1. TUJUAN
1.1. Memberikan petunjuk dalam pembuatan jalan dan pemasangan rambu-rambu
pada lokasi tambang.
1.2. Memberikan petunjuk dalam perawatan jalan dan rambu-rambu jalan, sebagai
factor penunjang dalam keselamatan lalu lintas di seluruh daerah operasi di PT.
Manoor Bulatn Lestari
1.3. Mencegah terjadinya kecelakaan yang diakibatkan karena fasilitas jalan yang
tidak layak, maupun akibat rambu-rambu jalan yang tidak terpasang, rusak atau
tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
1.4. Mengurangi tingkat kekerapan kerusakan unit atau kendaraan, akibat rusaknya
jalan.
2. RUANG LINGKUP
2.1. Prosedur ini berlaku untuk kegiatan pembuatan, perawatan, perbaikan, jalan
dan rambu-rambu di seluruh daerah operasi, tidak terbatas pada jalan tambang
dan jalan proyek pada area tambang PT. Manoor Bulatn Lestari
3. DEFINISI
3.1. Jalan Proyek adalah jalan yang disediakan untuk kegiatan transportasi barang
maupun orang di area tambang sebagai sarana untuk mendukung kegiatan
operasi di area tambang.
3.2. Jalan Tambang atau Jalan Produksi adalah jalan yang terdapat di dalam area
pertambangan termasuk di dalamnya dan tidak terbatas pada jalan hauling
batubara (coal haul road) dan jalan di dalam pit (in-pit haul roud) yang yang
digunakan dan dilalui oleh alat-alat pemindah tanah mekanis dalam kegiatan
mengambil, mengangkut dan menimbun bahan galian tambang.
3.3. Jalan Temporary adalah jalan tambang atau jalan proyek yang memiliki umur
pemakaian kurang dari 6 bulan.
MBL INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Nomor MBL-PRO-HSE-006
3.4. Jalan Permanen adalah jalan tambang atau jalan proyek yang memiliki umur
pemakaian lebih 6 bulan.
3.5. Jalan Aktif adalah jalan yang masih digunakan dalam rangka kegiatan operasi.
3.6. Haul Road adalah jalan yang menghubungkan antara area penambangan
sampai ke pelabuhan pengapalan atau stock pile batubara.
3.7. Bund wall adalah pembatas jalan yang tebuat dari gundukan tanah yang
memanjang.
3.8. Rambu Lalu Lintas Tambang adalah salah satu perlengkapan jalan yang dapat
berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan atau perpaduan diantaranya
sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan di area
tambang.
3.9. Rambu Peringatan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah
bahaya atau tempat berbahaya bagi pemakai jalan.
3.10. Rambu larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan
yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan.
3.11. Rambu Perintah adalah rambu yang digunakan menyatakan perintah yang
wajib dilakukan oleh pemakai jalan.
3.12. Rambu Petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk
mangenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas, dan lain-
lain bagi pemakai jalan.
3.13. Daun Rambu adalah tempat ditempelkannya atau diletakkannya rambu.
3.14. Tiang Rambu adalah batangan untuk menempelkan atau meletakkan daun
rambu.
3.15. Papan Tambahan adalah papan yang dipasang di bawah daun rambu yang
memberikan penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu.
3.16. Patok Refleksi Retro / Safety Bar adalah patok yang dipasang di sepanjang
pinggir jalan di area tambang yang dilengkapi dengan reflektor (material yang
bersifat memantulkan cahaya) dan digunakan sebagai tanda batas jalan atau
jalur jalan terutama disaat malam hari atau ketika cuaca gelap.
MBL INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Nomor MBL-PRO-HSE-006
4. REFERENSI
4.1. UU.No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4.2. Kepmen 1827 Tahun 2018, Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang
baik
4.3. Kep Menhub 61 Tahun 1993 tentang Rambu Lalu Lintas
4.4. Kebijakan dan Peraturan Perusahaan
4.5. SNI 6351:2016, Rambu - rambu jalan Pertambangan
5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Pimpinan Perusahaan.
5.1.1. Memastikan prosedur ini dilaksanakan.
5.1.2. Memberikan persetujuan terhadap desain jalan yang akan diajukan.
5.2. Safety Departemen
5.2.1. Memastikan kegiatan pembuatan, perbaikan dan perawatan jalan di
seluruh. daerah operasi mengikuti ketentuan prosedur ini.
5.2.2. Memastikan kegiatan pemasangan dan perawatan rambu-rambu pada
jalan tambang mengikuti ketentuan pada prosedur ini.
5.2.3. Memberikan persetujuan rambu lalu lintas tambang yang diajukan.
5.3. Penanggung Jawab Jalan Tambang dan Proyek
5.3.1. Melakukan kegiatan pembuatan, perbaikan dan perawatan jalan di
seluruh daerah operasi sesuai dengan ketentuan pada prosedur ini.
5.3.2. Melakukan analisis bahaya pada desain jalan yang akan dibuat serta
menentukan pengendalian bahaya jalan tersebut.
5.3.3. Melakukan kegiatan pemasangan dan perawatan rambu-rambu pada
jalan tambang mengikuti ketentuan pada prosedur ini.
5.3.4. Melakukan kegiatan perawatan serta perbaikan jalan dan rambu
dilaksanakan.
MBL INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Nomor MBL-PRO-HSE-006
6. PROSEDUR
6.1. Ketentuan Umum
6.1.1. Area-area yang masih terdapat kegiatan operasi aktif atau area-area
yang akan direncanakan terdapat kegiatan operasi aktif harus dibuatkan
jalan untuk mendukung kegiatan operasi.
6.1.2. Desain serta kegiatan pembuatan jalan harus memperhatikan ketentuan
pada prosedur ini dan atau dokumen kontrak pada pembuat jalan
terkait.
6.1.3. Desain jalan yang dibuat harus memperhatikan analisis terhadap bahaya
untuk menentukan pengendalian bahaya pada jalan tersebut dengan
memperhatikan hal sebagai berikut :
a. Kapasitas lalu lintas dan jenis kendaraan atau alat berat yang akan
menggunakan jalan.
b. Lingkungan (bentuk wilayah, kedalaman pit, sumber daya alam).
c. Persyaratan pemeliharaan yang diharapkan.
d. Memperhatikan rekomendasi geoteknik sesuai dengan peruntukan
jalan.
6.1.4. Desain jalan permanen harus disetujui oleh Project Manager/KTT
6.1.5. Desain temporary disetujui oleh Wakil Project Manager
6.1.6. Desain jalan tambang di area penimbunan (disposal) dengan umur
pemakaian di atas 6 bulan, adalah jalan permanen dan disetujui oleh
Project Manager.
MBL INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Nomor MBL-PRO-HSE-006
pengemudi unit terkecil yang melewati jalan tersebut leluasa melihat situasi
persimpangan jalan.
7.6. Patok Refleksi Retro / Safety Bar
Kecuali jalan area front penambangan, setiap jalur jalan harus dipasang patok
refleksi retro dengan ketentuan sebagai berikut.
7.6.1. Patok refleksi retro harus dipasang disepanjang jalan dengan interval 50
meter untuk jalan lurus.
7.6.2. Jalur jalan yang berbelok, jalan naik turun, atau jembatan, patok refleksi
retro dipasang dengan jarak interval lebih rapat dengan menyesuaikan
hasil analisis bahaya yang dibuat dan disetujui oleh Wakil Project
Manager.
7.6.3. Refleksi Retro mengikuti ketentuan sebagai berikut.
a. Tinggi tiang minimal 120 cm, diukur dari permukaan tanah
b. Tinggi bagian bahan Refleksi min. 100 cm, diukur dari permukaan
bundwall
c. Lebar bahan Refleksi min. 5 cm dan panjang 10 cm dengan bentuk
persegi panjang.
d. Tiang harus berwarna putih.
e. Refleksi Retro pada sisi kiri jalan berwarna putih dan sisi kanan jalan
berwarna merah.
7.7. Rambu-rambu
7.7.1. Jalan tambang maupun jalan proyek harus diberi rambu berdasarkan
Identifikasi Bahaya dan sesuai dengan ketentuan Kep.Menhub No. 61
tahun 1993.
7.7.2. Rambu-rambu yang dipasang di jalan-jalan di area tambang harus
memberikan informasi yang jelas
7.7.3. Rambu pada jalur tambang atau proyek dipasang dengan diameter tidak
lebih kecil dari 60 cm
MBL INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Nomor MBL-PRO-HSE-006
7.7.4. Tinggi tiang rambu minimal 2 meter dari permukaan tanah, dan
berwarna putih.
7.7.5. Warna rambu harus terbuat dari cat atau sticker reflector, yang
berfungsi memantulkan cahaya khususnya pada malam hari
7.8. Blind Spot
7.8.1. Jalur jalan dengan kondisi yang menyebabkan blind spot (pandangan
terbatas), maka jalur jalan tersebut diberi median jalan berupa bundwall
sepanjang 100 meter sebelum dan sesudah blind spot.
7.8.2. Rambu kecepatan max 30 km/jam harus dipasang 100 meter sebelum
jalur jalan blind spot.
7.8.3. Apabila terdapat jalur jalan blind spot yang menikung pada tanjakan
ataupun turunan yang tidak dapat dihindari , maka klausul 7.8.1 dan
7.8.2 harus dilaksanakan.
8. KETENTUAN KHUSUS
Apabila dalam pelaksanaan klausul 7 Parameter, terdapat hal-hal yang tidak dapat
dipenuhi karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan (tidak terbatas pada
pembuatan jalan tambang, jalan akses ke area pemantauan dan pengelolaan
lingkungan serta jalan eksplorasi), maka harus mengajukan desain pembuatan jalan
dan dilampirkan lembar identifikasi bahaya dan prosedur kerja, serta disetujui oleh
KTT.
9.3. Jalan yang berlubang maupun bergelombang harus segera diperbaiki hingga
jalan menjadi rata, padat dan aman untuk digunakan.
9.4. Kecuali perawatan jalan seperti grading dan penyiraman jalan, perbaikan jalan
yang menutupi sebagian badan jalan atau seluruhnya harus meninta
persetujuan sesuai ketentuan 6.Prosedur klausul 6.1. Ketentuan Umum, sub
klausul 6.1.4 dan 6.1.5. Serta dilakukannya JSA terlebih dahulu dengan
mempertimbangkan ha-hal berikut :
9.4.1. Potensi-potensi bahaya yang timbul dan tindakan pencegahannya
9.4.2. Pengendalian terhadap terganggunya arus lalu lintas
9.5. Dilakukan penyiraman pada jalan untuk menghindari debu yang mengakibatkan
berkurangnya jarak pandang pengendara dan membahayakan kesehatan
pernafasan.