CIVIL WORK
1. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari metode CIVIL WORK adalah untuk memberi panduan kepada pekerja yang
akan dilaksanakan, sehinga semua tahapan tahapan pekerjaan terkontrol dengan baik.
2. LOKASI AREA
3. TAHAPAN PEKERJAAN
Mula – mula perhatikan apakah ada bagian mesin yang terkendala atau tidak. Entah itu lepas,
keropos, patah, atau masalah lainnya. Akan sangat berbahaya jika operator tidak menyadari
kerusakan yang ada. Contohnya bila besi pegangan ada yang keropos dan patah. Muncul
resiko lepasnya mesin ini dari kendali operator sehingga dapat menyebabkan kecelakaan
kerja. Lebih detail lagi, setiap mur dan baut juga harus terpasang dengan kuat.
Untuk kesiapan alat memperhatikan keberadaan bahan bakar tentu menjadi hal pokok. Jadi
pastikan sudah terisi, namun hindari kondisi tangki yang terlalu penuh. Guncangan saat alat
beroperasi bisa membuat bahan bakar tumpah melalui celah tutup tangki.
Jika memang keadaan tubuh sudah memadai untuk melakukan pekerjaan ini yang tidak boleh
terlewatkan adalah kelengkapan APD.
APD merupakan singkatan dari Alat Pelindung Diri dan umum dipakai baik oleh pekerja
manufaktur maupun konstruksi. Kelengkapannya mencakup sarung tangan, sepatu, helm,
kacamata, air plug, dan atribut safety lainnya sesuai kebutuhan.
Berlanjut dari dua langkah di atas dan semuanya sudah betul – betul diperhatikan serta
dibenahi maka pengoperasian sudah boleh dilakukan. Mulailah dengan menghidupkan mesin
ini. Lazimnya karena motor penggerak berjenis diesel cara menyalakannya adalah dengan
membuka kran bahan bakar lalu menarik tali pada grip atau starter mesin.
Disarankan untuk dilakukan oleh dua orang, dimana satu orang memegangi alat pemadat
stamper dan satu lagi menarik tali starter. Setelah menyala biarkan dalam keadaan diam
untuk memanaskan mesin. Kurang lebih biarkan selama 3 menit hingga 5 menit.
Terakhir dalam mengoperasikan alat ini untuk memadatkan timbunan, pacu gerakan mesin
secara perlahan – lahan. Operator pun harus menjaga kestabilan kecepatan serta perpindahan
mesin di area pemadatan agar timbunan padat secara merata.
Pemasangan balok bottom formwork dan multiplek. skirting panel dipersiapkan selain
sebagai bagian dari pile cap juga digunakan sebagai side form work.
Skirting panel merupakan segmental precast concrete. pemasangan rebar dilakukan
setelah proses instalasi botom dan side form work selesai perangkaian rebar dari semi
finis menjadi fix di lokasi pekerjaan
Rebar pertama dipasang untuk pengecoran beton
c. Metode
- Fabrikasi :
Bekisting untuk pondasi sebelum diaplikasikan sebagai acuan, difabrikasi terlebih dahulu di
workshop kayu, dibuat panel-panel sesuai dengan shop drawing. Papan kayu di potong dan
dibentuk dengan ukuran sebagai mal (bekisting). Papan kayu yang telah dipotong dirakit
membentuk mal pondasi dan diberi tanda untuk masing-masing siku pemasangan.
- Pemasangan :
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera dipasang sesuai
dengan posisinya yang tertera di shop drawing. Bekisting yang telah dipasang pada area cor
pondasi kemudian di paku agar terpasang dengan kuat dan kokoh. Bekisting dipasang
dengan kokoh, kuat, tidak bocor, tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-kayu lepas,
sampah-sampah dll. Pengawas lapangan dan Tukang memeriksa pemasangan bekisting
telah terpasang dengan baik dan kuat serta kokoh.
Mengajukan Mix Design sesuai dengan mutu beton yang sudah ditentukan dalam Spesifikasi
Pekerjaan Struktur, dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
a. Type dan jumlah material
b. Kuat Tekan Beton
c. Slump
d. Kadar air
e. Rasio air/semen
f. Kadar Fly Ash
g. Berat isi beton segar
h. Analisis gradasi agregat
PELAKSANAAN TRIAL MIX
Melaksanakan trial mix di batching plan sesuai dengan mix design yang telah dibuat oleh
pihak konsultan perencana.
Dari pelaksanaan trial mix dapat diketahui :
a. Kesesuaian komposisi material sewaktu trial mix dengan mix design.
b. Kuat tekan beton hasil pengujian sample beton yang diambil sewaktu trial mix.
PERSIAPAN PERALATAN
PEMESANAN BETON
PEMERIKSAAN BETON
Setiap beton (mobil mixer) yang datang harus diperiksa surat jalannya sesuai dengan
pemesanan (mutu beton, volume, slump, jam keberangkatan, pemakaian bahan additive),
diukur dan dicatat slumpnya dengan alat slump test. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ada, maka beton tersebut harus dipulangkan dan diganti dengan yang baru sesuai
dengan spesifikasi yang telah diajukan pada saat pemesanan.
Untuk memeriksa mutu beton, diambil sampel beton sesuai spesifikasi sebagai berikut:
PELAKSANAAN PENGECORAN
4.1. Untuk menghindari terjadinya cold joint sewaktu pengecoran harus perhatikan hal-hal
waktu sebagai berikut:
a. Balok dan pelat menggunakan concrete pump dengan waktu penuangan beton 1 mobil
mixer 15-30 menit dan didalam concrete pump harus selalu tersedia beton, sehingga waktu
pendatangan mobil mixer dapat lebih cepat dan harus kontinyu, biasanya sekali pengiriman 3
mobil mixer, pemesanan berikutnya pada penuangan 2 mixer terakhir.
b. Kolom/dinding beton/core wall menggunakan tower crane dengan waktu penuangan
beton 1 mobil mixer 1-1,5 jam, sehingga pendatangan mobil mixer hanya satu-satu,
disesuaikan dengan pelaksanaan pengecoran, namun harus kontinyu.
c. Kepadatan lalu lintas sangat mempengaruhi supply beton dan slump dan harus
diperhatikan juga waktu tempuh dari batching plan ke proyek sehingga dapat diprediksi
berapa lama lagi beton akan setting.
Pengujian beton dapat dilakukan bila ada kemungkinan mutu beton dinyatakan rendah. maka
perlu diadakan test pengujian beton sebagai berikut :
Pengambilan sample untuk kolom, corewall dan shearwall :
a. Setelah 3 hari 1 (satu) silinder harus diuji untuk mengetahui kuat tekan beton.
b. Setelah 14 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya.
c. Setelah 28 hari 1 (dua) silinder harus diuji kuat tekannya dan diambil rata-rata kuat tekan
sebagai hasilnya.
d. Cadangan 2 (dua) silinder yang dapat digunakan untuk pengetesan kuat tekan pada
umur 7 dan 28 hari apabila pengetesan kuat tekan beton pada umur 3 hari tidak memenuhi
syarat.
Pengambilan sample untuk Slab
a. Setelah 7 hari 1 (satu) silinder harus diuji untuk mengetahui kuat tekan beton.
b. Setelah 14 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya dan diambil rata-rata kuat tekan
sebagai hasilnya.
c. Setelah 28 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya.
d. Cadangan 1 (satu) silinder.
4. HAUSE KEEPING
Perapian alat maupun kabel yang telah dipakai di kembalikan pada tempatnya.
Pastikan semua sumber energi benar benar telah off semua ketika selesai bekerja.
Pastikan tidak ada sampah yang tercecer di sembarang tempat.
Buanglah sampah pada tempatnya.