Anda di halaman 1dari 41

PENYELIDIKAN KECELAKAAN

MANFAAT PENYELIDIKAN KECELAKAAN


Apapun penjelasan tentang pentingnya dan manfaatnya penyelidikan kecelakaan bagi seorang
Supervisor Lini semuanya ini berarti mencegah kecelakaan.
Kecelakaan merupakan kejadian yang 'sangat tidak diinginkan' karena akibatnya yang sangat
merugikan seperti kemusnahan harta benda atau kematian.
Karena tidak diinginkan maka kejadiannya sedapat mungkin 'harus dicegah'. Untuk dapat
mencegah harus diadakan penyelidikan. Maka sangat jelas bahwa manfaat penyelidikan
kecelakaan atau Accident Investigation adalah mencegah kecelakaan.
Banyak keuntungan yang didapatkan Supervisor dari hasil penyelidikan kecelakaan yang
dilakukannya.

MENGAPA KECELAKAAN DISELIDIKI ?


Mencegah kecelakaan adalah komitment Management yang utama.
Penyelidikan kecelakaan merupakan tanggung jawab semua tingkat pimpinan dan menjadi
kepedulian setiap orang. Posisi yang unik dari seorang Supervisor Lini menyebabkan ia yang
paling berprioritas dan bertanggung jawab melakukan tugas ini.
Supervisor Lini dibagian mana kecelakaan terjadi adalah orang yang paling tepat dan
terdepan melakukan penyelidikan. Ia mempunyai kelebihan dibandingkan dengan anggota
Management atau Supervisor lainnya. Ia yang akan mendapatkan keuntungan dari
penyelidikannya.

Seorang Supervisor Lini :


1. Ia lebih Mengenal Situasi.
Ia yang setiap hari berhadapan dan sangat familiar dengan orangnya. peralatannya,
materialnya dan segala sesuatu yang ada pada pekerjaannya. Ia lebih tahu tentang prosedur
dan tata cara kerja ( standard proctices) yang benar, keadaan dilingkungannya termasuk
bahaya-bahaya kerjanya.
2. Ia Paling Berkepentingan Untuk Tahu Penyebab Kejadian.
Bagi seorang Supervisor yang baik, ia berkepentingan bukan semata-mata pada angka
kecelakaan atau statistik tetapi yang terpenting baginya mereka adalah pekerjanya,

peralatannya dan materialnya. Ia sangat merasakan bahwa ia adalah orang yang paling
bertanggung jawab pada pencegahan kecelakaan ditempat pekerjaannya. Penyelidikan
kecelakan akan membantunya melihat secara jelas kondisi dan bahaya yang dapat mengancam
keselamatan oara pekerjanya, peralatan dan material kerjanya.
3. Ia Paling Mampu Cepat Mengambil Tindak Pencegahan.
Ia yang mengendalikan orang-orangnya, mengontrol prosedure dan peralatannya maka ia
paling berpeluang dan dapat segera mengambil langkah-langkah koreksi dan mengatasi
keadaan. Ia yang paling mampu secara effektip melakukan pengendalian dan follow up.
4. Ia Paling Mampu Effektip Berkomunikasi Dengan Pekerjanya.
Pekerja diterima bekerja oleh Perusahaan, tetapi ia bekerja untuk Supervisor Lini. Pekerja
peralatannya dan materialnya. Ia sangat merasakan bahwa ia adalah orang yang paling
bertanggung jawab pada pencegahan kecelakaan ditempat pekerjaannya. Penyelidikan
kecelakan akan membantunya melihat secara jelas kondisi dan bahaya yang dapat mengancam
keselamatan oara pekerjanya, peralatan dan material kerjanya.
3. Ia Paling Mampu Cepat Mengambil Tindak Pencegahan.
Ia yang mengendalikan orang-orangnya, mengontrol prosedure dan peralatannya maka ia
paling berpeluang dan dapat segera mengambil langkah-langkah koreksi dan mengatasi
keadaan. Ia yang paling mampu secara effektip melakukan pengendalian dan follow up.
4. Ia Paling Mampu Effektip Berkomunikasi Dengan Pekerjanya.
Pekerja diterima bekerja oleh Perusahaan, tetapi ia bekerja untuk Supervisor Lini. Pekerja
dapat dan merasakan bahwa supervisornya selalu memperhatikan dirinya dan keselamatannya.
Baginya, Supervisor Lini adalah sosok 'pimpinan' yang ia rasakan paling dekat dan dikenalnya,
yang selalu memahami dan memperhatikan hal-hal yang disampaikan. Sehingga dalam Laporan
Kecelakaan dan Penyelidikan Kecelakaan seorang pekerja dapat mengatakan 'apa adanya'
kepada Superisor Lini-nya.

FAEDAH ACCIDENT INVESTIGATION BAGI SUPERVISOR


Lebih banyak faedah yang didapatkan Supervisor apabila penyelidikan kecelakaan dilakukan
secara benar dan teliti. Secara umum diantaranya adalah :
1. Penyelidikan kecelakan yang benar dan teliti merupakan bukti nyata perhatian yang
sungguh-sungguh kepada pekerja. Sebagai seorang Supervisor yang baik ia tahu betul betapa
pentingnya kepercayaan dan penghargaan pekerja dalam dalam menyelesaikan pekerjaan.
Pekerja tidak sekadar berharap tetapi membutuhkan Supervisor yang selalu memperhatikan
dan membantu kepentingan mereka.
2. Penyelidikan kecelakaan yang effektip akan meningkatkan produksi karena dapat
mencegah kehilangan waktu kerja oleh terulangnya kecelakaan ; yang berarti biaya kerja
menurun. Kecelakaan bukan saja menyita waktu tetapi menyebabkan biaya tinggi.
3. Penyelidikan kecelakaan dan hasilnya mempunyai hubungan langsung dengan kecakapan
supervisi dan effsiensi, secara nyata sangat mempengaruhi evaluasi performance.
Rekord keselamatan kerja yang memberi gambaran baiknya kemampuan supervisi akan sangat
berpengaruh pada kemungkinan promosi seseorang.

4. Penyelidikan yang sungguh-sungguh dan tindak koreksi yang tepat merupakan tanda
kemampuan Supervisor melakukan pengawasan. Hal ini sangat berarti dan penting, karena
para pekerja akan merasakan bahwa Supervisor-nya ' telah menangani sesuatu'. Mereka
menghargai dan taat kepada seseorang yang 'cakap' melakukan tugasnnya.

LAPORAN KECELAKAAN ( ACCIDENT REPORT )


Kalaupun ada Supervisor yang tidak melakukan penyelidikan kecelakaan penyebabnya adalah
karena ia tidak sadar betapa perlunya hal itu ia lakukan. Namun apabila jumlah kecelakaan
terus bertambah ia akan segera 'sadar' bahwa ia perlu menyelidiki kejadian tersebut dan ia
membutuhkan adanya laporan kecelakaan.
Sangat jarang kecelakaan yang berakibat serius atau fatal atau menimbulkan kerusakan
berat bermasaalah dengan pelaporan kecelakaan. Sebaliknya, kecelakaan yang akibatnya kecil
sering diabaikan, diremehkan dan tidak dilaporkan. Kecelakaan semacam ini dianggap kecil.
Disinilah masaalah keselamatan kerja berawal.
LAPORAN KECELAKAAN ( ACCIDENT REPORT )
Kalaupun ada Supervisor yang tidak melakukan penyelidikan kecelakaan penyebabnya adalah
karena ia tidak sadar betapa perlunya hal itu ia lakukan. Namun apabila jumlah kecelakaan
terus bertambah ia akan segera 'sadar' bahwa ia perlu menyelidiki kejadian tersebut dan ia
membutuhkan adanya laporan kecelakaan.
Sangat jarang kecelakaan yang berakibat serius atau fatal atau menimbulkan kerusakan
berat bermasaalah dengan pelaporan kecelakaan. Sebaliknya, kecelakaan yang akibatnya kecil
sering diabaikan, diremehkan dan tidak dilaporkan. Kecelakaan semacam ini dianggap kecil.
Disinilah masaalah keselamatan kerja berawal.
Semestinya karena ia 'kecelakaan' maka ia dilaporkan, tanpa melihat ukuran dan tingkat
besar dan kecilnya dampak atau akibat yang ditimbulkannya.
Bagaimana mungkin kita tahu kecelakaan itu besar atau kecil tanpa suatu penyelidikan ?

Kecelakaan kecil tak penting itu 'keliru'


Mengapa anggapan bahwa kecelakaan kecil itu tak penting keliru ?
Dampak atau akibat kecelakaan dapat saja minor, serius atau major tetapi tidak dapat
diartikan bahwa kecelakaan itu sendiri sebagai tidak penting.
Perhatikan hal berikut :
- Sling baja yang putus biasanya didahului adanya kawat-kawat putus atau berjumbai.
- Tangan diamputasi boleh jadi dimulai oleh luka kecil tertusuk kawat berjumbai.
- Pekerja tewas akibat tertimpa barang yang diangkat memakai sling yang berjumbai.
Bermula karena luka kecil maka kecelakaan tidak dilaporkan. Karena tidak dilaporkan maka
kejadian tidak diinvestigasi. Karena tidak diinvestigasi maka perbaikan atau tindak koreksi
tidak dilakukan. Selanjutnya keadaan ini menjadi 'bom waktu' yang menunggu 'pemicu'
sehingga sewaktu-waktu dapat 'meledak'.
Suatu kejadian yang dianggap kecil itu pada waktu lain dapat berakibat besar.

Dengan demikian adalah suatu keharusan setiap kecelakaan dilaporkan kepada Supervisor
sehingga ia dapat melakukan penyelidikan dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan. Dianjurkan untuk tidak menilai sendiri-sendiri besar atau kecilnya suatu
kecelakaan sebelum dilakukan penyelidikan kecelakaan atau investigasi kecelakaan.

Mengapa kecelakaan kecil sering tidak dilaporkan ?


Banyak alasan diantaranya adalah :
- Tidak ingin angka kecelakaan Safety Statistiknya terganggu. ( Padahal sebaliknya tidak
melaporkan kecelakaan kecil akan memungkinkan jumlah kecelakaan membesar).
- Tidak ingin berobat ke Klinik. ( Padahal sebaliknya luka kecil yang berlarut akan mendorong
berobat ke Rumah Sakit untuk pengobatan lanjutan).
- Tidak ingin dicap cengeng seperti 'anak kecil '. ( Padahal sangat tidak lucu apabila pada
kejadian tersebut akibatnya sangat erat, yang semula luka kecil menjadi infeksi serius).
- Malu dan takut berobat. ( Rasanya mengobati luka kecil tidak sesakit dan semalu apabila
luka kecil itu berubah menjadi infeksi berat).
- Menghindari pekerjaan administrasi pelaporan. ( Padahal apabila terjadi hal yang serius
atau fatal akan memungkinkan pelaporan itu lebih banyak, menyulitkan dan merepotkan ).
- Takut kalau Foreman atau Supervisor marah. ( Padahal sebaliknya atasan yang benar
justeru akan marah apabila kecelakaan tidak dilaporkan ).
- Tidak ingin nge-top karena kecelakan kecil. ( Sepertinya ingin nge-top pada kecelakaan yang
besar karena tidak mencegah sejak terjadi kecelakaan yang kecil ).
- Tidak ingin dicap cengeng seperti 'anak kecil '. ( Padahal sangat tidak lucu apabila pada
kejadian tersebut akibatnya sangat erat, yang semula luka kecil menjadi infeksi serius).
- Malu dan takut berobat. ( Rasanya mengobati luka kecil tidak sesakit dan semalu apabila
luka kecil itu berubah menjadi infeksi berat).
- Menghindari pekerjaan administrasi pelaporan. ( Padahal apabila terjadi hal yang serius
atau fatal akan memungkinkan pelaporan itu lebih banyak, menyulitkan dan merepotkan ).
- Takut kalau Foreman atau Supervisor marah. ( Padahal sebaliknya atasan yang benar
justeru akan marah apabila kecelakaan tidak dilaporkan ).
- Tidak ingin nge-top karena kecelakan kecil. ( Sepertinya ingin nge-top pada kecelakaan yang
besar karena tidak mencegah sejak terjadi kecelakaan yang kecil ).
- Tidak ingin waktu kerja hilang hanya untuk membuat laporan. ( Padahal melaporkan
kecelakaan kecil termasuk upaya mencegah kehilangan jam kerja ).

Langkah-langkah agar kecelakaan dilaporkan.


First Line Supervisor adalah orang yang paling tepat dapat membuat semua kecelakaan
dilingkungannya dilaporkan. Ia dengan pengaruhnya dapat melakukan berbagai cara agar
kecelakaan dilingkungannya dilaporkan antara lain :
-1. Melatih pekerja baru untuk melaporkan sekecil apapun suatu kecelakaan dan nearmiss
yang sekalipun tidak menimbulkan luka / kerugian karena mungkin faktor keberuntungan.

Menjelaskan keadaan berbahaya tidak mungkin dikoreksi / diperbaiki apabila tidak


dilaporkan
atau diketahui. Bahwa hal seperti ini dapat menimbulkan terulangnya kejadian serupa dengan
akibat yang mungkin lebih serius.
-2. Menganjurkan kepada semua pekerja melaporkan setiap kecelakaan dan nearmiss.
Menjelaskan betapa pentingnya hal itu bagi mereka sendiri. Pelaporan itu sangat berharga
dan Anda sangat menghargai orang yang melaporkannya. Pelapor akan merasa betapa penting
perannya bersama Anda dalam pencegahan kecelakaan. Disampaikan agar tidak terlambat
melaporkan kecelakaan karena mungkin saja dalam waktu keterlambatan tersebut kecelakaan
yang sama terulang namun berakibat lebih fatal. Janagn terkesan 'memaksa' namun
jelaskan alasan untung-rugi mengapa kecelakaan harus dilaporkan.
-3, Segera ambil tindakan apabila menerima laporan kecelakaan. Lakukan investigasi dan
analisa kejadian. Selanjutnya adakan koreksi dan perbaikan yang diperlukan. Harus Anda
diketahui bahwa 'keterlambatan' respon merupakan hal yang paling cepat mematikan
keinginan pekerja melaporkan kecelakaan. Mereka akan merasa laporannya diabaikan atau
diremehkan atau tidak diperhatikan dan tidak berarti apa-apa.
-4. Nyatakan secara terbuka 'laporkan segera kecelakaan' dalam setiap kesempatan seperti
dalam safety meeeting atau pertemuan. Pastikan bahwa setiap orang memahami hal itu
sebagai rasa 'tangggung jawabnya'.

APA, KAPAN DAN MENGAPA ACCIDENT INVESTIGATION.


Apa sesungguhnya Accident Investigation.
Pada dasarnya Accident Investigation adalah laporan analisa atau perhitungan Supervisor
terhadap suatu kecelakaan yang berdasarkan fakta-fakta kejadian yang dikumpulkan dengan
teliti dan cermat dari semua faktor terkait.
Ia bukan sebagai 'berita pengulangan' laporan bawahan yang mengalami kecelakaan.
dalam safety meeeting atau pertemuan. Pastikan bahwa setiap orang memahami hal itu
sebagai rasa 'tangggung jawabnya'.

APA, KAPAN DAN MENGAPA ACCIDENT INVESTIGATION.


Apa sesungguhnya Accident Investigation.
Pada dasarnya Accident Investigation adalah laporan analisa atau perhitungan Supervisor
terhadap suatu kecelakaan yang berdasarkan fakta-fakta kejadian yang dikumpulkan dengan
teliti dan cermat dari semua faktor terkait.
Ia bukan sebagai 'berita pengulangan' laporan bawahan yang mengalami kecelakaan.
Accident Investigation akan menjadi 'benar' apabila ia mengevaluasi secara objektive semua
fakta, pendapat, statement dan informasi yang terkait sebagai langkah-langkah tindakan
yang nyata yang diambil untuk mencegah terulangnya kecelakaan.

Kapan investigasi dilakukan ?


Investigasi harus selalu dilakukan secepat mungkin. Makin singkat waktu antara kejadian dan
investigasi, akan lebih baik dan akurat informasi yang didapat. Fakta-fakta masih bersih atau
jelas dan belum terkontaminasi, informasi kejadian masih bersih dalam ingatan pelaku dan
saksi serta lebih detail, kondisi tempat kejadian masih utuh atau belum mengalami
perubahan berarti. Hanya keadaan yang tidak dapat dihindari yang dapat mengecualikan
diperbolehkannnya investigasi ditunda misalnya menunggu korban yang harus menjalani
pengobatan serius atau korban yang kacau emosinya.
Pada dasarnya Supervisor terlebih dahumu mementingkan pertolongan korban.

Mengapa dilakukan Investigasi ?


Tetap harus diingat bahwa investigasi bertujuan untuk prevention. Investigasi bukanlah
wadah untuk menyalahkan seseorang atau mencari-cari kesalahan. Dan bukan pula untuk
sekadar menyenangkan atasan. Ia semata-mata untuk mencegah terulangnya kecelakaan yang
serupa. Apabila tujuan investigasi selalu diingat dan terpatri dalam benak Anda maka hal itu
akan banyak membantu investigasi Anda kearah yang beul dan tepat.

CARA MELAKUKAN ACCIDENT INVESTIGATION.


Adakan wawancara dengan pekerja yang terlibat langsung.
Langkah normal pertama suatu Accident Investigation adalah melakukan wawancara langsung
dengan pekerja yang terlibat. Umumnya seorang Supervisor sudah menguasai teknik
wawancara yang baik dan tepat agar ia berhasil.
1. Buatlah pekerja menjadi lega dan tenang.
Jelaskan lebih dahulu maksud wawancara ini bahwa Anda semata-mata berkeinginan untuk
mencegah terulangnya kecelakaan. Dan hal ini hanya akan berhasil apabila mendapat
bantuannya. Yakinkan ia bahwa wawancara ini adalah kerjasama yang paling tepat untuk
mencegah terulangnya kejadian yang mungkin berakibat lebih buruk. Wawancara dengan cara
bersahabat (friendly) dan lebih saling memahami akan mendapat kerjasama yang lebih baik.
Dengan cara ini Anda akan mendapat lebih banyak informasi yang benar.
Jelaskan lebih dahulu maksud wawancara ini bahwa Anda semata-mata berkeinginan untuk
mencegah terulangnya kecelakaan. Dan hal ini hanya akan berhasil apabila mendapat
bantuannya. Yakinkan ia bahwa wawancara ini adalah kerjasama yang paling tepat untuk
mencegah terulangnya kejadian yang mungkin berakibat lebih buruk. Wawancara dengan cara
bersahabat (friendly) dan lebih saling memahami akan mendapat kerjasama yang lebih baik.
Dengan cara ini Anda akan mendapat lebih banyak informasi yang benar.

2. Lakukan wawancara ditempat kejadian.


Hal ini akan sangat memudahkan pekerja Anda menjelaskan secara baik tentang kejadian itu
dan Andapun akan lebih mudah memahaminya. Buatlah wawancara berkesan lebih pribadi, hal
mana akan memposisikan pekerja Anda lebih tenang dan memungkinkan ia menjelaskan segala
sesuatunya tanpa dipengaruhi pihak lain. Hal ini juga akan menghindarinya dari rasa malu
apabila ia telah membuat kesalahan.
3. Tanyakan kejadian menurut versi-nya.
Pastikan ia memahami maksud Anda menginginkan 'versi-nya' yaitu apa yang ia lihat dan
ketahui saja tanpa ditambah atau dikurangi. Biarkan ia berbicara dengan bebas dan jangan
memotong pembicaraannya ( di-interupsi) seperti :
- Meminta klarifikasi / penjelasan : " Kamu bilang bahwa ........................................... ".
- Membuat interpertasi : " Dengan kata lain bahwa ..........................................." .
- Membuat evaluasi : " OK, pendapat saya bahwa ............................................" .
Apabila Anda belum faham, biarkan ia menyelesaikan pembicaraannya sebelum bertanya
kembali. Hindari dan jangan menghakimi, menyatakan pendapat, membuat penilaian ketika
proses wawancara berlangsung yang akan menyebabkan ia membela diri, menutup-nutupi
kejadian yang dapat menggagalkan tujuan sebenarnya wawancara ini.
4. Tanyakan hal-hal yang diperlukan saja.
Kata kuncinya ' yang diperlukan ' . Batasi dan tujukan pertanyaan kepada 'fakta-fakta'
sebanyak mungkin, terutama diawal pembicaraan yaiyu :
- Apa sebenarnya terjadi.
- Apa yang dilakukannya.
- Bagaimana kejadiannya.
Hindari kata tanya 'mengapa' yang mungkin menyebabkan seseorang akan membela diri.
Bersabarlah menggunakannya hingga Anda teleh mendapatkan informasi yang lengkap. Lebih
baik Anda gunakan pertanyaan yang jawabannya 'ya' atau 'tidak' .
Dengan cara ini Anda akan mendapatkan lebih banyak lagi informasi terutama apabila Anda
mempertahankan sikap yang bersahabat dan konstruktip.

5. Ulangi ceritera yang Anda dapatkan.


- Menunjukan bahwa Anda telah betul-betul memahami kejadian sehingga pekerja Anda
sangat yakin dan merasakan bahwa 'ia' dan 'apa' yang ia maksudkan telah dipahami.
- Memberi kesempatan pekerja mendengarkan kembali apa yang telah ia utarakan dan
memberinya kesempatan mengoreksi bila ada kekeliruan atau kekurangan.
5. Ulangi ceritera yang Anda dapatkan.
- Menunjukan bahwa Anda telah betul-betul memahami kejadian sehingga pekerja Anda
sangat yakin dan merasakan bahwa 'ia' dan 'apa' yang ia maksudkan telah dipahami.
- Memberi kesempatan pekerja mendengarkan kembali apa yang telah ia utarakan dan
memberinya kesempatan mengoreksi bila ada kekeliruan atau kekurangan.
- Sebelum mengakhiri suatu wawancara periksa lagi hal-hal penting yang mungkin masih belum
tertangkap dalam wawancara tadi.
6. Tutup wawancara dengan saran positip pencegahan kecelakaan.
Cara yang baik mengakhiri suatu wawancara adalah membicarakan saran dan langkah positip
yang akan diambil mencegah terulangnya kecelakaan.
Adanya hasil akhir suatu wawancara dan penghargaan Anda atas kerjasamanya maka kedalam
benak pekerja Anda akan dirasakan sebagai suatu penghargaan atas keterlibatannya yang
selanjutnya akan memberikan motivasi dan kepercayaan dalam bekerjasama padanya dalam
kesempatan lain dibelakang hari.
MEMPERAGAKAN KEMBALI SUATU KECELAKAAN
Methoda dengan memperagakan kembali berjalannya suatu kecelakaan akan banyak
membantu proses suatu investigasi. Akan lebih baik apabila dilakukan oleh yang terlibat
kejadian untuk mendemonstrasikan apa yang ia kerjakan dan bagaimana kejadiannya.
Teknik ini tidak perlu dilakukan pada setiap kejadian kecuali :
- Apabila cara ini akan memberikan informasi yang tidak didapatkan dengan cara lain.
- Apabila cara ini akan mendapatkan cara pencegahan kecelakaan.
- Apabila diperlukan memverifikasi fakta-2 yang diberikan oleh korban atau saksi.

Apabila diputuskan peragaan ulang suatu kecelakaan harus diperhatikan beberapa hal
sehingga demonstrasi ini tidak mengulangi kecelakaan serupa. Mungkin saja si-pekerja ingin
menunjukan yang betul-betul ia alami sehingga terjadi akibat yang sama pula.

Sebelum memperagakan suatu kecelakaan :


-1. Pastikan pekerja memahami peran yang ia bawakan, tetapi tidak melakukan unsafe act
yang menyebabkan terjadinya kecelakaan ulang.
-2. Sampaikan agar pekerja melakukan dengan slow motion sambil menjelaskan setiap
gerakannya. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan ulang dan
membantu Anda akan memahami setiap langkah kejadian tersebut.
-3. Pastikan kondisi, emosi pelaku pereagaan itu fit. Kejadian itu bisa saja mempengaruhi
seseorang, mengganggu eonsinya dan dapat menimbulkan kecelakaan ulang.

ACCIDENT INVESTIGATION REPORT.


Yang dimaksud ini adalah Laporan Investigasi Kecelakaan, bukan Investigasi Kecelakaan.
Laporan Investigasi Kecelakaan adalah laporan dari apa yang ditemukan dalam suatu
investigasi kecelakaan. Kedua hal ini kelihatannya jelas tetapi sering membingungkan.
Pengisian suatu 'form' bukan suatu Accident Investigation seperti yang dipahami banyak
orang. Form yang sudah diisi merupakan rekord dari suatu investigasi.

Accident Investigation Report mungkin berbeda antara satu company dengan company
lainnya, tetapi informasi yang ditanyakan umumnya mirip atau standard. Kemiripan ini
membuktikan dari pengalaman bahwa fakta-fakta inilah yang amat diperlukan dalam suatu
Accident Investigation.
Pada umumnya Accident Investigation Report Form berisi :
-1. Siapa yang mengalami kecelakaan ?
-2. Kapan kecelakaan terjadi ?
-3. Dimana kecelakaan terjadi ?
-4. Apa jabatan dan yang dikerjakan orang yang bersangkutan ?
-5. Apa yang terkait langsung menyebabkan luka atau kerusakan peralatan ?
lainnya, tetapi informasi yang ditanyakan umumnya mirip atau standard. Kemiripan ini
membuktikan dari pengalaman bahwa fakta-fakta inilah yang amat diperlukan dalam suatu
Accident Investigation.
Pada umumnya Accident Investigation Report Form berisi :
-1. Siapa yang mengalami kecelakaan ?
-2. Kapan kecelakaan terjadi ?
-3. Dimana kecelakaan terjadi ?
-4. Apa jabatan dan yang dikerjakan orang yang bersangkutan ?
-5. Apa yang terkait langsung menyebabkan luka atau kerusakan peralatan ?
-6. Siapa yang terkait langsung dengan yang terluka atau peralatan yang rusak ?
-7. Apa yang sebenarnya terjadi ?
-8. Apa penyebab kejadian kecelakaan ?
-9. Bagaimana mencegah terulangnya kembali kecelakaan ?

MENGAPA MENGISI FORM ITU PENTING ?


Benar atau salah evaluasi dan penilaian sebuah investigasi kecelakaan oleh Supervisor Lini
bagian terbesarnya adalah didasarkan pada Laporan Investigasi Kecelakaan yang ia lakukan.
Atasannya yang mengkaji ulang akan melihat hal ini sebagai hasil kerja bawahannya yang ia
gunakan sebagai indikator ukuran kemampuan bawahannya.
Adanya laporan bukan saja sebagai rekord dan alat untuk mencegah kecelakaan, tetapi juga
menunjukan siapa sebenarnya Supervisor Lini dimata atasannya. Semua ini adalah jawaban
mengapa laporan itu diperlukan dan selanjutnya bagaimana semestinya ia dibuat.

1. Siapa yang mengalami kecelakaan ?


Mencari tahu siapa yang celaka merupakan hal yang khusus bagi seorang Supervisor Lini.
Bagi orang lain barangkali hanya sekadar tahu, tetapi bagi Supervisor Lini ia adalah manusia
dan ia adalah orangnya. Sebagai contoh :
"Si Polan adalah seorang yang tua, mempunyai tiga anaknya di Perguruan Tinggi, pekerja
sambilan, berpenyakit darah tinggi, sangat berpengalaman dibidang pekerjaannya dibengkel
dsb ".

Bagi seorang Supervisor Lini data yang dipunyai diatas memberinya sejumlah kemungkinan
arah dalam menganalisa sebab kecelakaan. Seorang atasan yang lebih tinggi mungkin tidak
mengenal baik si Polan sebaik si Supervisor Lini. Dalam demikian diperlukan data yang
lengkap seperti nama lengkap, nomor pegawai, jabatan, umur , KTP dan sebagainya. Pada
kasus kerusakan peralatan dijelaskan secara spesifik peralatan dan bagiannya yang rusak.
Bila ada, lengkapi dengan nama dan nomor mesin atau bagian-bagian yang rusak.

2. Kapan kecelakaan terjadi ?


Maksudnya adalah waktu tepatnya kejadian terjadi misal 'tanggal 5 Agustus 1999 jam 5.35
WIB' . Hal ini diperlukan tidak sekadar penulisan waktu yang tepat tetapi ia berkaitan
dengan hal-hal yang penting lainnya seperti waktu bekerja shift, schedule produksi, beban
kerja, target produksi dan sebagainya.
Hal seperti ini mungkin saja mempunyai kaitan dengan Maintenance Supervisor seperti
adanya sentakan atau gangguan listrik dan sebagainya.
2. Kapan kecelakaan terjadi ?
Maksudnya adalah waktu tepatnya kejadian terjadi misal 'tanggal 5 Agustus 1999 jam 5.35
WIB' . Hal ini diperlukan tidak sekadar penulisan waktu yang tepat tetapi ia berkaitan
dengan hal-hal yang penting lainnya seperti waktu bekerja shift, schedule produksi, beban
kerja, target produksi dan sebagainya.
Hal seperti ini mungkin saja mempunyai kaitan dengan Maintenance Supervisor seperti
adanya sentakan atau gangguan listrik dan sebagainya.

3. Dimana tempat kejadian ?


Tempat kejadian harus jelas sehingga setiap orang mengetahui atau mengenal tepatnya
dimana kejadian terjadi. Seringkali 'penyebab' suatu kejadian berkaitan langsung dengan
'lokasi kejadian'. Sebutkan lokasinya setepat dan sejelas mungkin. Misalnya : "Di jalan raya
umum KM 102 Jambi-Palembang, 125 meter sebelum rel KA Payarawa, Desa Rawa,
Kecamatan Lalang". Dari petunjuk itu barangkali setiap orang segera tahu atau ingat bahwa
jalan ditempat itu menyempit dan menikung. Dari Kepolisian diketahui bahwa ditempat
tersebut telah beberapa kali terjadi kecelakaan serupa sehingga perlu diambil langkah
pencegahan yang lebih tepat.

4. Jabatan dan apa yang sedang dikerjakan korban ?


Jabatan yang dimaksud disini adalah Job Title misalnya Tukang Kayu, Derrickman,
Pengemudi dan sebagainya yaitu Job Title yang tertera dalam rekord perusahaan. Dari Job
Title saja sudah diketahui bahaya-bahaya yang umumnya ada pada pekerjaan tersebut.

Jangan rancu dengan pekerjaan apa yang sedang dikerjakan ketika kecelakaan terjadi.
Job Title mungkin 'Tukang Kayu' , tetapi pekerjaan yang sedang dilakukan bisa saja
'memukul paku' , 'menaiki tangga' , 'menggergaji' dan sebagainya. Sangat penting
menunjukan apa pekerjaan yang sedang dilakukan ketika kecelakaan terjadi. Dari statistik
dapat dilihat pada pekerjaan apa kecelakaan sering terjadi sehingga analisa diarahkan pada
pekerjaan itu mencari alternatip mencegah kecelakaan terulang.

5. Apa yang terkait langsung menyebabkan luka atau kerusakan ?


Sebutkan apa obyek, peralatan atau benda yang langsung menyebabkan luka atau kerusakan,
misal :
- sebuah mur yang jatuh dari menara mengenai pekerja dibawahnya.
- sebuah grinda tangan memotong jari pekerja.
- gas dari kebocoran tabung yang menyebabkan peledakan.
Penjelasan ini sangat membantu mencari sebab dan cara pencegahan terulangnya kejadian.

6. Siapa pengontrol dari apa yang terkait dengan korban / peralatan yang rusak ?
Yang dimaksud adalah seseorang yang mengontrol langsung obyek, peralatan atau material
yang menyebabkan luka atau kerusakan peralatan, misal :
- tukang listrik yang bertanggung jawab pada perawatan instalasi listrik.
- operator yang menjalankan grinda tangan.
- tukang pipa yang memasang pipa.
Orang yang dimaksud disini tidak selalu orang terluka atau korban.
Penjelasan ini sangat membantu mencari sebab dan cara pencegahan terulangnya kejadian.

6. Siapa pengontrol dari apa yang terkait dengan korban / peralatan yang rusak ?
Yang dimaksud adalah seseorang yang mengontrol langsung obyek, peralatan atau material
yang menyebabkan luka atau kerusakan peralatan, misal :
- tukang listrik yang bertanggung jawab pada perawatan instalasi listrik.
- operator yang menjalankan grinda tangan.
- tukang pipa yang memasang pipa.
Orang yang dimaksud disini tidak selalu orang terluka atau korban.

7. Apa yang sebenarnya terjadi ?


Yang dimaksud disini adalaha kejadian itu sendiri. Ia harus ditulis secara jelas dan detail.
Gunakan gambar sketsa yang dapat membantu memperjelas kejadian. Tulislah berturutan
step-step kejadian dan tidak terbolak-balik sehingga gambar rentetan kejadian yang
berkonstribusi sehingga terjadi kecelakaan. Buatlah lengkap tapi singkat dan tepat. Ini
akan menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi.

8. Apa penyebab kecelakaan ?


Maksudnya adalah mengapa kecelakaan terjadi. Berhati-hatilah karena analisa yang
terburu-buru atau asal-asalan dapat mensabotase semua usaha Anda. Beberapa kecelakaan
mungkin disebabkan 'penyebab tunggal'. Tetapi kebanyakan melibatkan rentetan penyebab
faktor konstribusi lainnya. Sehingga banyak kemungkinan yang ditemukan dan harus
diperbaiki atau dikoreksi.

Ada 2 penyebab kecelakaan yaitu 'immediate cause' dan 'basic cause'.

Immediate cause adalah yang nyata paling langsung terkait sebagai penyebab kecelakaan.
Contohnya : 'Kabel extension listrik listrik menjegal kaki pekerja'
Mengindetifikasi hanya sebatas 'immediate cause' merupakan contoh kesalahan yang paling
umum terjadi dalam suatu investigasi.

Dengan menelusuri kebelakang suatu immediate cause mungkin kita akan menemukan basic
atau fundamental cause. Inilah penyebab sebenarnya . Menemukannya tak segampang dan
sesederhana immediate cause. Contoh : 'Kabel extension listrik menjegal kaki pekerja '.
Apabila ditelusuri kebelakang maka hasilnya sebagai berikut :
(1) Kabel listrik melintang diatas wlkway karena ia tidak dicolokan pada outlet seharusnya.
(2) Ia tidak dicolokan pada outlet seharusnya karena outlet rusak.
(3) Outlet rusak karena pecah kena kotak kayu yang dibongkar dari truck.
(4) Outlet kena kotak karena ia dipasang pada posisi menonjol dipermukaan luar I-beam.
Yang terakhir ini merupakan basic atau real cause dari kecelakaan. Yang diperbaiki adalah
pemasangan outlet 'dipindahkan posisinya' kesisi terlindung misal diantara tian I-beam.

Mungkin ada constributing faktor yaitu sesuatu yang berkonstribusi terjadinya kejadian.
Misal kasus diatas : ' Pekerja membawa kotak sambil membaca surat pengiriman barang'.
(1) Kabel listrik melintang diatas wlkway karena ia tidak dicolokan pada outlet seharusnya.
(2) Ia tidak dicolokan pada outlet seharusnya karena outlet rusak.
(3) Outlet rusak karena pecah kena kotak kayu yang dibongkar dari truck.
(4) Outlet kena kotak karena ia dipasang pada posisi menonjol dipermukaan luar I-beam.
Yang terakhir ini merupakan basic atau real cause dari kecelakaan. Yang diperbaiki adalah
pemasangan outlet 'dipindahkan posisinya' kesisi terlindung misal diantara tian I-beam.

Mungkin ada constributing faktor yaitu sesuatu yang berkonstribusi terjadinya kejadian.
Misal kasus diatas : ' Pekerja membawa kotak sambil membaca surat pengiriman barang'.
Hal ini dimasukan sebagai bagian investigasi yang berguna dalam pencegahan.
Menemukan basic cause tidak selalu mudah. Cobalah menemukannya dengan menggunakan
informasi-informasi yang ada.

Laporan Investigasi agar dibuat spesifik dan tepat. Jangan membuat kalimat umum yang
mengambang. Contoh :
- 'tersandung pada sebuah pipa' sebaiknya 'tersandung pipa 2' yang melintang jalan
diantara pompa I dan pompa II '.
- 'tergelincir di tempat yang ada genangan air' sebaiknya 'tergelincir dilantai gang dapur
pada genangan air akibat kebocoran atap'.
Kalau tidak demikian betapa kaburnya sebuah investigasi sekalipun dilakukan dengan teliti.

9. Bagaimana menghindari kecelakaan terulang kembali ?


Ini adalah tujuan akhir dari keseluruhan investigasi dimana tindakan yang spesifik diambil
untuk mencegah terulangnya kejadian luka atau kerusakan alat yang serupa kemudian hari.
Tindakan pencegahan dibedakan antara intermediate action dan permanent action.
Intermediate action adalah tindakan segera yang dilakukan oleh Supervisor Lini yang
berdasarkan investigasinya mengambil tindakan sebagai 'stop-gap meassure' yaitu
menghilangkan atau mengurangi bahaya. Tindakan ini sangat penting sebab ia tidak hanya
menghilangkan bahaya kerja potensial tetapi mempunyai effek besar terhadap moral
pekerja. Ia dapat diambil sekaligus bersamaan mengurangi beberapa unsafe condition.
Tindakan ini merupakan bukti nyata keseriusan dan ketelitian seorang Supeervisor.

Permanant action adalah tindakan mengoreksi penyebab kecelakaan secara permanent yang
dilakukan oleh Management. Biasanya dibutuhkan proses yang lebih lama.
Supervisor berkewajiban melakukan follow-up pelaksanaan tindakan permanent. Biasanya
tindakan dilakukan berdasarkan prioritas resikonya.

PERAN MANAGEMENT TINGGI PADA PENYELIDIKAN


Peranan Management Tinggi dalam Investigasi Kecelakaan tidak kalah pentingnya dibanding
Supervisor Lini. Dikatakan bahwa kegagalan program penyelidikan kecelakaan dapat dilihat
dari sikap dan tindakan Management Tinggi.
PERAN MANAGEMENT TINGGI PADA PENYELIDIKAN
Peranan Management Tinggi dalam Investigasi Kecelakaan tidak kalah pentingnya dibanding
Supervisor Lini. Dikatakan bahwa kegagalan program penyelidikan kecelakaan dapat dilihat
dari sikap dan tindakan Management Tinggi.

Kewajiban dan tanggung jawab Management Menengah.


Management Menengah mempunyai tanggung jawab yang spesifik dalam proses penyelidikan
kecelakaan diantaranya :
1. Mendemonstrasikan perhatiannya yang serius pada semua aspek dalam penyelidikan
dengan cara meneliti cermat dan menganalisa semua laporan. Melakukan pertemuan dan
berdiskusi dengan Supervisor Lini karena ia membaca dan memperhatikan laporan.
2. Membantu dan memastikan bahwa tindakan koreksi yang diambil telah tepat. Hal ini
merupakan follow up sekaligus memback-up tindakan koreksi yang diambil.
3. Melakukan pengkajian dan memperhatikan akibat kecelakaan yang terjadi. Hal ini
dilakukan untuk menolong penyelidikan dan bukan mengambil alih. Proses ini dilakukan
sebelum batas waktu laporan penyelidikan harus diserahkan. Pertemuan dengan Supervisor
Lini seperti ini memberi kesempatan mengikuti bagaimana proses penyelidikan dilakukan dan
seberapa baik dilakukan.
4. Memberikan kritik membangun yang bermanfaat dengan cara yang hangat. Kritik yang
diberikan dimaksudkan untuk membantu memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaan
sebagaimana yang umumnya diinginkan setiap Supervisor Lini. Menghindari pernyataan yang
mengatakan pekerjaan yang dilakukan buruk dan tidak lupa memberikan penghargaan
apabila pekerjaan dilakukan dengan sangat baik.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa Supervisor Lini sama dengan orang lainnya yaitu lebih
banyak belajar dari apa yang ia lihat daripada apa yang ia dengar. Bagi orang lain, apa yang
kita kerjakan akan mempunyai dampak lebih besar dari pada apa yang kita khotbahkan.

Kewajiban dan tanggung jawab Top Management.


Tanggung jawab Management Puncak sama dengan Management Menengah dalam
memeberikan contoh dan kepedulian sikap. Bedanya hanya pada luas wilayah tanggung
jawab sehingga gaung Managemnt Puncak lebih luas.
Bila memungkinkan Management Puncak juga melakukan kajian serupa setelah hal itu
dilakukan oleh Management Menengah sebagai kajian berikutnya, khususnya pada kejadian
tertentu yang sangat berat atau fatal.
Setiap anggota Management adalah sebuah mata rantai dari penyelidikan kecelakaan.
tertentu yang sangat berat atau fatal.
Setiap anggota Management adalah sebuah mata rantai dari penyelidikan kecelakaan.

ADEQUATE TIME SPENT TO DAY ON PROPER INVESTIGATION AND EFFECTIVE


REMEDIAL ACTION IS COST REDUCTION EFFORT ON TO MORROW LOSSES
ADEQUATE TIME SPENT TO DAY ON PROPER INVESTIGATION AND EFFECTIVE
REMEDIAL ACTION IS COST REDUCTION EFFORT ON TO MORROW LOSSES
kan banyak
ang terlibat
annya.

lain.

si.

eberapa hal
ekerja ingin

unsafe act

skan setiap
ulang dan

mpengaruhi

Kecelakaan.
alam suatu
gkan.
hami banyak

an company
emiripan ini
dalam suatu
emiripan ini
dalam suatu

ervisor Lini
g ia lakukan.
nya yang ia

tetapi juga
ah jawaban

ervisor Lini.
lah manusia

ggi, pekerja
a dibengkel

emungkinan
ungkin tidak
data yang
ainya. Pada
yang rusak.

99 jam 5.35
a berkaitan
uksi, beban

sor seperti
99 jam 5.35
a berkaitan
uksi, beban

sor seperti

al tepatnya
sung dengan
Di jalan raya
Desa Rawa,
ngat bahwa
wa ditempat
mbil langkah

Derrickman,
an. Dari Job
sebut.

erjadi.
n bisa saja
g
ari statistik
rahkan pada

kerusakan,

kejadian.

usak ?
au material
kejadian.

usak ?
au material

dan detail.
berturutan
jadian yang
n tepat. Ini

nalisa yang
kecelakaan
n penyebab
dan harus

kecelakaan.

yang paling

mukan basic
ampang dan
ekerja '.

eharusnya.

I-beam.
baiki adalah
I-beam.

ya kejadian.
barang'.
eharusnya.

I-beam.
baiki adalah
I-beam.

ya kejadian.
barang'.

enggunakan

umum yang

intang jalan

gang dapur

ngan teliti.

ifik diambil
mudian hari.
ion.
r Lini yang
sure' yaitu
tidak hanya
adap moral
e condition.
or.

manent yang

nt. Biasanya

a dibanding
apat dilihat
a dibanding
apat dilihat

penyelidikan

penyelidikan
temuan dan
an.
pat. Hal ini

di. Hal ini


ni dilakukan
Supervisor
lakukan dan

Kritik yang
u pekerjaan
yataan yang
enghargaan

yaitu lebih
in, apa yang
bahkan.

gah dalam
h tanggung

lah hal itu


da kejadian

kaan.
kaan.

ECTIVE
SSES
ECTIVE
SSES
LAPORAN INVESTIGASI & ANALISA KECELAKAAN
PERUSAHAAN BAGIAN
PT Medco Sarana Kalibaru Operational
TEMPAT KEJADIAN TGL KEJADIAN JAM KEJADIAN TGL LAPORAN
TPK Koja 7-Apr-12 11.20 WIB 7-Apr-12

KORBAN LUKA PERALATAN RUSAK


NAMA KORBAN NAMA PERALATAN
Ristiyono -
JABATAN BAGIAN TUBUH YANG LUKA PERKIRAAN BIAYA PERBAIKAN BIAYA PERBAIKAN SEBENARNYA
Operator Tubuh - -
JENIS LUKA JENIS KERUSAKAN
Memar dan Lecet -
OBJEK/MATERIAL/PERALATAN TERKAIT OBJEK/MATERIAL/PERALATAN TERKAIT
RTG-41 dan truck pengisian bahan bakar -
SUPERVISOR LANGSUNG DARI OBJEK/MATERIAL/PERALATAN SUPERVISOR LANGSUNG DARI OBJEK/MATERIAL PERALATAN
Supaervisor Shift TPK Koja -

URAIKAN SECARA JELAS DAN RUNTUN JALANNYA KEJADIAN, LAMPIRKAN SKETSA/GAMBAR TERUTAMA PADA KEJADIAN LALULINTAS

Sdr Ristiyono selaku Operator pengisi solar sedang melakukan kegiatan pengisian solar pada RTG 41 di TPK Koja. Sebelum melakukan pengisian, operator
U RTG dan operator pengisian solar sudah berkomunikasi lewat telepon yang berada di RTG 41 dan operator RTG 41 sudah mengetahui akan dilakukan
R pengisian solar. Saat sedang dilakukan pengisian tiba-tiba RTG 41 bergerak ke arah barat. Operator yang sedang berada di deck truck tangki sambil memegang
A selang pengisian tertarik sehingga terjatuh dari atas deck truck tangki dan menyebabkan luka-luka.
I
A
N

TINDAKAN/KEGAGALAN/KERUSAKAN/KONDIDSI APA YANG BERKONTRIBUSI LANGSUNG PENYEBAB KEJADIAN

1. Kurangya komunikasi antara operator RTG 41 dengan operator pengisian bahan bakar
2. Lalai dalam prosedur pengisisan bahan bakar
A
N
A
L
TINDAKAN/KEGAGALAN/KERUSAKAN/KONDIDSI APA YANG BERKONTRIBUSI TIDAK LANGSUNG PENYEBAB KEJADIAN
I
S
A 1. Lack of supervision

POTENSI KEPARAHAN TINGKAT KEMUNGKINAN TERJADI KECELAKAAN

FATAL/MAJOR SERIUS/MEDIUM MINOR SERING JARANG SANGAT JARANG

Tindakan apa yang telah diambil/akan diambil


PIC Target

P
1. Selamatkan korban dan bawa ke rumah sakit unutk mendapatkan perawatan TPK Koja Closed
E
N 2. Lakukan koordinasi dengan TPK Koja mengenai penyelesaian dan pencegahan kejadian MSK Closed
C berulang
E
G
A
H
A
N

DIINVESTIGASI OLEH TANGGAL DIPERIKSA OLEH TANGGAL

Ekrem TS 9-Apr-12 Ayatullah K 9-Apr-12


LAPORAN INVESTIGASI & ANALISA KECELAKAAN
PERUSAHAAN BAGIAN

TEMPAT KEJADIAN TGL KEJADIAN JAM KEJADIAN TANGGAL LAPORAN

KORBAN LUKA PERALATAN RUSAK


NAMA KORBAN NAMA PERALATAN

JABATAN BAGIAN TUBUH YANG LUKA PERKIRAAN BIAYA PERBAIKAN BIAYA PERBAIKAN SEBENARNYA

JENIS LUKA JENIS KERUSAKAN

OBJEK/MATERIAL/PERALATAN TERKAIT OBJEK/MATERIAL/PERALATAN TERKAIT

SUPERVISOR LANGSUNG DARI OBJEK/MATERIAL/PERALATAN SUPERVISOR LANGSUNG DARI OBJEK/MATERIAL PERALATAN

URAIKAN SECARA JELAS DAN RUNTUN JALANNYA KEJADIAN, LAMPIRKAN SKETSA/GAMBAR TERUTAMA PADA KEJADIAN LALULINTAS

U
R
A
I
A
N

TINDAKAN / KEGAGALAN / KERUSAKAN / KONDIDSI APA YANG BERKONTRIBUSI LANGSUNG PENYEBAB KEJADIAN

A
N
A
L TINDAKAN / KEGAGALAN / KERUSAKAN / KONDIDSI APA YANG BERKONTRIBUSI LANGSUNG PENYEBAB KEJADIAN
I
S
A

POTENSI KEPARAHAN TINGKAT KEMUNGKINAN TERJADI KECELAKAAN

FATAL/MAJOR SERIUS/MEDIUM MINOR SERING JARANG SANGAT JARANG

URAIKAN SECARA JELAS DAN RUNTUN JALANNYA KEJADIAN, LAMPIRKAN SKETSA/GAMBAR TERUTAMA PADA KEJADIAN LALULINTAS

P
E
N
C
E
G
A
H
A
N

DIINVESTIGASI OLEH TANGGAL DIPERIKSA OLEH TANGGAL


PETUNJUK UNTUK MENELITI
JAWABLAH PERTANYAAN DENGAN
MEMBERI TANDA 'X' DALAM LINGKARAN FAKTOR-2 PENYEBAB DAN KECELAKAAN NOMOR :
"Y" UNTUK "YA" ATAU DALAM KOTAK "T"
UNTUK TIDAK.
TINDAKAN-2 PERBAIKAN ____________________

BAGIAN I - PERALATAN
1.0 APAKAH "UNSAFE CONDITION" SEBAGAI FAKTOR YANG BERKONSTRIBUSI PADA KEJADIAN INI ?
BILA " YA " , JAWABLAH PERTANYAAN-2 YANG BERIKUT.
Y T BILA " TIDAK ", LANJUTKAN KE BAGIAN II.

FAKTOR-2 PENYEBAB PENJELASAN TINDAKAN-2 PERBAIKAN TINDAKAN PERBAIKAN


YANG MUNGKIN YANG DISARANKAN

1.1 APAKAH KEKURANGAN ALAT / TELITI KEMBALI PROSEDURE


BAHAN TELAH MENYEBABKAN INSPEKSI, LAPORAN, PERBAIKAN,
TERJADINYA UNSAFE CONDITION PENGGANTIAN SUKU CADANG DAN
Y T (KEADAAN BERBAHAYA). BAHAN YANG DIPAKAI

1.2 APAKAH UNSAFE CONDITION - LAKUKAN JSA.


(KEADAAN BERBAHAYA) INI -TINGKATKAN KEMAMPUAN PARA
DIKETAHUI ? PEKERJA MENGENAL UNSAFE
Y T BILA YA , JAWAB 'A' & ' B' CONDITION.
BILA TIDAK, LANJUTKAN KE 1.3 -SEDIAKAN ALAT PENGECEK KEADAAN
BERBAHAYA KALAU DIPERLUKAN.
-TELITI KEMBALI SETIAP PERUBAHAN
A. APAKAH KONDISI YANG DILAKUKAN TERHADAP
BERBAHAYA INI TELAH PERALATAN.
DILAPORKAN ?
Y T
B. APAKAH PEKERJA SUDAH - LATIH PEKERJA TENTANG CARA
DIBERITAHU TENTANG HAL MELAPORKAN. TEKANKAN BAHWA HAL
INI DAN CARA-2 YANG AMAN INI ADALAH TANGGUNG JAWAB SETIAP
Y T SEBAGAI TINDAKAN PEKERJA.
SEMENTARA ?

1.3 APAKAH ADA PROSEDURE


BUAT PROSEDURE UNTUK
EQUIPMENT INSPECTION UNTUK
MENGETAHUI KEADAAN BERBAHAYA
MENGETAHUI KEADAAN
Y T MISAL ' CARA- INSPEKSI '.
BERBAHAYA ?
1.4
APAKAH PROSEDURE TELA'AH KEMBALI PROSEDUR TSB DAN
EQUIPMENT INSPECTION YANG ADAKAN PERUBAHAN SEPERLUNYA.
ADA MENGUNGKAPKAN KEADAAN LENGKAPI DENGAN ALAT
Y T
BERBAHAYA INI ? PENGE'TEST KALAU IA DIPERLUKAN.

1.5 APAKAH ALAT ATAU BAHAN PERINCI & PERJELAS PERALATAN &
YANG DIPERGUNAKAN SUDAH BAHAN YANG COCOK DALAM
COCOK ? PROSEDURE KERJA.
Y T
1.6 APAKAH ALAT ATAU BAHAN LENGKAPI DENGAN ALAT & BAHAN
YANG COCOK ITU TERSEDIA ? YANG COCOK. TELITI KEMBALI SPEC &
DAN PROSEDURE PEMBELIAN. BUAT
Y T PERKIRAAN PEMAKAIAN BERIKUTNYA.

1.7 APAKAH PEKERJA MENGETAHUI TELITI KEMBALI PROSEDURE


DIMANA IA MENDAPATKAN ALAT PENYIMPANAN DAN PENGAMBILAN
& BAHAN YANG DIBUTUHKAN ? PERALATAN & BARANG.
Y T
1.8 LENGKAPI DENGAN ALAT/BAHAN YANG
APAKAH DIPERGUNAKAN ALAT
COCOK. PERINGATKAN PEMAKAIAN
ATAU BAHAN PENGGANTI DARI
ALAT/BAHAN YANG TIDAK SESUAI.
YANG SEHARUSNYA DIPAKAI ?
Y T

1.9 APAKAH DESAIN PERALATAN ADAKAN PERUBAHAN SHGG PEKERJA


MEMUNGKINKAN SI-PEKERJA BEKERJA NYAMAN. CEK PERALATAN
MEMBUAT KESALAHAN ATAU YANG BARU SEBELUM DIPAKAI.
Y T CEPAT LELAH ? PEKERJA DIMINTA MELAPORKAN
KEADAAN ANYG MUNGKIN DAPAT
MEMBAHAYAKAN KARENA DESAINNYA.

1.10 APAKAH DESAIN PERALATAN TELITI KEMBALI DAN TENTUKAN


MENDUKUNG ADANYA KEADAAN PERSYARATAN YANG DIBUTUHKAN.
BERBAHAYA ?
Y T

1.11 CATAT FAKTOR2 PENYEBAB


LAINNYADI KOLOM PENJELASAN

BAGIAN II - LINGKUNGAN
2.0 APAKAH LOKASI/ POSISI ALAT/BARANG/PEKERJA SEBAGAI FAKTOR YANG BERKONSTRIBUSI PADA KEJADIAN INI ?
BILA " YA " , JAWABLAH PERTANYAAN-2 BERIKUT.
BILA '' TIDAK ", LANJUTKAN KE BAGIAN III.
APAKAH LOKASI/ POSISI ALAT/BARANG/PEKERJA SEBAGAI FAKTOR YANG BERKONSTRIBUSI PADA KEJADIAN INI ?
BILA " YA " , JAWABLAH PERTANYAAN-2 BERIKUT.
BILA '' TIDAK ", LANJUTKAN KE BAGIAN III.
Y T

FAKTOR-2 PENYEBAB PENJELASAN TINDAKAN-2 PERBAIKAN TINDAKAN PERBAIKAN


YANG MUNGKIN YANG DISARANKAN

2.1 APAKAH LOKASI / LETAK / LAKUKAN JOB SAFETY ANALYSIS.


POSISI DARI ALAT / BARANG / TELITI KEMBALI PROSEDURE KERJA.
PEKERJA IKUT MENDUKUNG PERBAIKI LETAK/ POSISI PERALATAN /
TERJADINYA KEADAAN BARANG ATAUPUN PEKERJA.
Y T BERBAHAYA ? SEDIAKAN LENGKAPI ALAT
PENGAMAN, PAGAR, PEMBATAS,
TANDA-2, DSB.
2.2 APAKAH KEADAAN BERBAHAYA LAKUKAN JOB SAFETY ANALYSIS.
INI TELAH DIKETAHUI ? TINGKATKAN KEMAMPUAN PEKERJA
MENGIDENTIFIKASI BAHAYA. TELITI
JIKA "YA", JAWAB A DAN B. KEMBALI PERUBAHAN PERALATAN
Y T JIKA "TIDAK" LANJUTKAN KE 2.3 DAN LETAKNYA. SEDIAKAN ALAT TEST
PENDETEKSI BAHAYA YG DIPERLUKAN.
TELITI KEMBALI SETIAP ADANYA
PERUBAHAN PERALATAN/MATERIALS.
APAKAH KEADAAN BERBAHAYA
A
TSB SUDAH DILAPORKAN.
LATIH PEKERJA UNTUK MEMBIASAKAN
Y T MELAPORKAN & BERTANGGUNG
JAWAB.
B APAKAH SI PEKERJA TELAH TELITI ULANG PROSEDURE KERJA
DIBERITAHU PROSEDURE
MENCEGAH TIMBULNYA BAHAYA.
ATAU CARA BEKERJA YANG
TELITI TANGGUNG JAWAB
Y T AMAN SEBAGAI TINDAKAN
SUPERVISOR. PERBAIKI KOMUNIKASI
SEMENTARA
SUPERVISOR-PEKERJA. AMBIL
LANGKAH-2 MENGURANGI BAHAYA
KERJA.
2.3 TELITI ULANG PROSEDUR KERJA &
APAKAH MEMANG SEHARUSNYA
SIKARYAWAN BERADA INSTRUKSI-2. PASANG PENGAMAN,
DISEKITAR ALAT / BARANG TSB TANDA2, PAGAR, PERINGATAN DSB.
Y T
2.4 PERBAIKI PENERANGAN ATAU CARA
APAKAH KEADAAN BERBAHAYA
TERJADI OLEH LOKASI/POSISI SUSUN BARANG AGAR PANDANGAN
ALAT/BARANG YANG TERLIHAT TERBUKA. PASANG TANDA2, PAGAR,
Y T PETUNJUK, PELINDUNG DSB.
PEKERJA ?
2.5 APAKAH RUANG KERJA CUKUP TELITI KEMBALI KEBUTUHAN TEMPAT
LUAS DAN MEMADAI ? KERJA, ADAKAN PERUBAHAN
SEPERLUNYA.
Y T
2.6 APAKAH KONDISI LINGKUNGAN MONITOR / LAKUKAN PENGECEKAN
BERKONSTRIBUSI MENDUKUNG BERKALA TERHADAP KONDISI
TIMBULNYA KEADAAN BAHAYA LINGKUNGAN DAN BANDINGKAN
Y T (MISAL PENERANGAN, GETARAN, DENGAN STANDARD
PANAS DSB.)

2.7
CANTUMKAN FAKTOR TAMBAHAN
DIKOLOM PENJELASAN

BAGIAN III - MANUSIA


3.0 APAKAH PROSEDURE KERJA SEBAGAI FAKTOR YANG BERKONSTRIBUSI PENYEBAB KEJADIAN INI ?
BILA " YA " , JAWABLAH PERTANYAAN-2 BERIKUT.
BILA '' TIDAK ", LANJUTKAN KE PERTANYAAN 3.6
Y T .
FAKTOR-2 PENYEBAB PENJELASAN TINDAKAN-2 PERBAIKAN TINDAKAN PERBAIKAN
YANG MUNGKIN YANG DISARANKAN

3.1 APAKAH ADA PEROSEDURE ATAU LAKUKAN JOB SAFETY ANALYSIS DAN
PERATURAN TERTULIS UNTUK BUAT PROSEDURE KERJA YANG AMAN
PEKERJAAN INI ?
Y T
JIKA "YA", JAWAB A, B DAN C.
JIKA "TIDAK" LANJUTKAN KE 3.2

A APAKAH PROSEDURE KERJA LAKUKAN JOB SAFETY ANALYSIS DAN


Y T TELAH MENGANTISIPASI PERBAIKI PROSEDURE KERJA
FAKTOR BERBAHAYA TSB ?
PERBAIKI CARA MEMBERI INSTRUKSI.
B APAKAH PEKERJA TELAH
LATIH PEKERJA TENTANG
TAHU PROSEDURE KERJA
Y T PROSEDURE KERJA YANG BETUL.
TERSEBUT ?

C APAKAH PEKERJA MELAKUKAN CARI TAHU MENGAPA DAN MINTA


PENYIMPANG AN PROSEDURE KETERANGAN TTG KESULITAN
KERJA ? PEKERJA. TINJAU ULANG PROSEDURE.
Y T INGATKAN TTG DISIPLIN. AWASAI
LEBIH KETAT.

3.2 APAKAH PEKERJA DALAM


TINJAU PERSYARATAN DAN SISTEM
KEADAAN SEHAT PHISIK
SELEKSI PEKERJA. PEKERJA YANG
MAUPUN MENTAL
SAKIT JANGAN DIPEKERJAKAN.
Y T
TINJAU PERSYARATAN DAN SISTEM
SELEKSI PEKERJA. PEKERJA YANG
SAKIT JANGAN DIPEKERJAKAN.

3.3 APAKAH LANGKAH-2 DALAM


PROSEDUR KERJA ADA YANG RUBAH JOB DESAIN DAN PROSEDURE
SANGAT BERAT ? MISALNYA IA KERJA
Y T MEMERLUKAN TENAGA PHISIK
ATAU MENTAL YANG TINGGI.

3.4 APAKAH BENTUK PEKERJAAN


RUBAH JOB DESAIN DAN PROSEDURE
SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
KERJA
ORANG DENGA MUDAH
Y T MEMBUAT PENYIMPANGAN?
MISAL SISTEM PREMI, KERJA
TAMBAHAN DSB.
3.5
CANTUMKAN FAKTOR LAIN
DIKOLOM PENJELASAN

3.6
APAKAH KETIADAAN ALAT-2 KESELAMATAN KERJA MERUPAKAN FAKTOR PENDUKUNG PENYEBAB KEJADIAN INI ?
BILA " YA " , JAWABLAH PERTANYAAN-2 BERIKUT .
BILA '' TIDAK ", LANJUTKAN KE BAGIAN IV.
Y T

3.7 APAKAH ALAT PELINDUNG DIRI TELITI KEMBALI PERSYARATAN ALAT


(PPE) DIPERSYARATKAN PADA PELINDUNG DIRI (PPE)
PEKERJAAN INI ?
Y T
JIKA "YA", JAWAB A, B DAN C.
JIKA "TIDAK" LANJUTKAN KE 3.8

Y T A APAKAH PPE YANG SEDIAKAN PPE YANG SESUAI. PERIKSA


TERSEDIA COCOK ? CARA PEMBELIAN & DISTRIBUSINYA.

B APAKAH PEKERJA TAHU PERIKSA ULANG PROSEDUREKERJA.


Y T HARUS MEMAKAI PPE TSB ? RUBAH CARA MENGINSTRUKSI.

C APAKAH PEKERJA TAHU RUBAH CARA MENGINSTRUKSI


CARA MEMAKAI PPE TSB ?

3.8
APAKAH PPE TELAH DIPAKAI CARI TAHU MENGAPA DAN AMBIL
DENGAN BENAR SEWAKTU TINDAKAN SEPERLUNYA. TEKANKAN
KECELAKAAN ? PEMAKAIAN PPE DAN AWASI.
Y T
3.9 APAKAH PPE TELAH CUKUP / KAJI ULANG KEBUTUHAN PPE.
MEMENUHI PERSYARATAN ? PERIKSA STANDARD PPE,
SPESIFIKASI DAN SERTIFIKASI PPE
Y T
3.10 APAKAH DIPERLUKAN ALAT-2 SEDIAKAN ALAT-2 EMERGENCY
EMERGENCY SEPERTI EYEWASH, SEPERLUNYA
BODYWASH DSB ?
Y T
JIKA "YA", JAWAB A, B DAN C.
JIKA "TIDAK" LANJUTKAN KE 3.8

APAKAH ALAT EMERGENCY PASANG ALAT EMERGENCY DI TEMPAT


TERSEDIA ? YANG COCOK
Y T

APAKAH PENGGUNAANNYA BEUATKAN PENJELASAN/PROSEDURE


BENAR ? CARA PENGGUNAAN ALAT
Y T
EMERGENCY.

APAKAH ALAT EMERGENCY LAKUKAN PENGECEKAN BERKALA


BEKERJA BAIK ? ALAT EMERGENCY DAN SEGERA
Y T
PERBAIKI BILA RUSAK ATAU GANTI
YANG BAIK.
3.11
TAMBAHKAN FAKTOR-2 LAIN
DIKOLOM PENJELASAN

BAGIAN IV - MANAGEMENT
4.0 APAKAH KEKURANGAN DALAM SISTEM MANAGEMENT BERKONSTRIBUSI SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN
INI ?
BILA " YA " , JAWABLAH PERTANYAAN-2 BERIKUT.
Y T BILA '' TIDAK ", STOP DISINI, PENELITIAN ANDA SELESAI.
.
FAKTOR-2 PENYEBAB PENJELASAN TINDAKAN-2 PERBAIKAN TINDAKAN PERBAIKAN
YANG MUNGKIN YANG DISARANKAN

4.1 APAKAH ADA KEGAGALAN DARI PERBAIKI KEMAMPUAN SUPERVISOR


SUPERVISOR UNTUK UNTUK MENGENALI DAN
MENGETAHUI, MEMPERKIRAKAN MELAPORKAN KEADAAN BERBAHAYA
Y T ATAU MELAPORKAN KEADAAN
BERBAHAYA ?
APAKAH ADA KEGAGALAN DARI
SUPERVISOR UNTUK
MENGETAHUI, MEMPERKIRAKAN
ATAU MELAPORKAN KEADAAN
BERBAHAYA ?

APAKAH ADA KEGAGALAN DARI


4.2 PERTINGGI PENGAWASAN OLEH
SUPERVISOR MENGETAHUI
SUPERVISOR. PERBAIKI
Y T ATAU MEMPERBAIKI
PENYIMPANGAN DAN TELITI KEMBALI
PENYIMPANGAN DARI PROSEDUR
PROSEDUR KERJA.

UNTUK PEKERJAAN2 YG KHUSUS BUAT PROSEDUR YANG


4.3 MENGHARUSKAN ADA PEMBICARAAN
/ JARANG DILAKUKAN APAKAH
ADA PEMBICARAANN BERSAMA BERSAMA UNTUK PEKERJAAN2 YANG
ANTARA SUPERVISOR DENGAN BERBAHAYA.
Y T
KARYAWAN

APAKAH TANGGUNG JAWAB DAN PERBAIKI KOMUNIKASI DENGAN


4.4 SUPERVISOR. PASTIKAN SUPERVISOR
PERTANGGUNGAN JAWABAN
SUPERVISOR JELAS DAN SUDAH MENGERTI DAN MMENERIMA
DIMENGERTI ? TANGGUNG JAWAB.
Y T

APAKAH SUPERVISOR CUKUP LATIH SUPERVISOR DALAM CARA2


4.5
MAMPU UNTUK MELAKSANAKAN PENCEGAHAN KECELAKAAN.
TUGAS PENCEGAHAN
KECELAKAAN.
Y T

APAKAH KEGAGALAN
4.6 PELAJARI ULANG KEBIJAKAN
MELAKUKAN PERBAIKAN
TENTANG KESELAMATAN DAN
KONDISI BERBAHAYA YANG
TINGKAT RESIKO YANG DAPAT
SEBELUMNYA SUDAH DIKETAHUI
Y T DITERIMA. BUAT DAN TETAPKAN
IKUT HANDIL DALAM KEJADIAN
PRIORITAS-2 BERDASARKAN
INI ?
KEPARAHAN DAN KEMUNGKINAN
TERULANGNUYA KEJADIAN. PELAJARI
ULANG PROSEDURE DAN
TANGGUNGJAWAB MELAKUKAN
TINDAKAN KOREKSI. MONITOR
KEMAJUANNYA.

4.7
BUAT LIST FAKTOR PENYEBAB
LAINNYA DALAM KOLOM
"COMMENT"
BUAT LIST FAKTOR PENYEBAB
LAINNYA DALAM KOLOM
"COMMENT"
BAIKAN
NKAN
BAIKAN
NKAN
BAIKAN
NKAN
BAIKAN
NKAN

Anda mungkin juga menyukai