Anda di halaman 1dari 9

No. Doc.

:
No. Rev. :

Beroperasi di Waste Dump

Tujuan
Memberikan pedoman / acuan dalam kegiatan di waste dump, dalam upaya untuk meningkatkan
mutu dan hasil produksi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3 & LH)

Pengertian
Waste Dump adalah suatu tempat untuk kegiatan membongkar muatan, baik OB maupun Nikel
Ore , pada kegiatan penambangan Nikel Ore .

Maksud
1. Untuk menghindari / mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada karyawan dan kerusakan harta
benda perusahaan
2. Untuk memberikan pedoman kerja pada kegiatan dumping.
3. Untuk meningkatkan mutu dan hasil produksi.

Prosedur Kerja
1. Lokasi kerja di waste dump harus luas dan selalu diperhatikan kondisi di sekitarnya.
2. Harus ada dump man yang bertugas untuk mengatur tempat di mana DT harus melakukan
dumping dan memakai APD yang sesuai dengan jenis pekerjaannya.
3. Posisi dump man dalam mengarahkan DT yang akan dumping, harus berada di sebelah kiri dari
operator DT.
4. Harus selalu ada dozer yang bertugas untuk mendorong material agar tidak terjadi
penumpukkan di satu tempat.
5. Pada sisi pinggir waste dump harus dibuatkan tanggul pengaman dengan ketinggian ± ½ tinggi
ban belakang DT.
6. Tidak dibenarkan dumping di sembarang tempat karena dapat mempersempit area dumping.
7. Jika kondisi area dumping retak, tidak dibenarkan dumping pada posisi ban DT mengenai
tanggul pengaman. Ban DT harus berada pada posisi ± 6m dari sisi tanggul.
8. Topsoil harus dicarikan lokasi tersendiri sehingga tidak bercampur dengan material OB /
lumpur.
9. DT yang melakukan manuver, harus melakukannya searah jarum jam dan selalu
memperhatikan kondisi di sekitarnya.
10. Saat manuver, kode tambang harus tetap dilakukan, yaitu:
a. Maju, bunyikan klakson 2x
b. Mundur, bunyikan klakson 3x
11. Jika beroperasi pada malam hari, daerah loading di waste dump harus ada lampu penerangan.
No. Doc. :
Rev. Doc. :

Peraturan Jalan Tambang

Pengertian
Jalan yang digunakan untuk kegiatan produksi penambangan, pengangkutan OB / lumpur dari front
ke disposal area, Nikel Ore ke stockpile, maintenance jalan dengan grader, penyiraman dengan
water truck dan LV.

Maksud
1. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan kerusakan alat.
2. Menghindari terjadinya krodit di jalan tambang.
3. Memberikan pedoman kepada semua pengguna jalan tambang.

Tujuan
Mengendalikan proses kegiatan di jalan tambang agar sesuai dengan standar keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan hidup.

Ketentuan – Ketentuan
1. Setiap pengemudi di jalan tambang harus mempunyai otoritas / simper yang dikeluarkan oleh
PT Kolaka Mineral Resources .
2. Setiap alat yang beroperasi di jalan tambang harus mematuhi batas kecepatan (40 km/jam).
3. Selalu berada pada jalur yang telah ditentukan, baik dari front ke waste dump, maupun
sebaliknya.
4. Tidak dibenarkan menghentikan kendaraan di jalan tambang dari loading point sampai waste
dump, terkecuali jika mengalami kerusakan.
5. Memakai safety belt selama menjalankan aktifitas mengemudi kendaraan.
6. Menghidupkan lampu selama mengoperasikan kendaraan di jalan tambang walaupun dalam
cuaca cerah.
7. Membunyikan klakson pada saat mendekati persimpangan dan mengurangi kecepatan.
8. Selalu menjaga jarak aman pada saat jalan beriringan minimal 6x panjang kendaraan.
9. Memberikan prioritas kepada unit maintenance, water truck dan DT yang bermuatan.
10. Tidak dibenarkan mendahului kendaraan yang berada di depan dalam keadaan apapun.
No. Doc. :
Rev. Doc. :
Penanganan Unit Amblas

Pengertian
Dimana roda / track dapat berputar tetapi kendaraan / alat tidak dapat bergerak, baik maju maupun
mundur.

Maksud
1. Untuk menghindari dari kecelakaan dan kerusakan alat.
2. Menerapkan suatu sistem dalam penanganan unit amblas.
3. Memperlancar kegiatan proses produksi.

Tujuan
Meningkatkan kesadaran karyawan dalam penanganan unit amblas agar tidak terjadi kecelakaan
dan kerusakan alat yang lebih parah lagi.

Ketentuan – Ketentuan
1. Coba satu kail untuk menggerakkan unit maju maupun mundur. Jika tidak ada perubahan,
hentikan. Jangan memaksakan dengan mencoba secara berulang-ulang.
2. Turun dan identifikasi keadaan kendaraan serta posisi roda yang tertanam.
3. Laporkan kepada pengawas melalui radio / teman kerja yang berada di dekat anda.
4. Tidak dibenarkan mendorong kendaraan menggunakan blade dozer yang dapat mengakibatkan
kerusakan.
5. Gunakan alat bantu “sling” dengan cara menarik kendaraan, baik dari depan maupun dari
belakang.
6. Perhatikan posisi kendaraan dan periksa kondisi “sling” dan berhati-hatilah dalam
memegangnya karena dapat mengakibatkan luka pada tangan.
7. Sebelum melakukan penarikan, pastikan tidak ada unit lain / manusia yang berada di dekat
lokasi dan hanya satu orang yang berhak memberi aba-aba / perintah.
8. Periksa kondisi kendaraan setelah keluar dari lokasi amblas. Jika terdapat kelainan, laporkan
kepada pengawas dan diteruskan ke bagian R & M untuk dilakukan perbaikan.
No. Doc. :
Rev. Doc. :

Lalu Lintas Di Perempatan / Intersection

Pengertian
Jalan simpang 4 / intersection, yang memungkinkan untuk dilalui kendaraan dari keempat arah
berlawanan, baik DT yang memuat OB / Nikel Ore , grader dan water truck sebagai maintenance
jalan ataupun kendaraan lainnya.

Maksud
1. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di perempatan jalan.
2. Memberikan prdoman dalam pengaturan lalu lintas di perempatan jalan.
3. Menghindari kemacetan lalu lintas di perempatan jalan.

Tujuan
Menanamkan rasa tanggung jawab kepada semua pemakai jalan dan mengendalikan proses
pengaturan jalan perempatan agar sesuai dengan standar keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan hidup.

Ketentuan – Ketentuan
1. DT yang akan melintasi perempatan jalan harus membunyikan klakson panjang mulai dari
tempat yang telah ditentukan (± 100m / tanda bunyikan klakson).
2. Setiap kendaraan yang akan melintas perempatan, harus memperhatikan rambu stopper dan
harus berhenti apabila petugas stopper mengarahkan rambu “STOP” ke arah anda.
3. Tidak dibenarkan untuk semua kendaraan melakukan manuver di perempatan jalan pada saat
operasi DT berlangsung.
4. Petugas stopper harus selalu ada dan tidak boleh melakukan tugas ganda / tugas-tugas lainnya
dan memberikan prioritas untuk DT.
5. Harus ada lampu penerangan yang cukup di perempatan jalan (dekat pondok stopper) jika
beroperasi pada malam hari atau lampu traffic harus menyala.
No. Doc. :
Rev. Doc. :

Peraturan Pengoperasian Forklift

Pengertian
Alat bantu yang menggunakan tenaga penggerak guna mempermudah dalam melakukan aktifitas
pekerjaan angkat mengangkat sehingga terhindari dari suatu kecelakaan.

Maksud
1. Untuk menghindari suatu bahaya kecelakaan dan kerusakan pada material kerja.
2. Mempercepat dan mempermudah proses pekerjaan mengangkut material kerja.
3. Memberikan suatu pedoman kepada operator forklift.

Ketentuan – Ketentuan
1. Operator harus memiliki otoritas / simper yang dikeluarkan oleh PT Kolaka Mineral Resources
.
2. Melakukan P2H sebelum mengoperasikan forklift.
3. Pergunakan APD yang sesuai dan konsentrasi penuh dalam melakukan kegiatan operasional
forklift.
4. Tidak diperkenankan membawa penumpang selain operator sendiri.
5. Tidak diperkenankan membawa orang berdiri di atas / di bawah garpu pengangkat.
6. Hindari pengereman secara mendadak saat forklift membawa beban.
7. Tidak diperkenankan meninggalkan forklift dalam keadaan mesin menyala dan garpu berada
pada posisi di atas dengan beban material.
8. Pada jalan menurun, untuk forklift yang membawa beban harus berjalan mundur.
9. Turunkan material / beban di tempat yang datar dan stabil secara perlahan-lahan, sesuai dengan
yang dikehendaki.
10. Jika kegiatan sudah selesai dilaksanakan, parkirlah forklift pada tempat yang datar, turunkan
garpu, aktifkan parking brake dan matikan mesin sebelum meninggalkan forklift.
No. Doc. :
Rev. Doc. :

Operasional DT dari Loading Point Menuju Stockpile

Pengertian
Kegiatan operasional DT mengangkut Nikel Ore dari loading point sampai dumping di stockpile.

Tujuan
1. Untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan alat.
2. Memberikan pedoman dan acuan kepada driver DT dalam mengoperasikan kendaraan dari
loading point menuju stockpile.
3. Untuk meningkatkan pencapaian target produksi dengan keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan hidup.

Ketentuan – Ketentuan
1. Hanya yang mempunyai simper DT yang dikeluarkan oleh PT Kolaka Mineral Resources yang
dapat mengoperasikan DT.
2. Melakukan P2H sebelum melakukan kegiatan operasional.
3. Sebelum mengoperasikan kendaraan, kode tambang harus diberlakukan (klakson 1x untuk start
engine, 2x untuk maju dan 3x untuk mundur).
4. Memakai safety belt sebelum kendaraan bergerak dan selama berlangsungnya kegiatan
operasional DT.
5. Pada waktu berada di front loading point, manuver kendaraan dilakukan searah jarum jam dan
saat mundur perhatikan posisi bucket dan kondisi di sekitar melalui kaca spion.
6. Batas kecepatan operasi di jalan tambang adalah 40 km/jam dan di jalan hauling 60 km/jam
dan selalu menghidupkan lampu.
7. Dilarang membawa penumpang selama berlangsungnya kegiatan operasional DT dari loading
point menuju stockpile, kecuali atasan driver yang bersangkutan, trainer dan Safety Officer,
dengan terlebih dahulu mendapatkan ijin dari Kepala Tehnik Tambang.
8. Selama mengoperasikan DT dari loading point menuju stockpile, dilarang mendahului sesama
DT, terkecuali di tempat-tempat yang telah ditentukan (kondisi aman).
9. Setiap mendekati persimpangan (± 100m), kurangi kecepatan dan perhatikan selalu kondisi di
sekitar persimpangan. Jika rambu STOP / lampu merah mengarah anda, maka berhentilah pada
tempat yang telah ditentukan (± 50 cm sebelum tanggul).
10. Di area stockpile, berhentilah secara sempurna dan membuka kaca di pos kupon.
11. Sebelum melakukan dumping, manuver searah jarum jam dan perhatikan kondisi sekitarnya,
jika aman, baru bergerak mundur dengan tidak lupa memberi isyarat kode tambang untuk
mundur.

12. Pastikan landasan rata sewaktu mengangkat dump / vessel dan turunkan vessel setelah semua
muatan tertumpah dengan sempurna sambil bergerak maju secara perlahan-lahan.
No. Doc. :
Rev. Doc. :

Beroperasi di Loading Point

Pengertian
Suatu tempat untuk kegiatan memuat material baik OB ataupun coal di dalam daerah penambangan
Nikel Ore .

Maksud
1. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan alat.
2. Untuk memberikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan loading.
3. Untuk meningkatkan hasil produksi tanpa meninggalkan aspek keselamatan, kesehatan kerja
dan lingkungan hidup.

Tujuan
Membuat pedoman kepada semua yang beroperasi di loading point untuk meningkatkan produksi
tanpa meninggalkan aspek keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup.

Ketentuan – Ketentuan
1. Lokasi front loading point harus selalu rata, jika bergelombang, harus segera dirapikan.
2. Lokasi untuk alat muat (excavator) harus selalu diperhatikan dan sering dikontrol untuk
menghindari terjadinya amblas, yang bisa mengakibatkan kerusakan.
3. Pengaturan jumlah unit DT yang sesuai untuk menghindari terjadinya antrian di loading point.
4. DT yang akan loading harus melakukan manuver searah jarum jam sambil memperhatikan
kondisi di sekitarnya.
5. Jika akan mundur, DT harus menbunyikan klakson 3x dan setelah mendapat kode dari operator
excavator serta melihat kondisi kiri-kanan dan memperhatikan posisi bucket.
6. Pada waktu mundur, kaca pintu samping kiri harus dibuka, untuk memudahkan mendengarkan
kode dari operator excavator.
7. Pada waktu loading, operator DT dilarang keluar unit sampai proses loading material selesai.
8. DT boleh meninggalkan front apabila sudah ada kode dari operator excavator dan
membunyikan klakson 2x sebelum bergerak maju.
9. Jika melakukan kegiatan loading pada malam hari, harus ada lampu penerangan yang mampu
menerangi front loading point dan sekitarnya.
No. Doc. :
Rev. Doc. :

Area Parkir DT

Pengertian
Suatu tempat yang telah disediakan untuk memarkir DT setelah melakukan kegiatan operasi pada
daerah penambangan Nikel Ore .

Maksud
1. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan alat.
2. Untuk mempermudah kontrol kesiapan unit DT.
3. Untuk mempercepat proses pelaksanaan kegiatan produksi tanpa mengabaikan prinsip-prinsip
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup.

Tujuan
Memberikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan memarkir DT dan memberikan tanggung jawab
dalam menjaga alat dari kecelakaan dan kerusakan.

Ketentuan – Ketentuan
1. Area parkir harus luas dan kondisi permukaan rata, selalu dirawat agar tidak terjadi genangan
air dan lumpur.
2. Pada bagian sisi pinggir harus dibuatkan tanggul setinggi ½ ban DT.
3. Jarak untuk DT parkir ke samping minimal harus 1x lebar DT.
4. DT yang pertama parkir harus mengambil tempat pada posisi paling kiri dan terus berurutan ke
kanan.
5. Jika area parkir tidak mencukupi, DT dapat diparkir di pinggir jalan, menghadap arah loading
point, dengan jarak minimal 1x panjang DT.
6. Jalan masuk / keluar area parkir tidak boleh tertutup untuk menjaga dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
7. Jangan lupa mengaktifkan parking brake dan emergency brake sebelum turun meninggalkan
DT.
No. Doc. :
Rev. Doc. :

Pemeriksaan Kecelakaan

Maksud dan Tujuan


Bukan untuk mencari siapa yang salah akan tetapi untuk mencari fakta-fakta / penyebab langsung
dan tidak langsung terjadinya kecelakaan, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan agar
kecelakaan serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

Ketentuan - Ketentuan
1. Bukti telah terjadinya kecelakaan tidak boleh dirubah sebelum ada team khusus yang
mengijinkannya.
2. Meninjau lokasi kejadian dan melakukan pengamatan secara menyeluruh untuk mendapatkan
gambaran umum mengenai apa dan bagaimana tempat dan lingkungan kejadian.
3. Melakukan isolasi / pengamanan di lokasi kejadian agar pihak-pihak yang tidak
berkepentingan tidak memasuki lokasi kejadian.
4. Wawancara terhadap saksi-saksi, baik saksi langsung ataupun tidak langsung di lokasi
kejadian.
5. Laporan kecelakaan dibuat oleh Foreman / Supervisor / Atasan Langsung korban / pelaku pada
lembar berita acara kecelakaan, setelah sebelumnya korban / pelaku menuliskan kronologis
kejadian sesungguhnya. Setelah dibuat dan ditandatangani, lembar berita acara segera
diserahkan ke SHE Department.
6. Foreman / Supervisor / Atasan Langsung korban / pelaku bersama-sama dengan team P2K3 /
Safety Officer melakukan wawancara kepada korban / pelaku.
7. Kronologis, penyebab dasar, penyebab langsung serta langkah-langkah perbaikan sudah harus
dibuat oleh Foreman / Supervisor / Atasan Langsung korban / pelaku pada form laporan
investigasi kecelakaan dan segera diserahkan ke SHE Departement paling lambat 1x24 jam
setelah kejadian, termasuk di dalamnya estimasi biaya yang timbul, bila kecelakaan
mengakibatkan kerusakan pada alat.

Anda mungkin juga menyukai