Anda di halaman 1dari 5

SPESIFIKASI METODE PELAKSANAAN

Kegiatan : Peningkatan Ketersediaan Ikan untuk Konsumsi dan Usaha


Pengolahan dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten/Kota
Pekerjaan : Rehab Unit Pengelolaan Ikan
Lokasi : Kec. Pemayung

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Kontraktor Melakukan Pra Construction Meeting (PCM) bersama – sama dengan
pihak Dinas dan Konsultan Supervisi, dan di ditungankan ke dalam berita acara.
2. Papan Nama Pekerjaan
a. Penyedia barang/jasa. wajib membuat papan nama pekerjaan sesuai ketentuan
yang berlaku dengan persetujuan pengguna barang/jasa.
b. Papan nama dipasang pada tempat yang jelas dan mudah dibaca.

3. Listrik dan Air Kerja


Penyediaan listrik dan air kerja untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi
tanggungjawab penyedia barang/jasa.

4. Alat-alat kerja/alat-alat bantu


Penyedia barang/jasa harus menyediakan alat-alat kerja sendiri untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan, misalnya vibrator dan alat-alat lainnya yang dinyatakan perlu
oleh pengguna barang/jasa.

5. Sistem Manajemen Keselamatan Lalu Lintas


Penydia barang/jasa diwajibkan mengatur lalu lintas guna terlancarnya kegiatan
pelaksanaan pekerjaan dan menghindari terjadinya hal yang tidak diingkan.

6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Penyedia barang/jasa diwajibkan menyedlakan kotak P3K termasuk isinya menurut
persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang pada tempat yang
strategis dan mudah dicari.
7. Photo pekerjaan 3 phase
Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa dengan
menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk

tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yaitu tahap Awal, tahap


Progres dan tahap akhir.

PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Pihak Penyedia harus mengajukan atau berkordinasi terhadap pihak supervise
mengenai proses atau volume dari galian yang akan dilaksanakan.
b. Proses pekerjaan galian dilakukan menggunakan peralatan manual seperti cangkul,
dan angkong.
2. Urugan tanah
a. Pekerjaan urugan dilakukan berdasarkan kebutuhan volume di lapangan.
b. Proses pekerjaan dilakukan menggunakan manual, menggunakan peralatan tukang.

PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga. kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar- gambar
konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan
syarat-syarat pelaksanaannya.

2. Persyaratan Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan bata. yang
diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis bahan yang
akan dipergunakan harus. mendapat persetujuan tertulis dan pengguna barang/jasa atau
Pengawas terlebih dahulu. Acuan yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis
meranti atau setara (kelas II).

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, Pihak Kontraktor harus memberikan gambar dan
perhitungan acuan serta sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui oleh
pengguna barang/jasa atau pengawas. Pada dasarnya tiap-tiap bagian bekisting, harus
mendapat persetujuan tertulis dari pengguna barang/jasa atau pengawas, sebelum
bekisting dibuat pada bagian itu.
b. Bekisting yang digunakan harus besih dari material/kotoran.
c. Ukuran bahan yang digunakan berdasarkan spesifikasi bahan yang sudah ditetapkan
dan dapat dilihat berdasarkan gambar kerja.
d. Bekisting yang digunkana tidak boleh lengkuk, guna menghindari agar ukuran cor
yang sudah ditetapkan dapat sesuai dengan pelaksanaan dilapangan.
e. Pemasangan bekisting harus dipasang sesuai dengan standart dan ukuran
berdasarkan gambar kerja.

4. Pembongkaran

a. Cetakan-cetakan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu


umur beton 21 hari
b. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan terlebihdahulu
secara tertulis untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa atau pengawas.
c. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos
/ tidak sempurna.
d. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-matenial lain disekitamya, dan
pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan kerusakkan, akibat benturan pada saat pemindahan.
e. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi
tersebut, maka penyedia barang/jasa harus segera memberitahukan kepada
pengguna barang~asa atau pengawas, untuk meminta persetujuan tertulls
mengenai cara perbaikan pengisian atau. pembongkaranya.

f. Penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang


keropos tanpa persetujuan tertulis pengguna barang/jasa atau pengawas. Semua
resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan,
pembongkaran atau pengisian atau penutupan bagian tersebut, menjadi
tanggungJawab penyedia barang/jasa.
g. Seluruh bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus di bersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh pengguna
barang/jasa atau pengawas sehinga tidak mengganggu lahan kerja.
PEKERJAAN COR BETON

1. Pekerjaan beton.
a. Mutu beton yang digunakan yaitu K-175 untuk yang tercapai pada umur beton 28
hari.

b. Cor beton menggunakan Site - Mix.


c. Sebelum pekerjaan cor beton dimulai harus diajukan terlebih dahulu terhadap
pengawas, dan melihat kesiapan dari pekerjaan sebelumya.
d. Pihak Kontraktor harus terlebih dahulu menyiapkan DMF beton berdasarkan
material yang akan digunakan nantinya, DMF ini merupakan acuan adukan
dalam proses pekerjaan cor nantinya.
e. Wajib dilakukan pengujian Slump Test pada saat pelaksanaan pekerjaan
dilakukan, dan pengujian slump harus dilakukan secara bertahap.
f. Ukuran Slump Test harus ± 10 cm.
g. Kontraktor harus membuat benda uji pada saat pelaksanaan pekerjaan
pengecoran nantinya , guna kepentingan pengujian.
h. Cara penghamparan beton dilakukan secara terus menerus dan di ratakan
menggunakan alat manual.
PEKERJAAN PEMBESIAN
a. Pihak Kontraktor harus berkordinasi terhadap pihak pengawas mengenai
pembesian yang akan digunakan,
b. Pihak Kontraktor harus menyediakan area perakitan besi guna menghindari proses
perakitan dapat berjalan dengan baik.
c. Besi harus dirakit terlebih dahulu terhadap pihak pengawas guna menghindar
ketidak sesuaian ukuran berdasarkan spesfikasi.
d. Besi tidak boleh karatan dan ukuran harus sesuai spesifikasi.
e. Pada bagian sambungan harus terikat dengan kuat.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
a. Pihak Kontraktor harus melakukan kordinasi terhadap pengawas mengenai
pekerjaan atap yang akan dilaksanakan.
b. Bahan atau Material yang digunakan harus berdasarkan Spesifikasi bahan yang
digunakan.
c. Pihak Kontraktor harus sangat memperhatikan terhadap pekerja yang melakukan
pekerjaan atap, guna menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
d. Pihak Kontraktor harus membuat tangga atau Steleng dari material yang kuat jika
menggunakan kayu, maka kayu yang digunakan harus dalam kondisi masih bagus
sehingga tidak terjadi kerusakan nantinya.

PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Dinding
a. Menarik benang terlebih dahulu guna mencajadi acuan pemasangan bata dan
agar bata yang telah di pasangan nantinya tidak miring.
b. Batu bata yang digunakan harus bata yang baik, harus bersih terhadapkotoran
baik itu lumpur atau pasir.
c. Campuran Plaseteran menggunakan Ad. 1PC :4 PP dengan tebal 15 mm.
2. Pekerjaan Keramik Lantai
a. Permukaan Lantai harus dalam kondisi level sesuai ruangan masing – masing,
jika pada ruang kamar mandi level harus dalam kondisi miring kea rah
pembuangan.
b. Bahan yang digunakan harus berdasarkan Spesifikasi.
3. Pekerjaan Kusen
a. Pihak Kontraktor harus kordinasi terhadap pengawas.
b. Kusen yang digunakan harus bersih dari kotoran.
c. Pekerjaan Kusen harus berdasarkan acuan Shop Drawing.

Muara Bulian, 19 Juni 2023


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) DINAS
PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN BATANGHARI

Farizal, SH. MH
NIP. 196910199512 1 001

Anda mungkin juga menyukai