Anda di halaman 1dari 34

METODE PEMBANGUNAN DERMAGA

MENGGUNAKAN SISTEM
BETON PRECAST PADA DAERAH
TERPENCIL
TUGAS KELOMPOK
METODE DAN PERALATAN KONSTRUKSI LANJUT
Prof. Dr. Ir. Drs. Syafwandi, M.Sc.
Disusun oleh :
1. Agung Prihantoro 55719110023
2. Ali Imron55719110025
3. Nur Amalia 55719110032
4. Ajahar Hasibuan 55719110041
5. Mohammad Zaenal Arifin 55719110051
6. Gomgom Jadiaman Sihombing 55719110052

Program Studi Magister Teknik Sipil


Program Pascasarjana
Universitas Mercu Buana 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pekerjaan Beton pada konstruksi dermaga dan
trestle yang pengerjaannya dilakukan di laut
dengan tingkat kesulitan yang relatif cukup tinggi
membutuhkan cara yang lebih smart (Think out of
the box), untuk meningkatkan Produktifitas, Mutu
yang yang lebih baik, dan efisiensi terhadap
material dan waktu pelaksanaan.

2
1.2 MASALAH GEOGRAFIS

Lokasi pekerjaan yang berada di Desa Katapop


Kecamatan Salawati Kabupaten Sorong Provinsi
Papua Barat yang merupakan daerah terpencil
sehingga untuk mendukung kebutuhan beton selama
masa pelaksanaan pembangunan dermaga tersebut
menjadi kendala utama, apalagi volume kebutuhan
beton yang cukup banyak dengan mutu beton K-400
sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Masalah tersebutlah yang menjadi pertimbangan
pemilihan metode beton precast menjadi salah satu
alternatif untuk mengatasi masalah ini.
3
1.3 TUJUAN KEGIATAN

Metode pekerjaan menggunakan sistem precast


mempunyai beberapa kelebihan dan keuntungan
dibandingkan dengan cara konvensional yaitu
diantaranya mutu pengerjaan yang lebih optimal, karena
sebagian pembetonan dilakukan di darat sehingga
pengontrolan mutu dapat dilakukan secara maksimal
dan terencana. Tingkat pengerjaan install beton precast
di laut yang relatif lebih mudah, karena tidak terpengaruh
terhadap pasang surut air laut. Waktu pengerjaan yang
relatif lebih singkat, karena banyak pekerjaan yang seri,
dapat diparalelkan sehingga membuat pekerjaan dapat
lebih cepat dan efisien.

4
BAB II
HASIL PENGAMATAN

2.1 SURVEY LOKASI

Lokasi pembangunan dermaga yang terletak di Desa


Katapop Kecamatan Salawati Kabupaten Sorong
Provinsi Papua Barat berjarak sekitar 60 km dari Kota
Sorong, dengan kondisi jalan yang sebagian besar
masih berupa lapisan macadam dapat ditempuh dalam
waktu 90 menit perjalanan darat. Jika kondisi hujan
jalan menuju lokasi tidak dapat dilalui kendaraan
karena masih berupa lapisan tanah asli, sehingga
nantinya dapat menganggu mobilisasi material dan
personil.
5
2.2 SURVEY MATERIAL

Material utama dalam pelaksanaan pembangunan


dermaga ini sebagian besar membutuhkan tiang
pancang baja, beton readymix mutu K-400, besi
tulangan. Dari hasil pengamatan untuk material utama
tersebut tidak tersedia di Kota Sorong, untuk material
readymix sebagian besar material pendukung seperti
agregat campuran beton readymix harus didatangkan
dari luar pulau Papua seperti Palu dan Makassar.

6
BAB III
ANALISA PENGAMATAN

3.1 PEMILIHAN METODE PRECAST


Dari hasil pengamatan di lapangan maka ditentukan
menggunakan metode precast untuk memudahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pada
prinsipnya penggunaan metode beton precast ini
adalah memindahkan sebagian besar pekerjaan
pembetonan yang dilakukan di laut menjadi di darat,
atau dengan kata lain merubah sebagian besar
pekerjaan pembetonan insitu menjadi pembetonan
dengan cara precast.

7
3.2 TAHAPAN PELAKSANAAN
Secara sistematis metode pelaksanaan pekerjaan
pembangunan dermaga sebagai berikut:
1. Pekerjaan persiapan
a. Membuat direksi kit dan barak pekerja serta
penyediaan listrik dan air dilokasi pekerjaan.
b. Mengamati pasang surut permukaan air sebagai
acuan penentuan elevasi rencana dermaga dan
melaksanakan survei kedalaman dengan
menggunakan alat digital serta sounding manual
di posisi rencana pembangunan dermaga agar
sesuai dengan kedalaman yang direncanakan.

8
9
c. Mempersiapkan benchmark (BM) minimal 3
patok,apabila posisi patok diatas beton bisa
menggunakan paku beton berukuran kecil -+ 1cm,
sedangkan bila posisi patok bm dia atas tanah
maka dibuat dengan pipa pralon yang dicor
kemudian diletakan paku payung ditengahnya.

10
d. Menentukan lokasi stock pile terlebih dahulu. Stock
pile berfungsi untuk menyimpan material seperti
tiang pancang baja (SPP), Beton Precast Pilecap,
Precast Balok, Precast Halfslab, dan lain-lain.

e. Membuat temporary jetty untuk berlabuh ponton-


ponton servis dan tongkang pembawa material
agregat dan urugan pilihan.

11
f. Pengadaan material beton precast dan tiang
pancang baja didatangkan dari Jakarta dengan
supplier beton precast menggunakan PT. Adhimix
precast sehingga mutu beton dapat lebih terjaga dan
pelaksanaan lebih cepat dan efisien, sedangkan
untuk material tiang pancang baja menggunakan
produksi baja dari PT. Swarna Baja yang berlokasi di
Balaraja.

12
g. Alat berat yang didatangkan dari Jakarta antara lain
2 unit kapal tug boat, 2 unit ponton servis, 2 unit
ponton pancang, 2 unit alat hammer kap 13 ton, 2
unit crane servis. Sementara alat berat lain
didatangkan dari daerah setempat (Kota Sorong)
seperti dump truck, excavator, motor grader,
bulldozer dan vibrator roller.

13
h. Proses mobilisasi material tiang pancang dan alat
berat dilaksanakan bersamaan agar memudahkan
dalam proses loading di Jakarta dan unloading di
lokasi pekerjaan.

Proses mobilisasi material dan alat berat


14
2. Pekerjaan Pemancangan
a. Material tiang pancang baja diangkut menggunakan
ponton servis yang ditarik tug boat dari stock pile
menuju lokasi pemancangan.

Proses relokasi material tiang pancang baja ke


ponton
15
b. Penentuan titik tiang pancang oleh surveyor.

16
c. Melakukan pemancangan tiang pancang baja
dengan bantuan alat hammer diesel, crane servis,
dan ponton pancang, selama pekerjaan
pemancangan serveyor harus selalu mengawasi dan
berkoordinasi dengan tim pancang sampai dengan
tiang pancang selesai dipukul. Setelah
pemancangan selesai surveyor harus mencatat
koordinat rencana dan koordinat lapangan agar
dapat diketahui jika terdapat penyimpangan dari
koordinat rencana, dan tim pancang harus
menyerahkan hasil kalendering dari tiap titik
pancang.

17
d. Apabila terdapat pekerjaan sambungan tiang
pancang, dilakukan penyambungan dengan
pengelasan joint kemudian dilanjutkan pemancangan
lagi.

18
e. Panjang tiang dilapangan ditentukan berdasarkan
penetrasi akhir dari pemancangan yang harus
mencapai 2,5 cm per 10 pukulan.

19
f. Setelah pelaksanaan pemancangan tiang pancang
dilakukan pemotongan tiang pancang untuk
menyamakan level dan pemasangan Bracing.

20
g. Pemasangan kupingan untuk dudukan pilecap
precast.

21
3. Pekerjaan erection precast dan pengecoran insitu
a. Pemasangan Precast Pilecap dengan menggunakan
crane servis dilanjutkan dengan pemasangan besi
isian tiang pancang.

22
b. Pekerjaan pembesian tulangan insitu beton pilecap
kemudian erection balok precast dan dilanjutkan
dengan pengecoran isian tiang pancang sampai
batas setengah dari pilecap precast.

23
c. Pekerjaan erection plat lantai precast

24
d. Pekerjaan pembesian tulangan insitu plat lantai,
balok melintang dan memanjang dilanjutkan dengan
pemasangan angkur untuk bollard.

25
e. Pekerjaan pembesian tulangan dan bekisting
ducting kabel.

26
f. Pekerjaan balok insitu dan plat lantai insitu.

27
4. Pekerjaan aksesories dermaga
a. Pemasangan bollard dan karet fender dermaga
dengan bantuan mobile crane.

28
b. Pemasangan lapis pelindung tiang pancang HDPE
dan cathodic protection.

29
c. Pemasangan Pemasangan instalasi panel listrik dan
lampu penerangan dermaga

30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
1. Dari Metode precast sangat cocok digunakan
untuk pekerjaan pembangunan pada daerah
terpencil yang sulit mendapatkan material beton
readymix.

2. Dari Beton precast merupakan salah satu metode


yang tepat dan direkomendasikan karena memiliki
keunggulan-keunggulan yang dibutuhkan seperti
mutu yang bagus dikarenakan dicetak dan
dilaksanakan oleh supplier yang memang ahli
dibidangnya sehingga hasil yang didapatkan
dapat maksimal tanpa perlu adanya finishing pada
permukaan beton. 31
3. Dapat mempercepat pelaksanaan pekerjaan
dikarenakan dapat dipararelkan dengan pekerjaan
lain, seperti pada saat pekerjaan pemancangan
tiang pancang, beton precast sudah dapat
diproduksi dan pekerjaan pembesian dapat
dilaksanakan.
4. Lebih ramah lingkungan karena pekerjaan
bekisting tidak memerlukan kayu yang cukup
banyak, berbeda dengan metode konvensional
yang banyak memakai kayu untuk pekerjaan
bekisting.
5. Jumlah pekerja yang dibutuhkan tidak terlalu
banyak, tidak seperti menggunakan metode
konvensional.
32
4.2 SARAN
1. Perlu pengawasan yang lebih teliti terhadap
kualitas sambungan atau dimensi dari komponen
beton precast agar pada saat
pemasangan/erection tidak membutuhkan waktu
yang cukup lama dan hasil pelaksanaan dapat
sesuai dengan rencana.

2. Penerapan K3 harus dikerjakan dengan benar,


agar kemungkinan kecelakaan dapat terkurangi
dan terhindari.

33
Sekian
dan
Terima Kasih

34

Anda mungkin juga menyukai