1.1. AV.41 yang mana telah disetujui dengan Surat Pemerintah tanggal 28 Mei 1941,
No : 9 dan Lampiran Lembaran Negara Nomor : 14571 harus ditaati.
1.2. Untuk pemeriksaan bahan / material jalan berlaku buku manual pemeriksaan
Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum.
1.3. Untuk konstruksi kayu berlaku PKKI 1971.
1.4. Untuk konstruksi beton berlaku SNI 1971.
1.5. Standar Nasional Indonesia ( SNI ) mengenai material, tata cara dan spesifikasi
dibidang pekerjaan umum yang dikeluarkan oleh Departemen PU.
1.6. Syarat – syarat teknis, gambar – gambar serta besteknya.
Sebelum pelaksanaan dimulai, pelaksana / kontraktor wajib melakukan pekerjaan pengukuran dan
pematokan dilapangan. Pengukuran dan pematokan harus dilaksanakan oleh pelaksana bersama –
sama dengan pihak Direksi yaitu Pimpro, Pengawas dan Konsultan ( bila ada ) dan dibuatkan Berita
Acara bersama.
Patok – patok yang dibuat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Patok – patok dibuat dari kayu reng uk. 4 x 6 panjang 80 cm dan pada bagian atas diberi cat
warna merah.
b. Patok – patok tersebut harus cukup masuk kedalam tanah sehingga tidak mudah dicabut dan
minimal harus muncul dipermukaan setinggi ± 20 cm dari peil as jalan.
c. Patok harus ditempatkan pada sisi jalan yang aman dari kendaraan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
d. Pada patok – patok harus tercantum hal – hal sebagai berikut :
- Tanda STA
- Tanda peil rencana jalan.
e. Pihak pelaksana harus menjaga keberadaan patok – patok tersebut selama berlangsungnya
kegiatan, sehingga apabila patok tersebut hilang maka harus segera diganti.
f. Apabila pada STA dimaksud tidak memungkinkan untuk ditancap patok kayu ( beton atau aspal
) maka tanda STA dapat diganti dengan melakukan pengecatan pada permukaan jalan
tersebut.
Selama pelaksanaan kegiatan dilapangan pihak pelaksana wajib mengadakan rambu pengamanan
lalu lintas, adapun pemasangan rambu – rambu tersebut harus memenuhi syarat – syarat sebagai
berikut :
a. Bentuk dan ukuran rambu pengaman harus sesuai dengan standar yang dikeluarkan Binkot
Departemen Pekerjaan Umum yang mengacu Kep Men Hub No. KM. 61 Tahun 1993 atau
sesuai petunjuk direksi.
b. Rambu pengaman lalu lintas harus diberi cat sehingga mudah terlihat bagi pengendara
kendaraan lalu lintas baik siang maupun malam hari.
c. Rambu pengaman lalu lintas harus diletakkan pada lokasi pekerjaan dan harus bebas dari
tumpukan – tumpukan material sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas disekitar
lokasi pekerjaan selama pekerjaan dilaksanakan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilapangan dimulai, pihak pelaksana wajib membuat Papan
Pengenal Proyek.
Papan Pengenal Proyek dibuat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Papan Pengenal Proyek dibuat dengan rapi dari bahan triplek atau sejenisnya uk. 80 x 120 cm,
pada bagian depan harus dicat dan diberi keterangan tentang pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
b. Papan Pengenal Proyek harus diberi 2 (dua) buah tiang uk. 4 x 6 cm dengan panjang
disesuaikan dilokasi atau petunjuk direksi, tiang – tiang tersebut harus cukup masuk kedalam
tanah sehingga tidak mudah dicabut.
c. Papan Pengenal Proyek harus ditempatkan pada sisi jalan yang ama dari kendaraan, tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan mudah dilihat oleh mata.
d. Pihak Pelaksana harus menjaga keberadaan papan pengenal proyek tersebut selama
berlangsungnya kegiatan pelaksanaan pekerjaan, sehingga apabila papan pengenal proyek
tersebut hilang harus segera diganti.
3.1.4. Utilitas
Sebelum pekerjaan dilaksanakan pihak pelaksana wajib mendata semua sarana utilitas yang ada
dilokasi pekerjaan baik itu sarana PLN, PDAM maupun Telkom. Apabila utilitas – utilitas tersebut
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dilapangan, maka pihak pelaksana harus
secepatnya melaporkan secara tertulis kepada pihak direksi untuk diambil langkah
penanganannya.
Apabila terjadi kecelakaan / gangguan terhadap sarana utilitas tersebut akibat tidak
dilaksanakannya koordinasi atau kecelakaan / gangguan yang timbul akibat kelalaian dari
pelaksanaan dilapangan maka akan menjadi tanggung jawab dari pelaksana itu sendiri dan wajib
mengganti klaim yang diajukan oleh pemilik sarana utilitas tersebut.
a. Pembersihan Lahan pada permukaan exisiting jalan sangat diperlukan sebelum memulai
pekerjaan konstruksi jalan, Sehingga bebas dari benda benda yang menghalangi, benda
tersebut bisa berupa rumput, pohon,semak belukar, bangunan existing dan sejenisnya,
Pembersihan bisa dilakukan secara manual oleh pekerja dengan peralatan seerhana seperti
cangkul,parang,arit dan sejenisnya.
1. Pekerjaan Cerucuk
2. Pekerjaan Bekesting
Memasang papan mall kayu kelas III dengan tinggi yang dipasang sesuai keperluan dan
petunjuk direksi. Papan harus kuat menahan beban campuran beton pada saat beton belum
mengeras. Papan harus diberi penguat berupa sengkang ukuran 4/6 cm yang dipasang setiap
50cm.
Mengurug badan jalan dengan Tanah Datang Atau Lapis Pondasi Aggregat Kelas B (LPB) dengan
ketebalan padat variabel sesuai dengan kebutahan dilapangan dengan ketebalan minimum 5.00
cm selebar badan jalan dengan peil yang telah ditentukan, Pengurugan ini bertujuan selain
untuk membuat level permukaan badan jalan menjadi rata timbunan aggregate LPB ini juga
berfungsi untuk meningkatkan daya dukung existing jalan yang ada.
Sebelum di hampar pengecorannya dialas dengan platik sepanjang tempat yang harus di cor
beton sesuai dengan petunjuk direksi.
Mengerjakan Besi Tulangan dan wiremesh M5 dengan dimensi, ukuran dan bentuk dipasang
sesuai gambar atau sesuai petunjuk dari direksi.
Box Culvert yang memotong dibawah permukaan jalan dibuat dari konstruksi beton bertulang
dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja.
a. Persyaratan Bahan
- Sebelum melakukan pengecoran, material ready mix yang datang dilokasi kerjaan harus
dilakukan pengujian kelacakn dengan melakukan ujian SLUMP TEST, adapun nilai SLUMP
TEST yang disyaratkan 10 cm - 12 cm, (Pengujian dilaksanakan dilokasi pekerjaan dan per
Truck Mixer ).
- pengujian Slump Test itu sendiri harus dihadiri oleh Direksi Pengawas dan konsultan
pengawas, Apabila dalam pengujian tersebut tidak memenuhi standar yang sudah
ditentukan, maka direksi pengawas dan konsultan pengawas berhak tidak menerima
material yang tidak layak tadi untuk dihampar lokasi pekerjaan. (Melampirkan dokumentasi
pengujian).
- Kemudian penyedia jasa harus melakukan Tes Kuat tekan beton dengan menggunakan
sample yang berbentuk kubus dengan dimensi 15 Cm x 15 Cm x 15 Cm.
- dan pengujian Sample Kubus Beton ini dilakukan pada umur beton 7 dan 14 hari, dengan
hasil kuat tekan beton K 225 Fc’18,68 Mpa 225 Kg/Cm2. (Hasil pengujian dilampirkan
menggunakan table pengujian).
b. Pengecoran
1. PEKERJAAN MONITORING
a. Laporan Harian
Membuat laporan harian untuk setiap pekerjaan yang ditetapkan oleh Direksi Lapangan
yang memuat : kondisi cuaca, tenaga kerja, material, kemajuan pekerjaan, kecelakaan
dalam pekerjaan, semua informasi mengenai kemajuan pekerjaan, persiapan-persiapan
pekerjaan minggu berikutnya dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
Setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan akan dilakukan pertemuan rutin dengan pihak
direksi pekerjaan yang tujuannya untuk mengevaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan
selama masa kontrak berlaku, apakah sesuai dengan jadwal rencana kemajuan pelaksanaan
pekerjaan atau tidak.
Apabila kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibawah rencana kemajuan pekerjaan yang telah
dibuat maka pihak pelaksana dan pihak direksi lapangan akan mencari solusi / pemecahan
masalah atas keterlambatan pekerjaan. Pertemuan ini sangat bermanfaat juga untuk
mendeteksi masalah yang akan timbul sedini mungkin.
c. Dokumentasi Pekerjaan
Setelah pelaksanaan selesai dan telah diperiksa oleh kedua belah pihak dalam hal ini pihak
pelaksana dan direksi lapangan, maka akan dihitung ulang volume pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan digambar sebagai gambar akhir yang terpasang / gambar ABD.
Gambar serta perhitungan volume ABD ini akan diserahkan kepada pihak proyek sebelum
Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO).
e. Pekerjaan Akhir
Evaluasi hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan, dimana apabila ditemukan ada
bagian pekerjaan yang kurang sempurna, maka akan disempurnakan kembali.
Setelah masa pemeliharaan pekerjaan selesai baru diadakan Serah Terima Pekerjaan
Kedua (FHO).
PASAL 4 :PENUTUP
4.1 Semua ketentuan yang belum tercantum didalam persyaratan ini akan dijelaskan
kemudian.
Demikian Syarat – syarat teknis / bestek pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan
dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.