I. DEFINISI
Bahaya adalah sumber, sesuatu, atau tindakan yang berpotensi menyebabkan cidera pada
manusia atau gangguan kesehatan, atau kombinasi keduanya.
Resiko adalah kecenderungan untuk terjadi cedera, sakit atau kerusakan terhadap pabrik
atau property perusahaan yang timbul akibat paparan bahaya.
Resiko yang dapat diterima (acceptable risk) adalah resiko yang tingkat bahayanya dapat
direduksi atau dikurangi hingga level tertentu yang dapat ditolerir oleh organisasi karena
sesuai dengan aturan perundangan dan kebijakan K3LH yang berlaku di organisasi.
Resiko yang tidak dapat diterima (non-acceptable risk) adalah resiko yang tingkat
bahayanya tidak dapat di reduksi atau di kurangi hingga level tertentu yang tidak dapat di
tolerir oleh organisasi karena tidak sesuai dengan aturan perundangan dan kebijakan
K3LH yang berlaku di organisasi
Aktivitas Rutin adalah aktivitas yang dilakukan setiap hari di dalam area perusahaan, yang
merupakan aktivitas produksi utama perusahaan
Aktivitas non-rutin adalah aktivitas yang dilakukan secara periodik, kadang – kadang dan
atau hanya dilakukan dalam kondisi darurat
Penilaian resiko adalah proses penilaian terhadap suatu resiko dengan menggunakan
parameter akibat dan peluang dari bahaya yang ada, dengan kriteria sebagai berikut:
DAMPAK LINGKUNGAN:
Tingkatan Kriteria
1. Keluhan dari eksternal
2. Pemulihan berakibat dampak dibutuhkan waktu lebih dari 3 bulan
High
3. Tumpahan lebih dari 25 Liter
4. Kerugian Lebih dari 50 juta
1. Keluhan ketergangguan dari pihak internal
2. Pemulihan berakibat dampak dibutuhkan 1-2 Bulan
Medium
3. Tumpahan lebih 1-25
4. Kerugian Lebih dari 10-50 Juta
1. Tidak ada keluhan
2. Pemulihan kberakibat dampak dibutuhkan waktu kurang dari 1 bulan
Low
3. Tumpahan Kurang dari 1 Liter
4. Kerugian Kurang dari 10 Juta
DAMPAK HUKUM:
Tingkatan Kriteria
Ada dampak di persyaratan hukum sampai dengan penyegelan perusahaan
High
oleh dinas/pihak berwenang
Medium Ada dampak di persyaratan hukum tanpa ancaman penyegelan perusahaan
Low Tidak ada dampak di persyaratan hukum
DAMPAK KEUANGAN :
Tingkatan Kriteria
High Lebih dari Rp 1 Miilyar
Medium Antara Rp 300 juta s/d Rp 1 Milyar
Low Kurang dari Rp 100 juta
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA,
PENILAIAN RISIKO DAN
PENGENDALIAN RISIKO
II. TUJUAN
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA,
PENILAIAN RISIKO DAN
PENGENDALIAN RISIKO
Prosedur ini bertujuan agar semua potensi bahaya dapat diidentifikasi, dinilai dan
dikendalikan resikonya sehingga mengeliminasi timbulnya bahaya bagi tenaga kerja, tamu
perusahaan, proses pekerjaan, dan properti di wilayah PT. Dongbang Development
IV. PROSEDUR
4.1 Informasi Umum
Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penetapan tindakan pengendalian resiko
disusun oleh Ahli K3 perusahaan melalui koordinasi dan Kerjasama dengan setiap
Departemen
Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penetapan tindakan pengendalian resiko
disahkan oleh Ketua P2K3 perusahaan dan diiimplementasikan secara bersama-sama
dengan seluruh Departemen yang terkait
Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penetapan tindakan pengendalian resiko
direview dan diperbaharui secara berkala apabila ditemukan ketidakefektifan dalam
pelaksanaannya atau terdapat proses pekerjaan baru atau terdapat peralatan dan
bangunan baru di dalam area perusahaan
Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penetapan tindakan pengendalian resiko
didokumentasikan dan disahkan menjadi salah satu informasi terdokumentasi dalam
perusahaan
STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA,
PENILAIAN RISIKO DAN
PENGENDALIAN RISIKO
Bahaya teridentifikasi yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan personil yang berada di bawah
pengendalian organisasi di dalam tempat kerja;
Bahaya yang timbul di sekitar tempat kerja karena aktivitas kerja yang berada di
bawah pengendalian organisasi;
Infrastruktur, peralatan dan material di tempat kerja, baik yang disediakan oleh
organisasi atau lainnya;
Perubahan atau usulan perubahan dalam organisasi, aktivitas, atau material;
Modifikasi terhadap SMK3, termasuk perubahan sementara dan pengaruhnya
terhadap operasional, proses dan aktivitas;
Setiap peraturan perundangan terkait dengan penilaian resiko dan penerapan
pengendalian yang diperlukan;
Desain tempat kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi,
organisasi kerja, termasuk kesesuaiannya dengan kemampuan manusia;
Sesuai dengan lingkup, sifat dan waktu untuk menjamin proaktif daripada reaktif;
Menyediakan identifikasi, prioritas dan dokumentasi resiko, dan penerapan
pengendalian yang sesuai.
keuangan, persyaratan bisnis dan operasi serta pandangan pihak terkait agar bisa
dimasukkan dalam program manajemen K3.
tersedia, factor keuangan, persyaratan bisnis dan operasi serta pandangan pihak terkait
maka tindakan pengendalian resiko tersebut masuk dalam Program SMK3
V. REFERENSI
1. Undang – Undang No 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 sub elemen 2.1
; 5.3.1 ; 9.1.1
3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Perusahaan
V. PROSEDUR
Benchmark
Mulai
Data Kecelakaan
Studi Literatur
Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko Observasi
Peluang x Akibat
Peluang x Akibat
Kriteria Risiko
(L, M, H)
Tentukan Tindakan
Pengendalian
EVALUASI IBPR
Peraturan Perundangan
Pengendalian
Resiko K3
Pilihan teknologi Operasional, SOP,
Persyaratan bisnis Kontrol Administrasi
Pandangan pihak
terkait
Program SMK3