Dokumen ini merupakan milik PT. Manoor Bulatn Lestari yang dikendalikan. Informasi
yang ada di dalam dokumen ini, seluruhnya atau sebagian, tidak boleh disebarluaskan
tanpa ijin terlebih dahulu dari PT. Manoor Bulatn Lestari .
PROSEDUR MANAJEMEN
Indenntifikasi Bahaya dan Pengendlian Risiko
(IBPR)
Doc. Number MBL.HSE.10 Effective Date 14 Sept 2021 Rev. 00
1. TUJUAN
Membuat suatu sistem untuk mengelola resiko yang ada dalam operasional PT.
Manoor Bulatn Lestari.
Untuk memastikan bahwa terdapat Standard, Prosedur, Peraturan dan Rencana
Pengelolaan dan Pengendalian untuk mengurangi resiko sampai ketingkat yang dapat
diterima agar melindungi karyawan, aset perusahaan dan lingkungan hidup.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini diberberlakukan untuk semua area kerja PT. Manoor Bulatn Lestari.
Prosedur ini dimulai dari proses identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan
langkah pengendalian resiko pada semua kegiatan yang berpotensi menyebabkan
kerugian seperti cidera, kematian, kerusakan harta benda dan lingkungan hidup
diseluruh lokasi kerja PT. Manoor Bulatn Lestari.
3. DEFINISI
3.1. Bahaya Merupakan Benda, Bahan (zat), Kondisi atau Aktivitas yang berpotensi
untuk menimbulkan kerugian baik cidera manusia atau sakit, kerusakan alat
maupun pencemaran lingkungan.
3.2. Resiko Adanya kesempatan atau kemungkinan dari satu atau lebih bahaya dan
mengakibatkan kerugian atau kemungkinan mengakibatkan kerugian dalam derajat
apapun (termasuk Near Miss, Cedera, Kerusakan Alat, Kerugian Prematur atau
Pencemaran Lingkungan)
3.3. Likelihood / Kemungkinan Kemungkinan akan terjadinya suatu insiden dengan
mempertimbangkan kecukupan pengendalian pada suatu tempat seperti
penggunaan Alat Pelindung Diri, Tindakan tidak aman, Kegagalan peralatan dan
pengendali lainnya.
3.4. Consequence / Keparahan Tingkat kerugian terparah yang terpercaya dari suatu
insiden yang disebabkan oleh suatu resiko yang spesifik.
PROSEDUR MANAJEMEN
Indenntifikasi Bahaya dan Pengendlian Risiko
(IBPR)
Doc. Number MBL.HSE.10 Effective Date 14 Sept 2021 Rev. 00
3.5. Penilaian Resiko Proses dari pengevaluasian resiko yaitu perkalian antara faktor
likelihood dan consequence.
3.6. Pekerjaan Rutin Aktivitas pekerjaan sehari-hari, termasuk tetapi tidak terbatas
pada operasi, menjadwalkan pemeliharaan dan pencegahan, kalibrasi, pembersihan
peralatan/sistem, dan penyimpanan, transportasi, penanganan, penggunaan, dan
pembuangan material
3.7. Pekerjaan Non Rutin Pekerjaan yang dilakukan sehari-hari tetapi bukan menjadi
rutinitas, termasuk didalamnya yang tidak terbatas pada konstruksi, fabrikasi,
penginstalasian, modifikasi, pemeliharaan dan perbaikan yang tidak terjadwal
peralatan/sistem yang bertenaga, pekerjaan dengan keadaan suhu yang panas,
bekerja pada ruang terbatas, pekerjaan angkat dan angkut, pembuatan parit dan
penggalian, membangun suatu yang bertingkat dan bertangga, pengurangan dan
pengisolasian pada sistem keselamatan yang kritikal.
3.8. Risk Profile / Profil Resiko Adalah dokumen yang berisi hasil proses HIRA.
Dokumen ini menjadi pedoman dalam mencegah terjadinya insiden di semua
aktifitas yang berlangsung di area.
4. TANGGUNG JAWAB
4.1. Project Manager / Manager bertanggung jawab untuk:
• Memastikan bahwa proses Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IBPR)
dilaksanakan di bagiannya.
• Menetapkan dokumen profil resiko sebagai pedoman aspek K3L (Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang menjadi acuan setiap aktifitas kerja di
semua Departemen.
4.2. Superintendent / Senior Supervisor Site bertanggung jawab untuk:
• Memastikan, menetapkan dan mengikuti proses yang terstruktur dilokasi
kerjanya, bahwa IBPR digunakan, sehingga semua bahaya teridentifikasi dan
resiko ternilai.
• Memastikan bahwa IBPR yang dilakukan sudah mencakup semua aktivitas
yang ada di bagiannya.
PROSEDUR MANAJEMEN
Indenntifikasi Bahaya dan Pengendlian Risiko
(IBPR)
Doc. Number MBL.HSE.10 Effective Date 14 Sept 2021 Rev. 00
5. PROSEDUR
5.1. Prosedur Umum IBPR
• Identifikasi bahaya dan penilaian risiko adalah langkah paling utama dalam
menjalankan proses manajeman risiko. Suatu bahaya atau risiko yang tidak
PROSEDUR MANAJEMEN
Indenntifikasi Bahaya dan Pengendlian Risiko
(IBPR)
Doc. Number MBL.HSE.10 Effective Date 14 Sept 2021 Rev. 00
• Bahaya dan tingkat risiko, dimana pengendalian yang ada sudah tidak sesuai.
Penambahan atau.
• Perubahan design atau lay-out perubahan pada proses, sistem keraja, aktivitas,
fasilitas, alat, dan tempat kerja.
• Peralatan atau perkakas baru yang dioperasikan pada tempat kerja.
• Persyaratan hukum dari peraturan perundangan yang berlaku (nasional maupun
internasional).
• Insiden tempat kerja.
5.5. Hasil review atau revisi Risk Profile harus terdolumentasi dan disimpan dengan
baik.
5.6. Dokumen Risk profile (pengendalian yang dilakukan) menjadi acuan dan petunjuk
pelaksanaan dalam melakukan investigasi insiden dan program inspeksi terkait.
5.7. Penyimpanan catatan mengenai seluruh penilaian risiko formal adalah selama
minimal 3 tahun.
5.8. Proses IBPR yang terbentuk harus mencakup:
• Semua kegiatan yang biasa dan tidak biasa, aktivitas rutin dan non rutin, yang
dilakukan dilokasi kerja serta keadaan darurat yang pernah atau mungkin
terjadi.
6. PROSEDUR PENILAIAN RESIKO
6.1. Penilaian risiko harus segera dilakukan setelah semua bahaya teridentifikasi dan
dituliskan dalam formulir yang standard.
6.2. Formula yang ditetapkan manajemen untuk mengukur tingkat ‘resiko’ yaitu : R=L
x S dimana : R = Risk Number ( Nilai Resiko )
L = Likelihood ( Kemungkinan terjadinya suatu
insiden)
S = Savetiry (Keparahan)
‘Kemungkinan’ dan ‘keparahan’ harus dihitung dalam skala 1 ≤ ( L / S ) ≤ 4
dan ‘Nilai Risiko’ dinyatakan dalam skala 1 ≤ ( R ) ≤ 16
6.3. Matrik untuk likelihood / kemungkinan terjadinya suatu insiden ditetapkan sebagai
berikut.
PROSEDUR MANAJEMEN
Indenntifikasi Bahaya dan Pengendlian Risiko
(IBPR)
Doc. Number MBL.HSE.10 Effective Date 14 Sept 2021 Rev. 00
• Team IPBR harus menyimpulkan resiko yang utama (sangat tinggi, tinggi,
dan menengah) didalam dokumen hasil IBPR / Dok risk Profile.
• Untuk registrasi dari resiko yang utama akan dikaji ulang oleh personel
K3L dan disetujui oleh project manager.
• Resiko yang signifikan/utama dari yang dirangking dan tindakan yang
harus diambil, dikontrol minimal dengan cara.
• Menegah (Medium): Perluh diperbaikan. Proses kerja dapat
dilanjutkan dan mengatur peningkatan dengan membuat perencanaan
yang sesuai. (contoh: Meningkatkan kesadaran, sosialisasi atau
pelatihan).
• Tinggi (high): Diperlukan suatu tindakan perbaikan yang kuat dan
kesadaran. Sistem yang ada dapat diteruskan untuk dijalankan tetapi
suatu tindakan harus segera dilakukan ditempat secepatnya (contoh:
Atur sasaran, target dan program yang spesifik untuk peningkatan)
Extrime (Very High): menghentikan proses kerja secepatnya dan
menyediakan pengontrolan resiko untuk mengurangi tingkat resiko.
• Semua resiko yang signifikan/utama yang teridentifikasi harus dibuat
JSEA (Job Safety Environment Analisys), sebagai pengendalian resiko
yang umum disamping pengendalian lainnya sampai nilai resiko bisa
diterima.
• Khusus untuk resiko dengan kategori “high” dan “extreme” harus
dibuatkan program khusus yang terpisah dari dokumen risk profile,
serta dilakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan effektifitasnya.
• Departemen K3L akan menjaga registrasi dari resiko yang signifikan
dan memperbaharui jika ada perubahan.
• Pengendalian resiko harus ditentukan dengan suatu pengontrolan
hirarki awal. Tujuan utama pengendalian resiko adalah untuk
menurunkan nilai resiko supaya tidak mengganggu proses operasional.
• Jika tidak memungkinkan, resiko harus diperkecil dengan
menggunakan salah satu atau lebih kontrol berdasarkan hirarki.
PROSEDUR MANAJEMEN
Indenntifikasi Bahaya dan Pengendlian Risiko
(IBPR)
Doc. Number MBL.HSE.10 Effective Date 14 Sept 2021 Rev. 00