Anda di halaman 1dari 12

Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal


(Azmi Listya Anisah)

INTERVENSI LITERASI DAN LAYANAN KESEHATAN MENTAL PNS


DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI ERA
NEW NORMAL

INTERVENTION OF CIVIL SERVANTS’ MENTAL HEALTH LITERACY


AND SERVICES IN IMPROVING THE QUALITY OF PUBLIC SERVICES
IN THE NEW NORMAL ERA
Azmi Listya Anisah
Badan Kepegawaian Negara
Jl. Mayjen Soetoyo 12 Cililitan Jakarta Timur
email: azmilistyaanisah@gmail.com

Abstrak
Pegawai Negeri Sipil dipertanyakan produktivitasnya selama menjalani Working from Home. Produktivitas
seorang Pegawai Negeri sipil memerlukan kondisi kesehatan baik fisik maupun mental. Gangguan kesehatan
mental dapat dicegah apabila setiap individu memahami, menyadari dan bersedia mengkonsultasikan kondisinya
kepada ahli profesional di layanan psikologi. Rendahnya pengetahuan mengenai gangguan kesehatan mental
dan stigma menjadi faktor penghambat pencarian pertolongan. Hasil survei yang dilakukan WHO di 130 negara
selama masa pandemi menunjukkan ada penambahan kasus gangguan kesehatan mental secara signifikan.
Peningkatan literasi kesehatan mental dan kemudahan akses layanan kesehatan mental bagi Pegawai Negeri
Sipil menjadi hal penting setelah memasuki masa tatanan baru. Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan
pemahaman PNS terhadap kesehatan mental dan pemberian layanan kesehatan mental yang dapat diakses
PNS. Kajian ini menggunakan metode studi literatur dari hasil penelitian dan kajian, peraturan perundang-
undangan, artikel di media massa, serta data dari website terkait. Hasil dari kajian ini menujukkan bahwa
fasilitas layanan dan jumlah ahli profesional kesehatan mental yang tersedia belum memenuhi standar. Beberapa
instansi daerah telah memiliki layanan kesehatan mental bagi PNS namun belum dimanfaatkan secara maksimal
karena stigma. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi kesehatan mental yaitu penerapan
program peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang gangguan kesehatan mental; peningkatan kesadaran
individu terhadap kondisi kesehatan mentalnya dan memiliki kesadaran untuk mencari pertolongan pada tenaga
profesional yang tepat; dan membentuk cara pandang serta reaksi terhadap individu yang mengalami gangguan
kesehatan mental.

Kata kunci: Intervensi, Literasi, Kesehatan Mental, Pegawai Negeri Sipil, Pelayanan Publik

Abstract
The productivity of Civil Servants is questioned while undergoing Working from Home. The productivity of a civil
servant requires both physical and mental health conditions. Mental health disorders can be prevented if each
individual understands, aware, and has the desire to consult their conditions to a mental health professional.
Lack of knowledge about mental health problems and stigma are inhibiting factors in seeking help. The results
of a survey conducted by WHO in 130 countries during the pandemic period showed a significant increase in
cases of mental health disorders. Increasing mental health literacy and easy access to mental health services
for civil servants are important after entering a new order. Therefore, it is necessary to increase civil servants’
understanding of mental health and provide mental health services that can be accessed by civil servants. This
study uses the literature study method from the results of research and studies, laws and regulations, articles in the
mass media, and data from related websites. The results of this study indicate that the available service facilities
and the number of mental health professionals do not meet the standards. Several local governments already
have mental health services for civil servants but this has not been fully utilized due to stigma. Several things
can be done to improve mental health literacy, namely the application of programs to increase knowledge and
understanding of mental health disorders; increasing individual awareness of mental health conditions and having
the awareness to seek help from the right professional; and shape perspectives and reactions towards individuals
with mental health disorders.

Keywords: Intervention, Literacy, Mental Health, Civil Servants, Public Service

29
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10

PENDAHULUAN kompetensi unggul tetapi juga memerlukan


kondisi kesehatan dari setiap PNS. PNS
Latar Belakang sebagai pelayan publik berkewajiban
Isu kesehatan dan produktivitas untuk selalu menjaga kondisi kesehatan
kerja menjadi pembicaraan hangat selama agar dapat memberikan pelayanan publik
menghadapi masa pandemik. Penyebaran secara profesional dan berkualitas sesuai
virus yang semakin meluas dan meningkatnya dengan tugas ASN yang tercantum dalam
jumlah kasus positif Covid-19, memaksa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
para pegawai menjalani work from home Tentang Aparatur Sipil Negara. Undang-
tidak terkecuali Pegawai Negeri Sipil (PNS). undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
Kebijakan ini mengacu pada Surat Edaran mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur sehat baik secara fisik, mental, spiritual,
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 maupun sosial yang memungkinkan setiap
Tahun 2020 Tentang Penyesuaian Sistem orang untuk hidup produktif secara sosial
Kerja Aparatur Sipil Negara. Setiap pegawai maupun ekonomi. Kesehatan fisik terlihat
diharuskan menyelesaikan tugas pokok, jelas dan disadari oleh sebagian besar
melayani masyarakat, berkoordinasi dan masyarakat, namun tidak demikian dengan
mengambil keputusan secara online. kesehatan mental. Kondisi mental seseorang
Hasil pelaksanaan working from dikatakan sehat ketika seorang individu
home selama masa darurat pandemik dapat menyadari potensi yang dimiliki, dapat
dievaluasi saat era tatanan baru mulai mengatasi tekanan-tekanan normal dalam
diterapkan. Sejumlah PNS dipertanyakan kehidupan dengan baik, bekerja secara
produktivitasnya karena hasil pekerjaan yang produktif, mampu memberikan kontribusi
menjadi tanggungjawabnya belum sesuai pada komunitasnya, dan mampu mengatasi
dengan target. Menteri Pendayagunaan masalah atau tekanan hidup dengan baik
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, (World Health Organization, 2020).
Tjahjo Kumolo, menyatakan bahwa Prevalensi individu dengan gangguan
banyaknya ASN yang tak produktif dapat kesehatan mental secara global sangat tinggi,
dilihat selama masa bekerja dari rumah namun jumlah individu yang mendapatkan
selama pandemi Covid-19. Mereka tidak penanganan profesional kurang dari 10%
bisa menyelesaikan pekerjaan yang menjadi di negara-negara dengan pendapatan
tanggungjawabnya (Adzkiya, 2020). menengah ke bawah (McBain, et al.,
PNS kelompok produktif selama masa 2012). Organisasi Kesehatan Dunia (World
work from home kelebihan beban karena Health Organization, 2017) menyatakan
terpaksa mengerjakan tugas yang tidak bisa bahwa depresi dan kecemasan merupakan
diselesaikan oleh kelompok tidak produktif gangguan jiwa umum yang prevalensinya
(Ihsanuddin, 2020). Sedangkan, pemerintah paling tinggi. Lebih dari 200 juta orang
mengharapkan PNS lebih produktif di era di seluruh dunia (3,6% dari populasi)
tatanan baru dengan menguasai teknologi menderita kecemasan. Sementara itu jumlah
informasi dan komunikasi. PNS diharapkan penderita depresi sebanyak 322 juta orang
dapat beradaptasi secara cepat terhadap di seluruh dunia (4,4% dari populasi) dan
sistem digital. Disisi lain, setiap individu hampir separuhnya berasal dari wilayah Asia
PNS harus menghadapi kekhawatiran Tenggara dan Pasifik Barat. Berdasarkan
mengenai cara kerja yang baru setelah hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018,
pandemik dan rasa khawatir akan tertular Indonesia memiliki prevalensi rumah
Covid-19. Hal tersebut dapat menimbulkan tangga dengan gangguan jiwa skizofrenia
perasaan bingung, cemas dan stres yang atau psikosis sebesar 7 (tujuh) per mil,
mempengaruhi produktivitasnya. prevalensi depresi pada penduduk usia 15
Peningkatan produktivitas di era tahun ke atas sebesar 6 (enam) per mil, dan
tatanan baru tidak hanya memerlukan prevalensi gangguan mental emosional pada

30
Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal
(Azmi Listya Anisah)

usia 15 tahun ke atas sebesar 10 (sepuluh) kesehatan mental” dan mendefinisikannya


per mil (Kementerian Kesehatan Republik sebagai pengetahuan dan keyakinan
Indonesia, 2018). Data ini meningkat jika mengenai gangguan mental yang membantu
dibandingkan dengan hasil Riset Kesehatan pengenalan, manajemen, atau prevensi.
Dasar tahun 2013 yaitu sebesar 1,7 permil Peningkatan pemahaman mengenai literasi
untuk prevalensi gangguan jiwa berat kesehatan mental dan intervensi secara
dan 6 (enam) untuk prevalensi gangguan kontekstual dan perkembangan yang
mental emosional (Kementerian Kesehatan tepat, serta dievaluasi secara independen
Republik Indonesia, 2013). menggunakan pengukuran yang valid,
Data prevalensi individu dengan diharapkan dapat membantu meningkatkan
gangguan kesehatan mental ini tidak kondisi kesehatan mental individu maupun
menutup kemungkinan berasal dari populasi di masa depan (Kutcher et al., 2016).
kelompok PNS. Data ini diperkuat dengan Kesehatan mental merupakan satu dari
kasus-kasus gangguan kesehatan mental seluruh bagian kesehatan publik yang paling
PNS yang beberapa kali muncul di media diabaikan. Hampir satu juta orang hidup
massa, seperti kasus PNS yang melakukan dengan gangguan mental, tiga juta orang
bunuh diri di Medan diduga karena depresi meninggal setiap hari akibat penggunaan
(Molana, 2020); 2 (dua) orang PNS di alkohol dan satu orang meninggal setiap 40
Mataram yang tidak dapat melaksanakan detik karena bunuh diri. Saat ini, jutaan orang
tugas secara maksimal karena terindikasi di dunia terinfeksi Covid-19 yang kedepannya
gangguan jiwa dan disarankan untuk juga akan berdampak pada kondisi kesehatan
mengajukan cuti dengan alasan khusus mental. Lebih dari 75% orang dengan
(Nirkomala, 2018); dan 5 (lima) orang gangguan mental di negara-negara dengan
PNS Pemerintah Kabupaten Serang yang pendapatan rendah hingga menengah tidak
sering tidak masuk kerja karena mengalami memperoleh perawatan yang tepat (World
gangguan jiwa (Arbi, 2016). Health Organization, 2020). Keterbatasan
Pencegahan gangguan mental dapat akses terhadap layanan kesehatan mental
secara maksimal dilakukan ketika setiap yang layak dan berkualitas sebelum masa
individu menyadari keadaannya dan bersedia pandemi akan semakin diperparah dengan
untuk mengkosultasikan kondisinya kepada adanya Covid-19. Kondisi krisis Covid-19
ahli profesional di layanan psikologi. Salah yang pada dasarnya merupakan kondisi
satu faktor yang menghambat pencarian krisis kesehatan fisik, namun akan menjadi
pertolongan formal terkait gangguan mental akar dari krisis kesehatan mental apabila
pada level individu adalah rendahnya tidak ada tindakan yang dilakukan. Hasil
pengetahuan mengenai gangguan mental survei yang dilakukan WHO di 130 negara
(Andersson, et al., 2013). Selain itu, selama masa pandemi menunjukkan bahwa
terjadi penolakan pada level individu untuk ada penambahan kasus gangguan kesehatan
mengkonsultasikan keadaan psikologisnya mental secara signifikan di sejumlah negara
akibat kekhawatiran dengan stigma dan Covid-19 memberikan dampak buruk
(Ansseau, et al., 2004). Layanan psikologi pada akses layanan kesehatan mental
yang diberikan di layanan kesehatan primer sedangkan permintaan akan layanan
tidak serta merta dapat diterima dengan kesehatan mental meningkat (World Health
mudah dan efektif, dikarenakan literasi Organization, 2020).
kesehatan mental masyarakat yang masih Penelitian yang dilakukan Novianty
rendah, stigma yang melekat terkait gangguan (2017) menunjukkan bahwa literasi
mental, dan juga perlunya penguatan kesehatan mental publik tergolong rendah
penggunaan teknik-teknik layanan psikologi yang ditandai dengan rendahnya pengenalan
yang cocok untuk dapat diterapkan di level gangguan mental, keyakinan akan penyebab
dasar (Novianty & Retnowati, 2016). Jorm yang masih menekankan pada tekanan
(2000) memperkenalkan istilah “literasi hidup sehari-hari atau faktor sosial, hingga

31
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10

tipe rujukan pertolongan ke pertolongan TINJAUAN PUSTAKA


informal. Hal ini sesuai dengan yang
dijelaskan Jorm, et.al. (2006) bahwa perlu Konsep Kesehatan Mental
adanya peningkatan literasi kesehatan Kesehatan mental atau dapat juga
mental karena masih kurang dikenalinya disebut sebagai kesehatan jiwa, dalam
gejala-gejala gangguan mental dibandingkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014
gangguan fisik, terdapat kesenjangan antara Tentang Kesehatan Jiwa didefinisikan
keyakinan publik dan profesional mengenai sebagai kondisi dimana seorang individu
penanganan yang tepat, serta stigma yang dapat berkembang secara fisik, mental,
masih menjadi penghalang dalam mencari spiritual, dan sosial sehingga individu
pertolongan yang tepat. tersebut menyadari kemampuan sendiri,
Hasil penelitian terdahulu tersebut dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja
menunjukkan pentingnya literasi dan secara produktif, dan mampu memberikan
pemberian layanan kesehatan mental yang kontribusi untuk komunitasnya. Pribadi
tepat. Kasus gangguan kesehatan mental yang bermental sehat adalah pribadi
PNS yang masih terekspos media massa yang menampilkan tingkah laku yang
memberikan gambaran urgensi peningkatan adekuat dan bisa diterima masyarakat pada
literasi kesehatan mental serta pemberian umumnya, sikap hidupnya sesuai norma
layanan kesehatan mental bagi PNS. dan pola kelompok masyarakat, sehingga
Terlebih PNS sebagai pelayan publik yang ada relasi interpersonal dan intersosial
saat ini berjumlah lebih dari empat juta yang memuaskan (Kartono, 1989 dalam
orang diharapkan memiliki kesehatan yang Dewi (2012)) . Sedangkan menurut Karl
prima baik fisik maupun mental dalam Menninger, individu yang sehat mentalnya
upaya peningkatan produktivitas setelah adalah mereka yang memiliki kemampuan
memasuki masa tatanan normal. Oleh untuk menahan diri, menunjukkan
karena itu, diperlukan adanya peningkatan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang
pemahaman PNS terhadap kesehatan mental perasaan orang lain, serta memiliki sikap
dan pemberian layanan kesehatan mental hidup yang bahagia. Individu yang sehat
yang dapat diakses PNS. mental dapat didefinisikan dalam dua sisi,
Tulisan ini menyajikan data-data, hasil secara negatif dengan absennya gangguan
kajian dan penelitian mengenai literasi dan mental dan secara positif yaitu ketika
layanan kesehatan mental yang bertujuan hadirnya karakteristik individu sehat mental.
untuk memperoleh gambaran mengenai Karakteristik individu sehat mental mengacu
literasi dan layanan kesehatan mental bagi pada kondisi atau sifat-difat positif seperti:
PNS. Harapannya, hasil tulisan ini dapat kesejahteraan psikologis yang positif dan
dijadikan pembelajaran bersama dalam karakter yang kuat serta sifat-sifat baik/
upaya peningkatan literasi dan pemberian kebajikan (Dewi, 2012).
layanan kesehatan mental bagi PNS di Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014
instansi masing-masing guna mendukung Tentang Kesehatan Jiwa mendefinisikan
peningkatan produktivitas kerja PNS dan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK)
kualitas pelayanan publik. adalah orang yang mempunyai masalah
fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan
Rumusan Masalah perkembangan, dan/atau kualitas hidup
1. Seperti apa literasi dan layanan kesehatan sehingga memiliki risiko mengalami
mental PNS saat ini? gangguan jiwa, sedangkan orang dengan
2. Langkah apa yang harus dilakukan untuk gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang
meningkatkan implikasi literasi dan yang mengalami gangguan dalam pikiran,
pemberian layanan kesehatan mental perilaku, dan perasaan yang termanifestasi
bagi PNS terhadap peningkatan kualitas dalam bentuk sekumpulan gejala dan/
pelayanan publik? atau perubahan perilaku yang bermakna,

32
Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal
(Azmi Listya Anisah)

a) Mencegah atau mengendalikan intervensi literasi kesehatan mental dapat


disabilitas; dipakai dalam berbagai situasi, akan tetapi
b) Memulihkan fungsi sosial; pengembangan dan penerapannya harus
c) Memulihkan fungsi okupasional; disesuaikan dengan konteks intervensi
dan tersebut diterapkan. Sebagai contoh,
d) Mempersiapkan dan memberi intervensi literasi kesehatan mental bagi guru
kemampuan ODGJ agar mandiri di tidak dapat disamakan dengan intervensi bagi
masyarakat. polisi, meskipun keduanya merefleksikan
prinsip-prinsip inti dari literasi kesehatan
Literasi Kesehatan Mental mental (pengetahuan, sikap atau stigma, dan
Literasi kesehatan mental merupakan help-seeking efficacy (Kutcher et al., 2016).
sebuah gagasan yang timbul dari bidang Literasi kesehatan mental terdiri dari
literasi kesehatan (Kutcher et al, 2016). beberapa komponen, meliputi (Jorm, 2000):
Ketika pentingnya literasi kesehatan untuk a) Kemampuan untuk mengenali gangguan-
kesehatan secara fisik sudah diketahui secara gangguan tertentu atau tipe keadaan-
luas, area literasi kesehatan mental masih keadaan psikologis tidak menyenangkan
diabaikan (Jorm, 2000). Literasi kesehatan yang berbeda-beda;
mental didefinisikan sebagai pengetahuan b) Pengetahuan dan keyakinan mengenai
dan kepercayaan mengenai gangguan mental faktor risiko dan penyebabnya;
yang membantu individu untuk mengenali, c) Pengetahuan dan keyakinan mengenai
mengelola, dan melakukan tindakan prevensi self-help interventions;
terhadap gangguan mental. Semakin tinggi d) Pengetahuan dan kepercayaan mengenai
pemahaman mengenai kesehatan mental, ketersediaan bantuan profesional;
gangguan mental akan semakin dapat e) Sikap-sikap yang mempermudah
dideteksi dan dikelola secara efektif (Jorm pengenalan dan pencarian pertolongan
et al, 1997). Definisi literasi kesehatan yang sesuai;
mental disempurnakan oleh (Jorm, 2012) f) Pengetahuan mengenai cara mencari
dengan memasukkan pengetahuan yang informasi kesehatan mental.
bermanfaat bagi kesehatan mental seseorang, Jika seseorang mengalami gejala-
termasuk pengetahuan tentang mengenali gejala gangguan psikologis atau memiliki
dan mencegah gangguan mental, strategi hubungan dengan seseorang yang
untuk menolong diri sendiri yang efektif memiliki masalah psikologis, mereka akan
pada masalah ringan hingga sedang, serta mencoba utuk mengelola gejala-gejala
keterampilan untuk memberikan pertolongan tersebut. Aktivitas pengelolaan gejala yang
pertama ketika membantu orang lain. dilakukan seseorang akan dipengaruhi oleh
Kurangnya pengetahuan menjadi pendorong literasi kesehatan mentalnya. Jika sukses,
munculnya prasangka (sikap negatif) aktivitas pengelolaan gejala psikologis
yang kemudian mempengaruhi perilaku akan mengarah pada pengurangan gejala
(diskriminasi) (Kutcher, Wei, & Coniglio, gangguan psikologis dan juga perubahan
2016). Individu dengan literasi kesehatan pada literasi kesehatan mental (Jorm, 2000).
mental yang tinggi lebih mungkin mengenali
penyakit mental dan mengidentifikasi Layanan Kesehatan Mental
sumber perawatan yang tepat. Individu Dalam Undang-Undang Nomor
dengan literasi kesehatan mental rendah 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa
cenderung menggunakan strategi coping dijelaskan mengenai fasilitas pelayanan di
yang tidak tepat seperti penggunaan alkohol bidang kesehatan jiwa yang meliputi :
dan obat-obatan lainnya (Jorm, 2012). a. Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi :
Intervensi literasi kesehatan mental 1) Puskesmas dan jejaring, klinik
perlu dikembangkan dan diterapkan secara pratama, dan praktik dokter dengan
kontekstual. Meskipun komponen inti dari kompetensi pelayanan kesehatan jiwa;

33
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10

2) Rumah sakit umum; Indonesia, 2018), di seluruh Indonesia hanya


3) Rumah sakit jiwa; dan tersedia 600-800 psikiater, yang berarti 1
4) Rumah perawatan. psikiater melayani 300.000 hingga 400.000
b. Fasilitas pelayanan di luar sektor pasien, dan persebarannya tidak merata
kesehatan dan fasilitas pelayanan di seluruh tanah air. Berdasarkan data dari
berbasis masyarakat meliputi: Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK),
1) Praktik psikolog; jumlah psikolog klinis yang berkecimpung
2) Praktik pekerja sosial; langsung ke bidang kesehatan dan rumah
3) Panti sosial; sakit hanya 1.143 orang per 5 Mei 2019
4) Pusat kesejahteraan sosial; (Utari, 2019). Sedangkan, standar yang
5) Pusat rehabilitasi sosial; ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia
6) Rumah perlindungan sosial; (WHO) adalah satu tenaga psikolog atau
7) Pesantren/institusi berbasis psikiater melayani 30 ribu orang. Hal
keagamaan; ini mengindikasikan bahwa Indonesia
8) Rumah singgah; dan masih kekurangan sekitar 24.000 praktisi
9) Lembaga kesejahteraan sosial. kesehatan jiwa (Apriyani, 2019). Menurut
laporan Organisasi Kesehatan dunia (World
Health Organization, 2017) Indonesia pada
METODE KAJIAN tahun 2017 hanya memiliki 48 Rumah Sakit
Jiwa dan 269 unit layanan kesehatan jiwa
Pengkajian ini menggunakan di RSU. Catatan Direktorat Jenderal Bina
pendekatan studi kepustakaan, yaitu Upaya Kesehatan menunjukkan bahwa
mengumpulkan data dan informasi yang masih ada delapan provinsi di Indonesia
relevan dan mendukung. Sumber data yang belum mempunyai Rumah Sakit Jiwa
yang digunakan dalam kajian ini adalah serta hanya 33% Rumah Sakit Umum dan
hasil-hasil penelitian dan kajian, peraturan 21,47% Puskesmas yang memberikan
perundang-undangan, artikel di media layanan kesehatan jiwa (Direktorat Jenderal
massa, serta data dari website terkait Bina Upaya Kesehatan, 2014).
literasi dan pemberian layanan kesehatan Diluar dari layanan kesehatan mental
mental bagi PNS. Data dan informasi yang yang dapat diakses oleh masyarakat umum,
diperoleh kemudian disajikan dan dianalisis layanan kesehatan mental bagi PNS telah
lebih lanjut secara deskriptif. mulai diterapkan pada beberapa instansi
daerah. Layanan diberikan secara gratis dan
dapat dilakukan secara tatap muka maupun
PEMBAHASAN secara online. Pemerintah Kabupaten
Sumenep mulai memberikan pelayanan
Literasi Dan Layanan Kesehatan Mental konseling pada tahun 2017. Layanan
PNS yang diberikan adalah berupa bantuan/
Sesuai dengan penjelasan pada Undang- bimbingan psikologis yang diberikan oleh
Undang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang ahli psikologis kepada seorang PNS agar
Kesehatan Jiwa, fasilitas layanan kesehatan mampu menyelesaikan masalah yang
mental tersedia pada fasilitas kesehatan dihadapi dan mampu mengembangkan
bagi masyarakat umum seperti Puskesmas potensi yang dimiliki. Adapun sasaran
dan rumah sakit serta fasilitas pelayanan layanan konseling yang disediakan
berbasis masyarakat seperti praktik tenaga adalah PNS yang indisipliner, PNS yang
profesional di bidang kesehatan mental. mengalami permasalahan keluarga/rumah
Namun, pada kenyataannya fasilitas- tangga, dan PNS yang rendah motivasi
fasilitas tersebut masih belum memenuhi kerjanya serta kurang produktif. Hal yang
standar. Menurut data Riset Kesehatan sama dilakukan oleh Badan Kepegawaian
Dasar (Kementerian Kesehatan Republik Daerah Wonogiri yang telah menyediakan

34
Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal
(Azmi Listya Anisah)

serta dapat menimbulkan penderitaan dan komunikasi, informasi, dan edukasi


hambatan dalam menjalankan fungsi orang mengenai Kesehatan Jiwa, serta men-
sebagai manusia. ciptakan tempat kerja yang kondusif
Untuk menjaga dan mewujudkan untuk perkembangan jiwa yang sehat
masyarakat yang sehat jiwa atau mental, agar tercapai kinerja yang optimal.
pemerintah melakukan upaya-upaya untuk b. Preventif: merupakan suatu kegiatan
mencapai kesehatan jiwa masyarakat. Dalam untuk mencegah terjadinya masalah
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 kejiwaan dan gangguan jiwa. Upaya
Tentang Kesehatan Jiwa, upaya kesehatan preventif Kesehatan Jiwa ditujukan
jiwa didefinisikan setiap kegiatan untuk untuk:
mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang 1) Mencegah terjadinya masalah
optimal bagi setiap individu, keluarga, dan kejiwaan;
masyarakat dengan pendekatan promotif, 2) Mencegah timbulnya dan/atau
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang kambuhnya gangguan jiwa;
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, 3) Mengurangi faktor risiko akibat
dan berkesinambungan oleh Pemerintah, gangguan jiwa pada masyarakat
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. secara umum atau perorangan; dan/
Adapun upaya kesehatan jiwa dilakukan atau
melalui kegiatan: 4) Mencegah timbulnya dampak
a. Promotif: merupakan suatu kegiatan dan/ masalah psikososial.
atau rangkaian kegiatan penyelenggaraan Upaya preventif Kesehatan Jiwa di-
pelayanan Kesehatan Jiwa yang bersifat laksanakan di lingkungan keluarga,
promosi Kesehatan Jiwa. Upaya promotif le mba ga da n ma sya r a ka t. Upa y a
dilaksanakan di lingkungan: preventif di lingkungan lembaga di-
1) Keluarga; laksanakan dalam bentuk:
2) Lembaga pendidikan; a) Menciptakan lingkungan lembaga
3) Tempat kerja; yang kondusif bagi perkembangan
4) Masyarakat; Kesehatan Jiwa;
5) Fasilitas Pelayanan kesehatan; b) Memberikan komunikasi, informasi,
6) Media massa; dan edukasi mengenai pencegahan
7) Lembaga keagamaan dan tempat gangguan jiwa; dan
ibadah; dan c) Menyediakan dukungan psikososial
8) Lembaga pemasyarakatan dan rumah dan Kesehatan Jiwa di lingkungan
tahanan. lembaga.
Upaya promotif Kesehatan Jiwa di- c. Kuratif: merupakan kegiatan pemberian
tujukan untuk: layanan kesehatan terhadap ODGJ
a) Mempertahankan dan meningkatkan yang mencakup proses diagnosis dan
derajat Kesehatan Jiwa masyarakat penatalaksanaan yang tepat sehingga
secara optimal; ODGJ dapat berfungsi kembali secara
b) Menghilangkan stigma, diskriminasi, wajar di lingkungan keluarga, lembaga,
pelanggaran hak asasi ODGJ sebagai dan masyarakat.
bagian dari masyarakat; Upaya kuratif Kesehatan Jiwa ditujukan
c) Meningkatkan pemahaman dan untuk:
peran serta masyarakat terhadap a) Penyembuhan atau pemulihan;
Kesehatan Jiwa; dan b) Pengurangan penderitaan;
d) Meningkatkan penerimaan dan peran c) Pengendalian disabilitas; dan
serta masyarakat terhadap Kesehatan d) Pengendalian gejala penyakit
Jiwa. d. Rehabilitatif: merupakan kegiatan dan/
Upaya promotif di lingkungan tempat atau serangkaian kegiatan pelayanan
kerja dilaksanakan dalam bentuk Kesehatan Jiwa yang ditujukan untuk:

35
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10

layanan konsultasi psikologi sejak tahun harapan dalam hidup. Self-stigma dapat
2010. Hal lain dilakukan oleh pemerintah pula mengarah pada penyangkalan kondisi
Kota Solo yaitu dengan mengembangkan kesehatan mental yang dialami dan adanya
aplikasi khusus konseling daring. Hal ini rasa enggan untuk mencari pertolongan
bertujuan untuk mendeteksi dini ASN yang pada ahli psikologis. Kedua, stigma
berpotensi memiliki masalah psikologis dan sosial, merupakan stigma yang diperoleh
meminimalisir pelanggaran terkait disiplin seseorang ketika ingin mendatangi tenaga
PNS. profesional di bidang kejiwaan. Stigma
Tersedianya layanan kesehatan ini menyebabkan timbulnya rasa malu dan
mental bagi PNS pada kenyataannya sikap menunda untuk mencari pertolongan
kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh dari tenaga profesional yang justru semakin
PNS. Pada layanan konsultasi psikologi memperparah keadaan kesehatan mentalnya
pemerintah Kabupaten Wonogiri, dari (Overton & Medina, 2008). Stigma-stigma
data yang ada tahun 2015, PNS yang tersebut dapat dihilangkan dengan cara
memanfaatkan layanan tersebut kurang mengubah cara pandang dan meningkatkan
dari 100 orang sedangkan jumlah PNS di pengetahuan mengenai kesehatan mental.
pemerintah Kabupaten Wonogiri berjumlah
sekitar 9000 orang. Dari 100 orang yang Langkah-langkah Peningkatan Literasi
memanfaatkan layanan tersebut, hanya 20 dan Pemberian Layanan Kesehatan
orang yang melakukan secara tatap muka, Mental bagi PNS
selebihnya secara online melalui berbagai Kesehatan mental menjadi satu syarat
media sosial. Hal ini memberikan gambaran utama terbentuknya PNS yang berkualitas
bahwa PNS belum menganggap kesehatan dan produktif. Namun, perhatian terhadap
mental juga sama pentingnya seperti halnya kondisi kesehatan mental PNS masih belum
kesehatan fisik. berbanding lurus dengan tuntutan PNS
Penyebab utama masalah ini adalah untuk lebih produktif dalam memberikan
stigma. Adanya keengganan dari pasien pelayanan publik. Indisipliner PNS seperti
untuk menggunakan layanan psikoterapi pelanggaran aturan norma, komitmen
yang kemungkinan diakibatkan oleh stigma rendah, integritas buruk, mangkir tanggung
(Verdoux et al., 2014). Stigma tidak hanya jawab dalam bekerja hingga tindak pidana
terjadi pada masyarakat umum dikarenakan korupsi ada hubungan dengan kesehatan
di beberapa tempat literasi kesehatan mental mental-emosional dan menjadi perhatian
masih rendah, namun juga adanya stigma serius dari para ahli jiwa. Dari hasil
di antara kalangan profesional di layanan pemeriksaan kesehatan jiwa yang dilakukan
kesehatan primer itu sendiri (Corrigan et al., pada beberapa oknum PNS yang indisipliner
2014). ditemukan bahwa terdapat gangguan
Stigma negatif dari dan terhadap kepribadian perilaku antisosial, kecemasan
penderita gangguan mental merupakan dan psikotik. Hal ini menunjukkan bahwa
salah satu penyebab sulitnya penanganan untuk mencapai produktivitas kinerja
kesehatan mental di Indonesia (Zahra et PNS dalam memberikan pelayanan publik
al., 2019). Ada beberapa jenis stigma yang diperlukan kondisi kesehatan mental yang
memiliki dampak berbeda pada penerimanya. baik.
Pertama, adalah self-stigma, yang merupakan Pencapaian kondisi mental PNS yang
sikap seseorang mengevaluasi atau menilai sehat tidak dapat dilakukan secara instan.
dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri Diperlukan beberapa langkah agar PNS
sendiri oleh seorang individu menurunkan dapat mengenali dan memahami konsep
harga dirinya sehingga individu tersebut kesehatan mental hingga mampu mengenali
mengatakan pada dirinya bahwa dirinya kondisi psikisnya serta mampu memberikan
sedang tidak dalam keadaan baik yang pertolongan dasar pada orang-orang di
menyebabkan mereka tidak dapat mencapai sekitarnya. Beberapa hal yang dapat

36
Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal
(Azmi Listya Anisah)

dilakukan yaitu pertama, penerapan program layanan kesehatan mental terdekat, serta
peningkatan pengetahuan dan pemahaman layanan konsultasi online diharapkan dapat
tentang gangguan kesehatan mental. menjadi alternatif langkah yang mendukung
Diharapkan setiap individu memahami peningkatan produktivitas PNS melalui
tentang jenis-jenis gangguan mental beserta peningkatan kesehatan mental.
gejalanya dan menyadari bahwa setiap
orang memiliki peluang yang sama untuk
mengalami gangguan kesehatan mental. SIMPULAN DAN SARAN
Kedua, peningkatan kesadaran individu
terhadap kondisi kesehatan mentalnya Penyediaan layanan kesehatan mental
dan memiliki kesadaran untuk mencari bagi PNS telah dilakukan oleh beberapa
pertolongan pada tenaga profesional yang instansi daerah sebagai bentuk upaya untuk
tepat. Ketiga, membentuk cara pandang meningkatkan produktivitas PNS. Layanan
serta reaksi terhadap individu yang kesehatan mental belum dapat berjalan efektif
mengalami gangguan kesehatan mental. dikarenakan stigma negatif yang diarahkan
Hal ini mencakup peningkatan pemahaman pada individu dengan gangguan kesehatan
individu mengenai peluang sembuh pada mental yang mencari pertolongan pada
individu yang mengalami gangguan tenaga profesional kesehatan mental. Untuk
kesehatan mental. Hal-hal tersebut dapat itu, diperlukan beberapa langkah yang harus
dilakukan dengan memberikan sosialisasi dilakukan guna mengurangi stigma yang ada
berkelanjutan kepada para PNS di masing- dan meningkatkan literasi kesehatan mental
masing instansi oleh para ahli kesehatan sehingga dapat mendukung peningkatan
mental yang didukung oleh biro sumberdaya produktivitas PNS yaitu dengan menerapkan
manusia setiap instansi pemerintah sebagai program peningkatan pengetahuan dan
bentuk upaya promotif dan preventif pemahaman tentang gangguan kesehatan
kesehatan mental PNS. Penyediaan layanan mental, meningkatkan kesadaran individu
konsultasi kesehatan mental di setiap terhadap kondisi kesehatan mentalnya dan
instansi pemerintah bisa menjadi langkah mencari pertolongan pada tenaga profesional
kuratif ketika upaya promotif dan preventif yang tepat, serta membentuk cara pandang
sudah berhasil diterapkan. dan reaksi terhadap individu yang mengalami
Perkembangan teknologi informasi gangguan kesehatan mental.
saat ini juga dapat menjadi salah satu solusi Untuk memperkuat data dari kajian
dalam upaya peningkatan literasi kesehatan ini, diperlukan penelitian untuk mengetahui
mental di lingkungan kerja PNS. Layanan jumlah PNS yang mengalami gangguan
kesehatan mental berbasis teknologi seperti kesehatan mental sehingga kebutuhan
layanan mobile health dapat dijadikan akan peningkatan literasi kesehatan mental
sebagai media promosi kesehatan mental dan layanan kesehatan mental bagi PNS
dan program self management yang diketahui secara tepat. Selain itu, hasil
bermanfaat untuk menjelaskan pentingnya kajian ini diharapkan dapat mendorong
kesehatan mental pada individu meskipun dilakukannya penelitian dan kajian lainnya
dibutuhkan kerjasama yang terpadu antara dibidang kesehatan mental PNS dan
penyedia layanan kesehatan mental yang nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan
ada dan pengembangan infrastruktur berupa dalam menetapkan kebijakan terkait dengan
perangkat teknologi yang memadai untuk kesehatan mental PNS sebagai bentuk upaya
mengembangkan layanan kesehatan mental peningkatan produktivitas PNS.
berbasis teknologi yang dapat dimanfaatkan
secara luas (Rulanggi & Hastjarjo, 2016).
Pembuatan aplikasi yang berisi mengenai
penjelasan jenis-jenis gangguan kesehatan
mental beserta gejalanya, daftar penyedia

37
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10

DAFTAR PUSTAKA Upaya Kesehatan.


Effendi, H. (2017). Sehat Jiwa Menjadikan
Adzkiya, K. F. (2020). Amati Banyak PNS PNS Berkualitas. Diambil dari
Tak Produktif Selama WFH, BKN http://bkpsdmd.babelprov.go.id/
Siapkan Ancaman Pemberhentian content/sehat-jiwa-menjadikan-pns-
Massal. Diambil dari https://cirebon. berkualitas-translate, diakses tanggal
pikiran-rakyat.com/nasional/pr- 24 Desember 2020.
04574919/amati-banyak-pns-tak- Ihsanuddin. (2020). Banyak ASN yang
produktif-selama-wfh-bkn-siapkan- Tidak Produktif Selama WFH, Tjahjo
ancaman-pemberhentian-massal, Berencana Menguranginya. Diambil
diakses tanggal 24 Desember 2020. dari https://nasional.kompas.com/
Andersson, L. M. C., Schierenbeck, I., read/2020/06/19/11280091/banyak-
Strumpher, J., Krantz, G., Topper, asn-yang-tak-produktif-selama-wfh-
K., & Backman, G., & Van Rooyen, tjahjo-berencana-menguranginya,
D. (2013). Help-seeking Behaviour, diakses tanggal 24 Desember 2020.
Barriers to Care and Experiences of Jorm, A.F., Barney, L.J., Christensen, H.,
Care Among Persons with Depression Highet, N.J., Kelly, C.M., & Kitchener,
in Eastern Cape, South Africa. Journal B. A. (2006). Research on Mental
of Affective Disorders, 151(2), 439– Health Literacy: What We Know
448. and What We Still Need to Know.
Ansseau, M., Dierick, M., Buntinkx, F., Australian and New Zealand Journal
Cnockaert, P., De Smedt, J., V. Den, of Psychiatry, 40, 3–5.
& Haute, M., & Mijnsbrugge, D. V. Jorm, A.F., Korten, A.E., Jacomb, P. A.
(2004). High Prevalence Of Mental (1997). Mental Health Literacy: A
Disorders In Primary Care. Journal of Survey of The Public’s Ability To
AffectiveDisorders, 78, 49–55. Recognise Mental Disorder and Their
Apriyani, T. (2019). Indonesia Darurat Beliefs About The Effectiveness
Depresi Namun Minim Praktisi. of Treatment. Medical Journal of
Diambil dari https://www.suara. Australia, 166, 182–186.
com/yoursay/2019/12/23/093643/ Jorm, A. F. (2000). Mental Health Literacy:
indonesia-darurat-depresi-namun Public Knowledge and Beliefs About
minim-praktisi, diakses tanggal 25 Mental Disorders. British Journal of
Mei 2020. Psychiatry, 177, 396–401.
Arbi, A. (2016). Lima PNS Pemkab Serang Jorm, A. F. (2012). Mental Health Literacy:
Gangguan Jiwa. Diambil dari https:// Empowering the Community to Take
www.radarbanten.co.id/lima-pns- Action for Better Mental Health.
pemkab-serang-gangguan-jiwa/, American Psychologist, 67(3), 231–
diakses tanggal 21 Juli 2020. 243.
Corrigan, P. W., Mittal, D., Reaves, C. M., Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Haynes, T. F., Han, X., Morris, S., (2013). Riset Kesehatan Dasar
&, & Sullivan, G. (2014). Mental (RISKESDAS) Tahun 2013. Laporan
Health Stigma and Primary Health Penelitian (tidak dipublikasikan).
Caredecisions. Psychiatry Research, Jakarta: Badan Penelitian dan
218, 35–38. Pengembangan Kesehatan.
Dewi, K. S. (2012). Kesehatan Mental. Kementerian Kesehatan Republik
Semarang: UPT UNDIP Press. Indonesia. (2018). Riset Kesehatan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Dasar (RISKESDAS) 2018. Laporan
(2014). Rencana Aksi Kegiatan Tahun Penelitian (tidak dipublikasikan).
2015-2019 Direktorat Bina Kesehatan Jakarta: Badan Penelitian dan
Jiwa. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Pengembangan Kesehatan.

38
Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal
(Azmi Listya Anisah)

Kutcher, S., Wei, Y., & Coniglio, C. (2016). perhatian-ini-kendalapenanganan-


Mental Health Literacy: Past, Present, kesehatan-mental-di-
and Future. The Canadian Journal of indonesia,diakses tanggal 25 Mei
Psychiatry, 61(3), 154–158. 2020.
McBain, R., Salhi, C., Morris, J. E., Verdoux, H., Cortaredona, S., Dumesnil,
Salomon,J. A., & Betancourt, T. S. H., Sebbah, K., & Veryer, P. (2014).
(2012). Disease Burden And Mental Psychotherapy for Depression in
Health System Capacity: WHO Atlas Primary Care: A Panel Survey of
Study of 117-Lowand Middle-Income General Practitioners’Opinion and
Countries. The British Journal of Prescribing Practice. Social Psychiatry
Psychiatry, 201, 444–450. and Psychiatric Epidemiology, 49,
Molana. (2020). Diduga Depresi PNS di 59–68.
Medan Bakar Diri Hingga Tewas. World Health Organization. (2017).
Diambil dari https://news.detik.com/ Depression and Other Common
berita/d-4895203/diduga-depresi-pns- Mental Disorders: Global Health
di-medan-bakar-diri-hingga-tewas, Estimates.
diakses tanggal 21 Juli 2020. World Health Organization. (2020a). WHO
Nirkomala. (2018). Dua PNS di Mataram Urges More Investments Services For
Terindikasi Gangguan Jiwa. Diambil Mental Health. Diambil dari https://
dari https://mataram.antaranews.com/ www.who.int/mental_health/ who_
berita/35852/dua-pns-di-mataram- urges_investment/en/, diakses tanggal
terindikasi-gangguan-jiwa, diakses 16 Juli 2020.
tanggal 21 Juli 2020. World Health Organization. (2020b).
Novianty, A., & Retnowati, S. (2016). World Health Mental Day On 10
Intervensi Psikologi di Layanan October To Highlight Urgent Need To
Kesehatan Primer. Buletin Psikologi, Increase Incestment In Chronically
24(1), 49–63. Underfunded Sector. Diambil dari
Novianty, A. (2017). Literasi Kesehatan https://www.who.int/news/item/05-
Mental: Pengetahuan dan Persepsi 10-2020-covid-19-disrupting-mental-
Publik Mengenai Gangguan Mental. health-services-in-most-countries-
Analitika, 9(2), 68–75. who-survey, diakses tanggal 20
Overton, S.L., & Medina, S. . (2008). The Oktober 2020.
Stigma of Mental Illness. Journal of Zahra, N.A., Anelis, S., & Dian, G. (2019).
Counseling and Development, 2(1), Melawan Stigmatisasi Kesehatan
47–59. Mental. Diambil dari https://www.
Rulanggi, R., & Hastjarjo, T. D. (2016). economica.id/2019/10/04/melawan-
Psikoedukasi “IKESMEN” Untuk stigma-gangguan-kesehatan-mental/,
Meningkatkan Literasi Kesehatan diakses tanggal 29 September 2020.
Mental Siswa pada Guru. Gadjah
Mada Journal of Professional
Psychology, 2(1), 47–59.
Undang-Undang nomor 18 tahun 2014
Tentang Kesehatan Jiwa.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
Utari, S. (2019). Butuh Perhatian, Ini
Kendala Penanganan Kesehatan
Mental di Indonesia. Diambil
dari https://www.suara.com/
yoursay/2019/12/23/121930/butuh-

39
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10

40

Anda mungkin juga menyukai