran. Kontraktor harus
menambahkan gaya pra-tegang yang diperlukan untuk mengatasi kehilangan gaya akibat
gesekan dan penjangkaran. Segera setelah penjangkaran, maka tegangan dalam kabel
pra-tegang tidak boleh melampaui 70 % dari beban yang ditetapkan. Selama penegangan,
maka nilai tersebut tidak boleh melampaui 80 %. Kabel harus ditegangkan secara bertahap
dengan kecepatan yang tetap. Penegangan harus dari salah satu ujung, kecuali disebutkan
lain dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)

Prosedur penarikan kabel

Sebelum penegangan, kabel harus dibersihkan dengan cara meniupkan udara bertekanan
ke dalam selongsong. Jangkar juga harus dalam keadaan bersih. Bagian kabel yang
menonjol harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki, karat/korosi, sisasisa
adukan semen, gemuk, minyak atau kotoran debu lainnya yang dapat mempengaruhi
perlekatannya dengan pekerjaan pen-jangkaran. Kabel dicoba untuk ditarik keluar dan
masuk ke dalam selongsong agar dapat kelengketan akibat kebocoran selongsong dapat
segera diketahui dan diambil langkah-langkah seperlunya.

Gaya tarik pendahuluan, untuk menegangkan kabel dari posisi lepasnya, harus diatur agar
besarnya cukup akan tetapi tidak mengganggu besarnya gaya yang diperlukan yang akan
digunakan untuk setiap prosedur.Setelah kabel ditegangkan, kedua ujungnya diberi tanda
untuk memulai peng-ukuran pemuluran. Bilamana Direksi Pekerjaan
menghendaki untuk menentu-kan kesalahan pembacaan pemuluran (zero error in
measuring elongation) selama proses penegangan, data bacaan dynamometer dan
pengukuran pemu-luran harus dicatat dan dibuat grafiknya untuk setiap tahap penegangan
METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)

Peyuntikan dan penyelesaian akhir setelah pemberian gaya pra-tegang

Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel selesai dilakukan
kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Lubang penyuntikan harus diuji dengan
diisi air bertekanan 8 kg/cm2 selama satu jam sebelum penyuntikan. Selanjutnya
selongsong harus dibersihkan dengan air dan udara bertekanan
Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam waktu
1 hari setelah penyuntikan.Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan
adukan dalam penyuntikan dan lubang pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki
sebagaimana diperlukan. Kabel tidak boleh dipotong dalam waktu 7 hari setelah
penyuntikan. Ujung kabel harus dipotong sedemikian rupa sehingga minimum terdapat
selimut beton setebal 3 cm pada ujung balok (end block).
PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT-UNIT BETON PRACETAK

• Pemberian tanda unit-unit beton pracetak


Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan perbaikan kecil,
maka unit-unit harus diberi tanda untuk memudahkan indentifikasi di kemudian hari.
• Penanganan dan pengangkutan
Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan unit-unit beton
pracetak. Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat dengan alat pengangkat atau
melalui lubang- lubang dibuat pada unit-unit tersebut, dan harus diangkut dalam posisi
tegak. Titik angkat, bentuk dan posisinya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Penyangga dan penggantung yang cocok harus digunakan setiap saat dan tidak boleh
ada unit beton pracetak yang akan digerakkan sampai sepenuhnya lepas dari
permukaan tanah.
• Penyimpanan
Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan
ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik
musin hujan maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit
tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan
penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan
• Baja pra-tegang
Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik dan karat atau akibat lain
PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL

Pekerjaan ini terdiri dari perakitan, penyambungan dan penegangan segmen-segmen


pracetak di lapangan

- Perakitan segmen pracetak


Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau pada penyangga di atas tanah lapang.
Unit harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen selongsong dan permukaan luar
seminimum mungkin serta harus berada dalam toleransi yang diberikan dalam
ketentuan.
- Penyambungan segmen pracetak
Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang
dimasukkan lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah pengecoran (post-
tension) harus sesuai dengan ketentuan.
- Pengecoran Ceruk Jangkar
Pengecoran ceruk jangkar pada balok pratekan pracetak segmental harus dilaksanakan
sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam Gambar dan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi.
- Kerusakan unit-unit
Bilamana setiap unit yang difabrikasi atau diterima oleh Direksi Pekerjaan, ternyata rusak
seperti retak, mengelupas atau deformasi pada baja tulangan, unit yang demikian harus
PEMASANGAN UNIT-UNIT BETON PRATEKAN

• Penerimaan unit-unit
Bilamana unit-unit difabrikasi di luar tempat kerja, maka Kontraktor harus memeriksa
mutu dan kondisi pada saat barang tiba di tempat dan harus segera melapor secara
tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap cacat atau kerusakan.

• Tumpuan untuk unit-unit

• Pengaturan posisi unit-unit


Semua baut yang tertanam dan lubang untuk tulangan melintang, dan sebagainya
harus diluruskan dengan hati-hati selama pemasangan unit-unit tersebut. Batang
baja harus dipasang pada lubang untuk tulangan melintang sewaktu perakitan
berlangsung, agar dapat menjamin penempatan lubang dengan tepat.
JEMBATAN GELAGAR
KOMPOSIT
Pemasangan jembatan komposit merupakan hal penting dan memerlukan tahapan-
tahapan yang harus dilakukan yaitu:
1. Pemasangan jembatan komposit terdiri atas dua tahap, yaitu: tahapan pemasangan
gelagar baja dan pengecoran lantai yang merupakan bagian struktur dari jenis komposit.
2. Pemasangan gelagar dapat dilaksanakan dengan cara perancah atau dengan cara
peluncuran
3. Pemasangan Gelagar harus mengacu pada desain yang dilaksanakan, karena apabila
digunakan dengan cara peluncuran ( launching ), maka bisa terdapat anggapan dalam
perhitungan bahwa gelagar menahan semua beban mati beton yang berada di atas
gelagar sebelum beton mengeras.Sedangkan pada pemasangan dengan cara
perancah, perancah harus dihitung dapat menahan beban gelagar baja dan beton
sebagai beban mati sebelum mengeras.
4. Buat camber sesuai yang disyaratkan , karena dengan tidak adanya camber akan
mengurangi kapasitas keamanan gelagar komposit
JEMBATAN GELAGAR
KOMPOSIT
5. Gelagar komposit baru berfungsi sebagai komposit apabila beton yang berada di atas
gelagar tersebut mengeras dan bekerja sama dengan gelagar menjadi satu kesatuan
dalam suatu struktur.
6. Komposit terbentuk melalui Shear Connector yang dipasang pada gelagar melintang
JEMBATAN RANGKA
BAJA
Pekerjaan ini jembatan rangka baja ini
terdiri dari pemasangan struktur jembatan
rangka baja hasil rancangan patent,
seperti jembatan rangka (truss) baja,
gelagar komposit, Bailey atau sistem
rancangan lainnya termasuk penanganan,
pemeriksaan, identifikasi dan
penyimpanan semua bahan pokok lepas,
pemasangan perletakan, praperakitan,
peluncuran dan penempatan posisi akhir
struktur jembatan, pencocokan komponen
lantai jembatan (deck) dan operasi lainnya
yang diperlukan untuk pemasangan
struktur jembatan rangka baja sesuai
dengan ketentuan
JEMBATAN
KHUSUS
Jenis-jenis jembatan khusus:
1. Jembatan Cable stayed (kabel cancang)
2. Jembatan suspension (gantung)

Jembatan Cable stayed Jembatan Suspension (gantung)


Jembatan Cable Stayed (Kabel Cancang)
Suspension bridge atau jembatan
suspensi terbagi dalam dua macam
disain yang berbeda yaitu “
suspension bridge (jembatan
gantung)” yang berbentuk “M” dan
“cable stayed bridge” (jembatan
kabel cancang) yang berbentuk “A”.
Jembatan cable stayed tidak
memerlukan dua tower dan empat
angker seperti jembatan gantung,
namun kabel tersebut ditarik dari
struktur jalur jalan ke tower tunggal
(pylon) untuk diikat dan ditegangkan
Jembatan Cable Stayed (Kabel
Cancang)
Metode Pemasangan Stay
Cables
1. Selubung dipasang setelah
kawat
prategang ditempatkan dan
distress

Pertama kali, PE strands


ditempatkan dan distress. Kemudian
damping device dan strands hoop
dipasang pada tempatnya. Terakhir,
segmen selubung HDPE dipasang
satu demi satu dengan sambungan
HDPE kemudian di sekat pada ceruk
pipanya
Metode Pemasangan Stay Cables

2. Kawat prategang ditempatkan


setelah
selubung uar HDPE terpasang

Pertama, selubung HDPE dibentuk


dahulu dengan panjang sesuai
kebutuhan.
Kemudian selubung pengarah yang
dikaitkan dengan sebuah kawat
prategang (strand) ditarik masuk
keposisinya dengan menggunakan
mesin penarik mini untuk kemudian
dipasang pada tempatnya.
Selanjutnya kawat-kawat prategang
Penempatan
Kabel
Kawat-kawat prategang dari stay cable
system di pasang satu persatu. Kabel dan
angker harus di rangkai pada konstruksi
dilapangan secara benar.Kabel tunggal
prategang harus dicoating dengan epoxy,
kemudian diberi gemuk dan di Hot
Extruded dengan HDPE coating di pabrik.
Oleh sebab itu tidak diperlukan lagi
perlindungan korosi tambahan. Gulungan
kawat prategang dibawa kelapangan
kemudian dipotong sesuai kebutuhan
untuk di rangkai/dipasang. Kawat
prategang yang telah siap tersebut
diangkat dengan hati-hati dan cepat untuk
kemudian distress.
Pemasangan PC
Girder (1/2)
Tahapan Pemasangan PC Girder dapat
digambarkan sebagai berikut:
• Tempatkan crane mengapung dekat
Tower, pasang bagian-bagian Tower;
• Pasang sejumlah segmen Girder baja
pada Tower
secara balance cantilever;
• Tempatkan crane didekat Tower;
Pemasangan PC
Girder (2/2)
• Diarah darat, girder dipasang bertahap
menuju arah tower;
• Girder lanjutan dipasang dari arah tower ke
arah darat;
• Demikian juga pasang girder dari Tower ke
arah Tower yang lain
• Girder dari tower ke tower akan bertemu
ditengah-
tengah dan diakhiri dengan dirger penutup
Jembatan Suspension (gantung)
Jembatan gantung merupakan suatu kabel yang melintas diatas sungai atau laut
dengan lantai jembatan (struktur jalur jalan) digantung pada kabel tersebut.
Umumnya embatan kabel yang modern mempunyai dua tower yang tinggi sebagai
tempat kabel dikaitkan/ditumpangkan, artinya tower tersebut merupakan
penyangga dari berat struktur jalur jalan tersebut.
Pemasangan Jembatan
Gantung
Pemasangan jembatan gantung berikut ini diambil dari pemasangan
”The Akashi – Kaikyo Suspension Bridge – Japan”.
Pemasangan Kabel
(1/2)
Pemasangan kabel dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
• Bentangkan tali pengarah (Pilot Roper)
diantara
Tower sampai ke angker,
• Pasang juga tali pengangkut/penarik
dan alat pengangkut (carrier)
Pemasangan Kabel
(2/2)
Pemasangan kabel dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
• Pasang tali jalan kerja dan system
lantainya
(Catwalk) ;
• Pasang kabel kawat prategang
• Pasang pita kabel dan tali
Penggantung
• Selanjutnya siap untuk
pemasangan girder truss/stiffening
frame
Pemasangan Girder Methode
• Tempatkan sepasang crane diatas
Elemen pontoon (crane mengapung) untuk
mengangkat
• girder truss dari bawah ke posisinya disisi
darat dan tower ;
• Pada sisi darat, sebagai tahap awal pasang
8 (delapan) panel girder (large block) yang
digantung pada tali penggantung (hanger
rope) yang sudah disiapkan
• Pada saat yang bersamaan pada posisi Tower
pasang 6
(enam) panel kearah darat dan ke arah tengah
• Selanjutnya pada ujung masing-masing
panel yang sudah terpasang tersebut
ditempatkan crane yang dapat bergerak
(traveling crane) untuk melakukan
pemasangan secara bertahap segmen per
segmen untuk kemudian bertemu dengan
semen yang bergerak dari arah lainnya.
• Untuk bentang dari angker ke tower maka
segmen akan bertemu didekat tower dan
pada bentang tower ke tower akan bertemu
Pemasangan Girder
Methode Blok • Setelah Tower, kabel strand dan tali
penggantung terpasang maka disiapkan untk
memasang girder truss;
• Pasang gantry pada tali pengarah dan siapkan
ponton/kapal pengangkut girder dan siapkan
tower crane di posisi tower serta crane
mengapung di arah darat;
• Girder mulai dipasang blok per blok menggunakan
gantri dan ponton mulai dari tengah-tengah
bentang tower ke tower menuju ke tower masing-
masing, serta girder dipasang dari arah
darat/angker dengan menggunakan crane
terapung;
• Dilanjut dengan menggunakan gantri baik dari
tower ke angker dan tower ke tengah yang pada
akhirnya bertemu disatu titik tertentu dan
diselesaikan/disambung dengan blok/segmen
penutup (lihat gambar).
CONTACT US!
Balai Penerapan Teknologi Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Kontruksi
Kementerian PUPR

balaiptk@gmail.com

sibimakonstruksi@gmail.com

BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Anda mungkin juga menyukai