Anda di halaman 1dari 27

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


PT. MORI ABADI

PT. MORI ABADI


GENERAL KONTRAKTOR – SUPPLIER
Komplek Pertokoan Green Land, Blok P No. 7. Batam Centre
Telp : 0778 – 4800935 / Fax : 0778 – 464768 ; Email : pt.moriabadi@gmail.com
KATA PENGANTAR
Standar Operasional Prosedur (SOP) ini merupakan pedoman untuk pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) konstruksi yang dapat menjadi acuan oleh siapapun
yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi baik sebagai pekerja, pengawas dan
penanggungjawab kegiatan proyek konstruksi LISTRIK.

Standar Operasional Prosedur (SOP) berisi petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan seperti
persiapan pribadi, pekerjaan, bahan, peralatan dan metode kerja yang aman dan selamat.

Standar Operasional Prosedur (SOP) akan di evaluasi kembali minimal setiap 1 (satu) tahun
sekali untuk penyempurnaannya.
SOP-K3 KONSTRUKSI
DAFTAR PERUBAHAN/REVISI
No Tgl Halaman Uraian yang dirubah Uraian Perubahan
PENDAHULUAN
Lingkup Standar Operasional Prosedur ini mencakup seluruh
kegiatan saat konstruksi berlangsung bagi pekerja,
pengawas dan penanggungjawab kegiatan proyek
konstruksi.
Tujuan 1. Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja pada
kegiatan proyek konstruksi
2. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga
kerja dan orang lain ditempat kerja.
3. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan
secara aman dan efisien.
4. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas kerja
Refrensi 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.04/MEN/1980
tentang Syarat-Syarat Pemsangan Dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
PER.150/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian
Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
6. Pedoman Pelaksanaan Tentang Keputusan Bersama
Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
174/MEN/1986 dan No. 104/KPTS/1986 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi
7. Program Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), Kementrian Kesehatan, Tahun 2010.

SOP-K3 KONSTRUKSI
8. Pedoman Umum 3-R, Direktorat Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Dirjen Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum, Tahun 2007
9. 10 Standard for Fire Portable Extinguisher, National Fire
Protection Association (NFPA), Tahun 2002
10. Pedoman Praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
bidang Konstruksi, ILO, Tahun 2006.
11. Buku Saku Pedoman Untuk Pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi, PT. Jasa Marga
(Persero). Tbk, Tahun 2010
12. Pedoman Pelatihan untuk Manajer dan Pekerja,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja
Sarana untuk Produktivitas, ILO, Tahun 2013
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Slogan 1. Utamakan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Mulailah keselamatan dan kesehatan dari lingkungan
terdekat.
3. Pikirkanlah keselamatan dan kesehatan sebelum
bekerja.
4. Kecerobohan dan kelalaian sebab utama kecelakaan
kerja.
5. Hindarilah kecelakaan kerja, keluarga anda menunggu
dirumah.
6. Pastikan kerjaan anda benar.
7. Periksalah alat-alat sebelum dipergunakan.
Keselamatan dan Multidisiplin ilmu yang berfokus pada penerapan prinsip
Kesehatan Kerja ilmiah dalam memahami resiko yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan manusia dalam lingkungan kerja
Kecelakaan Kerja Kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan yang terjadi
dalam lingkungan kerja
Penyebab Kecelakaan 1. Tindakan tidak aman seseorang
Kerja  Kurangnya pengetahuan seseorang tentang
keselamatan kerja
 Bekerja pada kondisi kurang/tidak sehat.
 Tidak memakai APD atau menggunakan dengan cara
yang salah
 Menggunakan alat kerja dan/atau APD yang rusak
 Kerja tanpa izin/ wewenang
 Bekerja dengan kecepatan yang tidak aman
 Berolok-olok, berselisih, tidak konsentrasi dan/atau
mabuk/penyalahgunaan obat-obat terlarang
 Dan lain-lain.
2. Keadaan tidak aman
 APD tidak memenuhi syarat atau tidak
berfungsi/rusak
 Peralatan kerja yang telah rusak

SOP-K3 KONSTRUKSI
 Bising, keadaan sesak/sempit, penerangan kurang
atau berlebihan.
 Kesalahan perencanaan dan Instruksi yang salah
 Dan lain-lain.
3. Faktor alam
 Hujan/ Banjir
 Gempa bumi
 Tornado/Puting Beliung
 Dan lain-lain.
Pelatihan Keselamatan 1. Setiap tenaga kerja yang bekerja wajib mengetahui,
dan Kesehatan Kerja memahami dan menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
2. Seluruh tenaga kerja yang bekerja wajib diberikan
pengetahuan mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja secara jelas melalui pelatihan yang dilakukan oleh
pengawas K3.
Jaminan Sosial Tenaga 1. Membuat laporan identitas dan jumlah seluruh tenaga
Kerja kerja yang bekerja yang disampaikan kepada
Dinas/Instasi terkait.
2. Semua tenaga kerja harian lepas, borongan dan
perjanjian kerja waktu tertentu wajib dipertanggungkan
kedalam Jaminan Sosial Tenaga Kerja
3. Jaminan sosial tenaga kerja berupa Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) yang
diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan
Pelaporan dan 1. Setiap tenaga kerja yang mengetahui adanya
Penanganan Kecelakaan kecelakaan kerja (kecelakaan fatal, kecelakaan ringan
Kerja dan/atau hamper celaka) memberikan informasi kepada
mandor dan pengawas K3.
2. Penanganan korban dilakukan sesuai prosedur P3K.
3. Melakukan penyelidikan sebab-sebab terjadinya
kecelakaan kerja, kemudian melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan
4. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi dibuat laporan dan
disampaikan kepada Dinas/Instasi terkait.
Organisasi Keselamatan 1. Kontraktor/ pemborong harus menunjuk petugas
dan Kesehatan Kerja keselamatan kerja (safety officer) yang ditugaskan untuk
mengurus keselamatan dan kesehatan kerja pada
proyek yang jumlah pekerjanya 25 orang atau lebih.
2. Pada semua proyek -proyek yang mempekerjakan
secara teratur 250 orang atau lebih, safety officer harus
bekerja secara full-time untuk mengurus keselamatan
dan kesehatan kerja.
3. Pantia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
(safety committee) harus dibentuk;
 Pada setiap proyek yang keadaan lingkungan
memerlukannya.
 Proyek yang mempekerjakan 100 pekerja.
4. Petugas keselamatan & kesehatan kerja (safety officer)
harus mengumpulkan laporan individu yang berisi
keterangan lengkap atas sebab- sebab dan tiap kejadian
kecelakaan kecil dan bahaya- bahaya yang timbul untuk
mencegah hal-hal tersebut tidak terulang lagi.
5. Petugas keselamatan & kesehatan kerja (safety officer)
atau Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(safety committee) harus:
 Mengetahui sebab-sebab keadaan-keadaan dan
sebab-sebab semua kecelakaan terjadi di proyek.
 Membuat rekomendasi pada kontraktor-kontraktor
untuk mencegah kecelakaan atau mencegah supaya
kecelakaan tidak terjadi lagi.
 Mengadakan inspeksi/peninjauan secara teratur pada
tempat kerja dan seluruh peralatannya yang
berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan.
 Meneliti dan mengontrol langkah-langkah yang
diambil untuk mencegah kecelakaan-kecelakaan.
 Meneliti dan mengontrol peraturan-peraturan,
instruksi-instruksi dan lain-lain yang berhubungan
dengan keamanan dan kebersihan.

SOP-K3 KONSTRUKSI
 Berusaha untuk menyakinkan (mendorong)
kerjasama seluruh pekerja dalam menjaga kesehatan
dan kebersihan.
 Berpartisipasi di dalam menjalankan peraturan-
peraturan keselamatan.
 Mempelajari statistik dari kecelakaan-kecelakaan
yang terjadi di proyek.
 Agar semua tenaga kerja baru, dan tenaga kerja
yang pindah ke pekerjaan baru, menerima latihan
(training) instruksi dan petunjuk.
6. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
harus terdiri dari:
 Wakil pemerintah yang diwakili oleh Dinas/Instasi
terkait.
 Pemberi kerja/pengusaha.
 Manager produksi atau yang setingkat.
 Pejabat/unit-unit/bagian yang penting antara lain
petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (safety
officer) dan Petugas Kesehatan (medical officer).
PEDOMAN UMUM
Persiapan Sebelum 1. Kesiapan pribadi, apakah saya
Bekerja  Bersyukur atas nikmat yang saya terima ?
 Sehat, kondisi badan saya saat ini ?
 Senang, tidak emosi saat ini ?
 Tenang, tidak ada keraguan saya saat ini ?
 Sadar, adanya potensi bahaya disekitar saya ?
 Alat Pelindung Diri yang saya gunakan sesuai untuk
mengatasi potensi bahaya ?
 Prosedur dan Cara Kerja yang aman, telah saya
pahami
 Jika semua pertanyaan diatas saya jawab “ya” maka
saya boleh memulai pekerjaan hari ini
 Jika ada yang saya jawab “tidak”, maka saya
berusaha untuk cari tahu, berusaha berubah
hingga saya menjawab “ya” untuk siap memulai
pekerjaan hari ini
2. Kesiapan izin kerja khusus (jika diperlukan)
3. Kesiapan peralatan dan perkakas kerja dengan
mengecek kondisinya, apakah kondisi baik/normal atau
rusak
4. Brifing keselamatan dan kesehatan kerja
 Kondisi kesehatan tenaga kerja yang akan bekerja ?
 Jenis pekerjaan apa saja yang akan dilakukan ?
 Potensi kecelakaan apa saja yang mungkin dapat
terjadi ?
 Alat pelindung diri apa saja yang akan digunakan ?

Fasilitas Umum 1. Denah lokasi tempat fasilitas umum tersedia dan


dipasang agar mudah dilihat dan dibaca oleh semua
pekerja dan yang berkepentingan.
2. Ada tempat istirahat dan tempat makan serta jumlah
toilet yang memadai bagi pekerja
3. Ada tersedia bak air bersih dengan ukuran cukup untuk
cuci tangan demi menjaga kebersihan

SOP-K3 KONSTRUKSI
4. Tersedia air minum untuk pekerja, tempat ganti pakaian
dan penyimpanan pakaian yang aman
5. Tersedia tempat untuk beribadah dan dilengkap sarana
yang dibutuhkan
6. Tempat kerja memiliki ventilasi/lubang angin sirkulasi
udara untuk menekan bahaya debu, uap, asap, bau dan
lainnya yang sejenis.
7. Tersedia dan terpasang rambu peringatan seperti
“JAGALAH KEBERSIHAN”
1. Ada tempat tersendiri untuk pekerja yang merokok
terpisah dengan tempat umum lainnya.
Kebersihan dan 2. Bahan, material yang berserakan harus dirapihkan baik
Kerapihan sebelum, selama kerja dan setelah jam kerja.
3. Alat kerja, perkakas lainnya yang digunakan tidak boleh
merintangi dan membahayakan akses kerja dan
disimpan setelah selesai jam kerja
4. Tempat sampah sesuai jenis sampah dan volume
timbulan sampah, selalu dibersihkan dan dikumpulkan
serta siap diangkut keluar proyek
5. Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk, harus ada
jadual dan pembersihan yang rutin
6. Tempat kerja yang licin karena air, minyak atau zat
lainnya harus segera dibersihkan
7. Semua orang wajib menyingkirkan paku yang
berserakan, kawat/besi menonjol, potongan logam yang
tajam semuanya yang dapat membahayakan
8. Jumlah bahan/material yang tersedia di lapangan untuk
digunakan hari ini tidak berlebihan agar tidak
mengganggu dan membahayakan akses kerja
(selebihnya dikembalikan ke gudang umum).
Akses Kerja di Proyek 1. Tersedia pintu masuk dan pintu keluar, baik untuk rutin
dan darurat di kantor proyek serta terjaga dengan baik
2. Ada batas atau tanda peringatan atau pagar yang
memberi tanda area kerja kantor proyek, pabrikasi area
kerja lapangan dan jalur/akses penghubung terhadap
area umum masyarakat
3. Jalan dan jalur lintas pekerja diberi batas dan pengaman
serta tanda peringatan yang jelas
4. Lubang yang terbuka diberi tutup sementara dan ada
tanda peringatan agar pekerja berhati-hati dan tidak
terperosok
5. Material dan peralatan yang berada di jalur lintas pekerja
harus dipindahkan (harus bebas, bersih dan tidak licin)
6. Penerangan yang cukup baik siang (jika gelap) maupun
malam.
7. Tangga kerja yang memadai dan aman untuk akses
dan jalur pekerja pada kondisi area kerja yang
curam/terjal dan tinggi
Orang Yang Tidak 1. Di daerah bangunan yang sedang dibangun dan di
Berwenang samping jalan raya harus dipagari.
2. Orang yang tidak berwenang tidak diijinkan memasuki
daerah pembangunan kecuali jika disertai oleh orang
yang berwenang dan diperlengkapi dengan alat
pelindung diri.
Ijin Kerja Khusus Beberapa jenis pekerjaan yang memerlukan Ijin kerja khusus
1. Bekerja diruang terbatas (confined area).
2. Bekerja yang bersinggungan langsung dengan jalan
yang sedang digunakan
3. Menggunakan bahan kimia berbahaya
4. Menggunakan bahan mudah terbakar
5. Menggunakan bahan mudah meledak
6. Bekerja berhubungan dengan listrik
7. Bekerja dengan cara menyelam
8. Pasang, bongkar, pindah perancah (scaffolding)
9. Memindahkan barang/benda berat
10. Pekerjaan pembongkaran
11. Bekerja diluar jam kerja normal tanpa pengawas

SOP-K3 KONSTRUKSI
12. Penggalian lebih dari 2 (dua) meter
13. Bekerja di ketinggian
Perkakas Tangan 1. Perkakas tangan adalah semua alat kerja yang
dioperasikan langsung dengan tangan yang elektrik,
bertekanan udara, berbahan peledak, dan yang
digunakan secara manual seperti palu, obeng, tang,
catut, gergaji tangan dan lain lain.
2. Setiap perkakas diperuntukan sesuai dengan standard
penggunaan dan batas kekuatannya, jika dipaksakan
maka akan cepat rusak dan berbahaya karena patahan
dan terpelanting
3. Setiap perkakas harus diperiksa sebelum digunakan,
yang menggunakan aliran listrik harus dalam keadaan
lepas, kemudian dicoba terlebih dulu dalam keadaan
tanpa beban atau sasaran obyek
4. Setiap perkakas diperuntukan sesuai dengan
kegunaannya, jangan dipaksakan jika tidak maka akan
cepat rusak,
5. Alat pelindung diri selalu digunakan, tidak boleh dilepas
walaupun sekejap selama masih aktif menggunakan
perkakas,
6. Semua perkakas tangan dibersihkan setelah selesai
digunakan pada hari itu dan disimpan rapi
Struktur Bangunan dan Konstruksi Bangunan.
Peralatan Konstruksi 1. Struktur bangunan misalnya, perancah pelataran
(platform), gang, dan menara dan peralatan (misalnya
mesin-mesin alat-alat angkat, bejana tekan dan
kendaraan-kendaraan, yang digunakan di daerah
bangunan) harus:
 Terdiri dari bahan yang berkwalitas baik.
 Bebas dari kerusakan dan
 Merupakan konstruksi yang sempurna sesuai dengan
prinsip- prinsip engineering yang baik.
2. Struktur bangunan dan peralatan harus cukup kuat dan
aman untuk menahan tekanan-tekanan dan muatan-
muatan yang dapat terjadi.
3. Bagian bagian struktur bangunan dan peralatan-
peralatan yang terbuat dari logam harus:
 Tidak boleh retak, berkarat, keropos dan
 Jika perlu untuk mencegah bahaya harus dilapisi
dengan cat/alat anti karat (protective coating).
4. Bagian-bagian struktur bangunan dan peralatan-
peralatan yang terbuat dari kayu misalnya perancah,
penunjang, tangga harus:
 Bersih dari kulit kayu.
 Tidak boleh dicat untuk menutupi bagian-bagian yang
rusak.
5. Kayu bekas pakai harus bersih dari paku-paku, sisa-sisa
potongan besi yang mencuat tertanam, dan lain-lain
sebelum kayu bekas pakai tersebut dipergunakan lagi.

Pemeriksaan, Pengujian Pemeliharaan.


1. Struktur bangunan dan peralatan harus diperiksa pada
jangka waktu tertentu oleh orang yang berwenang,
sebelum struktur bangunan dan peralatannya
dipakai/dibuat/dibangun.
2. Struktur bangunan dan peralatan yang mungkin
menyebabkan kecelakaan bangunan, misalnya bejana
tekan, alat-alat pengerek dan perancah sebelum dipakai
harus diuji oleh orang yang berwenang.
3. Struktur bangunan dan peralatan harus selalu dipelihara
dalam keadaan yang aman.
4. Struktur bangunan dan peralatannya harus secara
khusus diperiksa oleh orang yang berwenang.
 Setelah diketahui adanya kerusakan yang dapat
menimbulkan bahaya.
 Setelah terjadi kecelakaan yang disebabkan oleh
struktur bangunan dan peralatan.

SOP-K3 KONSTRUKSI
 Setelah diadakan perbaikan-perbaikan pada struktur
dan peralatannya.
 Setelah diadakan pembongkaran pemindahan ke
bangunan lain atau dibangun kembali.
5. Peralatan/alat-alat seperti perancah, penunjang dan
penguat (bracing) dan tower cranes harus diperiksa:
 Setelah tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama.
 Setelah terjadi angin ribut dan hujan deras.
 Setelah terjadi goncangan/getaran keras gempa
bumi, peledakan, atau sebab-sebab lain.
6. Struktur bangunan dan peralatan yang rusak berat harus
disingkirkan dan tidak boleh dipergunakan lagi kecuali
setelah diperbaiki sehingga aman.
7. Hasil-hasil pemeriksaan dari struktur bangunan dan
peralatan harus dicatat dalam buku khusus.

Pemakaian/Pengamanan.
1. Struktur bangunan peralatan hanya digunakan untuk
maksud tertentu sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
2. Peralatan hanya boleh digunakan oleh orang
yang berwenang
Alat Pelindung Diri (APD) 3. Alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai Standar
Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku.
4. APD yang dimaksud meliputi pelindung kepala,
pelindung mata dan muka, pelindung telinga, pelindung
pernapasan beserta perlengkapannya, pelindung tangan,
pelindung kaki, pakaian pelindung, alat pelindung jatuh
perorangan dan atau pelampung.
5. Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat
kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesuai
dengan potensi bahaya dan risiko
6. Memasang rambu-rambu mengenai kewajiban
penggunaan APD di tempat kerja.APD harus segera
diganti apabila rusak, tidak dapat berfungsi dengan baik
atau telah habis masa pakainya (lifespan).
7. APD yang telah rusak dan mengandung bahan
berbahaya harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Rambu- Rambu K3 1. Rambu-rambu keselamatan berguna untuk
 Menarik perhatian terhadap adanya bahaya
kesehatan dan keselamatan kerja
 Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin
tidak terlihat
 Menyediakan informasi umum dan memberikan
pengarahan
 Mengingatkan para tenaga kerja dimana harus
menggunakan peralatan perlindungan diri
 Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa
tindakan yang atau perilaku yang tidak diperbolehkan
2. Memasang/meletakan rambu pada lokasi strategis
(potensi bahaya yang mungkin akan terjadi) dan mudah
dilihat.
3. Menjaga rambu-rambu keselamatan selalu dalam
keadaan baik. Lakukanlah inspeksi terhadap rambu-
rambu yang ada
 Mengganti rambu-rambu yang rusak, cacat dan tidak
sesuai atau yang sudah usang
 Mengganti rambu-rambu yang sering
membingungkan atau menjadi salah pengertian
 Mencat ulang area-area dimana warna keselamatan
sudah mulai pudar.

SOP-K3 KONSTRUKSI
PEDOMAN KHUSUS
Penanganan Material 1. Pelajari dan memahami Lembar Keselamatan Bahan
Berbahaya atau MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan/material
berbahaya
2. Pelihara tempat penyimpanan yang aman dengan suhu
yang sesuai
3. Tanda peringatan bagi pekerja dan terhadap bahan
berbahaya dan beracun, terpasang dan mudah dibaca
4. Pelatihan penanganan keadaan darurat jika terjadi
kecelakaan atau kejadian penting yang menyangkut
bahan berbahaya beracun
5. Alat pelindung diri yang sesuai dengan potensi bahaya
dan racun
Berhubungan dengan 1. Ada alat penangkal petir pada lokasi kerja yang terbuka
Listrik atau tinggi
2. Tangan dan kaki tidak dalam keadaan basah saat
bekerja yang berhubungan dengan instalasi listrik
3. Sistem grounding/pentanahan untuk panel dan
instalasi listrik terpasang dan bekerja dengan baik
4. Panel listrik dalam keadaan tertutup dan hanya
dioperasikan oleh petugas yang
5. Kabel listrik dalam keadaan terisolasi, jika
terkelupas segera perbaiki
6. Ukuran dan kualitas kabel sesuai dengan
kebutuhan atau tenaga listrik yang dihasilkan
7. Tanda peringatan pada setiap instalasi yang
mengandung risiko voltase tinggi
8. Saat memperbaiki instalasi listrik, pastikan aliran listrik
dalam keadaan mati/putus dan dipasang label “jangan
dikontak/dihidupkan” agar yang lain tahu
9. Saat selesai pekerjaan, pastikan aliran listrik putus/
dimatikan.
Pengelasan 1. Tukang las bersertifikat dan kompeten sesuai dengan
tingkat kesulitan pengelasan serta menggunakan APD
2. Tidak melakukan pengelasan di daerah yang mudah
terbakar dan mudah meledak
3. Kabel grounding/tanah berjarak ideal 3 meter dari lokasi
kerja dan mudah dilihat
4. Tabung gas yang berisi harus dalam posisi tegak (tidak
boleh digulingkan), jika kosong berikan label “kosong”.
Periksa selalu tekanan tabung sebelum digunakan
5. Kawat las yang digunakan sesuai dengan besarnya
ampere yang dihasilkan oleh mesin las
6. Jarak tabung oksigen dan acetylin minimum 3 meter
7. Alat-alat dan perlengkapan harus dalam posisi stabil
saat digunakan, apalagi jika digunakan ditempat
ketinggiian, pastikan tidak mudah bergerak apalagi jatuh
kebawah
8. Mesin las harus dimatikan jika tidak digunakan
9. Kabel las tidak boleh dililitkan pada badan tukang las
pada saat pengelasan
Penggerindaan 1. Instruksi kerja harus diikuti dan dijalankan oleh orang
yang telah diuji kemampuannya dalam menggunakan
gerinda, pelindung mata, masker muka dan sarung
tangan serta sepatu harus digunakan
2. Memeriksa gerinda sebelum disambung kealiran listrik,
dan dalam keadaan off, periksa kekencangan baut dan
alat pelindung mata gerinda terpasang dengan baik,
mata gerinda tidak retak dan tidak cacat
3. Bahan dan lingkungan yang mudah terbakar dan mudah
meledak harus dihindari, karena setiap percikan apa
dapat menyebabkan kebakaran dan peledakan

SOP-K3 KONSTRUKSI
BAHAYA KEBAKARAN
Pencegahan 1. Di tempat-tempat kerja harus tersedia:
a. Alat-alat pemadam kebakaran.
b. Papan pengumuman pengumuman dan denah/peta
situasi.
2. Papan pengumuman dan denah/peta situasi dipasang
pada tempat-tempat yang menarik perhatian, tempat
yang strategis yang menyatakan dimana kita dapat
menemukan:
a. Alat pemadam kebakaran.
b. Jalur evakuasi ke lokasi aman
c. Nomor telepon dan alamat-alamat dinas pemadam
kebakaran yang terdekat
3. Orang berwenang untuk mencegah bahaya kebakaran
harus selalu siap meskipun di luar jam kerja
4. Menyimpanan barang yang mempunyai potensi bahaya
kebakaran selalu disediakan alat pemadam kebakaran
(sesuai dengan jenis, ukuran, klasifikasi kebakaran)
5. Setiap penggunaan api harus memiliki izin.
6. Dilarang merokok, menyalahkan api dekat dengan
bahan-bahan yang mudah terbakar dan menyediakan
area merokok dilengkapi asbak yang berisi pasir.
7. Apabila menggunakan gas, pastikan tidak ada
kebocoran di selang atau sistem yang lain, dan dipasang
gas detector
8. Bahan-bahan yang mudah terbakar seperti debu/serbuk
gergaji lap-lap berminyak dan potongan kayu yang tidak
terpakai tidak boleh tertimbun atau terkumpul di tempat
kerja.
9. Baju kerja yang mengandung oli tidak boleh di
tempatkan ditempat yang tertutup.
10. Oli harus disimpan dalam kaleng (kontainer besi)
yang mempunyai alat penutup.
11. Cairan yang mudah terbakar harus disimpan, diangkut
dan digunakan sedemikian rupa sehingga kebakaran
dapat dihindarkan.
12. Bahan bakar/bensin tidak boleh disimpan di gedung atau
sesuatu tempat/alat, kecuali di dalam kaleng atau
container yang tahan api
13. Bahan bakar tidak boleh disimpan di dekat pintu-pintu
14. Memeriksa kondisi peralatan yang menggunakan listrik
sebelum digunakan.
15. Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam
keadaan baik dan tidak membebani satu stop kontak
secara berlebihan.
16. Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai
daya listrik.
17. Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka,
harus segera diperbaiki.
18. Jangan sekali-kali mencantol listrik, secara langsung
tanpa izin dari PLN.
19. Inspeksi yang teratur harus dilakukan ditempat-tempat
dimana risiko-risiko kebakaran mungkin terjadi
Penanggulangan 1. Memahami teori dasar api, akan terjadi kebakaran jika
pertemuan antara bahan, panas pada titik nyala api
dan oksigen, sehingga untuk memadamkannya dengan
meniadakan salah satu dari ketiga unsur tersebut.
2. Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di
tempat yang mudah dilihat dan dicapai.
3. Sekurang-kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran
harus tersedia:
a. Di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah
terbakar disimpan.
b. Di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk
mengelas.
c. Pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang
sedang dibangun dimana terdapat barang-barang,
alat-alat yang mudah terbakar.

SOP-K3 KONSTRUKSI
4. Beberapa alat-alat pemadam kebakaran dari bahan-
bahan kimia kering harus disediakan:
a. Di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda
cair yang mudah terbakat.
b. Di tempat yang terdapat oli/bensin, gas dan alat-alat
pemanas yang menggunakan api.
c. Di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal
d. Di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya
kebakaran yang disebabkan oleh aliran listrik.
5. Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi
kerusakan-kerusakan teknis.
6. Alat pemadam kebakaran yang berisi chloinated
hydrocarbon atau karbon tetroclorida tidak boleh
digunakan di dalam ruangan atau di tempat yang
terbatas (ruang tertutup, sempit).
7. Kondisi alat pemadam kebakaran selalu siap digunakan
dan secara berkala dilakukan pemeriksaan.
8. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sebagai pemadam
awal kebakaran harus dipahami dan dapat digunakan
setiap orang (setiap tabung yang akan habis masa
berlakunya digunakan untuk latihan kebakaran)
Melakukan pelatihan dan simulasi keadaan darurat
secara berkala
Evakuasi 1. Tetaplah tenang, jangan berlari, berjalanlah dengan
cepat menuju lokasi aman.
2. Segera amankan semua dokumen-dokumen penting.
3. Matikan dan lepaskan semua peralatan listrik.
4. Dengarkan baik-baik pengumuman yang disampaikan
petugas melalui pengeras suara dan ikuti petunjuknya
5. Jangan kembali untuk mengambil barang-barang jika
sudah berada di jalur evakuasi atau dilokasi aman.
6. Evakuasi korban kebakaran ke klinik atau rumah sakit
terdekat.
KESEHATAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
Kesehatan Kerja 1. Tenaga Kerja harus diperiksa kesehatannya.
a. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa
kerja pertama kali (Pemeriksaan Kesehatan sebelum
masuk kerja dengan penekanan pada Kesehatan
Fisik dan Kesehatan Individu).
b. Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada
pada pekerjaan tersebut.
2. Tidak diperbolehkan menerima tenaga kerja di bawah
umur 18 tahun.
3. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus
dicatat dan isinya disimpan untuk referensi
Pertolongan Pertama 1. Rencana pengendalian keadaan darurat dan pertolongan
Pada Kecelakaan pertama harus dibuat sebelumnya untuk setiap daerah
tempat bekerja.
2. Setiap tenaga kerja harus diberitahu akan hal-hal yang
berhubungan dengan keadaan darurat dan pertolongan
pertama
3. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau
penyakit yang tiba-tiba, harus dilakukan oleh Dokter,
Jururawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K).
4. Alat-alat P3K atau kotak obat-obatan yang memadai,
harus disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak
dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
5. Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan harus tidak berisi
benda-benda lain selain alat-alat P3K. yang diperlukan
dalam keadaan darurat.
6. Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan harus berisi
keterangan-keterangan/instruksi yang mudah dan jelas
sehingga mudahdimengerti.
7. Isi dari kotak-kotak obat-obatan dan alat-alat P3K. harus
diperiksa secara teratur dan harus dijaga supaya tetap
berisi (tidak boleh kosong).

SOP-K3 KONSTRUKSI
8. Kereta atau tandu untuk mengangkat orang sakit harus
selalu tersedia.
9. Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada
keadaan lain dimana mereka jika perlu harus dapat
diselamatkan, alat penyelamat harus selalu tersedia di
dekat pada tempat mereka bekerja.
10. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang
menyebabkan adanya resiko tenggelam atau keracunan
gas alat-alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat
tempat mereka bekerja.
11. Petunjuk/informasi harus diumumkan/di tempel tempat
yang baik (strategis) yang memberitahukan:
a. Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan,alat-
alat P3K., ruang P3K., ambulans, kereta untuk orang
sakit dan tempat dimana dapat dicari orang yang
bertugas untuk urusan kecelakaan.
b. Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil
ambulans, dokter, rumah sakit dan lain-lain.
4. Nama, alamat, nomor telepon dokter, rumah sakit dan
tempat penolong yang dapat segera dihubungi dalam
keadaan darurat/emergency.
Gangguan Pernafasan 1. Lihat gerakan (naik/turun) dada korban, dan dengarkan
suara nafas yang keluar dari mulut korban
2. Rasakan udara yang keluar dengan mendekatkan pipi ke
hidung korban
3. Waktu tidak lebih sepuluh detik untuk memastikan
korban bernafas secara normal atau tidak
4. Jika bernafas normal, langkah berikut adalah :
a. Posisikan miring (posisi stabil) untuk memastikan
jalan nafas tetap terbuka
b. Segera minta bantuan, sambil memeriksa ulang
kondisi pernafasan korban
5. Jika bernafas tidak normal (satu-satu atau gapsing) dan
lemah, lakukan langkah berikut :
a. Minta orang lain mencari bantuan, jika anda sendirian,
tinggalkan dan cari bantuan, segera kembali dan
bantu pernafasan buatan
b. Jika posisi korban tertelungkup, balikan secara
perlahan, pastikan kepala dan punggung tetap lurus.
Setelah telentang maka lakukan prosedur
pemeriksaan nafas seperti diatas
c. Berikan dua kali nafas efektif dengan cara :
 Kepala korban ditengadahkan dan dagu ditopang
 Tutup hidung korban dengan ibu jari dan telunjuk
didahi
 Buka mulut korban, tetap posisi tengadah
 Tarik nafas anda untuk mengisi oksigen pada paru-
paru dan tempelkan bibir anda untuk menutup
mulut korban
 Tiup mulut korban secara perlahan dan teratur
sambil perhatikan pekembangan nafasnya seperti
orang normal
 Perhatikan posisi turunnya dada korban saat udara
keluar dari paru-paruLakukan bantuan pernafasan
ulang, sebelumnya pastikan tidak ada yang
menyumbat mulut korban

Pendarahan 1. Angkat bagian tubuh yang terluka


2. Bersihkan luka dengan kapan atau kain bersih yang
diberi cairan steril dan menutupnya dengan pembalut
3. Bila pendarahan bertambah atau terus berlangsung,
tetap posisikan bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari
posisi jantung, dan segera bawa ke klinik atau rumah
sakit terdekat

SOP-K3 KONSTRUKSI
Kelelahan 1. Pindahkan korban ketempat sejuk
2. Bila kondisi korban masih sadar, berikan air dingin
3. Bila korban banyak berkeringat, kram, diare dan muntah
maka berikan larutan ½ sendok teh garam dicampur 1
liter air
4. Bila korban pingsan, telentangkan dan posisi kaki lebih
tinggi 20-30 cm Jika kondisi masih juga belum membaik,
segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat
Bagian Tubuh Jangan mencoba mengeluarkan benda asing tersebut jika
Kemasukan Benda Asing anda tidak yakin, karena akan merusak jaringan tubuh.
segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdeka
Tersengat Aliran Listrik 1. Amati dan kenali kondisi sekitar yang masih berbahaya,
matikan aliran listrik. Gunakan alat pelindung non logam
seperti : kertas Koran, kayu, karet untuk melepas korban
dari sumber listrik
2. Baringkan korban dengn posisi kepala lebih rendah dari
kaki
3. Bila korban sadar, berikan minum air gula
4. Bila korban, lakukan bantuan pernafasan
5. Bila korban belum membaik, segera bawa ke klinik atau
rumah sakit terdekat
Terkena Petir 1. Siram/rendam dengan air dingin selama 10-15 menit
2. Beri obat penawar rasa nyeri
3. Menutup bagian luka dengan kain bersih
4. Berikan minuman air putih
5. Bila korban belum membaik, segera bawa ke klinik atau
rumah sakit terdekat
Luka Bakar 1. Menyiram air dingin ke pakaian korban hingga basah
saja, untuk mengurangi luka bakar
2. Menutup anggota tubuh yang terbakar dengan kain
bersih yang telah dibasahi, untuk mengurangi rasa
panas
3. Baringkan korban dengan posisi kepala lebih rendah dari
kaki
4. Bila korban sadar, berikan air minum
5. Segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat
Patah Bagian Tubuh 1. Ambil penyanggah bisa kayu atau logam atau lainnya,
bersihkan atau bungkus dengan kain bersih
2. Ikatkan sisi-sisinya agar tulang yang patah disanggah
dan menahan rasa sakit
3. Segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat
Serangan Jantung 1. Segera bahwa ke rumah sakit menggunakan ambulance
2. Tetap tenang dan yakinkan korban
3. Longgarkan pakaian korban & kendurkan ikat pinggang
4. Lindungi korban dari kondisi kedinginan
Keracunan Makanan/ Segera bawa korban ke klinik atau rumah sakit terdekat,
Minuman berikan informasi yang jelas kepda dokter, seperti makanan
atau minuman yang digunakan atau termakan
Terkena Gigitan Ular Tetap tenang, yakinkan korban dan segera bawa korban ke
klinik atau rumah sakit terdekat, berikan informasi yang jelas
kepada dokter, ular apa yang mengigit
Iritasi Bahan Kimia 1. Segera basuh kulit yang terpapar bahan kimia dengan
air sebanyak mungkin, dan ganti pakaian korban
2. Tutup bagian tubuh yang terpapar dengan kain bersih
3. Jika kondisi parah, baringkan korban dengan posisi
kepala lebih rendah dari kaki
4. Jika korban sadar, berikan air minum
5. Segera bawa korban ke rumah sakit

SOP-K3 KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai