Oleh
Hilda agnesia adelyanti
E1B119008
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
BAB – 1
BAB 2
PEKERJAAN PASANGAN
Urutan kerja :
a) Pemasangan patok-patok profil dimensi bentuk pasangan batu yang
sesuai dengan kondisi lahan yang akan dipasang pasangan batu dan
sesuai dengan gambar pasangan batu pada shop drawing.
b) Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dengan ketebalan sesuai
dengan gambar. Kemudian disiram dengan air secukupnya hingga jenuh.
c) Batu yang akan dipasang akan dibersihkan dan dibasahi seluruh
permukaannya.
d) Pasangan batu kosong dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja
kemudian diisi pasir dan disiram dengan air sampai semua batu karang
penuh berisi pasir.
e) Semen, pasir, dan air dicampur kemudian diaduk menjadi pasangan
dengan menggunakan alat concrete mixer dengan adukan campuran 1
PC: 5 pasir.
f) Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi adukan
serta pasangan permukaan atasnya harus datar/rata dan waterpas.
g) Pekerjaan pemasangan dilakukan oleh tukang batu dengan jumlah
tukang sesuai dengan pengerjaan harian di lapangan serta dibantu oleh
beberapa tenaga kerja. Penyelesaian dan perapian dikerjakan setelah
pemasangan selesai dilaksanakan.
Urutan kerja :
a) Pemasangan patok-patok profil dimensi bentuk pasangan batu bata yang
sesuai dengan kondisi lahan yang akan dipasang pasangan batu bata dan
sesuai dengan gambar pasangan batu bata pada shop drawing.
b) Tempat yang akan dipasangi batu bata yang dibersihkan dan dibasahi
seluruh permukaannya.
c) Semen/Pc, pasir dan air di campur kemudian diaduk menjadi pasangan
dengan menggunakan alat concrete mixer dengan adukan campuran 1
pc: 5 Psr.
d) Batu bata kali terpasang padat dan diantara batu bata harus dilapisi
adukan serta pasangan permukaan atasnya harus datar/rata dan
waterpas Setiap panjang pasangan tertentu sesuai gambar akan
dipasang kolom praktis dengan jarak pasangan sesuai dengan yang
terdapat pada gambar.
e) Setelah pasangan kering dengan umur pasangan tertentu, dilakukan
pekerjaan plesteran.
f) Sebelum dilakukan pasangan plesteran, tembok batu bata dibasahi
terlebuh dahulu, supaya mortar plesteran mau menempel.
g) Awal pelaksanaan dibuat kepala plesteran dengan jarak 1-1,5 m. Kepala
plesteran berfungsi untuk menyamakan ketebalan dan memungkin kan
untuk menutupi pasangan batu bata yang tidak lurus.
h) Setelah kepala plesteran kering kemudian, dilanjutkan dengan
plesteranseluruh bidang secara merata dan lurus.
i) Setelah pekerjaan plesteran selesai maka dilakukan pekerjaan acian
dengan menggunakan campuran pc dengan air
j) Pekerjaan pemasangan dan plesteran dilakukan oleh tukang batu
sedangkan acian dilakukan oleh tukang cat dengan jumlah tukang sesuai
dengan pengerjaan harian dilapangan serta dibantu oleh beberapa
tenaga kerja. Penyelesaian dan perapian dikerjakan setelah pemasangan
selesai dilaksanakan.
Urutan kerja :
a) Pengecakan peil atau elevasi yang ditentukan sesuai gambar rencana
dan membuat penandaan/patokan sesuai hasil pengukuran.
b) Besi tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar
konstruksi.
c) Besi beton dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar kerja. untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan diikat
kuat dengan kawat beton ( binddraat ) dengan bantalan blok-blok beton
cetak ( beton decking ) untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat sehingga tidak akan ada batang yang
turun.
d) Jumlah dan ukuran tulangan yang terpasang sesuai dengan gambar
apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda akan diminta
persetujuan terlebih dahulu dari direksi pekerjaan.
e) Bekisting atau cetakan akan disesuaikan dengan bentuk, dan ukuran
yang ditentukan dalam gambar rencana. Lahan yang dipakai untuk
cetakan harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
f) Semua cetakan dibuat dengan teliti kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan
sesudah pengecoran beton.
g) Cetakan beton dibuat kokoh, dengan alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan cetakan tanpa merusak
permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia.
h) Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan!cetakan akan
diminyakidengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk mencegah
secara e+ekti+ lekatnya beton pada cetakan dan akan memudahkan
melepas cetakan beton. Pengaplikasian minyak ini dilakukan dengan
hati!hati untuk tidak terjadi kontak dengan besi beton yang
menyebabkan penurunan daya lekat
i) Pengecoran akan dilakukan setelah seluruh pekerjaan besi dan bekisting
selesai dilaksanakan.
j) Sebelum penuangan beton, dilakukan pengecekan kembali terkait
pembesian yaitu jumlah, ukuran dan jarak besi terpasang serta
pengecekan bekisting terkait ukuran dan kebersihan cetakan.
k) Pembuatan campuran/adukan dengan menggunakan concrete mixer
dengan proporsi campuran sesuai dengan yang tertuang dalam
dokumen lelang dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
l) Sebelum adukan dituang ke lokasi pekerjaan akan di cek kekentalan
campuran dengan pengujian nilai slump dari campuran.
m) Adukan yang telah memenuhi syarat kemudian dituangkan ke lokasi
pekerjaan, dan kemudian digetarkan dengan menggunakan concrete
vibrator sehingga tidak terjadi kantong-kantong kerikil yang
menyebabkan hambatan dalam aliran adukan beton.
n) Pelaksanaan pengecoran beton akan dilakukan pada satu hari kerja
tanpa penghentian per item pekerjaan. Untuk menghindari kekurangan
mutu seperti yang disyaratkan akibat sambungan antara adukan yang
tidak menyatu.
o) Apabila tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pengecoran dalam satu
hari kerja sambungan pengecoran ini akan dipakai perekat beton yang
terlebih dahulu akan dikonsultasikan dengan pihak direksi pekerjaan.
p) Selama proses pengeringan beton akan dilaksanakan proses
perawatan(curing) dan dilakukan proteksi terhadap kerusakan!
kerusakan yang bisa terjadi.
q) Pembukaan cetakan akan dilakukan setelah beton benar-benar kering
dengan meminta persetujuan direksi pekerjaan terkait akan
dilaksanakannya pembukaan cetakan/bekisting.
Persyaratan bahan :
Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak
retak, tidak bengkok dan mempunyai derajad kelembaban kurang dari
15% dan memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
Pekerjaan Konstruksi Atap
Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh
rangka atap dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-
pecah.
Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank
Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.
Ukuran kayu :
Kaki kuda-kuda - ukuran 8/12 cm
Pengerat - ukuran 8/12 cm
Ander - ukuran 8/12 cm
Skoor - ukuran 8/12 cm
Nok - ukuran 8/12 cm
Pengapit - ukuran 2 x 6/12 cm
Gording - ukuran 8/12 cm
Konsol - ukuran 8/12 cm
Usuk - ukuran 5/7 cm
Reng - ukuran 3/4 cm / 2/3 cm tergantung jenis genteng yang dipakai
Listplank kayu - ukuran 3/30 cm / 2/20 cm
Pelaksanaan pekerjaan :
Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga
memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus waterpass menurut
kemiringan atap, sedangkan reng dipasang setiap jarak sesuai dengan
ukuran genteng.
Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata
dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya
pen/joint yang berfungsi pengunci.
Pekerjaan kayu harus rata, melentur, bengkok