Anda di halaman 1dari 11

GUBERNUR PAPUA

Yth.
1. Para Bupati/Walikota; dan
2. Pimpinan Asosiasi Badan Usaha.

SURAT EDARAN

Nomor : ……………

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021

A. UMUM
Pengadaan barang/jasa Pemerintah mempunyai peran penting
dalam pelaksanaan percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi
Papua sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua yang telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001
Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Atas dasar komitmen
Undang-Undang dan dalam kerangka percepatan Presiden menerbitkan
Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Untuk Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan Di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Dalam rangka mewujudkan amanat percepatan pembangunan
kesejahteraan di Provinsi Papua, perlu mengatur beberapa hal teknis
sebagai tindak lanjut atas Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun, guna
memberikan arah dan pedoman untuk Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan kebijakan disesuaikan dengan karakteristik daerah dan
kekhususan Papua dengan memberikan penguatan dan kesempatan
kepada Orang Asli Papua dalam pengadaan barang/jasa pemerintah
dan peningkatan usaha mikro dan usaha kecil di Provinsi Papua.
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 1


PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA
Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah mengatur bahwa dikecualikan dari ketentuan umum
apabila Pengadaan Barang/Jasa juga diatur dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya. Dalam konteks Provinsi
Papua dan Papua Barat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah juga
diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2019.
Pemerintah Provinsi Papua telah menerbitkan Peraturan Gubernur
Papua Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Di Provinsi Papua, menggantikan Peraturan Gubernur
Papua Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Di Provinsi Papua. Peraturan Gubernur ini mempertegas
komitmen dan sikap pemerintah Provinsi Papua dalam mendukung
program pemerintah untuk mewujudkan percepatan pembangunan
kesejahteraan khususnya Provinsi Papua.
Dalam rangka operasionalisasi amanat percepatan pembangunan
kesejahteraan di Provinsi Papua, bersama ini diterbitkan Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Provinsi Papua dalam bentuk
Surat Edaran Gubernur Papua.
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Provinsi Papua
berisi Petunjuk Teknis dan Model Dokumen Pemilihan. Tata Laksana
dan Model Dokumen Pemilihan secara umum mengacu pada Peraturan
LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia dan Peraturan LKPP lainnya
sebagai turunan dari Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan
seluruh perubahannya. Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
di Provinsi Papua mempertegas dan memperjelas tata laksana khusus
yang diamanatkan pada Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2019 dan
Peraturan Gubernur Papua Nomor 46 Tahun 2021.

B. DASAR HUKUM
a. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 33) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021

PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 2


PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA
Nomor 63);
b. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Untuk Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan Di Provinsi Papua dan Papua Barat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 60);
c. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan
Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua
Barat;
d. Peraturan Gubernur Provinsi Papua Nomor 46 Tahun 2021 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Di Provinsi Papua (Berita
Daerah Provinsi Papua Tahun 2021 Nomor 45); dan
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80
Tahun 2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157).

C. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pihak terkait
dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah antara lain
untuk Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa (UKPBJ), Tim Pelaksana, Tim Peneliti, dan/atau
Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan/Pejabat Pengadaan dalam
melaksanakan pemilihan di lingkungan Provinsi Papua;
b. Surat Edaran ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya percepatan
pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua melalui tertib
penyelenggaraan pengadaan barang/jasa di lingkungan Provinsi Papua.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi penegasan dan
penjelasan amanat Peraturan Gubernur Papua Nomor 46 Tahun 2021
tentang:
1. Penjelasan mekanisme penunjukan dan penetapan pejabat
pengadaan;

PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 3


PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA
2. Penjelasan definisi dan tata laksana klarifikasi kantor badan
usaha;
3. Penegasan dan Penjelasan dan tata laksana pembuktian Orang
Asli Papua;
4. Penegasan ketentuan Tender Terbatas Ulang;
5. Penjelasan Tata Laksana memastikan Pelibatan Tenaga Ahli Orang
Asli Papua dalam Jasa Konsultansi;
6. Penjelasan tata laksana Prakualifikasi Gagal;
7. Penjelasan tata laksana Seleksi Gagal dalam hal tidak ada tenaga
ahli Orang Asli Papua yang ditawarkan;
8. Mempertegas definisi swakelola dana desa;
9. Penjelasan Bentuk Pemberdayaan Orang Asli Papua dalam
Pengadaan Barang/Jasa;
10. Mempertegas kriteria KSO untuk kualifikasi non kecil diatas Rp.
2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah);
11. Penjelasan tahapan kepemilikan Rekening Bersama pada Bank
Papua antara anggota KSO;
12. Penjelasan frasa Pelaku Usaha Papua yang aktif melakukan
kegiatan usaha dalam pengadaan barang/jasa paling kurang 1
(satu) tahun terakhir ;
13. Relaksasi proses pengadaan langsung secara elektronik;
14. Peningkatan kualitas dan kinerja Pelaku Usaha Papua;
15. Penjelasan frasa pelaporan secara periodik.

PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 4


PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA
E. PENJELASAN MEKANISME PENUNJUKAN DAN PENETAPAN
PEJABAT PENGADAAN
1. Kepala Daerah menetapkan Pejabat Fungsional Pengelola PBJ dalam
bentuk Surat Keputusan Kepala Daerah.
2. PA menetapkan Pejabat Pengadaan berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Daerah serta rekomendasi dan penugasan pengelola PBJ dari
Kepala UKPBJ/Kepala Bagian PBJ.
3. Proses Penetapan Surat Keputusan Kepala Daerah dilakukan
bersamaan dengan penyusunan dokumen perencanaan pengadaan.

F. PENJELASAN DEFINISI DAN TATA LAKSANA SERTA KLARIFIKASI


KANTOR BADAN USAHA
1. Sebelum melakukan perikatan Pelaku Usaha berbentuk Badan
Usaha yang berpartisipasi dalam Pengadaan Barang/Jasa di
Provinsi Papua wajib memiliki:
a. kantor di Provinsi Papua;
b. kantor cabang di Provinsi Papua;
c. anak cabang di Provinsi Papua; atau
d. perwakilan di provinsi Papua.
2. Kepemilikan kantor didefiniskan sebagai berikut :
a. Kantor adalah Kantor Pusat.
b. Kantor cabang adalah Kantor yang mengurus kepentingan suatu
badan usaha di tempat lain yang kedudukannya berada di bawah
kantor pusat.
c. Anak cabang adalah Kantor yang mengurus kepentingan suatu
badan usaha di tempat lain yang kedudukannya berada di bawah
kantor cabang.
d. Perwakilan adalah orang yang mengurus kepentingan suatu
badan usaha di tempat lain berdasarkan penunjukan dari kantor
pusat.
e. Kedudukan Kantor, Kantor Cabang dan Anak Cabang tertuang
dalam akta pendirian dan/atau akta perubahan badan usaha.
f. Kedudukan Perwakilan tertuang dalam Surat Penunjukan dari
Pimpinan Kantor Pusat dimana nama pimpinan yang
bersangkutan tercantum dalam akta pendirian dan/atau akta
perubahan badan usaha.

PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 5


PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA
3. Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan klarifikasi administrasi
dan fisik atas keberadaan Kantor/Perwakilan Badan Usaha
sebagaimana ketentuan pada angka 2.
4. Kantor/kantor cabang/anak cabang/perwakilan di Provinsi Papua,
bukan persyaratan pemilihan.

G. PENEGASAN DAN PENJELASAN PERYARATAN DAN TATA LAKSANA


PEMBUKTIAN ORANG ASLI PAPUA
1. Persyaratan terkait identitas Orang Asli Papua berupa:
a. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP);
b. Kartu keluarga yang dilegalisir oleh pejabat/pemerintah
kabupaten/kota setempat yang berwenang; dan
c. Surat kenal/akta lahir.
2. Pembuktian/klarifikasi/verifikasi terhadap persyaratan
sebagaimana dimaksud angka 1, diberlakukan untuk Orang Asli
Papua pada Badan Usaha ataupun perseorangan.
3. Persyaratan identitas Orang Asli Papua sebagaimana dimaksud
angka 1 tidak menggugurkan, apabila terbukti secara sah dan
meyakinkan benar adalah Orang Asli Papua setelah dilakukan
klarifikasi/pembuktian kulaifikasi.
4. Persyaratan administratif perseorangan dan badan usaha yang
terdaftar pada sistem informasi Pelaku Usaha Papua dapat
dilakukan setelah pembuktian/klarifikasi/verifikasi melalui
pendataan manual maupun sistem informasi Pelaku Usaha Papua
pada UKPBJ.
5. Pelaku Usaha Papua yang belum terdaftar dalam Sistem Informasi
Pelaku Usaha Papua didaftarkan menggunakan tata laksana
sebagaimana dimaksud pada angka 4.
6. Klausul Tender Terbatas diperuntukkan kepada Pelaku Usaha
Papua dengan mengutamakan Pelaku Usaha Papua yang terdaftar
pada sistem informasi Pelaku Usaha Papua bukan merupakan
persyaratan pemilihan dan dapat didaftarkan kemudian
sebagaimana tata laksana dimaksud pada angka 4.

H. PENEGASAN KETENTUAN TENDER TERBATAS ULANG


Peraturan Gubernur Provinsi Papua Nomor 46 Tahun 2021 Pasal 7 ayat
(5) Pada Tender terbatas ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 6


PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA
huruf b, dilakukan juga untuk tender terbatas gagal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, ditegaskan bahwa Tender terbatas
ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, dilakukan juga
untuk tender terbatas gagal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d.

I. PENJELASAN TATA LAKSANA MEMASTIKAN PELIBATAN TENAGA


AHLI ORANG ASLI PAPUA DALAM JASA KONSULTANSI
Pelibatan Tenaga Ahli Orang Asli Papua pada jasa konsultansi
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Wajib mempekerjakan paling sedikit 1 (satu) orang tenaga ahli
Orang Asli Papua dalam hal tersedia dan/atau bersedia.
2. Ketersediaan Tenaga Ahli Orang Asli Papua diklarifikasi melalui
Sistem Informasi Pelaku Usaha Papua atau melalui proses
pembuktian/klarifikasi/ verifikasi bukti identitas berupa :
a. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP);
b. Kartu keluarga yang dilegalisir oleh pejabat/pemerintah
kabupaten/kota setempat yang berwenang; dan
c. Surat kenal/akta lahir
3. Badan usaha dapat mempekerjakan tenaga ahli lainnya dalam hal
Tenaga Ahli Orang Asli Papua tidak tersedia atau tidak ada yang
bersedia.
4. Kesediaan Tenaga Ahli Orang Asli Papua dibuktikan melalui Surat
Pernyataan Kesediaan oleh Tenaga Ahli bersangkutan.

J. PENJELASAN TATA LAKSANA PRAKUALIFIKASI GAGAL


Prakualifikasi dinyatakan gagal apabila terpenuhi salah satu dari dua
kondisi gagal, bukan harus terpenuhi kedua-duanya.

K. PENJELASAN TATA LAKSANA SELEKSI GAGAL DALAM HAL TIDAK


ADA TENAGA AHLI ORANG ASLI PAPUA YANG DITAWARKAN.
1. Seleksi gagal dalam hal seluruh peserta tidak menawarkan Tenaga
Ahli Orang Asli Papua.
2. Apabila dilakukan seleksi ulang, dapat tidak mewajibkan
persyaratan mempekerjakan tenaga ahli Orang Asli Papua dengan
tetap wajib menyatakan kesediaan mempekerjakan tenaga Ahli
Orang Asli Papua dalam hal tersedia dan/atau bersedia.

PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 7


PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA
3. Dalam hal seleksi ulang terdapat peserta yang menawarkan Tenaga
Ahli Orang Asli Papua, seluruh peserta wajib mempekerjakan paling
sedikit 1 (satu) orang tenaga ahli Orang Asli Papua dalam hal
tersedia dan/atau bersedia.
4. Kewajiban sebagaimana dimaksud angka 3 di klarifikasi oleh
pejabat penandatangan kontrak pada saat serah terima
lokasi/personel setelah tanda tangan kontrak.
5. Dalam hal penyedia tidak dapat mempekerjakan tenaga ahli Orang
Asli Papua dan tidak mampu menyerahkan Surat Pernyataan Tidak
Bersedia dari tenaga ahli Orang Asli Papua maka diberikan sanksi
sesuai dengan ketentuan Kontrak.
6. Dalam hal penyedia tidak dapat mempekerjakan tenaga ahli Orang
Asli Papua namun mampu menyerahkan Surat Pernyataan Tidak
Bersedia dari Tenaga Ahli Orang Asli Papua maka dapat
mempekerjakan tenaga ahli lainnya.

L. MEMPERTEGAS DEFINISI SWAKELOLA DANA DESA


Pelaksanaan swakelola untuk dana desa dilaksanakan seluruhnya oleh
masyarakat tanpa melibatkan badan usaha sesuai peraturan
perundang-undangan.

M. PENJELASAN BENTUK PEMBERDAYAAN ORANG ASLI PAPUA


DALAM PENGADAAN BARANG/JASA
1. Bentuk pemberdayaan Orang Asli Papua dalam pengadaan
barang/jasa tidak terbatas hanya pada pelaku usaha, termasuk
pada aspek peningkatan kesejahteraan Orang Asli Papua.
2. Pemberdayaan Orang Asli Papua sebagaimana dimaksud angka 1
dilakukan dalam bentuk :
a. Kemitraan melalui Kerja Sama Pelaku Usaha dan Magang; dan
b. Sub Kontraktor
3. Kemitraan dalam bentuk Magang sebagaimana dimaksud angka 2
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Magang menjadi bagian dari aspek pelaksanaan kontrak yang
dituangkan dalam syarat-syarat kontrak.
b. Kriteria Paket Pengadaan Barang/Jasa dengan program magang
diutamakan untuk segmentasi non kecil dan ditetapkan dalam
rancangan kontrak.

PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 8


PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA
c. Magang diberikan kepada Pelajar dan/atau Mahasiswa Orang
Asli Papua sesuai dengan bidang keahlian/keterampilan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Pemberdayaan dalam bentuk kerjasama operasi dan/atau sub
kontrak mengutamakan Pelaku Usaha Papua yang berdomisili di
lokasi pekerjaan dengan ketentuan:
a. Apabila terdapat Peserta yang melakukan Kerjasama Operasi
(KSO) atau Subkontrak dengan Pelaku Usaha Papua pada lokasi
pekerjaan maka peserta tersebut diutamakan.
b. Peserta gugur jika tidak melakukan Kerjasama Operasi (KSO)
atau Subkontrak dengan Pelaku Usaha Papua pada lokasi
pekerjaan.
c. Ketentuan huruf b tidak berlaku apabila semua peserta tidak ada
yang melakukan Kerjasama Operasi (KSO) atau subkontrak
dengan Pelaku Usaha Papua pada lokasi pekerjaan.

N. MEMPERTEGAS KRITERIA KSO UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL


DIATAS RP. 2.500.000.000,-
1. Paket pengadaan barang dan jasa lainnya dengan nilai di atas Rp.
2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp. 15.000.000.000,- (Lima belas milyar rupiah) diperuntukkan bagi
usaha kecil kecuali paket pekerjaan yang menuntut kemampuan
teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil dan koperasi.
2. Pada paket pengadaan barang dan jasa lainnya yang bernilai diatas
Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah), Pelaku
Usaha yang bukan Orang Asli Papua wajib melakukan KSO dengan
Pelaku Usaha Papua.

O. PENJELASAN TAHAPAN KEPEMILIKAN REKENING BERSAMA PADA


BANK PAPUA ANTARA ANGGOTA KSO
1. Bukti kepemilikan Rekening Bersama pada Bank Papua antara
anggota KSO bukan merupakan persyaratan pada proses
pemilihan.
2. Kepemilikan Rekening Bersama pada Bank Papua antara anggota
KSO dibuktikan oleh pejabat penandatangan kontrak pada saat
Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak.

PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 9


PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA
P. PENJELASAN FRASA PELAKU USAHA PAPUA YANG AKTIF
MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA
PALING KURANG 1 (SATU) TAHUN TERAKHIR
1. Penilaian Pelaku Usaha Papua yang aktif melakukan kegiatan
usaha dalam pengadaan barang/jasa dilakukan dengan menilai:
a. Pendirian perusahaan paling kurang 1 (satu) tahun terakhir
berdasarkan tahun pendirian pada akta pendirian badan usaha;
dan
b. memiliki pengalaman dibuktikan dengan surat perjanjian
kontrak/surat perintah kerja tanpa menilai jenis pengadaan,
tahun berkontrak, nilai kontrak dan pemberi pekerjaan.
2. Contoh penilaian 1 (satu) tahun terakhir dilakukan sebagai berikut,
apabila batas akhir pemasukan penawaran pada 10 Februari 2022
maka akta pendirian yang dinyatakan memenuhi syarat paling
sedikit pada 10 Februari Tahun 2021.

Q. RELAKSASI PROSES PENGADAAN LANGSUNG SECARA


ELEKTRONIK
Keseluruhan tahapan pengadaan langsung dapat dilaksanakan secara
elektronik atau juga dengan hanya pencatatan beberapa tahapan pada
aplikasi SPSE.

R. PENINGKATAN KUALITAS DAN KINERJA PELAKU USAHA PAPUA


1. Pelaku Usaha Papua wajib menyelesaikan pekerjaan dengan kinerja
baik.
2. Pelaku Usaha Papua yang berkinerja tidak baik sesuai penilaian
PPK, maka akan dipertimbangan untuk mendapatkan pekerjaan
berikutnya.

S. PENJELASAN FRASA PELAPORAN SECARA PERIODIK


1. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa Kab/Kota menyampaikan
laporan kepada Biro PBJ Provinsi Papua paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) Tahun Anggaran.
2. Biro PBJ melaporkan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) Tahun Anggaran

PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 10


PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA
PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA DI PROVINSI PAPUA BERDASARKAN 11
PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 46 TAHUN 2021 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI PROVINSI PAPUA

Anda mungkin juga menyukai