Abstrak
Pegawai Negeri Sipil dipertanyakan produktivitasnya selama menjalani Working from Home. Produktivitas
seorang Pegawai Negeri sipil memerlukan kondisi kesehatan baik fisik maupun mental. Gangguan kesehatan
mental dapat dicegah apabila setiap individu memahami, menyadari dan bersedia mengkonsultasikan kondisinya
kepada ahli profesional di layanan psikologi. Rendahnya pengetahuan mengenai gangguan kesehatan mental
dan stigma menjadi faktor penghambat pencarian pertolongan. Hasil survei yang dilakukan WHO di 130 negara
selama masa pandemi menunjukkan ada penambahan kasus gangguan kesehatan mental secara signifikan.
Peningkatan literasi kesehatan mental dan kemudahan akses layanan kesehatan mental bagi Pegawai Negeri
Sipil menjadi hal penting setelah memasuki masa tatanan baru. Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan
pemahaman PNS terhadap kesehatan mental dan pemberian layanan kesehatan mental yang dapat diakses
PNS. Kajian ini menggunakan metode studi literatur dari hasil penelitian dan kajian, peraturan perundang-
undangan, artikel di media massa, serta data dari website terkait. Hasil dari kajian ini menujukkan bahwa
fasilitas layanan dan jumlah ahli profesional kesehatan mental yang tersedia belum memenuhi standar. Beberapa
instansi daerah telah memiliki layanan kesehatan mental bagi PNS namun belum dimanfaatkan secara maksimal
karena stigma. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi kesehatan mental yaitu penerapan
program peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang gangguan kesehatan mental; peningkatan kesadaran
individu terhadap kondisi kesehatan mentalnya dan memiliki kesadaran untuk mencari pertolongan pada tenaga
profesional yang tepat; dan membentuk cara pandang serta reaksi terhadap individu yang mengalami gangguan
kesehatan mental.
Kata kunci: Intervensi, Literasi, Kesehatan Mental, Pegawai Negeri Sipil, Pelayanan Publik
Abstract
The productivity of Civil Servants is questioned while undergoing Working from Home. The productivity of a civil
servant requires both physical and mental health conditions. Mental health disorders can be prevented if each
individual understands, aware, and has the desire to consult their conditions to a mental health professional.
Lack of knowledge about mental health problems and stigma are inhibiting factors in seeking help. The results
of a survey conducted by WHO in 130 countries during the pandemic period showed a significant increase in
cases of mental health disorders. Increasing mental health literacy and easy access to mental health services
for civil servants are important after entering a new order. Therefore, it is necessary to increase civil servants’
understanding of mental health and provide mental health services that can be accessed by civil servants. This
study uses the literature study method from the results of research and studies, laws and regulations, articles in the
mass media, and data from related websites. The results of this study indicate that the available service facilities
and the number of mental health professionals do not meet the standards. Several local governments already
have mental health services for civil servants but this has not been fully utilized due to stigma. Several things
can be done to improve mental health literacy, namely the application of programs to increase knowledge and
understanding of mental health disorders; increasing individual awareness of mental health conditions and having
the awareness to seek help from the right professional; and shape perspectives and reactions towards individuals
with mental health disorders.
29
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
30
Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal
(Azmi Listya Anisah)
31
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
32
Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal
(Azmi Listya Anisah)
33
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
34
Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal
(Azmi Listya Anisah)
35
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
layanan konsultasi psikologi sejak tahun harapan dalam hidup. Self-stigma dapat
2010. Hal lain dilakukan oleh pemerintah pula mengarah pada penyangkalan kondisi
Kota Solo yaitu dengan mengembangkan kesehatan mental yang dialami dan adanya
aplikasi khusus konseling daring. Hal ini rasa enggan untuk mencari pertolongan
bertujuan untuk mendeteksi dini ASN yang pada ahli psikologis. Kedua, stigma
berpotensi memiliki masalah psikologis dan sosial, merupakan stigma yang diperoleh
meminimalisir pelanggaran terkait disiplin seseorang ketika ingin mendatangi tenaga
PNS. profesional di bidang kejiwaan. Stigma
Tersedianya layanan kesehatan ini menyebabkan timbulnya rasa malu dan
mental bagi PNS pada kenyataannya sikap menunda untuk mencari pertolongan
kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh dari tenaga profesional yang justru semakin
PNS. Pada layanan konsultasi psikologi memperparah keadaan kesehatan mentalnya
pemerintah Kabupaten Wonogiri, dari (Overton & Medina, 2008). Stigma-stigma
data yang ada tahun 2015, PNS yang tersebut dapat dihilangkan dengan cara
memanfaatkan layanan tersebut kurang mengubah cara pandang dan meningkatkan
dari 100 orang sedangkan jumlah PNS di pengetahuan mengenai kesehatan mental.
pemerintah Kabupaten Wonogiri berjumlah
sekitar 9000 orang. Dari 100 orang yang Langkah-langkah Peningkatan Literasi
memanfaatkan layanan tersebut, hanya 20 dan Pemberian Layanan Kesehatan
orang yang melakukan secara tatap muka, Mental bagi PNS
selebihnya secara online melalui berbagai Kesehatan mental menjadi satu syarat
media sosial. Hal ini memberikan gambaran utama terbentuknya PNS yang berkualitas
bahwa PNS belum menganggap kesehatan dan produktif. Namun, perhatian terhadap
mental juga sama pentingnya seperti halnya kondisi kesehatan mental PNS masih belum
kesehatan fisik. berbanding lurus dengan tuntutan PNS
Penyebab utama masalah ini adalah untuk lebih produktif dalam memberikan
stigma. Adanya keengganan dari pasien pelayanan publik. Indisipliner PNS seperti
untuk menggunakan layanan psikoterapi pelanggaran aturan norma, komitmen
yang kemungkinan diakibatkan oleh stigma rendah, integritas buruk, mangkir tanggung
(Verdoux et al., 2014). Stigma tidak hanya jawab dalam bekerja hingga tindak pidana
terjadi pada masyarakat umum dikarenakan korupsi ada hubungan dengan kesehatan
di beberapa tempat literasi kesehatan mental mental-emosional dan menjadi perhatian
masih rendah, namun juga adanya stigma serius dari para ahli jiwa. Dari hasil
di antara kalangan profesional di layanan pemeriksaan kesehatan jiwa yang dilakukan
kesehatan primer itu sendiri (Corrigan et al., pada beberapa oknum PNS yang indisipliner
2014). ditemukan bahwa terdapat gangguan
Stigma negatif dari dan terhadap kepribadian perilaku antisosial, kecemasan
penderita gangguan mental merupakan dan psikotik. Hal ini menunjukkan bahwa
salah satu penyebab sulitnya penanganan untuk mencapai produktivitas kinerja
kesehatan mental di Indonesia (Zahra et PNS dalam memberikan pelayanan publik
al., 2019). Ada beberapa jenis stigma yang diperlukan kondisi kesehatan mental yang
memiliki dampak berbeda pada penerimanya. baik.
Pertama, adalah self-stigma, yang merupakan Pencapaian kondisi mental PNS yang
sikap seseorang mengevaluasi atau menilai sehat tidak dapat dilakukan secara instan.
dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri Diperlukan beberapa langkah agar PNS
sendiri oleh seorang individu menurunkan dapat mengenali dan memahami konsep
harga dirinya sehingga individu tersebut kesehatan mental hingga mampu mengenali
mengatakan pada dirinya bahwa dirinya kondisi psikisnya serta mampu memberikan
sedang tidak dalam keadaan baik yang pertolongan dasar pada orang-orang di
menyebabkan mereka tidak dapat mencapai sekitarnya. Beberapa hal yang dapat
36
Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal
(Azmi Listya Anisah)
dilakukan yaitu pertama, penerapan program layanan kesehatan mental terdekat, serta
peningkatan pengetahuan dan pemahaman layanan konsultasi online diharapkan dapat
tentang gangguan kesehatan mental. menjadi alternatif langkah yang mendukung
Diharapkan setiap individu memahami peningkatan produktivitas PNS melalui
tentang jenis-jenis gangguan mental beserta peningkatan kesehatan mental.
gejalanya dan menyadari bahwa setiap
orang memiliki peluang yang sama untuk
mengalami gangguan kesehatan mental. SIMPULAN DAN SARAN
Kedua, peningkatan kesadaran individu
terhadap kondisi kesehatan mentalnya Penyediaan layanan kesehatan mental
dan memiliki kesadaran untuk mencari bagi PNS telah dilakukan oleh beberapa
pertolongan pada tenaga profesional yang instansi daerah sebagai bentuk upaya untuk
tepat. Ketiga, membentuk cara pandang meningkatkan produktivitas PNS. Layanan
serta reaksi terhadap individu yang kesehatan mental belum dapat berjalan efektif
mengalami gangguan kesehatan mental. dikarenakan stigma negatif yang diarahkan
Hal ini mencakup peningkatan pemahaman pada individu dengan gangguan kesehatan
individu mengenai peluang sembuh pada mental yang mencari pertolongan pada
individu yang mengalami gangguan tenaga profesional kesehatan mental. Untuk
kesehatan mental. Hal-hal tersebut dapat itu, diperlukan beberapa langkah yang harus
dilakukan dengan memberikan sosialisasi dilakukan guna mengurangi stigma yang ada
berkelanjutan kepada para PNS di masing- dan meningkatkan literasi kesehatan mental
masing instansi oleh para ahli kesehatan sehingga dapat mendukung peningkatan
mental yang didukung oleh biro sumberdaya produktivitas PNS yaitu dengan menerapkan
manusia setiap instansi pemerintah sebagai program peningkatan pengetahuan dan
bentuk upaya promotif dan preventif pemahaman tentang gangguan kesehatan
kesehatan mental PNS. Penyediaan layanan mental, meningkatkan kesadaran individu
konsultasi kesehatan mental di setiap terhadap kondisi kesehatan mentalnya dan
instansi pemerintah bisa menjadi langkah mencari pertolongan pada tenaga profesional
kuratif ketika upaya promotif dan preventif yang tepat, serta membentuk cara pandang
sudah berhasil diterapkan. dan reaksi terhadap individu yang mengalami
Perkembangan teknologi informasi gangguan kesehatan mental.
saat ini juga dapat menjadi salah satu solusi Untuk memperkuat data dari kajian
dalam upaya peningkatan literasi kesehatan ini, diperlukan penelitian untuk mengetahui
mental di lingkungan kerja PNS. Layanan jumlah PNS yang mengalami gangguan
kesehatan mental berbasis teknologi seperti kesehatan mental sehingga kebutuhan
layanan mobile health dapat dijadikan akan peningkatan literasi kesehatan mental
sebagai media promosi kesehatan mental dan layanan kesehatan mental bagi PNS
dan program self management yang diketahui secara tepat. Selain itu, hasil
bermanfaat untuk menjelaskan pentingnya kajian ini diharapkan dapat mendorong
kesehatan mental pada individu meskipun dilakukannya penelitian dan kajian lainnya
dibutuhkan kerjasama yang terpadu antara dibidang kesehatan mental PNS dan
penyedia layanan kesehatan mental yang nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan
ada dan pengembangan infrastruktur berupa dalam menetapkan kebijakan terkait dengan
perangkat teknologi yang memadai untuk kesehatan mental PNS sebagai bentuk upaya
mengembangkan layanan kesehatan mental peningkatan produktivitas PNS.
berbasis teknologi yang dapat dimanfaatkan
secara luas (Rulanggi & Hastjarjo, 2016).
Pembuatan aplikasi yang berisi mengenai
penjelasan jenis-jenis gangguan kesehatan
mental beserta gejalanya, daftar penyedia
37
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
38
Intervensi Literasi dan Layanan Kesehatan Mental PNS dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Era New Normal
(Azmi Listya Anisah)
39
Civil Service VOL. 14, No.2, November 2020 : 1 - 10
40