Anda di halaman 1dari 6

PT.

FARIKA RIAU PERKASA


No Dok : PM-FRP-02
Halaman 1 Dari 6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN 01/10/2020 Rev. 00
RESIKO

1. TUJUAN
1. Menetapkan kewajiban melakukan Hazard Identification & Risk Assessment (HIRA)
beserta pengendaliannya.
2. Memberikan pedoman dalam melakukan Hazard Identification & Risk Assessment
(HIRA) beserta pengendaliannya.

2. RUANG LINGKUP
Berlaku di seluruh kegiatan operasi PT Farika Riau Perkasa yang mencakup:
1. Kegiatan rutin maupun non rutin.
2. Kegiatan seluruh orang yang memiliki akses ke area kerja (termasuk sub-kontraktor
dan pengunjung).
3. Human behavior, kemampuan/capabilities dan factor-faktor manusia lain.
4. Sumber Hazard dari luar tempat kerja yang dapat mempengaruhi Keselamatan,
Kesehatan Kerja serta kondisi lingkungan orang-orang yang berada dibawah
kendali perusahaan di dalam area kerja.
5. Hazard dari setiap kegiatan yang berada dibawah kendali perushaan yang
berpengaruh ke luar area kerja.
6. Infrastruktur, peralatan dan material di area kerja, yang disediakan oleh perushaan
atau pihak lain.
7. Perubahan atau usulan perubahan terhadap setiap kegiatan atau material di
perusahaan.
8. Modifikasi terhadap Sistem Manajemen Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan (SMK3), termasuk perubahan sementara dan dampaknya terhadap
operasional, proses dan aktivitas.
9. Setiap peraturan dan perundang-undangan yang sesuai dengan terkait dengan
Risk Assessment dan pengendaliannya.
10. Desain area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi dan
oraganisasi kerja, termasuk adaptasi terhadap kemampuan manusia.

3. REFERENSI
3.1 UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
3.2 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
PT. FARIKA RIAU PERKASA
No Dok : PM-FRP-02
Halaman 2 Dari 6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN 01/10/2020 Rev. 00
RESIKO

4. DEFINISI
1. Hazard adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan cidera
atau penyakit akibat kerja atau kombinasib dari keduanya.
2. Risk (resiko) adalah kombinasi tingkat kemungkinan dengan tingkat keparahan dari
suatu kejadia/paparan
3. Acceptable Risk adalah Risk yang telah dikurangi ke tingkat yang dapat ditoleransi
oleh perusahaan dengan memperhatikan persyaratan peraturan dan kebijakan
perushaan.
4. Unacceptable Risk adalah dimana nilai Risk cukup tinggi (berdasarkan hasil
penilaian resiko) sehingga diperlukan tindakan pengendalian.
5. Impact adalah setiap perubahan kepada lingkungan yang merugikan atau
menguntungkan, seluruhnya atau sebagian akibat dari Aspect perusahaan.
6. Aspect adalah elemen dari aktivitas/produk atau jasa dari perusahaan yang dapat
berinteraksi dengan lingkungan.
7. Hazard Identification adalah proses-proses untuk mengetauhi Hazard yang ada dan
mendefinisikan karakteristiknya.
8. Risk Assesment adalah proses untuk mengevaluasi Risk yang timbul dari Hazard,
mengevaluasi kecukupan pengendalian yang dilakukan serrta menentukan apakah
Risk diterima atau tidak.
9. Hazard Identification & Risk Assessment (HIRA) adalah proses untuk mengetauhi
Hazard yang ada dan menguraikan karakteristiknya serta proses untuk
mengevaluasi kecukupan pengendalian yanga ada dan menentukan apakah Risk
dapat diterima atau tidak.

5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Kepala Batching Plant
5.1.1 Memberikan persetujuan Objective Target Program (OTP).
5.1.2 Memastikan HIRA dibuat dan dilaksanakan diseluruh Departemen.
5.1.3 Mengambil keputusan yang dianggap perlu agar pelaksanaan HIRA
berjalan lancer.
PT. FARIKA RIAU PERKASA
No Dok : PM-FRP-02
Halaman 3 Dari 6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN 01/10/2020 Rev. 00
RESIKO

5.2 Supervisor
5.2.1 Memastikan HIRA, OTP dan Activity Plan dilaksanakan di area yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung
jawabnya.
5.2.2 Memantau pelaksanaan HIRA sesuai dengan persyaratan dalam prosedur
ini.
5.2.3 Memantau pelaksanaan OTP dan Activity Plan di area yang menjadi
tanggung jawabnya.
5.3. HSE
5.3.1 Berkoordinasi dengan Kepala Batching Plant bila ditemukan ketidak
sesuaian terhadap data-data HIRA dan OTP.
5.3.2 Berkonsultasi dengan Kepala Batching Plant terkait dengan HIRA dan
OTP.
5.3.3 Memastikan salinan/copy seluruh record HIRA, OTP dan Activity Plan
dipelihara.

6. PROSEDUR
6.1 Penilaian Resiko K3LL
6.1.1 Pelaksanaan Penilaian Resiko K3LL
1. Hazard Identification & Risk Assessment (HIRA) dilakukan oleh setiap
Departemen baik secara mandiri maupun berkelompok dengan
menggunakan Form Risk Assesment yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Nama Kolom Penjelasan
Department/Site Departemen/Site dimana dilakukan HIRA
Area Responsible Nama Penanggung Jawab area kerja dan kegiatan dimana
Person dilakukan HIRA
Date-Revision Tanggal pembuatan atau revisi HIRA
Sub Sub Department/Lokasi dimana HIRA dilakukan
Department/Work Contoh: Workshop
Station/Crews
Core Activities/ Tahapan proses kegiatan, produk & jasa yang dihasilkan dari
Process/Materials suatu area/aktivitas, termasuk aktivitas tamu dan kontraktor.
Products Contoh: Dumping, Dozing, Mooring, penilaian resiko terhadap
aktifitas yang menggunakan thinner, kegiatan mengganti oil, dll
Hazards Hazard adalah sumber,situasi atau tindakan yang berpotensi
menimbulkan cedera atau penyakit akibat kerja, atau
kombinasi dari keduanya. Termasuk didalam kolom Hazard ini
PT. FARIKA RIAU PERKASA
No Dok : PM-FRP-02
Halaman 4 Dari 6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN 01/10/2020 Rev. 00
RESIKO

adalah Aspek Lingkungan/Environment mental Aspect adalah


elemen dari aktifitas/ produk atau jasa dari perusahaan yang
dapat berinteraksi dengan lingkungan.
Contoh: Debu,Flying Rock, tumpahan oli, gigitan serangga.
Event/Potential Potensi kejadian/Incident K3LL yang diakibatkan oleh bahaya
Incidents yang teridentifikasi.
Contoh; Pencemaran Sungai
Routine (R)/ Non Merupakan rutinitas dari aktivitas, produk/jasa. Jika merupakan
Routine (NR) sesuatu yang rutin, maka diisi huruf “R”. Jika tidak maka diisi
“NR”.
Regulation Jika aktivitas, produk atau jasa memiliki kaitan dengan
regulasi, maka diisi dengan regulasi yang terkait, jika tidak diisi
dengan “N” (Not Related).
Contoh: Aktivitas „Pekerjaan Pengelasan”, Regulasi:
Permenakertrans No. PER.02/MEN/1982 (Tentang Kualifikasi
Juru Las di Tempat Kerja)
Likelihood Merupakan perhitungan tingkat kekerapan terjadinya suatu
Event/Potensial Incidents, diisi berdasarkan
Matriks”Likelihood” apakah A (Almost Certain), B (Likely), C
(Possible), D (Unlikely) atau E (Rare).
Consequence Merupakan perkiraan nilai kerugian yang diakibatkan oleh
suatu Event/Potential Incidents, dengan mempertimbangkan
aspek K3LL, perlatan dan produksi. Diisi berdasarkan matriks
“Consequence”, dengan tingkat sebagai berikut:
1 (Negligible), 2 (Minor), 3(Moderate), 4(Major),
5(Catastrophic)
Risk Score Merupakan nilai yang diperoleh dari perpaduan antara
Likehood dan Consequences berdasarkan ”Risk Matrix”
Contoh: B (Likely) dan 2 (Minor), maka Risk Score-nya adalah
“12”
Merupakan tingkat resiko yang diperoleh darik Risk Score,
sesuai Matriks “Risk Ranking” terkait pengendalian yang akan
dilakukan dan Penanggung Jawab tindakan perbaikan. Terdiri
atas:
1. Low (1-5) Tidak perlu dilakukan tindakan pengendalian.
Risk Rank 2. Medium (6-10)  Merupakan tanggung jawab Manager dan
tindakan pengendalian dilakukan sesuai Time Frame.
3. High (11-19)  Merupakan tanggung jawab Manager dan
sesegera mungkin dilakukan tindakan pengendalian
4. Extreme (20-25)  Merupakan tanggung jawab General
Manager untuk tindakan pengendaliannya.
Merupakan intisari kondisi yang dinilai berdasarkan Matriks
“Risk Rangking” terdiri dari:
1. “Acceptable/Not Significant” dimana nilai resiko sangat kecil
Status (Low, 1-5) maka tidak diperlukan tindakan pengendalian.
2. “Unacceptable/Significant” dimana nilai resiko cukup tinggi
(Medium; 6-10, High; 11-19, Extreme; 20-25) sehingga
diperlukan tindakan pengendalian.
PT. FARIKA RIAU PERKASA
No Dok : PM-FRP-02
Halaman 5 Dari 6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN 01/10/2020 Rev. 00
RESIKO

Pengendalian resiko yang dilakukan dengan memperhatikan


hirarki sebagai berikut:
1. Eliminasi, yaitu menghilangkan potensial bahaya secara
langsung.
2. Substitusi, yaitu mengganti pekerjaan/proses.alat dengan
yang memiliki nilai resiko lebih kecil.
3. Engineering Control, yaitu dengan rekayasa. Contoh
Curent Control
penggunaan guarding machine dan sebagainya.
Measures
4. Administrative, yaitu pengendalian resiko secara
administrative.
Contoh: penggunaan dokumen kerja, training dan
sebagainya.
5. Alat Pelindung Diri, yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri
ketika melakukan pekerjaan. Contoh: Penggunaan Safety
Helmet, Safety Glasses dan sebagainya.
By When Rencana waktu penyelesaian tindakan pengendalian
Penanggung Jawab tindakan pengendalian, berdasarkan “Risk
By Whom
Rank”.
Rencanaka pengendalian lanjutan (Next Control) jika Risk
Next Control
belum dinyatakan “Acceptable”
Completed Waktu dimana tindakan pengendalian selsai dilaksanakan

2. HIRA diperiksa oleh Section Head dan disetujui oleh Dept. Head/Project
Manager untuk melihat kecukupan dan validitas HIRA.
6.1.2 Rekap Hasil Penilaian Resiko K3LL Salinan/Copy HIRA yang telah
disetujui di kirimkan ke HSE untuk direkap

6.2. Penyusunan Tujuan, Sasaran & Program K3LL


6.2.1 Proses Penyusupan Tujuan, Sasaran dan Program K3LL
6.2.1.1 Control/Pengendalian yang dapat dilaksanakan secara langsung
tanpa membutuhkan kesiapan sumber daya financial, orang atau
sumber daya lain, dapat segera dilaksanakan oleh Departemen
terkait.
6.2.1.2 Control/pengendalian yang tidak dapat dilaksanakan secara
langsung, dapat diajukan kepada pihak manajemen dengan
menjadikannya sebagai Objective/tujuan, Target/ sasaran dan
program (OTP).
PT. FARIKA RIAU PERKASA
No Dok : PM-FRP-02
Halaman 6 Dari 6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN 01/10/2020 Rev. 00
RESIKO

6.2.1.3 Ketentuan OTP adalah sebagai berikut:


a. HIRA yang tidak dapat dilaksanakan secara langsung atau
membutuhkan dukungan dari pihak manajemen (missal:
finansial, material, personil, dll).
b. Merupakan Regulasi Pemerintah.
c. Keputusan Manajemen.
6.2.2 Pengajuan OTP disampaikan kepada Wakil Manajemen PT Farika Riau
Perkasa melalui K3LL System Section; HES.

6.3 Pengesahan Program


6.3.1 OTP yang disetujui Kepala Batching Plant dimasukan ke dalam usulan
budget tahunan.
6.3.2 Perubahan OTP harus melalui persetujuan Kepala Batching Plant PT
Farika Riau Perkasa

6.4 Penyelesaian Activity Plan


6.4.1 Activity Plan harus diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
6.4.2 Activity Plan yang telah selesai dilaksanakan dilaporkan kepada K3LL
System Section HES. dengan menyertakan bukti penyelesaiannya.

6.5 Job Safety Analysis (JSA)


6.5.1 Pekerjaan yang belum tercakup dalam HIRA diizinkan untuk dilaksanakan
dengan terlebih dahulu membuat Job Safety Analysis (JSA).
6.5.2 JSA yang telah dibuat, harus segera dilanjutkan menjadi HIRA setelah
pekerjaan selesai.

6.6 Tinjuan Ulang


6.6.1 Dokumen HIRA harus direview jika terjadi keadaan sebagai berikut:
a. Kecelakaan K3 dan Lingkungan
b. Komplain yang berkaitan dengan K3 dan Lingkungan.
c. Perubahan/modifikasi alat/unit, kegiatan, Oraganisasi atau material.
d. Kegiatan atau alat/unit baru.
e. Ketidak sesuaian dari hasil audit.

Anda mungkin juga menyukai