Kode Dokumen
011/MTD/WK/TOL-KATARAJA-T1/2022
Khairul Umam
Site Engineering Manager ………………………. ……………………….
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
2. Spesifikasi Teknis
B. METODE
2. Material
3. Flowchart
4. Tahap Pekerjaan
C. QHSE
2. Quality Target
3. Implementasi HSE
D. LANGKAH STRATEGIS
E. ASPEK RISIKO
paraf
A. PENDAHULUAN
1. Gambaran Umum Pekerjaan
Pier Head adalah struktur beton bertulang yang berfungsi sebagai penyangga
Prestressed Concrete-I Girder atau gelagar jembatan. Pekejaan struktur Pier Head
pemasangan besi tulangan, dan pengecoran. Pekerjaan ini dibuat sesuai dengan
spesifikasi dan ukuran yang tertera pada Gambar, dan sesuai dengan arahan dari
Konsultan Pengawas
2. Spesifikasi Teknis
paraf
B. METODE
Pekerjaan Pier Head ini dilaksanakan setelah pekerjaan kolom pier telah selesai
a. Alat
b. Material
2) Tahu Beton
3) Kawat Bendrat
40
5) Compound
6) Geotex woven
paraf
c. Flowchart
Mulai
Ya
Joint Survey Level Pier Berita Acara Joint
Head Survey
Ya
Tidak
Ya
Berita Acara
Opname/ Pengakuan Pekerjaan Pemeriksaan
Lapangan
Selesai
d. Tahap Pekerjaan
paraf
2) Mengajukan ijin kerja, gambar kerja dan perhitungan kuantitas pekerjaan
shoring system;
bekisting dasar dilakukan oleh tim Surveyor agar dimensi dan elevasi sesuai
tulangan pier head sebagaimana tertuang dalam gambar kerja atau arahan
konsultan pengawas;
8) Bekisting harus dipasang dengan teliti agar kuat dan tidak ada satupun celah
paraf
10)Checklist dan pemeriksaan keseuaian dan perkuatan pemasangan
b) Pastikan jumlah dan kondisi truk mixer atau dump truck yang akan
pengecoran;
12)Uji Slump pada beton ready mix, pastikan nilai slump sesuai dengan rencana
13)Buat benda uji dari beton ready mix yang akan digunakan dengan jumlah
14)Beton harus dicor secara vertikal dan sedekat mungkin pada posisi akhirnya.
Jika perlu penghampar beton, hal ini harus dilakukan dengan sekop dan
harus kurang dari 1m dan bila melebihi 1m, mungkin perlu suatu
talang/saluran jatuh;
16)Pengecoran beton harus dimulai dari sudut acuan dan dari titik terendah bila
permukaannya miring;
paraf
17)Setiap tuangan beton harus dicor mengarah ke deposit sebelumnya, bukan
menjauhinya;
18)Beton harus dituang menurut lapisan horizontal dan tiap lapisan dipadatkan
sebelum penuangan lapisan berikutnya. Setiap lapis harus dicor dalam suatu
19)Ketebalan tiap lapisan tergantung pada ukuran dan bentuk dari bagian beton
paraf
pemadatan;
ketebalan 300 mm, dan untuk beton masif tebal 500 mm;
paraf
21)Jika lapisan beton tidak dapat dicor sebelum pengerasan lapisan sebelumnya,
seperti pada pagi hari setelah semalam beristirahat, harus dibuat suatu
konstruksi sambungan;
22)Beton tidak boleh dicor pada saat hujan lebat tanpa pelindung di atasnya, jika
permukaan miring;
paraf
paraf
25)Setelah pengecoran selesai, selanjutnya lakukan curing beton. Curing dapat
dengan air. Beton tetap dijaga basah selama minimal 7 hari secara terus
sambungan cor
b) Pembongkaran bekisting
paraf
C. QHSE
Labrotatorium Uji:
a. Uji Slump
2. ASPEK PENGENDALIAN K3
a. Safety Induction :
b. Ijin Kerja :
Pengajuan Ijin Kerja oleh Superintendent dan diperiksa bersama TIM HSE
d. Rambu-rambu
paraf
Rambu pemberitahuan penggunaan APD
b. Disiplin Prokes
paraf
D. LANGKAH STRATEGIS
1. Faktor Cuaca
dilaksanakan dalam kondisi hujan tanpa adanya perlindungan dari air hujan.
Untuk pekerjaan dengan volume yang besar, pekerjaan sebaiknya dibagi menjadi
beberapa lokasi pekerjaan sehingga dapat melakukan pekerjaan secara paralel dan
4. Monitoring
dapat termonitor yang kemudian hasil monitoring dapat dijadikan dasar melakukan
paraf
E. ASPEK RESIKO
No. JENIS POTENSI UPAYA PENGENDALIAN
PEKERJAAN BAHAYA
- INTP 1 sampai 4
jalan
panjang)
2. Bending Besi Terjepit mesin Bar - Sosialisasi cara penggunaan mesin bar bender
- Rambu K3
kain)
paraf
3. Cutter Besi Terjepit mesin - Sosialisasi cara penggunaan mesin bar cutter
- Rambu K3
kain)
paraf