Anda di halaman 1dari 14

SYARAT-SYARAT TEKNIS POS JAGA

Oleh
Hilda agnesia adelyanti
E1B119008

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
BAB – 1

UMUM DAN SYARAT-SYARAT UMUM


Pasal 1. Umum
1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar
rencana
(Design) adalah merupakan satu kesatuan dengan RKS ini.
1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah
berdasarkan:
- BSN (Badan Standarisasi Nasional Indonesia)
- ASTM (American Society for Testing & Materials)
- ASSHO(American Associationof State Highway Officials).
1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengukur kembali
semua titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-
perbedaan dilapangan, Kontraktor wajib membuat gambar- gambar
penyesuaian dan harus mendapat persetujuan MK (Pengawas Lapangan).

Pasal 2. Syarat-syarat Umum


2.1 Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan
ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar
pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti
diuraikan didalam buku ini.Bila terdapat ketidak jelasan dan atau perbedaan
dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut
kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.
2.2 Lingkup Pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan
memelihara bahanbahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung, sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan
sempurna.
2.3 Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib
memasukkan
identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing
anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan
dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat
penyimpanan bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana
persyaratan kerja, harus dilengkapi, sehingga kelancaran dan kemudahan kerja
di lokasi dapat tercapai.

BAB 2
PEKERJAAN PASANGAN

Pasal 1 Pekerjaan Persiapan


Persiapan awal sebelum pelaksanaan Konstruksi, menyampaikan
SuratPermakluman kepada Penduduk dan Kepala Desa Setempat perihal
rencana pelaksanaan pekerjaan dimaksud.
Tahap prakonstruksi antara lain :
a) Rekayasa lapangan (mengukur dan membuat Shop Drawing )
b) Pengukuran panjang pekerjaan dan pemasangan patok-patok dan
papan bowplank pada posisi sesuai dengan hasil pengukuran yang telah
diukur dan dilaksanakan oleh pemborong bersama dengan Direksi
Teknis.
c) Mengukur volume sesuai hasil pengukuran.
d) Mobilisasi peralatan yang diperlukan.
Dari hasil pengukuran, Shop Drawing dan perhitungan estimasi yang telah
mendapat persetujuan oleh direksi secara bertahap dimulai pelaksanaan
konstruksi.

Pasal 2 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


Pekerjaan ini meliputi :
Galian tanah pondasi. Penggalian dilakukan untuk mencapai garis elevasi
permukaan dan kedalaman-kedalaman yang perlu untuk pondasi, lantai dan
lain-lain yang dipersyaratkan atau diperlihatkan maupun diindikasikan pada
gambar-gambar dengan cara yang sedemikian sehingga pekerjaan ini dapat
selesai dengan baik. Penggalian untuk pondasi yang akan dilakukan
mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan dan juga untuk
mengadakan pembersihan.
Alat yang digunakan antara lain :
 Kereta Dorong
 Linggis
 Cangkul
 Skop
Tenaga kerja yang diperlukan antara lain :
 Mandor
 Pekerja
Urutan Kerja :
a) Lahan yang akan digali dipersiapkan sebelumnya dengan melakukan
pemasangan patok elevasi panjang, lebar, dan kedalamannya sesuai
dengan rencana kebutuhan di lapangan.
b) Melakukan pemasangan rambu keamanan untuk menjaga hal-hal yang
tidak diharapkan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
c) Penggalian dilakukan secara manual, dengan tenaga tukang.
d) Hasil galian dibuang ke lokasi proyek dengan menggunakan kereta
dorong.
e) Penggalian akan dilakukan sesuai dengan kedalaman yang ditetapkan
pada gambar perencanaan.
f) Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.

Pasal 3 Perkerjaan Urugan Tanah


Pekerjaan ini meliputi :
Urugan tanah kembali dan urugan Tanah Peninggian lantai. Urugan dilakukan
dengan cara bertahap, selapis demi selapis dengan tebal perlapis maksimal 30
cm, kemudian dipadatkan. Hal ini dilakukan sampai didapat ketinggian urugan
sesuai dengan yang terdapat pada gambar.
Alat yang digunakan :
 Kereta Dorong
 Stamper
 Alat bantu
Tenaga kerja yang diperlukan :
 Mandor
 Pekerja
Urutan Kerja :
a) Bagian-bagian yang yang akan diurug sampai mencapai ketinggian yang
ditentukan, tanah urugan dalam kondisi cukup baik, bebas dari
sisa(rumput/akar-akar lain-lainnya).
b) Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30 cm
setiap lapisan, kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukan
pemadatan menggunakan alat stamper.
c) Semua urugan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan
pengerasan sesuai dengan gambar rencana.
d) Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai dibuang keluar
site atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Pasal 4 Perkerjaan Urugan Pasir, Pasangan Batu Kosong Dan Pasangan Batu Kali
Pekerjaan ini meliputi :
Urugan pasir di bawah lantai, urugan pasir di bawah pondasi, Pas. batu kosong
kanofi dan Pas. batu kali (1:5). Material batu yang akandi supply adalah batu
yang keras, padat dan tahan terhadap udara dan air . Sebelum pasangan batu
dikerjakan, batu dibasahi seluruh permukaannya sehingga bisa melekat dengan
material campuran untuk melekatkan antara batu. Pekerjaan dilaksanakan
dengan tenaga manual, dengan lokasi tersebut disepanjang jalan sesuai
dengan gambar Rencana yang telah ditetapkan dan disetujui oleh direksi
teknik. Pengadaan, material batu, pasir langsung disuplay kelokasi pekerjaan
oleh suplayer,sedangkan untuk semen/Pc dikirim secara bertahap dari gudang
sesuai kebutuhan lapangan.
Alat dan Bahan yang digunakan :
Alat :
 Concrete mixer
 Kereta dorong
 Alat bantu
Bahan :
 Semen
 Air
 Pasir
 Batu kali
Tenaga kerja yang diperlukan :
 Mandor
 Tukang batu
 Pekerja

Urutan kerja :
a) Pemasangan patok-patok profil dimensi bentuk pasangan batu yang
sesuai dengan kondisi lahan yang akan dipasang pasangan batu dan
sesuai dengan gambar pasangan batu pada shop drawing.
b) Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dengan ketebalan sesuai
dengan gambar. Kemudian disiram dengan air secukupnya hingga jenuh.
c) Batu yang akan dipasang akan dibersihkan dan dibasahi seluruh
permukaannya.
d) Pasangan batu kosong dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja
kemudian diisi pasir dan disiram dengan air sampai semua batu karang
penuh berisi pasir.
e) Semen, pasir, dan air dicampur kemudian diaduk menjadi pasangan
dengan menggunakan alat concrete mixer dengan adukan campuran 1
PC: 5 pasir.
f) Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi adukan
serta pasangan permukaan atasnya harus datar/rata dan waterpas.
g) Pekerjaan pemasangan dilakukan oleh tukang batu dengan jumlah
tukang sesuai dengan pengerjaan harian di lapangan serta dibantu oleh
beberapa tenaga kerja. Penyelesaian dan perapian dikerjakan setelah
pemasangan selesai dilaksanakan.

Pasal 5 Pekerjaan Pasangan Batu Bata, Plesteran Dan Acian


Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan Pas. batu bata 1:5, Pleteran tembok 1:5, Plesteran pepalihan kolom
1:2, Plesteran pepalihan tembok 1:2 dan pekerjaan acian. Material batu bata
yang akan disupply adalah batu bata dengan kualitas baik tidak retak dan
cacat. Sebelum pasangan bata dikerjakan, bata dibasahi seluruh
permukaannya sehingga bisa melekat dengan material campuran untuk
melekatkan antara batako. Pekerjaan dilaksanakan dengan tenaga manual,
dengan lokasi pemasangan sesuai dengan gambar Rencana yang telah
ditetapkan dan disetujui oleh direksi teknik. Pengadaan,material batako, pasir
langsung disuplay kelokasi pekerjaan oleh suplayer, sedangkan untuk
semen/Pc dikirim secara bertahap dari gudang sesuai kebutuhan lapangan.
Alat dan bahan yang digunakan :
Alat :
 Kereta dorong
 Concrete mixer
 Alat bantu
Bahan :
 Semen
 Pasir
 Air
 Batu bat
Tenaga kerja yang dibutuhkan :
 Mandor
 Kepala tukang batu
 Tukang batu
 Pekerja

Urutan kerja :
a) Pemasangan patok-patok profil dimensi bentuk pasangan batu bata yang
sesuai dengan kondisi lahan yang akan dipasang pasangan batu bata dan
sesuai dengan gambar pasangan batu bata pada shop drawing.
b) Tempat yang akan dipasangi batu bata yang dibersihkan dan dibasahi
seluruh permukaannya.
c) Semen/Pc, pasir dan air di campur kemudian diaduk menjadi pasangan
dengan menggunakan alat concrete mixer dengan adukan campuran 1
pc: 5 Psr.
d) Batu bata kali terpasang padat dan diantara batu bata harus dilapisi
adukan serta pasangan permukaan atasnya harus datar/rata dan
waterpas Setiap panjang pasangan tertentu sesuai gambar akan
dipasang kolom praktis dengan jarak pasangan sesuai dengan yang
terdapat pada gambar.
e) Setelah pasangan kering dengan umur pasangan tertentu, dilakukan
pekerjaan plesteran.
f) Sebelum dilakukan pasangan plesteran, tembok batu bata dibasahi
terlebuh dahulu, supaya mortar plesteran mau menempel.
g) Awal pelaksanaan dibuat kepala plesteran dengan jarak 1-1,5 m. Kepala
plesteran berfungsi untuk menyamakan ketebalan dan memungkin kan
untuk menutupi pasangan batu bata yang tidak lurus.
h) Setelah kepala plesteran kering kemudian, dilanjutkan dengan
plesteranseluruh bidang secara merata dan lurus.
i) Setelah pekerjaan plesteran selesai maka dilakukan pekerjaan acian
dengan menggunakan campuran pc dengan air
j) Pekerjaan pemasangan dan plesteran dilakukan oleh tukang batu
sedangkan acian dilakukan oleh tukang cat dengan jumlah tukang sesuai
dengan pengerjaan harian dilapangan serta dibantu oleh beberapa
tenaga kerja. Penyelesaian dan perapian dikerjakan setelah pemasangan
selesai dilaksanakan.

Pasal 6 Pekerjaan Beton Bertulang


Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan Slof, Kolom, Ringbalk dan Plat. Material akan disupply adalah
material yang memenuhi syarat sesuai dengan spesifikasi teknis. Semen yang
digunakan merupakan Semen Portland dengan mutu yang baik. Pasir beton
yang digunakan merupakan pasir berbutir halus yang komposisi gradasi butiran
merata sesuai yang dicantumkan dalam P.B.I. 197. Koral Beton/Split yang
digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat P.B.I. 197. Besi tulangan yang
digunakan mutu U.24 bila dan U,39 bila. Besi dalam kondisi bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi
bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971). Pengadaan material besi,
koral, pasir langsung disuplay kelokasi pekerjaan oleh suplayer, sedangkan
untuk semen/pc dikirim secara bertahap dari gudang sesuai kebutuhan
lapangan.
Alat dan bahan yang digunakan
Alat :
 Concrete mixer
 Kereta dorong
 Bar cutting
 Alat bantu
Bahan :
 Besi
 Semen
 Pasir
 Kerikil
 Air
Tenaga kerja yang diperlukan :
 Mandor
 Pekerja
 Tukang batu
 Tukang besi
 Tukang kayu
 Kepala tukang batu
 Kepala tukang besi
 Kepala tukang kayu

Urutan kerja :
a) Pengecakan peil atau elevasi yang ditentukan sesuai gambar rencana
dan membuat penandaan/patokan sesuai hasil pengukuran.
b) Besi tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar
konstruksi.
c) Besi beton dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar kerja. untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan diikat
kuat dengan kawat beton ( binddraat ) dengan bantalan blok-blok beton
cetak ( beton decking ) untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat sehingga tidak akan ada batang yang
turun.
d) Jumlah dan ukuran tulangan yang terpasang sesuai dengan gambar
apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda akan diminta
persetujuan terlebih dahulu dari direksi pekerjaan.
e) Bekisting atau cetakan akan disesuaikan dengan bentuk, dan ukuran
yang ditentukan dalam gambar rencana. Lahan yang dipakai untuk
cetakan harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
f) Semua cetakan dibuat dengan teliti kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan
sesudah pengecoran beton.
g) Cetakan beton dibuat kokoh, dengan alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan cetakan tanpa merusak
permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia.
h) Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan!cetakan akan
diminyakidengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk mencegah
secara e+ekti+ lekatnya beton pada cetakan dan akan memudahkan
melepas cetakan beton. Pengaplikasian minyak ini dilakukan dengan
hati!hati untuk tidak terjadi kontak dengan besi beton yang
menyebabkan penurunan daya lekat
i) Pengecoran akan dilakukan setelah seluruh pekerjaan besi dan bekisting
selesai dilaksanakan.
j) Sebelum penuangan beton, dilakukan pengecekan kembali terkait
pembesian yaitu jumlah, ukuran dan jarak besi terpasang serta
pengecekan bekisting terkait ukuran dan kebersihan cetakan.
k) Pembuatan campuran/adukan dengan menggunakan concrete mixer
dengan proporsi campuran sesuai dengan yang tertuang dalam
dokumen lelang dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
l) Sebelum adukan dituang ke lokasi pekerjaan akan di cek kekentalan
campuran dengan pengujian nilai slump dari campuran.
m) Adukan yang telah memenuhi syarat kemudian dituangkan ke lokasi
pekerjaan, dan kemudian digetarkan dengan menggunakan concrete
vibrator sehingga tidak terjadi kantong-kantong kerikil yang
menyebabkan hambatan dalam aliran adukan beton.
n) Pelaksanaan pengecoran beton akan dilakukan pada satu hari kerja
tanpa penghentian per item pekerjaan. Untuk menghindari kekurangan
mutu seperti yang disyaratkan akibat sambungan antara adukan yang
tidak menyatu.
o) Apabila tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pengecoran dalam satu
hari kerja sambungan pengecoran ini akan dipakai perekat beton yang
terlebih dahulu akan dikonsultasikan dengan pihak direksi pekerjaan.
p) Selama proses pengeringan beton akan dilaksanakan proses
perawatan(curing) dan dilakukan proteksi terhadap kerusakan!
kerusakan yang bisa terjadi.
q) Pembukaan cetakan akan dilakukan setelah beton benar-benar kering
dengan meminta persetujuan direksi pekerjaan terkait akan
dilaksanakannya pembukaan cetakan/bekisting.

Bab 7 Pekerjaan Atap


Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama
pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework
(truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton
bertulang.
Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal
sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban
atap sampai dengan 10 meter. Sedangkan kuda-kuda baja sebagai pendukung
atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap
sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah
raga, bangunan pabrik, dan lain-lain. Kuda-kuda dari beton bertulang dapat
digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter. Pada kuda-
kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur
kuda-kuda pada arah horizontal.
Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan
bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda-kuda satu sama lain akan berbeda,
tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk
yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa
mengalami perubahan.
Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu
diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horizontal
maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja.
Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu
luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu
berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin,
air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).

Persyaratan bahan :
 Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak
retak, tidak bengkok dan mempunyai derajad kelembaban kurang dari
15% dan memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
 Pekerjaan Konstruksi Atap
 Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh
rangka atap dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-
pecah.
 Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank
 Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.

Ukuran kayu :
 Kaki kuda-kuda - ukuran 8/12 cm
 Pengerat - ukuran 8/12 cm
 Ander - ukuran 8/12 cm
 Skoor - ukuran 8/12 cm
 Nok - ukuran 8/12 cm
 Pengapit - ukuran 2 x 6/12 cm
 Gording - ukuran 8/12 cm
 Konsol - ukuran 8/12 cm
 Usuk - ukuran 5/7 cm
 Reng - ukuran 3/4 cm / 2/3 cm tergantung jenis genteng yang dipakai
 Listplank kayu - ukuran 3/30 cm / 2/20 cm

Pelaksanaan pekerjaan :
 Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga
memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
 Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus waterpass menurut
kemiringan atap, sedangkan reng dipasang setiap jarak sesuai dengan
ukuran genteng.
 Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata
dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya
pen/joint yang berfungsi pengunci.
 Pekerjaan kayu harus rata, melentur, bengkok

Anda mungkin juga menyukai