Anda di halaman 1dari 3

IINSTRUKSI KERJA MOBILISASI DAN DEMOBILISASI ALAT

I. TUJUAN
Instruksi Kerja ini untuk memberikan suatu standar tentang metode mobilisasi peralatan kerja dan bahan
material dari dalam atau menuju area kerja ataupun mobilisasi yang masih dalam satu area proyek. Instruksi
kerja ini disusun berdasarkan kaidah-kaidah keselamatan sehingga meminimalisir timbulnya bahaya
kecelakaan, baik bagi pekerja maupun masyrakat umum yang bersinggungan dengan area proyek

II. PROSEDUR
A. Pendahuluan
 Menyusun rencana kerja, rencana kebutuhan alat dan material yang akan digunakan, rencana penempatan
alat dan bahan kerja serta sequence pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Mempelajari dimesin alat dan material kerja terutama seperti alat berat atau material berukuran besar,
seperti Girder dan besi
 Survey pendahuluan terkait lokasi penempatan, kondisi arus lalu lintas disekitar, adanya jaringan utilitas,
jalur yang bisa dilewati untuk mobilisasi dan demobilisasi, dsb
 Berkoordinasi dengan pihak terkait apabila diperlukan, sepeti Kepolisan, Dinas Perhubungan, perwakilan
warga, dsb

B. Pelaksanaan
a. MOBILISASI ALAT BERAT MENUJU AREA PROYEK
 Penanggungjawab mobilisasi alat berat mengkoordinasikan rencana mobilisasi kepada Team K3L proyek.
Koordinasi dilakukan minimal H-1 sebelum kegiatan dan dirumuskan waktu, rute, metode dan penempatan
alat berat.
 Area kerja yang akan menjadi jalur mobilisasi dan penempatan alat berat harus bebas dari material kerja
dan memiliki bidang yang datar dengan struktur yang massive
 Jarak aman alat berat dengan kabel saluran udara tegangan tinggi (SUTT) adalah :
150 Kv 5 Meter
500 Kv 9 Meter

 Pengirim alat berat menghubungi koordinator lapangan ketika akan berangkat, serta menyebutkan ciri
kendaraan pengangkutnya
 Kendaraan Safety Patrol dan petugas flagman proyek bersiaga pada jarak +/- 1 Km di arah datangnya
kendaraan pengangkut
 ToolBox Meeting sebelum mulai kegiatan mobilisasi
 Dalam keadaan tertentu yang memerlukan penanganan khusus, dilakukan koordinasi eksternal dengan
pihak terkait (Kepolisian, Dishub, dsb) sebelum pengiriman alat berat
 Dilakukan Chek kondisi alat berat setelah diturunkan dari kendaraan pengangkut
IINSTRUKSI KERJA MOBILISASI DAN DEMOBILISASI ALAT
b. DEMOBILISASI ALAT BERAT DARI AREA PROYEK
 Pengemudi kendaraan pengangkut dipastikan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sesuai dan
masih berlaku
 Kendaraan parkir pada tempat yang datar dan memiliki struktur yang massive
 Setelah kendaraan berat naik keatas kendaraan pengangkut, selanjutnya rantai/sling pengikat telah
terpasang dengan baik dan benar

c. MOBILISASI ALAT BERAT DI DALAM AREA PROYEK


 Pelaksana operasi berkoordinasi dengan Safety Man terkait rencana kerja mobilisasi alat berat, maksimal 3
jam sebelum kegiatan mobilisasi
 Pelaksana operasi dan Safety Man memastikan jalur yang akn dilewati dalam kondisi bersih dan memiliki
lebar 1.5 dari dimensi lebar alat berat
 Apabila mobilisasi alat berat harus melewati jalan umum, maka petugas Flagman wajib untuk memasang
perambuan dan batas aman mobilisasi menggunakan Traffic Cone. Pengawalan juga dilakukan
menggunakan kendaraan Safety Patrol
 Apabila kegiatan mobilisasi diprediksi mengganggu kenyamanan masyarakat, maka dilakukan koordinasi
terlebih dahulu dengan pihak-pihak terkait
 Kemungkinan mobilisasi alat berat yang melintasi rel kereta api diupayakan agar seminimal mungkin
 Memastikan jalur mobilisasi memiliki jarak aman dengan jaringan utilitas, baik utilitas umum ataupun
utilitas proyek
 Operator alat berat memiliki Surat Izin Operator (SIO) dan alat berat memiliki Surat Izin Alat (SIA) yang
masih berlaku dan sesuai
 Operator alat berat membunyikan klakson ketika akan menghidupkan alat berat dan ketika akan swing dan
bergerak maju mundur
 Penggunaan APD standard selama pekerjaan, Helm Proyek, rompi dan sepatu Safety

 ToolBox Meeting dan berdoa bersama sebelum memulai kegiatan

d. MOBILISASI MATERIAL KERJA MENUJU AREA PROYEK


 Team operasi, teknis dan K3L proyek berkoordinasi terkait lokasi kerja penempatan material
 Menentukan secara matang lokasi penempatan material berukuran besar secara matang, seperti material
Girder
 Pengechekan tali sling yang akan digunakan sebagai alat bantu angkat angkut. Tali sling yang getas
tidakdiizinkan untuk digunakan
 Kapasitas alat angkat (Crane) harus sesuai dengan beban material yang akan diangkat
 Landasan alat angkat wajib memiliki kondisi yang rata dan bersifat massif (kokoh)
 Material seperti batu belah, pasir, base corse dibongkar secara hati-hati dengan tinggi tumpukan tidak lebih
tinggi dari 1 Meter dan tidak menghalangi jalan kerja
 Khusus material pasir ditutup dengan terpal ketika hujan turun
 ToolBox Meeting sebelum mulai kegiatan mobilisasi
IINSTRUKSI KERJA MOBILISASI DAN DEMOBILISASI ALAT
C. Ketentuan Perundangan dan Rencana Kerja Terkait
 UU No 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
 UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
 Permenaker No. 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian bagi Pekerja Harian Lepas, Borongan, dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada Sektor Usaha
Jasa Konstruksi
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
 PerMenHub No 13 Tahun 2014 Tentang Rambu Lalu Lintas
 Izin kerja Pekerjaan di Jalan
 WI 84-03-02 Pengujian Operator Peralatan
 WI 85-07-07 Pengoperasian Alat Berat
 Identifikasi Bahaya dan Penetapan Pengendalian Resiko (IBAP3R)
 UKL-UPL Proyek
 RK3K Proyek
 Direktorat Jenderal Bina Marga, Panduan Teknis 3, Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan

Anda mungkin juga menyukai